Professional Documents
Culture Documents
Analisa Pola Keruntuhan Konstruksi Rangk PDF
Analisa Pola Keruntuhan Konstruksi Rangk PDF
Abstract
Truss light steel is a modern technology of roof truss made of a thin plate of zinc-alum which is designed by
computers and manufactured by machines. Truss light steel can be an alternative choice to support the roof to be
able to deal with the extreme weather conditions, not to be distracted from termite attack and to be held longer than
truss form wood. From its material, there are some weaknesses of light steel, among other are buckling and
deflection occurs, so that a review was made of the failure that will occur in some spans and truss forms.
SolidWorks is a Computer Aided Design (CAD) 3D program using the Windows operating system. SolidWorks
program can provide the simulation and compute the forces that arise in structures which designed by using finite
element method. The use of SolidWorks program shows the simulation of failure mode that will occur, so it can be
the input for the planning and construction of the better light steel. This analysis used the truss of type pratt and
howe with theoretical spans 12 m and 24 m at 300 angle. The components used were profile lip channel
75x32.8x7.95 and tek screw formed in SolidWorks program. The results obtained in the SolidWorks program was
the failure occurred because of flexural buckling in A6 rod to the entire spans and forms. Truss pratt type was
stronger to resist the loads on the theoretical span of 12 m and the howe type was stronger to resist the loads on the
theoretical span 24 m. Diagonal mounting differences affected the strength of each spans.
Royani (2011) berpendapat bahwa: Adanya perubahan bentuk yang sedikit saja dari
“Struktur atap adalah bagian bangunan yang menahan penampangnya, maka kekuatan elemen struktur tersebut
atau mengalirkan beban-beban dari atap. Struktur atap akan berbeda termasuk juga perilaku tekuknya. Kesulitan
terbagi menjadi rangka atap dan penopang rangka tersebut mengakibatkan proses perencanaan menjadi
atap. Rangka atap berfungsi menahan beban dari lebih rumit dibanding proses perencanaan baja hot rolled.
bahan penutup atap sehingga umumnya berupa Baja ringan memiliki beberapa fenomena keruntuhan
susunan balok–balok (dari kayu/bambu/baja) secara diantaranya, terjadi kerutan atau tekuk yang diamati pada
vertikal dan horizontal kecuali pada struktur atap dak batang tekan berlangsung secara tiba-tiba dan sangat
beton. Berdasarkan posisi inilah maka muncul istilah berbahaya (Ugural, 1981), distorsi dari penampang yang
gording, kasau dan reng.” ditandai oleh gerakan di garis lipatan (Davies dan Jiang,
Dalam konstruksi bangunan, rangka atap adalah 1998), Tekuk lokal ditandai dengan panjang gelombang
elemen penopang beban diatasnya yaitu beban penutup yang relatif pendek pada elemen pelat itu sendiri (Davies,
atap, beban angin, dan curah hujan. Rangka atap terdiri 2000). Seraca umum disimpulkan bahwa baja ringan
dari 3 elemen, diantaranya : dapat digunakan sebagai elemen struktur tetapi cenderung
• Kuda penopang, berfungsi menyalurkan gaya ramping dan rentan terhadap kegagalan stabilitas
tekan. termasuk: lentur keseluruhan kolom, torsi dan lentur-torsi
pola tekuk, tekuk lokal, dan tekuk distotif (Young dan
• Balok dasar, berfungsi sebagai penahan gaya
Jintang, 2002).
tarik. Kekakuan penampang biasanya ditingkatkan dengan
• Tiang tengah, berfungsi mendukung balok cara menambahkan flens dan web pengaku seperti terlihat
bubungan dan menerima gaya tekan (Heinz Frick, pada Gambar 2.2.
ilmu konstruksi bangunan 2 hal 192).
