You are on page 1of 10

Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 5, No.

2, Juli 2010

PERTIMBANGAN DAN ALASAN PASIEN HIPERTENSI MENJALANI TERAPI


ALTERNATIF KOMPLEMENTER BEKAM DI KABUPATEN BANYUMAS

Ridlwan Kamaluddin 1
1) Jurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Jenderal Soedirman

ABSTRACT
Current trends in treatment of hypertension was use of complementary and alternative therapy
(CAT). Selection of treatment of hypertension is influenced by many factors such as culture,
education, beliefs, religion and others. In Banyumas, there are several complementary and
alternative therapies clinics and one of the most widely used therapies by people to treat
hypertension was cupping therapy. The aim of this research will explore considerations and
reasons for hypertensive patients who undergone complementary alternative therapies;
cupping therapy. This study used descriptive phenomenological qualitative design of
hypertensive patients who undergone cupping therapy. Data were obtained through in-depth
interviews. Colaizzi method used in data analysis process. The theme of the first study was the
decision-making process that includes social factors (family support, discussion with the family)
and psychological (believed to someone else). The second theme was the reason for
undergone cupping therapy such keep away from the side effects of drugs, affordable prices,
the efficacy of therapy and religious teachings. The reason of hypertensive patients who
undergone cupping therapy was very varied and unique. Researchers suggest the need for
nurses as a cupping therapy practitioners and serve as one of the nursing services provided to
the public.

Key words : considerations, reasons, hypertension, cupping therapy

PENDAHULUAN
Lebih dari seperempat jumlah Data ini menunjukkan bahwa hipertensi
populasi dunia saat ini menderita masih menjadi ancaman bagi masyarakat
hipertensi. Data WHO menyebutkan, dunia (Lazuardi, 2008)
jumlah penderita hipertensi di India tahun Di Indonesia banyaknya penderita
2000 adalah 60,4 juta dan diperkirakan hipertensi diperkirakan 15 juta orang tetapi
sebanyak 107,3 juta pada tahun 2025 hanya 4% yang merupakan hipertensi
(terjadi kenaikan sebesar 56%). Di Cina terkontrol. Prevalensi 6-15% pada orang
pada tahun 2000 sebanyak 98,5 juta orang dewasa, 50% diantaranya tidak menyadari
menderita hipertensi dan tahun 2025 sebagai penderita hipertensi sehingga
diperkirakan menjadi 151,7 juta (kenaikan mereka cenderung untuk menjadi
sebesar 65%). Sedangkan di bagian lain hipertensi berat karena tidak menghindari
Asia tercatat tahun 2000 sebesar 38,4 juta dan tidak mengetahui faktor risikonya, dan
penderita hipertensi dan tahun 2025 90% merupakan hipertensi esensial. Saat
sebesar 67,3 juta (kenaikan sebesar 57%). ini penyakit degeneratif dan kardiovaskuler

