You are on page 1of 14
1ZIN LINGKUNG. PENGOLAHAN KELA\ DAN YA\ Mengingat 1 EPUTUSAN GUBERNUR PAPUA JOMOR 503/315/ TAHUN 2014 TENTANG. KEGIATAN USAHA PERKEBUNAN DAN PABRIK JA SAWIT OLEH PT. NABIRE BARU DI DISTRIK YAUR KABUPATEN NABIRE PROVINSI PAPUA Perkebunan d. Kabu kegiatan Pernbangunan in Kelapa Sawit di merupakan usaha gan studi Papua bahwa dalam rangka pengendalian da terhad gan hidup akibat ebunan dan Pabrik Per bupaten Nabire oleh PT, Nabire Baru perl alisis Dampak Lingkungan Hidup l ina Pengelolaan Lingkungan cana Pemantauan Lingkungan Hiduy Pembs Kelapa bahwa dimak: menet Lingkungan Pengolahan Distrik Yaur ul Papua, kan pertimbangan —_sebagaimana hurvf a dan hurut b, peru uitusan Gubernur Papua tentang Izin Usaha Perkebunan dan Pabrik awit Oleh PT. Nabire Baru di © Kat Nahire Provinsi Nomor 12 Tah jinsi Otonom, Otor ‘ahun 19 1969 tentang jan Barat dan i Irian mor 47); Pembe Kabupate Barat (1 101 tentang jembaran mor 1 Negara Republik Indonesia bagaimana telah iu! Undang, mor Tahur 20 Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang: Undang Nomor 1 tahun 2008 tentang Perubahan Atas or sun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua menjadi Undang- Undang (lem Negara Republik Indonesia Tahun 2008 “Noma Tambahan Lembaran Negara Republik indonesia Nomor 4388 ndang-Un! ndang, 2 -2- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Wndonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambanan Eembaran Negara Republik indonesia Nomor 4447 Sebagaimana ‘telah diubah beberapa kali torakne gengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Naming, ,Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerat (lembaran Negara Republile Indonesia Tahun 2003 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republi Indonesia Nomor 4844), Undang-Undang Nomor 26 Takun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembar Negara Republik Indonesis Fabua 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Neq Republik Indonesia Nomor 4725); padane-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang peilindungan’ dan Pengelolaan Lingkungan Hiduo (Lembaran Negara Republik indonesia Tahun 2000 Nomor 140, Tai in Negara Republik: Indonesia Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republike Indonesia Nomor 3838}, Peraturan Pemerintah Nomer 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengen: Dampak Lingktngan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3833) Peraturan Pemerintas Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintaa Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik. indonesia Tahun 2007 Nomor 82); "eraturan Pemerintak Nomor 27 Tahun 2012 tentang zin Lingksungan (Lombaran Negara Republik Indonesia ‘abun 2012 Nomor 23); eraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 20i0 tentang Tata Laksana Lisensi Komist renilai Analis Dampak Lingkungan Hidup ‘abupaten Kora, 6 Tahur mest Lin tentang Pedoman Penyusunan ingen Hiduap ‘eputtisan Men: gkungan Hidup Nomor 5 ahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha atau egiaian yang Wajib Dilengkapi dengan Analisis lengenai Dampak Lingkungan Hidup: Jeraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 11 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Repudlik Indonesia Tahun 2011 Nomor O44) 14.Keputusan, 4 Memperhatikan * Keputusan Gubernur Papua Nomor 292 Tahun 2013 fentang Kelavakan Lingkungan Hidup Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit