SAFETY STOCK
Ada beberapa faktor yang menyebabkan stock out yakni: forecast tidak akurat, demand yang fluktuasi,
dan lead time yang bervariasi. Saat ini tidak sedikit operation manager yang menetapkan atau
menggunakan safety stock berdasarkan estimasi atau jumlah stock level. Misalnya menetapkan 2 hari
stock atau 20% dari total stock
Safety stock yang ditetapkan bukan untuk menghilangkan stock out, namun ini hanya memayoritaskan
saja. Misalnya bila Anda menetapkan sebuah service level 95% artinya 95% orderan bisa dipenuhi, namun
yang 5% tidak bisa dipenuhi atau stock out. Namun jumlah safety stock akan berbanding lurus dengan
service level, Dengan menggunakan rumus bisa menentukan sebuah safety stock yang sesuai dengan
customer service level. Namun untuk mendapatkan angka dari safety stock, perlu kita lihat data historis
actual demand. Setelah itu data tersebut dicari standar deviasinya, lalu dikalikan dengan safety factor. Ini
untuk mendapatkan safety stock
Rumus dari sebuah safety stock = safety factor x standar deviasi.
Safety stock = Z x V (PC/T) x oD. F 2 wth
dengan:
- Z = safety factor (lihat tabel)
- PC = performance cycle = siklus forecast dan juga siklus order
- oD = standar deviasi dari demand
- T= siklus periode demand
Namun ada cara yang mudah Anda bisa menggunakan sebuah aplikasi excel yang bisa Anda lil
ini.
1
2_Minggu] Actual Pemakaian Formulas Excel
Bo 4900
an 2 4600 MeanDemand 5000 =AVERAGE(B3:812)
5 5100
6 4
EZ,
8
9
5200 Std dev 230.94 =STDEV(B3:812)
5300)
5
6 4800 Service level 90% 5
7 5200
8
3
4800 Sevice factor 1.2816 =NORMSINV(E8)
4300
210 5200 Safety Stock 295.96 =E6"E10
Data tersebut actual pemakaian setiap minggu.
+ Mencari sebuah standar deviasi dengan rumus excel: std deviasi = STDEV (sorot kolom actual
pemakaian) didapatkan 231
+ Lalu tentukan sebuah service levelnya dalam persen, misalnya 90%.
‘+ Service factor dihitung dengan rumus excel : =NORMSINV (sorot kolom service level) mendapatkan
angka 1.28, angka tersebut bisa didapatkan di dalam tabel service level.
* untuk itu service level dari 90% dibutuhkan safety stocknya sebesar = (service factor x std dev). yaitu
sebesar 296 (pembuatanya), yang dengan rata-rata demand sebesar 5000.+ kamu perlu meneob:
a untuk berbagai service level, yang akan diperoleh nil: ck yang
ae yang peroleh nilai safety stock yang
maka kasus yang diatas jika di periode forecast sama dengan periode demand,
+ jika foreca:
ast dari tiap 4 minggu dan sedangkan demand tiap minggu, maka rumusnya harus diubah
menjadi V(4/1) x safety stock. nah, untuk kasus yang diatas menjadi V4 x 296 = 592.
Cara menentukan sebuah service level
Bedakan sebuah service level untuk masing-masing produk sesuai dengan kriteria, atau kepentingan di
mata customer. Namun bagaimana jika terjadi variasi dalam lead time?
Berikut ini rumusnya :
Safety stock = Z x oLTLT x D rata2
Dimana:
-Z = safety factor (lihat tabel)
-oLTLT = std deviasi lead time
- D rata2 = demand/kebutuhan rata2
Bisa juga ditulis secara lengkap seperti
Safety stock = safety factor x V[(PC/T x oD “2 ) + ( oLTLT x D rata? )*2]
Untuk bagian kiri adalah safety stock karena variasi demand, lalu untuk sebelah kanannya safety stock
karena variasi lead time.
Misalnya
Ada sebuah gudang distribusi memasok plastic roll untuk digunakan sebagai packing daging, di sebuah
industri makanan. Kebutuhannya rata2 perminggu sebanyak 50 roll, std deviasi kebutuhan per minggunya
sebesar 10 roll. Std deviasi lead time 0. proses produksi lead time yang stabil adalah sebesar 7 hari dan
lead time pengiriman dari pabrik ke gudang selama 1 hari, jadi totalnya 8 hari. Deviasi kebutuhannya
dihitung setiap 1 minggu.
Bisa dilakukan dengan sebuah rumus :
Safety stock = Z x ¥ (PC/T) x oD
Jika sebuah service level yang Anda inginkan sebesar 95% dimana management mengharapkan dari 100
kali order yang diterima. Dan hanya _—_diperbolehkan Sx _terjadi_ stock _—_ out,
maka dari itu table service level dapat diperoleh safety factor sebesar 1.65 untuk 95% service level
Kemudian dari data diatas PC = 8 hari yakni 7 hari manufacturing lead time dan 1 hari lead time
pengiriman dari pabrik ke gudang.
