Professional Documents
Culture Documents
Risk of Hypertension in Adolescents With Eeb6d4ad PDF
Risk of Hypertension in Adolescents With Eeb6d4ad PDF
ABSTRACT
Background: Adolescents are the changes of children to be adults. Gender, family history of
disease, age, sodium intake and physical activity affect the pravelence of hypertension
Adolescences are the time change from children into adults. Gender, family history of disease, body
mass index or BMI according to age, sodium intake and physical activity affect the prevalence of
hypertension in adulthood. Hypertension disorders in teenagers most will settle on adulthood. This
study aimed to analyze risk factors of hypertension in adolescent aged 15-17 years with over
nutritional status.
Subject and Methods: This was an observational analytic study with cross sectional design. This
was conducted in Pangkalpinang, Bangka Belitung Indonesia. A total of 120 students in grade X-XI
in four high schools were selected by fixed-exposure sampling. BMI measurement used antro-
pometri. Physical activity questionnaire used International Physical Activity Questionnaire.
Sodium intake was measured with a food frequency questionnaire. Blood pressure was measured
by using a sphygmomanometer. Data analysis was using a multiple linear regression.
Results: Gender and nutritional status more positively associated with hypertension, (B= 5.77; p=
0.017) and (B=4.85; p= 0.001), while sodium intake, family disease history and physical activity
have a negative relationship, (B= 0.01; p= 0.076), (B=-1.73; p= 0.481) and (B= -0.01; p = 0.592).
Multiple linear analysis obtained adjusted R2 = 0356 (35.6%).
Conclusions: Young men have a higher average blood pressure than women of 5.77 mmHg. Any
increase of 1 kg/m2 equivalent BMI will raise the blood pressure of 4.85 mmHg. Adolescents with
more nutritional status can increase knowledge about hypertension, as well as regulate eating
habits according to needs of physical growth and development.
Correspondence:
Mirza Yusrizal. Health Department of Pangkalpinang,Bangka Belitung, Indonesia.
Email: mirzayusrizal@yahoo.co.id
bahwa prevalensi hipertensi pada pendu- mengalami hipertensi pada usia dini diban-
duk usia 18 tahun keatas sebesar 5.9% dingkan dengan yang tidak memiliki riwa-
(dari 31.7%. tahun 2007 menjadi 25.8% yat penyakit keluarga (Hartono, 2013). Bila
tahun 2013). Prevalensi hipertensi tertinggi kedua orang tua menderita hipertensi esen-
di Indonesia adalah Provinsi Kepulauan sial maka 44.8% anaknya akan menderita
Bangka Belitung, yaitu 30.9% (Kemente- hipertensi, dan bila salah satu orang tua
rian Kesehatan Republik Indonesia, 2013). yang hipertensi maka 12.8% keturunan
Hasil pengukuran di tujuh Kabupaten/Kota yang akan mengalami hipertensi (Saing,
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada 2005). Penelitian yang dilakukan pada re-
usia 15 tahun keatas menyatakan Kota maja usia 14-17 tahun di Afrika Amerika
Pangkalpinang mempunyai prevalensi menyatakan bahwa riwayat keluarga de-
hipertensi 28.5% (Kementerian Kesehatan ngan tekanan darah tinggi meningkatkan
RI, 2013c). Hasil pengukuran tekanan kemungkinan terjadinya hipertensi pada
darah pada anak-anak sekolah menengah remaja sebanyak 65% (Covelli, 2007).