95
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 5, No.2, Juli 2010

sudah merupakan salah satu masalah kronik meningkat, adanya kegagalan


kesehatan masyarakat di Indonesia (Ririn, penggunaan obat modern untuk penyakit
2008) tertentu di antaranya kanker serta semakin
T erapi nonfarmakologis harus luas akses informasi mengenai obat herbal
diberikan kepada semua pasien hipertensi di seluruh dunia (Sukandar, 2006).
primer dengan tujuan menurunkan tekanan Menurut teori Lawrence yang
darah dan mengendalikan faktor risiko dikutip Soekidjo Notoatmodjo (2003),
serta penyakit penyerta lainnya (Sudoyo, kesehatan seseorang atau masyarakat
Setiyohadi, Alwi, Simadibrata, et.al 2006). dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yaitu
Ketidakpatuhan pasien terhadap modifikasi perilaku (behavior causes) dan faktor dari
gaya hidup yaitu konsumsi alkohol, luar perilaku (Non-behavior causes),
pengendalian berat badan, termasuk selanjutnya perilaku itu sendiri terbentuk 3
pengendalian stres dan kecemasan faktor, yaitu: Faktor predisposisi yaitu
merupakan salah satu penyebab terjadinya faktor yang mempermudah dan mendasari
hipertensi resisten (Sudoyo, Setiyohadi, terjadinya perilaku tertentu yang terwujud
Alwi, Simadibrata, et.al 2006). dalam bentuk pengetahuan dari pendidikan
T erapi alternatif komplementer formal, sikap, kepercayaan, keyakinan,
adalah sebuah kelompok dari bermacam- nilai-nilai dan budaya serta beberapa
macam sistem pengobatan dan perawatan karakteristik individu yaitu: pengetahuan
kesehatan, praktek dan produk yang tentang terapi alternatif komplementer;
secara umum tidak menjadi bagian dari Faktor pemungkin (Enabling factor) yaitu
pengobatan konvensional (National yang memungkinkan untuk terjadinya
Institute of Health, 2005). Frekuensi dari perilaku tertentu terbentuk yang berwujud
pemanfaatan terapi alternatif dalam lingkungan fisik dan ketersediaan
komplementer meningkat pesat diseluruh fasilitas dan sarana kesehatan yaitu
pelosok dunia. Perkembangan tersebut ketersediaan, ketercapaian fasilitas dan
tercatat dengan baik di afrika dan populasi ketrampilan yang berkaitan dengan
secara global antara 20% sampai dengan kesehatan; Faktor pendorong (reinforcing
80%. Hal yang menarik dari terapi alternatif factor) yaitu faktor yang memperkuat
komplementer ini didasarkan pada asumsi terjadinya perilaku tersebut yaitu mendapat
dasar dan prinsip-prinsip sistem yang dukungan dari keluarga/kerabat, teman,
beroperasi (Amira & Okubadejo, 2007). petugas kesehatan dan lain-lain
T erbukti bahwa pemanfaatan terapi Di Kabupaten Banyumas,
alternatif komplementer mengalami penduduk paling banyak menganut agama
peningkatan secara global, dan pengakuan Islam dan masyarakat masih sangat kental
diberikan oleh penyedia asuransi dengan pengobatan bernuansa spiritual.
kesehatan di negara-negara maju Pengobatan penyakit metabolik yang ada
(Eisenberg, Davis, Ettner, Appel, Wilkey, saat ini menggunakan terapi alternatif dan
Van Rompay & Kessler, 1998). Faktor komplementer, salah satunya yaitu
pendorong terjadinya peningkatan menggunakan terapi bekam atau Hijamah.
penggunaan obat herbal dinegara maju Hijamah sudah digunakan semenjak
adalah usia harapan hidup yang lebih zaman Rasulullah Muhammad SAW
panjang pada saat prevalensi penyakit (Yasin, 2007). Menurut data dari Dinas

