PENGANTAR
Frot. Dr. Saparinah Sadi?
Di Indonesia, penerbitan setiap buku teks pertu
dirayakan. Apalagi buku teks-yang ditlis oleh dua
perempuan ini-citujuken untuk keperluan bidang
stuck yang relatif masih baru, Sebagaimans kita ketaai
perempuan merupakan suatu kelompok dalam masyarakat
kita yang sejak pertengahan abad ini makin banyak
mengikuti berbagai bidang studi di tingkat universitas.
Karencnya, kehadiran buku teks in jelas pantas disyukur
sebab isinya merupakan suatu sumbangan konkrit yang
Sangat diperiukan untuk memperiaiat keberadaan studi
perempuan di lingkungan akaderik ita.
Keberadaan studi perempuan di lingkungan akademik
‘ita memnjulan sikap progresif dari pimpinan perguruan
tinggi ci Indonesia, Mesiipnn cemisian, perlu ditambankan
bahwa status studi perempuan yang relatif bara di bumi
Indonesia ini masih soring diportanyakan dan bahkan
icuriga. Hal itu tampck dalam portanyaan portanyaan
seperti derilut ini. Apa periunya ada studi perempuan?
‘Apa bedanya dengan women’s studies di Barat? Mengapa
perempuan periu.dikaji? Apakal juga belejar hal-hal
“kewanitaan’ seperti menjahit dan memasak? Di samping
itu, geiala ini juga muncul dalam nasthat bagi orang-orang
yang aktif dalam studi perempuan untuk menjaga agar stud!
perempuan (di Indonesia) jangan seperti feminisme Barat.
Pernyatsan dan kekdawatiran tentang studi perempuan,
di atas tadi merupakan contoh bageimana stuci perempuan
"Guru Besar din Pengjer di Universite Indonesia, JokersFerempun, Kea dan Peubakan Sse
tidak selalu “dipersepst” secara posit Bahkan tidak jarang
Justru dinllal secara keliru baik oleh lakilaki maupun
perempuan yang tidak terlibat dalam studi perempuan.
Sebenarnya lial ini tidaklah mengherankan kalau Kita gat
‘batiwa women's studtes oi Barat yang sudah dimulai sekitar
akbir tahun 1960-an pun hingga kini masih. mengalami
nasib yang sama. Sebaliknya, bagi kita di Indonesia studi
perempuan yang mulai menjadi kegiatan ci lingkungan
perguruan tinggi sajak akhir tahun 1980-an ini tidak
meremehkan sikap skaptis yang masih ada di kalangan
masyarakct umum dan akademik Delam kaitan itulah
‘orbitnya buku yang diharapkan monyediakan pengotauan,
‘tentang berbagai Konsep, teori, dan metodologi yang telah
berksembang dalam studi perempuan ini menjadi penting
artinya. Di samping itu, semakin diperjelas bahwa sebagai
kegiatan akademik, studi perempuan tidak terbatas pada
studi tentang perempuan, suatu kegiatan yang di masa lalu
sudah banyak dilakukan oleh penelit! perempuan dan lak
Jaki, Kekhususan studi perempuan adalah menempatkan
apa yang dialaml oleh perempuan itu sendiri sebagal
fokus perhatian Studi perempuan tiga -memusatian
egiatannya pada mengajukan pertanyaan, menganalisis,
dan_menginterpretasikan pengalaman perempuan yang
merupakan bagian darirealitas manusia.Inilah yangdi masa
Jalu “dilupakan" karena tidak dianggap penting. Mengapa
demikian? Karena di masa lalu baik topikpenelitian
maupun interpretasi data-yang kemudian digeneralisasi
sebagai borlalu bagi lakilaki dan porompuan-dilalzakan
dengan ‘kacamata’ lakilaki saja. Akibatnya, semua teori
‘tentang manus, tentang sifat Khas dan perilakunya, dan
‘imu pengetahuan pada uraunmya adalah “buetan’ laki-aki
Ini berlaku tidak saja pada imu yang mempunyai sejarahPemanat
yang panjang, seperti filsafat, tetapi juga pada imu baru,
‘seperti fimu komunikasi dan ilnu komputer. Setiap disiplin
‘memakai pendekstan khusus dalam mencari pengetahuan
yang didasarkan pada sejumlah asumsi dan pandangan etis
tertenta. Observasi dan asumsi-asumsi tersebut kemudian
‘merupakan panduan untuk menentukan perilaku manusia,
‘Totapi bila setiap ssumsi dan observaci lebih mencerminkan
porspoltif lald-lali tontang dunia realitas, intorpretasinys
dapat bonar bagi lakilaki, naman kurang boner bagi