umum tingkat atas di tiga SMA di Pangkal- Status gizi berperan penting terjadi-
pinang oleh dinas kesehatan Kota Pangkal- nya hipertensi pada remaja dapat dilihat
pinang pada bulan oktober 2015 didapat- dari indeks massa tubuh menurut usia
kan hasil sebesar 10.28% (Dinas Kesehatan (IMT/U). Penelitian di Lisbon, Portugal
Pangkalpinang, 2015). menyatakan Indeks Massa Tubuh (IMT)
Banyak faktor yang berhubungan pada remaja dengan hipertensi didapati ha-
dengan hipertensi pada remaja. Gaya hidup sil dengan berat badan normal 30.4%, ke-
yang tidak sehat antara lain konsumsi al- gemukan 45.2% dan obesitas 45.5% (Silva
kohol, merokok, konsumsi natrium ber- et al., 2012). Konsumsi makanan tinggi
lebih, tingkat stress yang tinggi dan ku- natrium juga akan mempengaruhi tekanan
rangnya aktifitas fisik dapat menyebabkan darah (Yang et al., 2012). Penelitian yang
penyakit kardiovaskuler seperti hipertensi dilakukan oleh He (2008) pada anak
(Cordente-martinez et al., 2009; Roberta et rentang usia 4-18 tahun menyatakan bahwa
al., 2015; Nkeh-Chungag et al., 2015). Bila ada hubungan yang signifikan antara asup-
tekanan darahnya tinggi, cenderung akan an garam dengan tekanan darah sistolik
menjadi hipertensi saat dewasa dan dapat dan diastolik.
meningkatkan risiko penyakit stroke, jan- Peningkatan aktivitas fisik merupa-
tung, ginjal, dan menjadi risiko morbiditas kan salah satu cara untuk menurunkan ri-
serta mortalitas yang lebih tinggi (Lurbe et siko hipertensi karena dengan aktivitas
al., 2009; Saing, 2005). fisik, energi yang dikeluarkan akan semakin
Laki-laki memiliki risiko sekitar 2.3 banyak sehingga keseimbangan energi da-
kali lebih banyak mengalami peningkatan pat tercapai serta dapat mengontrol berat
tekanan darah sistolik dibandingkan badan (WHO, 2011a). Amerika mereko-
dengan perempuan (Kementerian Kesehat- mendasikan agar remaja mulai meningkat-
an RI, 2013a). Penelitian di Hungaria dan kan aktivitas fisiknya selama 1500 menit/
Timur-Tengah menunjukkan bahwa tekan- minggu atau sekitar 3.5 jam/hari, bahwa
an darah sistolik maupun diastolik pada melakukan aktivitas fisik paling sedikit 15
laki-laki secara signifikan lebih tinggi menit dalam sehari diperkirakan dapat me-
daripada perempuan (Katona et al., 2011). nurunkan 14% risiko hipertensi yang dapat
Adanya riwayat hipertensi dalam ke- menyebabkan kematian (Lauer, 2012).
luarga mempunyai peluang 3-4 kali untuk
Rerata IMT memiliki status gizi 6.67% penyakit stroke pada jenis kelamin
normal sebesar 47.50%, dan tidak meng- perempuan, serta rerata asupan natrium
alami hipertensi sebesar 50.83% dengan diperoleh 45.83% dengan asupan natrium
jenis kelamin perempuan. Rerata subjek cukup dan aktivitas fisik diperoleh 44.17%
yang memiliki riwayat penyakit keluarga memiliki aktivitas fisik dengan jenis
dengan hipertensi sebesar 27.50% dan kelamin perempuan.
Tabel 2. Distribusi frekuensi variabel IMT, asupan natrium, dan aktivitas fisik
terhadap hipertensi
Status hipertensi
Variabel Normal Hipertensi
n % n %
IMT
Normal 84 70.00 6 5.00
Gemuk 9 7.50 21 17.50
Asupan natrium
Cukup 76 63.30 12 10.00
Tinggi 17 14.20 15 12.50
Aktivitas fisik
Sedang 69 57.50 18 15.00
Tinggi 24 20.00 9 7.50
Tabel 2 menunjukkan rata-rata subjek trium cukup sebesar 63.30%, memiliki tekan-
penelitian memiliki tekanan darah normal an darah normal dengan aktivitas fisik
dengan IMT normal sebesar 70.00%, memi- sedang sebesar 57.50%.