96
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 5, No.2, Juli 2010

Kesehatan Kabupaten Banyumas, terdapat menggali fenomena yang ada secara


90 tempat terapi alternatif komplementer sistematis (Steubert & Carpenter, 2003).
yang ada di Kabupaten Banyumas. Dari Metode ini memahami individu dengan
pengamatan lapangan yang telah segala kompleksitasnya sebagai makhluk
dilakukan di salah satu tempat terapi subyektif, melihat manusia sebagai sistem
alternatif komplementer di Kabupaten yang berpola dan berkembang
Banyumas, menunjukkan bahwa pasien (Poerwandari, 2005).
yang paling banyak mendapatkan Partisipan atau sampel penelitian
menjalani terapi alternatif komplementer ini adalah pasien hipertensi yang menjalani
adalah pasien hipertensi. terapi alternatif komplementer bekam.
Jumlah partisipan pada penelitian ini
METODE PENELITIAN sebanyak 6 partisipan. Teknik
Penelitian ini menggunakan pengambilan sampel yang digunakan
metode penelitian kualitatif dengan adalah purposive sampling. Kriteria sampel
pendekatan fenomenologi. Penelitian pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
kualitatif yaitu penelitian yang dilakukan (1) pasien hipertensi yang sedang
untuk memperoleh informasi yang menjalani terapi alternatif komplementer
mendalam tentang pendapat dan perasaan bekam; (2) pasien yang terdiagnosa
seseorang yang memungkinkan untuk hipertensi oleh dokter (3) bersedia menjadi
mendapatkan hal – hal yang tersirat partisipan dalam penelitian yang dibuktikan
tentang sikap, kepercayaan, motivasi dan dengan menandatangani surat pernyataan
perilaku individu (Pollit, Beck & Hungler, persetujuan penelitian; (4) mampu
2001). Penelitian kualitatif mempelajari berkomunikasi dengan baik. Penelitian ini
setiap masalah dengan menempatkannya dilakukan di klinik terapi alternatif
pada situasi alamiah dan memberikan komplementer bekam yang
makna atau mengintrepretasikan suatu menyelenggarakan pengobatan terhadap
fenomena berdasarkan hal - hal yang masalah hipertensi, yaitu klinik An-Nahl
berarti bagi manusia (Creswell, 1998). dan Klinik Natura Syifa Purwokerto.
Selain itu penelitian kualitatif juga Pengambilan data dilakukan sesuai
merupakan penelitian yang mempercayai dengan kesepakatan antara peneliti dan
tidak ada realitas tunggal dalam kehidupan partisipan. Dari keenam partisipan, tempat
dan apa yang kita ketahui mempunyai pengambilan data berada di rumah
banyak arti (Burns & Grove, 1999). partisipan masing-masing sesuai dengan
Pendekatan yang digunakan pada kesepakatan sebelumnya. Pengambilan
penelitian ini adalah fenomenologi yaitu data penelitian ini dilaksanakan pada bulan
penelitian yang berfokus pada penemuan Mei 2010-Juni 2010.
fakta mengenai pertimbangan dan alasan Penelitian ini sangat menjunjung
pasien hipertensi menjalani terapi alternatif kode etik penelitian dimana identitas
komplementer bekam yang ditekankan informan menggunakan kode atau inisial
pada usaha untuk memahami tingkah laku saja. Pertimbangan etik meliputi aspek self
berdasarkan perspektif pasien yang determination, privacy dan dignity ,
mengalaminya. Fenomenologi merupakan anonimity , confidentiality dan protection
suatu metode penelitian yang kritis dan from discomfort (Polit & Hungler, 2001).

97
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 5, No.2, Juli 2010

Alat pengumpulan data yang digunakan lapangan yang dibuat selama proses
adalah peneliti sendiri, pedoman wawancara terhadap partisipan sebagai
wawancara, alat tulis, field notes dan MP3. tambahan untuk analisis selanjutnya.
Pada pengumpulan data dengan Proses transkripsi dibuat setiap selesai
wawancara, strategi yang digunakan melakukan wawancara dengan satu
adalah open ended interview dimana hal partisipan dan sebelum wawancara
ini merupakan hal yang utama dalam riset dengan partisipan yang lain; 3) Membaca
kualitatif karena memberikan kesempatan hasil transkrip secara berulang – ulang
kepada partisipan untuk menjelaskan sebanyak 4 – 5 kali dari semua partisipan
sepenuhnya pengalaman mereka agar peneliti lebih memahami pernyataan –
(Robinson, 2000). pernyataan partisipan tentang
Pengumpulan data tidak hanya pertimbangan dan alasan pasien hipertensi
dilakukan dengan wawancara, peneliti juga yang menjalani terapi alternatif
membuat catatan lapangan (field note) komplementer secara mendalam; 4)
yang berisikan deskripsi tentang tanggal, Membaca transkrip untuk memperoleh ide
waktu, dan informasi dasar tentang yang dimaksud partisipan yaitu berupa
suasana saat wawancara seperti tatanan kata kunci dari setiap pernyataan
lingkungan, interaksi sosial dan aktivitas partisipan, yang kemudian diberi garis
yang berlangsung saat wawancara bawah pada pernyataan yang penting agar
dilakukan. Catatan lapangan pada bisa dikelompokkan; 5) Menentukan arti
penelitian kualitatif dibuat pada saat proses setiap pernyataan yang penting dari semua
wawancara berlangsung dari masing- partisipan dan pernyataan yang
masing partisipan agar tidak terjadi berhubungan dengan pertimbangan dan
kesalahan (Poerwandari, 2005; Streubert alasan pasien hipertensi yang menjalani
& Carpenter, 1999) terapi alternatif komplementer; 6)
Proses analisis data dilakukan Melakukan pengelompokkan data kedalam
secara simultan dengan proses berbagai kategori untuk selanjutnya
pengumpulan data. Adapun tahapan dipahami secara utuh dan dan
proses analisis data menggunakan menentukan tema-tema utama yang
langkah-langkah dari Colaizzi (1978, muncul; 7) Peneliti mengintegrasikan hasil
dalam Streubert & Carpenter, 1999) adalah secara keseluruhan kedalam bentuk
sebagai berikut : 1) Memiliki gambaran deskripsi naratif mendalam tentang
yang jelas tentang fenomena yang diteliti, pertimbangan dan alasan pasien hipertensi
yaitu pertimbangan dan alasan pasien yang menjalani terapi alternatif
hipertensi yang menjalani terapi alternatif komplementer; 8) Peneliti kembali ke
komplementer; 2) Mencatat data yang partisipan untuk klarifikasi data hasil
diperoleh yaitu hasil wawancara dengan wawancara berupa transkrip yang telah
partisipan mengenai pertimbangan dan dibuat kepada partisipan, untuk
alasan pasien hipertensi yang menjalani memberikan kesempatan kepada
terapi alternatif komplementer, transkripsi partisipan menambahkan informasi yang
dilakukan dengan cara merubah dari belum diberikan pada saat wawancara
rekaman suara menjadi bentuk tertulis pertama atau ada informasi yang tidak
secara verbatim dan hasil catatan ingin dipublikasikan dalam penelitian; dan