Oleh PT. Nabire Yaro Kabup: nana dan Pabrik Pengolahan Baru di Distrik Yaur dan aten Nabire Provinsi Papua Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.457/MENHUT-1i/2012 tanggal 15 Agustus 2012 fentang Perubahan atas keputusan Menteri Kehutanan Nemor 69/KPTS-II/1997 tanggal 31 Januari 1997 TGptahs Pemberian Hak Penguasaan Hutan (sekarang TUPHHK-HA) kepada PT, Nahire Baru atas Areal Hutas Produkst seluas 2 207.410 Ha di Provinsi Papua (dabutu Jaya). Luas areal PT. Nabire Baru yang semula selua 410 Ha menjadi + 163.930 Ha, vi Negara Lingiungan Hidup Nomor B- p1/LH/19/2012 Tanggal 25 Oktober 2012 Proses AMDAL PT. Nabire Baru emue Deputi 1 Kementerian Ne; RI bersama Pemerintah ungan Hi ‘ovinsi Papua dan Pemerntah Kabupaten Nabire pada tanggal 12 Desember 2012 di Kabupaten Nab.re, bahwa Areal ang telah dibuka atau dilakukan kegiatan dijadikan sebagai rona awal pada proses AMDAL PT. Nabire Baru, Berita Acara Rapat Komisi Penilai AMDAL Provinsi ia Tangeal 06 Nopember 2013 di Nabire ‘nilaian Analisis Dampak Lingkungan NDAL|, Rencana Pengelolaan Linglungan Hidup dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RKL dan Pembangunan Perkebunan dan Pabrik lapa Sawit di Kabupaten: Nabire oleh PT vovinsi Papua, MEMUTUSKAN : engenad » Lingkungan kepada : bire Baru Perkebunan dan Pabrik Pengol an Kelapa Sawit rstoforus Pa enanggungjan cadang > Harapan Lestari Gedung Menara Global Lantai 16 JI. Gatot Subroto Jakarta asian Luar: Distrik Yaur alkegiatan Nabire dan Yaro Kabupaten ang L eliputi jatan dalam izin Lingkungan LKegiatan 0/4 KEE PAT KELIMA '- Kegiatan tahap prakonstruksi_ yang meliputi proses perizinan dan survey lapangan, sosialisasi Kegiatan, dan Pengadaan lanan seluas 17,000 Ha, sang cfektif bisa dikembangkan 12.438,77 Ha, dengan total aral penanaman kelapa sawit 10.43% Ha, ‘terdiri dari 8.350,4 Ha tanaman inti don 2.87.6 Ha tanaman plasma, den pembibitan 224 Ha. 2. Kegiatan tahap konstrulsi me dan mobilisasi tenaga kerja, dan alat angle dan peny cliputi_penerimaan mobilisasi alat berat material konstruksi, pembukean ‘apan lahan, pembangunan sarana dan Prasarana kebun, penanaman’ tanaman kelapa sawit, — pemelibaraan — tanaman_belumm menghasitkan Pamatangan —lahan an pembangunan pabrik kelapa sawit kapasitas - ton TBS, jam 3. Kegiatan tahap operasi meliputi penerimaan dan mobilisasi tonaga kerja, pengangkutan has dan CPO. pemeliharaan tanaman menghasiikan, Pemanenan. proses pengolahan klapa sawit Pengoperasian botler, dan pengolahan limbah cair, padat, cemaran udara limbah gas dan kebisingan serta limbah bahan berbahaya dan beracun 4. Kegiatan tahap pasca hubungan kei prasarana panen operasi meliputi pemutusan pengembalian sarana dan beri isin wajib memperhatikan ivin sebagai syarat penerbitan izin dalam gaimana dimaksud dato PT. Nabire Bar dalam metaksanakan kegiatannya parus memenuhi kewajiban melakukan pengelolaan lampak lingkungan sebagaimana dimaksud dalam eneana Pengeloiaan Lingkungan Hidup (RKL} dan ‘encana Pemantavan Lingkwngan Hidup (RPL), sesuai ampiran I dan Lampiran il Keputusan ini, ‘enerbitan Izin sebagaimana dimaksud dalam Diktum KETIGA wajib mencantumkan segala persyaratan dan fewajiba ai Lampiran t dan Lampiran IL jenanggungjaweb usaha dan/atau kegiatan wajib nan perubahan tzin Lingku riadi perubahan atas rencana kegiatannva sesuai dengan —_keriteri bahan schagaimana dinaksud dalam Pasal 50 raturan Pemerintal: Nomor 27 Tahun 2012 cntng an Linglamgan RETUJUB.. 