13. Metode koneksi dan joint yang variatif. memiliki penampang simetris ganda atau antisimetris
14. Material yang minimum. ganda (seperti profil I atau Z), profil yang memiliki
15. Banyak keuntungan. penampang simestris tunggal (seperti profil kanal, L sama
kaki, L double). Tekuk lentur menyebabkan elemen
2.3. Sambungan Titik Buhul batang mengalami lentur terhadap sumbu lemah batang.
3. METODOLOGI
(c) (d)
Gambar 3.5 Tipe Howe
(e) (f)
(a) (b)
(a) (b)
(a) (b)
Gambar 4.4 Proses Keruntuhan Rangka Tipe Pratt (L = 12
Meter) Gambar 4.8 Proses Keruntuhan Rangka Tipe Howe (L = 12
(a) Sebelum mendapat beban berlebihan Meter)
(b) Setelah mendapat beban berlebihan (a) Sebelum mendapat beban berlebihan
(b) Setelah mendapat beban berlebihan
- Tipe Pratt Betang Teoritis 24 Meter dengan
kemiringan sudut 300 - Tipe Howe Betang Teoritis 24 Meter dengan
kemiringan sudut 300
(a) (b)
4000 550
3750 500
3500 450
3250 400
3000 350
Beban Total (N)
2750 300
2500
2250 250
2000 200
1750 150
1500 100
1250 50
1000
750 0
500 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 6 6.5 7
250
0 Defleksi (mm)
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112131415 Grafik 4.2 Beban – Defleksi Tipe Howe
Defleksi (mm) Bentang Teoritis 24 meter
Grafik 4.1 Beban – Defleksi Tipe Pratt
Tabel 4.1 Rekapitulasi Beban Maksimum Program dan Manual
Bentang Teoritis 12 meter
Tipe Bentang Pcr Pcr
No. Selisih (%)
Rangka (m) (Program) (Manual)
850
800 1 12 3550 N 2797 N 753 N 26,92
750 Pratt
700 2 24 800 N 703,7 N 96,3 N 13,68
650 3 12 2900 N 2797 N 103 N 3,68
600
Beban Total (N)
Howe
550 4 24 820 N 703,7 N 116,3 N 16,53
500
450
400 Dari tabel 4.1 diatas, terjadi perbedaan beban maksimum
350 pada analisa manual dan analisa program. Hal ini
300
250 dikarenakan pada analisa manual, keruntuhan konstruksi
200 rangka menitik beratkan pada hasil gaya batang rangka
150 atap dengan mengasumsikan bahwa rangka atap akan
100
50 mengalami keruntuhan pada batang tekan. Sedangkan
0 pada analisa yang dilakukan program, keruntuhan
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 6 6.5 7 konstruksi dianalisa dengan menggunakan metode
Defleksi (mm) elemen hingga dimana seluruh batang rangka dibagi
Grafik 4.2 Beban – Defleksi Tipe Pratt menjadi bagian-bagian kecil yang masih dapat diukur
Bentang Teoritis 24 meter besarnya. Kemudian pada tiap node yang terbentuk
dianalisa sehingga mendapatkan nilai hasil yang lebih Tabel 4.3 memperlihatkan kekuatan pada tipe rangka
terperinci. yang sama dengan bentang yang berbeda. Pada rangka
Perbedaan hasil analisa manual dan program tipe pratt, peningkatan bentang teoritis menyebabkan
mempunyai perbedaan yang hampir mencapai angka rata- kekuatan rangka menurun 77,46 %. Sedangkan pada
rata 16 %. Perbedaan yang begitu besar dapat terjadi rangka tipe howe, peningkatan bentang teoritis
karena ada perbedaan faktor ketelitian anatara kedua menyebabkan kekuatan rangka menurun 71,72 %.
analisa. Pada analisa manual, ada nilai-nilai faktor Dari tabel 4.3 terlihat semakin besar peningkatan
keamanan yang terdapat didalam rumus. Sedangkan pada bentang teoritis pada suatu tipe rangka maka semakin
program dapat memberikan hasil mendekati yang cepat kegagalan yang terjadi pada tipe rangka tersebut.
sebenarnya.
Tabel 4.4 Rekapitulasi Tegangan Maksimum dibatang A6
Tabel 4.2 Rekapitulasi Panjang Batang dan Beban Bentang Tegangan
Benta No. Tipe Selisih %
Panj Teoritis (MPA)
Tipe ng Seli Selis
No. ang (%) Pcr (%) 1 Pratt 97.905
Rangka Teorit sih ih
Total 12 m 23.383 31.38
is 2 Howe 74.522
3 Howe 21.706
24 m 1.326 6.51
46,92 m
4 Pratt 20.38
2900 N
1 Howe 650 N
7,204
22,41
12 m
3.38
2 Pratt
tegangan yang diterima maka semakin besar kapasitas
beban yang mampu dicapai.
Semakin baiknya konfigurasi batang pada suatu
93,84 m
820 N
3 Howe
bentuk rangka terhadap bentang teoritisnya membuat
rangka tersebut dapat menerima beban dengan baik. Pada
-20 N
7,204
24 m
-2,44
6,76
4 Pratt
800 N
sehingga rangka tipe Pratt lebih kuat dari pada tipe 12) Royani, M., 2011, Konstruksi atap, Teknik Desain
Howe. Arsitektur, Unpublished thesis, Universitas Diponegoro,
5. Dari hasil simulasi SolidWorks, untuk bentang 24 m Semarang.
pada saat terjadi beban maksimum didapatkan 13) Schafer,B. W., Vieir, L., Sangree, R. H., & Guan, Y., 2009,
Rotational restraint and distortional buckling in cold-
tegangan tekan maksimum batang A6 pada tipe Howe formed steel framing systems., Revista Sul-Americana de
ternyata lebih besar 6,51 % dari tipe Pratt, sehingga Engenharia Estrutural, Passo Fundo Volume 7 No. 1, pp 71-
rangka tipe Howe lebih kuat dari pada tipe Pratt. 90
14) Tahir, M. M., Siang, T.C., & Ngian, S. P., 2006, Typical
5.2 . Saran tests on cold-formed steel structures. Proceedings of the 6th
Asia-Pacific Structural Engineering and Construction
1. Agar mendapatkan hasil analisa yang lebih detil, Conference (APSEC 2006)., Kuala Lumpur, Malaysia. pp
untuk setiap tipe rangka sebaiknya dilakukan 246-258
penambahan bentang teoritis yang bervariasi seperti 6 15) Thong, C.M., 2003, Development of New Cold-formed Steel
Sections for Roof Truss System, Master Thesis, UTM.
m, 9 m, 12 m, 15 m, dan seterusnya. 16) Ugural, A. C., 1981, Stresses in Plates and Shells, McGraw-
2. Selain penambahan bentang teoritis, sebaiknya Hill Book Company, Inc., Toronto.
ditambah pula variasi tipe rangka yang sering 17) Wildensyah, I., 2010, Rangka atap baja ringan untuk
digunakan agar dapat membandingkan kekuatan semua, Penerbit Alfabeta, Bandung.
kapasitas tipe rangka tersebut. 18) Wood, J. V., 2004, Strength and behaviour of cold formed
steel roof trusses. Published Thesis. The University of New
Brunswick, Canada.
UCAPAN TERIMA KASIH 19) Young, B., Yan, Jintang, 2002, Channel columns
undergoing local, distortional, and overall buckling, Journal
of Structural Engineering, Volume 128, pp 728-736.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen 20) Yu, W.W., 2000, Cold-Formed Steel Design. 3rd edition.
pembimbing yang telah membimbing dan orang tua yang John Wiley and Sons Inc.
telah memberikan support demi kelancaran penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA