You are on page 1of 12

Pengertian intra cranial

1.Intrakranial: Dalam tempurung kepala, tulang kubah yang rumah dan melindungi otak.

Sebuah perdarahan intrakranial adalah perdarahan dalam tengkorak jatuh tempo,


misalnya, untuk stroke atau kebocoran darah dari suatu aneurisma di otak. Tekanan
intrakranial adalah tekanan pada otak dan cerebrospinal fluid (CSF) di dalam tempurung
kepala.

Julius Caesar dan Roma rekan-rekannya disebut tengkorak "tengkorak" Hari ini sebagai
aturan "tengkorak" diambil menjadi tengkorak minus mandibula (tulang rahang).

2. Peningkatan tekanan intrakranial dapat disebabkan oleh peningkatan tekanan cairan


cerebrospinal. Hal ini juga dapat disebabkan oleh peningkatan tekanan dalam hal otak
yang disebabkan oleh massa (seperti tumor), perdarahan ke dalam otak atau cairan di
sekitar otak, atau bengkak dalam masalah otak itu sendiri.

Peningkatan tekanan intrakranial adalah masalah medis serius. Tekanan itu sendiri dapat
merusak otak atau sumsum tulang belakang dengan menekan pada struktur otak yang
penting dan dengan membatasi aliran darah ke otak.

Banyak kondisi dapat meningkatkan tekanan intrakranial. Penyebab umum termasuk:

Aneurisma pecah dan perdarahan subarachnoid


Tumor otak
Radang otak
Hidrosefalus (peningkatan cairan di sekitar otak)
Hipertensi pendarahan otak
Intraventricular perdarahan
Radang selaput
Parah cedera kepala
Subdural hematoma
Status epilepticus
Pukulan

Gejala

Bayi:

Kantuk
Terpisah jahitan
Menonjol dari spot lembut di atas kepala (ubun menonjol)
Muntah
Tua anak-anak dan orang dewasa:

Perubahan perilaku
Penurunan kesadaran
Sakit kepala
Kelesuan
Neurologis masalah
Kejang
Muntah

3. Suatu hematoma intrakranial terjadi ketika pecah pembuluh darah di dalam otak Anda
atau antara tengkorak Anda dan otak Anda. Pengumpulan darah (hematoma) kompres
jaringan otak Anda.

Suatu hematoma intrakranial bisa terjadi karena cairan yang mengelilingi otak Anda tidak
mampu menyerap kekuatan pukulan mendadak atau berhenti mendadak. Dalam situasi
ini, otak Anda mungkin slide kuat terhadap dinding bagian dalam tengkorak Anda dan
menjadi memar.

Meskipun cedera kepala dapat menjadi kecil, sebuah hematoma intrakranial adalah
kondisi serius dan berpotensi mengancam nyawa yang sering memerlukan perawatan
segera.

Mengobati hematoma intrakranial sering memerlukan pembedahan untuk mengeluarkan


darah. Namun, hematoma intrakranial yang lebih kecil mungkin tidak memerlukan
operasi.

4. Subdural hematoma

Subdural hematoma terjadi ketika pembuluh darah yang terletak antara selaput yang
menutupi otak (meninges) darah bocor setelah cedera kepala. Ini adalah kondisi serius
karena peningkatan tekanan intrakranial dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan
otak dan hilangnya fungsi otak.
BAB II
DAFTAR PUSTAKA

7 langkah Helen varney intracranial

B. Cephalhematoma

a. Pengertian

Cephalhematoma adalah subperiosteal akibat kerusakan jaringan periosteum

karena tarikan atau tekanan jalan lahir, dan tidak pernah melampaui batas sutura garis

tengah. Pemeriksaan x-ray tengkorak dilakukan, bila dicurigai ada nya faktur

(mendekati hampir 5% dari seluruh cephalhematoma). Kelainan ini agak lama

menghilang (1-3 bulan). Pada gangguan yang luas dapat menimbulkan anemia dan

hiperbilirubinemia. Perlu pemantauan hemoglobin, hematokrik, dan bilirubin.

Aspirasi darah dengan jarum tidak perlu di lakukan. (Sarwono Prawirohardjo,2007).

Kelainan ini disebabkan oleh perdarahan subperiostal tulang tengkorak dan

terbatas tegas pada tulang yang bersangkutan, tidak melampaui sutura-sutura

sekitarnya. Tulang tengkorak yang sering terkena ialah tulang temporal atau parietal.

