Professional Documents
Culture Documents
Diktat Nahtem
Diktat Nahtem
BAHASA ARAB
NAHWU – TEMATIK
SERIAL V ILMU BAHASA
METODE SEBARKAN
BUAH PENA
PENERBIT
PUSTAKA SAIN
NAHWU – TEMATIK
METODE SEBARKAN
SEmangat BelajAR & menyenangKAN
(Tema Menarik dan Unik dalam Ilmu Nahwu)
Penyusun
Abu Umar Daud Abdu Robbil Haq bin Suharyono bin Satimin al-Jawawy
Muraja’ah Isi
Habli Anwar & Miqdad al-Kindi
Cover
@Faruq Muhammad Afif
Terbit Perdana
Sya’ban 1439 H – April 2018 M
Penerbit
Pustaka SAIN – Sekolah Islam Online
Perum Ungaran Baru, Ungaran Timur, Kab. Semarang
Phone : 0857-8560-5631 (WA)
Email : bakik16.sain@gmail.com
Fanspage : fb.com/sekolahislamonline
“tertulis di dalam buku ini sebagian dari al-Quran dan hadits-hadits Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena itu harap diperhatikan penempatannya”
VI
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
DUSTUR
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah Yang dengan ni’matNya sempurnalah segala kebaikan,
dan semoga shalawat serta salam senantiasa tercurah atas Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam.
Alhamdulillah, buku ‘‘nahwu – tematik’’ telah hadir di hadapan para pembaca yang
budiman. Buku yang merupakan bagian dari serial panduan ilmu bahasa Arab ini semoga
dapat menjadi sarana untuk kemudahan belajar dan memenuhi hasrat kaum muslimin
Indonesia khususnya dimanapun dalam mengkaji disiplin ilmu-ilmu Islam.
Seputar Buku
Buku dengan judul yang cukup panjang ini, dan penyusun lebih senang menyebutnya
‘’buku nahwu – tematik’’ merupakan kesinambungan kajian untuk buku seri kedua yaitu
‘’buku nahwu – i’rab’’, yang keduanya sama-sama fokus membahas ilmu i’rab.
Bila seri ‘’nahwu – i’rab’’ fokus pada dasar-dasar ilmu nahwu, maka seri ‘’nahwu –
tematik’’ ini membahas tema-tema menarik dan unik dalam ilmu nahwu. Dimulai dari
kekayaan arti yang ada pada huruf jar, fa’il yang bisa majrur, hakikat ism isyarah, dan lain
sebagainya. Walaupun tidak tersusun secara sistematis namun tetap terklasifikasi berdasar
pokok bahasan. Dan itulah ilmu nahwu, yang saling berkaitan antar satu tema dengan
tema lainnya. Dan penyusun memberi judul buku ini dengan ‘’nahwu – tematik’’.
Secercah Harapan
Penyusun mengharap kepada Allah ‘azza wa jalla semata, semoga buku yang fokus
pada disiplin ilmu nahwu tematik ini tetap dapat dikaji oleh kaum muslimin dalam kelas
pembelajaran yang beragam. Baik dari kelas tatap muka, les privat, kelas formal, non
formal, homeschooling, bahkan online jarak jauh sekalipun. Dimana pembelajarnya juga
tidak dibatasi usia dari mulai usia SMP, SMA, pekuliahan, dewasa dengan segala kesibukan
dan aktivitas hariannya, lansia, berumur, seluruhnya, semoga mereka semua memiliki
kapasitas dan kemampuan untuk dapat melakoni belajar ilmu nahwu. Aamiin …
VIII
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
Kemudian terima kasih kepada kedua orang tua penyusun, Abu Daud dan Ummu
Abdillah di kota kelahiran penyusun nun jauh di sana atas doa dan motivasinya agar
penyusun terus semangat dalam belajar, semoga Allah menjaga mereka berdua. Begitu
pun penyusun ucapkan terima kasih kepada istri tersayang, Ummu Umar yang telah
memotivasi penyusun dalam upaya penyelesaian buku ini, juga waktunya yang direlakan
untuk buku ini. Kemudian kepada dua saudaraku Habli Anwar dan Miqdad al-Kindi, dimana
mereka berdua telah berjasa besar dalam mengoreksi serta memuraja’ah apa yang tertulis
dalam buku ini berupa materi pembelajaran, semoga Allah menjaga mereka.
Dan juga rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dalam hal ini,
terkhusus para peserta kursus ilmu bahasa SAIN – sekolah Islam online, yang mana
semangat mereka belajar menjadikan penyusun terinspirasi dan termotivasi untuk terus
melakukan yang terbaik dalam penyusunan buku ini. Dan tidak lupa, kepada putra-putri
penyusun, abang Umar al-Faruq dan dedek Asma’ Afifah, - semoga Allah senantiasa
menjaga mereka berdua -, buku sederhana ini kuhadiahkan untuk mereka.
Kemudian yang terpenting dari itu semua, semoga amaliyah ini diterima oleh Allah
‘azza wa jalla, dan menjadi pemberat timbangan kebaikan penyusun di akherat kelak.
Aamiin.
Akhirul kalam, penyusun sadari buku ini akan tetap sangat jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak selalu
penyusun nantikan secara terbuka di alamat : bakik16.sain@gmail.com atau ke nomor
0857-8560-5631 (WA).
Semoga Allah merahmati mereka yang mau menegur penyusun terkait kesalahan-
kesalahan dalam buku ini. Wa shallallahu ‘ala Muhammad …..
Penyusun
IX
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
METODE SEBARKAN
Berbicara mengenai metode ‘’sebarkan’’ tak ubahnya berbicara tentang banyak
metode yang telah digunakan oleh para penulis buku di bidang ilmu nahwu umumnya.
