You are on page 1of 12
8602711066304 " BUKUPROSIDING S|) SS 5 the Third National Scientific Seminar in MM eriodontics 6 6 Enhancing Professionalism in Dental Treatment Based on Periodontal Consideration in Dentistry 6 6 ee 5-7 September 2014] fea the saloon \" naSip; ;,. Third National Scientific Seminar in Periodontics - IPER! BUKUPROSIDING SY 3 the Third National Scientific Seminar in fl eriodontics 6 6 Enhancing Professionalism in Dental Treatment Based on Periodontal. Consideration in Dentistry bb 6-7 September 2014|Mezaine Baligon @ IPERI Jakarta, September 6-7", 2014 NAGSIP: the third national Scientific Seminar in Periodontics - IPERI NaSSiP3 The Third National Scientific Seminar in Periodontics Ikatan Periodonsia Indonesia (© 2014 Badan Penerbit FK UI Jakarta 10430 Hak cipta dilindungi Undang-undang Dilzrang mengutip, memperbanyak dan menerjemahkan sebagian atau seluruh isi buku tanpa izin tertls deri penerbit Cetakan | 22014 Editor : drg. Irene Sukardi, SpPerio(k) Reviewer 4. Dr. Sti Lelyat., SU., drg, SpPerio(K) 2. Dr. Yuniarti Soeroso., drg, SpPerio(k) 3. deg. Yulianti Kemal, SpPerio(K) 4, Prof. Dr. Lies Zubardiah., drg., SpPerio ISBN +: 978-602-70663-0-4 Sanksi Pelanggaren Pasal 72 Undang-undang Nomor 19 Tahun 200? tentang Hak Cipta 4. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dpidana dengan pidana penjera paling singkat 1 (satu) bulan danfatau denda paling sedkt Rp. 1.000,000,00 (satu juta rupia), atau pidana penjara paling lama 7 (tujun) tahun dan’ alau denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 (nna mia rupiah 2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan atau menjual kepada umum suatu ciptaan alau barang hasl pelangoaran Hak Ciptaalau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dpidena dengan pidana penjara paling lama (lm) tahun dan atau denda paling banyak Rp. 500,000,000,00 (ima rats jutarupih). ISBN 978-G02-70663-0-4 MN | 0663041 ii @ IPERI Jakarta, September 6-7", 2014 naGip: The Third National Scientific Seminar in Periodontics - IPERI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI MAIN SPEAKER 1. Pencitraan Moderen Radiologi Kedokteran Gigi Dalam Diagnosis Kasus-Kasus Periodontal Dan Prostodontal; Bramma Kiswanjaya 2. Infeksi Periodontal Dan Infeksi Endodontik Perannya Dalam Penyakit Sistemi Sudibyo .. < 3. Non Surgical Of Periodontal Therapy In Chronic Pericdontitis-Update; Yuniarti Soeroso .. LAPORAN KASUS 1.1 Persiapan Jaringan Periodontal pada Pasien Ortodonti-Periodonti; Benso Sulijaya; Hari Sunarto 1.2 Peri Implantitis Sebagai Penyebab Kegagalan Implan Gigi; Nina Nilawati; Dianty Saptaswari 1.3 Penatalaksanaan Periodontitis Agresif: Jelita Rindly Fachrina; Imma Ervina 1.4 Penatalaksanaan Kasus Gummy Smile dan Hiperpigmentasi Gingiva; Noor Rimawati; Dahlia Herawati ..........cc.cc00 1.5 Hiperplasia Gingiva; Adrianus Wicaksono, Yuniarti Soeroso 1.6 Efek Trauma Oklusi Pada Penyakit Periodontal; Nadhia Anindhita Harsas, Yuniarti Soeroso TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Penggunaan Platelet-Rich Plasma dan Platelet-Rich Fibrin dalam Terapi Regenerasi Periodontal; Chandra Susanto; Irma Ervina . 