Ditemukan pada 0,5-2% dari kelahiran hidup. Kelainan dapat terjadi pada persalinan

biasa, tetapi lebih sering pada persalinan lama atau persalinan yang diakhiri dengan

alat, seperti ekstra cunam atau ekstraktor vakum. (Sarwono, 2006).

a) Gejala
Gejala lanjut yang mungkin terjadi ialah anemia dan hiperbilirubinemia. Kadang-

kadang cephalematoma disertai pula dengan fraktur tulang tengkorak dibawahnya

atau perdarahan intracranial. (Sarwono, 2006)

Bila tidak ditemukan gejala lanjut, cephalematoma tidak memerlukan perawatan

khusus. Kelainan ini dapat menghilang dengan sendirinya setelah 2-12 minggu. Pada

kelainan yang agak luas, penyembuhan kadang-kadang disertai klasifikasi. (Sarwono,

2006)

b) Patofisiologi

Adapun pathophysiologi cephalhematoma yaitu:

1) Rupture pembuluh darah antara tengkorak dan periosteum

2) Didalam subperiosteal mengandung banyak darah

c) Faktor Predisposisi

Tekanan jalan lahir yang terlalu lama pada kepala saat persalinan. Moulage terlalu

keras. Partus dengan tindakan seperti forcep, vacum ekstraksi

d) Komplikasi

1. Ikterus

2. Anemia

3. Infeksi
4. Kalasifikasi mungkin bertahan selama > 1 tahun

Gejala lanjut yang mungkin terjadi yaitu anemia dan hiperbilirubinemia. Kadang-

kadang disertai dengan fraktur tulang tengkorak di bawahnya atau perdarahan intra

kranial.

Bila tidak ditemukan gejala lanjut, cephal hematoma tidak memerlukan perawatan

khusus. Kelainan ini dapat menghilang dengan sendirinya setelah 2-12 minggu. Pada

kelainan yang agak luas, penyembuhan kadang-kadang disertai kalsifikasi.

Cefalhematoma merupakan perdarahan subperiosteum. Cefalhematoma terjadi

sangat lambat, sehingga tidak nampak adanya edema dan eritema pada kulit kepala.

Cefalhematoma dapat sembuh dalam waktu 2 minggu hingga 3 bulan, tergantung

pada ukuran perdarahannya. Pada neonatus dengan sefalhematoma tidak diperlukan

pengobatan, namun perlu dilakukan fototerapi untuk mengatasi hiperbilirubinemia.

Tindakan insisi dan drainase merupakan kontraindikasi karena dimungkinkan adanya

risiko infeksi. Kejadian sefalhematoma dapat disertai fraktur tengkorak, koagulopati

dan perdarahan intrakranial.

Pengertian istilah cephalhematoma mengacu pada pengumpulan darah di atas

tulang tengkorak yang disebabkan oleh perdarahan subperiosteal dan berbatas tegas

pada tulang yang bersangkutan dan tidak melampaui sutura-sutura sekitarnya,sering

ditemukan pada tulang temporal dan parietal. Kelainan dapat terjadi pada persalinan

biasa, tetapi lebih sering paada persalinan lama atau persalinan yang diakhiri dengan

alat, seperti ekstraksi cunam atau vakum.


BAB III

TINJAUAN KASUS

1. KASUS I CEPHALHEMATOMA

Bayi Ny S (24 th) dan Tn.X (27) berumur 26 hari tanggal 07-10-2009 pukul 10.05

WIB lahir secara spontan dengan jenis kelamin Perempuan dengan kedua orang tua

beagama islam, bersuku sunda, dengan ibu, sekolah terakhir tamat SMA bekerja

sebagai penjaga warung dan ayah sekolah terakhir tamat SMK seorang wiraswasta.

Penghasilan keduanya sebesar Rp 1.500.000/bulan dan bertempat tinggal di Cimaung

Rt 06 Rw 02 , Purwakarta. Anamnesa dilakukan pada tanggal 08-10-2009 pukul

15.30 WIB oleh Bidan, Ibu mempunyai riwayat kehamilan yaitu pada saat hamil

muda sering periksa kandungannya 4 kali olah Bidan. Dengan keluhan mual tiap pagi,

kadang muntah 1 – 2 kali sehari tetapi makanan dapat masuk kedalam tubuh sedikit-

sedikit, kadang ada pusing dan terasa cepat lelah. Sedangkan pada hamil tua, sering

periksa kandungannya 5 kali oleh Bidan, dengan keluhan pegal-pegal bila berdiri

terlalu lama, sering BAK saat siang hari dan malam, tidak ada pusing. Umur saat

persalinan anak pertama ini 37 minggu 5 hari, dengan golonagan darah ibu A dan

Ayah bergolongan darah A, Ibu mengatakan tidak mempunyai penyakit saat

kehamilannya, baik perdarahan, pre/eklamsia tidak pernah, penyakit kelamin tidak

ada. Ibu makan 3 kali sehari dengan nasi, sayur hijau bening dengan ayam dan buah.

