You are on page 1of 6

PENGARUH SENAM KAKI TERHADAP SIRKULASI DARAH KAKI

PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUANG PENYAKIT


DALAM RSU DR. PIRNGADI MEDAN
TAHUN 2011

Karnirius Harefa*, Artika Sari**

ABSTRACT

Leg exercises can help improve blood circulation is impeded and trengthen the small muscles of the foot in diabetic
patiens with neuropathy. Moreover, it can strengthen the calf musclesand thigh muscles, to overcome the limitation
of joint motion and prevent deformity. Limitations of the amount of insulin in people with diabetes resulted in
increased blood sugar levels this causes damage to blood vessels, nerves and other internal structures so that the
bloodsupply to the foot increasingly hampered, resulting in diabetic patients will experience a disruption of blood
circulation in this legs. This study aims to determine the influence of Gymnastics Against Blood Circulation foot in
diabetic mellitus Patients before and after exercises foot treatment is given. This type of study is Quasi
experimentation. The population in this study as many as 347 people per year, sampling techniques in the study was
purposive sampling to obtain 29 people. Data were analyzed with paired t-test trials. Based on the results of data
analysis known that there are differences in blood circulation before and after exercises foot with a p-value =
0,000with and average peningkaran -0,260 blood circulation. The conclusion of this study was there the influence of
leg exercises on leg blood circulation in patients with diabetes mellitus in RSU Dr. Pirngadi Medan. Suggestion for
nursing practice are expected to nurses working in the room should be made SOPs leg exercises to patients with
diabetes mellitus and for further research should use a more accurate tool to measure leg blood circulation as
Dopller HI-doop.

