Professional Documents
Culture Documents
Artikel ini disusun sebagai prasyarat untuk dapat mengikuti Latihan Khusus
Kohati/ LKK HMI Cabang Ciamis Tahun 2019
Disusun oleh:
ILMI NURPAUJIAH
CABANG CIAMIS
A. PENDAHULUAN
Dalam Islam, Allah SWT. telah menciptakan segala sesuatunya secara adil
dan sesuai dengan kodratnya. Begitupun dengan manusia, Allah menciptakan
manusia dengan kodratnya berdasarkan keistimewaan dan kekurangan yang
terdapat pada laki-laki dan perempuan. Allah memang menciptakan laki-laki dan
perempuan dengan perbedaan kodrat, namun perbedaan kodrat tersebut
seharusnya tidak lantas membuat kedudukan wanita dalam Islamberada jauh
dibawah laki-laki dan laki-laki tidak berhak berperilaku kasar, ataupun senonok
pada wanita.
Kodrat wanita seringkali dijadikan alasan untuk mengurangi ataupun
merampas peran dan bahkan hak wanita, itu seringkali terjadi dalam lingkungan
1
masyarakat maupun keluarga. Laki-laki seringkali dianggap sebagai yang paling
dominan dan berhak untuk berkuasa atas segala hal, karena mereka memiliki
kekuatan yang lebih dari wanita. Dan perbedaan kodrat tersebut seringkali
membuat peran dan hak wanita jadi terbatasi dan pada akhirnya mayoritas
manusia berpikiran bahwa wanita hanya bisa mengambil andil urusan rumah
tangga atau hanya bisa mengurusi domestik saja, wanita sering di katakan tidak
akan bisa atau mampu untuk berkecimbung dalam dunia publik dan mereka hanya
mampu tunduk dibawah perintah laki-laki.
Kodrat wanita dalam Islam memang memiliki fisik yang tidak sekuat laki-
laki, namun hal tersebut tidak berarti bahwa wanita tidak dapat melakukan hal lain
selain kegiatan rumah tangga. Dalam Islam wanita memiliki hak dan kedudukan
yang sama dengan laki-laki walaupun tidak dalam segala hal, maka dari itu
kesetaraan gender atau emansipasi wanita dalam Islamdiperbolehkan, dengan
syarat tidak melanggar kodrat mereka sebagai wanita dan tidak membuat mereka
melupakan kewajiban sebagai seorang wanita. Dalam sumber syariat Islam seperti
Al-Qur’an dan hadits pun Allah telah menjelaskan bahwa dalam Islam bukanlah
agama yang diskriminasi terhadap wanita, justru wanita dalam pandangan
Islam memiliki kemuliaan dan keistimewaan lebih dibanding kaum laki-laki. Dan
dalam hadapan Allah SWT, baik laki-laki maupun perempuan memiliki derajat
yang sama, Allah tidak membedakan derajat keduanya berdasarkan gender(jenis
kelamin) yang ada pada diri mereka.
Karena pembagian jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan sudah pasti
memilki peran dan fungsi yang berbeda sesuai dengan biologisnya, namun
perbedaan tersebut tidak bisa selamanya dipandang sebagai ketidakadilan, karena
laki-laki dan perempuan memilki kelebihan dan kekurangan masing-masing yang
dapat saling melengkapi jika hidup berdampingan. Berdasarkan latar belakang
tersebut, maka penulis mengambil judul “Konsep dan Problematika Kesetaraan
Gender di Indonesia dalam Persfektif Islam dan Ilmu Kosmologi”
B. METODOLOGI PENELITIAN
2
Metode Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Studi literatur, yaitu dengan cara membaca atau mengambil informasi dari jurnal
ilmiah, buku dan juga memanfaatkan internet sebagai sumber informasi. Studi
literatur dilakukan untuk mempelajari teori-teori yang berkaitan dengan
penelitian, sehingga data yang akan dikumpulkan untuk dianalisis lebih akurat.
C. PEMBAHASAN
1. Pengertian dan Konsep Kesetaraan Gender
3
2016:76). Pada perkembangan ini para feminisme mengunakan isu hak dan
kesetaraan perempuan sebagai landasan perjuangannya, yang kedua tentang
penindasan dan kebebasan,yang ketiga kaum feminisme menyatakan dirinya
sebagai gerakan pembebasan perempuan. (Rokhmansyah, 2016:40-47).
Kesetaraanlah yang menurut mereka jawaban dari berbagai persoalan yang
mereka hadapi dalam masyarakat dan keluarga. Gagasan inilah yang harus
diperjuangkan untuk mendapatkan sebuah keadilan. Satu hal yang harus
ditekankan dari gerakan itu yaitu makna kesetraan dalam ideologi para kaum
feminisme mereka ingin memilki persmaan hak dengan perbandingan 50:50 bagi
laki-laki dan perempuan dalam berbagai bidang kehidupan. (Megawangi, 1999)
4
4) Gender role, yaitu peran perempuan dan laki-laki yang
ditetapkan dalam bentuk nyata menurut budaya setempat.