Ibu tidak pernah minum obat-obatan, jamu, tidak pernah merokok dan tidak pernah

minum alkohol. Riwayat persalinannya dengan jenis persalinan spontan ditolong oleh

bidan dan dengan lama persalinan 18 jam, dan keadaan air ketuban putih yang
jumlahnya ± 250 cc. Keadaan plasenta saat lahir lengkap kotiledon 20 lobus, diameter

22cm, ketebalan 1,5 cm , panjang tali pusat 48 cm dan berat ± 500 gr. Tidak ada

komplikasi saat persalinan dengan apgar score 8/9 dan tidak ada kejadian, gangguan

ataupun trauma pada bayi baru lahir. Pemeriksaan fisik bayi KU ; baik, kesadaran

composmetis, denyut nadi 130 x / menit, bayi bergerak aktif, reflek menghisap dan

menelan baik dan kuat. Pada bagian kepala ubun – ubun besar dan kecil ada kelainan

terdapat cairan darah yang menumpuk, sutura normal dan ada maulage, tidak ada

caput suksedaneum, dan ada cephalhematoma. Mata simetris, lobang hidung ada,

tidak ada keluaran dari kedua lubang hidung, tidak ada pernafasaan cuping hidung.

Telingga simetris, hubungan letak dengan mata sedikit lebih atas tulang rawan lentur.

Mulut simetris,bibir lembab warna merah muda, sumbing tidak ada, palatum keras,

refleks puting susu ada refleks sucking ada, refleks menelan ada. Tidak ada

pembesaran kelenjar getah bening, pergerakan tidak kaku. Dada simetris, pernafasan

normal, bunyi jantung regular, puting susu menonjol keluar, tidak ada bunyi nafas

jantung dan paru – paru tambahan, refleks muro ada, perut tidak kembung, abdomen

simrtris, tidak ada pembesaran hepar, tidak ada penonjolan sekitar umbilical, perut

keras saat menangis. Tali pusat tidak merah dan tidak bernanah. Punggung simetris,

tidak penonojan dan cekungan. Ekstremitas atas dan bawah bergerak aktif dengan

jumlah jari lengkap. Tidak ada kelainan fraktur klavikula dan fraktur humerus serta

adanya fleksus brahialis. Genetelia testis sudah ada diskrotum, ada lubang, lubang

muara interna terletek pada ujung penis. Kulit tidak ada tanda –tanda lahir warna

merah. Usia bayi saat ini satu hari. Pemeriksaan antropometri BB bayi 3200 gr

dengan panjang badan 45 cm, lingkar badan 43 cm, lila 12 cm. Pada eliminasi BAB
sudah saat lahir dengan warna kehitamaan konsistensi cair bau has. Sedangkan BAK

belum, bayi diberikan asih tanpa pendamping apapun.


PEMBAHASAN

SOAP KASUS I CEPHALHEMATOMA

Data Subyektif

Bayi Ny S (24 th) dan Tn.X (27) berumur 26 hari tanggal 07-10-2009 pukul

10.05 WIB lahir secara spontan dengan vacum forcep dan jenis kelamin

Perempuan dengan kedua orang tua beagama islam, bersuku sunda, dengan ibu,

sekolah terakhir tamat SMA bekerja sebagai penjaga warung dan ayah sekolah

terakhir tamat SMK seorang wiraswasta. Penghasilan keduanya sebesar Rp

1.500.000/bulan dan bertempat tinggal di Cimaung Rt 06 Rw 02 , Purwakarta.

Anamnesa dilakukan pada tanggal 08-10-2009 pukul 15.30 WIB oleh Bidan, Ibu

mempunyai riwayat kehamilan yaitu pada saat hamil muda sering periksa

kandungannya 4 kali oleh Bidan. Dengan keluhan mual tiap pagi, kadang muntah

1 – 2 kali sehari tetapi makanan dapat masuk kedalam tubuh sedikit-sedikit,

kadang ada pusing dan terasa cepat lelah. Sedangkan pada hamil tua, sering

periksa kandungannya 5 kali oleh Bidan, dengan keluhan pegal-pegal bila berdiri

terlalu lama, sering BAK saat siang hari dan malam, tidak ada pusing. Umur saat

persalinan anak pertama ini 37 minggu 5 hari, dengan golonagan darah ibu A dan

Ayah bergolongan darah A, Ibu mengatakan tidak mempunyai penyakit saat

kehamilannya, baik perdarahan, pre/eklamsia tidak pernah, penyakit kelamin

tidak ada. Ibu makan 3 kali sehari dengan nasi, sayur hijau bening dengan ayam

dan buah. Ibu tidak pernah minum obat-obatan, jamu, tidak pernah merokok dan
tidak pernah minum alkohol. Ibu mengatakan cemas terhadap benjolan dikepala

bayinya setelah beberapa jam lahir.