Key words : Gymnastics Foot, Leg Blood Circulation, Diabetes Mellitus Patients

Latar Belakang didiagnosa menderita Diabetes Melitus sebagai


Diabetes Melitus merupakan tindakan pencegahan dini.
sekelompok kelainan heterogen yang ditandai Menurut (Wibisono, 2009) yang menjadi
oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau Ketua Persatuan Diabetes Indonesia, senam kaki
hiperglikemia. Glukosa secara normal ini berpengaruh untuk memperbaiki sirkulasi
bersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam darah. darah. Dari pengamatan (Dian, 2008) di Rumah
Glukosa dibentuk di hati dari makanan yang Sakit. Dr. Oen Solo Baru pada tanggal 7 Mei
dikonsumsi. Insulin yaitu suatu hormon yang 2007 banyak penderita Diabetes Melitus yang
diproduksi oleh pankreas, mengendalikan kadar mengikuti senam kaki, karena disamping
glukosa dalam darah dengan mengatur produksi menyehatkan tubuh juga sangat memungkinkan
dan penyimpanannya (Brunner & Sudarth, untuk dapat mengikutinya. Dian juga pernah
2001). melakukan penelitian tentang senam ini pada
Pada diabetes, kemampuan tubuh untuk tahun 2009. Tetapi pada penelitian tersebut
bereaksi terhadap insulin dapat menurun, atau memfokuskan pada lansia saja. Pada tahun yang
pankreas dapat menghentikan produksi insulin. sama (Cinta, 2009) juga melakukan penelitian
Keadaan ini dapat menimbulkan hiperglikemia tentang pengaruh senam kaki dalam mencegah
yang dapat mengakibatkan komplikasi kaki diabetik, kemudian (Julian, 2010)
metabolik akut seperti diabetes ketoasidosis dan melakukan penelitian tentang pengaruh senam
sindrom hiperglikemik hiperosmoler nonketotik kaki terhadap peningkatan sirkulasi darah kaki
(HHNK). Hiperglikemia jangka panjang dapat pada pasien DM di RSUP Haji Adam Malik
ikut menyebabkan komplikasi mikrovaskuler Medan yaitu rata-rata sirkulasi darah kaki
yang kronis (penyakit ginjal dan mata) dan sebelum dilakukan senam kaki 0,94 mmHg dan
komplikasi pada neuropati (penyakit pada saraf). sesudah dilakukan senam kaki terjadi
Diabetes juga disertai dengan peningkatan peningkatan sirkulasi darah kaki menjadi 1,90
insidens penyakit makrovaskuler yang mmHg.
mencakup infark miokard, stroke dan penyakit Neuropati perifer atau kerusakan saraf
vaskuler perifer (Brunner & Sudarth, 2001). merupakan komplikasi serius dari diabetes. Data
Senam kaki adalah kegiatan atau latihan terbaru menunjukkan bahwa satu dari lima orang
yang dilakukan oleh pasien diabetes melitus dengan diabetes (20%) memiliki neuropati
untuk mencegah terjadinya luka dan membantu perifer. Resiko neuropati perifer adalah sekitar 2
melancarkan peredaran darah bagian kaki. kali lipat lebih tinggi dibandingkan orang tanpa
Senam kaki ini bertujuan untuk memperbaiki diabetes. Kombinasi neuropati perifer dengan
sirkulasi darah sehingga nutrisi ke jaringan lebih masalah yang terkait dengan suplai darah ke
lancar, memperkuat otot-otot kecil, otot betis, kaki dapat menyebabkan ulkus kaki dan
dan otot paha, serta mengatasi keterbatasan penyembuhan luka lambat. Infeksi ini dapat
