Professional Documents
Culture Documents
TGGJ
TGGJ
ER CASE
Case 5 Mr Rantan/ 76 yo
Assessment :
1. DOC
2. Shock condition
3. Septic condition
4. CAP
5. Severe metabolic ascidosis
6. AKI st II
7. Increased transaminase
8. Chronic cough
Comment
-
WARD CASE
Dr Gery
Q:
-Non variceal bleeding mengapa cek HbSag?
-Blood loss bila sudah yakin penyebabnya, tidak perlu cek blood smear dan retikulosit
count. Karena Pds dipakai untuk menyingkirkan DDx.
A:
-HbSAg saat anamnesis, beberapa bulan lalu pasien menderita gejala liver.Sehingga
HbSag di cek. PemFis tidak didapatkan tanda sirosis. HbSaG hanya untuk memastikan
Dr Jaja
Q:
-Adakah assessment geriatric status untuk pasien ini?
-Pain killer untuk fatique penyebab HM pasien ini. Apakah digali mnegapa memakai
chronic pain-killer
A:
-Ketika ditanya apakah ada rasa sakit, tidak didapatkan rasa sakit. Hanya merasa pegal-pegal
di badan saja. Pekerjaan nya sebelumnya adalah tentara, dan punya kebiasaan memakai
pain-killer untuk mengatasi lelah
-Status geriatric belum di cek. Namun pasien dapat melakukan aktivitasnya secara mandiri
Dr Charisma
Q:
-Mengapa PUB sebagai yang utama? Kira – kira dimana lokasi dari ulcernya sendiri?
A:
-PUB sebagai yang utama karena PUB merupakan yang paing sering terjadi secara
epidemiology. Mengenai lokasinya, masih belum dapat menentukan dimana lokasinya.
S (dr Fadila):
-Bila memburuk dengan makan gaster
Bila membaik dengan makan duodenum
Dr Hana
Q: Dari algorithm ada step untuk rule-out Helicobacter, kapan dipakai? Bila memang karena
infeksi, apa yang akan di lakukan?
A: Urea breath test di cek setelah pengobatan symptoms gagal (6 bulan)
S: Cara lain dengan gaster byopsi jarang dilakukan di sini. Dilakukan saat endoscopy. Urea
breath test (+) bila test UBT mengandung ammonia >
Dr Jefry
Q:
-Pendapat dr Ade mengenai concomitant use PPI and Ranitidin?
-Bagaimana dengan pemakaian ranitidine untuk mengurangi hospital cost
-Helicobacter pylori Negatif gram bacteria bagaimana dengan pemakaian quinolone?
A:
-Ranitidin dan PPI Not appropriate since ranitidine not suggested for HM
-Pada pasien ini masih belum dapat disimpulkan terinfeksi Helicobacter quinolone dapat
untuk 2nd line treatment
Dr Supriono
S:
-Jika hanya untuk meyakinakn saja, seharusnya tidak perlu pengecekan HbSAg, bila memang
dari anamnesis dan pemeriksaan fisik tidak didapatkan tanda yang mengarah kepada infeksi
hepar.
-Survey H-Pylori - prevalensi berbeda-beda.
Kapan harus waspada ketika pengobatan maksmal tidak sembuh juga. Bila saat
endoskopi didalatkan kissing ulcer terutama ulcer di duodenum.
-PPI dan H2 antagonis bila bleeding tidak ada indikasi H2antagonis. Kombinasi belum ada
jurnal tentang pemakaian kombinasi, hanya sebatas experience dari klinisi.
-High dose PPI bias menaikkan Ph hingga 6 diberikan High Dose PPI sampai bleeding stop
high dose ppi : diberikan hingga 3 hari (72 jam) karena yang ditakutkan adalah
rebleeding lebih sulit diatasi.
-Penempatan PL hemel cukup langsung Hemel atau perlu ketingkat yang lebih tinggi (Upper
GI Bleeding), kecuali sudah bias dipastikan letaknya perdarahan.
-Anemia mau dijadikan problem bias tidak. Bias dimasukkan dengan PL 1 bisa dijadikan
masalah sendiri. Kapan??? Ketika anemia nya curiga ke arah lain selain PL no 1.
-Volume depletion monitoringnya? Pengecekan Ur/Cr lagi kapan? RT berapa kali ?
apakah RT termasuk dalam monitoring?
-Pada pemeriksaan lab trombosit biasanya turun pada pasien sirosis bila pemfis tidak
mendukung ke sirosis, HbSAg tidak perlu diberikan
-High Dose PPI Hanya untuk PUB.