liki tekanan darah normal dengan asupan na-
Tabel 3. Analisis multivariat tentang faktor risiko hipertensi pada remaja dengan
variabel jenis kelamin, riwayat penyakit keluarga hipertensi dan stroke, IMT/U,
asupan Na, aktivitas fisik
CI 95%
Variabel Koefisien regresi (B) p
Batas atas Batas bawah
Riwayat penyakit keluarga
-1.73 -6.59 3.13 0.481
(hipertensi)
Jenis kelamin (Laki-laki) 5.77 1.07 10.48 0.017
IMT (kg/m2) 4.85 3.03 6.66 <0.001
Asupan natrium(mg) < 0.01 <0.01 < 0.01 0.076
Aktivitas fisik (METs) >-0.01 >- 0.01 < 0.01 0.592
Konstanta 100.24 86.84 113.65 <0.001
N 120
Adj R2 35.60%
p <0.001
nesia, 2013a, Maranon dan Reckelhoff, yang dikelompokkan menjadi: gen yang
2013). mengkode sistem renin-angiotensin (Poil-
Hormon androgen diduga secara kuat morfisem I/D gen Angiotensi-converting
sebagai mediator hipertensi dan penyakit enzym), gen yang berperan dalam home-
kardiovaskuler. Fakta lain ET-1 yang diha- ostatis natrium ginjal dan gen yang menga-
silkan oleh sel endotel pembuluh darah le- tur metabolisme streoid. (Zarouk et al.,
bih sedikit pada perempuan dibandingkan 2012; Sayed-Tabatabaei et al., 2006;Ehret
dengan laki-laki. Adanya androgen pada and Caulfield 2013). Gen-gen yang berpe-
laki-laki diketahui dapat menstimulasi pro- ran dalam homeostasis natrium di ginjal
duksi ET-1. Androgen diduga berperan di yaitu gen lysine-deficient protein kinase 1,
dalam terjadinya hipertensi. Dalam hal ini, amilorid-sensitive shodium channel, gen
hipertensi terjadi mungkin karena penga- subunit beta dan gamma yang mengkode 2
ruh renin-angiotensin ginjal. Testosteron subunit EnaC channel sodium (Toker et al.,
juga diketahui dapat mengaktivasi sistem 2015). Gen-gen tersebut mempengaruhi
renin-angiotensin yang mempengaruhi pompa Na+-K+ pada tubulus ginjal sehingga
peningkatan tekanan darah (Adhita dan meningkatkan retensi natrium dan air pada
Pramuningtyas, 2010). ginjal. Meningkatnya reabsorbsi natrium
Terdapat hubungan negatif antara ri- pada ginjal maka volume plasma dan cairan
wayat penyakit keluarga dan risiko hiper- ekstrasel meningkat, begitu juga volume
tensi. Ini dimungkinkan karena usia subjek ekstrasel meningkat dan menyebabkan pe-
masih remaja, risiko hipertensi meningkat ningkatan aliran darah balik vena ke jan-
bermakna sejalan dengan bertambahnya tung. Terjadilah peningkatan curah jantung
usia, semakin bertambah usia semakin dan selanjutnya peningkatan tekanan arteri
meningkat risiko hipertensi (Rahajeng dan (Zarouk et al., 2012; Sayed et al., 2006;
Tuminah, 2009). Penelitian di Eropa me- Ehret dan Caulfield, 2013).
nunjukkan prevalensi hipertensi pada Gen-gen yang berpengaruh pada me-
anak-anak dan remaja sebesar 1%-4% tabolisme steroid yaitu CYP11B2 (gen
(Kollias, 2011). Menurut penelitian Henu- aldosteron synthase) dan NR3C2 (gen re-
hili et al., (2011) bahwa gen hipertensi septor mineral kortikoid). Gen-gen tersebut
bersifat dominan, setiap individu hipertensi meningkatkan produksi aldosteron sehing-
ada di setiap generasi, dan keturunan yang ga nantinya akan meningkatkan retensi
tidak mewarisi hipertensi akan mempunyai natrium di ginjal. Terjadi peningkatan cu-
keturunan hipertensi juga, pewarisan hi- rah jantung dan selanjutnya meningkatkan
pertensi bukan bersifat X-linked, yaitu gen tekanan arteri (Zarouk et al., 2012; Sayed et
yang terdapat pada kromosom kelamin, al., 2006; Ehret dan Caulfield, 2013). Poli-
karena baik ayah atau ibu dapat me- morfisme insersi/delesi dari angiotensin-
wariskan pada keturunan laki-laki maupun converting enzyme (ACE) dikarakteristikan
perempuan. dengan adanya atau hilangnya repeat
Menurut hukum Mendel, jika hanya sequence 28bp pada intron 16 dan meru-
salah satu orang tua menderita hipertensi, pakan gen yang juga diduga berperan kuat
maka kemungkinan anaknya untuk tidak dalam mekanisme hipertensi. Polimorfisme
menderita hipertensi yaitu 50% (Kalangi et gen tersebut menghasilkan 3 genotipe: II
al, 2015). Beberapa penelitian yang menya- Homozigot, ID heterozigot, dan DD homo-
takan bahwa gen yang dapat mempenga- zigot. Studi menyatakan individu homo-
ruhi tekanan darah, antara lain gen-gen zigot dengan alel D mempunyai konsentrasi
ACE yang lebih tinggi dibandingkan dengan Asupan tinggi kalium dapat meminimalisir
individu heterozigot ID atau homozigot II peningkatan tekanan darah oleh adanya
(Kuschnir and Mendonça, 2007). Dengan natrium yang berlebih (Appel, 2011).