gerak sendi yang sering dialami oleh penderita mengakibatkan luka amputasi, 40-70% dari
Diabetes Melitus (Wibisono, 2009). Senam kaki seluruh amputasi ekstremitas bawah disebabkan
ini dapat diberikan kepada seluruh penderita oleh Diabetes Melitus.
Diabetes Melitus dengan tipe 1 maupun 2. Keadaan kaki diabetik lanjut yang tidak
Namun sebaiknya diberikan sejak pasien ditangani secara tepat dapat berkembang
menjadi suatu tindakan pemotongan amputasi I1, I2, I3, I4, I5 : Melakukan senam kaki
kaki. Adanya luka dan masalah lain pada kaki dengan frekuensi 5 kali
merupakan penyebab utama, morbiditas, seminggu.
disabilitas, dan mortalitas pada seseorang yang 02 : Pengukuran Sirkulasi Darah
menderita diabetes melitus (Prabowo, 2007). yang dilakukan setelah
Komplikasi yang paling sering dialami pengidap melakukan senam kaki
diabetes adalah komplikasi pada kaki (15
persen) yang kini disebut kaki diabetes.
(Akhtyo, 2009). Tempat dan Waktu Penelitian
Dari sudut ilmu kesehatan, tidak
diragukan lagi bahwa olah raga apabila Tempat Penelitian
dilakukan sebagaimana mestinya Penelitian ini dilakukan di Ruang
menguntungkan bagi kesehatan dan kekuatan Penyakit Dalam RSU Dr. Pirngadi Medan tahun
pada umumnya. Selain itu telah lama pula olah 2011.Penelitian ini dilakukan pada Januari - Juni
raga, digunakan sebagai bagian pengobatan 2011.
diabetes melitus namun tidak semua olah raga
dianjurkan bagi pengidap diabetes melitus (bagi Populasi dan Sampel
orang normal juga demikian) karena dapat
menimbulkan hal-hal yang tidak diharapkan. Populasi dalam penelitian ini adalah
Olahraga, yang dilakukan adalah olahraga yang pasien diabetes melitus yang di rawat di RSU
terukur, teratur, terkendali dan Dr. Pirngadi Medan tahun 2010 sebanyak 347
berkesinambungan. Frekuensi yang dianjurkan orang.
adalah 3-5 kali perminggu. Intensitas yang Teknik pengambilan sampel pada
dianjurkan sebesar 40-70% (ringan sampai penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu
sedang). Salah satu jenis olah raga, yang pemilihan sampel sesuai dengan tujuan peneliti
dianjurkan terutama, pada penderita, usia, lanjut dari populasi yang memenuhi kriteria, penelitian
adalah senam kaki (Akhtyo, 2009). (Nursalam, 2003).
Rencana penelitian akan di laksanakan Adapun kriteria, Sampel yang
di RSU Dr. Pirngadi Medan. Peneliti memilih ditentukan dalam penelitian ini adalah (1) pasien
RSU Dr Pirngadi Medan karena di RSU Dr. diabetes melitus tipe 1 dan tipe 2, (2) pasien
Pirngadi Medan tidak ada dilakukan senam kaki diabetes melitus yang tidak mengalami
pada pasien DM. Dari hasil rekam medik di gangguan pembuluh darah, (3) pasien diabetes
RSU Dr. Pirngadi Medan bahwa jumlah melitus yang mengalami mati rasa dan
penderita Diabetes Melitus tipe 1 dan tipe 2 pada kesemutan di kaki atau jari kaki, (4) pasien
tahun 2010 adalah sebanyak 347 penderita dengan kesadaran penuh. Besarnya Sampel
dalam penelitian ini adalah 29 orang.
METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian Metode Pengumpulan Data


