You are on page 1of 15

PERAN COMMISSION OF TRUTH AND FRIENDSHIP DALAM NORMALISASI

HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA – REPUBLIK DEMOKRATIK TIMOR LESTE

Oleh:

Abdi Nelson Simatupang1


Email: abdi.nelson@gmail.com
Pembimbing: Faisal Rani S. IP, MA
Bibliografi: 5 Jurnal, 20 Buku, 5 Website, 6 Dokumen.

Jurusan Ilmu Hubungan Internasional-Prodi Ilmu Hubungan Internasional


Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Riau
Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru, Riau 28293

Abstract

This thesis is an international relations research in diplomacy studies study to


describes the role of Commission of Truth and Friendship in normalizing bilateral relations
between Indonesia and the Republic Demoratic Timor Leste. Commission was used as a
facilitator to establish conclusive truths relating to events before and after the 1999 ballot and to
promote reconciliation and friendship and ensure similar things did not happen in the future.
This thesis used a pluralist perspective that views international relation not limited to
relations between countries, but also relationships between individuals where the state is not
always the main actor. This thesis hypothesis using the international organizational analysis
level. In case the author used clive archer theory that the purpose of international organizations
as arena can create prosperity through cooperation and collective action.
The commssion of truth and friendship was formed from the agreement of Indonesia and
the democratic republic of timor leste to find out the facts of human rights abuses throughout the
history of east timor disintegration As well as reconciliation efforts that prioritize national
interests through collective action to achieve common goals.

Key Words: Role, Commission Of Truth and Friendship, Normalization, Indonesia, Republic
Demokratic Timor Leste

1
Mahasiswa Jurusan Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Riau

JOM FISIP Volume 4 No. 2 Oktober 2017 Page 1


Pendahuluan presidennya, Ramos Horta sebagai menteri
luar negeri dan Nicola Lobato sebagai
Timor Timur merupakan persoalan perdana menteri. Namun, proklamasi ini
yang kompleks dalam sejarah Indonesia, tidak mendapat dukungan dari masyarakat
tidak hanya masalah politik melainkantidak Timor Timur sendiri. Fretelin kemudian
adanya kepastian hukum bagi status Timor melakukan tindakan pembersihan terhadap
Timur. Sejarah mencatat bahwa sejak awal lawan-lawan politiknya untuk menguasai
integrasi pada 1975, integrasi tersebut tidak wilayah Timor Timur sehingga terjadilah
mendapat pengakuan dari Perserikatan perang saudara. Fretelin sebagai partai
Bangsa Bangsa, namun demikian negara- beraliran komunis terpaksa menghadapi
negara barat seperti Amerika Serikat dan empat partai lain yang juga menguasai
Australia, justru lebih awal memberikan wilayah Timor Timur. Empat partai yakni :
dukungan, bahkan sejarah juga 1. UDT ( Uni Demokratik
menunjukkan kalau Amerika Serikat terlibat Timor )
dalam proses tersebut. Tokoh Fretelin dalam 2. Apodeti ( Asosiasi Rakyat
sejarah Timor Timur sangatlah penting, Demokratik Timor)
beliau telah memproklamirkan kemerdekaan 3. KOTA ( Klibur Oan Timor
atas Timor Timur secara sepihak pada Assuain)
November 1974, yang dianggap beraliran 4. Trabalista
Marxis. yang menggabungkan kekuatan itu,
Berawal dari perang saudara di melakukan proklamasi tandingan yang
Timor Timur, Fretelin golongan yang dikenal sebagai proklamasi Balibo pada 30
beraliran Marxis mendapat bantuan November 1975 yang menyatakan diri
persenjataan. Bantuan persenjataan yang bergabung dengan Indonesia pada 7
berasal dari Portugis menjadikan mereka Desember 1975.
kelompok yang berkuasa khususnya di B. J Habibie yang menggantikan
daerah Dili. Selama perang saudara di Timor mantan presiden Soeharto mau tidak mau
Leste dalam kurun waktu 3 bulan yakni dari turut tertimpa masalah dan beragam krisis
september sampai november 1975 dan termasuk krisis disentegari di Timor Timur
selama pendudukan Indonesia selama 24 yang merupakan warisan orang yang
tahun pada 1975 sampai 1999, lebih dari mengajarkan sekaligus mendiktenya untuk
200.000 orang dinyatakan tewas (60.000 berpolitik. Habibie yang terkesan tidak
orang secara resmi tewas oleh Fretiln tegas, plin-plan dalam mengambil keputusan
menurut laporan resmi Perserikatan Bangsa menjadi celah keberuntungan Xanana
Bangsa ). Selebihnya tewas saat dan sesudah Goesmao untuk mengacau balaukan rasa
invasi oleh Pemerintah Indonesia serta tewas nasionalime rakyat Timor Timur. Xanana
karena kelaparan dan penyakit. Hasil dari Goesmao yang didukung oleh negara luar
Komisi Penerimaan, Kebenaran dan seperti Australia dan Portugal semakin
Rekonsiliasi (CAVR) menyatakan 183.000 menggebu-gebu untuk menyuarakan
tewas oleh tentara Indonesia karena kemerdekaan. Presiden B.J Habibie
keracunan bahan kimia dari bom-bom berupaya keras untuk mempertahankan
napalm, serta mortir-mortir. Timor Timur namun B.J Habibie tidak
Pada 28 November 1975 secara mampu menuntaskan persoalan ini.
sepihak Fretelin memproklamasikan Dua pilihan alternatif yang B.J
berdirinya Republik Demokrasi Timor Habibie tawarkan untuk memecahkan
Timur dengan Xavier do Amaral sebagai masalah Timor Timur yaitu pemberian