bertambahnya kadar ACE dalam darah dan Terdapat penelitian yang menyebut-
jaringan, maka kadar Ang II (angiotensin kan bahwa rasio natrium dan kalium dalam
II) juga meningkat. Dua pengaruh utama urin lebih kuat untuk menggambarkan hu-
Angiotensin II dalam meningkatkan tekan- bungan dengan tekanan darah (Mahan et
an arteri yaitu vasokonstriksi di berbagai al, 2012). Penelitian ini sejalan dengan
bagian di tubuh dan penurunan ekskresi penelitian yang dilakukan Kautsar et al
garam dan ginjal oleh air. Dengan adanya (2014) menyatakan tidak ada hubungan
vasokonstriksi di berbagai tempat, maka antara asupan natrium dengan risiko hiper-
terjadi peningkatan tahanan perifetotal tensi. Sedangkan penelitian yang dilakukan
yang selanjutnya meningkatkan tekanan oleh Fatta dan Sulchan (2012),menyatakan
arteri. Ang II juga berperan dalam reab- terdapat hubungan bermakna antara asu-
sorpsi natrium dan air dari urin. Meka- pan natrium dengan risiko hipertensi, asu-
nisme terjadinya hipertensi sama dengan pan tinggi natrium berisiko 4.536 kali un-
mekanisme hipertensi oleh gen yang tuk menjadi hipertensi. Penelitian He et al.,
berperan dalam homeostasis natrium di (2008) menyatakan bahwa ada hubungan
ginjal (Zarouk et al., 2012; Sayed et al., antara asupan natrium terhadap tekanan
2006; Ehret dan Caulfield, 2013). Perlu darah, peningkatan 1 g/hari dalam asupan
dilakukan penelitian lebih lanjut lagi ten- narium dapat menaikkan 0.4 mmHg pada
tang riwayat penyakit keluarga dan usia ter- tekanan sistolik dan 0.6 mmHg tekanan
hadap kejadian hipertensi. diastolik. Asupan tinggi natrium menye-
Tidak terdapat hubungan positif an- babkan hipertrofi sel adiposit akibat proses
tara asupan natrium dengan kejadian risiko lipogenik pada jaringan lemak putih, jika
hipertensi. Adanya hubungan antara asu- berlangsung terusmenerus akan menye-
pan natrium dengan risiko hipertensi dike- babkan penyempitan saluran pembuluh
mungkinan karena tidak semua orang me- darah oleh lemak dan berakibat pada pe-
miliki kepekaan individu terhadap asupan ningkatan tekanan darah (Fonseca-Alaniz
natrium yang dipengaruhi oleh genetik, et al, 2008).
