You are on page 1of 134

I

Bahasa Arab “sebarkan” 5


===============================================================================

   


II
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
III
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================

BAHASA ARAB

NAHWU – TEMATIK
SERIAL V ILMU BAHASA

METODE SEBARKAN

BUAH PENA

DAUD ABDU ROBBIL HAQ

PENERBIT

PUSTAKA SAIN

‘sebarkan’ apa yang shahih menurut al-Qur’an dan as-Sunnah


dalam buku ini dan cantumkan sumbernya
IV
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
V
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================

Seri V – Panduan Ilmu Bahasa Arab

NAHWU – TEMATIK
METODE SEBARKAN
SEmangat BelajAR & menyenangKAN
(Tema Menarik dan Unik dalam Ilmu Nahwu)

Penyusun
Abu Umar Daud Abdu Robbil Haq bin Suharyono bin Satimin al-Jawawy

Muraja’ah Isi
Habli Anwar & Miqdad al-Kindi

Cover
@Faruq Muhammad Afif

Setting & Layout


Abu Umar Daud al-Jawawy

Terbit Perdana
Sya’ban 1439 H – April 2018 M

Penerbit
Pustaka SAIN – Sekolah Islam Online
Perum Ungaran Baru, Ungaran Timur, Kab. Semarang
Phone : 0857-8560-5631 (WA)
Email : bakik16.sain@gmail.com
Fanspage : fb.com/sekolahislamonline

“tertulis di dalam buku ini sebagian dari al-Quran dan hadits-hadits Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena itu harap diperhatikan penempatannya”
VI
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================

DUSTUR

"       "


“Sungguh Kami telah menurunkan kitab tersebut

berupa kumpulan bacaan yang berbahasa Arab,

agar Kalian dapat memahaminya”

(Quran Surat Yusuf : 2)

‫ْل‬ ‫َت َت َّل ُم ْل َت َت َّل َت َت َّل َت ِب ْل ِب ُم‬


" ‫ي ِب‬ ‫و وا ِب ِب‬ "
“Pelajarilah oleh Kalian bahasa Arab

karena dia merupakan bagian agama kalian (Islam)”

(Umar Bin Khattab)


VII
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah Yang dengan ni’matNya sempurnalah segala kebaikan,
dan semoga shalawat serta salam senantiasa tercurah atas Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam.

Alhamdulillah, buku ‘‘nahwu – tematik’’ telah hadir di hadapan para pembaca yang
budiman. Buku yang merupakan bagian dari serial panduan ilmu bahasa Arab ini semoga
dapat menjadi sarana untuk kemudahan belajar dan memenuhi hasrat kaum muslimin
Indonesia khususnya dimanapun dalam mengkaji disiplin ilmu-ilmu Islam.

Seputar Buku

Pembaca yang semoga senantiasa dirahmati oleh Allah ‘azza wa jalla,

Buku dengan judul yang cukup panjang ini, dan penyusun lebih senang menyebutnya
‘’buku nahwu – tematik’’ merupakan kesinambungan kajian untuk buku seri kedua yaitu
‘’buku nahwu – i’rab’’, yang keduanya sama-sama fokus membahas ilmu i’rab.

Bila seri ‘’nahwu – i’rab’’ fokus pada dasar-dasar ilmu nahwu, maka seri ‘’nahwu –
tematik’’ ini membahas tema-tema menarik dan unik dalam ilmu nahwu. Dimulai dari
kekayaan arti yang ada pada huruf jar, fa’il yang bisa majrur, hakikat ism isyarah, dan lain
sebagainya. Walaupun tidak tersusun secara sistematis namun tetap terklasifikasi berdasar
pokok bahasan. Dan itulah ilmu nahwu, yang saling berkaitan antar satu tema dengan
tema lainnya. Dan penyusun memberi judul buku ini dengan ‘’nahwu – tematik’’.

Secercah Harapan

Penyusun mengharap kepada Allah ‘azza wa jalla semata, semoga buku yang fokus
pada disiplin ilmu nahwu tematik ini tetap dapat dikaji oleh kaum muslimin dalam kelas
pembelajaran yang beragam. Baik dari kelas tatap muka, les privat, kelas formal, non
formal, homeschooling, bahkan online jarak jauh sekalipun. Dimana pembelajarnya juga
tidak dibatasi usia dari mulai usia SMP, SMA, pekuliahan, dewasa dengan segala kesibukan
dan aktivitas hariannya, lansia, berumur, seluruhnya, semoga mereka semua memiliki
kapasitas dan kemampuan untuk dapat melakoni belajar ilmu nahwu. Aamiin …
VIII
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================

Rasa Syukur dan Hadiah

Penyusun ucapkan syukur Alhamdulillah berkat taufiq dan hidayahNya, selesailah


penyusunan buku ini.

Kemudian terima kasih kepada kedua orang tua penyusun, Abu Daud dan Ummu
Abdillah di kota kelahiran penyusun nun jauh di sana atas doa dan motivasinya agar
penyusun terus semangat dalam belajar, semoga Allah menjaga mereka berdua. Begitu
pun penyusun ucapkan terima kasih kepada istri tersayang, Ummu Umar yang telah
memotivasi penyusun dalam upaya penyelesaian buku ini, juga waktunya yang direlakan
untuk buku ini. Kemudian kepada dua saudaraku Habli Anwar dan Miqdad al-Kindi, dimana
mereka berdua telah berjasa besar dalam mengoreksi serta memuraja’ah apa yang tertulis
dalam buku ini berupa materi pembelajaran, semoga Allah menjaga mereka.

Dan juga rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dalam hal ini,
terkhusus para peserta kursus ilmu bahasa SAIN – sekolah Islam online, yang mana
semangat mereka belajar menjadikan penyusun terinspirasi dan termotivasi untuk terus
melakukan yang terbaik dalam penyusunan buku ini. Dan tidak lupa, kepada putra-putri
penyusun, abang Umar al-Faruq dan dedek Asma’ Afifah, - semoga Allah senantiasa
menjaga mereka berdua -, buku sederhana ini kuhadiahkan untuk mereka.

Kemudian yang terpenting dari itu semua, semoga amaliyah ini diterima oleh Allah
‘azza wa jalla, dan menjadi pemberat timbangan kebaikan penyusun di akherat kelak.
Aamiin.

Akhirul kalam, penyusun sadari buku ini akan tetap sangat jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak selalu
penyusun nantikan secara terbuka di alamat : bakik16.sain@gmail.com atau ke nomor
0857-8560-5631 (WA).

Semoga Allah merahmati mereka yang mau menegur penyusun terkait kesalahan-
kesalahan dalam buku ini. Wa shallallahu ‘ala Muhammad …..

Ungaran Timur, Sya’ban 1439 H

Penyusun
IX
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================

METODE SEBARKAN
Berbicara mengenai metode ‘’sebarkan’’ tak ubahnya berbicara tentang banyak
metode yang telah digunakan oleh para penulis buku di bidang ilmu nahwu umumnya.
Hanya saja penyusun dalam buku ini lebih sedikit menekankan kepada beberapa aspek
pembelajaran seperti yang akan dikemukakan nanti insyaAllah.

Penamaan Metode ‘’Sebarkan’’

Penamaan dengan istilah ‘’sebarkan’’ untuk metode belajar dalam buku ini adalah
menyingkat sebuah ungkapan ‘’semangat belajar dan menyenangkan’’, dengan harapan
penyusun adalah semoga semangat dalam pembelajaran yang dilakoni oleh para pengkaji
buku ini akan senantiasa ada dalam jiwa-jiwa mereka, aamiin.

Alur Pembelajaran Metode ‘’Sebarkan’’

Seperti tertuang pada halaman ‘’isi buku’’, tampak disana bahwa tema atau materi
telah disusun berdasar klasifikasi masalah. Upaya ini sengaja penyusun lakukan karena
ingin mengangkat tema-tema menarik dan unik sebagai bahan kajian buku ini. Semoga
dengan itu bisa menambah khazanah keilmuan, serta menumbuhkan semangat dan rasa
ingin tahu yang lebih dari para pelajar terhadap ilmu-ilmu Islam dan bahasa Arab yang
nantinya bermanfaat untuk agama ini, aamiin. Kemudian yang menjadi khas metode ini
adalah bahwa dalam setiap bahasan tema, terdapat beberapa poin berikut sebagai titik
berat pengkajian :

 Pengenalan atau Pendahuluan


Dengan tujuan mengenalkan tema bahasan secara sederhana menggunakan
pengertian dan contoh singkat.

 Judul-judul Tematik, Kaidah, Hukum, dan Aturan


Bertujuan menjelaskan tema bahasan secara terperinci dan sederhana lengkap
dengan aplikasi berupa susunan kalimat dan rumus.

 Catatan Kaki
Dengan tujuan memberikan garis bawah serta catatan penting akan beberapa
ma’lumat yang kiranya membutuhkan penjelasan khusus dan lebih.
X
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================

 Praktik I’rab
Dengan tujuan memahamkan tema bahasan melalui praktik merinci status kata
per kata yang berada dalam sebuah atau kumpulan kalimat menggunakan
redaksi full bahasa Arab namun berharakat. Dan penyusun sengaja menuangkan
dengan teks Arab agar pelajar terbiasa dalam mengucapkan kosakata berbahasa
Arab, sehingga lidah lentur dan tidak kaku di kemudian hari, aamiin.

 Latihan
Dengan macam-macam bentuk latihan secara praktik menurut isi dari tema
bahasan yang sedang dikaji, bertujuan melatih dan memantapkan isi materi
untuk mengantarkan kepada pemahaman yang benar.

Kesimpulan Ulasan

Demikian sedikit gambaran tentang metode pembelajaran dalam buku sederhana ini.
Semoga dapat membantu serta mengantarkan para pengkaji buku ini kepada ‘’siap untuk
praktik baca kitab kuning’’ di kemudian hari, aamiin.
XI
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================

ISI BUKU

HALAMAN JUDUL ............................................................................................................... III

DUSTUR .............................................................................................................................. VI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. VII

METODE SEBARKAN ........................................................................................................... IX

ISI BUKU ............................................................................................................................. XI

BAB 1 : MASAIL AL-MAJRURAT .......................................................................................... 1

 Al-Mudhaf li al-Ya’ .................................................................................................. 3


 Qisma Huruf al-Jar .................................................................................................. 7
 Aqsam Huruf al-Jar ................................................................................................. 10
 Ma’ani Huruf al-Jar ................................................................................................. 13

BAB 2 : MASAIL AL-MARFU’AT ........................................................................................... 17

 Jar al-Fa’il Lafzhan .................................................................................................. 19


 Nawaib al-Fa’il ........................................................................................................ 22
 Taqdima al-Mubtada’ wa al-Khabar ....................................................................... 25
 Inna wa Anna ......................................................................................................... 29

BAB 3 : MASAIL AL-MANSHUBAT ....................................................................................... 33

 Zhanna wa Akhawatuha ......................................................................................... 35


 Ta’addud al-Maf’ul Bih ........................................................................................... 39
 Halat al-Maf’ul Lahu ............................................................................................... 42
 Adawat al-Istitsna’ ................................................................................................. 45
 Laa al-‘Amilah ‘Amal Inna ...................................................................................... 49

BAB 4 : MASAIL I’RAB AL-FI’L ............................................................................................. 53

 Izhharu An wa Idhmaruha ...................................................................................... 55


 Jazm Jawab ath-Thalab .......................................................................................... 59
XII
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================

BAB 5 : MASAIL AT-TAWABI’ .............................................................................................. 63

 An-Na’t as-Sababi ................................................................................................... 65


 ‘Athaf al-Bayan ....................................................................................................... 69

BAB 6 : AL-ISM .................................................................................................................... 73

 Al-Ism al-Muannats ................................................................................................ 75


 Ifadah at-Ta’ ........................................................................................................... 79
 Ismu al-Isyarah ....................................................................................................... 82

BAB 7 : AL-‘ADAD ............................................................................................................... 87

 Al-‘Adad wa al-Ma’dud .......................................................................................... 89


 Al-‘Adad at-Tartibi .................................................................................................. 95

BAB 8 : AL-MAUSHUL ......................................................................................................... 99

 Al-Ism al-Maushul ................................................................................................ 101


 Shilah al-Maushul ................................................................................................. 104

BAB 9 : TA’KID AL-FI’L........................................................................................................ 107

 Al-Fi’l al-Muakkad ................................................................................................ 109


 I’rab al-Fi’l al-Muakkad ......................................................................................... 113

KALIMAT PENUTUP .......................................................................................................... 117

DAFTAR REFERENSI .......................................................................................................... 118


1
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================

BAB 1

________________________________

MASAIL AL-MAJRURAT

________________________________

CAKUPAN MATERI :

 AL-MUDHAF LI AL-YA’
 QISMA HURUF AL-JAR
 AQSAM HURUF AL-JAR
 MA’ANI HURUF AL-JAR
2
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
3
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================

AL-MUDHAF LI AL-YA’ I
_____________________________________________________

 Pendahuluan
Maksud dari judul di atas adalah keadaan dimana suatu idhafah terdiri dari ism
zhahir sebagai mudhaf dan ya’ al-mutakallim sebagai mudhaf ilaih.

Itu pena milikku

 Hukum-hukum untuk al-Mudhaf Li al-Ya’


Hukum untuk al-mudhaf li al-ya’ adalah menyesuaikan jenis dan bentuk ism :
1. Wajib kasrah untuk akhir mudhaf (1) dan boleh sukun atau fathah untuk ya’ (2),
berlaku apabila mudhaf berupa :
a. Ism Shahih ( mufrad )

Buku milikku

Sepeda milikku

b. Ism Syabih bi ash-Shahih (3)

Ember milikku

Payudara milikku

c. Jama’ Taksir

Rumah-rumah milikku

Ustadz-ustadzku
__________________________________________

1. Apapun i’rab dan statusnya baik marfu’, manshub, atau majrur seperti tampak pada tabel-tabel.
2. Seperti tampak pada keterangan tabel-tabel, walaupun lebih terkenal dengan harakat sukun.
3. Ini adalah ism dengan akhiran huruf wawu atau ya’ yang huruf sebelumya berharakat sukun.
4
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================

d. Jama’ Muannats Salim

Buku-buku milikku

Surat-suratku

2. Wajib sukun untuk akhir mudhaf dan wajib fathah untuk ya’ al-mutakallim (1),
berlaku apabila mudhaf berupa :
a. Ism Maqshur

Budak milikku

Tongkat milikku

b. Ism Manqush

Qadhi milikku 2

Pengacara milikku 2

c. Ism Mutsanna

Dua pena milikku


2

d. Jama’ Mudzakkar Salim

Guru-guruku 2

Panutan-panutanku 2

__________________________________________

1. Perhatikan dengan teliti untuk perubahan dan perbedaan ism-ism di atas tatkala sebelum dan
sesudah idhafah.
2. Tanda tasydid menunjukkan adanya idgham untuk huruf ya’ kepada ya’ mutakallim.
5
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================

 Aplikasi dan Praktik I’rab

Aku telah membaca buku milikku (ini)

Ini adalah ember milikku

Aku melewati para Ustadzku

Ini adalah buku-buku tulis milikku

Aku memukul maling (itu) dengan tongkatku

Aku mendidik pengacaraku

Ini adalah dua buah pena milikku

Mereka adalah guru-guruku


6
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================

 Latihan
1. Sebutkan idhafah dari kalimah berikut kepada ya’ mutakallim dan terjemahkan !

Dua buah sandal milikku

2. Lakukanlah seperti pada halaman sebelumnya untuk i’rab dan syakal !

Aku melewati guru-guruku

Ini adalah kantorku

Telah tiba sang muftiku

Aku mengunjungi murid-muridku


7
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================

QISMA HURUF AL-JAR I


__________________________________________________________

 Huruf Jar Terbagi kepada Dua Kelompok


Pembagian tersebut adalah melihat kepada bentuk atau macam ism majrurnya,
sebagaimana keterangan berikut :

A. Huruf Jar yang Khusus Masuk kepada Ism Zhahir

Demi (sumpah) Sejak, pada 1

Demi (sumpah) 2 Hingga

Terkadang/banyak Seperti

 Contoh Aplikasi

Zaid tidak makan sejak dua hari

Zaid makan ikan hingga kepalanya

Waktu (itu) bagaikan pedang

“demi matahari dan cahayanya di  


pagi hari” (asy-Syams : 1)
Seringkali contoh lebih mengena
daripada ucapan
Demi Rabb (pemilik) Ka’bah ….

__________________________________________

1. Khusus masuk kepada ism-ism zaman.


2. Khusus masuk kepada lafazh : .
8
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================

B. Huruf Jar yang Masuk kepada Ism Zhahir dan Ism Dhamir

 Kepada Ism Zhahir

Ahmad safar dari Jepang menuju


Saudi Arabia dalam sehari
Hadiah-haidah ini untuk para
siswa dari para guru
Aku melewati Zaid dan kami
berada di atas kapal

 Kepada Ism Dhamir

Semoga Allah ridha kepada mereka

Semoga keselamatan atas kalian

Selamat datang untuk kalian

Terima kasih untuk kalian

Semoga Allah memberi keberkahan kepada kalian

Ya Rabb kami, terimalah (amalan) dari kami ..

Lihatlah kepadanya ..

 Praktik I’rab

Zaid tidak makan sejak dua hari

Seringkali contoh lebih mengena daripada


ucapan
9
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================

Demi Allah, …..

Semoga Allah memberi keberkahan kepada


kalian

 Latihan
Lakukanlah seperti tabel sebelumnya untuk syakal, terjemah, dan i’rab !

__________________________________________

1. Kejelasan akan perihal i’rab kalimah sebagai harf jar dan juga i’rab ism setelahnya, diulas
pada sub tema berikutnya insyaAllah.
10
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================

AQSAM HURUF AL-JAR I


__________________________________________________________

 Huruf Jar Terbagi kepada Tiga Kelompok


Pembagian di atas adalah melihat kepada keaslian huruf jar sebagaimana keterangan
berikut :
1. Harf Jar Asli, memiliki arti khusus, keberadaannya dalam suatu jumlah amatlah
penting, dan men-jar ism secara lafazh plus jabatan.

Ketergesaan (itu) dari setan

Aku menulis surat (ini) dengan pena

2. Harf Jar Zaid (1), tidak memiliki arti khusus karena sekedar penguat,
keberadaanya atau tidak adanya dalam suatu jumlah adalah sama saja, dan men-
jar ism secara lafazh tanpa jabatan.

Tak seorang pun bicara kepadanya

Cukuplah Allah sebagai saksi

3. Harf Jar Syabih bi az-Zaid (2), memiliki arti khusus, keberadaannya dalam suatu
jumlah amatlah penting, dan men-jar ism secara lafazh tanpa jabatan.

Terkadang kawan lebih beri manfaat


daripada saudara kandung

__________________________________________

1. Beberapa huruf dari huruf-huruf jar dapat berperan demikian (harf jar zaid atau huruf jar
tambahan) lantaran ma’na yang terkandung di dalamnya.
2. Ada sedikit saja untuk harf jar dan diantaranya adalah , yang hanya masuk kepada
kelompok ketiga saja (harf jar syabih bi az-zaid).
11
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================

 Muta’allaq al-Jar wa al-Majrur


Maksudnya adalah sesuatu yang memiliki keterkaitan dengan al-jar wa al-majrur (1).
Sesuatu tersebut berupa fi’l atau apa yang terkandung padanya ma’na fi’l (2).

Zaid tiba dari Kairo

Zaid berada di kelas 3

Zaid lebih tua dari Ali

(4)
 Aplikasi dan Praktik I’rab

Mahmud tiba dari Saudi Arabia

Tak seorang pun bicara kepadanya

Terkadang kawan lebih beri manfaat ….

__________________________________________

1. Hanya harf jar asli dan ismnya, selainnya (baik harf jar zaid atau syabih bi az-zaid berikut ism-
ismnya) tidak membutuhkan muta’allaq.
2. Bisa berupa ism al-fail, ism al-maf’ul, mashdar, shifat musyabbahah, atau ism tafdhil.
3. Contoh muta’allaq yang dihilangkan dari sebuah jumlah mufidah.
4. Perhatikan praktik i’rab kaidah muta’allaq, dan praktik i’rab untuk ism majrur lafzhan.
12
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================

Ilmu (itu) berada di dalam dada-dada

Jangan bicara kepada seorang pun

 Latihan
Lakukanlah seperti tabel sebelumnya untuk syakal, terjemah, dan i’rab !
13
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================

MA’ANI HURUF AL-JAR I


__________________________________________________________

 Pendahuluan
Setiap kalimah bahasa Arab berjenis al-harf memiliki arti pokok. Namun terkadang,
mereka dapat digunakan kepada arti yang beragam (1). Dan hal ini berlaku pula untuk
huruf al-jar.
 Ma’na-ma’na Huruf al-Jar berikut Aplikasinya
1. Kalimah , diantara peruntukan ma’nanya adalah :

Aku tiba dari Jakarta

Aku ambil sebagian dinar 2

Apa yang telah kau pelajari


di sekolah ?
Apakah seseorang bicara 3
kepadamu ?

2. Kalimah , diantara peruntukan ma’nanya adalah :

Banyak ikan di laut

“Allah berfirman: "Masuklah kamu    


sekalian (ke dalam neraka) bersama
umat-umat ..” (al-A’raf : 38)
Fulan telah mati sebab racun yang
dimakannya

__________________________________________

1. Itulah mengapa al-harf berdefinisi “kalimah yang tidak dapat difahami arti sebenarnya kecuali
berada dalam suatu jumlah mufidah bersama kalimah-kalimah lainnya”.
2. Bila ism ghairu munsharif dimasuki atau diidhafahkan kepada ism setelahnya maka ia majrur

dengan kasrah, seperti : atau .


3. Bersyarat : masuk kepada ism nakirah dan didahului oleh nafiyah/istifham/nahiyah.
14
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================

3. Kalimah , diantara peruntukan ma’nanya adalah :

Mahmud telah berjalan melampaui


desa (itu)
Telah tiba sebuah surat dari
seseorang
“dan Tiadalah yang diucapkannya    
itu dengan hawa nafsunya”
(an-Najm : 3)

4. Kalimah , diantara peruntukan ma’nanya adalah :

Rumah (itu) kepunyaan Mahmud

Pena (itu) untuk menulis

Aku datang karena (ingin) belajar

Bakr aku pukul

5. Kalimah , diantara peruntukan ma’nanya adalah :

Gelas (itu) di atas meja


makan
Aku masuk ma’had pada
saat ketika turun hujan

6. Kalimah , diantara peruntukan ma’nanya adalah :

Aku memukulnya dengan tongkat

Zaid menjual buku ganti 1 dinar

Aku bertemu Hindun di Madinah

Mahmud tidak duduk


15
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================

7. Kalimah , diantara peruntukan ma’nanya adalah :

Zaid seperti seekor singa

“tidak ada sesuatupun yang serupa    


dengan Dia” (asy-Syura : 11)

8. Kalimah , peruntukan ma’nanya adalah :

Aku tak melihatnya dari 1


sejak hari sabtu
Aku tak melihatnya pada 2
hari kita ini

9. Kalimah , diantara peruntukan ma’nanya adalah :

Aku berjalan hingga ke laut (itu)

“ .. dan keputusan milikmu ..”  


