Professional Documents
Culture Documents
T 76109
T 76109
Naskah Publikasi
20121050008
ABSTRACT
INTISARI
PENDAHULUAN
prevalensi penyakit gagal ginjal kronik yang cukup tinggi, yaitu mencapai 30,7
juta penduduk1. Data PT Asuransi Kesehatan (ASKES), ada sekitar 14,3 juta
orang penderita gagal ginjal kronik yang saat ini menjalani pengobatan yaitu
dengan prevalensi 433 perjumlah penduduk, Jumlah ini akan meningkat hingga
melebihi 200 juta pada tahun 20252. Penyakit ginjal kronik (PGK) atau chronic
kidney disease (CKD) adalah suatu proses patofisiologis dengan etiologi yang
utama penyakit ginjal kronik adalah penyakit Diabetes Mellitus (DM) dan
hipertensi3,4,5.
keadaan sakit akut dan melakukan terapi dialysis jangka pendek atau pasien
permanen4. Salah satu permasalahan yang paling sering dikeluhkan pada pasien
dapat dilakukan selama 30 sampai 45 menit dan secara umum diberikan sebelum
METODE
Rancangan penelitian menggunakan quasi experimental pre-post test
without control group dengan intervensi latihan fisik selama hemodialisis. Sampel
responden, lembar observasi pelaksanaan latihan fisik dan Piper Fatigue Scale..
Analisis data dilakukan dengan statistik univariat dan bivariat yakni Wilcoxon
HASIL
Tabel 4.1. Distribusi responden berdasarkan usia pasien gagal ginjal kronik yang
8
standar deviasi 12,15. Usia termuda 23 tahun dan usia tertua 75 tahun. Dari hasil
estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini bahwa rata-rata usia
Tabel 4.3. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin, pendidikan dan status
pekerjaan pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di
RSUD Tugurejo Semarang Tahun 2015 (n=30)
Variabel Frekuensi (N) Prosentase (%)
Jenis Kelamin
Laki-laki 16 53,3
Perempuan 14 46,7
Pendidikan
Tidak sekolah 1 3,3
SD 4 13,3
SMP 6 20
SMA 19 63,3
PT 0 0
Status Pekerjaan
Bekerja 8 26,7
Tidak Bekerja 22 73,3
Total 30 100
13,66 bulan. Yang paling sedikit waktu menjalani HD adalah 12 bulan sedangkan
yang paling lama adalah 80 bulan. Dari hasil estimasi interval dapat disimpulkan
bahwa 95% CI diyakini bahwa rata-rata lama HD responden adalah antara 18,93
Tabel. 4.6 Gambaran rata-rata tingkat fatigue sebelum dan setelah diberikan
latihan fisik pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani
hemodialisa di RSUD Tugurejo Semarang tahun 2015 (n=30)
dengan standar deviasi 1,25 dan nilai minimal – maksimal fatigue 3 – 9, dan
diberikan intervensi latihan fisik adalah 3,92 dengan standar deviasi 0,88 dengan
nilai minimal – maksimal fatigue 3 – 5 dan tingkat kepercayaan 95% adalah 3,59
– 4,25
Tabel 4.7. Hasil Analisis tingkat fatigue sebelum dan setelah dilakukan latihan
fisik di RSUD Tugurejo Semarang tahun 2015 (n =30)
10
Hasil uji statistik didapatkan p value 0,000, nilai tersebut lebih kecil dari
PEMBAHASAN
intrahemodialisis
berada pada rentang skore fatigue yang cukup variatif. Terdapat satu
responden dengan skore fatigue 9 hal ini dikarenakan faktor usia (75 tahun).
menjadi fatigue. Kondisi fisik yang menurun pada usia tua mengakibatkan
hanya dipakai untuk tiduran saja. Aktivitas yang dilakukan responden pada
saat proses hemodialisa adalah tidur, makan dan berbicang- bincang dengan
jenuh dengan therapy yang sedang dijalani, hal ini bisa memicu terjadinya
stress pada responden, dari kondisi stress bisa memuculkan terjadinya fatigue.