4.2 Penulisan Kode Penyakit Gigi dan Mulut Menurut International Classification of Disease X (/CD X), Nina Nilawati 11 18 23 27 32 36 42 55 o IPERI Jakarta, September 6-7", 2014 naSip: The Third National Scien! ar in Periodontics - IPERI -e_—————— 1.1. Klasifikasi Dan Perawatan Abses Periodontal; Ferdinan Pasaribu; Pitu Wulandarr ...... 60 1.2. Alternatif Splinting pada Kegoyangan Gigi Akibat Penyakit Periodontal; Lilies Anggarwati Astuti; Sri Oktawati eo : Soe atet e6SI 1.3. Mikrobiologi Periodontitis Kronis: Kolonisasi Bakteri, Patogen Utama, dan Virus; Billy Martin; Fatimah Maria Tajoedin ......... see ew Shy 1.4 Pemanfaatan Platelet Rich Plasma (PRP) untuk Penanganan Resesi Gingiva; Davita Dona Saranga; Ami Irawaty Djais 1.5 Keberhasilan dan Kegagalan Implan Gigi; Ma Jupeter; Irma Ervina 1.6 Identifikasi Hiperplasia Gingiva sebagai Penanda Keganasan Sistemik Hadijah; Arni Irawaty Djais ... i eee 90 1.7. Splinting Permadnien dengan Gigi Tinsan Kerangka Logam sebagai Terapi Penyakit Periodontal: Martina Amalia ; Krisna Murty Pasaribu i 98 1.8 Peranan Nutrisi sebagai Antioksidan terhadap Kondisi Periodontal: ‘Saufi Khairani; Krisna Murty Pasaribu ~ 104 1.9. Efek Hormon Seks Perempuan pada Periodonsium:; Nurul Adha Marzuki; Irmansyah Rangkuti 110 1.10 Diabetes Mellitus Tipe I dan Periodontitis; Hendry Dwi Wijayanto; Ahmad Syaitfy «ss. cea 17 1.11 Korelasi Penyakit Periodontal dengan Atherosclerotic Vascular Disease (ASVD); Vincensia Maria Karina; Sri Pramesti Lastianny .. 120 1.12 Mekanisme Hubungan Periodontitis dengan Stroke; Kosno Suprianto; Sri Pramesti Lastianny ote 123) 1.13 Gambaran Klinis dan Penatalaksanaan Gingivitis Ulseratif Nekrosis Akut; Armia Syahputra; Aini Hariyani Nasution 126 1.14 Hubungan Antara Penyakit Periodontal dan Penyakit Kardiovaskuler: Herlambang Suryo Putro; Dahlia Herawati 132 1.15 Peranan Perawatan Periodontal Supportif dalam Menunjang Keberhasilan Perawatan Periodontal; Hilma Rasni; Pitu Wulandari 135 vi @ IPERI Jakarta, September 6-7", 2014 NABIP> the Third National Scientific Seminar in Periodontics - IPERI 1.1. Tatalaksana Perawatan Periodontitis Agresif; Andrew; Aini Hariyani Nasution ; 140 1.2. Lesi Furkasi: Klasifikasi dan Penatalaksanannya; Pitu Wulandari 146 1.3. Pentalaksanaan Hilangnya Papila Interdental; Aini Hariyani Nasution 153 1.4 Pembesaran Gingiva (Gingival Enlargement) Karena Pengaruh Obat Antihipertensi dan Stroke; Chaerita Maulani Seba cevi jiinetns 160 PENELITIAN 1.5 Hubungan Kondisi Saliva dengan Status Periodontal pada Pasien dengan Diabetes Melitus Tipe 2; Mira Madjid; Hari Sunarto; Irene A Sukardi 167 1.6 Perawatan Bedah Flep dengan Aplikasi Platelet Rich Fibrin dan Cangkok Tulang pada Kasus; Nazzla Camelia M; Sri Lelyati C. Masuli 174 4.7 Pengaruh Aktivasi Platelef-Rich Plasma dengan Kolagen Terhadap_ Aktivitas Seluler Fibroblas Ligamen; Pati Tangsupati; Kosno Suprianto; Sri Pramesti Lastianny; Kwartarini Murdiastuti . 