perempuan. Artinya, interpretasinya tidak selalu berkaitan
dengan pengalaman perempuen tentang dunia realitas
yang dihuni bersama oleh perempuan, Dengan demikian,
interpretasinya juga tidak selalu dapat dijadikan pedoman
perilaku bagi perempuan. Bahwa fokus stud! perempuan
adalah meneliti, mempelajati, serta memahami pengalaman
perempuan bukanlah merupakan reaksi terhadap keadaan
imu pengetabuan masa alu, melainkan merupakankeglatan,
akademik untuk menyediakan pengamatan dan informasi
tentang asumsi-asumsi yang dapat membantu mengaitkan
duniarealitas perempuan. Maka, studi perempuanbertujuan,
melengkapi dan mengoraksi berbagai asumsi dalam ilmu
pengetahuan yang telah mapan. Studi perempuan jugs
dapat digolongkan sebagai disiplin baru yang berdiri
sendiri, Dalam studi perompuan asumsi-acumsi dalam
‘masing-masing disiplin tidak hanya diuji tetapi juga ditinjau
secara lintas disiplin. Scbagai disiplin baru, perspeltif,
‘tujuan, dan isu-icu yang dipilih masih terus dikembangkan
dan diperdebatkan, Hal-hal tersebut hendalmya disadari
sewaktu membaca buku ini.
Perlunya studi perempuan sudah terlihat pada
penelitian Sigmund Freud, Bapak Psikoanalisa terkenal
yang hidup pada abad ke 19. Ia telah mempeloporiPerempuan Kap dan Poubahansisal
penelitian tentang perkembangan psikoseksual anak
perempuan berdasarkan observasinya bahwa ada
perbedaan antara anak perempuan dan lakilaki. Freud
akhiraya (sebagailaki-laki) menutup penelitiannya dengan
mengatakan “perempuan adalah suatu mister!". Suatu
ungkapan yang dapat diinterpretasikan sebagal berikut:
Freud telah mengakul perempuan sebagal manusia karena
setiap manusla menyimpan suamu misteri. Freud juga
orang pertama yang mensinyalir bahwa perkembangan
anak perempuan dan anak laki-laki tidak persis sama,
‘Suatu hal yang dalam “hahasa” studi perempuan dibahas
sebagai adanya parbedaan gender baik biologis maupun
sosiologis-psikelogis. Kekliruan Sigmund Freud adalah
bahwa perbedaan anatomis-biologis antara kedua jenis
Kolamin telah diinterprotasiken sebagai Kekurangan
perempuan dibandingkan lakilali, dengan berbagai
onseltuensi sosial yang menempatkan perempuan sebagai
warga kelas dua. Pandangan ini kemudian banyak dianut
dalam lingkungan budaya yang bercirikan patriarki yang
menempatkan laki-laki sebagai makhluk yang superior
atas perempuan. Dalam buku ini kaitan antara patriark
dan perilaku perempuan dibahas dalam bab tentang studi
perempuan (lihat Bab I, tentang feminisme liberal dan
feminisme sosialis dan patriarki), khususnya dalam
kaftannya dengan feminisme radital. Bab ini mengulas tiga
aliran feminismeuntuk memberikanlatarbelakang tentang
ide dan konsep yang ditemui dalam studi perempuan,
sekaligus merangsang pembaca untuk mengenal secara
lebih baik adanya perbedaan pikiran dalam feminisme dan
hubungennya dengan studi perempuan.
Ide menulis bku teks ini bersumber dari kesulitan
Konkrit yang dihadapi kedua penulis, yaitu dalamFengartar
mempersiapkan kurikulum Kursus perempuan dan
pembangunan, Tentunya,tugas ini memangtidaksederfiana
karena bahan yang tersedia masih sangat terbatas.
Mengingat bahwa studi perempuan masin sering
dipertanyakan kegunzannya, maka adalah sangat tepat
bahwa buku ini dimulai dengan suatu uraian tentang
“apa itu studi perempuan’. Dalam bab ini dapat dibaca
berbagai perspeltif yang telah berkembang dan kensep-
konsep yang digunakan dalam studi perempusn. Penulis
bab ini telah memilih untuk mengulas berbagai teori,
Konsep, dan motodologi yang telah berkembang dalam
studi perempuan, khususnya yang borkaitan dengan
perempuan dan kerja dalam suatu masyarakat yang
sedang mengalami proses perubahan nilai karena
Kegiatan pembangunen. Tujuannya ialah agar pembaca
dapat “melihat” alternatif dalam menghadapi kenyataan
sekaligus mengajak pembaca untuk berpikir kritis dalam
membaca buku inl.