(an-Naml : 33)

10. Kalimah , peruntukan ma’nanya adalah :

Zaid makan ikan hingga kepalanya

11. Kalimah , peruntukan ma’nanya adalah :

Terkadang isyarat lebih fasih


daripada perkataan
Wahai, amat banyak orang
berpakaian di dunia … (al-Hadits)

__________________________________________

1. Bila untuk waktu lampau.


2. Bila untuk waktu sekarang (saat bicara).
16
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================

12. Kalimah , peruntukan ma’nanya adalah :

“mereka berkata: "Demi Allah,     


Senantiasa kamu mengingati
Yusuf .." (Yusuf : 85)
Demi Allah, aku akan memerangi
Quraisy .. (al-Hadits)

 Latihan
Lakukanlah seperti tabel sebelumnya untuk syakal, terjemah, dan sebut ma’na !
17
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================

BAB 2

________________________________

MASAIL AL-MARFU’AT

________________________________

CAKUPAN MATERI :

 JAR AL-FA’IL LAFZHAN


 NAWAIB AL-FA’IL
 TAQDIMA AL-MUBTADA’ WA AL-KHABAR
 INNA WA ANNA
18
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
19
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================

JAR AL-FA’IL LAFZHAN I


________________________________________________________

 Pendahuluan
Al-fail merupakan diantara status kalimah bahasa Arab dengan i’rab marfu’. Namun
terkadang, kondisi dalam suatu jumlah mengharuskan fa’il dibaca secara majrur.
Kendatipun majrurnya terbatas secara lafazh saja tanpa kedudukan, karena sejatinya
fa’il senantiasa masuk dalam kelompok al-marfu’at.

 Jar al-Fa’il secara Lafazh


Majrurnya al-fa’il adalah apabila terjadi :
(1)
1. Idhafah mashdar atau ism mashdar kepada fa’ilnya

Menggembirakan aku Bakr


memulikan para tamu (itu)
Aku kagum akan Mahmud
membantu orang-orang fakir

2. Masuknya atau sebagai harf jar zaid kepada fa’il

Apakah sesuatu menimpa Zaid ?

Tak seorangpun hadir

Cukuplah Allah sebagi saksi

Alangkah mulianya Zaid 2

__________________________________________

1. Dalam kondisi ini mashdar atau ism mashdar berfungsi seperti fungsi fi’lnya, seperti tampak
bahwa manshub sebagai maf’ul bih untuk , dan juga manshub

sebagai maf’ul bih untuk .

2. Ma’nanya adalah , dan ini merupakan salah satu dari dua model uslub ta’ajjub atau

gaya ungkapan akan kekaguman terhadap sesuatu, yaitu .


20
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================

 Hukum at-Tawabi’ untuk al-Fa’il al-Majrur Lafzhan


Bilamana datang at-tawabi’ (1) setelah fa’il majrur, maka at-tawabi’ mengambil
hukum berikut :
1. Boleh dibaca majrur mengikuti fa’il yang majrur secara lafazh

Tak ada siswa pemalas yang lulus

2. Boleh dibaca marfu’ mengikuti fa’il yang marfu’ secara jabatan

Tak ada siswa pemalas yang lulus

 Praktik I’rab

Aku kagum akan orang sakit (itu) makan roti

Senangkan aku Zaid menolong si lemah (itu)

Jangan ada seorangpun marah

__________________________________________

1. Baik berupa na’t, ‘athf, taukid, maupun badal.


21
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================

Bantuan seorang muslim kepada saudaranya


merupakan hal terpuji

 Latihan
Lakukanlah seperti tabel sebelumnya untuk syakal, terjemah, dan i’rab !
22
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================

NAWAIB AL-FA’IL I
_________________________________________________

 Pendahuluan
Asal suatu jabatan naib al-fa’il adalah dari maf’ul bih (1). Namun demikian, terkadang
naib fa’il dapat berasal dari jabatan-jabatan selain maf’ul bih. Dan berikut adalah
penjelasan dan keterangan ringkasnya.

 Nawaib al-Fa’il
Terdapat 4 jabatan yang berpotensi menjabat sebagai naib fa’il, yaitu :
1. Al-Maf’ul Bih, telah jelas urusannya.

Buku (itu) telah dibaca

Jam telah dicuri

2. Al-Jar wa al-Majrur, dengan syarat harf jar tidak berma’na untuk at-ta’lil.

Perkara (itu) sudah difikirkan

Zaid telah dilewati

3. Azh-Zharf (2), syaratnya berupa zharaf mutasharrif (3) sekaligus mukhtash (4).

Hari kamis telah dipuasai

Malam (ini) telah dibegadangi

__________________________________________

1. Inilah masyhur dan sering jumpa, sehingga naib fa’il bernama alias : .

2. Bernama alias : .

3. Berpotensi untuk berubah jabatan, tidak terbatas fungsi sebagai .

4. Bersifat khusus, baik berupa mudhaf, man’ut, ism ‘alam, atau dilekati .
23
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================

4. Al-Mashdar (1), syaratnya berupa mashdar mutasharrif (2) sekaligus mukhtash (3).

Bacaan yang bagus telah dilakukan

Penulisan yang bagus telah dilakukan

 Praktik I’rab

Zaid telah dilewati

Malam (ini) telah dibegadangi 4

Penulisan yang bagus telah dilakukan

__________________________________________

1. Ada hubungan bahasan dengan .

2. Berpotensi untuk berubah jabatan, tidak terbatas fungsi sebagai .


3. Bersifat khusus, berupa mashdar mudhaf, man’ut, atau mashdar menunjuk bilangan.
4. Zharaf mempunyai kemiripan terhadap jar majrur dalam hal membutuhkan muta’allaq,
perhatikanlah i’rabnya.
24
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================

 Tanbih dan Catatan Terkait


Sejatinya hubungan fi’l majhul kepada selain maf’ul bih, baik berupa jar majrur,
zharaf, atau mashdar, merupakan perkara majaz (1). Karena hakikat sebenarnya bahwa
tidaklah fi’l itu dihubungkan atau disandarkan melainkan kepada apa yang karenanya
fi’l dibentuk. Artinya, bila fi’l ma’lum maka untuk jabatan al-fa’il, dan bila fi’l majhul
maka untuk jabatan al-maf’ul bih yang dengan tanpa al-fa’il.
Kemudian, selama terdapat al-maf’ul bih dalam sebuah jumlah, maka ia lebih
diutamakan untuk menjabat sebagai naib fa’il daripada yang lain manakala fa’il tidak
disebut (2).

 Latihan
Lakukanlah seperti tabel sebelumnya untuk syakal, terjemah, dan i’rab !

__________________________________________

1. Yaitu sesuatu melebihi apa yang seharusnya sesuai ma’na sebenarnya.


2. Karena naib fa’il tidak boleh lebih dari satu dalam sebuah jumlah, seperti halnya fa’il tidak boleh
lebih dari satu dalam sebuah jumlah.
25
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================

TAQDIMA MUBTADA & KHABAR I


_______________________________________________________________

 Wajib didahulukannya Mubtada’ atas Khabar


Mubtada’ wajib mendahului khabarnya bilamana :
1. Mubtada’ khawatir dianggap sebagai fa’il

Bakr telah duduk 1

Mahmud telah berdiri

2. Mubtada’ khawatir dianggap sebagai khabar

Musuhmu itu adalah temanku

Zaid itu saudara (laki-laki) mu

3. Membatasi mubtada’ kepada khabar (2)

Tidaklah Muhammad melainkan seorang utusan

Zaid hanyalah seorang pelajar

4. Mubtada’ berupa lafazh yang wajib di depan (3)

Siapa berada di kelas ?

Barangsiapa menanam dia menuai

__________________________________________

1. Andaikata mendahului maka status adalah sebagai al-fa’il.

2. Biasanya dengan lafazh atau .


3. Lafazh-lafazh yang wajib disebut di awal kalam diantaranya adalah ism-ism istifham dan syarth.
26
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================

 Wajib didahulukannya Khabar atas Mubtada’


Khabar wajib mendahului mubtada’nya bilamana :
1. Khabar khawatir dianggap sebagai shifat

Padaku sekeping dinar 1

Di dalam rumah itu ada seorang lelaki

2. Membatasi khabar kepada mubtada’ (2)

Pemberani (itu) hanyalah si Zaid

Tidak ada yang menghadap kecuali Said

3. Khabar berupa lafazh yang wajib di depan

Kapankah ujian ?

Bagaimana keadaan ?

4. Mubtada’ bersambung dengan dhamir yang kembali kepada sebagian khabar

Di mobil itu ada sopirnya 3

Di dalam rumah itu ada pemiliknya

__________________________________________

1. Andaikata mendahului maka status kondisional, bisa sebagai khabar


bisa juga sebagai shifat sesuai konteks jumlah.
2. Biasanya dengan lafazh atau .

3. Dhamir kembali kepada yang merupakan bagian dari khabar .


27
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================

(1)
 Praktik I’rab

Tidaklah Muhammad melainkan seorang utusan

Siapa berada di kelas ?

Zaid hanyalah seorang pelajar


3

Padaku sekeping dinar

__________________________________________

1. Beberapa contoh jumlah untuk masalah terkait sudah diulas i’rabnya dalam diktat nahwu i’rab.
2. Dapat dikatakan berdasarkan pembagian khabar berupa syibh jumlah.

3. Lantaran bersambung dengan maka hilanglah fungsi .

4. Dapat dikatakan berdasarkan pembagian khabar berupa syibh jumlah.


28
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================

Kapankah ujian ?

Pemberani (itu) hanyalah si Zaid

 Latihan
Lakukanlah seperti tabel sebelumnya untuk syakal, terjemah, dan i’rab !
29
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================

INNA WA ANNA I
_____________________________________________

 Pendahuluan
Sub bab ini membahas tentang penggunaan antara kalimah dan secara tepat
kapan dan dimana (1). Dimana keduanya sama-sama berfungsi sebagai harf taukid atau
penguat, namun berbeda cara guna.

 Penggunaan Anna al-Maftuhah


Kalimah dengan hamzah ber-fathah bersama objeknya (2) adalah apa yang dapat
dita’wil kepada mashdar, dan diantara tempat gunanya (3) adalah :

1. Bila ber-mahal sebagai fa’il

Kelulusanmu membuatku kagum

2. Bila ber-mahal sebagai naib fa’il

Kelulusanmu telah terdengar

3. Bila ber-mahal sebagai maf’ul bih

Aku suka akan kelulusanmu

__________________________________________

1. Penyusun sebutkan sebagian saja, selebihnya lihat dalam Audhah al-Masalik Ibnu Hisyam.
2. Yaitu ism anna dan khabar anna.
3. Maka wajib ber-fathah pada tempat-tempat di atas dan tidak boleh dibaca kasrah .
30
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================

4. Bila ber-mahal sebagai majrur bi al-harf

Aku mencintaimu karena


kelulusanmu

 Penggunaan Inna al-Maksurah


Adapun dengan hamzah ber-kasrah bersama objeknya tidak dapat dita’wil
kepada mashdar (1), dan diantara tempat gunanya (2) adalah :

1. Berada di awal kalam

Sungguh Bakr itu orang yang gemuk

2. Di awal jumlah haaliyah

Aku bertemu Mahmud dan sungguh 3


dia adalah orang yang gemuk

3. Di awal jumlah ber-mahal sebagai shifat

Aku bertemu lelaki yang sungguh dia 4


adalah orang yang gemuk

4. Di awal jumlah mahkiyyah bi al-qoul (5)

Dia berkata : “sungguh aku orang yang gemuk”


__________________________________________

1. Dan sejatinya akan senantiasa mengawali jumlah mufidah dengan segala jenis dan keadaan
jumlah mufidah tersebut dalam suatu kalam seperti tampak pada tempat dan contoh di atas.
2. Maka wajib ber-kasrah pada tempat-tempat di atas dan tidak boleh dibaca fathah .