98
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 5, No.2, Juli 2010

9) Data baru yang diperoleh saat dilakukan Soekidjo Notoatmodjo (2003), kesehatan
validasi kepada partisipan digabungkan ke seseorang atau masyarakat dipengaruhi
dalam transkrip yang telah disusun peneliti oleh 2 faktor pokok, yaitu perilaku
berdasarkan persepsi partisipan. (behavior causes) dan faktor dari luar
perilaku (Non-behavior causes). Salah satu
HASIL DAN BAHASAN faktor perilaku adalah faktor
Berdasarkan temuan pada memperkuat/pendorong (reinforcing factor)
penelitian ini, hasil penelitian ini yaitu faktor yang memperkuat terjadinya
menemukan dua tema pada penelitian ini. perilaku tersebut yaitu mendapat dukungan
Kedua tema berdasarkan temuan pada dari keluarga/kerabat, teman, petugas
penelitian ini meliputi : 1) Proses kesehatan dan lain-lain.
pengambilan keputusan menjalani terapi Faktor psikologis yang
bekam; 2) Alasan klien menjalani terapi mempengaruhi partisipan dalam
bekam. Tema pertama tentang proses mengambil keputusan untuk memilih terapi
pengambilan keputusan memilih terapi bekam adalah adanya rasa percaya
bekam, pada penelitian ini ditemukan dua kepada keluarga ataupun orang lain.
faktor yang mempengaruhi proses Bangsa Indonesia telah lama mengenal
pengambilan keputusan memilih terapi dan menggunakan tanaman berkhasiat
bekam yaitu adanya faktor sosial dan obat sebagai salah satu upaya dalam
faktor psikologis. Tema kedua tentang menanggulangi masalah kesehatan.
alasan menjalani terapi bekam, pada Pengetahuan tentang tanaman berkhasiat
penelitian ini ditemukan beberapa alasan obat berdasar pada pengalaman dan
menjalani terapi bekam yang meliputi ketrampilan yang secara turun temurun
aspek fisiologis, psikologis, ekonomi dan telah diwariskan dari satu generasi ke
spiritual. Selanjutnya peneliti membahas generasi berikutnya (Sukandar, 2006). Dari
secara rinci masing-masing tema yang uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
teridentifikasi berdasarkan tujuan penggunaan terapi alternatif komplementer
penelitian yang dicapai. sudah digunakan sejak nenek moyang dan
perilaku tersebut mendapatkan dukungan
Proses Pengambilan Keputusan dalam dari keluarga karena adanya keyakinan
pemilihan Terapi Bekam dan kepercayaan dalam masyarakat
Berdasarkan hasil penelitian ini, secara turun temurun.
ditemukan data dan informasi bahwa Proses pengambilan keputusan
proses pengambilan keputusan terdiri dai dimulai dengan penerimaan informasi,
dua faktor yaitu faktor sosial dan faktor memproses berbagai informasi dengan
psikologis. Faktor sosial yang kemungkinan dampaknya, kemudian
mempengaruhi partisipan dalam mengambil keputusan dari berbagai
mengambil keputusan untuk memilih terapi kemungkinan dan melaksanakannya.
bekam adalah dengan berdiskusi dengan Proses pengambilan keputusan
anggota keluarga dan karena adanya dipengaruhi oleh faktor psikologis dan
dukungan dari anggota keluarga. Hal ini sosiologis yang berinteraksi secara tidak
sesuai dengan apa yang disampaikan logis. Keputusan yang diambil orang sakit
menurut teori Lawrence yang dikutip penting bagi pengobat untuk menilai hasil