JOM FISIP Volume 4 No. 2 Oktober 2017 Page 2


otonomi khusus di dalam negara kesatuan RI menjamin peristiwa serupa tidak terulang
atau memisahkan diri dari Indonesia. kembali.
Portugal dan Perserikatan Bangsa Bangsa Sejarah Hubungan Bilateral Indonesia –
menyambut baik tawaran ini. Selanjutnya, Republik Demokratik Timor Leste
perundingan Tripartit di New York pada 5 (RDTL)
Mei 1999 antara Indonesia, Portugal dan Tahun 1975-1999 merupakan masa
PBB menghasilkan kesepakatan tentang dimana Indonesia dan Timor Timur yang
pelaksanaan jajak pendapat mengenai status didukung oleh sejumlah pihak pendukung
masa depan Timor Timur atau United integrasi serta masa dimana ada juga pihak
Nations Mission in East Timor (UNAMET). lain yang menginginkan kemerdekaan.
Jajak pendapat diselenggarakan pada Keberadaan faksi-faksi politik yang saling
tanggal 30 Agustus 1999 yang diikuti oleh bertentangan di Timor Timur ini dapat
451.792 orang pemilih yang dianggap dirunut balik pada perbedaan-perbedaan
penduduk Timor Timur berdasarkan kriteria aspirasi politik sejak masa awal kebijakan
yang ditetapkan UNAMET, baik yang dekolonisasi Portugis tahun 1974. Tahun
berada di wilayah Indonesia maupun luar 1974, setelah menjatuhkan rezim Salazar,
negeri. Hasil jajak pendapat diumumkan Portugal memulai proses dekolonisasi bagi
pada 4 September 1999 di Dili dan di seluruh koloninya berdasarkan prinsip
Perserikatan Bangsa Bangsa. Hasilnya penentuan nasib sendiri. Pada tanggal 27
adalah 78,5 persen penduduk menolak dan Juli 1975 Undang Undang Portugal Nomor 7
21,5 persen menerima otonomi khusus yang Tahun 1975 menetapkan penyelenggaraan
ditawarkan. Dengan mempertimbangkan hal pemilihan umum di Timor Portugis untuk
ini maka MPR RI dalam Sidang Umum membentuk suatu majelis rakyat tahun 1976.
MPR pada 1999 mencabut TAP MPR Majelis rakyat ini kemudian akan
No.VI/1978 dan mengembalikan Timor membentuk pemerintahan baru dan Portugal
Timur seperti pada 1975. sedianya akan menyerahkan kekuasannya
Komitmen Indonesia dan Republik kepada negara Timor (Timur) yang baru
Demokratik Timor Leste dalam membangun pada bulan Oktober 1978.2
landasan yang kuat guna rekonsiliasi, Deklarasi Kemerdekaan Fretilin dan
persahabatan, perdamaian, dan Deklarasi Integrasi
kesejahteraan. Pemerintah Indonesia dan Fretilin memproklamasikan deklarasi
Republik Demokratik Timor Leste berupaya kemerdekaan sepihak tanggal 28 November
memperbaiki hubungan antar kedua negara 1975. Deklarasi ini tidak diakui oleh
usai jajak pendapat tahun 1999 melalui pemerintah Portugal. Dua hari kemudian,
Commission of Truth and Friendship (CTF). empat partai politik, UDT, Apodeti, KOTA
Komisi diberi mandat melakukan dan Trabalhista memproklamasikan
penyelidikan bersama dengan tujuan untuk keinginan mereka untuk mengintegrasikan
menetapkan kebenaran konklusif mengenai Timor Timur ke dalam Indonesia, dikenal
pelanggaran Hak Asasi Manusia yang sebagai Deklarasi Balibo. Portugal tidak
dilaporkan terjadi dan tanggung jawab mengakui kedua deklarasi karena masih
kelembagaan, serta untuk membuat
rekomendasi yang dapat 2
Keputusan Pemerintah Portugal No. 203/1974 dan
membantumeningkatkan rekonsiliasi dan Undang-Undang RI Nomor 7 Tahun 1975 seperti
persahabatan, mengembangkan hubungan diterbitkan Heike Krieger (editor), East Timor and
dinamis, saling menguntungkan, serta the International Community: Basic Documents
(Cambridge University Press, 1997).

JOM FISIP Volume 4 No. 2 Oktober 2017 Page 3


menganggap dirinya sebagai penguasa Umum. Inisiatif Sekretaris Jenderal PBB
administratif dan tetap berpendapat bahwa berlanjut menjadi permulaan dialog tripartit
persoalan Timor Portugis harus diselesaikan antara Indonesia dan Portugal dibawah
melalui sebuah referendum yang melibatkan naungan Sekretaris Jendral PBB.
semua partai politik.3 Implementasi dan Implikasi Kesepakatan
Indonesia secara resmi menyatakan 5 Mei 1999
tidak memiliki ambisi teritorial apapun atas Dalam pembahasan di atas telah
Timor Timur namun menganggap Deklarasi diangkat berbagai faktor historis, sosial dan
Balibo sebagai pernyataan keinginan politik politis yang relevan bagi perkembangan dan
rakyat yang sah. Pemerintah Indonesia dinamika peristiwa yang terjadi di Timor
menolak proklamasi Fretilin dan Timur tahun 1999, dan yang disepakati oleh
menyatakan bahwa menghargai hak kedua negara. Pokok-pokok historis dan
bersimpati dan memahami sedalam- kontekstual yang ditemukan Komisi dapat
dalamnya pernyataan partai-partai UDT, dirangkum sebagai berikut:
Apodeti, KOTA dan Trabalhista yang atas
nama rakyat Timor Portugis menyatakan a) Proses dekolonisasi dan
menyatukan diri ke dalam Negara Republik perpecahan politik
Indonesia.4 Tidak adanya proses dekolonisasi
PBB melalui Resolusi Majelis yang efektif sejak masa kekuasaan Portugal
Umum No. 31/53 tanggal 1 Desember 1976 sampai kemerdekaan telah mengakibatkan
menolak integrasi dan menyerukan munculnya perpecahan politik di Timor
diadakannya pelaksanaan hak penentuan Timur. Interpretasi yang berbeda-beda
nasib sendiri melalui cara-cara yang diakui mengenai strategi terbaik untuk mencapai
secara internasional. Setiap tahun sampai penyelenggaraan pemerintahan sendiri
tahun 1981, Perseikatan Bangsa Bangsa mengakibatkan banyaknya partai politik
mengeluarkan resolusi yang menegaskan dalam negeri (termasuk Fretilin, UDT dan
hak rakyat Timor Timur atas penentuan Apodeti) tidak mampu menyelesaikan
nasib sendiri. Pada tahun 1982, Majelis perbedaan di antara mereka melalui cara-
Umum meminta Sekretaris Jenderal untuk cara damai.Sehingga terjadi konflik
memulai konsultasi dengan semua pihak bersenjata antara partai-partai politik Timor
yang berkepentingan untuk mencapai Portugis.Sementara itu, militer Indonesia
penyelesaian yang komprehensif. telah memulai kontak dengan pihak-pihak
Terdapat 10 resolusi, dua dari Dewan pro-Indonesia di dalam wilayah Timor
Keamanan, dan delapan dari Majelis Umum. Portugis.
Status Timor Timur dalam PBB adalah Hakikat proses integrasi Timor
sebagai Non-Self Governing Territory Timur ke dalam Indonesia telah menjadi
(Wilayah yang tidak berpemerintahan sumber kontroversi. Kedua pihak yang
sendiri), sehingga tercantum dalam agenda terlibat konflik memiliki interpretasi berbeda
Komite Dekolonisasi PBB. Persoalan Timor mengenai proses ini yang sangat sulit untuk
Timur selalu dibahas dalam agenda Majelis dipertemukan. Penentuan akhir status
hukum kehadiran Indonesia di Timor Timur
berada di luar cakupan mandat Komisi. Pada
3
United Nations Department of Political Aff airs, tanggal 17 Juli 1976 Presiden RI
Trusteeship and Decolonization, No 7, August mengesahkan Undang-Undang Nomor 7
1976, hlm. 44.
4
Sukanto, Integrasi: Kebulatan Tekad Rakyat Timor Tahun 1976 yang secara resmi menjadikan
Timur (Jakarta: Yayasan Parikesit, 1976), h. 290- Timor Timur sebagai provinsi Indonesia.
291.