181 1.8 Pengaruh Stres Akademik Terhadap Kondisi Jaringan Periodontal dan Kadar Interleukin-6 Cairan Krevikular Gingiva (Tinjauan pada Mahasiswa Program Profesi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia); Indah Kusuma Pertiwi; Irene Sukardi; Nurtami Soedarsono; Hari Sunarto 190 1.9 Efek Obat Kumur yang Mengandung Temulawak (Curcuma xanthorrhiza roxb) terhadap Gingivitis secara Klinis; Rivanti Imadela Devina 198 1.10 Efek Obat Kumur Mengandung Ekstrak Daun Teh Hijau (Camellia Sinensis) terhadap Gingivitis Secara Klinis; Adeline Clarissa... 205 @ IPERI Jakarta, September 6-7", 2014 vii naSip: The Third National Scientific Seminar in Periodontics - IPERI —_- EFEK OBAT KUMUR MENGANDUNG EKSTRAK DAUN TEH HIJAU (CAMELLIA SINENSIS) TERHADAP GINGIVITIS SECARA KLINIS RESEARCH Adeline Clarissa, Natalina Haerani, Yuniarti Soeroso Dopartemen Periodentologi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia Abstrak Latar Belakang: Gingivi’s adalah suatu peradangan gingiva akibat akumulasi piek pada margin gingiva. Ekstrak daun teh hijau dipercaya memiliki kerampuan antibakteri dengan spektrum yang luas. Tujuan: Mengetahui efek obat kumur mengandung ekstrak daun teh hijeu terhadap penyembuhan keradangan gingiva secara Kinis, Metode: Subjok peneliian ‘adalah 60 penderita gingivitis yang dibagi menjadi dua kelompok. 30 orang berkumur dengan obat kumur ekstrak daun teh hijau sebagai ketompok eksperimen dan 30 orang berkumuur dengan obat kumur plasebo sebagai kelompok kontrol Berkumur ditakukan dua kali schari seteleh menyikat gigi selama ernpat har berturut-urut dan setiap berkumur dilakukan Selama 30 detik. Pengukuran Inceks Pik (Pil) dan Indeks Papila-Bleeding (PBI) diakukan pada hari nol dan pada hari lima. Selama periode peneltian, pasien diinstruksikan menyikat gigi dua kali sehari pada saat pagi setelah sarapan dan malam sobelum tidur. Data dianalisis menggunakan uj Paired dan Independent T-Test. Hasil: Berdasarkan perhitungan statistik terdapat penurunan Pl dan PB! yang bermakna (p<0,05) setelah berkumur dalam kelompok kontrol den kelompok eriakuan. Analisis statistik menunjukkan terdapat perbedaan bermakna (p<0,05) antara kelompok eksperimen dan keiompok kontrol pada penurunan Pil dan PBI. Kesimpulan: Obat kumur mengandung ekstrak daun teh hijau mampu menurunkan keradangan gingiva, Kata Kunci : Ekstrak Daun Teh Hijau, Gingivitis, Indeks Ptak, Indoks Papille Bloeding, Obat kumur. Diterima tanggal 1 Juli 2014 ‘Artike! ini dipublikasi pada buku prosiding dan dipresentasikan paca sesi poster NaSSiP3 yang diadakan oleh IPERI PENDAHULUAN Salah satu dari beberapa tanaman herbal yang telah diketahui memilikisifat antibakteridan antiinflamasi adalah teh (Camellia ‘sinensis).' Berdasarkan cara pengelolaannya terdapat tiga jenis teh yang beredar di masyarakat yakni teh yang tidak terfermentasi (teh hijau), teh yang semi-terfermentasi (teh oolong), dan teh yang terfermentasi (teh hitarr/ black tea). Tidak seperti teh hitam dan teh oolong, teh hijau merupakan teh yang tidak terfermentasi oleh karena itu teh hijau mengandung konsentrasi polifeno! yang paling tinggi dan memiliki efek antibakteri yang paling baik di antara teh lainnya? Teh hijau mengandung tanin, saponin dan alkaloid, serta —betbagai senyaiwa polifenol, termasuk flavonoid, katekin dan asam fenolat. Sehubungan dengan bidang kedokteran gigi, ekstrak daun teh hijau telah terbukti_memiliki efek antibakteri_ terhadap bakteri patogen Streptococcus _mutans*, Streptococcus pyogenes*, Streptococcus Salivarius, Streptococcus sobrinus.