99
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 5, No.2, Juli 2010

terapi dan kemungkinan hasil yang bahwa alasan yang menyebabkan


diharapkan (Supardi, 1996) peningkatan pemanfaatan terapi alternatif
Menurut hasil penelitian dari komplementer adalah karena ketidak
Lorenc, Clarke, Robinson & Blair (2009) puasan dengan pengobatan konvensional,
tentang How parents choose to use CAM: kebutuhan akan control yang lebih dari
a systematic review of theoretical models keputusan pengobatan, perawatan
menyatakan bahwa faktor yang penyakit kronis, kelamiahan terapi
mempengaruhi pengambilan keputusan alternatif komplementer dan adanya
dalam memilih terapi alternatif interaksi personal antara klien dengan
komplementer adalah adanya keinginan praktisi.
(nilai-nilai pribadi, tujuan), kepercayaan Aspek fisiologis yang menjadi
(harapan terhadap proses dan hasil alasan klien dalam menjalani terapi
pengobatan, pengetahuan dan faktor alternatif komplementer bekam adalah
lainnya seperti kemudahan akses. Selain terbebasnya dari efek samping obat kimia
itu ada dua pendekatan dominan dalam (Amira 2007, Shafiq 2003, Sirois 2008).
pengambilan keputusan menggunakan Pengobatan tradisional atau herbal
terapi alternatif komplementer yaitu (1) semakin diperhatikan. Banyak alasan
konsep dari pemanfaatan fasilitas mengapa masyarakat memilih cara ini.
kesehatan mengenai kesempatan dan Pengobatan secara medis yang semakin
keterlibatan dalam pemanfaatan fasilitas mahal, adanya efek samping untuk
kesehatan, (2) perilaku kesehatan dimana pemakaian obat kimiawi jangka panjang,
pengambilan keputusan terapi alternatif maupun kesembuhan melalui cara medis
komplementer di gambarkan dalam yang tidak 100% khususnya untuk penyakit
kerangka sosial dan psikologis terutama yang kronis ( Haryana, 2006 ).
faktor kognitif. Hal ini sesuai dengan penelitian
Amira (2007) tentang Frequency of
Alasan klien menjalani terapi alternatif complementary and alternative medicine
komplementer bekam utilization in hypertensive patients
Alasan klien dalam menjalani attending an urban tertiary care centre in
terapi bekam tercermin dalam sebuah Nigeria menyatakan bahwa sebagian
tema alasan klien menjalani terapi besar pasien hipertensi memilih terapi
alternatif komplementer bekam. alternatif komplementer dengan alasan
Berdasarkan data dan informasi dari kealamiahan terapi, dan tidak adanya efek
partisipan, partisipan menyatakan bahwa samping dari terapi tersebut. Hal serupa
alasan menjalani terapi bekam meliputi juga sesuai dengan Shafiq et al (2003)
aspek fisiologis, aspek psikologis, aspek dalam penelitiannya tentang Prevalence
ekonomi dan aspek spiritual. Berbeda and Pattern of use of complementary and
dengan hasil penelitian Rayner, Mc alternative medicine (CAM) in hypertensive
Lachlan, Forster and Cramer (2009) patients of tertiary care center in India
tentang Australian women’s use of menyatakan bahwa menghindari efek
complementary and alternative medicine to samping adalah salah satu alasan
enhance fertility: exploring the experience penggunaan terapi alternatif komplementer
of women and practitioners menyatakan