Desain penelitian yang digunakan pada Prosedur pengumpulan data penelitian
penelitian ini adalah : Quasi eksperimen. dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
Penelitian Quasi eksperimental adalah kegiatan berikut:
percobaan yang bertujuan untuk mengetahui
suatu gejala atau pengaruh yang timbul sebagai 1. Senam Kaki adalah kegiatan atau latihan
akibat dari perlakuan tertentu, dengan yang dilakukan oleh pasien diabetes melitus
menggunakan rancangan One Group Pretest untuk mencegah terjadinya luka dan
Postest yaitu rancangan penelitian yang melihat membantu melancarkan peredaran darah
pengaruh perlakuan yang diberikan kepada satu bagian kaki yang memiliki tujuan
kelompok subjek, kelompok subjek tersebut memperbaiki sirkulasi darah, memperkuat
diobservasi sebelum diberikan perlakuan, otot-otot kecil, mencegah terjadinya kelainan
kemudian diobservasi lagi setelah diberikan bentuk kaki, meningkatkan kekuatan otot
perlakuan. Penelitian ini ingin mengetahui betis dan paha, mengatasi keterbatasan gerak
sirkulasi darah kaki setelah dilakukan perlakuan sendi.
yaitu : senam kaki sebanyak 5 kali seminggu. 2. Sirkulasi darah adalah aliran darah yang
Pengambilan data akan dilakukan sebelum dipompakan jantung ke pembuluh darah
perlakuan senam kaki dan setelah perlakuan dan di alirkan oleh arteri ke seluruh organ-
senam kaki. organ tubuh salah satunya pada organ kaki
(Hayens, 2003) Sirkulasi darah diukur
Prete Perlakua Postest dengan menggunakan Sphygmomanometer
st n dan stetoscope dengan satuan mmHg.
Responden 01 I1I2I3I4I5 02
- Pertama sekali mengukur tekanan darah
ditangan responder, lalu mengukur
KETERANGAN: takanan darah di kaki. Hasil dari kedua
01 : Pengukuran Sirkulasi Darah pengukuran ini dibandingkan dengan
sebelum melakukan senam rumus ABPI, hasil dari ABPI inilah
kaki. sirkulasi darah pre –test.
- Kemudian melakukan senam kaki
selama 10 menit, dengan frekuensi 5 kali Analisa ini digunakan untuk mengetahui
dalam 1 minggu. senam kaki dan sirkulasi darah kaki.
- Setelah senam kaki dilakukan selama 1 2. Uji Bivariat
minggu, peneliti kemudian melakukan Untuk menganalisis pengaruh senam
pengukuran kembali (post-test) untuk kaki (variabel bebas) terhadap sirkulasi darah
memperoleh data tentang sirkulasi kaki (variabel terikat) akan dilakukan dengan
darah. uji t-dependent adalah kelompok/sampel yang
respondennya sama dan di ukur dua kali pre
Aspek pengukuran dan post dengan tingkat kepercayaan 95%.
Selanjutnya akan disajikan dalam bentuk tabel
Hasil ukur ABPI senam kaki : frekuensi dan dalam bentuk laporan.
1. ABPI ≥1,0 normal
2. ABPI 0,5 - 0,9 resiko tinggi luka dan perlu HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
perawatan tindak lanjut.
Hasil Penelitian
3. ABPI < 0,5 kaki sudah mengalami nekrotik, 1. Gambaran Umum RSU Dr.Pirngadi Medan
gangren, ulkus, borok yang perlu Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi terletak di
penanganan dokter ahli bedah vaskular. jalan Prof H.M. Yamin, SH No. 47 didirikan oleh
Pengolahan Data dan Analisa Data pemerintahan kolonial Belanda dengan nama
GEMENTE ZIEKEN HIUS. Peletakan batu
Data-data penelitian yang terkumpul pertamanya dilakukan oleh Maria Constantin Macky
pada tanggal 11 Agustus 1928 dan diresmikan pada
akan dilakukan pengecekan terkait dengan
tahun 1930.
kelengkapan data tersebut, selanjutnya dilakukan Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
: Coding yaitu kegiatan mengklasifikasikan data Medan, sebagai salah satu sarana pelayanan
dan memberi skor untuk masing-masing kesehatan mempunyai tugas melaksanakan pelayanan
jawaban, selanjutnya kegiatan Editing yaitu kesehatan, melalui upaya penyembuhan, pemulihan
proses memeriksakan data yang telah terhadap orang sakit serta menyelenggarakan
dikumpulkan misalnya menggugurkan kuesioner pendidikan dan penelitian serta pengembangan
yang tidak lengkap, kegiatan yang terakhir IPTEK, harus dilaksanakan secara serasi dan terpadu.
adalah Entri yaitu proses penyusun data atau Dilengkapi dengan para dokter spesialis
pengorganisasian data agar dengan mudah dapat yang telah dikenal dimasyarakat luas, peralatan
modern dan canggih, sistem komputer yang
dijumlahkan atau ditata, untuk dapat disajikan
terintegrasi, dan konsep pelayanan yang berbeda
dan dianalisis. dengan harga kompetitif untuk rumah sakit
Selanjutnya akan dilakukan entri data ke sekelasnya Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi pada
dalam program komputer untuk dilakukan gilirannya diharapkan dapat menjadi rumah sakit
analisa uji statistik univariat dan bivariat. pilihan masyarakat.
2 . Karakteristik Responden
Analisa Data
Tabel 4.1
Setelah dilakukan pengumpulan data Distribusi Karakteristik Responden Di Ruang Penyakit Dalam RSU
Dr.PirngadiMedan tahun 2011(n=29)
maka, dilakukan analisa, data. Data yang di
No Karakteristik Responden Frekuensi (f) Persentase (%)
peroleh dari setiap responder merupakan hasil
1 Umur <45 5 17,2
pengukuran sirkulasi darah sebelum san sesudah
dilakukan senam kaki selama sate minggu. 45-60 17 58,6
Sebelumnya peneliti harus tahu berapa >60 7 24,1
nilai sirkulasi darah normal pada pasien tersebut
29 100,0
dengan menggunakan rumus : Total
2 Jenis Kelamin Laki-laki 15 51,7
P1
ABPI 1  Perempuan 14 48,3
P
29 100,0
Keterangan: Total