JOM FISIP Volume 4 No. 2 Oktober 2017 Page 4


Integrasi ini tidak diakui oleh PBB turut menciptakan kondisi-kondisi yang
berdasarkan Resolusi Majelis Umum No. menimbulkan berbagai tindak kekerasan di
31/53, Desember 1976. Masalah Timor Timor Timur tahun 1999, khususnya akibat
Timur tetap ada dalam agenda dekolonisasi pengaruh militer dan sifat otoriter dari
PBB hingga setelah pelaksanaan Penentuan pemerintah. Struktur sentralistis
Pendapat bulan Agustus 1999. Baik konflik pemerintahan Indonesia selama masa Orde
internal tahun 1974 maupun periode Baru telah menjadi mekanisme efektif
kehadiran Indonesia yang dipertentangkan mendukung aparat keamanan dalam
memiliki kaitan dengan perbedaan politik upayanya untuk melaksanakan kebijakan
internal dan eksternal serta proses keamanan pemerintah Indonesia.Struktur ini
dekolonisasi yang tidak tuntas. pada saat bersamaan menjadi kelemahan
Dampak dari perbedaan politis ketika struktur pemerintah otoriter dan
tersebut dalam periode sebagaimana terpusat harus diganti menjadi struktur yang
dimandatkan kepada Komisi adalah demokratis dan transparan setelah jatuhnya
berkembangnya sebuah situasi konflik yang rezim Soeharto.
rumit dan berkepanjangan di Timor Timur. Selanjutnya, berdasarkan Undang-
Konflik vertikal muncul karena adanya Undang Nomor 20 Tahun 1982 tentang
perjuangan kemerdekaan yang terorganisasi Ketentuan Pokok Pertahanan Keamanan
yang melibatkan aksi militer oleh Falintil Negara Republik Indonesia, Angkatan
melawan pasukan keamanan Indonesia, Bersenjatamemiliki kekuasaan menjalankan
yang memandang gerakan kemerdekaan fungsi keamanan dengan wewenang luas
sebagai ancaman terhadap persatuan mengatur dan menggunakan sumber daya
nasional, serta sebagai suatu gerakan nasional. Salah satu implikasi kewenangan
pengacau keamanan. Selain itu terdapat ini adalah bahwa pemerintah sipil juga dapat
beberapa aspek konflik horizontal yang memainkan peran pembinaan berbagai
tersisa antara kelompok-kelompok dengan organisasi non militer dalam fungsi
aspirasi politik berbeda di dalam Timor pertahanan keamanan. Peran pemerintah
Timur. sipil dalam keamanan mencakup membantu
Baik konflik horizontal maupun kelompok seperti Pengamanan Swakarsa,
vertikal tidak mendapatkan tempat dalam atau Pamswakarsa. Dalam konteks tahun
sistem politik Indonesia pada saat itu untuk 1999, hal ini berakibat pada keterlibatan
menyelesaikan persoalan politik tersebut pemerintah sipil mendukung kelompok-
secara damai, tanpa melibatkan kekerasan kelompok milisi bersenjata melalui
atau senjata. Bahkan struktur sistem mekanisme organisasi Pamswakarsa.
pemerintahan, yang memungkinkan kontrol Institusi militer maupun polisi di
militer yang kuat atas pemerintahan sipil, Timor Timur secara historis juga memiliki
dan yang memberi keistimewaan bagi kaitan dengan kelompok-kelompok seperti
pemimpin-pemimpin pro-otonomi Ratih dan Wanra di bawah Sishankamrata.
didasarkan pada loyalitas kepada integrasi, Keberadaan berbagai kelompok sipil
telah memperparah baik konflik horizontal bersenjata dan tidak bersenjata di Timor
maupun vertikal ini. Timur tahun 1999, termasuk milisi, melalui
b) Sistem Penyelenggaraan hubungan dekat dengan berbagai institusi
Pemerintahan di Timor Timur pemerintah, dapat dilihat sebagai limpahan
(1975-1999) pengaturan masa lalu.
Struktur dan organisasi pemerintahan Sampai tahun 1999, aparat penegak
Indonesia di Timor Timur tahun 1999 telah hukum sipil juga masih berada di bawah

JOM FISIP Volume 4 No. 2 Oktober 2017 Page 5


kebijakan pertahanan keamanan militer dan Sishankamrata Angkatan Bersenjata
negara. Pada bulan April 1999 Polri Republik Indonesia maupun strategi perang
mengalami proses reformasi yang gerilya gerakan kemerdekaan bergantung
memberikannya kemandirian lebih besar pada penggunaan sumber daya warga sipil.
dari aparat militer. Akan tetapi Polri masih Situasi ini menempatkan warga sipil dalam
berada di bawah kekuasaan tertinggi posisi rentan, sehingga mereka dapat
Departemen Pertahanan menjadi subyek yang diperebutkan oleh
Keamanan.Restrukturisasi lembaga Polri kedua belah pihak dalam konflik, dan
kemungkinan telah berakibat pada menjadi sasaran manipulasi oleh penguasa
kurangnya kepercayaan diri lembaga politik.
tersebut karena sebelumnya Polri menjadi c) Transisi Politik tahun 1999
bagian dari struktur ABRI. Kondisi transisi politik di Indonesia
Dengan demikian, dalam semua (Reformasi) memiliki implikasi praktis
aspek pemerintahan di Timor Timur dari terhadap semua aspek kehidupan berbangsa
tahun 1975 sampai 1999, pertahanan dan bernegara serta penyelenggaraan
keamanan menjadi tujuan utama. Setiap pemerintah, khususnya yang terkait dengan
institusi pemerintah didominasi oleh fungsi situasi di Timor Timur. Proses demokratisasi
utama militer dalam mencapai tujuan-tujuan Indonesia pada tahun 1999 ini membuka
tersebut berdasarkan cara pandang Negara jalan bagi munculnya berbagai aspirasi
Indonesia terhadap konflik dimaksud. rakyat, dan melemahkan kekuasaan negara
Operasi militer melawan gerakan di seluruh Indonesia. Di Timor Timur,
kemerdekaan Timor Timur berjalan di luar situasi ini memberi kesempatan bagi
kerangka konstitusional dan hukum gerakan kemerdekaan berkembang lebih
pengerahan militer pada masa damai. jauh serta memperluas strategi politik
Operasi-operasi militer tersebut berlangsung termasuk dalam penyelenggaraan Penentuan
dalam konteks yang dikenal dengan istilah Pendapat.
Daerah Operasi Militer (DOM). Berbagai Kemunculan Reformasi juga terjadi
faktor tersebut tutut membuat operasi militer bersamaan dengan semakin meningkatnya
di Timor Timur berbeda dengan di bagian- kesadaran tentang persoalan hak asasi
bagian lain di Indonesia. manusia.Institusi-institusi Indonesia
Sebaliknya, perjuangan kemerdekaan merasakan tekanan yang semakin meningkat
yang terkoordinasi juga telah memengaruhi untuk menegakkan Hak Azasi Manusia,
semua aspek pemerintahan di Timor Timur. serta meninggalkan mekanisme represif
Gerakan Klandestin, yang mampu yang sebelumnya digunakan oleh aparat
menginfiltrasi semua organ pemerintah di keamanan, khususnya di Timor Timur.
Timor Timur serta kenyataan bahwa adanya Perubahan politik Indonesia telah
beberapa tokoh yang bekerja untuk kedua memungkinkan gerakan kemerdekaan di
kubu politik yang saling berlawanan, yang Timor Timur bergerak lebih terbuka
dapat memengaruhi administrasi serta menuntut penyelenggaraan referendum dan
alokasi sumber daya guna membantu kemerdekaan. Organisasi gerakan
perjuangan kemerdekaan. kemerdekaan yang sebelumnya beroperasi
Perjuangan bersenjata untuk secara bawah tanah, muncul ke permukaan
kemerdekaan bersandar pada doktrin perang dan hadir sampai ke desa. Banyak terjadi
gerilya, yang juga mensyaratkan adanya bentrokan antara kelompok-kelompok sipil
dukungan sumber daya dan logistik dari gerakan kemerdekaan dengankelompok
warga sipil. Dengan kata lain, baik bersenjata prootonomi. Sementara itu,

