You are on page 1of 2

Anwar dan Tas Misterius

Karya Ijlal Windhi Saputra

Arin adalah anak yang malang, sejak kecil dia telah ditinggal
oleh kedua orang tuanya. Ibunya telah meniggal semenjak dia masih
berumur 2 bulan, dan ayahnya pergi meninggalkannya entah kemana.
Sejak kecil dia hidup hanya bersama dengan kakaknya, namanya
Anwar. Saat ibunya meninggal Anwar masih berusia 6 tahun. Mereka
berdua tinggal disebuah gubuk yang sudah usang dan sangat rapuh,
sampai-sampai saat hujan turun rumahnya seakan-akan menari
layaknya daun yang tertiup angin.

Delapan tahun berlalu Arin sekarang duduk di bangku kelas tiga


SD, sedangkan Anwar duduk di bangku kelas 9 SMP. Mereka berdua
dapat bersekolah karena bantuan dari saudaranya. Namun untuk
memenuhi keperluan sehari-hari Anwar harus bekerja di sebuah
rumah makan untuk menjadi buruh cuci piring. Sedangkan Arin hanya
dirumah saja untuk belajar. Setiap harinya mereka hanya makan 2
kali, yaitu di pagi dan siang hari, dikarenakan penghasilan Anwar
yang tidak seberapa.

Suatu hari saat Arin berulang tahun dia sangat menginginkan


sebuah boneka Barbie, namun karena penghasilan Anwar yang sedikit
Arine harus memendam keinginannya. Saat Anwar pulang bekerja dia
berhenti sejenak di toko boneka untuk melihat harga boneka Barbie.
Setelah Anwar melihat harganya dia terkejut, karena harganya yang
terlalu mahal. Setelah dia keluar dari toko tersebut dia menemukan
sebuah tas misterius yang ternyata berisi barang-barang berharga,
didalam tas tersebut terdapat sebuah kartu identitas yang menunjukkan
alamat pemilik tas tersebut. Tanpa pikir panjang Anwar langsung
menuju ke alamat yang tertera di kartu identitas tersebut. Sesampainya
di rumah pemilik tas tersebut Anwar langsung memberikan tas
tersebut kepada pemiliknya. Berkat bantuan Anwar tadi dia diberi
imbalan uang yang nominalnya bisa dikatakan banyak. Tanpa pikir
panjang dia langsung menuju ke toko Barbie yang tadi dan
membelikannya untuk Arine.

Sesampainya dirumah Arine terkejut karena dia dibelikan


boneka Barbie oleh kakaknya. Dia sangat senang karena keinginannya
dapat terwujud. Hari-hari berlalu mereka tumbuh dewasa. Yang
awalnya Anwar menjadi buruh cuci piring di rumah makan, sekarang
dia memiliki rumah makan sendiri. Sedangkan Arien sekarang
menjadi seorang dokter. Itu semua dapat mereka raih karena kejujuran
yang selalu mereka tanamkan dalam diri mereka. Selain karena
kejujuran mereka kesuksesan tersebut di dapat juga berkat usaha
mereka yang giat dan doa mereka yang tidak pernah putus.

You might also like