100
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 5, No.2, Juli 2010

terhadap 59% responden pada penelitian alternatif dia masih menganggap hal ini
yang dilakukan di India. sebagai alasan utama dalam pemilihan
Berdasarkan hasil temuan pada pengobatan alternatif.
penelitian ini bahwa salah satu alasan Meskipun faktor-faktor ekonomi
menjalani terapi bekam adalah karena memainkan peran dalam pemilihan terapi
kemanjuran atau kecocokan terapi alternatif komplementer, faktor biaya tidak
terhadap penyakit yang diderita. Menurut selalu dapat diprediksi. Sebagai contoh,
Sirois (2008) dalam penelitiannya tentang sebuah kesalahpahaman yang biasa
Motivations for consulting complementary terjadi adalah bahwa pasien memilih terapi
and alternative medicine practitioners: A alternatif komplementer dan pengobatan
comparison of consumers from 1997-8 and tradisional karena biaya yang lebih murah
2005 menyatakan bahwa motivasi atau dibandingkan pengobatan konvensional.
alasan masyarakat mengunakan terapi Walaupun banyak bukti biaya perawatan
alternatif komplementer adalah karena menggunakan pengobatan alternatif
ketidakefektifan pengobatan konvensional komplementer dan pengobatan tradisional
terhadap penyakit yang di alami. Alasan lebih murah daripada biaya pengobatan
lainnya adalah bahwa terapi alternatif konvensional, beberapa studi telah
komplementer dapat memberikan peran menemukan bahwa biaya pengobatan
aktif kepada masyarakat dalam alternatif komplementer dan pengobatan
memelihara kesehatan dan adanya efek tradisional sama atau lebih mahal
samping yang tidak diinginkan dari dibandingkan pengobatan medis
pengobatan konvensional. konvensional (Muela, Mushi, dan Ribera
Alasan lain dalam menjalani terapi 2000).
bekam adalah karena harga yang Salah satu studi telah
terjangkau. Menurut Walcott (2004) salah menunjukkan bahwa pertimbangan
satu alasan pemilihan pengobatan keuangan bukan faktor utama dalam
alternatif adalah faktor ekonomi. Satu memilih pengobatan tradisional, alasan
alasan mengapa pengobatan alternatif utamanya adalah keyakinan, kemudahan
murah, sering dikatakan sebagai alasan akses, dan kenyamanan. Biaya
alami. Pengobatan alternatif/tradisional pengobatan menjadi alasan setelah
yang berasal dari tumbuh-tumbuhan cukup keyakinan, kemudahan akses dan
banyak dibandingkan obat kimia, sehingga kemudahan terapi (Winston dan Patel
ketersedian bahan-bahan tumbuhan bisa 1995). Dari uraian tersebut menjelaskan
lebih mudah didapat di mana saja. bahwa faktor ekonomi/biaya yang lebih
Harganya pun lebih murah dari pada obat murah bukanlah alasan utama dalam
kimia yang hanya bisa didapat dari apotek. pemilihan terapi alternatif komplementer
Banyak iklan-iklan di majalah dan di surat tetapi keyakinan, kemudahan akses dan
kabar yang mempromosikan jenis-jenis kenyamanan menjadi faktor yang lebih
pengobatan alternatif/tradisional sebagai berperan dalam pemilihan terapi alternatif
‘cepat’ dan ‘murah’. Karena itu, faktor komplementer tersebut
ekonomi menjadi hal yang terkait dengan Berdasarkan data dan informasi
pengobatan alternatif. Untuk responden yang ditemukan pada penelitian ini bahwa
yang tidak pernah mencoba pengobatan alasan menjalani terapi bekam adalah