* Ekstrak 0,05). Pengujian Levene’s statistic juga menunjukkan adanya kesamaan varians (P>0,05) pada kelompok kontrol dan kelompok Uji, Hasil independent t-test yang telah dilakukan memperlihatkan bahwa nilai Pll dan PBI pada kelompok kontrol dan kelompok uji_ tidak memiliki perbedaan yang bermakna (p>0,05). Dengan demikian kondisi awal subjek menurut Uji statistik dianggap sama. @ PERI Jakarta, September 6-7", 2014 207 naSip; The Third National Scient ic Seminar in Periodontics - IPERI Tabel 3. memperiihatkan perbedaan rerata nilai Pil dan PBI sebelum dan sesudah berkumur pada kelompok uji dan kelompok kontrol. Baik pada kelompok uji maupun kelompok kontrol, terlihat bahwa rerata Indeks Plak dan PB/ sesudah berkumur lebih kecil dibandingkan sebelum berkumur. Hasil pengujian secara statistik adanya perbedaan indeks plak dan PBI yang bermakna (p<0,05) sebelum dan sesudah berkumur baik pada kelompok uji maupun kelompok kontrol Tabel 4. Memperlihatkan perbandingan rerata penurunan indeks plak dan PBI pada kelompok kontrol dan kelompok uji Rerata penurunan indeks plak dan PBI pade kelompok uji lebih besar dibandingkan dengan kelompok kontrol. ‘abel 3. Rerata Nilai Indeks Plak (Pi) dan PBI pada Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol Sebelum dan Setelah Perlakuan Kelompok Uj Kelompok Kontrol et sve indeks Plak PBI Indeks Plak PBI ‘Sebelum Periakuan 09327 0.726 0.9245 ors ‘Sesudah Poriakuan oprar- 0.1457" 0,7356"* 0.6467 * Terdapat perbedaan sigalifan dibandingkan dengan Sebauumh parlakuan ~Terdapat perbedaan signifkan antar kelompok Tabel 4. Perbandingan Penurunan Pil dan PBI pada Kelompok Kontrol dan Kelompok uji- Kelompok Kontrot Penurunan Pi Penurunan PB! 0, 1990 0.1259 Kelompok Uji Ujiindependent T-Test T Sig. (2-talod) p Deter area T lars. x 0,5803 “7734 0,000 Uji Independent ttest menunjukkan adanya perbedaan penurunan nilai Pl! yang bermakna (p< 0,05) antara kelompok kontrol dan kelompok uji. Pada tabel juga terlihat adanya perbedaan penurunan nilai PBI yang signifikan (p<0,05) antara kelompok kontrol dan kelompok uji PEMBAHASAN Obat kumur yang mengandung ekstrak daun teh hijau memiliki efek penyembuhan terhadap keradangan gingiva secara kiinis. Hasil penelitian menunjukkan_ terjadinya penurunan skor indeks plak dan PB/ pada Subjek yang berkumur dengan obat kumur yang mengandung ekstrak daun teh hijau. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Jenabian dk. (2012) yang menyatakan bahwa berkumur dengan obat kumur yang mengandung ekstrak daun teh hijau dapat mengurangi peradangan gingiva.30 Penelitian ini juga menunjukkan terjadinya penurunan indeks plak (Rpg, = 0.1990) dan PBI (Roa = 0,1253) pada kelompok kumur plasebo walaupun Penurunannya tidak lebih signifikan dari keiompok kumur ekstrak daun teh hijau (Rn = 0,6653; R,,., = 0,5803). Berdasarkan data kuesioner yang telah dikumpulkan, 13,33% subjek menyatakan biasanya menyikat gigi 4x sehari dan 70% subjek penelitian pada kelompok kontrol tidak menyikat gigi pada waktu yang ideal yakni setelah sarapan dan sebelum tidur. 