Hanya saja penyusun dalam buku ini lebih sedikit menekankan kepada beberapa aspek
pembelajaran seperti yang akan dikemukakan nanti insyaAllah.
Penamaan dengan istilah ‘’sebarkan’’ untuk metode belajar dalam buku ini adalah
menyingkat sebuah ungkapan ‘’semangat belajar dan menyenangkan’’, dengan harapan
penyusun adalah semoga semangat dalam pembelajaran yang dilakoni oleh para pengkaji
buku ini akan senantiasa ada dalam jiwa-jiwa mereka, aamiin.
Seperti tertuang pada halaman ‘’isi buku’’, tampak disana bahwa tema atau materi
telah disusun berdasar klasifikasi masalah. Upaya ini sengaja penyusun lakukan karena
ingin mengangkat tema-tema menarik dan unik sebagai bahan kajian buku ini. Semoga
dengan itu bisa menambah khazanah keilmuan, serta menumbuhkan semangat dan rasa
ingin tahu yang lebih dari para pelajar terhadap ilmu-ilmu Islam dan bahasa Arab yang
nantinya bermanfaat untuk agama ini, aamiin. Kemudian yang menjadi khas metode ini
adalah bahwa dalam setiap bahasan tema, terdapat beberapa poin berikut sebagai titik
berat pengkajian :
Catatan Kaki
Dengan tujuan memberikan garis bawah serta catatan penting akan beberapa
ma’lumat yang kiranya membutuhkan penjelasan khusus dan lebih.
X
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
Praktik I’rab
Dengan tujuan memahamkan tema bahasan melalui praktik merinci status kata
per kata yang berada dalam sebuah atau kumpulan kalimat menggunakan
redaksi full bahasa Arab namun berharakat. Dan penyusun sengaja menuangkan
dengan teks Arab agar pelajar terbiasa dalam mengucapkan kosakata berbahasa
Arab, sehingga lidah lentur dan tidak kaku di kemudian hari, aamiin.
Latihan
Dengan macam-macam bentuk latihan secara praktik menurut isi dari tema
bahasan yang sedang dikaji, bertujuan melatih dan memantapkan isi materi
untuk mengantarkan kepada pemahaman yang benar.
Kesimpulan Ulasan
Demikian sedikit gambaran tentang metode pembelajaran dalam buku sederhana ini.
Semoga dapat membantu serta mengantarkan para pengkaji buku ini kepada ‘’siap untuk
praktik baca kitab kuning’’ di kemudian hari, aamiin.
XI
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
ISI BUKU
DUSTUR .............................................................................................................................. VI
BAB 1
________________________________
MASAIL AL-MAJRURAT
________________________________
CAKUPAN MATERI :
AL-MUDHAF LI AL-YA’
QISMA HURUF AL-JAR
AQSAM HURUF AL-JAR
MA’ANI HURUF AL-JAR
2
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
3
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
AL-MUDHAF LI AL-YA’ I
_____________________________________________________
Pendahuluan
Maksud dari judul di atas adalah keadaan dimana suatu idhafah terdiri dari ism
zhahir sebagai mudhaf dan ya’ al-mutakallim sebagai mudhaf ilaih.
Buku milikku
Sepeda milikku
Ember milikku
Payudara milikku
c. Jama’ Taksir
Rumah-rumah milikku
Ustadz-ustadzku
__________________________________________
1. Apapun i’rab dan statusnya baik marfu’, manshub, atau majrur seperti tampak pada tabel-tabel.
2. Seperti tampak pada keterangan tabel-tabel, walaupun lebih terkenal dengan harakat sukun.
3. Ini adalah ism dengan akhiran huruf wawu atau ya’ yang huruf sebelumya berharakat sukun.
4
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
Buku-buku milikku
Surat-suratku
2. Wajib sukun untuk akhir mudhaf dan wajib fathah untuk ya’ al-mutakallim (1),
berlaku apabila mudhaf berupa :
a. Ism Maqshur
Budak milikku
Tongkat milikku
b. Ism Manqush
Qadhi milikku 2
Pengacara milikku 2
c. Ism Mutsanna
Guru-guruku 2
Panutan-panutanku 2
__________________________________________
1. Perhatikan dengan teliti untuk perubahan dan perbedaan ism-ism di atas tatkala sebelum dan
sesudah idhafah.
2. Tanda tasydid menunjukkan adanya idgham untuk huruf ya’ kepada ya’ mutakallim.
5
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
Latihan
1. Sebutkan idhafah dari kalimah berikut kepada ya’ mutakallim dan terjemahkan !
Terkadang/banyak Seperti
Contoh Aplikasi
__________________________________________
B. Huruf Jar yang Masuk kepada Ism Zhahir dan Ism Dhamir
Lihatlah kepadanya ..
Praktik I’rab
Latihan
Lakukanlah seperti tabel sebelumnya untuk syakal, terjemah, dan i’rab !
__________________________________________
1. Kejelasan akan perihal i’rab kalimah sebagai harf jar dan juga i’rab ism setelahnya, diulas
pada sub tema berikutnya insyaAllah.
10
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
2. Harf Jar Zaid (1), tidak memiliki arti khusus karena sekedar penguat,
keberadaanya atau tidak adanya dalam suatu jumlah adalah sama saja, dan men-
jar ism secara lafazh tanpa jabatan.
3. Harf Jar Syabih bi az-Zaid (2), memiliki arti khusus, keberadaannya dalam suatu
jumlah amatlah penting, dan men-jar ism secara lafazh tanpa jabatan.
__________________________________________
1. Beberapa huruf dari huruf-huruf jar dapat berperan demikian (harf jar zaid atau huruf jar
tambahan) lantaran ma’na yang terkandung di dalamnya.
2. Ada sedikit saja untuk harf jar dan diantaranya adalah , yang hanya masuk kepada
kelompok ketiga saja (harf jar syabih bi az-zaid).
