You are on page 1of 6

Tiga Harta Simpanan Yang Paling Utama

َ َ ِّ َ ْ َ َ ُ ْ َ ُ ُ َ َ ُ ُ ْ َ ْ َ َ ُ ُ ْ َ ْ َ َ ُ ُ َ ْ َ ‫َّ َ ْ َ ه‬
َ
‫ َم ْن‬،‫ات أ ْع َم ّالنا‬ ّ ‫ور أنف ّسنا و ّمن سيئ‬ ُ ُُ ْ ّ ‫وذ ب‬
ِ ‫اهلل ّمن ش‬ ّ ‫ ونع‬،‫لِل نـحمده ونست ّعينه ونستغ ّفره‬ ّ ّ ‫إن الـحمد‬
َ ْ َُ َ ُ َ ْ َ َّ َ َ َّ َ ُ َ ْ َ َ ُ َ َ َ َ َ ْ ْ ُ ْ َ َ ُ َ َّ ُ َ َ ُ
‫شيك‬ ِ ‫ال‬ ‫ه‬ ‫د‬ ‫ح‬ ‫و‬ ‫هللا‬ ‫ال‬ ‫ وأشهد أن ال ّإله ّإ‬،‫ ومن يض ّلل فَل ه ّادي له‬،‫َي ْه ّد ّه هللا فَل م ّضل له‬
ُ ُ ً َّ َ ُ ْ َ ُ َ
‫له َوأش َهد أن ُم َـح َّمدا َع ْبد ُه َو َر ُسوله‬
َ ُ ْ َ َّ ُ َ َ َ ُ َّ َ َّ ُ َّ ُ َ َ َّ َ ُّ َ َ ‫ى‬
‫الِل َحق تق ّات ّه َوال ت ُموت َّن ّإال َوأنت ْم ُم ْس ّل ُمون‬ ‫آمنوا اتقوا‬ ‫ يا أيها ال ّذين‬،‫قال هللا تعاىل ف كتابه الكريم‬
‫ا‬ ‫َّ َ ُ ُ َ ا‬ ُ َّ ُ َ َ َّ َ ُّ َ َ
‫الِل َوقولوا ق ْوال َس ّديدا‬ ‫آمنوا اتقوا‬ ‫ يا أيها ال ّذين‬،‫وقال تعاىل‬
‫ول ُه َف َق ْد َف َاز َف ْو ازا َعظ ا‬
َ ُ َ َ َ َّ ُ َ ُُ ُْ َ ْ ََْ ُْ َ َ ْ َ ُْ َ ْ ْ ُ
‫يما‬ ّ ‫وبك ْم َو َم ْن ُي ّط ِع الِل ورس‬ ‫يص ّلح لكم أعمالكم ويغ ّفر لكم ذن‬
ُ َّ ‫ َو َأ ْح َس َن ْال َه ْدي َه ْد ُي ُم َح َّمد َص ََّّل‬، ‫الِل‬
َّ َُ ‫ َو‬، ‫الِل َع َل ْي ّه َو َس َّل َم‬
‫ش‬
َّ ُ َ
‫اب‬ ‫ت‬ ‫ك‬ ‫يث‬ ‫د‬ ‫ح‬َ ‫ فإ َّن َأ َص َد َق ْال‬،‫َأ َّما َب ْع ُد‬
ٍ ِ ّ ّ ّ ّ ّ
َّ ‫ُ ُ ُ ْ َ َ ُ َ َ ُ َّ ُ ْ َ َ ْ َ ٌ َ ُ َّ ْ َ َ َ ٌ َ ُ َّ َ َ ى‬
‫ وكل ضَلل ٍة ّ يف الن ِار‬، ‫ وكل ّبدع ٍة ضَللة‬، ‫ وكل محدث ٍة ّبدعة‬، ‫ور محدثاتها‬ ِ ‫األم‬