76, 19% subjek pada kelompok kontrol yang memiliki kebiasaan menyikat gigi yang salah mengalami penurunan indeks plak dan PB/ setelah berkumur. Hal ini disebabkan oleh adanya instruksi terhadap pasien untuk menyikat gigi dan berkumur dua kali sehari pada saat setelah sarapan dan sebelum tidur. Menyikat gigi merupakan salah satu metode paling efektif untuk membersihkan plak gigi. Menurut Carranza dkk. (2012), pasien dengan gingivitis kronis merespon_baik terhadap pembersihan gigi secara mandir dengan rutin. 1? 208 @ IPERI Jakarta, September 6-7", 2014 naSip; Plak gigi sebagian besar terdiri dari bakteri gram positif dan sedikit bakteri Gram negatit serta bakteri bentuk batang,.® Menurut Gadang dkk, (2008), ekstrak daun teh hijau dapat menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif dan Gram negatif.13 Kemampuan antibakteri ekstrak daun teh hijau utamanya disebabkan oleh adanya kandungan Katekin dalam ekstrak daun teh hijau Katekin adalah senyawa larut air dan tidak berwarna yang memberirasa pahit pada ekstrak daun teh hijau.* Pada ekstrak daun teh hijau, terdapat 4 jenis katekin, yaitu epikatekin (EC), epikatekin galat (ECG), epigalokatekin (EGC), dan epigalokatekin galat (EGCG)."® Epikatekin galat_ dan epigalokatekin galat_ memilki kemampuan antibakteri karena gugus galioyl dan gallat dalam struktumya. Gugus galloyl dan galat memiliki kemampuan untuk melekat pada membran fosfolipid bakteri sehingga Mengganggu struktur dan fungsi membran sel bakteri dan menyebabkan kematian sel.'®'” Epikatekin mempengaruhi tekanan osmotik dalam selbakteri yang menyebabkan pecahnya membran sel sehingga terjadi kebocoran sel bakteri."® Kemampuan antibakteri dari katekin ekstrak daun teh hijau tersebut menjelaskan terjadinya penurunan skor indeks plak sebesar 0,6653 (Ren = 0,6653) setelah berkumur dengan obat kumur yang mengandung ekstrak daun teh hijau pada penelitian ini."®22 Indikator gingivitis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Papillary Bleeding Index (PBI). Pada penelitian ini, terjadi penurunan indeks plak pada kelompok periakuan. Menurut Carranza dkk. (2002), plak gigi adalah faktor etiologi utama terjadinya penyakit jaringan periodontal, termasuk gingivitis. Hal ini menjelaskan terjadinya penurunan indeks PB/ (Reve; = 0,5803) pada subyek yang berkumur dengan obat kumur yang mengandung ekstrak daun teh hijau. Penurunan indeks PBI juga disebabkan oleh _kemampuan anti radang yang dimiliki oleh katekin dan tanin dalam ekstrak daun teh hijau. Epikatekin galat dan epigalokatekin galat memiliki kemampuan menghambat aktivitas peptidase dan kolagenase* ECG dan EGCG The Third National Scientific Seminar in Periodontics - IPERI juga _mencegah kemotaksis. sitokin seperti ‘interleukin 16 (IL-1) dan tumor necrotic factor @ (TNFa) Tanin yang terkandung dalam ekstrak daun teh hijau memilki sifat astringent yang dapat menyebabkan kontraksi dan Pengerutan pada jaringan yang terinflamasi Tanin juga memiliki efek vasokonstriktor yang dapat mengurangi edema lokal, eksudasi, dan inflamasi pada jaringan > Penelitian dengan menggunakan obat kumur banyak dipengaruhi oleh faktor dari subjek penelian