11
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
(4)
Aplikasi dan Praktik I’rab
__________________________________________
1. Hanya harf jar asli dan ismnya, selainnya (baik harf jar zaid atau syabih bi az-zaid berikut ism-
ismnya) tidak membutuhkan muta’allaq.
2. Bisa berupa ism al-fail, ism al-maf’ul, mashdar, shifat musyabbahah, atau ism tafdhil.
3. Contoh muta’allaq yang dihilangkan dari sebuah jumlah mufidah.
4. Perhatikan praktik i’rab kaidah muta’allaq, dan praktik i’rab untuk ism majrur lafzhan.
12
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
Latihan
Lakukanlah seperti tabel sebelumnya untuk syakal, terjemah, dan i’rab !
13
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
Pendahuluan
Setiap kalimah bahasa Arab berjenis al-harf memiliki arti pokok. Namun terkadang,
mereka dapat digunakan kepada arti yang beragam (1). Dan hal ini berlaku pula untuk
huruf al-jar.
Ma’na-ma’na Huruf al-Jar berikut Aplikasinya
1. Kalimah , diantara peruntukan ma’nanya adalah :
__________________________________________
1. Itulah mengapa al-harf berdefinisi “kalimah yang tidak dapat difahami arti sebenarnya kecuali
berada dalam suatu jumlah mufidah bersama kalimah-kalimah lainnya”.
2. Bila ism ghairu munsharif dimasuki atau diidhafahkan kepada ism setelahnya maka ia majrur
__________________________________________
Latihan
Lakukanlah seperti tabel sebelumnya untuk syakal, terjemah, dan sebut ma’na !
17
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
BAB 2
________________________________
MASAIL AL-MARFU’AT
________________________________
CAKUPAN MATERI :
Pendahuluan
Al-fail merupakan diantara status kalimah bahasa Arab dengan i’rab marfu’. Namun
terkadang, kondisi dalam suatu jumlah mengharuskan fa’il dibaca secara majrur.
Kendatipun majrurnya terbatas secara lafazh saja tanpa kedudukan, karena sejatinya
fa’il senantiasa masuk dalam kelompok al-marfu’at.
__________________________________________
1. Dalam kondisi ini mashdar atau ism mashdar berfungsi seperti fungsi fi’lnya, seperti tampak
bahwa manshub sebagai maf’ul bih untuk , dan juga manshub
2. Ma’nanya adalah , dan ini merupakan salah satu dari dua model uslub ta’ajjub atau
Praktik I’rab
__________________________________________
Latihan
Lakukanlah seperti tabel sebelumnya untuk syakal, terjemah, dan i’rab !
22
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
NAWAIB AL-FA’IL I
_________________________________________________
Pendahuluan
Asal suatu jabatan naib al-fa’il adalah dari maf’ul bih (1). Namun demikian, terkadang
naib fa’il dapat berasal dari jabatan-jabatan selain maf’ul bih. Dan berikut adalah
penjelasan dan keterangan ringkasnya.
Nawaib al-Fa’il
Terdapat 4 jabatan yang berpotensi menjabat sebagai naib fa’il, yaitu :
1. Al-Maf’ul Bih, telah jelas urusannya.
2. Al-Jar wa al-Majrur, dengan syarat harf jar tidak berma’na untuk at-ta’lil.
3. Azh-Zharf (2), syaratnya berupa zharaf mutasharrif (3) sekaligus mukhtash (4).
__________________________________________
1. Inilah masyhur dan sering jumpa, sehingga naib fa’il bernama alias : .
2. Bernama alias : .
4. Bersifat khusus, baik berupa mudhaf, man’ut, ism ‘alam, atau dilekati .
23
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
4. Al-Mashdar (1), syaratnya berupa mashdar mutasharrif (2) sekaligus mukhtash (3).
Praktik I’rab
__________________________________________
Latihan
Lakukanlah seperti tabel sebelumnya untuk syakal, terjemah, dan i’rab !
__________________________________________
__________________________________________
Kapankah ujian ?
Bagaimana keadaan ?
__________________________________________
(1)
Praktik I’rab
__________________________________________
1. Beberapa contoh jumlah untuk masalah terkait sudah diulas i’rabnya dalam diktat nahwu i’rab.
2. Dapat dikatakan berdasarkan pembagian khabar berupa syibh jumlah.
Kapankah ujian ?
Latihan
Lakukanlah seperti tabel sebelumnya untuk syakal, terjemah, dan i’rab !
29
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
INNA WA ANNA I
_____________________________________________
Pendahuluan
Sub bab ini membahas tentang penggunaan antara kalimah dan secara tepat
kapan dan dimana (1). Dimana keduanya sama-sama berfungsi sebagai harf taukid atau
penguat, namun berbeda cara guna.
__________________________________________
1. Penyusun sebutkan sebagian saja, selebihnya lihat dalam Audhah al-Masalik Ibnu Hisyam.
2. Yaitu ism anna dan khabar anna.
3. Maka wajib ber-fathah pada tempat-tempat di atas dan tidak boleh dibaca kasrah .
30
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
1. Dan sejatinya akan senantiasa mengawali jumlah mufidah dengan segala jenis dan keadaan
jumlah mufidah tersebut dalam suatu kalam seperti tampak pada tempat dan contoh di atas.
2. Maka wajib ber-kasrah pada tempat-tempat di atas dan tidak boleh dibaca fathah .
4. Jumlah setelah ism nakirah (seperti : ) adalah ber-mahal sebagai shifat atau na’t.
Praktik I’rab
__________________________________________
1. Lihat lagi ulasan tentang apa itu mashdar muawwal dan cara i’rabnya dalam diktat Nahwu I’rab.
2. Adapun bila jumlah ini berada setelah ism ma’rifah maka .
3. Sedikit perkenalan tentang al-Hikayah, ulasan lengkapnya dapat merujuk ke kitab-kitab induk.
32
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
Latihan
Lakukanlah seperti tabel sebelumnya untuk syakal, terjemah, dan i’rab !