Obyektif

Pemeriksaan fisik bayi KU ; baik, kesadaran composmetis, denyut nadi 130

x / menit, bayi bergerak aktif, reflek menghisap dan menelan baik dan kuat. Pada

bagian kepala ubun – ubun besar dan ada , sutura normal dan ada maulage, tidak

ada benjolan/kerusakan jaringan periosteum karena tarikan atau tekanan jalan

lahir caputsuksedameum, dan ada cephalhematoma. Mata simetris, lobang

hidung ada, tidak ada keluaran dari kedua lubang hidung, tidak ada pernafasaan

cuping hidung. Telingga simetris, hubungan letak dengan mata sedikit lebih atas

tulang rawan lentur. Mulut simetris,bibir lembab warna merah muda, sumbing

tidak ada, palatum keras, refleks puting susu ada refleks sucking ada, refleks

menelan ada. Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, pergerakan tidak

kaku. Dada simetris, pernafasan normal, bunyi jantung regular, puting susu

menonjol keluar, tidak ada bunyi nafas jantung dan paru – paru tambahan, refleks

muro ada, perut tidak kembung, abdomen simrtris, tidak ada pembesaran hepar,

tidak ada penonjolan sekitar umbilical, perut keras saat menangis. Tali pusat tidak

merah dan tidak bernanah. Punggung simetris, tidak penonojan dan cekungan.

Ekstremitas atas dan bawah bergerak aktif dengan jumlah jari lengkap. Tidak ada

kelainan fraktur klavikula dan fraktur humerus serta adanya fleksus brahialis.

Genetelia testis sudah ada diskrotum, ada lubang, lubang muara interna terletek

pada ujung penis. Kulit tidak ada tanda –tanda lahir warna merah. Usia bayi saat
ini satu hari. Pemeriksaan antropometri BB bayi 3200 gr dengan panjang badan

45 cm, lingkar badan 43 cm, lila 12 cm. Pada eliminasi BAB sudah saat lahir

dengan warna kehitamaan konsistensi cair bau has. Sedangkan BAK belum, bayi

diberikan asih tanpa pendamping apapun.

Assesment

Setelah dilakukan pemeriksaan secara subjektif dan objektif didapatkan hasil

pemeriksaan pada bayi baru lahir umur 1 hari didapatkan diagnosa

cephalhematoma.

Masalah yang terjadi pada bayi baru lahir dengan umur 1 hari dengan

cephalematoma yaitu adanya kecemasan dari orang tua bayi tersebut. Tidak ada

masalah potensial.

Kebutuhan yang harus dilakukan oleh bidan kepada orang tua bayi baru lahir

usia 1 hari dengan cephalematoma yaitu dengan memberikan penkes kepada

orang tua agar tetap tenang dan tidak cemas dalam menghadapi bayinya.

Planning

Beritahu ibu hasil pemeriksaan bahwa kondisi umum bayi baik, kesadaran

composmetis, denyut nadi 130 x / menit, bayi bergerak aktif, reflek menghisap

dan menelan baik dan kuat, BB bayi 3200 gr dengan panjang badan 45 cm, dan

ibu mengerti terlihat dari ibu yang tidak cemas. Beritahu ibu tentang

cephalhematoma pada bayi baru lahir yaitu terjadi akibat kerusakan jaringan
periosteum karena tarikan atau tekanan jalan lahir ditandai dengan adanya

benjolan dan ibu mengerti terlihat dari ibu yang sudah agak tenang. Beritahu ibu

untuk tidak menggendong bayi karena dapat menyebabkan proses penyembuhan

yang lama, yang biasanya hilang pada hari ke 1-3 bulan dan ibu mau

melaksanakannya. Bertitahu ibu tentang ASI ekslusif yaitu memberikan ASI

segera setelah lahir sampai usia 6 bulan pertama dengan jarak 2-3 jam perhari dan

ibu melaksanakannya. Beritahu ibu dan keluarga untuk merujuk bayi kepelayanan

kesehatan yang memadai apabila benjolan tidak hilang pada hari ke 1-3 bulan

segera hubungi bidan dan ibu mengerti terlihat ibu yang mampu mengulang

perkataan bidan.

You might also like