Dalam bab tentang hakikat kerja perempuan dibahas
definisi dan analisis yang dipakai dalam meneliti masala
perempuan. Bab inf sangat membantu pembaca dalam
memperoleh batasan-batasan yang jelas tentang berbagal
fstilah yang banyak ditemul dalam studi perempuan,
seperti. marginalisasl, domestlkest, pembaglan Kerja
seksual, dan apa yang disebur rumah tangga.Juga diberikan
contoh konkrit tentang multidimensionalitas perempuan,
Khususnya yang berkaitan dengan Kerja perempuan.
Sehubungan dengan itu, dua bab pertama dalam bule ini
perlu dibaca dengan baik untuk mendapatkan kerangka
Konseptual yang jelas tentang tiga parmasalahan yang
diangkat, yaitu: perempuan, kerja, dan porubahan sosial.
Pemahaman konsop-Konsep yang ada dalam dua babPerenpuay, Keen Peubatan esa
pertama ini memungkinkan seseorang memiliki kerangka
konseptual tertentu yang diperlukan untuk membaca bab-
‘bab yang lain. Dua bad berikutmyasecara kthususmembahas
katerkaitan studi perempuan dengan masalah-masalah
pembangunan. Bab-bab berikutaya dapat dibaca sesuai
kebutuhan dan minat, tetapi dengan telah mempunyai
Istar belakang Konseptual tertentu,
Pembahasan perempuan, kerja, dan perubahan sosial
telah ditempatkcan dalam konteks nasional, regional, dan
internasional. Sementara itu, yang ditawarkan adalah
Kemampuan untuk dapat membedskan analisis pada
tingkat mikro dan makro. Kiranya usaha ini cukup rumit,
Karena, hal itu tidak selalu mudah untuk dicerna akibat
makin beragamnya kerangka konseptual dalam studi
perempuan dan adanya berbagai perbedaan dalam kondisi
sosial-ekonomi dan Keterikatan perempuan pada nilai-
nila sosial budaya,
Sehubungan dengan Kenyataan bahwa penelitian di
berbagai displin ilmu lebih banyak didasarkan pada asumsi
dan pendekatan yang banyak disusun oleh laki-laki dengan
Kacamata laki-laki, maka juga dibahas berbagal asums!
yang perlu dikaji kembali, Sementara itu memperbanyak
studi mikro juga penting agar pengalaman perempuan
dalam berbagal aspek Kehidupan lebih dikenal (menembus
ketersembunyiannya, lihat Bab 11). Dalam bubungan ini
secara khusus dikemukakan apa yang dikatakan Harding
Gihat Bab If) yang dianggap pendekatan baru dalam studi
perempuan.
Sesuai judul buku, secara khusus juga diulas
koterkaitannya dengan pengertian kerja perempuan yang
dilanjutkan dengan penjelasan bagaimana konsep WIDPemanat
(women-in-cevelopment) berkembang berikut kritik-kritik
yang kini berkembang terhadap konsep tersebut.
Yang menarik untuk direnungkan bersama adalah
penulisan tentang “indigentsast studi perempuan’, sesuatu
yang dipermasalankan dalam berbagai disiplin/ilmu yang
sudah mantap, dan juga menjadi perhatian Khusus dari
kedua penulis bukn ini, Oleh karena itu, meskipun studi
perempuan relatif masih baru dalam dunia akademik
Indonesia, studi ini memang sangat relevan untuk mulai
dipikirkan bersams. Portimbangannya adalah babwa
salah satu ciri penting dalam studi perempuan, termasuk
studi perempuan dalam pembangunan, ialah bahwa hasil
penelitianyangdilakukan bukanterutamauntukmemenuhi
kuriositas akademik (Keingintahuan) si peneliti, melainkan
untuk memberikan solusi dan mengatasi permasalahan
‘yang ditelitl Tujuan inf berkaltan erat dengan tujuan akhir
studi perempuan, yaltu mengangkat harkat dan martabat
perempuan Indonesia sebagai sesama manusia.