JOM FISIP Volume 4 No. 2 Oktober 2017 Page 6


Falintil yang merupakan sayap bersenjata secara memadai.Juga tidak ada waktu yang
gerakan kemerdekaan masuk kantonisasi. cukup untuk membuat persiapan politik dan
Perkembangan Reformasi yang sosio-kultural yang efektif di tengah
begitu cepat kemungkinan tidak memberi masyarakat. Karena kelompok-kelompok
waktu cukup untuk membangun kompetensi politik dan bersenjata yang terpolarisasi
dalam pendekatan HAM baru terhadap menjadi bagian dari lingkungan sosial pada
persoalan keamanan, agar pada masa tingkat lokal di Timor Timur sebelum tahun
Penentuan Pendapat pasukan keamanan 1999, seharusnya perlu lebih banyak waktu
dapat secara efektif memenuhi kewajiban untuk dapat menampung kekhawatiran
mereka.Tidak ada mekanisme efektif untuk masing-masing kelompok secara efektif
meninggalkan strategi penegakan keamanan dalam referendum dan proses pelucutan
represif yang sebelumnya terjadi di senjata.
Indonesia, dan menggantikannya dengan Komitmen ini dapat mencegah
metode penegakan hukum yang persepsi oleh kelompok pro otonomi
baru.Periode transisi antara pendekatan dan mengenai kecurangan atau keberpihakan
sikap terhadap penegakan keamanan ini yang telah menimbulkan reaksi kekerasan
kemungkinan telah mengakibatkan selama proses Penentuan Pendapat.
kegamangan pada tingkat operasional di Memberi tanggung jawab keamanan kepada
Timor Timur tahun 1999, sehingga anggota pemerintah Indonesia untuk proses
pasukan keamanan tidak dapat merespon Penentuan Pendapat adalah langkah yang
kekerasan dengan tepat. sangat berisiko. Kesepakatan mengenai
Lebih lanjut, reformasi struktural aparat keamanan ini yang sudah diketahui
sektor keamanan yang terjadi sebagai bagian luas pernah berhubungan sangat erat di masa
transisi politik di Indonesia telah lalu dengan kelompok-kelompok keamanan
melemahkan kapasitas pasukan keamanan bersenjata maupun tak bersenjata di Timor
lebih lanjut untuk memenuhi perannya Timur sebagai bagian dari praktik
memberi keamanan bagi penduduk sipil. Sishankamrata sangat mungkin akan
Pengaturan ulang struktur-struktur otoritas, menimbulkan konflik kepentingan.
khususnya antara polisi dengan militer pada Walaupun Kesepakatan 5 Mei 1999
tahun 1999 memberi implikasi bahwa pada mensyaratkan netralitas pasukan keamanan,
saat Penentuan Pendapat dilakukan, namun mengingat adanya preseden historis
institusi-institusi masih belum memperoleh dan struktur organisasi pasukan keamanan,
cukup waktu untuk membangun kapasitas tugas ini sulit dicapai dan kemungkinan
institusionalnya guna melaksanakan tidak realistis.
kemandiriannya dalam peran-peran dan Profil Commission of Truth and
kewenangan yang baru pada era Reformasi Friendship
yang baru tumbuh. Pada pertemuan di Jakarta tanggal 9
d) Implikasi Kesepakatan 5 Mei 1999 Maret 2005 antara Pemerintah RI, yang
Rentang waktu yang relatif singkat diwakili oleh Presiden Dr. Susilo Bambang
antara penandatanganan kesepakatan 5 Mei Yudhoyono, dan Pemerintah RDTL, yang
1999 dengan penyelenggaraan Penentuan diwakili oleh Presiden Kayrala Xanana
Pendapat 30 Agustus 1999 kemungkinan Gusmão dan Perdana Menteri Dr. Mari
telah menyebabkan perencanaan dan Alkatiri, menyepakati terms of reference
persiapan Penentuan Pendapat dilakukan Commission of Truth and Friendship RI-
tergesa-gesa. Kemungkinan tidak ada waktu RDTL yang menjadi landasan kerja Komisi.
cukup untuk membangun infrastruktur fisik

JOM FISIP Volume 4 No. 2 Oktober 2017 Page 7


Komisi yang terdiri terdiri dari Anggota dari c. Berdasarkan pendekatan yang
Indonesia: berorientasi ke depan serta
1. Benjamin rekonsiliatif, proses Komisi tidak
Mangkoedilaga (koordinator) akan mengarah pada penuntutan
2. Achmad Ali hukum dan akan menekankan
3. Wisber Loeis tanggung jawab institusional.
4. Mgr. Petrus Turang d. Terus meningkatkan persahabatan
5. Agus Widjojo. dan kerja sama di antara pemerintah
Anggota dari Timor Leste: dan rakyat kedua negara, serta
1. Dionísio da Costa Babo Soares meningkatkan rekonsiliasi intra dan
(koordinator), antar kedua masyarakat guna
2. Cirílio José Jacob Valadares menyembuhkan luka-luka masa lalu.
Cristovão, e. Tidak apriori terhadap proses
3. Aniceto Longuinhos Guterres Lopes, pengadilan yang sedang berlangsung
4. Felicidade de Sousa Guterres, dan mengenai kasus-kasus pelanggaran
5. Jacinto das Neves Raimundo Alves HAM yang dilaporkan di Republik
Tujuan Komisi adalah untuk menetapkan Demokratik Timor Leste tahun 1999,
kebenaran konklusif terkait dengan kejadian dan juga tidak merekomendasikan
sebelum dan segera setelah Jajak Pendapat pembentukan badan pengadilan
tahun 1999, dengan maksud untuk lebih apapun.
meningkatkan rekonsiliasi dan persahabatan,
serta menjamin tidak terulangnya kejadian Komisi memulai pekerjaannya
serupa di masa mendatang. sesegera mungkin, namun selambat-
Prinsip-prinsip yang melandasi kerja lambatnya bulan Agustus 2005, untuk
Komisi, adalah sebagai berikut: periode selama satu tahun, dengan
a. Prinsip-prinsip relevan yang tertuang kemungkinan perpanjangan maksimum
dalam Undang-Undang RI Nomor 27 selama satu tahun. Komisi menerima
Tahun 2004 mengenai Komisi persetujuan dari kedua pemerintah untuk
Kebenaran dan Rekonsiliasi5 dan memperpanjang periode pelaksanaan
Regulasi UNTAET No. 2001/10 mandatnya. Komisi yang secara resmi
mengenai Pembentukan CAVR, dibentuk pada tanggal 11 Agustus 2005
sesuai dengan mandat CTF. memandang perlu memberikan penafsiran
b. Dalam pelaksanaan mandatnya, lebih lanjut terhadap sejumlah unsur
Komisi akan memerhatikan pentingguna memperoleh pemahaman
kompleksitas situasi transisi tahun bersama di antara Komisioner dan
1999, dengan tujuan untuk lebih mewujudkan landasan yang lebih
memperkuat rekonsiliasi dan operasional bagi Komisi untuk menjalankan
persahabatan antara kedua negara tugasnya.
dan rakyatnya. Upaya Normalisasi Hubungan Indonesia-
Repulik Demokratik Timor Leste melalui
Commission of Truth and Friendship
5
UU KKR ini disahkan oleh DPR bersama Presiden (CTF)
pada tanggal 6 Oktober 2004.Namun, pada tanggal Komisi mulai melaksanakan
7 Desember 2006 atas dasar judicial review kegiatannya pada bulan Agustus 2005
Mahkamah Konstitusi RI memutuskan untuk
membatalkan UU KKR. Mengenai pertimbangan segera setelah pelantikan anggota Komisi
yang mendasari keputusan tersebut, lihat Putusan pada tanggal 11 Agustus 2005 di Denpasar
MK No. 006/PUU-IV/2006