3. Jumlah setelah ism ma’rifah (seperti : ) adalah ber-mahal sebagai haal.

4. Jumlah setelah ism nakirah (seperti : ) adalah ber-mahal sebagai shifat atau na’t.

5. Diawali oleh kalimah dan turunan tashrifnya.


31
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================

 Praktik I’rab

Aku suka akan kelulusanmu

Aku bertemu lelaki yang sungguh dia adalah


orang yang gemuk

Dia berkata : “sungguh aku orang yang gemuk”

__________________________________________

1. Lihat lagi ulasan tentang apa itu mashdar muawwal dan cara i’rabnya dalam diktat Nahwu I’rab.
2. Adapun bila jumlah ini berada setelah ism ma’rifah maka .
3. Sedikit perkenalan tentang al-Hikayah, ulasan lengkapnya dapat merujuk ke kitab-kitab induk.
32
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================

 Latihan
Lakukanlah seperti tabel sebelumnya untuk syakal, terjemah, dan i’rab !
33
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================

BAB 3

________________________________

MASAIL AL-MANSHUBAT

________________________________

CAKUPAN MATERI :

 ZHANNA WA AKHAWATUHA
 TA’ADDUD AL-MAF’UL BIH
 HALAT AL-MAF’UL LAHU
 ADAWAT AL-ISTITSNA’
 LAA AL-‘AMILAH ‘AMAL INNA
34
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
35
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================

ZHANNA WA AKHAWATUHA I
___________________________________________________________

 Pendahuluan
Kelompok ketiga daripada nawasikh mubtada’ khabar (1) adalah fi’l dan
koleganya. Bersama fa’il-fa’ilnya, mereka merubah jabatan mubtada’ dan khabar
menjadi maf’ul bih ganda.

Kusangka si Bakr duduk

 Klasifikasi dan Aplikasi

1. Fi’l-fi’l dengan faidah persangkaan (2), diantaranya :

Kusangka bulan (itu) gerhana

Kusangka langit (itu) cerah

Kukira lulus (itu) mudah

2. Fi’l-fi’l dengan faidah keyakinan (2), diantaranya :

Kulihat pelajaran (itu) mudah

Kutahu dusta (itu) merugikan

Kudapati jujur (itu) menyelamatkan

__________________________________________

1. Kelompok pertama adalah dan koleganya, merafa’kan mubtada dan menashbkan khabar

menjadi ism dan khabar mereka. Sedangkan kelompok kedua adalah dan koleganya,
menashbkan mubtada dan merafa’kan khabar menjadi ism dan khabar mereka.
2. Masuk dalam kategori , yang merupakan kata kerja batin.
36
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================

3. Fi’l-fi’l dengan faidah perubahan, diantaranya :

Kubuat perak (itu) menjadi sebuah


cincin
Kujadikan si Khalid sebagai kawan

 Kaidah dan Hukum

1. Mereka adalah fi’l-fi’l nawasikh untuk mubtada’ khabar

Zaid berdiri

Kusangka Zaid berdiri

2. Mereka beroperasi sebagai nawasikh bersama dengan fa’il-fa’ilnya

Dia sangka perkara (itu) mudah

Kusangka perkara (itu) mudah

3. Banyak diantara mereka yang bertashrif sempurna, sehingga selain shighah fi’l
madhi pun dapat beroperasi sebagai nawasikh

Jangan kau kira lulus (itu) mudah !

Aku melihat amanah (itu) langka

Buatlah tanah (itu) menjadi sebuah rumah !


37
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================

 Praktik I’rab

Kusangka bulan (itu) gerhana

Kulihat pelajaran (itu) mudah

Buatlah tanah (itu) menjadi sebuah rumah !

 Latihan
1. Ubahlah jumlah berikut kepada tarkib yang berbeda seperti contoh !
38
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================

2. Lakukanlah seperti tabel sebelumnya untuk syakal, terjemah, dan i’rab !


39
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================

TA’ADDUD AL-MAF’UL BIH I


___________________________________________________________

 Pendahuluan
Lain halnya dengan fa’il, adapun maf’ul bih dapat ditemukan lebih dari satu buah
dalam sebuah jumlah mufidah. Untuk mengetahuinya, diperlukan kajian tentang
pembagian dan ragam fi’l muta’addi.

 Aqsam al-Fi’l al-Muta’addi


Fi’l muta’addi terbagi kepada tiga kelompok :
1. Fi’l muta’addi yang butuh kepada 1 maf’ul bih

Zaid telah menulis sebuah surat

2. Fi’l muta’addi yang butuh kepada 2 maf’ul bih, mereka terbagi kepada :
a. Dua maf’ul bih nya berasal dari mubtada khabar (1)

Zaid menyangka Ali berdiri

b. Dua maf’ul bih nya tidak berasal dari mubtada khabar

Zaid memberi si fakir (itu) sekeping


dirham
Zaid minta kepada ustadz sebuah
penjelasan

3. Fi’l muta’addi yang butuh kepada 3 maf’ul bih

Zaid mengabarkan pada kawan-


kawan ujian (itu) sulit
Ustadz beritakan pada para siswa
kalau soal-soal (itu) mudah
__________________________________________

1. Telah diulas pada sub bab “zhanna wa akhawatuha”.


40
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================

 Fi’l muta’addi bi al-harf, inilah fi’l lazim yang butuh kepada maf’ul bih
dengan bantuan huruf jar.

Zaid berpaling dari orang-orang jahil

Zaid duduk di atas mimbar

 Praktik I’rab

Mahmud memakaikan mushaf (itu) kain sutra

Bakr memberi si fakir (itu) sekeping dinar

Zaid kabarkan si Khalid kalau bukunya dicuri


41
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================

 Latihan
Lakukanlah seperti tabel sebelumnya untuk syakal, terjemah, dan i’rab !
42
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================

HALAT AL-MAF’UL LAHU I


___________________________________________________________

 Ragam Kondisi al-Maf’ul Lahu

Ada 3 keadaan untuk al-maf’ul lahu (1) sebagaimana keterangan berikut :


1. Tanpa imbuhan al dan tanpa idhafah, maka ia seringkali manshub dan terkadang
majrur (2)

Aku berdiri karena menghormati


guru (itu)
Aku datang karena cintaku
padamu

2. Dengan imbuhan al, maka ia seringkali majrur (2) dan terkadang manshub

Kupukul anakku karena untuk


mendidik
Zaid belajar karena takut rugi
(gagal)

3. Sebagai mudhaf, maka ia sama frekuensi dalam hal boleh manshub dan majrur (2)

Ku bersedekah karena mencari


keridhaan Allah

__________________________________________

1. Diakui sebagai al-maf’ul lahu bila telah terpenuhi syarat-syaratnya, seperti berupa mashdar,
amalan qolbi, dan seragam terhadap fi’l inti dalam hal waktu terjadi dan pelaku kejadian. Lihat
lagi diktat Nahwu I’rab tentang maf’ul li ajlih.
2. Dan manakala majrur, maka statusnya adalah sebagai al-majrur bil harfi.
43
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================

 Urgensi Syarat al-Maf’ul Lahu

Bila salah satu dari syarat-syarat al-maf’ul lahu tidak terpenuhi, maka ism tersebut
wajib majrur (1) dengan huruf jar yang berma’na ta’lil (2)

Zaid pergi karena urusan


harta
Zaid duduk karena untuk
menulis
Zaid bersiap untuk safar

Zaid mendatangiku karena


cintaku padanya

 Praktik I’rab

Kupukul anakku karena untuk mendidik

Ku bersedekah karena mencari keridhaan Allah

__________________________________________

1. Sehingga statusnya adalah sebagai al-majrur bil harfi.


2. Huruf jar yang diantara ma’nanya adalah untuk yaitu : .
44
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================

 Latihan

1. Buatlah 6 buah jumlah mufidah yang terdapat di dalamnya kalimah berstatus


sebagai maf’ul lahu dengan keadaan yang beragam seperti tertera dalam kolom
berikut dan i’rab berbeda !

2. Harakatilah jumlah berikut dan sebutkan alasan kenapa ism-ism cetak tebal
berikut tidak dapat berstatus sebagai maf’ul lahu !

Karena bukan mashdar

***
45
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================

ADAWAT AL-ISTITSNA’ I
_________________________________________________________

 Pendahuluan
Ada beberapa kalimah yang dapat digunakan sebagai alat pengecualian (1)

Kecuali,
selain

 Mustatsna bi Ghair wa Siwa


Kaidah ringkas mustatsna bi ghair wa siwa adalah :
1. Ism setelah dan adalah wajib majrur sebagai mudhaf ilaih

Para guru telah hadir kecuali Said

(2)
2. Untuk kalimah dan sendiri berhukum seperti hukum ism setelah

Para siswa tidur selain


Zaid
Tidak ada siswa tidur
selain Zaid
Tidak ada yang tidur
selain Zaid

__________________________________________

1. Untuk bahasan mustatsna bi illa telah diulas dalam diktat Nahwu I’rab, walhamdulillah.
2. Lihat lagi bahasan ragam bentuk istitsna’ dalam diktat Nahwu I’rab.
46
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================

 Mustatsna bi ‘Ada wa Akhawatiha


Kaidah ringkas mustatsna bi ‘ada wa akhawatiha adalah :
1. Ism setelah dan koleganya adalah boleh majrur sebagai majrur bi harf atau
manshub sebagai maf’ul bih (1)

Para siswa lulus kecuali Zaid

2. Kecuali bilamana dan koleganya dimasuki , maka ism setelah


mereka wajib manshub sebagai maf’ul bih (2)

Para pasukan berdiri kecuali Zaid

 Praktik I’rab

Para guru telah hadir kecuali Said 3

Tidak ada para guru hadir kecuali Said 4

__________________________________________

1. Majrur bila dkk dianggap sebagai huruf jar, dan manshub bila dkk dianggap sebagai fi’l.
2. Karena maa al-mashdariyah tidaklah masuk melainkan kepada kalimah berjenis fi’l.
3. Contoh istitsna’ taam mujab (mustatsna minhu disebut dan dalam kalimat positif).
4. Contoh istitsna’ taam manfi (mustatsna minhu disebut dan dalam kalimat negatif).
47
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================

Tidak ada yang hadir kecuali Said 1

Aku tidak melewati para siswa selain 2


Said

Para siswa lulus kecuali Zaid 3

Para pasukan berdiri kecuali Zaid

__________________________________________

1. Contoh istitsna’ mufarragh (mustatsna minhu tidak disebut dan dalam kalimat negatif).
2. Contoh istitsna’ taam manfi (mustatsna minhu disebut dan dalam kalimat negatif), dan lihat
bagaimana perbedaan harakat antara dan dengan status keduanya yang ganda.
3. Lihat bagaimana I’rab adat istitsna’ yang sehingga berpengaruh kepada status ism setelahnya.
48
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================

 Latihan
Lakukanlah seperti tabel sebelumnya untuk syakal, terjemah, dan i’rab !

***
49
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================

LAA AL-‘AMILAH I
______________________________________________

 Pengenalan
(1)
Dialah huruf yang merupakan saudara . Berfungsi menashbkan ism dan
merafa’kan khabar.

