You are on page 1of 5

MORNING REPORT

Struktur Tim Jaga Pagi


Tahap I : dr. Ade, dr Dipto, dr Puspa (Cardio), dr Rohma
Tahap II CVCU : dr. Roni
Tahap II HCU : dr. Sulih
Tahap II UGD : dr. Tio, dr. Nadina
Chief Jaga : dr. Fadila
Konsultan Jaga : dr. Bogi P Sp.PD-KGEH
Fasilitator MR : dr. Supriono Sp.PD-KGEH

ER CASE

Case 1 Mrs Sutik/ 66 yo


Assessment :
1. AMS
a. CVA Infark acute
b. Hypoglicemia
2. Post severe hipoglikemia
a. OAD Induced
3. HT st I
4. DM type II on OAD
5. HF st C fc III
a. HHD
b. CAD
6. Hiponatremia hipoosmolar hypovolemic state
a. Volume depletion
7. Anemia N-N
a. Chronic disease
Comment
-

Case 2 Mr Ahmad Sholeh/ 33 yo


Assessment :
1. ADHF Precipitationg factor infection
2. Septic condition
a. Infected DL
b. CAP
3. Infected double lumen
4. CAP dd HAP
5. CKD dt 5 on rutin HD
6. Anemia renal
7. HF st C fv IV
a. HHD
b. DCM
8. HT st II
Comment
-

Case 3 Mrs Siti Aminah/ 40 yo


Assessment :
1. DOC
a. Uremic encephalopathy
b. Septic encephalopathy
2. Septic condition
a. CAP
b. Bacterial translocation dt small bowel obstruction ?
3. CAP
4. AKI st 3
a. Volume depletion
b. Dt no 2
5. Hematemesis
6. Severe hypoalbuminemia
a. Hyperkatabolik state
b. Low intake
7. DM Type II Normoglicemia
8. HT st II
9. HF sc C fc II
a. HHD
b. CAD
10. Uncompensated metabolic ascidosis
11. Focal Illeus
12. Thrombocytopenia
Comment
-

Case 4 Mrs Nanik/ 62 yo / MedCon from Surgery


Assessment :
1. Massive pleural effusion D pro WSD
2. DM type 2 on treatment
3. HT on treatment
4. Ca Mammae S with pulmonary metastase
Comment
-

Case 5 Mr Rantan/ 76 yo
Assessment :
1. DOC
2. Shock condition
3. Septic condition
4. CAP
5. Severe metabolic ascidosis
6. AKI st II
7. Increased transaminase
8. Chronic cough
Comment
-

Case 6 Mr Mursiyah/ 59 yo/ MedCon from Ortho


Assessment :
1. Multile litik lesion on cruris S
2. Anemia N-N
Comment
Dr Reza
Q: Hasil protein elektroforesa ?
A: Monoclonal gammopathy

WARD CASE

Case 1 Mr S/77 yo/Ward 22 bed 1.1


Assessment :
1. Hematemesis and Melena
2. Anemia N-N
3. Azotemia pre-renal
Comment
Dr Edi
Q:
-Setuju dengan planning terapi puasa dan GL/8 jam + bolus PPI dan bila GL bersih 1X-- > diet
mulai. Drip bias switch ke bolus bila bleeing baik
-Anemia N-N setuju untuk planning blood sear dan retikulosit count. Target koreksi Hb
7g/Dl Tidak perlu transfui
-Pemberian cairan untuk azotemia pre-renal setuju
A:

Dr Gery
Q:
-Non variceal bleeding  mengapa cek HbSag?
-Blood loss  bila sudah yakin penyebabnya, tidak perlu cek blood smear dan retikulosit
count. Karena Pds dipakai untuk menyingkirkan DDx.
A:
-HbSAg  saat anamnesis, beberapa bulan lalu pasien menderita gejala liver.Sehingga
HbSag di cek. PemFis tidak didapatkan tanda sirosis. HbSaG hanya untuk memastikan

Dr Jaja
Q:
-Adakah assessment geriatric status untuk pasien ini?
-Pain killer untuk fatique  penyebab HM pasien ini. Apakah digali mnegapa memakai
chronic pain-killer
A:
-Ketika ditanya apakah ada rasa sakit, tidak didapatkan rasa sakit. Hanya merasa pegal-pegal
di badan saja. Pekerjaan nya sebelumnya adalah tentara, dan punya kebiasaan memakai
pain-killer untuk mengatasi lelah
-Status geriatric belum di cek. Namun pasien dapat melakukan aktivitasnya secara mandiri

Dr Charisma
Q:
-Mengapa PUB sebagai yang utama? Kira – kira dimana lokasi dari ulcernya sendiri?
A:
-PUB sebagai yang utama karena PUB merupakan yang paing sering terjadi secara
epidemiology. Mengenai lokasinya, masih belum dapat menentukan dimana lokasinya.
S (dr Fadila):
-Bila memburuk dengan makan  gaster
Bila membaik dengan makan  duodenum

Dr Hana
Q: Dari algorithm ada step untuk rule-out Helicobacter, kapan dipakai? Bila memang karena
infeksi, apa yang akan di lakukan?
A: Urea breath test  di cek setelah pengobatan symptoms gagal (6 bulan)
S: Cara lain dengan gaster byopsi  jarang dilakukan di sini. Dilakukan saat endoscopy. Urea
breath test (+) bila test UBT mengandung ammonia >

Dr Jefry
Q:
-Pendapat dr Ade mengenai concomitant use PPI and Ranitidin?
-Bagaimana dengan pemakaian ranitidine untuk mengurangi hospital cost
-Helicobacter pylori  Negatif gram bacteria  bagaimana dengan pemakaian quinolone?
A:
-Ranitidin dan PPI  Not appropriate since ranitidine not suggested for HM
-Pada pasien ini masih belum dapat disimpulkan terinfeksi Helicobacter  quinolone dapat
untuk 2nd line treatment

Dr Supriono
S:
-Jika hanya untuk meyakinakn saja, seharusnya tidak perlu pengecekan HbSAg, bila memang
dari anamnesis dan pemeriksaan fisik tidak didapatkan tanda yang mengarah kepada infeksi
hepar.
-Survey H-Pylori - prevalensi berbeda-beda.
Kapan harus waspada  ketika pengobatan maksmal tidak sembuh juga. Bila saat
endoskopi didalatkan kissing ulcer terutama ulcer di duodenum.
-PPI dan H2 antagonis  bila bleeding tidak ada indikasi H2antagonis. Kombinasi belum ada
jurnal tentang pemakaian kombinasi, hanya sebatas experience dari klinisi.
-High dose PPI bias menaikkan Ph hingga 6  diberikan High Dose PPI sampai bleeding stop
 high dose ppi : diberikan hingga 3 hari (72 jam)  karena yang ditakutkan adalah
rebleeding  lebih sulit diatasi.
-Penempatan PL hemel cukup langsung Hemel atau perlu ketingkat yang lebih tinggi (Upper
GI Bleeding), kecuali sudah bias dipastikan letaknya perdarahan.
-Anemia  mau dijadikan problem bias tidak. Bias dimasukkan dengan PL 1 bisa dijadikan
masalah sendiri. Kapan??? Ketika anemia nya curiga ke arah lain selain PL no 1.
-Volume depletion  monitoringnya? Pengecekan Ur/Cr lagi kapan? RT berapa kali ?
apakah RT termasuk dalam monitoring?
-Pada pemeriksaan lab  trombosit biasanya turun pada pasien sirosis  bila pemfis tidak
mendukung ke sirosis, HbSAg tidak perlu diberikan
-High Dose PPI  Hanya untuk PUB.

You might also like