0/5 KETUJUH Menyampaikan laporan pelaksanaan persvaratan dan Ikewajiban scbagaimana dimaksud dalam Lampiran 1 ian Lampiran U1, setiap 6 (enam) bulan sekali sejak Keputusan Gubernur ini disampaikan kepada : 1, Gubernur Papua. 2. Kepala BPLH Provinsi Papua. 5 Bupati Nabire up. Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Nabire KEDELAPAN Apabila dalam pelaksanaan usaha dan/atau kegiatan timbul dampak lingkungan hidup di luar dari dampak penting dikeloia sebagaimana dimaksud dalam Lampiran dan Lampiran ll Keputusan ini, Penanggungjawab usaha dan/ate: kegiatan waitb melaporkan ansi sebagaimana cimaksud lam Dike KESEMBILAN Keep isan ini m n di Jayapura pada tanggal 26 Agustus 2014 GUBERNUR PAPUA, CAP/TTD LUKAS ENEMBE, SIP, MH 2 linan sesuai dengan yang aslinya Pih. KEPALA BIRO HUKUM sampaikan kepada Yth b RI di Jakarta: Jfoum RI di Jak: fidup RI di Jaka: Meateri Dalam N Menteri Pel Menteri Ling ra Lingkungan Hidup Bidang Pengendalian Dampak finstitusi di Jak Bupati Nat 8. Kepala BA 9. Kepala Bad 10.Kepala BPN U1 Yang bersay rovinsi Papua di Jayapura: gan Hidup Ke GUBERNUR PAPUA KEPUTUSAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 292 TAHUN 2013 TENTANG KELAYAKAN LINGKUNGAN HIDUP RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT OLEH PT. NABIRE BARU DI DISTRIK YAUR DAN YARO KABUPATEN NABIRE. Menimbang Mengingat PROVINSI PAPUA GUBERNUR PAPUA, bahwa usaha dan/atau kegiotan Pembangunan Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit di Kabupaten Nabire Provinsi Papua merupakan usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup; bahwa dalam rangka pengendalian dampak penting terhadap lingkungan hidup akibat dari kegiatan Pembangunan Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit di Kabupaten Nabire oleh PT. Nabire aru perlu disusun Analisis Dampak Lingkungan up (ANDAL), Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL-RPL); bahwa berdasarkan pertimbangan _sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menctapkan Keputusan Gubernur Papua tentang Kelayakan Lingkungan Hidup Rencana Pembangunan Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit Oleh PT. Nabire Baru di Distrik Yaur dan Yaro Kabupaten Nabire Provinsi Papua; Undang-Undang Nomor 12 Tahun’ 1969. tentang Pembentukan Propinsi Otonom Irian Barat dan ‘abupaten - Kabupaten Otonom di Propinsi trian Barat (Lembaran Negara Tahun 1969 Nomor 47); 2.Undang-Undang...esse/2 \ 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua {Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4151) scbagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2008 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 1 tahun 2008 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 21 tahun 2001 tentang, Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua menjadi Undang: Undang (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4884); Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambuhan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali. terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 tahun 2008 Nomor 59, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembar Negara Republik Indonesia ‘Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup {Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059); Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3838); Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3838); Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Pemerintah Propinsi sebagai Daerah Otonom {Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54); Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Dacrah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82}; 10.Peraturan. 