ABPIi I = Index tekanan brachial pada, 3 Pendidikan SD 8 27,6

pergelangan kaki, normalnya 1,0 SLTP 12 41,4


Pi = Tekanan tertinggi yang diperoleh
SMU 8 27,6
dari pembuluh darah pergelangan
kaki D-3 1 3,4

Pa = Tekanan tertinggi dari kedua Total 29 100,0


tangan. 4 Pekerjaan IRT 14 48,3
Hasil penelitian tersebut di bandingkan
Petani 5 17,2
untuk menguji hipotesa, penelitian sehingga, di
ketahui pengaruh senam kaki terhadap sirkulasi Pensiun 2 6,9
darah kaki pada pasien diabetes melitus. Wiraswasta 8 27,6
Data yang dikumpul akan di analisa Total 29 100,0
dengan uji univariat dan bivariat:
1. Uji Univariat
Dilakukan dengan membuat tabel dan Berdasarkan tabel 1.1 diatas didapadm
distribusi frekuensi masing-masing variabel bahwa dari 29 responden dalam penelitian ini
yaitu variabel bebas dan variabel terikat. terdapat 5 orang pasien berusia < 45 tahun, 17
orang responden berusia 45-60 tahun dan 7
orang berusia > 60 tahun keatas (dewasa lanjut). Penyakit Dalam RSU Dr. Pirngadi Medan
Jenis kelamin yang mayoritas adalah laki-laki Tahun 2011 dengan (p=0,000) dan Standart
sebanyak 15 orang (51,7%). Responden Deviasi -0,126. Dimana rata-rata peningkatan
mayoritas berpendidikan SLTP 12 orang sirkulasi darah setelah dilakukan latihan senam
(41,4%), dan dilihat dari pekerjaan responden, kaki mengalami peningkatan sebesar -0,240.
pekerjaan mayoritas responden adalah ibu rumah
tangga 14 orang (48,3%).
Pembahasan
Tabel 1.2
Distribusi Frekuensi Rata-Rata Sirkulasi Darah Kaki Rata-rata Sirkulasi Darah Kaki Sebelum dan
Sebelum dan SesudahSenam Kaki Di Ruang Penyakit
Sesudah dilakukan Senam Kaki.
Dalam RSU Dr.Pirngadi Medantahun 2011 (n=29)
Berdasarkan hasil penelitian di Ruang
No Variabel Senam Rata-rata
Penyakit Dalam RSU Dr. Pirngadi yang mulai
1 Sebelum 0,905 dilakukan pada Mei 2011, dimana telah
2 Kaki
Sesudah Sirkulasi
1,165Darah dilakukan pengukuran sirkulasi darah sebelum
Dari hasil pemeriksaan sirkulasi darah senam kaki rata-rata 0,90 yang berarti bahwa
terdapat bahwa rata-rata sirkulasi darah Sebelum resiko tinggi luka dan perlu perawatan tindak
dilakukan senam kaki adalah 0,90, dan setelah lanjut, peningkatan kadar gula, darah bisa
dilakukan senam kaki rata-rata sirkulasi darah merusak pembuluh darah, saraf dan struktur
kaki responder adalah 1,16. internal lainnya. Terbentuk zat kompleks yang
terdiri dan gula, di dalam dinding pembuluh
Tabel 1.3
darah, sehingga pembuluh darah menebal dan
Distribusi Frekuensi Peningkatan Sirkulasi Darah Kaki
mengalami kebocoran, akibat penebalan mi
Sebelum dan SesudahSenam Kaki Di Ruang Penyakit Dalam maka aliran darah akan berkurang, terutama
RSU Dr.Pirngadi Medan yang menuju ke kulit dan saraf.
Tahun 2011 (n=29) Kadar gala darah yang tidak terkontrol
No Senam Kaki Sebanyak Freku Persentase (%) juga cenderung menyebabkan kadar zat
1 Meningkat 27 80 %
berlemak dalam darah meningkat, sehingga
5 kali ensi mempercepat terjadinya aterosklerosis
2 Tidak Meningkat 2 20 %
(penimbunan plak di dalam pembuluh darah).
Total (f)
29 100 % Hal ini dipengaruhi oleh faktor usia responden
Berdasarkan tabel 1.3 dapat dilihat bahwa yang lebih banyak berusia 45-60 tahun. Semakin
setelah dilakukan senam kaki sebanyak 5 kali bertambahnya usia seseorang maka sirkulasi
dalam 1 minggu terjadi peningkatan sirkulasi darahpun akan menurun, sesuai dengan pendapat
darah kaki sebanyak 27 orang (80%) dan 2 Tandra (2008). KGD juga mempengaruhi
orang (20%) tidak mengalami peningkatan sirkulasi darah responden, semakin tinggi KGD
sirkulasi darah (tidak meningkat). responden maka hal ini akan mempengaruhi
sirkulasi darah kaki.
Hasil Uji Statistik Dengan Uji Paired T Test Setelah dilakukan senam kaki
didapatkan rata-rata sirkulasi darah kaki
Dalam menganalisa data secara bivariat, responden 1,16 yang berarti bahwa sirkulasi
pengujian data dilakukan dengan menggunakan darah responden normal. Hal ini dapat terjadi