Tidak ada orang alim yang sombong

 Syarat Fungsi Laa al-‘Amilah


Huruf berfungsi sebagai ‘amilah amal bila terpenuhi hal-hal berikut :
1. Merupakan nafiyah dan bukan zaidah
2. Menafikan khabar dari seluruh jenis ism
3. Menafikan secara pasti tanpa kemungkinan lain
4. Tidak ada huruf jar yang mengawalinya
5. Ism laa berupa ism nakirah dan bersambung langsung dengan laa tanpa pemisah
6. Khabar laa juga berupa ism nakirah

Tidak ada budak seorang pun yang hadir

 Hukum I’rab untuk Ism Laa


Adapun ism laa terbagi kepada dua macam hukum i’rab :
1. Ism laa mu’rab, yaitu ism laa yang manshub secara lafazh dan kedudukan. Ism
laa demikian bilamana berupa :
a. Mudhaf, tepatnya mudhaf kepada ism nakirah

Tidak ada pelaku keburukan yang dicintai

Tidak ada orang banyak malu yang dibenci


__________________________________________

1. Karena harf ada banyak macam dan fungsi, seperti saudara , harf zaid, dan lainnya.
50
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================

(1)
b. Syabih bil mudhaf

Tak ada pengusaha kebaikan yg tercela

Tidak ada penjaga ucapan yang berdusta

2. Ism laa mabni, yaitu ism laa yang manshub secara kedudukan dan lafazhnya
mabni dengan tanda manshubnya. Ism laa demikian bilamana berupa :
 Mufrad, yaitu kalimah tunggal, bukan mudhaf atau syabih bil mudhaf (2)

Tidak ada orang terpaksa yang ditindak

Tak ada dua orang bersatu yang terkalahkan

 Praktik I’rab

Tak ada pengusaha kebaikan yang tercela

Tidak ada pelaku keburukan yang dicintai

__________________________________________

1. Syabih bil mudhaf adalah ism yang memiliki kaitan dengan apa yang datang setelahnya, baik
berupa fail, maf’ul, atau naib fail. Juga bisa berupa apa yang datang setelah ism berkaitan
dengan ism tersebut, baik berupa jar majrur atau zharaf. Dan bentuk ism semacam ini biasa
ditemukan dalam bahasan ragam munada dan ragam ism laa.
2. Sehingga ism mufrad, mutsanna, dan jama’ masuk dalam kategori mufrad selama tidak sebagai
mudhaf atau syabih bil mudhaf.
3. Contoh muta’allaq jar majrur berupa ism fa’il. Lihat lagi bahasan aqsam huruf al-jar di buku ini.
51
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================

Tidak ada orang alim yang sombong

Tak ada dua orang bersatu yang terkalahkan

 Latihan
Lakukanlah seperti tabel sebelumnya untuk syakal, terjemah, dan i’rab !

__________________________________________

1. Karena ism mufrad manshub dengan tanda harakat fathah.


2. Karena ism mutsanna manshub dengan tanda huruf ya’.
52
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
53
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================

BAB 4

________________________________

MASAIL I’RAB AL-FI’L

________________________________

CAKUPAN MATERI :

 IZHHARU AN WA IDHMARUHA
 JAZM JAWAB ATH-THOLAB
54
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
55
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================

IZHHARU AN WA IDHMARUHA I
________________________________________________________________

 Keistimewaan An
Diantara keistimewaan adalah berikut :
1. Dapat dita’wil kepada mashdar bersama fi’lnya

Kelulusanmu menggembirakanku

2. Dapat berfungsi baik dalam kondisi tampak maupun tersembunyi

Aku datang karena untuk belajar

 An yang Wajib Tersembunyi


Harf wajib tersembunyi pada 5 posisi berikut : (1)

1. Setelah lam al-juhud (2), dan jumlah biasa diawali dengan atau

Zaid tidaklah bermaksud untuk memukul

Zaid tidaklah bermaksud untuk marah

2. Setelah harf yang berma’na atau berma’na

Bacalah sampai kamu faham

Pemalas itu lulus kecuali tampak


keculasannya
__________________________________________

1. Perhatikan contoh-contoh jumlah yang disebutkan, didapati bahwa harf tidak tertulis
apalagi terucap, namun tetap berfungsi menashbkan fi’l mudhari’.
2. Berfungsi untuk pengingkaran.
56
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================

3. Setelah harf yang berma’na atau berma’na

Bacalah sampai kamu faham

Belajarlah supaya kamu lulus

(1)
4. Setelah fa’ as-sababiyah , sebagai jawaban untuk kalimat negatif atau kalimat
permintaan

Tidaklah dia belajar hingga dia bisa lulus

Belajarlah maka kamu akan lulus

(2)
5. Setelah waw al-ma’iyyah , sebagai jawaban untuk kalimat negatif atau kalimat
permintaan

Dia tidak menyuruh amanah


bersamaan dia berkhianat
Jangan kamu makan ikan
bersamaan dengan minum susu

 An yang Boleh Tersembunyi dan Terlihat


Harf boleh tampak dan boleh tersembunyi pada posisi berikut :
 Setelah lam at-ta’lil, dimana bukan berada dalam kalimat negatif

Aku datang karena untuk belajar

Aku hadir karena untuk mendengar

__________________________________________

1. Apa yang disebut sebelumnya merupakan sebab terjadinya apa yang disebut setelahnya.
2. Apa yang disebut sebelumnya dan apa yang disebut setelahnya terjadi secara bersamaan.
57
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================

 An yang Wajib Terlihat


Harf wajib terlihat pada posisi berikut :
 Terletak diantara lam al-jar dan laa an-nafiyah atau laa az-zaidah

Aku mendatangimu untuk agar kamu


tidak memukul Mahmud
(kami terangkan yang demikian itu)
   
supaya ahli kitab mengetahui
(al-Hadid : 29)

 Praktik I’rab

Zaid tidaklah bermaksud untuk memukul

Aku datang karena untuk belajar

Bacalah sampai kamu faham


58
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================

Aku mendatangimu untuk agar kamu tidak


memukul Mahmud

 Latihan
Lakukanlah seperti tabel sebelumnya untuk syakal, terjemah, dan i’rab !
59
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================

JAZM JAWAB ATH-THALAB I


__________________________________________________________________

(1)
 Pendahuluan

Bila ternyata tidak ditemukan fa’ as-sababiyah setelah kalimat permintaan, maka fi’l
mudhari’ yang ada dihukumi majzum sebagai jawab ath-thalab dan tidak lagi manshub.

Belajarlah maka kamu akan lulus

Belajarlah, kamu akan lulus

 Syarat Jazm untuk Jawab ath-Thalab

Ada 3 syarat yang harus terpenuhi untuk jazmnya jawab ath-thalab, yaitu :
1. Ada dalam sebuah kalam yang didahului kalimat permintaan (2)
2. Berupa fi’l mudhari’ yang merupakan akibat/balasan dari kalimat permintaan
3. Fi’l mudhari’ tersebut bebas dari fa’ as-sababiyah

Ucapkanlah kebaikan, kamu beruntung

Jangan bicara, kamu selamat

Apakah kamu belajar ? kamu akan lulus

__________________________________________

1. Masih ada hubungan dengan tema dalam sub bab sebelumnya, yaitu .

Perhatikan pula i’rab yang berbeda untuk dua kalimah dalam dua jumlah di atas.

2. Permintaan atau ada banyak macam, diantaranya adalah perintah, larangan, dan
pertanyaan.
60
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================

 Amil Jazm untuk Jawab ath-Thalab


Adapun sebab jazmnya jawab ath-thalab adalah dengan adat syarth dan fi’l syarth
yang dihilangkan dari jumlah. (1)

Masuk islamlah kamu,


(jika kamu masuk islam)
kamu selamat
Jangan kamu kufur,
(jika kamu tidak kufur)
kamu masuk surga
Apakah kamu muliakan Zaid,
(jika kamu muliakan Zaid)
dia akan muliakan kamu

 Praktik I’rab

Ucapkanlah kebaikan, kamu beruntung

Jangan bicara, kamu selamat

Belajarlah kalian, kalian akan lulus

__________________________________________

1. Lihat lagi bahasan dalam diktat Nahwu I’rab tentang fi’l mudhari’ majzum, khususnya terkait
pengenalan jazim fi’lain atau adawat syarth.
61
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================

 Latihan

1. Rincilah adat syarth dan fi’l syarth untuk setiap jumlah berikut seperti contoh !

2. Lakukanlah seperti tabel sebelumnya untuk syakal, terjemah, dan i’rab !

***
62
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
63
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================

BAB 5

________________________________

MASAIL AT-TAWABI’

________________________________

CAKUPAN MATERI :

 AN-NA’T AS-SABABI
 ‘ATHF AL-BAYAN
64
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
65
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================

AN-NA’T AS-SABABI I
____________________________________________________

 Dua Macam Na’t dan Perbedaanya


Na’t terbagi kepada dua macam sebagaimana keterangan berikut :
1. Na’t haqiqi, mensifati kalimah yang diboncengi (1)

Telah hadir lelaki yang alim

2. Na’t sababi, mensifati apa yang memiliki hubungan dengan kalimah yang diikuti

Telah hadir lelaki yang alim saudaranya

 Tentang contoh jumlah untuk na’t sababi : Hakikatnya adalah sifat untuk

bukan . Namun karena memiliki hubungan dengan maka

dapat dikatakan sebagai sifat atau na’t untuk .

 Kaidah dan Aturan Na’t Sababi


Kaidah yang berlaku untuk na’t sababi, yaitu :
1. Na’t sababi mengikuti man’ut dalam dua hal berikut :
a. I’rabnya (rafa’, nashb, atau jar)

Ini lelaki yang berbakti kawannya

Aku melihat lelaki yang berbakti


kawannya
Aku melewati lelaki yang berbakti
kawannya

__________________________________________

1. Penjelasan lengkapnya dapat dilihat dalam diktat Nahwu I’rab tentang Na’at.
66
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================

b. Ta’yinnya (ma’rifah atau nakirah)

Telah hadir siswa yang berakal bapaknya

Telah hadir siswa (itu) yang berakal


bapaknya

2. Dalam hal jenis (mudzakkar atau muannats), na’t sababi mengikuti apa yang
datang setelahnya tanpa mengikuti man’utnya

Telah datang ustadz (itu) yang berakal


putrinya
Telah datang ustadzah (itu) yang berakal
putranya

3. Dalam hal bilangan (mufrad, mutsanna, atau jama’), na’t sababi senantiasa dan
selamanya mufrad, walaupun man’ut atau apa yang datang setelahnya berupa
mutsanna atau jama’

Telah tiba dua anak (itu) yang berakal


bapak mereka berdua
Telah tiba anak-anak (itu) yang berakal
bapak mereka
Telah datang guru (itu) yang rajin kedua
muridnya
Telah datang guru (itu) yang rajin para
muridnya

 Kaidah dan Status Ism di belakang Na’t Sababi


Adapun ism zhahir yang datang setelah na’t sababi, maka :
1. Statusnya adalah sebagai fa’il untuk na’t sababi

Kulihat siswa (itu) yang berakal


kawannya
1

__________________________________________

1. Ismu al-fail, ismu al-maf’ul dan semisalnya berpotensi layaknya fungsi fi’l, yaitu merafa’kan fa’il
atau menashbkan maf’ul bih.
67
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================

2. Bersambung dengan dhamir yang menunjuk kepada man’ut

Mereka para lelaki yang berbakti kawan


mereka

 Praktik I’rab

Telah datang ustadz (itu) yang berakal putrinya

Aku melihat anak-anak (itu) yang berilmu bapak


mereka

Aku melewati guru (itu) yang rajin para


muridnya

Telah datang guru (itu) yang rajin kedua


muridnya
68
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================

 Latihan
1. Berilah syakal dan terjemahkan !