3 Memperhatikan lo. Wh 14 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Tin Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 23); Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 15 Tahun 2010 tentang Tata Laksana Lisensi Komisi Penilai Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup Kabupaten/Kota; Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup: Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup; Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 694); Keputusan ——Menteri Kehutanan Nomor ‘SK.457/MENHUT-I1/2012 tanggal 15 Agustus 2012 tentang Perubahan atas keputusan Menteri Kehutanan Nomor 69/KPTS-I1/1997 tanggal 31 Januari 1997 Tentang pemberian Hak Penguasaan Hutan (sekarang IUPHHK-HA) kepada PT, Jati Dharma Indah Plywood Industries atas Areal Hutan Produksi seluas + 207,410 Ha di Provinsi Papua (dahulu Irian Jaya). Luas areal PT. Jati Dharma Plywood Industries yang semula scluas # 207,410 Ha menjadi + 163.930 Ha. Surat Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor B- 10605/Dep.1/LH/10/2012 Tanggal 25 Oktober 2012 tentang Klarifikasi Proses AMDAL PT. Nabire Baru. Hasil Pertemuan Deputi 1 Kementerian Negara Lingkungan Hidup RI bersama Pemerintah Provinsi Papua dan Pemerintah Kabupaten Nabire Baru pada tanggal 12 Desember 2012 di Kabupaten Nabire, bahwa Areal yang telah dibuka atau dilakukan kegiatan dijadikan sebagai rona awal pada proses AMDAL PT. Nabire Baru. Berita Acara Rapat Komisi Penilai AMDAL _Provinsi Papua pada Tanggal 06 Nopember 2013 di Nabire mengenai Penilaian Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL}, Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RKL dan RPL) Pembangunan Perkebunan dan Pabril Pengolahan Kelapa Sawit di Kabupaten Nabire oleh PT. Nabire Baru Provinsi Papua, MEMUTUSKAN....2...../4 KesATU KeDUA KETIGA KETIGA -4 MEMUTUSKAN : Kelayakan Lingkungan Hidup Rencana Kegiatan Pembangunan Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit oleh PT. Nabire Baru di Kabupaten Nabire Provinsi Papua: Rencana Kegiatan Pembangunan Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit oleh PT. Nabire Baru di Kabupaten Nabire Provinsi Papua dinyatakan layak ditinjau dari aspek lingkungan hidup; Kegiatan sebagaimana dimaksud pada Diktum KESATU meliputi 1. Kegiatan tahap prakonstruksi yang meliputi proses perizinan dan survey lapangan, sosialisasi kegiatan, dan Pengadaan lahan seluas 17.000 Ha, yang efektif bisa dikembangkan 12.438,77 Ha, dengan total areal penanaman kelapa sawit 10.498 Ha, terdiri dari 8.350,4 Ha tanaman inti dan 2.087,6 Ha tanaman plasma, dan pembibitan 224 Ha. 2. Kegiatan tahap konstruksi meliputi penerimaan dan mobilisasi tenaga kerja, mobilisasi alat berat dan alat angkut material konstruksi, pembukaan dan penyiapan lahan, pembangunan sarana dan Prasarana kebun, penanaman tanaman kelapa sawit, pemeliharaan tanaman belum menghasilkan, pamatangan Jahan dan pembangunan — pabrik kelapa sawit kapasitas 90 ton TBS/jam. 3. Kegiatan tahap operasi meliputi penerimaan dan mobilisasi tenaga kerja, pengangkutan hasit panen dan CPO, pemeliharaan tanaman menghasilkan, Pemanenan, proses pengolahan klapa sawit, Pengoperasian