JOM FISIP Volume 4 No. 2 Oktober 2017 Page 8


oleh Presiden Republik Indonesia dan mengumpulkan dokumen dan bukti hasil
Presiden Repulik Demokratik Timor-Leste. investigasi dan dakwaan-dakwaan yang
Pelaksanaan tugas Komisi mengacu pada disusun oleh Unit Kejahatan Berat Timor-
mandatnya yang tercantum dalam kerangka Leste terkait pelanggaran HAM di Timor
acuan komisi yang disahkan oleh Kepala Timur pada tahun 1999 yang dihadapkan
Negara Indonesia dan Republik Demokratik kepada Panel Khusus Kejahatan Berat pada
Timor-Leste pada tanggal 9 Maret 2005 di Pengadilan Distrik Dili. Komisi juga
Jakarta.Beberapa upaya yang dilakukan mengakses dokumen-dokumen di database
komisi dalam normalisasi hubungan kedua publik di Museum Perlawanan di Dili,
Negara. Timor-Leste.
Telaah Ulang Dokumen Telaah Ulang Dokumen tahap
Komisi melakukan pengumpulan pertama dilakukan pada bulan Januari
dokumen yang diperlukan untuk kegiatan hingga Maret 2006. Pemeriksaan ini
Telaah Ulang Dokumen.Laporan Komisi menetapkan 14 kasus prioritas sebagai acuan
Penyelidik Pelanggaran Hak Asasi dalam pelaksanaan tahap verifikasi fakta.
Manusiaditerima Komisi melalui Direktorat Ke-14 kasus tersebut disusun dalam sebuah
Hak Asasi Manusia dan Kemanusiaan laporan sebagai dasar untuk disempurnakan
Departemen Luar Negeri Indonesia. dan diverifikasi dalam metodologi lainnya.
Dokumen yang terkait dalam proses hukum Telaah Ulang Dokumen tahap kedua
(penyelidikan, penyidikan dan persidangan) dilakukan pada bulan Februari sampai
Pengadilan HAM Ad Hoc Timor Timur di dengan Oktober 2007. Pada tahap ini
Jakarta, diperoleh dari KeJaksaan Agung RI, Komisi melakukan Telaah Ulang Dokumen
Mahkamah Agung RI dan Pengadilan dibantu oleh penasihat ahli Komisi, Prof.
Negeri Jakarta Pusat. David Cohen, pakar hukum internasional
Laporan Akhir Komisi Penerima, dariBerkeley War Crimes Studies Center at
Kebenaran dan Rekonsiliasi Timor Leste University of California Berkeley, bersama
(CAVR) diterima oleh Komisi secara resmi tim penelitinya di Dili dan Jakarta. Penasihat
pada bulan Desember 2005.6 Meskipun pada Ahli dan Tim Penelitinya melakukan
saat itu Laporan Akhir CAVR belum penelitian secara menyeluruh terhadap
disebarluaskan kepadamasyarakat umum, dokumen-dokumen dan laporan keempat
Presiden RDTL telah menyetujui agar lembaga. Telaah Ulang Dokumen tahap
Laporan Akhir CAVR digunakan Komisi kedua ini lebih ditekankan pada analisis
untuk membantu melaksanakan mandatnya. tentang proses dan temuan substansial
Berdasarkan Memorandum of mengenai pelanggaran HAM berat dan
Understanding dengan Ministério Público tanggung jawab institusional yang dilakukan
de Timor-Leste, atau KeJaksaan Agung KPP HAM Indonesia, Pengadilan HAM Ad
Timor-Leste, mengenai pembukaan akses Hoc di Jakarta, Unit Kejahatan Berat (SCU)
terhadap dokumen yang dimiliki lembaga Kejaksaan Agung Republik Demokratik
tersebut yang ditandatangani pada tanggal Timor Leste dan CAVR Timor Leste terkait
12 Januari 2007, Komisi telah pelanggaran HAM di Timor Timur pada
tahun 1999.
6
Presiden Republik Demokratik Timor-Leste (RDTL) Upaya Pencarian Fakta Melalui
menyerahkan Laporan Akhir CAVR kepada Pengambilan Pernyataan dan
Parlemen Nasional Timor-Leste pada tanggal 30 Wawancara
November 2005, dan pada bulan Januari 2006
laporan yang sama diserahkan oleh Presiden RDTL Pelaksanaan pengambilan pernyataan
kepada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa dan wawancara pihak terkait dimulai sejak
Bangsa (PBB).