33
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
BAB 3
________________________________
MASAIL AL-MANSHUBAT
________________________________
CAKUPAN MATERI :
ZHANNA WA AKHAWATUHA
TA’ADDUD AL-MAF’UL BIH
HALAT AL-MAF’UL LAHU
ADAWAT AL-ISTITSNA’
LAA AL-‘AMILAH ‘AMAL INNA
34
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
35
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
ZHANNA WA AKHAWATUHA I
___________________________________________________________
Pendahuluan
Kelompok ketiga daripada nawasikh mubtada’ khabar (1) adalah fi’l dan
koleganya. Bersama fa’il-fa’ilnya, mereka merubah jabatan mubtada’ dan khabar
menjadi maf’ul bih ganda.
__________________________________________
1. Kelompok pertama adalah dan koleganya, merafa’kan mubtada dan menashbkan khabar
menjadi ism dan khabar mereka. Sedangkan kelompok kedua adalah dan koleganya,
menashbkan mubtada dan merafa’kan khabar menjadi ism dan khabar mereka.
2. Masuk dalam kategori , yang merupakan kata kerja batin.
36
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
Zaid berdiri
3. Banyak diantara mereka yang bertashrif sempurna, sehingga selain shighah fi’l
madhi pun dapat beroperasi sebagai nawasikh
Praktik I’rab
Latihan
1. Ubahlah jumlah berikut kepada tarkib yang berbeda seperti contoh !
38
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
Pendahuluan
Lain halnya dengan fa’il, adapun maf’ul bih dapat ditemukan lebih dari satu buah
dalam sebuah jumlah mufidah. Untuk mengetahuinya, diperlukan kajian tentang
pembagian dan ragam fi’l muta’addi.
2. Fi’l muta’addi yang butuh kepada 2 maf’ul bih, mereka terbagi kepada :
a. Dua maf’ul bih nya berasal dari mubtada khabar (1)
Fi’l muta’addi bi al-harf, inilah fi’l lazim yang butuh kepada maf’ul bih
dengan bantuan huruf jar.
Praktik I’rab
Latihan
Lakukanlah seperti tabel sebelumnya untuk syakal, terjemah, dan i’rab !
42
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
2. Dengan imbuhan al, maka ia seringkali majrur (2) dan terkadang manshub
3. Sebagai mudhaf, maka ia sama frekuensi dalam hal boleh manshub dan majrur (2)
__________________________________________
1. Diakui sebagai al-maf’ul lahu bila telah terpenuhi syarat-syaratnya, seperti berupa mashdar,
amalan qolbi, dan seragam terhadap fi’l inti dalam hal waktu terjadi dan pelaku kejadian. Lihat
lagi diktat Nahwu I’rab tentang maf’ul li ajlih.
2. Dan manakala majrur, maka statusnya adalah sebagai al-majrur bil harfi.
43
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
Bila salah satu dari syarat-syarat al-maf’ul lahu tidak terpenuhi, maka ism tersebut
wajib majrur (1) dengan huruf jar yang berma’na ta’lil (2)
Praktik I’rab
__________________________________________
Latihan
2. Harakatilah jumlah berikut dan sebutkan alasan kenapa ism-ism cetak tebal
berikut tidak dapat berstatus sebagai maf’ul lahu !
***
45
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
ADAWAT AL-ISTITSNA’ I
_________________________________________________________
Pendahuluan
Ada beberapa kalimah yang dapat digunakan sebagai alat pengecualian (1)
Kecuali,
selain
(2)
2. Untuk kalimah dan sendiri berhukum seperti hukum ism setelah
__________________________________________
1. Untuk bahasan mustatsna bi illa telah diulas dalam diktat Nahwu I’rab, walhamdulillah.
2. Lihat lagi bahasan ragam bentuk istitsna’ dalam diktat Nahwu I’rab.
46
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
Praktik I’rab
__________________________________________
1. Majrur bila dkk dianggap sebagai huruf jar, dan manshub bila dkk dianggap sebagai fi’l.
2. Karena maa al-mashdariyah tidaklah masuk melainkan kepada kalimah berjenis fi’l.
3. Contoh istitsna’ taam mujab (mustatsna minhu disebut dan dalam kalimat positif).
4. Contoh istitsna’ taam manfi (mustatsna minhu disebut dan dalam kalimat negatif).
47
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
__________________________________________
1. Contoh istitsna’ mufarragh (mustatsna minhu tidak disebut dan dalam kalimat negatif).
2. Contoh istitsna’ taam manfi (mustatsna minhu disebut dan dalam kalimat negatif), dan lihat
bagaimana perbedaan harakat antara dan dengan status keduanya yang ganda.
3. Lihat bagaimana I’rab adat istitsna’ yang sehingga berpengaruh kepada status ism setelahnya.
48
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
Latihan
Lakukanlah seperti tabel sebelumnya untuk syakal, terjemah, dan i’rab !
***
49
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
LAA AL-‘AMILAH I
______________________________________________
Pengenalan
(1)
Dialah huruf yang merupakan saudara . Berfungsi menashbkan ism dan
merafa’kan khabar.
1. Karena harf ada banyak macam dan fungsi, seperti saudara , harf zaid, dan lainnya.
50
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
(1)
b. Syabih bil mudhaf
2. Ism laa mabni, yaitu ism laa yang manshub secara kedudukan dan lafazhnya
mabni dengan tanda manshubnya. Ism laa demikian bilamana berupa :
Mufrad, yaitu kalimah tunggal, bukan mudhaf atau syabih bil mudhaf (2)
Praktik I’rab
__________________________________________
1. Syabih bil mudhaf adalah ism yang memiliki kaitan dengan apa yang datang setelahnya, baik
berupa fail, maf’ul, atau naib fail. Juga bisa berupa apa yang datang setelah ism berkaitan
dengan ism tersebut, baik berupa jar majrur atau zharaf. Dan bentuk ism semacam ini biasa
ditemukan dalam bahasan ragam munada dan ragam ism laa.