boiler, dan pengolahan limbah cair, padat, cemaran udara/limbah gas dan kebisingan, serta limbah bahan berbahaya dan beracun, 4. Kegiatan tahap pasca operasi meliputi pemutusan hubungan kerja, dan pengembalian sarana dan prasarana, Berdasarkan hasil prakiraan dampak dari _aspek Diogeofisik, kimia, sosial, ekonomi, budaya dan Kesehatan masyarakat pada tahap’ prakonstruksi, konstruksi dan operasi_usaha dan/atau kegiatan, terhadap dampak penting yang ditimbulkan dari rencana kegiatan ini, yaitu 1. Aspek biogeofisik kimia meliputi a.penurunan, 1s @ penurunan kualitas udara dari kegiatan mobilisasi alat berat dan alat_angkut, pembangunan —sarana_ dan —_prasarana, Pematangan lahan, pengangkutan hasil kebun dan CPO, proses pengolahan kelapa_ sawit, operasional boiler dan proses limbah; pengolahan b. peningkatan kebisingan dari kegiatan mobilisasi alat berat dan alat angkut, pembangunan sarana dan prasarana, pematangan lahan, proses pengolahan kelapa sawit, operasional boiler dan proses pengolahan limbah; ©, perubahan peruntukan Jahan yang sebelumnya merupakan lahan kehutanan yang secara adat Gimiliki oleh masyarakat hukum adat suke Yerisiam sebagai tanah hak ulayat menjadi Jahan Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit dari kegiatan pengadaan lahan; d. penurunan kualitas udara dan peningkatan kadar debu akibat pembukaan lahan; ©. peningkatan kebisingan akibat__—_kegiatan pembersihan lahan, pengakutan material bangunan basecamp dan perkantoran. { penurunan kualitas air dari kegiatan pembukan, dan pematangan lahan, operasional kebun dan pabrik pengolahan kelapa sawit; &. terganggunya biota air dari kegiatan pembukan dan pematangan lahan, operasional kebun dan pabrik pengolahan kelapa sawit; b. penerimaan dan mobilisasi tenaga kerja; i. pembangunan dan pengoperasian basekamp pekerja; J. mobilisasi alat berat dan bahan bangunan; Aspek tata ruang meliputi Perubahan konfigurasi tata _ruang akibat perubahan kawasan hutan menjadi perkebunan dan pabrik pengolahaan kelapa sawit. Aspek Sosial, Ekonomi dan Budaya meliputi a. timbulnya persepsi negatif masyarakat yang berdampak terhadap terjadinya konflik akibat dari kegiatan penerimaan tenaga kerja; . peningkatan pendapatan masyarakat akibat dari kegiatan penerimaan tenaga kerja; perubahan persepsi_masyarakat dan konflik sosial akibat dari kegiatan ganti rugi serta konpensasi lahan yang tidak’ sesuai dengan keinginan masyarakat; A.tIMbUb ei /6 KEEMPAT. 4. timbulnya gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat akibat dari kegiatan penerimaan tenaga keri; © aspek Kesehatan masyarakat berupa gangguan kesehatan masyarakat merupakan dampak turunn, atau merupakan dampak sekunder dari penurunan kualitas udara, peningkatan kebisingan dan penurunan kualitas air permukaan sebagai akibat dari kegiatan pembersihan dan pembukaan lahan, mobilisasi bahan/material, pembangunan fasilitas Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit serta pembuangan limbah donestil, Berdasarkan hasil prakiraan dampak dari _aspek biogeofisik kimia, sosial dan ekonomi, pada tahap pra konstruksi, konstruksi dan operasi usaha dan/atau kegiatan, terdapat dampak penting yang ditimbulkan dari rencana kegiatan ini, yaitu 1. Mengelola spek biogeofisik kimia dengan cara a. mengatur kecepatan dump truk dan kendaraan operasional lainnya; b, memberikan penutup kain terpal atau plastic pada dum truck pengangkutan bahan material; ©. memberikan penyiraman