JOM FISIP Volume 4 No. 2 Oktober 2017 Page 9


bulan Januari 2007.Prinsip yang mendasari Kupang dan Center for Internal
kegiatan Pengambilan Pernyataan adalah Displacement Service Kupang (CIS Timur
memberi kesempatan sama kepada semua Kupang) antara bulan Februari sampai Mei
pihak terkait untuk memberi klarifikasi 2007.
mengenai fakta-fakta yang ada. Informasi ini Upaya Pencarian Fakta Melalui Submisi
diharapkan dapat memberi gambaran yang atau rekomendasi
lebih lengkap mengenai suatu kejadian, Guna mendapatkan informasi dari
ketimbang apa yang ada dalam bukti pihak-pihak lain yang tidak terlibat dalam
dokumen. Dalam dua bulan pelaksanaan proses Pencarian Fakta melalui metode
kegiatan Pengambilan Pernyataan, Pengambilan Pernyataan atau Dengar
Komisi telah melampaui targetnya Pendapat, Komisi juga mengundang
dan berhasil mengumpulkan 119 pernyataan. narasumber untuk menyampaikan Submisi.
Sejumlah nama para pemberi pernyataan Maksud metode ini adalah untuk
yang meminta identitas mereka dirahasiakan meningkatkan keberagaman institusi dan
telah dihapus dari tabel ini guna melindungi individu dalam mengungkapkan kebenaran
kerahasiaan.Semua pihak yang dihubungi mengenai peristiwa tahun 1999.
Komisi untuk memberi pernyataan telah Institusi-institusi atau individu-
diberi kesempatan untuk membahas opsi individu yang diidentifikasi dianggap oleh
kerahasiaan mereka. Jika seseorang memilih Komisi memiliki pengetahuan mendalam
untuk memberi pernyataan, mereka akan atau memiliki kepakaran mengenai konteks
menandatangani formulir Informed dan tindakan pelanggaran HAM serta dalam
Consent.Tidak ada pihak yang dipaksa untuk penyelenggaraan Jajak Pendapat di Timor
memberi informasi kepada Komisi baik Timur tahun 1999.Komisi melaksanakan
dalam forum terbuka maupun tertutup. metode ini dengan dua cara, yakni Submisi
Keterangan yang diberikan oleh para saksi yang diminta oleh Komisi, dan Submisi
yang tidak ingin pernyataannya menjadi sukarela. Dalam kategori pertama,
informasi publik telah dilindungi sesuai Komisi mengidentifikasi 20
permintaan mereka institusi/individu dan selanjutnya
Nama-nama pihak terkait kasus- mengajukan permintaan kepada mereka
kasus kekerasan pada tahun 1999 di Timor untuk menyampaikan submisinya yang
Timur tersebut diperoleh dari pemeriksaan disusun dengan baik dan ringkas sebelum
dokumen tahap awal dan berjumlah kurang batas waktu hingga november 2007. Komisi
lebih 280 orang. Hingga akhir pelaksanaan hanya menerima tiga Submisi dari kategori
mandatnya Komisi berhasil melakukan ini: Forum Rektor, Komnas Perempuan, dan
pengambilan pernyataan dan wawancara Center for Internal Displacement Services
dengan 119 orang dari sekitar 280 nama CIS Kupang.
yang teridentifikasi. Para pihak terkait, baik Metode Pencarian Fakta ini akan
terduga pelaku, saksi maupun korban, lebih berhasil jika saja jumlah submisi yang
sebagian besar berada di wilayah Nusa didapat lebih banyak. Submisi lainnya
Tenggara Timur dan di beberapa wilayah datang dari kategori kedua, yang berjumlah
lainnya di Indonesia serta di Timor- sembilan submisi. Jumlah total yang
Leste.Khusus untuk wilayah Nusa Tenggara diterima sebanyak 12 submisi. Komisi telah
Timur, terutama Kupang, So’e, Kefamenanu mengirimkan 20 surat permintaan submisi
dan Atambua, dalam kegiatan pengambilan kepada berbagai kalangan sesuai dengan
pernyataan Komisi dibantu oleh Komisi kriteria yang ditetapkan. Komisi juga
Keadilan dan Perdamaian Keuskupan Agung menyampaikan pengumuman kepada publik

JOM FISIP Volume 4 No. 2 Oktober 2017 Page 10


yang merasa memiliki informasi penting Para pihak terkait yang diundang dan
terkait dengan kekerasan yang terjadi di mereka yang menyatakan kesediaannya
Timor Timur tahun 1999 untuk untuk berpartisipasi dalam suatu Dengar
menyampaikan submisi secara Pendapat Terbuka, telah diminta untuk
sukarela.Hingga akhir pelaksanaan mempersiapkan materi presentasi mengenai
mandatnya, Komisi menerima 12 submisi. persoalan-persoalan sebagaimana diminta
oleh Komisi dalam undangannya.
Upaya Pencarian Fakta Melalui Dengar Selama proses Dengar Pendapat Terbuka
Pendapat para saksi diberi waktu untuk
Komisi telah menyelenggarakan menyampaikan pemaparannya, diikuti oleh
enam Dengar Pendapat Terbuka dan delapan sesi klarifikasi/tanya jawab oleh
Dengar Pendapat Tertutup, yang semuanya Komisioner. Hadirin dan staf Komisi tidak
dilaksanakan pada tahun 2007. Lima Dengar diizinkanmengajukan pertanyaan, atau
Pendapat Terbuka diselenggarakan di memberi sanggahan dan komentar atas
Jakarta dan Denpasar, Indonesia, pada bulan informasi yang diberikan. Komisioner
Februari, Maret, Mei, Juli dan Oktober dan mengajukan pertanyaan klarifikasi
satu kali di Dili, Timor-Leste, pada bulan berdasarkan informasi yang diidentifikasi
September. Dengar Pendapat Tertutup dalam proses penelitian atas rekonstruksi
diselenggarakan lima kali di Indonesia pada kasus dan berdasarkan Telaah Ulang
bulan Maret, Juni dan November, dan tiga Dokumen.
kali di Dili pada bulan September. Pertanyaan-pertanyaan juga dapat
Seluruhnya, hingga akhir pelaksanaan diajukan untuk mengklarifikasi informasi
mandat 62 orang telah hadir untuk yang diberikan dalam paparan, dan dalam
memberikan keterangan di hadapan Komisi. proses klarifikasi itu sendiri.Informasi yang
Dengar Pendapat Tertutup. Informasi dikumpulkan dalam Dengar Pendapat
mengenai pihak-pihak yang telah biasanya terkait dengan kronologi peristiwa
memberikan kesaksian dalam keenam yang terjadi, peran para pihak, dan konteks
Dengar Pendapat Terbuka terdapat ke-14 kasus prioritas atau peristiwa secara
dalam.Acara Dengar Pendapat umum di Timor Timur tahun 1999. Secara
dilangsungkan di Díli, Jakarta, dan umum, proses Dengar Pendapat memberikan
Denpasar.Komisi telah merancang dua jenis informasi tambahan dan pandangan lain
Dengar Pendapat yaitu Terbuka dan yang akan digunakan dalam analisis
Tertutup.Dengar Pendapat Tertutup substantif untuk menentukan apakah
dilangsungkan oleh Komisi tanpa kehadiran pelanggaran HAM berat telah terjadi dan
publik dan pihak-pihak lain selain apakah terdapat tanggung jawab
Komisioner, Penasihat Ahli dan Staf. institusional berkenaan dengan pelanggaran-
Dengar Pendapat Tertutup diselenggarakan pelanggaran dimaksud.
berdasarkan beberapa pertimbangan, antara Kendala utama yang dihadapi dalam
lain: Dengar Pendapat adalah penolakan beberapa
1. Permintaan pihak terkait, individu untuk hadir.Komisi telah
2. Pertimbangan Politik, mengundang 64 individu, dan dari jumlah
3. Keamanan pribadi saksi, tersebut 56 di antaranya menerima
4. Penilaian Komisi sendiri, bilamana undangan.Kategori terbesar yang menolak
terdapat informasi tertentu yang hadir adalah pihak-pihak internasional yang
dianggap lebih baik diungkapkan berada di Timor Timur selama kekerasan
dalam suasana tertutup. tahun 1999.Yang paling signifikan di sini