Ummatal Islam,

Sesungguhnya harta simpanan yang terbaik, yang Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi wa Sallam
kabarkan kepada kita adalah tiga perkara, sebagaimana Al-Imam Al-Baihaqi meriwayatkan di
dalam sunannya dan dishahihkan oleh Syaikh Albani Rahimahullah. Kata Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
ٌ َ ُُ َ َْ
َ ‫ان َذاك ٌر َو َق ْل ٌب َشاك ٌر َو َز ْو َج ٌة ُم ْؤم َن ٌة ُتع ُين ُه َع ََّل إ‬
‫يم ّان ّه‬ ّ ّ ّ ّ ّ ‫أفضله ّلس‬
“Harta terbaik adalah lisan yang berdzikir, hati yang bersyukur dan istri mu’minah yang
membantu keimanannya (suami).” (HR. Tirmidzi)

Dan dalam riwayat yang lain, Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
ْ َ َ ُ َ َ ُ‫َ َّ ْ َ َ ُ ُ ْ َ ْ ا َ ا َ َ ا َ ا َ َ ْ َ ا ُ ْ َ ا ُ ى‬
‫ي أ َحدك ْم َعَّل أ ْم ِر اْل ّخ َر ّة‬ ‫ّليت ّخذ أحدكم قلبا ش ّاكرا و ّلسانا ذ ّاكرا وزوجة مؤ ّمنة ت ّع‬

“Hendaknya salah seorang dari kalian mengambil harta simpanan berupa hati yang
bersyukur, lisan yang berdzikir dan isteri mukminah yang menolong salah seorang dari
kalian dalam urusan akhiratnya.” (HR. Ibnu Majah)

Inilah kata Rasulullah, tiga perkara yang merupakan sebaik-baiknya harta simpanan.

Lisan yang selalu berdzikir kepada Allah

Ketika lisan selalu berdzikir, disaat itulah Allah akan senantiasa mengingat dia. Sebagaimana
Allah Ta’ala berfirman:
‫ون‬ ‫ر‬ُ ‫ون َأ ْذ ُك ْر ُك ْم َو ْاش ُك ُروا ىل َو َال َت ْك ُف‬
‫َف ْاذ ُك ُر ى‬
ّ ‫ّي‬ ‫ّي‬
“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah
kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” (QS. Al-Baqarah[2]: 152)

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda dalam hadits qudsi:


ْ َ ‫َ َُْ ُ ى‬ ْ َ ‫َََ َ ُ َ َ ََ ى َ َ َ ى ى‬ ْ ‫ َأ َنا ع ْن َد َظ ِّن َع‬:‫الِل َتعاىل‬
َّ ُ ُ
‫ وإن‬،‫فس‬ ‫ي‬ ‫ن‬ ‫ف‬‫ي‬ ‫ه‬ ‫ت‬
‫ر‬ ‫ك‬ ‫ذ‬ ،‫سه‬
ّ ‫ف‬ ‫ن‬ ‫ف‬‫ي‬ ‫ن‬‫ي‬ ‫كر‬‫ذ‬ ‫إن‬‫ف‬ ،‫ن‬‫ي‬ ‫ر‬ ‫ك‬‫ذ‬ ‫ا‬‫ذ‬ ‫إ‬ّ ‫عه‬‫م‬ ‫ا‬‫ن‬ ‫أ‬‫و‬ ،‫ن‬‫ي‬ ّ ‫ي‬‫د‬ّ ‫ب‬ ّ ‫يقول‬
ْ ْ َ
ْ‫من ُهم‬ ‫ُُ ى‬ َ ‫َََ ى ى‬
‫مإل خ ٍي‬
ٍ ‫ ذكرته يف‬،‫مإل‬ ٍ ‫ذكر ين يف‬
“Allah Ta’ala berfirman: Aku sesuai persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia
mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku saat bersendirian, Aku akan mengingatnya dalam diri-
Ku. Jika ia mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di kumpulan yang lebih
baik daripada pada itu (kumpulan malaikat).” (Muttafaqun ‘alaih)

Lisan yang senantiasa berdzikir kepada Allah menjadikan seorang hamba akan senantiasa
diingat oleh Allah. Apabila Allah mengingat seorang hamba, tentunya Allah akan berikan
kepada dia berbagai macam karunia dan rahmatNya, diberikan oleh Allah Subhanahu wa
Ta’ala inayah dan taufiqNya. Lisan yang senantiasa berdzikir kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala, hatinya pun akan terjaga daripada godaan setan. Karena disebutkan dalam hadits
riwayat Imam Ahmad, bahwasannya berdzikir itu bagaikan benteng yang kokoh, yang
membentengi seorang daripada musuhnya. Sementara musuh kita adalah setan.