101
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 5, No.2, Juli 2010

sebagai salah satu ibadah dalam rangka Motivasi utama atau psikologi adalah
menjalankan ajaran agama yang motivasi yang fitrah yang sudah menjadi
dianutnya. Pengobatan dengan bekam tabiat dan bawaan manusia sejak lahir,
sudah digunakan semenjak zaman Nabi. berhubungan erat dengan segala sesuatu
T erbukti dengan adanya hadis Nabi yang berkaitan dengan fisik. motivasi
Muhammad SAW yang berbunyi psikologi yang terpenting adalah motivasi
“Kesembuhan itu terdapat pada tiga hal, menjaga kelangsungan hidup dengan
yaitu minuman madu, sayatan alat bekam pemenuhan rasa lapar, haus , lelah, sakit ,
dan kay (pembakaran) dengan api, dan bernafas. Sedangkan motivasi kejiwaan
sesungguhnya aku melarang umatku dari dan spiritual, seperti motivasi untuk tetap
kay .” Sabda yang lain “Sungguh, konsisten menjalankan ajaran agama,
pengobatan paling utama yang kalian motivasi bertaqwa, mencintai kebaikan,
gunakan adalah bekam ”(Hadits Bukhari) kebenaran dan membenci kezaliman. (Az-
(Yasin, 2007). Zahrani, 2005).
Beribadah merupakan proses
keimanan yang diawali dengan niat yang SIMPULAN DAN SARAN
kemudian di amalkan dan dilaksanakan Proses pengambilan keputusan
dengan ketaatan. Dengan beragama pasien hipertensi yang menjalani terapi
manusia mempunyai aturan petunjuk dan bekam mempertimbangkan faktor social
nasehat dalam menjalankan dan faktor psikologis. Faktor social yang
kehidupannya. Motivasi ibadah adalah berpengaruh dalam proses pengambilan
dorongan seseorang untuk berbakti keputusan memilih terapi bekam adalah
kepada Allah untuk mencapai tujuan adanya dukungan dari keluarga dan
hidupnya, yang ditunjukan dengan sikap dengan diskusi dengan anggota keluarga.
dan perilaku yang baik yaitu untuk Faktor psikologis yang mempengaruhi
mendapat ridho Allah. Beribadah adalah proses pengambilan keputusan memilih
pengakuan kita terhadap Allah, dimana kita terapi bekam adalah karena adanya
bergantung hanya pada satu yaitu Allah kepercayaan dengan orang lain. Alasan
yang menciptakan manusia, dunia, dan klien dalam menjalani terapi altertif
alam semesta. Dengan pengakuan ini, komplementer digambarkan dalam satu
timbulkan rasa aman dalam jiwa manusia tema yaitu alasan menjalani terapi bekam.
bahwa ada pendukung hidupnya yang Alasan menjalani terapi bekam meliputi
amat dekat, yang tidak akan pernah aspek fisiologis, ekonomi, psikologis dan
membuatnya sedih. aspek spiritual. Aspek fisiologis yang
Dalam beribadah kita memerlukan menjadi alasan menjalani terapi bekam
motivasi, motivasi menggerakkan sikap, adalah keinginan untuk terbebas dari efek
tanpa ada motivasi yang didasari samping obat. Aspek ekonomi berupa
keikhlasan, apalagi semata-mata hanya harga terapi bekam yang terjangkau,
menjalankan kewajiban, maka ibadah aspek psikologis meliputi adanya
tersebut menjadi kering tanpa makna. kecocokan dengan terapi bekam serta
Motivasi dibagi menjadi 2 bagian penting adanya aspek spiritual berupa terapi
yaitu: (1) Motivasi utama atau motivasi bekam adalah salah satu ajaran agama
psikologi; (2) Motivasi Kejiwaan (spiritual). tertentu.

102
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 5, No.2, Juli 2010

Hasil penelitian ini diharapkan keperawatan sehingga terapi alternatif


bahwa perawat dapat memahami tentang komplementer bekam dapat dijadikan
terapi alternatif komplementer bekam dan salah satu intervensi keperawatan yang
dapat menjadi praktisi terapi alternatif komprehensif dan saling melengkapi
komplementer bekam, peran lainnya dalam pemberian asuhan keperawatan.
adalah perawat mempunyai peranan Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat
seperti care provider, conselor, educator dilakukan penelitian tentang persepsi dan
dan advocator dalam pelaksanaan terapi harapan pasien hipertensi yang menjalani
alternatif komplementer bekam. Bagi terapi alternatif komplementer bekam.
pelayanan keperawatan, diharapkan dapat
dijadikan rekomendasi di bidang