JOM FISIP Volume 4 No. 2 Oktober 2017 Page 11


adalah penolakan PBB untuk mengizinkan tidak akan mau menerima hasilnya.
pejabat atau mantan pejabatnya bersaksi. Kekuatan berikutnya mengenai
Komisi telah mengundang individu-individu penyelenggaraan Dengar Pendapat bahwa
yang memiliki hubungan dengan PBB tahun dengan mengizinkan semua Komisioner
1999 di Timor Timur dan tidak satupun dari mengajukan pertanyaan apapun yang
mereka datang memberi kesaksian pada mereka inginkan, publik kedua negara dapat
Dengar Pendapat. Komisi telah melihat bahwa terdapat banyak sudut
menyampaikan permintaan berulang kali pandang analitis yang diangkat untuk
kepada PBB melalui berbagai jalur namun dipertimbangkan dalam proses Pencarian
semua permintaan pemberian izin bagi Fakta.
orang-orang ini untuk bersaksi ditolak. Hal ini penting guna memperlihatkan
Beberapa personil PBB telah kepada berbagai konstituen publik bahwa
mengindikasikan kepada Komisi pandangan atau kekhawatiran mereka juga
kesediaannya untuk hadir pada Dengar tercermin dalam pembahasan
Pendapat bila diberikan izin, namun Komisi.Singkatnya, kekuatan utama Dengar
permintaan izin seperti ini ditolak oleh Pendapat Terbuka seperti yang telah
Sekretariat PBB. dijalankan adalah segi inklusifitasnya.
Upaya Pencarian Fakta Melalui Kekuatan ini akan semakin kokoh jika saja
Penelitian ada partisipasi lebih luas dari pihak-pihak
Selain proses pengambilan internasional, khususnya PBB.Keterbatasan
pernyataan/wawancara, penelitian sumber utama suatu proses dengar pendapat non-
sekunder dilakukan sepanjang pelaksanaan yudisial muncul dari cara bagaimana
mandat Komisi. Komisi telah mempelajari informasi dikumpulkan. Sebagai contoh,
banyak sumber sebagai bagian dari tinjauan sebagaimana telah diuraikan, banyak
kepustakaannya termasuk bahan-bahan individu yang hadir di hadapan Komisi
terbitanCentre for Srategic and International menghindari menjawab secara langsung
Studies (CSIS), Fakultas Ilmu Sosial dan pertanyaan para Komisioner.Jawaban
Ilmu Politik (FISIP) UI, Perpustakaan mereka seringkali berusaha mengelak, tidak
Nasional, dan The Habibie Centre.Penelitian relevan, terlalu umum atau tidak lengkap.
sumber sekunder yang dilakukan Komisi Ketika Komisioner mengajukan pertanyaan
terutama diarahkan untuk menganalisis susulan, jawaban mereka juga seringkali
situasi transisi di Indonesia dan juga konteks sama lemahnya.
sejarah-politik di Timor Timur pada tahun Dengan tidak adanya mekanisme
1999. untuk memaksakan narasumber menjawab
Hasil proses Dengar Pendapat seperti pertanyaan, dan dengan tidak adanya
ini memiliki kekuatan maupun keterbatasan. kemungkinan untuk melakukan pemeriksaan
Kekuatan utamanya bahwa Dengar Pendapat lebih lama layaknya pemeriksaan saksi
menjadi suatu forum terbuka di mana dalam suatu sidang pengadilan, masalah-
berbagai pihak dapat mengutarakan masalah seperti ini tidak dapat
pandangan dan penafsirannya mengenai dihindari.Demikian pula tidak ada
peristiwa tahun 1999. Hal ini penting bagi mekanisme untuk mengkonfrontir
proses yang ditujukan untuk rekonsiliasi dan keterangan mereka yang hadir dengan bukti
persahabatan, karena apabila pihak-pihak dokumen atau bukti jenis lain dan secara
tertentu merasa bahwa mereka tidak sistematis menguji kesaksian mereka serta
berpartisipasi dan pandangan mereka tidak membandingkannya dengan sumber-sumber
didengarkan maka kemungkinan mereka lain. Hasilnya seringkali adalah tuduhan-

JOM FISIP Volume 4 No. 2 Oktober 2017 Page 12


tuduhan umum oleh mereka yang bersaksi, b) Seminar
tidak didukung oleh fakta atau informasi Komisi telah mengadakan seminar
yang memadai sebagai dasar kesaksian pada tanggal 7 September 2006 dengan tema
mereka. Memperkokoh Persahabatan Indonesia –
Upaya Pencarian Fakta Melalui Diskusi Timor Leste : Upaya Mengungkap
dengan Pakar/Narasumber Khusus Kebenaran Akhir melalui KKP” di Hotel
Diskusi dengan pakar/narasumber Nikko Jakarta. Seminar ditujukan untuk
dilakukan sebanyak 18 kali selama periode sosialisasi pelaksanaan mandat Komisi
pelaksanaan mandat, antara lain, di Jakarta, kepada publik. Tampil sebagai pembicara
Denpasar dan Dili. Diskusi dilaksanakan antara lain, Dionisio Babo-Soares, Ph.D.,
bersamaan dengan penyelenggaraan sidang Ketua Bersama KKP dari Timor-Leste;
pleno Komisi.Penentuan para pakardan Abdul Hakim Garuda Nusantara, Ketua
narasumber yang diundang didasarkan KOMNAS HAM Indonesia; Marzuki
kepada pengetahuan dan pengalaman Darusman, Ketua ASEAN Human Rigths
mereka dalam bidang yang terkait dengan MechanismWorking Group; Mochamad
informasi yang ditelusuri Komisi sesuai Slamet Hidayat, Direktur Jenderal
mandatnya. Multilateral, Departemen Luar Negeri
Kegiatan Sosialisasi Indonesia; dan Prof. Robert Evans, pakar
Dalam melaksanakan mandatnya, rekonsiliasi dari Plowshares Intitute,
komisi melakukan berbagai cara sosialisasi Amerika Serikat.
yang sangat bermanfaat untuk memberikan c) Dialog Interaktif
pemahaman-pemahaman kepada publik Komisi telah melaksanakan dialog
tentang usaha yang dilakukan komisi, interaktif sebanyak 12 kali di stasiun televisi
diantaranya adalah: dan stasiun radio, yaitu di TVRI, TV Timor-
a) Pertemuan dengan Pemangku Leste, TVRI Kupang, TVRI Denpasar,
Kepentingan BeluTV-Atambua, Radio Rajawali-Belu,
Dalam rangka pelaksanaan Radio Suara Timor-Kupang, Radio Timor-
mandatnya, Komisi telah menyelenggarakan Leste, Radio Timor K’manek, Radio Utan
berbagai pertemuan yang bersifat sosialisasi Kayu-Jakarta, dan Radio ElShinta-Jakarta.
dan dialog dengan pemangku kepentingan di d) Konferensi Pers dan Siaran
Nusa Tenggara Timur (Atambua, Naibonat, Pers
Tuapukan, Kupang), Bali Selama pelaksanaan mandat Komisi,
(Denpasar),Jakarta, dan Timor-Leste (Dili, konferensi pers telah dilakukan sebanyak
Liquica). Pada periode 2005-2007 telah tujuh kali dan siaran pers dilakukan
dilaksanakan pertemuan yang bersifat sebanyak 19 kali.Konferensi pers pada
sosialisasi dalam bentuk sosialisasi/dialog umumnya dilakukan seusai pelaksanaan
terbatas sebanyak 16 kali antara lain dengan dengar pendapat. Sementara siaran pers
para tokoh-tokoh pejabat tinggi pemerintah ditujukan untuk menyebarkan informasi
kedua negara, LSM bidang HAM, pakar dan penting tentang perkembangan kegiatan
pengamat, serta pimpinan media massa. Komisi melalui media massa. Di samping
Sedangkan pertemuan sosialisasi/dialog itu, wawancara-wawancara dengan media
terbuka dilaksanakan sebanyak 14 kali dalam berbagai kesempatan dilakukan di
dengan kelompok-kelompok masyarakat dan Indonesia maupun Republik Demokratik
para pakar terkait, serta kalangan Timor Leste.
diplomatik.