Lisan yang senantiasa berdzikir kepada Allah, hatinya senantiasa bening dan diberikan oleh
Allah kekuatan untuk menjalankan syariatNya. Sebagaimana disebutkan dalam hadits, ada
seorang laki-laki berkata:
ْ ْ ْ َ َ ُ ُ ََ َ َ َ ُ َّ َ َ َ ْ َُ َ ْ ْ ‫َّ َُ َ َ ْ ْ َ َ ْ َ ُ َ ْ َ َ َّ َ َ ْ ْ ى‬ َ ْ ُ َ َ
ّ ‫ ال يزال ّل َسانك رط ابا ّمن ّذك ِر‬: ‫س ٍء أتشبث ّب ّه ؟ قال‬
‫هللا‬ ‫ فأن ّبئ ّ ين ّمنها ّب ي‬، ‫هللا ّإن ش ّائع اْلسَل ّم قد كيت ع يَّل‬
ّ ‫يا رسول‬

“Wahai Rasulullah, sesungguhnya syariat-syariat Islam sudah banyak pada kami.


Beritahukanlah kepada kami sesuatu yang kami bisa berpegang teguh kepadanya ?’ Nabi
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, ‘Hendaklah lidahmu senantiasa berdzikir kepada
Allah Azza wa Jalla” (HR. Tirmidzi)

Ketika orang ini mengadu kepada Rasulullah tentang syariat Islam yang banyak yang
tentunya kita pun sulit untuk menghafal seluruhnya, ia minta satu kuncinya, maka
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan kunci semua, yaitu lisan yang
senantiasa basah dengan dzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Itu menunjukkan orang yang senantiasa lisannya basah dengan dzikir kepada Allah, Allah
akan berikan kekuatan ia untuk menjalankan perintah-perintahNya dan menjauhi
laranganNya. Lisan yang senantiasa berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, Allah akan
angkat derajatnya dan Allah akan gugurkan dosa-dosanya. Karena ketika seseorang
mengucapkan Subhanallah, Allah tuliskan untuknya 20 derajat, Allah gugurkan darinya 20
dosa dan Allah tuliskan untuknya 20 kebaikan.
Lisan yang senantiasa berdzikir kepada Allah, Allah tanamkan untuknya pohon-pohon di
surga. Sebagaimana disebutkan dalam hadits yang dikeluarkan oleh Imam Ahmad dalam
musnadnya, ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam Isra’ Mi’raj, Rasulullah bertemu
dengan Nabi Ibrahim di langit yang ketujuh. Lalu Nabi Ibrahim berkata kepada Rasulullah:
َ َ ُ َ َ َّ َ َ ٌ َ َّ َ ُّّ ُ َ ِّ َ َ َّ َ َّ َ ْ ُ ْ َ َ َ َ َّ ِّ َ َ َّ ُ ْ ْ َ ُ َّ َ ُ َ
َ ‫اليَبة َع ْذ َب ُة‬
ّ ‫ وأن ّغ َراسها س ْبحان‬،‫يعان‬
‫هللا‬ ‫ َوأن َها ّق‬،‫الم ّاء‬ ّ ْ ‫ أق ِرئ أمتك ّم ى ين السَلم وأخ ّ ْيهم أن الجنة طيبة‬،‫يا محمد‬
ْ َ ُ َ ُ َّ َ َ َ َ ُ َ َ
‫هللا أ ك َ ُي‬‫هلل وال ّإله ّإال هللا و‬ّ ‫والح ْمد‬

“Wahai Muhammad, sampaikan salam dariku untuk umatmu. Beritahu mereka bahwa
surga itu debunya harum. Airnya segar. Dan surga itu datar. Tanamannya adalah kalimat:
Subhaanallahi wal hamdu lillaahi laa ilaaha illaahu wallaahu akbar (Maha Suci Allah, segala
puji bagi Allah, tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, dan Allah Maha Besar).”
(HR. Ahmad)

Maka lisan yang senantiasa banyak berdzikir kepada Allah, hakikatnya ia sedang menanam
pohon-pohon dan tanaman-tanaman di surga untuk dirinya sendiri. Lisan yang senantiasa
berdzikir kepada Allah, Allah jaga lisannya dari mengucapkan kata-kata yang dimurkai oleh
Allah. Sehingga ia jauh dari berghibah, ia jauh dari berdusta, ia jauh dari mengucapkan kata-
kata yang dimurkai dan tidak disukai oleh Allah.