2. Sehingga ism mufrad, mutsanna, dan jama’ masuk dalam kategori mufrad selama tidak sebagai
mudhaf atau syabih bil mudhaf.
3. Contoh muta’allaq jar majrur berupa ism fa’il. Lihat lagi bahasan aqsam huruf al-jar di buku ini.
51
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
Latihan
Lakukanlah seperti tabel sebelumnya untuk syakal, terjemah, dan i’rab !
__________________________________________
BAB 4
________________________________
________________________________
CAKUPAN MATERI :
IZHHARU AN WA IDHMARUHA
JAZM JAWAB ATH-THOLAB
54
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
55
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
IZHHARU AN WA IDHMARUHA I
________________________________________________________________
Keistimewaan An
Diantara keistimewaan adalah berikut :
1. Dapat dita’wil kepada mashdar bersama fi’lnya
Kelulusanmu menggembirakanku
1. Setelah lam al-juhud (2), dan jumlah biasa diawali dengan atau
1. Perhatikan contoh-contoh jumlah yang disebutkan, didapati bahwa harf tidak tertulis
apalagi terucap, namun tetap berfungsi menashbkan fi’l mudhari’.
2. Berfungsi untuk pengingkaran.
56
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
(1)
4. Setelah fa’ as-sababiyah , sebagai jawaban untuk kalimat negatif atau kalimat
permintaan
(2)
5. Setelah waw al-ma’iyyah , sebagai jawaban untuk kalimat negatif atau kalimat
permintaan
__________________________________________
1. Apa yang disebut sebelumnya merupakan sebab terjadinya apa yang disebut setelahnya.
2. Apa yang disebut sebelumnya dan apa yang disebut setelahnya terjadi secara bersamaan.
57
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
Praktik I’rab
Latihan
Lakukanlah seperti tabel sebelumnya untuk syakal, terjemah, dan i’rab !
59
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
(1)
Pendahuluan
Bila ternyata tidak ditemukan fa’ as-sababiyah setelah kalimat permintaan, maka fi’l
mudhari’ yang ada dihukumi majzum sebagai jawab ath-thalab dan tidak lagi manshub.
Ada 3 syarat yang harus terpenuhi untuk jazmnya jawab ath-thalab, yaitu :
1. Ada dalam sebuah kalam yang didahului kalimat permintaan (2)
2. Berupa fi’l mudhari’ yang merupakan akibat/balasan dari kalimat permintaan
3. Fi’l mudhari’ tersebut bebas dari fa’ as-sababiyah
__________________________________________
1. Masih ada hubungan dengan tema dalam sub bab sebelumnya, yaitu .
Perhatikan pula i’rab yang berbeda untuk dua kalimah dalam dua jumlah di atas.
2. Permintaan atau ada banyak macam, diantaranya adalah perintah, larangan, dan
pertanyaan.
60
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
Praktik I’rab
__________________________________________
1. Lihat lagi bahasan dalam diktat Nahwu I’rab tentang fi’l mudhari’ majzum, khususnya terkait
pengenalan jazim fi’lain atau adawat syarth.
61
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
Latihan
1. Rincilah adat syarth dan fi’l syarth untuk setiap jumlah berikut seperti contoh !
***
62
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
63
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
BAB 5
________________________________
MASAIL AT-TAWABI’
________________________________
CAKUPAN MATERI :
AN-NA’T AS-SABABI
‘ATHF AL-BAYAN
64
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
65
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
AN-NA’T AS-SABABI I
____________________________________________________
2. Na’t sababi, mensifati apa yang memiliki hubungan dengan kalimah yang diikuti
Tentang contoh jumlah untuk na’t sababi : Hakikatnya adalah sifat untuk
__________________________________________
1. Penjelasan lengkapnya dapat dilihat dalam diktat Nahwu I’rab tentang Na’at.
66
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
2. Dalam hal jenis (mudzakkar atau muannats), na’t sababi mengikuti apa yang
datang setelahnya tanpa mengikuti man’utnya
3. Dalam hal bilangan (mufrad, mutsanna, atau jama’), na’t sababi senantiasa dan
selamanya mufrad, walaupun man’ut atau apa yang datang setelahnya berupa
mutsanna atau jama’
__________________________________________
1. Ismu al-fail, ismu al-maf’ul dan semisalnya berpotensi layaknya fungsi fi’l, yaitu merafa’kan fa’il
atau menashbkan maf’ul bih.
67
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
Praktik I’rab
Latihan
1. Berilah syakal dan terjemahkan !
2. I’rablah tiga jumlah yang kamu suka dari jumlah-jumlah di atas ke dalam tabel !
***
69
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
‘ATHF AL-BAYAN I
_________________________________________________
__________________________________________
1. Penjelasan lengkapnya dapat dilihat dalam diktat Nahwu I’rab tentang ‘Athaf.
2. Menyerupai saja dan bukan sebagai sifat, sehingga bukan na’t.
3. Tentu saja status ‘athf bayan ada pada kalimah-kalimah yang kedua.
4. Kunyah atau panggilan adalah rangkaian idhafah yang biasa diawali dengan atau .
70
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
2. Kalimah dengan status ‘athf bayan adalah mirip dengan dan boleh di-i’rab
sebagai badal muthabiq (4)
__________________________________________
Praktik I’rab
Latihan
Lakukanlah seperti tabel sebelumnya untuk syakal, terjemah, dan i’rab !