JOM FISIP Volume 4 No. 2 Oktober 2017 Page 13


e) Pertemuan dengan Pemimpin Tinggi Fatumeta Dili dan Prof. Asvi
Media Warman Adam, pakar sejarah Lembaga
Pertemuan dengan pemimpin redaksi Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Hadir
media massa Indonesia dilaksanakan di dalam Lokakarya perwakilan korban, LSM,
Jakarta pada 1 Mei 2007. Maksud dari media massa dan pejabat pemerintah Timor-
pertemuan ini adalah guna Leste.
mensosialisasikan perkembangan Lokakarya ketiga diadakan di Jakarta
pelaksanaan mandat Komisi kepada media pada tanggal 23 Oktober 2007. Bertindak
massa di Indonesia. sebagai pembicara John A. Heffern, Wakil
f) Situs Web Komisi Dubes AS di Jakarta; Judo Poerwowidagdo,
Untuk menyebarkan informasi pakar resolusi konflik; Prof. Hikmahanto
kepada masyarakat umum, Komisi telah Juwana, pakar hukum internasional; Arif
merancang dan menyampaikan informasi- Havas Oegroseno, Direktur Perjanjian
informasi umum mengenai aktivitas Komisi Politik Keamanan dan Wilayah Departemen
melalui website: www.ctf-ri-tl.org Luar Negeri RI; Francisco Cepeda, Direktur
g) Lokakarya Persahabatan Multilateral Departemen Luar Negeri dan
Sebagai salah satu metode yang Kerja Sama RDTL; Fernando Hanjam,
digunakan untuk memperoleh masukan dari Dosen Ekonomi Universitas Nasional
berbagai pihak guna menyusun Timor-Leste; dan Filomeno Hornay, tokoh
rekomendasi, Komisi telah masyarakat eks Timor Timur di Kupang.
menyelenggarakan tiga kali lokakarya Lokakarya dihadiri oleh semua pemangku
persahabatan yang diikuti oleh para kepentingan yang berada di Indonesia
pemangku kepentingan dalam hubungan maupun di Timor-Leste.
Indonesia – Republik Demokratik Timor- Kesimpulan
Leste. Berdasarkan penjelasan pada bab-
Lokakarya pertama diadakan di bab sebelumnya maka daripada itu penulis
Denpasar pada tanggal 28 Juli 2007. menarik suatu kesimpulan bahwa
Bertindak sebagai pembicara Prof. Dr. Kjell- Pemerintah Republik Indonesia dan
Åke Nordquist, pakar resolusi konflik dari Republik Demokratik Timor-Leste bertekad
Universitas Uppsala, Swedia; Haris untuk terus berupaya membina hubungan
Nugroho, perwakilan dari Direktorat yang harmonis dengan cara mengatasi serta
Perjanjian Polkamwil Departemen Luar memperbaiki hubungan masa lalunya
Negeri Republik Indonesia; Roberto Soares sehingga dapat menyelesaikan permasalahan
perwakilan dari Kementerian Luar Negeri residual antara kedua Negara. Di antara
dan Kerjasama Timor-Leste; Djafar masalah residual yang penting adalah terkait
Assegaff, anggota Dewan Pers Indonesia; dengan berbagai pelanggaran HAM yang
dan Virgílio da Silva Guterres, Presiden dilaporkan terjadi menjelang dan segera
Asosiasi Jurnalis Timor-Leste; Joachim sesudah Penentuan Pendapat tahun 1999 di
Lopez, Bupati Atambua; dan wakil-wakil Timor Timur. Berkenaan peristiwa tersebut,
masyarakat asal Timor Timur di Atambua. masing-masing negara telah memulai
Lokakarya ini dihadiri oleh masyarakat berbagai proses hukum serta dengan
umum, LSM dan media massa. membentuk komisi-komisi penyelidik. Di
Lokakarya kedua diadakan di Dili Indonesia telah dibentuk Komisi
pada tanggal 28 September 2007. Bertindak Penyelidikan Pelanggaran Hak Asasi
sebagai pembicara antara lain Pastor Manusia di Timor Timur (KPP HAM) dan
Domingos Sequeira, Pr., Dosen Seminari Pengadilan Hak Asasi Manusia Ad Hoc

JOM FISIP Volume 4 No. 2 Oktober 2017 Page 14


pada bulan September 1999. Sedangkan di dan Perilaku. Jakarta: PT Raja
Timor-Leste telah dibentuk Komisi GrafindoPersada. Hlm. 184
Penerimaan, Kebenaran dan Rekonsiliasi Clive Archer, International
(Comissão de Acolhimento, Verdade e Organizations:third edition (Taylor and
Reconciliação, CAVR) dan pengadilan oleh Francis e-library, 2001),hlm.35
Panel Khusus untuk Kejahatan Berat Perwita dan Yani (2005). Pengantar Ilmu
(Special Panels for Serious Crimes, SPSC) Hubungan Internasional. Bandung: Rosda.
pada Pengadilan Distrik Dili, Timor-Leste. Hlm. 95-97
Keempat lembaga tersebut telah Sumber Website :
menghasilkan kesimpulan dan keputusan Komisi Kebenaran dan Persahabatan
sesuai dengan mandat, proses dan Indonesia Timor Leste menjadi inspirasi
prosedurnya masing-masing. hubungan bilateral diakses dari
Dalam semangat inilah serta http://www.kemlu.go.id/id/berita/siaran-
didorong oleh keinginan kuat untuk menuju pers/Pages/ diakses pada 6 Desember 2016
masa depan yang lebih baik, para pemimpin http://www.idea.int/publications/reconciliati
Indonesia dan Timor-Leste bertemu di Bali on/upload/reconciliation_chap02.pdfdiakses
pada tanggal 14 Desember 2004 dan pada 2 januari 2017
menandatangani sebuah Pernyataan http://www.scribd.com/doc/58858189/4/Rek
Bersama dan Nota Kesepahaman. Hal onsiliasi-dan-Resolusi-Konflik diakses pada
terpenting dari pertemuan di Bali tersebut 8 januari 2017
adalah kesepakatan pembentukan Komisi Sumber Document :
Kebenaran dan Persahabatan Indonesia– Perpres No. 27/2005 diakses melalui
Timor-Leste (KKP RI-RDTL). Sebagai http://www.kemendagri.go.id/ pada 6
bagian dari kesepakatan, Komisi Desember 2016
dimandatkan untuk mengungkap kebenaran Perpres No. 72 2011 diakses melalui
konklusif mengenai pelanggaran HAM yang http://www.setneg.go.id/ pada 6 Desember
dilaporkan terjadi di Timor Timur pada 2016
tahun 1999.

DAFTAR PUSTAKA
Sumber Jurnal
Saeri M, 2012, Teori Hubungan
Internasional Sebuah Pendekatan
Paradigmatik. Jurnal Transnasional Vol.3,
No.2
Afriantasari Rini, 2013 Perkembangan Teori
Hubungan Internasional dalam Dinamika
Global Jurnal Westphalia Vol, 11, No.2
Sumber Buku :.
Mas’oed, Mochtar, 1990 , Ilmu Hubungan
Internasional dan Metodologi, Jakarta:
LP3S
Columbis dan Wolfe, R. Soeprapto. 1997.
Hubungan Internasional Sistem, Interaksi,

JOM FISIP Volume 4 No. 2 Oktober 2017 Page 15

You might also like