dilokasi jalan yang dilalui kendaraan pengangkut; d. memasang —rambu —lalulintas —_kecepatan kendaraan pengangkut max 35 km/jam; menggunakan kendaraan layak jalan f menyediakan lahan terbuka hijau sebagai baffer zone; 2. Mengelola Aspek Sosial, Ekonomi dan Budaya, dengan cara a. melakukan desiminasi informasi kepada stakeholders tentang —-kebutuhan dan Persyaratan tenaga kerja; b. menjadikan identitas kependudukan dari aparat kampung sebagai salah satu tenaga ker} ¢. memberikan kesempatan kepada masyarakat setempat untuk melakukan usaha di sektor informal yang sifatnya melayani karyawan PT. Nabire Baru; 4, memberikan upah atau gaji_ paling sedikit sebesar Upah Minimum Provinsi (UMP) Papua; ‘e.amengutamakan {7 € mengutamakan tenaga kerja lokal (masyarakat oka!) dalam perekrutan tenaga kerja PT. Nabire Baru; {, melakukan — pelatihan — ketrampilan kerja masyarakat lokal yang dibutuhkan perusahoan; & melakukan sosialiasi kepada — masyarakat, mengenai kegiatan yang akan ditaksanakan h. pelaksanaan program CSR untuk meningkatkan kualitas SDM local; i. menyediakan lahan 20 % untuk perkebunan, masyarakat lokal J. memberikan bantuan permodalan baik skala mikro sampai menengah kepada penduduk di areal dampak yang tidak bekerja di proyek. k. melakukan pemeriksaan Kesehatan penduduk disekitar lokasi, 3. Mengelola Aspek Tata Ruang, dengan a.mengendalikan agar rencana —_kegiatan pembangunan —perkebunan dan _pabrik pengolahan kelapa sawit oleh PT. Nabire Bana bderjalan sesuai rencana; dan b.mengendalikan terhadap penggunaan jalan, Jahan yang digunakan untuk perkebunan dan pabrik’ serta prasarana infrastruktur schingga tidak menggangu kawasan hutan lindung yang mempunyai fungsi konservasi dan telah mempunyai kekuatan hukum; 4. Mengelola dampak Kesehatan masyarakat yang merupakan dampak turunan, dengan pengelolaan dampak primer dari kualitas udara, peningkatan kebisingan dan penurunan kualitas air permukaan sebagai akibat dari kegiatan pembersihan lahan, pengangkutan bahan/material dan pembangunan kebun dan pabrik pengolahan sawit, KELIMA Setelah diterbitkan Surat Keputusan _Kelayakan Lingkungan Hidup ini, PT. Nabire Baru wajib mengajukan izin lingkungan dan izin perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, meliputi : iin penyimpanan sementara limbah — bahan berbahaya dan beracun ». iain pembuangan air limbah ke badan air; ¢. izin pembuangan limbah domestik; KEENAM.. 18 KEENAM Disamping izin perlindungan dan pengelolaan ingkungan hidup sebagaimana dimaksud dalam Diktum KELIMA, PT. Nabire Baru wajib memiliki izin usaha dan/atau izin lainnya yang terkait: dengan kegiatannya Ditetapkan di Jayapura pada tanggal 18 Desember 2019 GUBERNUR PAPUA cAP/TTD. LUKAS ENEMBE, SIP, MH Upitull salinaft fang sah sesuai dengan yang asli [0 Pik. KEPALA BIRO HUKUM MARTHIN Si. TOHULERUW, SH.,M.Si SALINAN Keputusan ini disampaikan kepada Yth Menteri Dalam Negeri RI di Jakarta; Menteri Pekerjaan Umum RI di Jakarta; Menteri Lingkungan Hidup RI di Jakarta; Direktur Jenderal PUMDA Kementerian Dalam Negeri RI di Jakarta Deputi Menteri Negara Lingkungan Hidup Bidang Pengendalian Dampak Lingkungan Sumber Institusi di Jakarta; Ketua DPR Papua di Jayapura Bupati Nabire di Nabire; pala BAPESDALH Provinsi Papua di Jayapura; Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Nabire 10.Kepala BPN Provinsi Papua di Jayapura; U1 Yang bersangkutan untuk diketahui dan dipergunakan seperlunya,

You might also like