uji t dependent yaitu membandingkan data pada karena senam kaki dapat memperbaiki peredaran
pre test dan post test untuk memperoleh darah yang terganggu dan memperkuat otot-otot
perbedaan sirkulasi darah kaki Sebelum senam kecil kaki pada pasien diabetes melitus. Senam
kaki (Pre Test) dan setelah senam kaki (post kaki yang dilakukan peneliti di RSU Dr.
test) sebanyak 5 kali dalam 1 minggu. Nilai Pirngadi Medan tahun 2011 sebanyak 29
signifikan 95% (Q=0,05). responden, didapatkan 27 responden (80%) yang
mengalami peningkatan sirkulasi darah dengan
Tabel 1.4 mean Pre Test dan Post Test adalah -0,240.
Basil Uji t dependent Berdasarkan Hasil Pengukuran Berdasarkan analisa data secara bivariat
Sirkulasi Darah KakiSebelum dan Sesudah Senam dengan menggunakan uji t dependent sebelum
Kaki Di Ruang Penyakit Dalam RSUDr.Pirngadi dilakukan senam kaki (Pre Test) dan sesudah
Medan Tahun 2011 (n=29)
N Sena Mean SD Stand CI P
senam kaki (Post Test) didapatkan nilai p= 0,000
Perbedaan
o m art 95% (p < 0,05) yang mempunyai makna bahwa ada
Mea Stand
Kaki Eror
n ar
pengaruh senam kaki secara signifikan terhadap
Devia sirkulasi darah kaki pada pasien diabetes
1
Pre
0,905 0,079 0,014 -0,308- si
- -0,126 0,000 melitus.
(-0,211) 0,260
Test Dengan demikian Hipotesa, yang
2 1,165 0,131 0,024 diperoleh pada penelitian ini adalah ada
Post pengaruh senam kaki terhadap sirkulasi darah
Test kaki. Hal ini dapat terjadi karena 27 responden
sangat berpartisipasi dalam melakukan senam
Berdasarkan tabel 1.4 terlihat bahwa statistik
kaki sesuai dengan metode, yang telah diberikan
dengan menggunakan t dependent ada
oleh peneliti, selain itu responden juga
perbedaan rata-rata sirkulasi darah sebelum dan
mengkonsumsi obatobatan yang diresepkan oleh
setelah dilakukan senam kaki pada pasien
dokter secara teratur. Hal ini sesuai dengan
Diabetes Melitus yang dirawat di Ruang
pendapat Tara (2003) yang menyebudm bahwa Setelah melakukan penelitian ini,
senam kaki dapat mencegah kaki diabetic yaitu peneliti menemukan beberapa kelemahan pada
memperlancar peredaran darah ke perifer, penelitian ini yaitu sebagai berikut : Penelitian
menguatkan otot kaki, mencegah kekakuan, ini dilaksanakan di RSU Dr. Pirngadi Medan
mencegah kebas-kebas dan Menghangatkan dengan jumlah sampel penelitian 29 responden,
kaki. Dari 29 responden terdapat 2 responden dan diantaranya ada yang tidak kooperatif atau
yang tidak memngkat sirkulasi darahnya, hal ini menolak untuk dilakukan senam kaki, maka dari
terlihat dan ketidakseriusan responden untuk itu peneliti harus berkolaborasi dengan tim
melakukan senam kaki. kesehatan lain. Dalam melakukan penelitian
Hasil penelitian ini juga di dukung oleh seharusnya peneliti menggunakan alat ukur
pendapat Soegondo (2007) dimana pada saat sirkulasi darah Dopller dengan merk HIdoop
berolahraga glukosa, dan lemak merupakan karena alat tersebut lebih simpel dan lebih akurat
sumber energi utama. Setelah berolahraga 10 untuk mengukur sirkulasi darah, tetapi karena
menit glukosa akan meningkat 15 kali dari harganya mahal dan tidak terjangkau oleh
jumlah kebutuhan biasa, setelah berolahraga 60 peneliti maka, peneliti menggunakan
menit glukosa meningkat sampai 35 kali dari sphygmomanometer GEA, stetoscope GEA dan
jumlah kebutuhan biasa. leaflet tentang senam kaki.
Setelah 60 menit kadar glukosa dalam
darah akan menurun karena penurunan KESIMPULAN DAN SARAN
metabolisme sehingga terjadi penurunan
glikogen yang secara langsung akan Kesimpulan
memngaruhi penurunan kadar glukosa dalam Berdasarkan analisis statistik yang telah
darah. Penurunan glukosa dalam darah dapat dilakukan dan pembahasan yang telah
mengakibatkan pewngkatan sirkulasi darah dikemukakan, maka dapat diambil kesimpulan
didalam tubuh. Menurut Handriksen (2002) sebagai berikut:
menyatakan bahwa, latihan aerobik dengan 1. Sirkulasi darah kaki pada pasien diabetes