2. I’rablah tiga jumlah yang kamu suka dari jumlah-jumlah di atas ke dalam tabel !

***
69
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================

‘ATHF AL-BAYAN I
_________________________________________________

 Dua Macam ‘Athf


‘Athf terbagi kepada dua macam sebagaimana keterangan berikut :
1. ‘Athf an-nasaq, menghubungkan antar kalimah dengan huruf ‘athf (1)

Said dan Mahmud telah hadir

2. ‘Athf al-bayan, kalimah pembonceng yang menyerupai sifat (2) dalam


memperjelas kalimah yang diboncenginya

Berkata Abu Hafsh Umar

 Diantara Formula ‘Athf al-Bayan


Banyak kalimah yang dapat dirangkai untuk menjadi ‘athf al-bayan, diantaranya (3) :
1. Ism al-isyarah plus ism zhahir

Lihatlah ke itu masjid

2. Kunyah (4) plus ism (nama)

Aku melihat Abu Zaid Muhammad

__________________________________________

1. Penjelasan lengkapnya dapat dilihat dalam diktat Nahwu I’rab tentang ‘Athaf.
2. Menyerupai saja dan bukan sebagai sifat, sehingga bukan na’t.
3. Tentu saja status ‘athf bayan ada pada kalimah-kalimah yang kedua.
4. Kunyah atau panggilan adalah rangkaian idhafah yang biasa diawali dengan atau .
70
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================

3. Ism (nama) plus laqab (1)

Telah terbunuh Utsman pemilik dua cahaya

4. Sifah plus maushuf (2)

Al-khalil Ibrahim telah meninggikan


fondasi

5. Mufassar (3) plus tafsirnya

Buku (itu) terjual seharga asjad,


yaitu sebuah emas

 Kaidah dan Catatan untuk ‘Athf al-Bayan


Sebagai ma’lumat tambahan untuk ‘athf bayan, yaitu bahwa :
1. Sebagaimana tawabi’ lainnya, ‘athf bayan juga mengikuti matbu’nya dalam hal
i’rab, jenis, dan bilangan

Bacalah ini surat !

Lihatlah ini buku !

2. Kalimah dengan status ‘athf bayan adalah mirip dengan dan boleh di-i’rab
sebagai badal muthabiq (4)

Berkata Abu Hafsh Umar

__________________________________________

1. Laqab adalah julukan yang disematkan karena ketinggian atau kerendahan.


2. Maushuf adalah yang disifati.
3. Mufassar adalah yang ditafsir atau diterangkan.
4. Lihat definisi badal muthabiq dan contoh aplikasinya dalam diktat Nahwu I’rab tentang Badal.
71
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================

 Praktik I’rab

Aku melihat Abu Zaid Muhammad

Al-khalil Ibrahim telah meninggikan fondasi

Lihatlah ke itu masjid

 Latihan
Lakukanlah seperti tabel sebelumnya untuk syakal, terjemah, dan i’rab !
72
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
73
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================

BAB 6

________________________________

AL-ISM

________________________________

CAKUPAN MATERI :

 AL-ISM AL-MUANNATS
 IFADAH AT-TA’
 ISMU AL-ISYARAH
74
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
75
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================

AL-ISM AL-MUANNATS I
______________________________________________________

 Alamatu at-Ta’nits
Berikut adalah ciri-ciri ism muannats yang membedakannya dari ism mudzakkar :
1. Ta’ muharrakah, melekat di akhir ism, berharakat hidup, dan ditulis secara
terikat mirip ha’ dengan titik dua (1)

2. Alif maqshurah, melekat di akhir ism, seringkali mirip ya’ tanpa titik, dengan
tanpa harakat

3. Alif mamdudah, melekat di akhir ism, berupa hamzah berharakat hidup, dan
sebelumnya alif (2)

 Andaikata tidak ditemukan tanda-tanda ta’nits di atas pada ism-ism yang diduga
merupakan ism muannats, maka alternatif identifikasinya adalah melalui
mu’amalah ism muannats secara sama’i.

__________________________________________

1. Atau biasa disebut ta’ marbuthah, atau ha’ ta’nits lantaran dibaca sebagai huruf ha’ ketika
waqaf, dan ia khusus untuk ism saja. Temannya adalah ta’ sakinah, khusus untuk fi’l, tertulis
secara terbuka dengan harakat sukun, seperti dalam kalimah .
2. Maka sejatinya yang dimaksud sebagai alif mamdudah adalah huruf hamzah itu sendiri yang
asalnya adalah huruf alif kemudian berubah menjadi hamzah.
76
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================

(1)
 Mu’amalah al-Ism al-Muannats

Beberapa hal yang harus diperhatikan sebagai mua’amalah terhadap ism muannats :
1. Menunjuknya dengan ism isyarah yang khusus untuk ism muannats

Ini adalah si Khadijah

Ini adalah dua orang guru

Itu adalah si Hasna

2. Menggunakan dhamir yang sesuai sebagai kata ganti

Surat (itu), ku telah membacanya

Para siswi (itu), ku telah mengajarinya

3. Menyambungnya dengan ism maushul yang khusus untuk ism muannats

Guru (pr) (itu) yang ….

Dua siswi (itu) yang ….

4. Memberikan ta’ ta’nits sakinah untuk fi’l yang disandarkan

Aisyah telah menulis …

Salma telah memakan ...

__________________________________________

1. Hal-hal lain yang perlu diperhatikan pula sebagai mu’amalah terhadap ism muannats amatlah
banyak, diantaranya adalah kaidah na’t man’ut, ‘adad ma’dud untuk bilangan 3 sampai 10, dan
ism tashghir.
77
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================

 Taqsim Ism Muannats menurut Alamat dan Mu’amalah


Berdasarkan ciri dan hukum yang berlaku, ism muannats terbagi kepada :
1. Muannats ma’nawi, berlaku padanya mu’amalah ism muannats namun tidak
terdapat alamat ta’nits

2. Muannats lafzhi, tidak berlaku padanya mu’amalah ism muannats namun


terdapat alamat ta’nits

3. Muannats lafzhi wa ma’nawi, berlaku padanya mu’amalah ism muannats dan


terdapat alamat ta’nits

 Taqsim Ism Muannats menurut Zhahir Kalimah


Adapun secara zhahir kalimah, ism muannats terbagi kepada :
1. Muannats haqiqi, yaitu ism muannats yang dapat dibedakan dari ism mudzakkar
secara mudah (1)

2. Muannats majazi, ism muannats yang sulit dibedakan dari ism mudzakkar (2)

__________________________________________

1. Banyak disebutkan bahwa muannats haqiqi adalah untuk setiap yang berjenis kelamin
perempuan baik dari manusia maupun binatang.
2. Berlaku padanya mu’amalah ism muannats, namun mengetahuinya adalah secara sama’i.
78
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================

 Latihan
Lakukanlah seperti contoh untuk mu’amalah terhadap ism-ism berikut sesuai judul
dalam baris pertama !

***
79
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================

IFADAH AT-TA’ I
____________________________________________

 Pendahuluan
Harf ta’ yang datang di akhir ism tidak selamanya sebagai tanda ta’nits. Bahkan
terkadang ditemukan ism dengan akhiran ta’ marbuthah namun tidak berlaku padanya
mu’amalah ism muannats dan bukan sebagai ism muannats.

 Beberapa Fungsi Ta’ Marbuthah


1. Membedakan mana mudzakkar dan mana muannats antara sifat-sifat

2. Menunjuk bentuk tunggal dari ism jenis

3. Mubalaghah, yaitu untuk kelebihan dalam sifat

Penyeru/da’i

Pengganti/khalifah

4. Ta’kid mubalaghah, menguatkan ism mubalaghah

Yang benar-benar berilmu

Yang benar-benar memahami


__________________________________________

1. Bentuk tunggal dari adalah , dan seterusnya untuk contoh aplikasi di atas.
80
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================

5. Pengganti huruf lain, seperti fa’ fi’l dan lam fi’l

 Mu’amalah untuk Ism-Ism dengan Akhiran Ta’ Marbuthah


Mu’amalah untuk ism-ism dengan akhiran ta’ marbuthah di atas terbagi kepada dua
kelompok :
1. Mu’amalah ism muannats, berlaku untuk ism muannats dan ism wahdah.

2. Mu’amalah ism mudzakkar, berlaku untuk ism mubalaghah dengan ta’ dan ism
mubalaghah muakkad bi at-ta’

__________________________________________

1. Karena mashdar secara qiyas wazan atau mashdar asli untuk sejatinya adalah .

2. Muannats untuk kalimah adalah .


81
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================

 Latihan
Coret kalimah yang tidak perlu dan sebutkan hasil tarkibnya lengkap berharakat
seperti contoh !

***
82
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================

ISM AL-ISYARAH I
_________________________________________________

 Pendahuluan
Dalam sub bab ini diulas tentang hakikat dan sejatinya kalimah-kalimah yang disebut
sebagai ism al-isyarah.

“ … dan yang demikian Itulah agama yang


   
lurus” (al-Bayyinah : 5)
“ … yang demikian itu adalah sebagian dari
    
apa yang diajarkan kepadaku oleh Tuhanku …”
(Yusuf : 37)
“mereka berkata: "Demikianlah Tuhanmu
    
memfirmankan" ..” (adz-Dzariyat : 30)

 Sejatinya Ism al-Isyarah


Berikut adalah kosakata ism isyarah dan klasifikasi guna.

2 2

__________________________________________

1. Ada sekitar 10 lafazh kalimah ism isyarah untuk mufrad muannats, dan penyusun sebutkan
seperlunya saja.
2. Untuk dan bilamana beri’rab marfu’, sedangkan dan bilamana beri’rab
manshub atau majrur. Adapun selain mereka dari ism-ism isyarah adalah berhukum mabni.
83
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================

 Kata Bantu untuk Kinerja Ism al-Isyarah


Berikut adalah kata bantu yang digunakan untuk memaksimalkan fungsi ism isyarah :
1. Haa at-Tanbih, meminta perhatian dari pendengar, datang di awal ism isyarah (1)

(2)
2. Kaf al-Khithab, sesuai kepada yang diajak bicara, datang di akhir ism isyarah

(3) (4)
3. Lam al-Bu’d, menunjuk sesuatu yang jauh, tersisip antara ism dan kaf

 Boleh menggabungkan antara haa tanbih dengan kaf khithab yang tanpa lam
bu’d pada ism isyarah

__________________________________________

1. Maka kalimah adalah rangkaian , dan seterusnya demikian.

2. Maka kalimah adalah rangkaian , dan seterusnya demikian.


3. Berlaku untuk beberapa saja dari kosakata ism isyarah.
4. Maka kalimah adalah rangkaian , dan seterusnya demikian.
84
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================

 Tashrif Kaf al-Khithab (1) dan Aplikasinya


 Cara guna : ism isyarah disesuaikan menurut jenis dan bilangan sesuatu yang
ditunjuk, sedangkan kaf khithab disesuaikan menurut jenis dan bilangan orang
yang diajak bicara.
1. Al-musyar ilaih berupa ism mudzakkar (2)

Itulah kantorku wahai siswa

Itulah kantorku wahai dua siswa

Itulah kantorku wahai para siswa

Itulah kantorku wahai siswi 3

Itulah kantorku wahai dua siswi

Itulah kantorku wahai para siswi

(4)
2. Al-musyar ilaih berupa ism muannats

Itulah ruanganku wahai pak guru

Itulah ruanganku wahai dua pak guru

Itulah ruanganku wahai para pak guru

Itulah ruanganku wahai bu guru

Itulah ruanganku wahai dua bu guru

Itulah ruanganku wahai para bu guru

__________________________________________

1. Kaf al-khithab di sini merupakan kalimah berjenis harf. Berbeda dengan kaf al-khithab dari
kelompok dhamir yang berjenis ism. Walaupun demikian, mereka sama-sama boleh untuk
ditashrif.
2. Al-musyar ilaihi yaitu kalimah .

3. Kalimah untuk muannats, mudzakkarnya adalah , dan status mereka disini sebagai
munada dengan huruf nida yang dibuang.
4. Al-musyar ilaihi yaitu kalimah .
85
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================

 Latihan
Berikanlah ism isyarah ber-kaf al-khithab, yang sesuai dengan jenis dan bilangan al-
musyar ilaih serta mukhathabnya seperti contoh, kemudian berilah syakal dan
terjemah !