5
3. Gender dalam Kosmologi Islam
6
Menurut islam, manusia adalah makhluk yang paling sempurna, ia
diciptakan sebagai khalifah dimuka bumi, pada saat manusia dilahirkan ia telah
membawa kemampuan-kemampuan yang disebut fitrah, dan fitrah ini yangdisebut
dengan potensi. Telah diciptakannya perempuan dan laki-laki supaya mereka
saling berhubungan timbal balik, saling mengenal, melengkapi karena tanpa
perempuan laki-laki tidak ada begitupun sebaliknya. Lalu allah ciptakan dua insan
itu dengan tidak ada pembeda pada diri masing-masing semua sama dalam
pandangan sang pencipta yang hanya membedakannya hanya tingkat ketaqwaan
dan fisik nya saja. `
Sifat alam semesta memiliki sifat yang lebih maskulin sedangkan bumi
cenderung kepada feminim. Demikian dengan laki-laki dan perempuan, laki-laki
dengan menujukan sifat maskulinnya sedangkan perempuan memiliki sifat
feminim. Dimana mereka akan timbul sesuai dengan fisik dan biologiya, dan
dibalik ada maskulin pasti selalu ada feminim begitupun sebaliknya yang
kemudian akan dikenal dengan dualitas sifat yang berdampingan pada sifat
keduannya. Inilah yang allah berikan sifat-sifatnya sebagai manifestasi yang justru
bukan bertentangan namun saling bertentangan satu sama lain, maka jika sesuatu
hal yang lumrah bagi manusia jika adanya perbedaan antar satu sama lainnya.
Karena keduannya memilki fisik dan biologis yang berbeda, serta dengan adanya
7
perdebaan seperti itu mereka akan mempunyai sikap, peran dan tugannya masing-
masing sebagai khalifah dimuka bumi ini.
Mengenai ayat al-qur’an Q.s An-Nisa ayat 32, yang digaris bawah
menjelaskan tentang qawamuna yang berarti kepemimpinan. Kepemimpinan ini
dalam kaitannya dengan tanggung jawab seorang laki-laki terhadap perempuan.
Tanggung jawab itu yang mengenai perihal dengan pendidikan, nafkah,
perlindungan dan berbagai kewajiban terhadap perempuan yang dibebankan
kepada laki-laki, hal ini dipandang bahwa laki-laki mampu untuk melaksanakan
tangung jawab tersebut.
Namun tidak bisa dipungkiri secara entitas tersebut, terdapat korelasi dan
korespondensi kosmi yang dengan alam semesta menjadi stabil. Dalam makna
laki-laki dan perempuan memang berbeda, tetapi perbedaan itu tidak bermakna
salah satunya tidak membutuhkan yang lain. Dengan fenomena alam yang terjadi
tidak lain merupakan gambaran kehidupan manusia, sebab alam diciptakan untuk
memenuhi kebutuhan manuisa.
5. Problematika Gender
8
allah SWT yang menjadikan mereka berbeda. Perbedaan ini bukanlah hal pemicu
menjadi siapa yang paling kuat atau bernilai terbaik juga tertinggi.
Islam memiliki pandangan gender yang lebih rasional bisa diterima oleh
akal sehat. Islam memiliki landasan filosofi pada aturan dan perlakuan terhadap
perempuan. Seperti dalam masalah warisan, agama islam menempatkan laki-laki
sebagai penyangga hidup perempuan, baik istri, ibu, anak bahkan kerabat wanita.
Pembagian waris seorang laki-laki pasti mendapatkan persenan yang lebih besar
ketimbang perempuan itulah alasan mengapa hak waris laki-laki lebih besar
9
karena semua itu akan kembali lagi untuk kita dan kesejahteraan bersama,
semuanya bertujuan agar hidup bermartabat khusunya untuk perempuan.
Bagaimana betapa adilnya islam memberikan pengabdian nya untuk perempuan
dengan begitu sangat besar. Perubahan ini dapat dilihat jika kita melihat arab pada
zaman jahiliyah memerlakukan perempuan dengan semena-mena. Namun pada
dasarnya gerakan gender dalam persfektif dan kosmologi islam sudah tercampur
gerakan ini menirukan versi barat (Muntahari, 2015:38)
Dengan demikian adanya relasi gender yang baik maka dengan sendirinya
tatanan kosmik akan tetap terjaga kestabilannya, karena manusia sebagai entitas
terpentng dimuka bumi sebagai khalifah dimuka bumi.(Murata, 1999:174) Jika
gender disetarakan dalam artian semua harus sama dalam segala hal sampai taraf
tidak saling membutuhkan, maka akan adanya kekosongan dalam tatanan kosmik.
Hal ini yang akan menyebabkan kosmos tidak stabil, dan kehidupan manusia pun
akan punah. Karena sifat yang ada pada diri laki-laki atau pun perempuan ialah
suatu kelebihan bagi tersendiri. Sehingga jika sudah terjadi kesenjangan seperti itu
alhasil para manusia akan mengalami kebingungan dalam berfikir dan
menentukan jalan yang benar. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
kehidupan manusia akan stabil jika menyadari bahwa ia di ciptakan dan dilahirkan
ke muka bumi ini atas dasar sebagi mikrokosmos, yang akan stabil selama ia
berjalan sesuai dengan dengan sifat dan perilakunya dan sehalayaknya sebuah
entitas kosmik.
D. KESIMPULAN
Wacana yang sering muncul pada saat ini yang menyebutkan islam
mendiskriminasi para kaum perempuan, pandangan itu sebenarnya tidak benar
karena tidak ada pembeda antara seorang laki-laki dan perempuan terkecuali
terletak pada ketakwaan dan biologisnya.
10
menunjukan allah bersikap maskulin dan bersifat feminim dalam menciptakan
alam semesta. Alam semseta ini menjadi cerminan dari sifat-sifat allah tersebut,
yang mana sifat maskulin dan feminim. Sifat alam semesta memiliki sifat yang
lebih maskulin sedangkan bumi cenderung kepada feminim. Demikian dengan
laki-laki dan perempuan, laki-laki dengan menujukan sifat maskulinnya
sedangkan perempuan memiliki sifat feminim.
E. DAFTAR PUSTAKA
11
12