(dua) tahun. Fatigue mulai dirasakan pasien yang menjalani hemodialisis rata-
inflamasi) yang dimunculkan dari proses penyakit gagal ginjal kronis. Anemia
oleh ginjal dan disimpulkan sebagai perkembangan gagal ginjal. Produksi sel
Selain itu, sel-sel darah merah yang dihasilakan memiliki kehidupan yang
singkat dan rentan karena terdapat racun di dalam darah. Pasien dengan
anemia akan mulai merasakan fatigue jika kadar hemoglobinnya berada pada
10 gram/l10.
terjadinya fatigue. Respon stress masuk ke dalam sistem saraf pusat, lalu
intrahemodialisis
tingkat fatigue 3,92. Nilai rata-rata tingkat fatigue menurun dari sebelum
kali selama 4 minggu. Latihan dilakukan sebanyak dua set, untuk setiap
terutama mulai minggu keempat dan seterusnya. Pada awal latihan, rata-rata
evaluasi 75% pasien mengatakan badannya terasa lebih bugar. Salah satu
lebih bugar, lebih enak. Selain itu terdapat juga responden yang mengatakan
langsung tidur, sehingga malam harinya merasa tidur lebih nyenyak dan
bangun dalam kondisi segar. Motivasi responden untuk mengikuti latihan ini
13
dapat meningkatkan aliran darah pada otot, memperbesar jumlah kapiler serta
kualitas tidur, relaksasi otot, masase dan edukasi13. Latihan fisik juga dapat
kekuatan otot14.
dilakukan intervensi latihan fisik selama 8 kali dengan durasi ± 25 menit nilai
penurunan 1,76.
pasien dalam latihan fisik adalah adanya masukan dari healthcare provider15.
pasien. Dibuthkan adanya informasi tentang latihan fisik sebagai bagian dari
manfaat. Selain itu diperlukan strategi untuk kesuksesan latihan ini yang dapat
serta diperlukan latihan untuk metode pengkaian terhadap latihan fisik serta
layanan konseling.
Latihan fisik secara teratur menjadi salah satu bagian dari program
terapi dan rehabilitasi pada pasien penyakit ginjal tahap akhir 16. Memulai
latihan dengan melaksanakan kolaborasi yang baik antara dokter, perawat dan
pasien akan menghasilkan terapi yang terbaik untuk pasien dan dapat
menghilangkan keluhan yang ada. Latihan fisik yang dilakukan pada saat
(kapiler) dalam otot. Hal ini akan membantu tubuh untuk lebih efisien
SIMPULAN
terhadap responden adalah 5,68 dengan nilai minimun skore fatigue 3 dan nilai
skore fatigue 9. Sedangkan setelah diberikan latihan fisik selama 8 kali dengan
durasi ± 25 menit adalah 3,92 dengan nilai minimum skore fatigue 3 dan nilai
0,000)
DAFTAR PUSTAKA
16
3. Black, J.M., & Hawks, J.H. (2009). Medical Surgical Nursing Clinical
Managemen or Positive Outcome. (8th ed). St. Louis: Elsevier
4. Smeltzer, S.C., & Bare. B.G., (2008). Textbook Of Medical Surgical Nursing.
(1st Ed). Philladelphia : Lipincott
5. Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B., Alwi I., Simadibrata, M., & Setiati, S. (2009).
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. (Edisi V). Jilid II. Pusat Penerbitan Ilmu
Penyakit Dalam FKUI : Jakarta
11. Guyton, A. & Hall, J. (2007). Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta : EGC
17
12. Parsons, T.K., Tosselmire E.D., King-VanVlack C.E. (2006). Exercise training
during hemodialysis improves dyalisis efficacy and physical performance.
Exercise Arch phys med rehabil: 2006; 87:680-7, from
http;//www.interscience.com
13. O’Sullivan, D., & McCarthy, G. (2009). Exploring the symptom of fatigue
inpatients with end stage renal disease. Nephrology Nursing Journal. 37-47
16. Knap B, Ponikvar B.J, Ponikvar R, Bren F.A. (2005). Regular exercise as a
part of treatment for patients with end stage renal disease. Therapeutic
Apheresis and Dialysis; 9 (3):211-213, Diunduh tanggal 29 Juni 2012, dari
http://www.proquest.umi.com