72
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
73
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
BAB 6
________________________________
AL-ISM
________________________________
CAKUPAN MATERI :
AL-ISM AL-MUANNATS
IFADAH AT-TA’
ISMU AL-ISYARAH
74
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
75
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
AL-ISM AL-MUANNATS I
______________________________________________________
Alamatu at-Ta’nits
Berikut adalah ciri-ciri ism muannats yang membedakannya dari ism mudzakkar :
1. Ta’ muharrakah, melekat di akhir ism, berharakat hidup, dan ditulis secara
terikat mirip ha’ dengan titik dua (1)
2. Alif maqshurah, melekat di akhir ism, seringkali mirip ya’ tanpa titik, dengan
tanpa harakat
3. Alif mamdudah, melekat di akhir ism, berupa hamzah berharakat hidup, dan
sebelumnya alif (2)
Andaikata tidak ditemukan tanda-tanda ta’nits di atas pada ism-ism yang diduga
merupakan ism muannats, maka alternatif identifikasinya adalah melalui
mu’amalah ism muannats secara sama’i.
__________________________________________
1. Atau biasa disebut ta’ marbuthah, atau ha’ ta’nits lantaran dibaca sebagai huruf ha’ ketika
waqaf, dan ia khusus untuk ism saja. Temannya adalah ta’ sakinah, khusus untuk fi’l, tertulis
secara terbuka dengan harakat sukun, seperti dalam kalimah .
2. Maka sejatinya yang dimaksud sebagai alif mamdudah adalah huruf hamzah itu sendiri yang
asalnya adalah huruf alif kemudian berubah menjadi hamzah.
76
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
(1)
Mu’amalah al-Ism al-Muannats
Beberapa hal yang harus diperhatikan sebagai mua’amalah terhadap ism muannats :
1. Menunjuknya dengan ism isyarah yang khusus untuk ism muannats
__________________________________________
1. Hal-hal lain yang perlu diperhatikan pula sebagai mu’amalah terhadap ism muannats amatlah
banyak, diantaranya adalah kaidah na’t man’ut, ‘adad ma’dud untuk bilangan 3 sampai 10, dan
ism tashghir.
77
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
2. Muannats majazi, ism muannats yang sulit dibedakan dari ism mudzakkar (2)
__________________________________________
1. Banyak disebutkan bahwa muannats haqiqi adalah untuk setiap yang berjenis kelamin
perempuan baik dari manusia maupun binatang.
2. Berlaku padanya mu’amalah ism muannats, namun mengetahuinya adalah secara sama’i.
78
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
Latihan
Lakukanlah seperti contoh untuk mu’amalah terhadap ism-ism berikut sesuai judul
dalam baris pertama !
***
79
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
IFADAH AT-TA’ I
____________________________________________
Pendahuluan
Harf ta’ yang datang di akhir ism tidak selamanya sebagai tanda ta’nits. Bahkan
terkadang ditemukan ism dengan akhiran ta’ marbuthah namun tidak berlaku padanya
mu’amalah ism muannats dan bukan sebagai ism muannats.
Penyeru/da’i
Pengganti/khalifah
1. Bentuk tunggal dari adalah , dan seterusnya untuk contoh aplikasi di atas.
80
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
2. Mu’amalah ism mudzakkar, berlaku untuk ism mubalaghah dengan ta’ dan ism
mubalaghah muakkad bi at-ta’
__________________________________________
1. Karena mashdar secara qiyas wazan atau mashdar asli untuk sejatinya adalah .
Latihan
Coret kalimah yang tidak perlu dan sebutkan hasil tarkibnya lengkap berharakat
seperti contoh !
***
82
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
ISM AL-ISYARAH I
_________________________________________________
Pendahuluan
Dalam sub bab ini diulas tentang hakikat dan sejatinya kalimah-kalimah yang disebut
sebagai ism al-isyarah.
2 2
__________________________________________
1. Ada sekitar 10 lafazh kalimah ism isyarah untuk mufrad muannats, dan penyusun sebutkan
seperlunya saja.
2. Untuk dan bilamana beri’rab marfu’, sedangkan dan bilamana beri’rab
manshub atau majrur. Adapun selain mereka dari ism-ism isyarah adalah berhukum mabni.
83
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
(2)
2. Kaf al-Khithab, sesuai kepada yang diajak bicara, datang di akhir ism isyarah
(3) (4)
3. Lam al-Bu’d, menunjuk sesuatu yang jauh, tersisip antara ism dan kaf
Boleh menggabungkan antara haa tanbih dengan kaf khithab yang tanpa lam
bu’d pada ism isyarah
__________________________________________
(4)
2. Al-musyar ilaih berupa ism muannats
__________________________________________
1. Kaf al-khithab di sini merupakan kalimah berjenis harf. Berbeda dengan kaf al-khithab dari
kelompok dhamir yang berjenis ism. Walaupun demikian, mereka sama-sama boleh untuk
ditashrif.
2. Al-musyar ilaihi yaitu kalimah .
3. Kalimah untuk muannats, mudzakkarnya adalah , dan status mereka disini sebagai
munada dengan huruf nida yang dibuang.
4. Al-musyar ilaihi yaitu kalimah .
85
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
Latihan
Berikanlah ism isyarah ber-kaf al-khithab, yang sesuai dengan jenis dan bilangan al-
musyar ilaih serta mukhathabnya seperti contoh, kemudian berilah syakal dan
terjemah !
***
86
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
87
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
BAB 7
________________________________
AL-‘ADAD
________________________________
CAKUPAN MATERI :
AL-‘ADAD WA AL-MA’DUD
AL-‘ADAD AT-TARTIBI
88
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
89
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
AL-‘ADAD WA AL-MA’DUD I
___________________________________________________________
Pendahuluan
Ism ‘adad adalah ism yang menunjuk kepada ma’na bilangan atau jumlah.
