You are on page 1of 2

4.2.

1 Pembuatan Probiotik

Berdasarkan hasil dari pembuatan probiotik dari bahan alami temulawak dan jahe
merah didapatkan bahwa setelah dilakukan fermentasi warna dari probiotik yaitu kuning
gelap dengan 3 lapisan, aromanya sedikit tercium bau alkohol, sebelumnya warna sebelum
difermentasi yaitu kuning gelap dengan 1 lapisan dan aroma dari temulawak yang lebih
menyengat. Menurut Anggoro et al (2015), kurkumin adalah pigmen fenolik berwarna
kuning, yang diperoleh dari rimpang tanaman family Jahe (Zingiberaceae). Kurkumin
digunakan dalam berbagai obat, berpotensi sebagai antioksidan, sifat anti inflamasi,
antibakteri, antivirus, anti jamur, antitumor, antispasmodik, hepatoprotektif dan memiliki
potensi pasar dan harga yang tinggi.

Terdapat 3 lapisan pada probiotik dikarenakan bahan alami yang digunakan tidak dapat
diblender lebih halus sehingga masih terdapat serat-serat yang tidak dapat dihaluskan. Hal
tersebut dikarenakan temulawak dan jahe merah memiliki serat yang tinggi. Warna kuning
yang dihasilkan dari pembuatan probiotik yaitu berasal dari kurkumin yang terdapat pada
bahan alami yang digunakan. Menurut Listiana dan Herlina (2015), semakin besar kandungan
kurkumin menyebabkan warna kuning nampak gelap sehingga nilai warna kuningnya
menurun, dan nilai kecerahanya lebih rendah.

Faktor yang mempengaruhi dari hasil probiotik yang dibuat adalah adanya kurkumin
yang terdapat di bahan alami yang digunakan sehingga menghasilkan warna kuning, dan juga
adanya penambahan bahan lain seperti bekatul, gula pasir, ragi serta yakult yang mana dalam
yakult ini terdapat bakteri Lactobacillus sp. yang digunakan dalam pembuatan probiotik.
Menurut Arsyad et al. (2015), Bakteri yang terkandung dalam probiotik yaitu Lactobacillus
sp. dan ragi akan beraktivitas ketika masuk dalam saluran pencernaan yakni dengan tumbuh
kemudian berkoloni. Lactobacillus akan mengubah karbohidrat menjadi asam laktat,
kemudian asam laktat dapat menciptakan suasana pH yang lebih rendah dalam keadaan asam,
Lactobacillus memiliki kemampuan untuk menghambat bakteri patogen dan bakteri
pembusuk.

4.2.7. Analisa Usaha

Berdasarkan hasil dapat diketahui bahwa bahan yang digunakan antara lain adalah
temulawak, jahe merah, yakult, ragi, gula pasir, air steril 1000 ml, dan bekatul. Bahan yang
digunakan mudah untuk ditemukan dan memiliki harga yang relatif murah. Temulawak
dengan harga Rp 5.000, jahe merah Rp 6.000 dan yakult Rp 1.500 dengan jumlah total biaya
yang dikeluarkan adalah Rp 12.500. Biaya yang dikeluarkan terbilang tidak banyak
dikarenakan pada saat ekstraksi bahan alami yang digunakan yaitu dengan menggunakan
metode maserasi yang mana metode ini sederhana dan biayanya lebih murah jika
dibandingkan dengan metode yang lain. Menurut Maleta et al. (2018), metode maserasi
menggunakan pelarut yang akan berdifusi masuk kedalam sel bahan yang selanjutnya
senyawa aktif akan keluar akibat dari tekanan osmosis, biasanya juga dilakukan pengadukan
dan pemanasan untuk mempercepat proses ekstraksi. Pelarut yang sering digunakan yaitu
aseton dan etanol. Keuntungan metode ini yaitu sederhana, mudah, dan biaya yang murah.
Temulawak dan jahe merah mudah ditemukan karena ketersediaannya yang masih
banyak. Bahan alami tersebut selain mudah ditemukan juga untuk harganya relatif murah dan
tentunya dengan menggunakan bahan alami ini lebih aman karena termasuk tanaman obat
yang memiliki manfaat yang baik untuk kesehatan dan menghindari efek samping dari
penggunaan obat-obatan. Menurut Mashita (2014), untuk menghindari efek samping dari
penggunaan obat-obat, saat ini masyarakat mulai tertarik untuk memanfaatkan tanaman
tradisional sebagai obat, karena dipandang lebih murah, mudah didapat, dan lebih aman,
salah satunya adalah temulawak.

Faktor yang mempengaruhi ketersediaan bahan alami baik temulawak maupun jahe
merah masih banyak dikarenakan masih banyaknya masyarakat yang menanam jenis tanaman
obat tersebut. Ketersediaan yang masih banyak ini juga mempengaruhi harga dari bahan
tersebut yang mana relatif murah. Biaya yang dikeluarkan juga relatif sedikit karena
menggunakan metode ekstraksi maserasi. Menurut Nurhasnawati et al. (2017), Keuntungan
utama metode ekstraksi maserasi yaitu prosedur dan peralatan yang digunakan sederhana,
metode ekstraksi tidak dipanaskan sehingga bahan alam tidak menjadi terurai.

You might also like