kemungkinan lain karena reaksi individu Asupan natrium yang tinggi dapat
terhadap jumlah natrium didalam tubuh mengakibatkan ion Na dalam bahan
berbeda tergantung pada sensitivitas yang makanan diserap dalam pembuluh darah,
dimiliki oleh individu tersebut (Kotchen et ion Na di dalam darah akan mengakibatkan
al., 2006). Terjadi kebiasaan yang sudah tubuh meretensi lebih banyak air untuk
lama dilakukan dengan mengkonsumsi mempertahankan elektrolit sehingga terjadi
makanan tinggi natrium (penggunaan pe- penumpukan cairan dalam tubuh karena
nyedap masakan, makanan olahan dan ma- natrium mengikat cairan di luar sel yang
kanan yang diawetkan seperti terasi, ikan tidak dapat dikeluarkan (Adrogue dan Ma-
asin, dan kerupuk) (Mahan et al, 2012). dias, 2008;Kementerian Kesehatan Repu-
Adanya asupan zat gizi lain seperti kalium blik Indonesia, 2013a). Konsumsi natrium
juga mempengaruhi respon natrium ter- yang berlebihan dalam jangka waktu lama
hadap tekanan darah. Kalium merupakan berpotensi besar untuk meningkatkan hi-
kation utama dalam cairan intraseluler pertensi (Covelli, 2007). Diperlukan pene-
yang memiliki fungsi sama seperti natrium.
Saing JH(2005). Hipertensi pada Remaja. Toker RT, Yildirim A, Demir T, Ucar B,
Sari Pediatri. 6(4): 159–165. Kilic Z(2015). Circadian Blood Pres-
Sanchez ZLM, Salazar ME, Anaya-Ocampo sure Rhythm in Normotensive Off-
R, Lazcano PE(2009). Body Mass spring of Hypertensive parents. Car-
Index Associated with Elevated Blood diology Journal, 22(2): 172–178.
Pressure in Mexican School-Aged Tsioufis C, Kyvelou S, Tsiachris D, Tolis P,
Adolescents. Preventive Medicine. Hararis G, Koufakis N, Psaltopoulou
48(6): 543–548. T, Panagiotakos D, Kokkinos P, Stefa-
Sayed TFA, Oostra BA, Isaacs A, Van DCM, nadis C(2010). Relation between Phy-
Witteman JCM (2006). ACE Poly- sical Activity and Blood Pressure Le-
morphisms. Circulation Research. vels in Young Greek Adolescents : The
98(9): 1123–1133. Leontio Lyceum Study. 21(1): 63–68.
Silva D, Matos A, Magalhaes T, Martins V, WHO(2013). A Global Brief on Hyper-
Ricardo LA(2012). Prevalence of tension Silent Killer, Global Public
Hypertension in Portuguese Ado- Health Crisis World Health Day 2013,
lescents in Lisbon, Portugal. Revista 1211. Geneva, Switzerland.
Portuguesa de Cardiologia (English WHO (2011b). Strengthening the Health
Edition). 31(12): 789–794. Sector Response to Adolescent Health
Soekatri M, Almatsier S, Soetardjo S(2011). and Development. 805–813. Diakses
Gizi Seimbang dalam Daur pada tanggal 12 November 2015.
Kehidupan. Jakarta: Gramedia Yang Q, Zhang Z, Kuklina EV, Fang J, Ayala
Pustaka Utama. C, Hong Y, Loustalot F, Dai S, Gunn
Sulastri D, Sidhi(2011). Faktor Risiko JP, Tian N, Cogswell ME, and Merritt
Hipertensi pada Siswa SMU Adabiah R(2012). Sodium Intake and Blood
di Kota Padang. Majalah Kedokteran Pressure Among US Children and
Andalas. 35(2): 149–158. Adolescents. Pediatrics. 130(4): 611–
Sutangi H, Winantri (2011). Faktor yang 619.
Berhubungan dengan Kejadian Hiper- Zarouk WA, Hussein IR, Esmaeil NN,
tensi pada Wanita Lansia di Raslan HM, Reheim HAA, Moguib O,
POSBINDU Desa Sukaurip Keca- Emara NA (2012). Association of
matan Balongan Indramayu. e-jurnal Angiotensin Converting Enzyme Gene
Kesehatan Masyarakat Universitas (I/D) Polymorphism with Hyper-
Wiralodra Indramayu, pp.1–8. Availa- tension and Type 2 Diabetes. Bratisi
ble at: ISSN 1693-7945. Lek Listy, 113(1): 14–18.