3 3 2
1000 100 20 10 6 5
16 15 11 12
64 42 25
__________________________________________
2. Berupa ism mufrad dengan i’rab manshub, berlaku untuk tamyiz bilangan 11
sampai 99
3. Berupa ism mufrad dengan i’rab majrur bil idhafah, berlaku untuk tamyiz ‘adad
100 dan 1000
Tamyiz ‘adad 1 dan 2 : kedua bilangan tersebut tidak perlu ditamyiz, lantaran
terdapat apa yang disebut ism mufrad dan ism mutsanna yang masing-masing
sudah terkandung ma’na ‘adad.
__________________________________________
1. Yang dilihat adalah jenis ism mufradnya yaitu yang merupakan ism mudzakkar.
92
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
Latihan
1. Sebutkan angka untuk ism ‘adad berikut !
43
50
14
***
95
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
AL-‘ADAD AT-TARTIBI I
________________________________________________________
Pendahuluan
‘Adad tartibi merupakan ism ‘adad yang dimaksudkan untuk mensifati suatu kalimah
dengan dibangun di atas wazan . (1)
Pelajaran kedua
Bu guru ketiga
Bab ke-25
Masalah ke-25
__________________________________________
1. Mereka juga menyesuaikan terhadap maushuf dalam hal tadzkir dan ta’nits.
96
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
4. Bersama bilangan aslinya (1), menunjukkan bahwa yang disifati adalah salah satu
dari jumlah yang ada
__________________________________________
Latihan
1. Terjemahlah ke bahasa Arab !
Siswa ke-4
Siswa ke-14
Siswa ke-44
BAB 8
________________________________
AL-MAUSHUL
________________________________
CAKUPAN MATERI :
AL-ISM AL-MAUSHUL
SHILAH AL-MAUSHUL
100
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
101
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
AL-ISM AL-MAUSHUL I
________________________________________________________
Pendahuluan
Dalam sub bab ini diulas tentang kalimah yang berfungsi sebagai kata sambung, yaitu
apa yang disebut ism maushul.
1 1
2 2
Catatan : Hampir seluruh ism maushul di atas dapat digunakan untuk yang
berakal dan non berakal (4), walaupun sebagiannya memiliki ketentuan dan
tempat-tempat tertentu (5).
__________________________________________
manshub atau majrur. Selain mereka dari ism-ism maushul (kecuali ) adalah mabni.
2. Khusus untuk yang berakal saja.
3. Maksudnya adalah boleh untuk mufrad, mutsanna, jama’, baik mudzakkar atau muannats.
4. Berakal seperti manusia dan malaikat, non berakal seperti binatang dan benda mati.
5. Lihat audhah al-masalik oleh Ibnu Hisyam tentang rincian kegunaan ism-ism maushul.
102
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
Shilah Maushul
Shilah maushul merupakan penyempurna yang disebutkan setelah ism maushul
sehingga ma’na ism maushul semakin jelas. Dan syarat shilah maushul yaitu :
1. Sehingga bisa jadi jujur atau benar dan bisa jadi dusta. Adapun lawan khabariyah adalah
insya’iyyah, seperti perintah, larangan, dan semisalnya.
103
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
B. Non berakal
Latihan
1. Isilah titik-titik dengan dhamir yang sesuai terhadap ism maushul !
__________________________________________
SHILAH AL-MAUSHUL I
______________________________________________________
b. Ismiyyah
b. Zharaf makani
2. La mahal min al-I’rab, dimana suatu jumlah tidak memiliki status yang
merupakan unsur jumlah (1)
Praktik I’rab
__________________________________________
Latihan
1. Buatlah jumlah mufidah yang terdapat ism maushul di dalamnya dengan shilah
maushul yang beragam bentuk sesuai judul dalam kolom dan baris tabel !
BAB 9
________________________________
TA’KID AL-FI’L
________________________________
CAKUPAN MATERI :
AL-FI’LU AL-MUAKKAD
I’RAB AL-FI’LI AL-MUAKKAD
108
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
109
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
AL-FI’LU AL-MUAKKAD I
____________________________________________________
Pendahuluan
Ulasan sub bab ini adalah tentang hukum dan kaidah dasar fi’l muakkad (1) dengan
menggunakan nun taukid tsaqilah atau khafifah (2).
__________________________________________
3. Fi’l mudhari’, ada tiga hukum berbeda untuk mentaukidnya menggunakan nun :
a. Wajib, bilamana sebagai jawab qasam dan terpenuhi syaratnya (1)
b. Mamnu’, bilamana sebagai jawab qasam namun tidak terpenuhi syaratnya (2)
__________________________________________
1. Syaratnya : (a) bersambung dengan lam jawab qasam, (b) berupa kalimat positif, dan (c) untuk
waktu mendatang. Dan itu ada pada kalimah yang disebutkan dalam contoh jumlah .
2. Yaitu berlawanan dengan tiga syarat yang ada pada hukum wajib taukid.
3. Berupa kalimat negatif, berarti lawannya kalimah positif.
4. Terdapat kalimah yang memisahkan antara fi’l dengan lam jawab qasam yaitu lafazh .
3 3
__________________________________________
1. Penjelasan untuk praktik kaidah tersebut diringkas melalui tabel tashrif al-furu’ di atas untuk
kemudahan, dengan menggunakan fi’l bina’ salim untuk pengenalan.
2. Baik berupa harakat ataupun huruf.
3. Untuk tanda strip ( - ) berarti tidak dapat dihasilkan taukid dengan nun khafifah untuk kalimah
terkait, lantaran terdapat alif yang bersukun sebelum nun taukid khafifah (yang bersukun pula)
diimbuhkan.
112
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
Latihan
Lakukanlah seperti tabel sebelumnya untuk taukid fi’l !