sendiri. Kepatuhan pasien terhadap instruksi_ yang telah disampaikan selama waktu penelitian, diet yang dikonsurnsi pasien pada saat peneliian, kondisifisik selama penelitian, dan tidak terkontroinya kondisi kebersihan mulut subjek selama_penelitian dapat mempengaruhi hasil penelitian. Adanya perbedaan hasil sebelum dan sesudah berkumur antara subjek yang satu dan yang lainnya juga dapat dipengaruhi oleh tingkat kooperatif dan rasa antusias subjek terhadap penelitian, Sebanyak 41,67% subjek dalam kelompok kontrol dengan skor plak dan skor PBI yang tidak mengalami penurunan nilai plak dan PBI sesudah berkumur teryata masih memiliki kebiasaan waktu dan frekuensi_menyikat gigi yang salah. Kemungkinan subjek-subjek tersebut untuk tidak menjalankan instruksi yang sudah diberikan sangat mungksin terjadi dan dapat mempengaruhi hasil peneiitian. Obat kumur plasebo yang digunakan dalam penelitian ini mengandung aqua menthae Piperitae sebagai agen perisa dan corigen odoris, sehingga terasa mirip dengan obat kumur yang memiliki zat aktif pada umumnya. Adanya Kemungkinan subjek berkumur tanpa menyikat gigi karena adanya kepercayaan bahwa berkumur dengan obat kumur saja dapat menghilangkan plak dapat terjadi. Hal ini dapat menjelaskan terjadinya peningkatan plak pada beberapa subjek dalam kelompok kontrol. KESIMPULAN Berkumur dengan obat kumur mengandung ekstrak daun teh hiau_ dapat menyembuhkan keradangan gingiva. Berkumur dengan obat @ PERI Jakarta, September 6-7", 2014 209 NAGIP= the Third National Scient Seminar in Periodontics - IPERI kumur mengandung ekstrak daun teh hijau menurunkan skor plak secara Klinis dibandingkan kelompok kontrol. Berkumur dengan obat kumur mengandung ekstrak daun teh hijau menurunkan skor PBI dibandingkan kelompok kontrol UCAPAN TERIMA KASIH Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada drg. Natalina, Sp.Perio(K) dan Dr. drg. Yuniarti Soeroso, Sp.Perio(k) atas arahannya yang sangat bermanfaat calam pelaksanaan penelitian ini. KEPUSTAKAAN 1. Bhatt PR, Pandya KB, Sheth NR. Camelia sinensis (U: The Medicinal Beverage: A review. IntJ Pharm Sci Rev Res 2010:3:6. Sinja VR, Mishra HN. Green Tea : Health Benefts. Joumal of Nutritional and Environmental Medicine 2008;17 (4): 232-242. Kumar A, Kumar A, Thakut P, Patil S, dkk. ‘Antibacterial Activity of Green Tea (Camelia sinensis) Extracts Against Various Bacteria Isolated From Environmental Sources. Scienoe and Technology 2012;4(1): 19-23, 4. Axelrod M, Berkowitz S, Dhir R, Gould V, Gupta A, kk. The Inhibitory Effects of Green Tea (Camellia sinensis) on The Growth and Proliferation of Oral Bacteria, [Cited September 2012]. Available from : httpAwww.drew.edulgovschooVfiles/Team3,pdf 5. Xu X, Zhou XD, Wu CD. The Tea Catechin Epigallocatechin Gallate Suppresses Cariogenic Virulence Factors of Streptococcus mutans. Antimicrob Agents Chemother 2011;55(3): 1229- 1236. 6. Vance SH, Tucci M, Benghuzzi H. Evaluation of The Antimicrobial Efficacy of Green Tea Extract (EGCG) ‘Against Streptococous pyogenes in vitro. Biomed Sci Instrum. 2011;47:177-182. 