Maka itulah saudaraku sekalian, lisan yang senantiasa berdzikir kepada Allah sungguh
menguntungkan pelakunya, sungguh memberikan kebahagiaan dan ketenangan serta
ketentraman bagi hatinya. Bukankah Allah berfirman:
ُ ‫ي ْال ُق ُل‬ َّ ْ
ُّ‫اللـه َت ْط َم ى‬ ََ
‫وب‬ ّ ّ ‫أال ّب ّذك ِر‬

“Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d[13]: 28)

Hati yang bersyukur

Hati yang bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah hati yang mengakui bahwa
semua nikmat yang yang ia peroleh berasal dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hati tersebut
senantiasa meyakini bahwa sekecil apapun nikmat yang ia rasakan akan ditanya oleh Allah
Subhanahu wa Ta’ala. Hati tersebut kemudian berpikir bagaimana ia menggunakan nikmat-
nikmat yang banyak tersebut untuk mensyukuri Allah, untuk menaati Allah.

Ketika ia diberikan oleh Allah kenikmatan, ia senantiasa berpikir, “apa jawaban saya di
hadapan Allah dengan nikmat-nikmat yang saya peroleh tersebut?” Sehingga sebelum ia
menggunakan kenikmatan tersebut, hati tersebut berpikir, “apakah yang saya gunakan ini
dalam kerinduan Allah atau tidak?”

Hati yang bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, hati yang senantiasa qanaah
dengan yang Allah berikan kepadanya walaupun sedikit. Ia tidak pernah merasa serakah dan
rakus, ia tahu dan ia sangat yakin bahwasanya sesuatu yang Allah berikan kepadanya itu
yang terbaik untuknya. Sehingga akhirnya hatinya tidak pernah berangan-angan dan
berkhayal untuk mendapatkan kehidupan dunia yang lebih banyak lagi.
Hati yang bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah hati yang selalu berucap dan
berterima kasih kepada Allah. Disaat ia makan, hati tersebut yakin bahwasanya inilah nikmat
Allah, maka lisannya pun berucap Alhamdulillah. Makanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam bersabda:
ََ َ َ َ َ ْ َُّ َ َ ُْ َ ْ َ َ ْ َ َ ُ َ َ ْ َ َ َ َ ْ َ ْ َ ُ ْ َ ْ َ ْ َ ْ ْ َ َ‫َّ َّ َ َ َ ْ ى‬
‫الشبة ف َي ْح َمد ُه عل ْي َها‬ ‫ّإن الِل ليض عن العب ّد أن يأكل األ كلة فيحمده عليها أو يشب‬

“Sesungguhnya Allah Ta’ala sangat suka kepada hamba-Nya yang mengucapkan tahmid
(Alhamdulillah) sesudah makan dan minum.” (HR. Muslim)

Hati tersebut penuh rasa syukur kepada Allah, hati tersebut senantiasa berharap agar
semua nikmat-nikmat yang Allah berikan tersebut menjadi pahala untuk dirinya. Hati yang
senantiasa takut kepada Allah, berharap akan karunia dan nikmatNya, berharap akan
surgaNya, berharap akan keridhaanNya.