***
113
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
Fi’l mudhari’ yang bersambung dengan nun taukid terbagi kepada dua kelompok
i’rab :
1. Mabni ‘ala al-fathi, untuk fi’l-fi’l yang selain amtsilah khamsah, dimana mereka
bersambung langsung dengan nun taukid tanpa disela oleh dhamir bariz.
2. Mu’rab dengan tanda i’rab yang sesuai (1), untuk fi’l-fi’l yang berupa amtsilah
khamsah, dimana mereka bersambung dengan nun taukid namun terdapat
dhamir bariz (2) yang menengahi.
3 3 3 3 3
Tentang fi’l mudhari’ ber-nun niswah dan fi’l amr, untuk fi’l mudhari’ ini sudah
berhukum mabni sedari awal lantaran bersambung dengan nun niswah, demikian
juga fi’l-fi’l amr seluruhnya mabni.
__________________________________________
Praktik I’rab
__________________________________________
1. Tawali al-amtsal adalah berurutannya huruf hijaiyyah yang sama, seperti berasal dari
, disini terdapat 3 buah nun yaitu nun tanda rafa’ dan nun taukid double,
oleh karenanya dibuanglah nun tanda rafa’ agar tidak terjadi tawali al-amtsal.
2. Wawu al-jama’ah yang berstatus sebagai naib fail pada kalimah dihilangkan lantaran
pertemuan dua sukun, yaitu sukun pada wawu dan sukun pada nun taukid double yang
pertama : .
115
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
***
116
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
Latihan
Lakukanlah seperti tabel sebelumnya untuk syakal, terjemah, dan i’rab !
117
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
KALIMAT PENUTUP
Segala puji bagi Allah, dengan segala limpahan karunia Nya … kebaikan apapun dapat
terlaksana dengan sempurna ….
Dengan selesainya pembahasan yang ada pada buku panduan bahasa Arab seri
kelima ini, penyusun ingin kembali mengajak dan memotivasi khususnya kepada diri
penyusun sendiri dan umumnya seluruh pembaca dimanapun berada – terutama yang
masih menapaki langkah awal belajar bahasa Arab -, bahwa apa yang telah kita peroleh
berupa ilmu dari tulisan sederhana ini hanya sebagai langkah awal untuk mempelajari
bahasa Arab pada jenjang-jenjang lanjutan di atasnya.
Ibarat orang ingin membangun rumah atau sebuah bangunan, maka dia memulainya
dengan menata pondasi yang benar-benar kuat dan kokoh. Oleh karenanya, sudah
selayaknya bagi pemula dalam belajar apa pun, untuk memperkuat dasar dan alat-alat
utama menuju kemudahan pada tingkat berikut dan berikutnya. Termasuk salah satunya
adalah belajar bahasa Arab.
Dan hal lain yang ingin penyusun himbau kepada pembaca sekalian agar tidak
meninggalkan daripada mengulang – ulang pelajaran yang sudah dilewati. Karena dengan
semakin sering mengulang, ilmu ini akan terjaga di dalam hati-hati kita. Dan lakukanlah
muroja’ah ini secara rutin tanpa mengesampingkan pelajaran-pelajaran penting lainnya di
jenjang selanjutnya.
Akhir kata pada penutupan ini, jangan lupa untuk selalu memohon kepada Allah Yang
telah menciptakan kita, dari kita tidak mengetahui apa-apa, kemudian mengajarkan
kepada kita bagaimana membaca dan berucap, agar kita dimudahkan dalam belajar dan
menghafal. Juga mengamalkan dan mengajarkan apa yang bermanfaat. Karena manusia
tidak bisa terlepas dari kehendak Allah, dan semua yang terjadi tidak lain kecuali
berdasarkan keinginanNya. Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan ….
118
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
DAFTAR REFERENSI
Al-Quran al-Karim
Audhah al-Masalik ila Alfiyyah Ibni Malik, Ibnu Hisyam al-Anshari al-Mishri, Beirut :
Dar Ibnu Hazm, cet. I, 1429 H – 2008 M.
Ad-Durus an-Nahwiyyah, al-‘Allamah Hifni Nashif Dkk, ta’liq oleh Abu Anas Asyraf
Bin Yusuf Bin Hasan, Iskandariyah : Dar al-Aqidah, cet. I, 1428 H – 2007 M.
Kamus Arab – Indonesia, Prof. Dr. H. Mahmud Yunus, Jakarta : PT. Hidakarya
Agung, cet. VIII, 1411 H – 1990 M.
Al-Ikhtishor wa at-Takmil li Syarh Ibni ‘Aqil ‘Ala Alfiyyah Ibni Malik Juz 3 & 4, Dr.
Mu’min Bin Shabri Ghonam, Riyadh : Maktabah ar-Rusyd, cet. I, 1425 H – 2004 M.
Bahasa Arab Sebarkan Seri 1 (Tashrif-Dasar), Daud Abdu Robbil Haq, Ungaran :
Pustaka SAIN, cet. III, 1438 H – 2017 M.
Bahasa Arab Sebarkan Seri 2 (Nahwu-I’rab), Daud Abdu Robbil Haq, Ungaran :
Pustaka SAIN, cet. II, 1438 H – 2017 M.
119
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
Bahasa Arab Sebarkan Seri 3 (Baca Kitab), Daud Abdu Robbil Haq, Ungaran :
Pustaka SAIN, cet. II, 1438 H – 2017 M.
Bahasa Arab Sebarkan Seri 4 (Tashrif Menengah), Daud Abdu Robbil Haq, Ungaran :
Pustaka SAIN, cet. I, 1439 H – 2018 M.
Referensi-referensi lain daripada bangku kuliah, internet, TIM SAIN, dan lainnya.
120
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
CATATAN
…………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………….