Mengingat bahwa isu perempuan beraneka ragam,
pembaca yang ingin mendalami tentang bagalmana posis!
perempuan dalam proses pembangunan dan memahami
tentang maselah diskriminasi perempuan dalam kerja
dapat mempelajari asumsi-asumsi dan konsep-Konsep
serta berbagai pendekatan yang telah berkembang. Bab II]
memberikan ulasan tentang hal-hal tersebut. Sementara,
Bab IV secara Khusus membahas kebijakan--yang telah
berkembang di tingkat internasional, regional, dan
nasional--dan berbagai pendekatan tentang perempuan
dan pembangunan. Penulis bab ini mengajalt pembaca
untuk memikirken pertanyaan dasar tentang apa yang
lebih penting: perempuan atau pembangunan,. Jelasbabwa
jawabannya tidak sedehana Karena keduanya samaPrepazy, Kop dan Pebahan aca
ponting. Namun, yang porlu dikaji bersama adalah sojauh
mana pendapat bahwa pembangunan itu merugilan
perempuan memang merupakan realitas. Hanya dengan
mongotahui socara jelas dalam hal apa perempuan
dirugikan, dan perempuan mana yang dirugikan oleh
pembangunan, maka dapat dipikirkan strategi yang
tepat. Bab ini dapat dipakai untuk memahemi berbagai
asumsi dan konsep yang ditawarkan selubungan dengan
masalah tersebut,
Bab V mengulas masalah ideologi gender dan
subjektivitas perempuan. Dua konsep yang sangat akrab
bagi aktivis studi perempuan, tetapi mungkin sangat
asing bagi mereka yang tidak termasuk "keluarga studi
perempuan”, Bab ini perlu dibaca oleh mereka yang ingin
mengetahul secara lebih jelas asal-usul konsep-konsep
tersebut dan berbagai perdebatan yang masih berlangsung
tentang Konsep-konsep tertentu. Khususnya, apa yang
dimaksud dengan periunya melihat ideologi dalam konteks
yang Ginamis dan juga bagaimana penerapannya dalam
‘menganalisis film, bahasa, biografi, dan Iain-lain
Bab VI membahas masalah perubahan sosial dengan
penekanan pada pembahasan enam unsur penting
dalam konsep perubahan sosial. Keenam konsep itt
adalah partisipasi, eksploitasi, marginalisasi, feminisasi,
domestikasi danpengiburumahtanggaan (housewifization),
Kbususnya untuk keperluan menganalisis dampak proses
perubahan sosial pada perempuan. Beberapa konsep
tersebut telah muilai dibshas dalam kedua bab awal,
sehingga sebaiknya dibaca oleh mereka yang ingin lebih
memahami dampak perubahan sosial sebagai bagian
integral dari proses pembangunan.Pangatar
Sementars, Bab VII dan VII membahas kerja
perempuan dalam konteks Indonesia, Khususnya dalum
ekonomi pedesaan dan ekonomi perkotaan, dengan
mengulas beberapa faktor yang berpengaruh pada kondisi
kerja perempuan maupun dengan menyajikan beberapa
studi kasus. Ulasan berbagai Konsep dimaksudkan agar
pembaca dapat memilih hipotesis kerja yang diperlukan
Bab tentang organisasi dan partisipasi_politik
perempuan (Bab IX) ditulis untuk membahas persamaan
dan perbedaan antara feminisme Barat dengan gerakan
perempuan di Dunia Ketiga, dan bahwa gerakan perempuan
tidak bebas dari pengaruh globalisasi: Fembaca diajak
untuk memikirkan Konsep-Konsep apa yang relevan
bagi Indonesia sejak beberapa Pelita (Pembangunan
Lima Tahun) menunjukan kemauan politik (tercantum
dalam GBHN) untuk mengintegrasikan perempuan dan
pembangunan,
Bab X membahas penelitian yang berorientasi gender
dengan mengulas mengapa hal tersebut penting dalam
studi perempuan. Epistemologi, metodologi dan beberapa
‘metode penelitian yangherorientasi genderdibahasdengan
menakankan pentingnya hubungan yang non-hierarkis
(yang berkaitan dengan istilal-istilah seperti: hubungan
yang sistemstis, kedudukan yang sama/sameplane) antara
peneliti dan yang ditolit.. Pembahasan ini dilenghapi
dengan beberapa contoh tentang penelitian berorientasi
gender. Suatu bab, bersama dengan Bab I dan Il, poriu
dibaca Khususnya oleh mereka yang sedang menekuni
studi perempuan. Agar mudah dipahami pembaca, setiap