durasi 30-60 merit juga, secara signifikan melitus, sebelum dilakukan senam kaki
menurunkan glukosa darah dan mempengaruhi adalah 0,90.
sirkulasi darah. 2. Sirkulasi darah kaki pada pasien diabetes
Hasil penelitian Juliana (2009) melitus sesudah dilakukan senam kaki
menyebutkan bahwa senam kaki dapat meningkat menjadi 1,19.
meningkatkan sirkulasi darah kaki dan dari hasil 3. Ada pengaruh senam kaki terhadap sirkulasi
penelitian ini didapatkan nilai (p= 0,000) darah kaki di ruang penyakit dalam RSU Dr.
yang berarti adanya, perubahan yang signifikan. Pirngadi (p value=0,000).
Menurut Krucoff (2004) mengatakan latihan
fisik mempunyai efek pada metabolisme tubuh Saran
yaitu meningkatkan kualitas insulin, 1. Bagi Perawat RSU Dr.Pirngadi Medan
meningkatkan pemakaian glukosa darah Bagi Perawat RSU Dr. Pirngadi Medan,
sehingga tidak menumpuk meningkatkan hendaknya dapat membuat prosedur tetap
transport glukosa ke sel-sel. senam kaki kepada pasien diabetes melitus
Hasil penelitian-penelitian terkait diatas secara teratur 3-5 kali seminggu sesuai
didukung oleh pendapat Afriwardi (2011) dengan status kesegaran jasmani pasien
dimana pada otot yang berkontraksi saat latihan karena dapat meningkatkan sirkulasi darah
fisik, aliran darah ke otot akan meningkat guna kaki dan dapat mencegah kaki diabetic.
menyediakan makanan dan oksigen sebagai
2. Bagi penderita Diabetes Melitus
sumber energi. Peningkatan aliran darah
Bagi penderita diabetes melitus agar
sebanding dengan jumlah serabut otot yang
melakukan pola hidup yang sehat, yaitu
terjadi selama latihan. Pada latihan fisik dengan
melakukan latihan fisik seperti berjalan,
intensitas teratur dan melibatkan banyak serabut
bersepeda santai, joging, senam, berenang
otot, aliran darah ke otot dapat meningkat lebih
dan senam kaki.
dari tiga kali lipat.
Senam kaki merupakan pilihan yang
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya
tepat untuk pasien diabetes melitus karena dapat
menggunakan alat yang lebih akurat untuk
memperbaiki sirkulasi darah, memperbaiki
mengukur sirkulasi darah responden seperti
kesehatan secara umum pada pasien diabetes.
Dopller dengan merk HI-doop.
Senam kaki merupakan salah satu tempi yang di
berikan untuk melancarkan sirkulasi darah yang
terganggu. Penelitian lain yang sudah pernah DAFTAR PUSTAKA
dilakukan adalah pengaruh senam kaki terhadap
pencegahan kaki diabetic (Cinta, 2009). Hasil Brunner & Suddart. (2001). Keperawatan
penelitian tersebut menunjukkan bahwa ada Medikal Bedah Brunner & Sudarth. Vol
perbedaan keadaan kaki pada saat sebelum 2. EGC : Jakarta.
senam kaki dan setelah senam kaki. Oleh karena Hidayat, Aziz Alimul. (2007). Riset
itu, senam kaki sangat bagus dilakukan pada Keperawatan dan Teknik Penulisan
pasien Diabetes Melitus baik untuk pencegahan Ilmiah. Salemba, Medika : Jakarta.
maupun untuk mengurangi terjadinya Kariadi. (2009). Panduan Lengkap untuk
komplikasi pada tungkai bawah, dengan senam Diabetisi, Keluarganya, dan Profesional
kaki maka sirkulasi darah ke perifer lebih lancar. Medis. Qanita PT Mizan Pustaka,
Anggota IKAPI. Bandung. Penatalaksanaan Diabetes Melitus
Notoadmodjo. (2010). Metodologi Penelitian Terpadu. Edisi 2. Cetakan 7. Balai
Kesehatan. PT. RINEKA CIPTA. Penerbit FKUI : Jakarta.
Jakarta. Tandra, Hans. (2008). Segala Sesuatu yang
Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Harus Anda Ketahui tentang Diabetes.
Metodologi Penelitian Ilmu Jakarta : PT Gramedia Pustaka Umum
Keperawatan. Edisi 2. Salemba. Medika Widianti Tri Anggriyana. (2010). Senam
: Jakarta. Kesehatan. Cetakan I. Nuha Medika:
PERKENI (Perkumpulan Endokrinologi Yogyakarta.
Indonesia). (2002). Pengelolaan
Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia.
CV. Aksara Buana, Jakarta.
Re Nabyl. (2009). Cara Mencegah dan
Mengobati Diabetes Mellitus. Cetakan I.
Aulia, Publising : Yogyakarta.
Soegondo Sidartawan ddk. (2009).

You might also like