DAFTAR PUSTAKA
Amira, O.C., Okubadejo, N.U., (2007). use CAM: a systematic review of
Frequency of Complementary and theoretical models. BMC
Alternative Medicine Utilization in Complementary and Alternative
Hypertensive patients attending an Medicine 2009, 9:9
urban tertiary care centre in Muela, S.H., A.K. Mushi, and J.M Ribera.
Nigeria. BMC Complementary and (2000) The Paradoux of The Cost
Alternative Medicine 2007, 7:30 and Affordability of Traditional and
Az-Zahrani, M (2005). Konseling T erapi, Government Health Services in
Penerbit Gema Insani, Jakarta T anzania. Health Policy Planning
Eisenberg DM, Davis RB, Ettner SL, Appel 15 (3): 296-302
S, Wilkey S, Van Rompay M, National Institute of Health. (2005) What Is
Kessler RC: Trends in alternative CAM; An Overview.
medicine use in the United States, http://nccam.nih.gov/health/whatis
1990-1997: results of a follow-up cam/overview.htm. diunduh 5
national survey. JAMA 1998, 280: Januari 2010
1569-1575 Notoatmodjo, S (2003). Promosi
Haryana, A. (2006). 812 resep untuk Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
mengobati 236 penyakit. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta. Jakarta
Penebar Swadaya Poerwandari, E.K. (2005). Pendekatan
Lazuardi,V (2008). Patuh Minum Obat, Kualitatif untuk Penelitian Perilaku
Selamatkan Hidup Penderita Manusia. (ed-3), Jakarta: Perfecta
Hipertensi, Jakarta : LPSP3. Fakultas Psikologi
http://www.transparansiriau.com/c Universitas Indonesia.
utenews/ Polit, D.F. & Hungler, B.P . (1999).Nursing
example2.htm?subaction=showfull Research: Principles and Methods.
&id=1219455000&archive=&star% 6th ed. Philadelphia: Lippincott
20from=&ucat=5&category=5 [ 3 Williams & Wilkins.
januari 2010 ]. Rayner Jo, Mc Lachlan H, Forster D &
Lorenc A, Clarke Y I, Robinson N and Blair Cramer (2009). Australian
M. (2009) How parents choose to women’s use of complementary

103
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 5, No.2, Juli 2010

and alternative medicine to Nursing:Aadvancing the


enhance fertility: exploring the Humanistic Imperative. (3 rd ed).
experience of women and Philadelphia: Lippincott Williams &
practitioners. BMC Wilkins.
Complementary and alternative Sudoyo, A.W., Setyohadi, B., Alwi, I.,
Medicine . 2009, 9:52 Simadibrata, M.,& Setiati, S.
Ririn, (2008). epidemologi hipertensi. (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit
http://yienmail.wordpress.com/ Dalam Jilid I Edisi IV, Jakarta;
2008/11/19/epidemiologihipertes/.[ Pusat Penerbitan Departemen
3 januari 2010 ]. Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Shafiq N, Gupta M, Kumara S & Pandhi P; Kedokteran Universitas Indonesia
Prevalence and Pattern of use of Sukandar E Y (2006), Tren dan Paradigma
complementary and alternative Dunia Farmasi, Industri-Klinik-
medicine (CAM) in hypertensive T eknologi Kesehatan,
patients of tertiary care center in disampaikan dalam orasi ilmiah
India. International Journal Clinical Dies Natalis ITB,
Pharmacology Therapy. 2003, http://itb.ac.id/focus/focus_file/oras
41(7): 294-298 i-ilmiah-dies-45.pdf, diakses
Sirois, F.M. (2008) Motivations for Januari 2010.
consulting complementary and Winston, C.M., and V. Patel. (1995). “Use
alternative medicine practitioners: of Traditional and Orthodox Health
A comparison of consumers from Services in Urban Zimbabwe.”
1997-8 and 2005. BMC International Journal of
Complementary and alternative Epidemiology 24 (5): 1006-12.
Medicine . 2008, 8:16 Yasin,S.A. (2007). Bekam Sunnah Nabi
Streubert, H.J., & Carpenter, D.R. (2003). dan Mukjizat Medis. Cetakan VIII.
Qualitative Research in Jakarta : al-Qowam.

104

You might also like