Hati tersebut takut kepada Allah, takut akan adzabNya dan kemurkaanNya. Hati tersebut
senantiasa ia gantungkan harapannya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hati yang penuh
tawakal kepada Allah, hati yang dipenuhi dengan cinta kepada Allah, hati yang senantiasa
berharap kepada Allah. Sehingga akhirnya cintai ia karena Allah, benci ia karena Allah,
keinginan ia hanya mengharapkan ridha Allah, dia tidak mengharapkan pujian manusia, ia
tidak mengharapkan kehidupan dunia dari amal shalihnya, demikian hati yang bersyukur
kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Kemudian perkara yang ketiga, saudaraku

Istri Shalihah

Istri yang membantu ia untuk metaati Allah Subhanahu wa Ta’ala. Itulah seindah-indah
perhiasan dunia yang Rasulullah disebutkan dalam haditstnya:
ُ َّ ‫الد ْن َيا ْال َم ْ َرأ ُة‬
‫الص ّال َحة‬
ُّ َ َ ٌ َ ْ ُّ
‫الدن َيا َمتاع َوخ ْ ُي َمت ِاع‬

“Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah.” (HR. Muslim)

Istri yang shalihah adalah yang senantiasa berpikir bagaimana bakti ia kepada suaminya. Istri
yang shalihah adalah yang berusaha bagaimana menjadikan suaminya sebagai jalan dirinya
untuk masuk kepada surga Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebagaimana Al-Imam Al-Bazzar
meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam kedatangan seorang wanita
yang ingin bertanya kepadanya karena ada kebutuhan. Lalu Rasulullah bersabda kepadanya:

“Apakah kamu memiliki suami?”

Wanita itu menjawab, “punya wahai Rasulullah”

Kata Rasulullah, “bagaimana sikap kamu terhadap suamimu?”

Wanita itu berkata, “Aku terus bersungguh-sungguh untuk mentaati suamiku keculi aku
yang tidak mampu ya Rasulullah”
Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
َ ُ َّ ُ َّ َ ُ ْ َْ َ ُ ْ َ
‫فانظ ِري أ ْي َن أن ّت ّمنه ف ّإن َما ه َو َجنت ّك َون ُار ّك‬

“Lihatlah oleh kamu bagaimana kamu dimata suamimu, karena suamimu adalah surga atau
nerakamu” (HR. Ahmad)

Istri yang senantiasa berpikir bagaimana ia berusaha mentaati suaminya dalam kebaikan
dan membantu suaminya dalam ketaatan. Sebagaimana disebutkan dalam hadits, Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebut tentang suami istri yang apabila suaminya bangun
diwaktu malam, ia shalat malam lalu ia bangunkan istrinya untuk shalat malam, lalu
keduanya shalat malam. Kata Rasulullah:
َّ ْ َ ‫َ َ َّ ُ َ ُ ا َ َ َ َّ ْ َ َ َّ َ َ ْ َ َ ْ َ َ َ ُ َ َ َّ ْ َ ْ َ َ ْ َ َّ ى َ ْ َ ْ َ َ َ َ َّ ُ َ ا‬
‫الِل ْام َرأة ق َامت ّم َن الل ْي ّل‬ ‫ر ّحم الِل رجَل قام ّمن اللي ّل فصَّل وأيقظ امرأته فصلت ف ّإن أبت رش ّف وج ّهها الماء ر ّحم‬
َ‫َف َص َّل ْت َوَأ ْي َق َظ ْت َز ْو َج َها َف َص ََّّل َفإ ْن َأ َن َر َّش ْت ىف َو ْجهه ْال َماء‬
ّ ّ ّ ّ

“Semoga Allah merahmati seorang laki-laki yang bangun di waktu malam lalu shalat dan ia
pun membangunkan istrinya lalu sang istri juga shalat. Bila istri tidak mau bangun, ia
percikkan air ke wajahnya. Semoga Allah juga merahmati seorang perempuan yang bangun
di waktu malam lalu ia shalat dan ia pun membangunkan suaminya. Bila suami enggan
untuk bangun, ia pun memercikkan air ke wajahnya.” (HR. An Nasa’i)

Allah merahmati istri yang membantu suaminya untuk mentaati Allah, Allah merahmati
suami yang membantu istrinya untuk mentaati Allah.

Demikianlah saudaraku sekalian, adalah merupakan sebaik-baik harta simpanan yang kita
simpan di dunia ini untuk kehidupan akhirat kelak.