7. Hassani, AmirmozafariN, Ordouzadeh N, HamdiK, NazariR, GhaemiA. Volatile Components of Camellia sinensis inhibit Grovth and Bioflm Formation of Oral ‘Streptococo’ in vitro. Pakistan Joumal of Biological ‘Sciences 2008;11(10} 1336-1341 8. Arab H, Maroofian A, Golestani S, Shaface H, dkk. Review of The Therapeutic Effects of Camella sinensis (Green Tea) on Oral and Periodontal Health. Joumal of Medicinal Plants Research 2011;5(23):5465-5468, 9. Chen LG, Yang LL, Wang CC. Anthinflammatory Activity of Mangostins From Garciana Mangostana. Food Chem Toxico! 2008;46:686-593. 10. Nakatani K, Nakahata N, Arakawa T, Yasuda H, Ohizumi Y. Inhibition of Cyclooxygenase and A. 13. 14, 15. 16. 17. 18. 20. 2. 23. Prostaglandin E, Synthesis by C-Mangostin, & Xanthone Derivative in Mangostin, in C6 Rat Glioma Cells. Biochem. Pharmacol. 2002a;63:73-39. Rassameemasmaung§, SirikulsatheanA, Amomchat C, Maungmingsook P, dkk. Topical Application of Garcinia mangostana L. Pericarp Gel as and Adjunct toPeriodontal Treatment, Complementary Therapies in Medicine 2008;16:262-267. . Carranza FA, Rapley JW. Clinical Foatures of Gingivits. In ‘Carranza FA, Newman MG, Takei HH, eds. Carranza’s Clinical Periodontology 9" ed. Toronto: WB. Saunders Co. 2002:269-277. ‘Gadang VP, Hettiarachchy NS, Johnson MG, Owens, CM. Evaluation of Antibacterial Activity of Whey Protein Isolate Coating Incorpotayed with Nisin Grape Seed Extract, Malic Acid, and EDTA on a Turkey Frankiurter System. Joumal of Food and ‘Science 2008;73(8):M389-M394. Wang H, Provan Gj, Helfiwell K, Tea Flavonoids Their Functions, Utiization, and Analysis. Trends in Food Science and Technology 2000;11:152-160. Kallya K, Hojo H, Suzuki M, Nanjo F, Kumazawa 8, Nakayama T. Relationship Between Antibacterial Activity of (+)-Catechin Derivatives, and Their Interaction with A Model Membrane Joumal of Agricultural and Food Chemisty 2004:52(6):1514~1519, Shimamura T, Zhao WH, Hu Z. Mechanism of Action and Potential for Use of Tea Catechin as an Anti- Infective Agent. Anftinfective Agents in Medicinal Chemistry 2007:6:57-62. Cox SD, Mann CM, Markham JL. Interactions Between Components of The Essential Oil of Melaleuca Altemifolia, Joumal of Applied Microbiology 2001;91:492-497. Davidson PM, Naidu AS. Phyto-phenols. Natura! Food Antimicrobial Systems 2000:205-204 ‘Septianti A. Pengukuran Kapasitas Antioksidan Daur: ‘Teh (Camellia sinensis) dengan Metode DPPH dar Voltametsi Sikik. Bogor : Skripsi Insftut Pertanian Bogor 2011;12. Karori SM, Wachira FN, Wanyoko JK, Ngure RM. Antioxidant Capacity of Different Types Tea Products. African Jounal of Biotechnology 2007;6(19):2287-2296, Hirasawa M, Takeda K, Makimura M, Otake S improvement of Periodontal Status by Green Tea Catechin Using a Local Delivery System : A Clinical Pilot Study. J Periodontal Res 2002;37:433-438. Maruyama T, Tomofuj T, Endo Y, et Supplementation of Green Tea Catechins = Denitifices Suppresses Gingival Oxidative Stress ‘and Periodontal Inflammation. Arch Oral ial 2011;56:48-53. Nanescu 8, Mar‘1u, Ciomaga G, Toma V, Forna B- Foia L. Dual Effects of Flavonoids on Dyslipider and Periodontal Disease. Romanian Journal of Oral Rehabilitation 2011;3(4):38-45. 210 @ IPERI Jakarta, September 6-7", 2014

You might also like