Itulah penaku wahai lelaki

Itulah penaku wahai perempuan

Itulah kacamataku wahai dua lelaki

Itulah kacamataku wahai dua perempuan

***
86
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
87
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================

BAB 7

________________________________

AL-‘ADAD

________________________________

CAKUPAN MATERI :

 AL-‘ADAD WA AL-MA’DUD
 AL-‘ADAD AT-TARTIBI
88
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
89
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================

AL-‘ADAD WA AL-MA’DUD I
___________________________________________________________

 Pendahuluan
Ism ‘adad adalah ism yang menunjuk kepada ma’na bilangan atau jumlah.

Aku punya 15 buah buku

Aku punya 5 buah buku (1)

Aku punya 25 buah buku

 Ragam Bentuk Ism ‘Adad


Ada tiga macam bentuk ism ‘adad :
1. ‘Adad Mufrad, berupa kalimah tunggal

3 3 2

1000 100 20 10 6 5

2. ‘Adad Murakkab, bilangan untuk 11 sampai 19

16 15 11 12

3. ‘Adad Ma’thuf ‘alaih, dengan menggunakan wawu sebagai huruf ‘athaf

64 42 25
__________________________________________

1. berarti bilangan contoh : , sedangkan berarti angka contoh : 5 .

2. Kalimah merupakan muannats untuk kalimah yang berasal dari kalimah .

3. dan seterusnya disebut yang berarti bilangan puluhan.


90
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================

 Hukum Tamyiz untuk ‘Adad


Kalimah berstatus tamyiz untuk ‘adad berhukum berikut :
1. Berupa ism jama’ dengan i’rab majrur bil idhafah, berlaku untuk tamyiz ‘adad 3
sampai 10

Aku punya 3 buah buku

Aku punya 6 orang guru

Aku punya 10 buah majalah

2. Berupa ism mufrad dengan i’rab manshub, berlaku untuk tamyiz bilangan 11
sampai 99

Aku punya 11 buah buku

Aku punya 30 buah buku

Aku punya 99 buah pena

3. Berupa ism mufrad dengan i’rab majrur bil idhafah, berlaku untuk tamyiz ‘adad
100 dan 1000

Aku punya 100 buah pena

Aku punya 1000 buah buku

 Tamyiz ‘adad 1 dan 2 : kedua bilangan tersebut tidak perlu ditamyiz, lantaran
terdapat apa yang disebut ism mufrad dan ism mutsanna yang masing-masing
sudah terkandung ma’na ‘adad.

Aku punya sebuah buku

Aku punya dua buah buku

Aku punya sebuah pena

Aku punya dua buah pena


91
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================

 Hukum ‘Adad terhadap Ma’dud


Maksudnya adalah dalam hal tadzkir dan ta’nits, yaitu :
1. Berlawanan jenis antara ‘adad dan ma’dud, berlaku untuk :
a. ‘Adad 3 sampai 9 dalam ketiga bentuk ismnya

b. ‘Adad 10 dalam bentuk mufradnya

2. Sama jenis antara ‘adad dan ma’dud, berlaku untuk :


a. ‘Adad 1 sampai 2 dalam ketiga bentuk ismnya

b. ‘Adad 10 dalam bentuk murakkabnya

__________________________________________

1. Yang dilihat adalah jenis ism mufradnya yaitu yang merupakan ism mudzakkar.
92
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================

3. Lafazh tetap, tidak berubah apapun jenis ma’dud, berlaku untuk :


a. Alfazhul ‘uqud atau bilangan puluhan

b. ‘Adad 100 dan 1000

 Aplikasi dan Praktik I’rab

Aku punya buku satu buah

Aku melewati 7 orang guru

Aku melihat 12 orang siswi

Telah tiba 15 orang lelaki

Telah hadir 60 orang guru perempuan


93
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================

Aku telah menyembelih 57 ekor onta

 Latihan
1. Sebutkan angka untuk ism ‘adad berikut !

43

50

14

2. Terjemahlah dengan memperhatikan hukum tamyiz dan jenis ‘adad !

5 buah buku 54 butir telur

3 buah pena 100 helai rambut

8 keping dinar 17 buah kursi

10 buah apel 50 ekor kambing

6 eks majalah 86 buah rumah

13 lbr kertas 1000 keping


dirham
70 ekor onta 19 ekor ikan
94
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================

3. Berilah syakal, terjemah dan i’rablah !

***
95
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================

AL-‘ADAD AT-TARTIBI I
________________________________________________________

 Pendahuluan
‘Adad tartibi merupakan ism ‘adad yang dimaksudkan untuk mensifati suatu kalimah
dengan dibangun di atas wazan . (1)

Pelajaran kedua

Jam pelajaran kedua

 Isti’mal ‘Adad Tartibi


Diantara ragam penggunaan ‘adad tartibi adalah :
1. Secara mufrad

Pak guru ketiga

Bu guru ketiga

2. Dalam bilangan belasan

Murid (lk) ke-14

Murid (pr) ke-14

3. Bersama lafazh-lafazh ‘uqud atau bilangan puluhan

Bab ke-25

Masalah ke-25

__________________________________________

1. Mereka juga menyesuaikan terhadap maushuf dalam hal tadzkir dan ta’nits.
96
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================

4. Bersama bilangan aslinya (1), menunjukkan bahwa yang disifati adalah salah satu
dari jumlah yang ada

Ustadz anggota dari 3 ustadz

Ustadzah anggota dari 3 ustadzah

5. Bersama bilangan asli di bawahnya (2), berfungsi untuk menyempurnakan atau


menambah dari jumlah bilangan sebelumnya

Siswa ke-6 menambah 5 siswa

Siswi ke-6 menambah 5 siswi

 Aplikasi dan Praktik I’rab

Telah lulus siswi yang ke-14 (itu)

Aku telah membaca bab ke-25

Siswa (itu) adalah orang ke-6 menambah 5


siswa yang ada

Ustadzah (itu) adalah salah satu dari 3


ustadzah yang ada

__________________________________________

1. Bilangan asli untuk adalah kalimah .

2. Bilangan adalah di bawah atau lebih sedikit dari .


97
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================

 Latihan
1. Terjemahlah ke bahasa Arab !

Siswa ke-4

Siswa ke-14

Siswa ke-44

Siswa salah satu dari 4 siswa

Siswa ke-4 (sebelumnya 3 siswa)

2. Terjemahlah ke bahasa Indonesia !

3. Berilah syakal, terjemah dan i’rablah !


98
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
99
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================

BAB 8

________________________________

AL-MAUSHUL

________________________________

CAKUPAN MATERI :

 AL-ISM AL-MAUSHUL
 SHILAH AL-MAUSHUL
100
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
101
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================

AL-ISM AL-MAUSHUL I
________________________________________________________

 Pendahuluan
Dalam sub bab ini diulas tentang kalimah yang berfungsi sebagai kata sambung, yaitu
apa yang disebut ism maushul.

“Apakah kamu merasa aman terhadap


   
Yang di atas langit ..” (al-Mulk : 16)
“ … Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara
   
yang lebih baik …” (Fushshilat : 34)

 Grup Ism Maushul


Berikut adalah kosakata ism maushul dan klasifikasi guna.

1 1

2 2

 Catatan : Hampir seluruh ism maushul di atas dapat digunakan untuk yang
berakal dan non berakal (4), walaupun sebagiannya memiliki ketentuan dan
tempat-tempat tertentu (5).

__________________________________________

1. Untuk dan bilamana beri’rab marfu’, sedangkan dan bilamana beri’rab

manshub atau majrur. Selain mereka dari ism-ism maushul (kecuali ) adalah mabni.
2. Khusus untuk yang berakal saja.
3. Maksudnya adalah boleh untuk mufrad, mutsanna, jama’, baik mudzakkar atau muannats.
4. Berakal seperti manusia dan malaikat, non berakal seperti binatang dan benda mati.
5. Lihat audhah al-masalik oleh Ibnu Hisyam tentang rincian kegunaan ism-ism maushul.
102
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================

 Shilah Maushul
Shilah maushul merupakan penyempurna yang disebutkan setelah ism maushul
sehingga ma’na ism maushul semakin jelas. Dan syarat shilah maushul yaitu :

1. Khabariyah, yaitu berupa informasi atau berita (1)

Hormatilah orang yang telah mengajarimu

2. Ma’hudah, dapat dimengerti oleh pendengar secara terperinci

Beruntung orang yang telah bersabar

3. Terdapat padanya dhamir ‘a-id yang menunjuk kepada ism maushul

Fahamilah apa yang kamu pelajari

Aku memuliakan orang yang telah


memuliakanku

 Aplikasi dalam Jumlah


A. Berakal

Telah datang orang yang lanjut usianya

Hormati dua wanita (itu) yang telah


mengajarimu
Aku melewati orang-orang yang
bersabar atas gangguan
Berilah makan orang yang telah
memberimu makan
Siapa yang (bisa) menulis ?
__________________________________________

1. Sehingga bisa jadi jujur atau benar dan bisa jadi dusta. Adapun lawan khabariyah adalah
insya’iyyah, seperti perintah, larangan, dan semisalnya.
103
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================

B. Non berakal

Telah tiba hari yang kita mencintainya

Aku melewati dua kambing yang saling


menanduk
Hafalkan apa yang kamu pelajari

Apa yang kamu buat ? 1

“ … Maka sebagian dari hewan itu ada


    
yang berjalan di atas perutnya … ”
(an-Nur : 45)

 Latihan
1. Isilah titik-titik dengan dhamir yang sesuai terhadap ism maushul !

2. Isilah dengan ism maushul yang tepat !

__________________________________________

1. Syarat menjadi sebagai ism maushul adalah dengan diawali atau .


104
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================

SHILAH AL-MAUSHUL I
______________________________________________________

 Ragam Shilah Maushul


Shilah maushul dapat berupa :
1. Jumlah, baik berupa jumlah :
a. Fi’liyyah

Telah menang orang yang berlatih (itu)

b. Ismiyyah

Telah lulus orang-orang yang mereka


adalah para pesungguh

2. Syibh jumlah, baik berupa :


a. Jar majrur

Aku melihat orang yang berada di kantor (itu)

b. Zharaf makani

Telah wafat orang yang berada di sisimu

 Apakah Status Shilah Maushul dalam I’rab ?


Ketahuilah bahwa ada dua keadaan I’rab untuk jumlah-jumlah :
1. Mu’rab mahallan, dimana suatu jumlah berkedudukan dengan status tertentu

Gajah (itu) belalainya panjang


105
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================

2. La mahal min al-I’rab, dimana suatu jumlah tidak memiliki status yang
merupakan unsur jumlah (1)

Telah lulus orang yang dia adalah pesungguh

 Praktik I’rab

Telah datang orang yang lanjut usianya

Hormati orang yang berada di sisimu

Aku melewati orang-orang yang mereka


mujtahid

Telah lulus dua orang yang belajar (itu)

Aku melihat orang yang berada di kantor (itu)

__________________________________________

1. Salah satunya adalah jumlah yang menjadi shilah maushul.


106
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================

 Latihan
1. Buatlah jumlah mufidah yang terdapat ism maushul di dalamnya dengan shilah
maushul yang beragam bentuk sesuai judul dalam kolom dan baris tabel !

2. Lakukanlah seperti tabel sebelumnya untuk syakal, terjemah, dan i’rab !


107
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================

BAB 9

________________________________

TA’KID AL-FI’L

________________________________

CAKUPAN MATERI :

 AL-FI’LU AL-MUAKKAD
 I’RAB AL-FI’LI AL-MUAKKAD
108
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
109
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================

AL-FI’LU AL-MUAKKAD I
____________________________________________________

 Pendahuluan
Ulasan sub bab ini adalah tentang hukum dan kaidah dasar fi’l muakkad (1) dengan
menggunakan nun taukid tsaqilah atau khafifah (2).

Bersabarlah engkau secara


sungguh-sungguh dalam
belajar !