‘T= 7 hari jika siklus demand per minggu (7 hari)
Sehingga kalau dimasukkan dalam rumus menjadi:
Safety stock = 1.65 x ¥ (8/7) x 10 roll = 18 roll
maka inilah jumlah dari safety stock yang harus disimpan ke gudang, untuk antisipasi demand yang
deviasinya sebesar 10 roll per minggunya. dengan total lead time 8 hari, Lalu bagaimana jk lead timenya
bervariasi katakanlah 1 hari deviasi lead time (=0.14 minggu).
Masukkan ke rumus:Safety stock
afety factor x V[(PC/T x 6D*2) + (GLTLT x D rata-rata)*2]
= 1.65 x V{(B/7 x 1072 ) + ( 0.14 x 50)°2] = 1.65 x V[114.3 + 49] = 21 roll
Jadi jika lead time ini memiliki deviasi 1 hari (0.14 minggu) maka untuk safety stock akan bertambah
menjadi 21 roll.
Hasil ini menunjukkan bahwa variasi demand merupakan faktor yang dominan dalam menentukan sebuah
safety stock. Pengaruhnya ini, bisa dibilang hampir 10 kali lipat dari variasi yang terjadi di lead time.
Untuk itu cara mengurangi safety stock ini dengan cara
1. Dikurangi deviasi demand (mengurangi variasi)
2. Dengan mempertimbangkan besamnya service level. Jika customer tidak memerlukan service level
yang tinggi, maka turunkan service levelnya.
Jika safety stock sudah ditetapkan, maka harus dimonitor dengan secara teratur bagaimana pemakaian
safety stock tersebut. Apabila yang terpakai hanya setengahnya saja, sebaiknya evaluasi kembali nilai
service levelnya,
Sebuah restoran Pizza membutuhkan salah satu bahan utama yaitu keju. Diperkirakan permintaan keju
adalah 1.600 kg/minggu, biaya pemesanan Rp. 500.000 per satu kali pesan, biaya penyimpanan 25% dari
harga beli dan harga beli Rp. 12.000 /kg. Persediaan pengaman 50 kg dan waktu pengiriman 4 hari. (1 tahun
= 52 minggu// | tahun = 365 hari). Hitunglah berapa total biaya yang dibutuhkan untuk mengadakan
persediaan keju selama 1 tahun ?
Biaya total tahunan = biaya pembelian + biaya variabel
Biaya variabel = biaya pesan +
Bi
ya simpan
pesan = jml memesan * biaya pesan per order
Jm] memesan = jml pesanan setahun ; EOQ
EOQ = ¥ (2 * kebutuhan setahun * biaya pesan) : (biaya simpan/kg/th))
Biaya simpan = rata-rata persediaan * biaya simpan/kg/th * harga/kg
Rata-rata persediaan = EOQ ; 2
diketahui
C (cost) = 12.000
I (inventory carrying charge)= 25%
S (setup) = 500.000
L (lead time) =4
D (annual demand) = 1.600 x 52dbangkah-langkah perhitung
nnya adalah:
1. Hitung EOQ (Q* = kebutuhan minimal)
|. Menghitune BOQ: /#
2 Meng ta pan: BB x5) od
3. Menghitung biaya simpan ;( "22 y 7» Cy 2.(83.200 x 500.000
25% x 12.000
4 Menghing Baya vandal yx 5) +(e 1x €)
83.200.000.000
ee recy ae : oo)
E0Q
hitung biaya total ; (Dx C)+( poy xS)+
tung biaya totals (DC) (gage x5) + (28
= 5.266,24
Biaya Pesan = ju! memesan x bava pesan/order ays Sipan
~ rte perdi x bay sinpunhg x
5 argu
#08. y
FHA Rp, sooo ey
Rp 7.809.374 = A 3.00
=F 7498.60
Biaya Variabel; 5. Biaya Total;
= biaya pesan + biaya simpan ete beara rariabel
= Rp. 998.400.000 ~ Rp. 15.798.734,13
= Rp. 7.899.374,13 + Rp. 7.899.360 om i
= Rp, 1.014, 198.734,13,
= Rp. 15.798.734,13
Jadi, total biaya yang dibutuhkan untuk mengadakan
persediaan selama | tahun adalah Rp. 1.014.198.734,12
Proggunaan per hari
se ae Jumlah Pemesanan dalam satu tahun
Titik pemnesan ulang = jml pesanan setahun : EOQ
= Waki pengiriman + safety stock = (1.600 * 52) / 5.26.24
= har x 228) +50
Bol? + 50, adi, apabila persedian tingga!. = 83.200 / 5.266,24
= 962 kg $12 ty wala begin peobelen
ssudah harus order ke supplier = 16 kali