‫قوىل هذا واستغفر هللا يىل ولكم‬


‫أقول ي‬

Khutbah kedua
‫الحمد هلل والصَلة والسَلم عَّل رسول هللا‪ ،‬نبينا محمد و آله وصحبه ومن وااله‪ ،‬وأشهد أن ال إله إال هللا وحده ال‬
‫ُ‬ ‫ّ ً‬ ‫َّ‬
‫محمدا عبده ورسوله‬ ‫ُشيك له‪ ،‬وأشهد أن‬

‫ْ ََ‬ ‫ٌ‬ ‫ٌ‬ ‫َّ َ‬ ‫ُ َ َّ َ َ َ َّ ْ َ َ َ ْ َ ْ َ َ َ َ‬ ‫َ َّ ُ َّ َ ِّ َ َ ُ َ َّ َ َ َ‬


‫آل ّإ ْب َر ّاه ْي َم‪ّ ،‬إنك َح ّم ْيد َم ّج ْيد‪َ .‬و َب ِارك عَّل‬
‫آل محم ٍد كما صليت عَّل ّإبر ّاهيم وعَّل ّ‬ ‫اللهم صل عَّل محم ٍد وعَّل ّ‬
‫ٌ‬ ‫ٌ‬ ‫َّ َ‬ ‫ُ َ َّ َ َ َ َ ْ َ َ َ ْ َ ْ َ َ َ َ‬ ‫ُ َ َّ َ َ َ‬
‫آل ّإ ْب َر ّاه ْي َم‪ّ ،‬إنك َح ّم ْيد َم ّج ْيد‬
‫آل محم ٍد كما باركت عَّل ّإبر ّاهيم وعَّل ّ‬‫محم ٍد وعَّل ّ‬

‫ات‬ ‫ُْ ْ َ َْ َ‬ ‫َْ َ‬ ‫َ ْ ْ ىَ َ ْ َ‬ ‫اغف ْر ل ْل ُم ْسلم ْ ىَ َ ْ َ‬ ‫ُ َّ ْ‬


‫ات األحي ّاء ّمنهم واألمو ّ‬
‫ي والمؤ ّمن ّ‬ ‫ات والمؤ ّم ّن‬ ‫ي والمس ّلم ّ‬ ‫ّّ‬ ‫اللهم ّ ّ‬
‫َّ‬
‫الت َّواب ى‬ ‫ُ َّ ْ َ‬
‫ي‬ ‫ّ‬ ‫اج َعلنا ّمن‬ ‫اللهم‬
‫َّ‬ ‫ُ َّ ْ َ‬
‫ي‬‫المت ّق ى‬ ‫اج َعلنا ّمن‬ ‫اللهم‬
‫واب َّ‬ ‫ُ َّ َ ُ ْ َ َ ْ َ َّ َ َ ْ َ َّ‬
‫الت ُ‬
‫الر ّحيم‬ ‫اللهم وتب علينا ّانك انت‬
‫َ َ‬ ‫ََ ْ َ ُ َ‬
‫ْ‬ ‫َّ َ‬
‫الل ُه َّم أ ّع ىِّ ين عَّل ّذك ِرك َوشك ِرك َو ُح ْس ِن ّع َباد ّتك‬

‫‪:‬عباد هللا‬

‫ُ ُ َ َّ ُ َ َ َّ َ‬ ‫ْ ْ‬ ‫ْ َ‬ ‫ْ ُ ْ َٰ َ َ ْ َ ٰ َ ْ َ َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ ْ‬ ‫َّ َّ َ ْ‬


‫َه ع ِن الف ْحش ّاء َوال ُمنك ِر َوال َب ى ِيغ ۚ َي ّعظك ْم ل َعلك ْم تذك ُرون ﴿‪٩٠‬‬‫﴾ ّإن اللـه َيأ ُم ُر ّبال َعد ّل َو ّاْل ْح َس ّان َوّإيت ّاء ّذي القرن وين‬
‫كر هللا َ‬ ‫ولذ ُ‬ ‫َ َْ َْ ُ ُ َ ْ ُ ُ ََ َ َ ُْ‬ ‫َ ْ ُ‬
‫أكي‬ ‫‪.‬فاذك ُروا هللا الع ّظيم يذك ْركم‪ ،‬واشك ُروه عَّل ّنع ّم ّه ي ِزدكم‪ّ ،‬‬

You might also like