bab dalam buku ini telah dilengkapi dengan sejumlah isu
pokok yang dapat memancu pembaca dalam mendalami
konsep, teori, dan merangsang pembaca untuk memililPermpuan, Ker dan PaubahanSasal
cara-cara melihat kenyataan. Cara ini dapat membantu
pembaca mengkaji sendiri atau dalam suatu kelompok
(dengan atau tanpa pengajat) sejauh mana konsep dan
isu-isu pokok yang dibahas mengenai perempuan dan
pembangunan telah mereka pahami. Cara ini sekaligus
membantu pembaca membuat refleksi tentang isu-isu
‘mana yang perlu didalami sesuai dengan pengalaman khas
dan kondisi khasperempuan di daerah atau ingkungannya_
Juga menarik diamatl adalah bahwa kedua penulis
telah memilih untuk member sub-judul buku sebagai
Sebuah Pengantar Studi Perempuan. Ini menarik karena
yang memasyarakat saat ini adalah studi wanita, Mudah-
mudahan bahwa kata perempuan yang secara konsisten,
dipakai dalam balm teks ini dapat memasyarakatkan
pengertian bahwa “perempuan” dsn “wanita’--meckipun
ditinjau dari asal kata berbeda artinya.-dalam keadaan
schari-haritolahdipakaisobagaisinonim. Dongandomilian,
dapat diharapkan bahwa sub-judul bulu ini sekaligus
menghapus anggapan bahwa preferensi menggunakan
kata perempuan daripada keta wanita mempunyai
tujuan terselubung atau tujuan politis sebagaimana
dikhawatirkan olel: beberapa orang. Namun, mnasih perlu
dipikikan bersama sejauh mana fstilah yang diusulkan
‘memang yang paling tepat sebagal pengungkapan konsep
tertentu. Contohnya pengiburumahtanggaan sebagai
terjemahan dart fousewifization. Ini dipertukan untuk
‘merangsang aktivis studi perempvan i lingkungan istilah
yang bersama-sama dianggap paling tepat. Istilah ini
tidak hanya untuk makin memantapkan studi pererapuan,
di lingkungan budaya kits, tetapi juga-sejalan dengan
borkembangnya studi perempuan-dapst memborikan
sumbangan konluit pada pengembangan bahaca Indonesia,Fengatar
pada umumnya, Asumsi, konsep, dan teori dalam studi
perempuan masih banyak diperdebatkan. Umpamanya,
apa yang disebut studi perempuan tidak mengikuti
pengelompokan tradisional yang berlaku. Di samping itu,
‘dak ada cara baku dalam menyajikan materi yang akan
dibahas Karena definisi tentang studi perempuan juga
beraneka ragam.
Oleh karenanya, buku in! merupakan salah satu contoh,
Dagalmana kedua penulls mempersepsikan disiplin
studi perempuan. Dalam proses tersebut mereka juga
menawarkan statu definisi tentang studi perempuan
dengan tidak merasa terikat oleh batasan-batasan disiplin,
tertentu. Hal ini, secara khusus, justra. menyambung
pendekatan interdisipliner studi perempuan di Indonesia.
Ini diperlukan karena baik peserta maupun pengajar studi
perempuan berasal dari berbagai disiplin imu. Dengan
Kata lain, peminat studi porempuan dirangsang untuk
“mencari bersama’ konsep-konsep apa saja yang relevan
dalam usaha memahami porempuan Indonesi: peran,
perilaku, pengalaman, pikiran, perasaan, dan sebagainya.
Disebut “mencari bersama’ dalam arti, bahwa sumber
utama dan terakhir bukan orang yang mengajar studi
perempuan, tetapi juga peserta studi perempuan itu
sendizi yang mempunyai berbagai pengalaman konkrit
sebagal perempuan atau sebagal laki-laki yang dengan
derbagai cara berintereksi dengan perempuam. Studi
perempuan dengan demikian perlu melibarkan laki-leki
Karena setiap masyarakat terdiri atas perempuan dan
Jaki-laki_yang saling membutuhkan dan mempengaruhl.
Karenanys, keileutsertaan dan komitmen laki-laki terhadap
studi perempuan justra diperlukan, Dengan demilian,
diharapkan bahwa berbagai isu pokok perempuan takFerempuan, Kaa dan Parubakan Sia
hanya dipersepsi sebagai masalah perempuan, tetapi
didekati sebagai hal yang harus ditangani bersama oleh
perempuan dan lakilaki. Dan buku ini merupaken salah
satu cara yang dapat merangsang perkembangan tersebut.