 Hukum Nun Taukid untuk Fi’l


Berikut adalah penjelasan tentang hukum taukid fi’l dengan menggunakan nun :
1. Fi’l madhi, tidak boleh mentaukidnya menggunakan nun (3)

Zaid benar-benar telah menulis sebuah surat

2. Fi’l amr, boleh mentaukidnya menggunakan nun kapan dan dimanapun

Tulislah olehmu dengan betul-betul


sebuah surat !
Bersabarlah kamu dengan sungguh-
sungguh dalam ketaatan kepada Allah !
Makanlah olehmu dengan betul-betul
daging (itu) !

__________________________________________

1. Kata kerja yang ma’nanya dikuatkan, dikeraskan, ditekankan.


2. Kata bantu sebagai penguat untuk fi’l bisa berupa .

3. Taukid fi’l madhi adalah dengan kalimah , maka menjadi .


110
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================

3. Fi’l mudhari’, ada tiga hukum berbeda untuk mentaukidnya menggunakan nun :
a. Wajib, bilamana sebagai jawab qasam dan terpenuhi syaratnya (1)

Demi Allah, sungguh aku akan


benar-benar safar esok hari
Demi Allah, sungguh aku akan
benar-benar membaca al-Quran

b. Mamnu’, bilamana sebagai jawab qasam namun tidak terpenuhi syaratnya (2)

Demi Allah, aku tidak akan duduk 3

Demi Allah, aku akan duduk 4

Demi Allah, aku duduk sekarang juga 5

c. Boleh, bilamana bukan sebagai jawab qasam (6)

Sungguh hendaklah dia membaca /


betul-betul membaca buku (itu)
Jangan kamu baca / benar-benar
membaca buku (itu) !
Apakah kamu akan membaca / benar-
benar membaca buku (itu) ?

__________________________________________

1. Syaratnya : (a) bersambung dengan lam jawab qasam, (b) berupa kalimat positif, dan (c) untuk
waktu mendatang. Dan itu ada pada kalimah yang disebutkan dalam contoh jumlah .
2. Yaitu berlawanan dengan tiga syarat yang ada pada hukum wajib taukid.
3. Berupa kalimat negatif, berarti lawannya kalimah positif.
4. Terdapat kalimah yang memisahkan antara fi’l dengan lam jawab qasam yaitu lafazh .

5. Untuk waktu saat bicara, dimana ditunjukkan dengan kalimah .


6. Dan seringkali diaplikasikan dalam kalimat-kalimat permintaan dengan segala macamnya.
111
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================

 Kaifiyah Taukid Fi’l


Hal penting dalam taukid fi’l mudhari’ adalah membuang tanda i’rab rafa’ (1). Dan hal
selanjutnya adalah berkaitan dengan harakat nun taukid serta apa yang terletak
sebelum nun taukid dan lain sebagainya (2).

3 3

__________________________________________

1. Penjelasan untuk praktik kaidah tersebut diringkas melalui tabel tashrif al-furu’ di atas untuk
kemudahan, dengan menggunakan fi’l bina’ salim untuk pengenalan.
2. Baik berupa harakat ataupun huruf.
3. Untuk tanda strip ( - ) berarti tidak dapat dihasilkan taukid dengan nun khafifah untuk kalimah
terkait, lantaran terdapat alif yang bersukun sebelum nun taukid khafifah (yang bersukun pula)
diimbuhkan.
112
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================

 Latihan
Lakukanlah seperti tabel sebelumnya untuk taukid fi’l !

***
113
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================

I’RAB AL-FI’LI AL-MUAKKAD I


________________________________________________________________

 Hukum I’rab untuk Fi’l Muakkad bin Nun

Fi’l mudhari’ yang bersambung dengan nun taukid terbagi kepada dua kelompok
i’rab :
1. Mabni ‘ala al-fathi, untuk fi’l-fi’l yang selain amtsilah khamsah, dimana mereka
bersambung langsung dengan nun taukid tanpa disela oleh dhamir bariz.

2. Mu’rab dengan tanda i’rab yang sesuai (1), untuk fi’l-fi’l yang berupa amtsilah
khamsah, dimana mereka bersambung dengan nun taukid namun terdapat
dhamir bariz (2) yang menengahi.

3 3 3 3 3

 Tentang fi’l mudhari’ ber-nun niswah dan fi’l amr, untuk fi’l mudhari’ ini sudah
berhukum mabni sedari awal lantaran bersambung dengan nun niswah, demikian
juga fi’l-fi’l amr seluruhnya mabni.

__________________________________________

1. Apakah marfu’, manshub, ataukah majzum.


2. Lihat lagi bahasan dhamir muttashil bil fi’l, diktat tahsrif dasar tentang dhamir.
3. Tartibnya : .
114
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================

 Praktik I’rab

Sungguh Zaid akan benar-benar menulis sebuah surat

Demi Allah, sungguh aku akan benar-benar safar esok hari

Apakah kamu berdua betul-betul akan mendengarkan


nasihat (itu) ?
1

Demi Allah, sungguh kalian pasti akan benar-benar


dibangkitkan

__________________________________________

1. Tawali al-amtsal adalah berurutannya huruf hijaiyyah yang sama, seperti berasal dari

, disini terdapat 3 buah nun yaitu nun tanda rafa’ dan nun taukid double,
oleh karenanya dibuanglah nun tanda rafa’ agar tidak terjadi tawali al-amtsal.
2. Wawu al-jama’ah yang berstatus sebagai naib fail pada kalimah dihilangkan lantaran
pertemuan dua sukun, yaitu sukun pada wawu dan sukun pada nun taukid double yang
pertama : .
115
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================

Apakah kamu benar-benar akan makan daging ?

Belajarlah dengan sungguh-sungguh wahai putraku !

Para siswi sungguh akan benar-benar hadir

Jangan kamu benar-benar memukul si Zaid !

***
116
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================

 Latihan
Lakukanlah seperti tabel sebelumnya untuk syakal, terjemah, dan i’rab !
117
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================

KALIMAT PENUTUP

Segala puji bagi Allah, dengan segala limpahan karunia Nya … kebaikan apapun dapat
terlaksana dengan sempurna ….

Para pembaca - yang semoga Allah mulyakan -,

Dengan selesainya pembahasan yang ada pada buku panduan bahasa Arab seri
kelima ini, penyusun ingin kembali mengajak dan memotivasi khususnya kepada diri
penyusun sendiri dan umumnya seluruh pembaca dimanapun berada – terutama yang
masih menapaki langkah awal belajar bahasa Arab -, bahwa apa yang telah kita peroleh
berupa ilmu dari tulisan sederhana ini hanya sebagai langkah awal untuk mempelajari
bahasa Arab pada jenjang-jenjang lanjutan di atasnya.

Ibarat orang ingin membangun rumah atau sebuah bangunan, maka dia memulainya
dengan menata pondasi yang benar-benar kuat dan kokoh. Oleh karenanya, sudah
selayaknya bagi pemula dalam belajar apa pun, untuk memperkuat dasar dan alat-alat
utama menuju kemudahan pada tingkat berikut dan berikutnya. Termasuk salah satunya
adalah belajar bahasa Arab.

Dan hal lain yang ingin penyusun himbau kepada pembaca sekalian agar tidak
meninggalkan daripada mengulang – ulang pelajaran yang sudah dilewati. Karena dengan
semakin sering mengulang, ilmu ini akan terjaga di dalam hati-hati kita. Dan lakukanlah
muroja’ah ini secara rutin tanpa mengesampingkan pelajaran-pelajaran penting lainnya di
jenjang selanjutnya.

Akhir kata pada penutupan ini, jangan lupa untuk selalu memohon kepada Allah Yang
telah menciptakan kita, dari kita tidak mengetahui apa-apa, kemudian mengajarkan
kepada kita bagaimana membaca dan berucap, agar kita dimudahkan dalam belajar dan
menghafal. Juga mengamalkan dan mengajarkan apa yang bermanfaat. Karena manusia
tidak bisa terlepas dari kehendak Allah, dan semua yang terjadi tidak lain kecuali
berdasarkan keinginanNya. Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan ….
118
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================

DAFTAR REFERENSI

 Al-Quran al-Karim

 Audhah al-Masalik ila Alfiyyah Ibni Malik, Ibnu Hisyam al-Anshari al-Mishri, Beirut :
Dar Ibnu Hazm, cet. I, 1429 H – 2008 M.

 Iddah as-Salik ilaa Tahqiq Audhah al-Masalik, Muhammad Muhyiddin Abdul


Hamid, Kairo : Dar ath-Thalaa-i’, 2009 M.

 Ad-Durus an-Nahwiyyah, al-‘Allamah Hifni Nashif Dkk, ta’liq oleh Abu Anas Asyraf
Bin Yusuf Bin Hasan, Iskandariyah : Dar al-Aqidah, cet. I, 1428 H – 2007 M.

 Jadwal ash-Sharf, Hasyim Isma’i, Surabaya : Syirkah Bonggol Indah, 1996 M.

 Kamus Arab – Indonesia, Prof. Dr. H. Mahmud Yunus, Jakarta : PT. Hidakarya
Agung, cet. VIII, 1411 H – 1990 M.

 Al-Mu’jam al-Wasith, Jumhuriyyah Mishr al-Arabiyyah Majma’ Lughoh al-


Arabiyyah, Mesir : Maktabah asy-Syuruq ad-Dauliyyah, cet. V, januari 2011 M.

 Silsilah Ta’lim al-Lughah al-Arabiyyah Edisi Nahwu Mustawa 3 (diktat Jami’ah


Muhammad Bin Su’ud al-Islamiyah), tim ahli di bawah bimbingan Dr. Abdullah al-
Hamid, KSA : Pustaka Jami’ah, t.th.

 Silsilah Ta’lim al-Lughah al-Arabiyyah Edisi Nahwu Mustawa 4 (diktat Jami’ah


Muhammad Bin Su’ud al-Islamiyah), tim ahli di bawah bimbingan Dr. Abdullah al-
Hamid, Jakarta : Lembaga Da’wah dan Ta’lim, t.th.

 At-Tuhfah as-Saniyyah bi Syarh al-Muqaddimah al-Ajurumiyyah, Muhammad


Muhyiddin Abdul Hamid, Dimasyq : Maktabah Dar al-Fiha’ & Riyadh : Maktabah Dar
as-Salam, cet. I, 1414 H – 1994 M.

 Al-Ikhtishor wa at-Takmil li Syarh Ibni ‘Aqil ‘Ala Alfiyyah Ibni Malik Juz 3 & 4, Dr.
Mu’min Bin Shabri Ghonam, Riyadh : Maktabah ar-Rusyd, cet. I, 1425 H – 2004 M.

 Bahasa Arab Sebarkan Seri 1 (Tashrif-Dasar), Daud Abdu Robbil Haq, Ungaran :
Pustaka SAIN, cet. III, 1438 H – 2017 M.

 Bahasa Arab Sebarkan Seri 2 (Nahwu-I’rab), Daud Abdu Robbil Haq, Ungaran :
Pustaka SAIN, cet. II, 1438 H – 2017 M.
119
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================

 Bahasa Arab Sebarkan Seri 3 (Baca Kitab), Daud Abdu Robbil Haq, Ungaran :
Pustaka SAIN, cet. II, 1438 H – 2017 M.

 Bahasa Arab Sebarkan Seri 4 (Tashrif Menengah), Daud Abdu Robbil Haq, Ungaran :
Pustaka SAIN, cet. I, 1439 H – 2018 M.

 Mushaf al-Burhan Edisi Ummahatul Mukminin Terjemah Per-Kata Tajwid, H.


Nandang Burhanudin, Lc., M.Si., Bandung : Cv. Media Fitrah Rabbani, t.th.

 Kamus al-Ma’any, Kamus Online, www.almaany.com

 Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Kamus Online, www.kbbi.web.id

 Referensi-referensi lain daripada bangku kuliah, internet, TIM SAIN, dan lainnya.
120
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================

CATATAN
…………………………………………………………………………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………………………………………………………………………….

You might also like