You are on page 1of 12

Jurnal Penelitian Pendidikan

Vol. 35 Nomor 1 Tahun 2018

EKSPERIMEN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT


BASED LEARNING DAN PROJECT BASED LEARNING
TERINTEGRASI STEM UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR DAN KREATIVITAS SISWA PADA
KOMPETENSI DASAR TEKNOLOGI PENGOLAHAN
SUSU

Lani Meita Indah Furi1, Sri Handayani2, Shinta Maharani3

Prodi Pendidikan Teknologi Agroindustri, Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan,


123

Universitas Pendidikan Indonesia


Email: lanimeita@student.upi.edu

Abstract. This study aims to compare the learning model of Project Based
Learning (PjBL) and Project Based Learning integrated with STEM (PjBL-
STEM). This is to determine the implementation of the learning model, learning
outcomes (cognitive and psychomotor aspects) and student creativity on the basic
competence of milk processing technology. The research method used was quasi
experiment with Pretest-postest Nonequivalent control group design which was
done in 3 meetings. The subject of this research is students of SMK PPN Lembang
as many as 60 people, consisting of two classes. Class XI TPHP-1 as a control
class using the PjBL learning model. Class XI TPHP-2 as an experimental class
using the PjBL-STEM learning model. After implementing learning, the use of
PjBL-STEM learning model can improve student learning outcomes (cognitive
and psychomotor aspects) and student creativity in solving problems compared to
using PjBL learning model. The cognitive aspects of the PjBL-STEM class have
a higher N-gain value than the PjBL class. In the PjBL-STEM class, students
have higher psychomotor aspect values than PjBL. Psychomotor aspect is seen
from the value of skill when practicum. Creativity assessment is obtained from
3 indicators of fluency, flexibility, and novelty. The value of students’ creativity
using the PjBL-STEM learning model has a higher value of creativity than the
PjBL learning model.

Keywords: Project Based Learning, STEM integrated learning base learning,


learning outcomes, students’ creativities, basic competence of milk processing
technology

49
Lani Meita Indah Furi, Sri Handayani, Shinta Maharani Eksperimen Model Pembelajaran Project Based Learning Dan Project Based Learning ...

PENDAHULUAN Munandar (2006) menjelaskan alasan


mengapa kreativitas penting untuk di
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) munculkan, dipupuk dan dikembangkan
merupakan sekolah yang berorientasi pada dalam diri peserta didik yaitu : 1)mengenal
dunia kerja, salah satu tujuannya menyiapkan cara mengekspresikan diri melalui hasil
dan memberikan bekal siap kerja pada siswa karya dengan menggunakan teknik-teknik
sebagai tenaga kerja yang terampil tingkat yang dikuasainya, 2)mengenalkan cara dalam
menengah dengan keahlian yang dimilikinya menemukan alternatif pemecahan masalah, 3)
sesuai persyaratan yang dituntut oleh dunia membuat anak memiliki sikap keterbukaan
kerja. Menurut Djohar (2006) pendidikan terhadap berbagai pengalaman, 4)membuat
kejuruan sebagai pendidikan khusus anak memiliki kepuasan diri terhadap apa yang
direncanakan untuk menyiapkan peserta dilakukannya dan sikap menghargai karya
didik memasuki dunia kerja, serta sanggup orang lain. Untuk dapat mengembangkan
mengembangkan sikap profesional dibidang kreativitas siswa bergantung pada guru dalam
kejuruannya. Lulusan pendidikan kejuruan, mengetahui bagaimana kreativitas tersebut
diharapkan menjadi tenaga produktif yang dikembangkan (Bayindir & Inan, 2008). Salah
mampu menciptakan produk unggul yang satu cara untuk meningkat kreativitas tersebut
dapat bersaing di pasar bebas. Mempersiapkan yaitu dengan cara menerapkan model-model
lulusan SMK sebagai tenaga kerja tingkat pembelajaran yang lebih dapat memunculan
menengah yang diharapkan menjadi tenaga ide-ide kreatif dan sesuai dengan kurikulum
produktif, siap untuk memasuki dunia kerja yang diterapkan, yaitu kurikulum 2013.
dan sanggup mengembangkan keahliannya Berdasarkan observasi dan hasil beberapa
dibidang kejuruannya, nampaknya kerap penelitian, salah satu model pembelajaran yang
mengalami kendala dan masalah. Hasil relevan dengan masalah diatas yang digunakan
observasi empirik Direktorat PSMK tahun adalah model pembelajaran berbasis proyek
2008 permasalahan yang dihadapi dalam Project Based Learning (PjBL). Model PjBL
mempersiapkan siswa SMK sebagai tenaga adalah sebuah model pembelajaran yang
kerja tingkat menengah adalah masih terdapat menggunakan proyek (kegiatan) sebagai inti
kesenjangan kompetensi lulusan SMK dengan pembelajaran. Pembelajaran PjBL terbukti
kebutuhan ril pihak dunia usaha/industri, dapat meningkatkan kreativitas siswa
dimana lulusan SMK masih lemah dalam (Afriana, 2016). Pada pembelajaran PjBL
aspek soft skill. siswa dituntut untuk membuat proyek yang
Soft skill adalah keterampilan seseorang memfokuskan pada pengembangan produk
dalam beriteraksi dengan orang lain atau unjuk kerja, dimana siswa melakukan
(interpersonal skill) dan keterampilan dalam pengkajian atau penelitian, memecahkan
mengatur dirinya sendiri (intra personal masalah dan mensistesis informasi (Waras,
skill) sehingga mampu mengembangkan 2008). Hasil akhir dalam pembelajaran adalah
kemampuan kerja secara maksimal. Salah berupa produk yang merupakan hasil dari
satu keterampilan tersebut yaitu kreativitas kerja kelompok siswa (Kurniawan, 2011).
atau keterampilan berpikir kreatif dalam Kemudian, menurut Sumiran (2009) kegiatan
memecahkan permasalahan yang dihadapi pembelajaran PjBL yang dilaksanakan di
(Djohar, 2006). Sehingga kreativitas laboratorium dapat meningkatkan kreativitas
merupakan salah satu Soft skill yang harus di siswa dari kegiatan pembelajaran ceramah di
kembangkan untuk menghadapi dunia kerja kelas.
(Munandar, 2006). Berdasarkan pengamatan selama

50
Lani Meita Indah Furi, Sri Handayani, Shinta Maharani Eksperimen Model Pembelajaran Project Based Learning Dan Project Based Learning ...

melakukan Program Pengalaman Lapangan siswa dan memicu imajinasi kreatif mereka
(PPL) di SMK Pertanian Pembangunan dan berfikir kritis (Lukman, 2015). Dalam
Negeri Lembang, pembelajaran menggunkan pembelajaran STEM siswa diajak untuk
PjBL saja tidak cukup. Hal ini dikarenakan melakukan pembelajaran yang bermakna
siswa seringkali kesulitan jika dihadapkan dalam memahami sebuah konsep. Siswa diajak
pada kegiatan-kegiatan yang menuntut bereksplorasi melalui sebuah kegiatan proyek,
siswa untuk berfikir kreatif, salahsatunya sehingga siswa terlibat aktif dalam prosesnya.
pada kegiatan swakarya. Swakarya adalah Hal ini menumbuhkan siswa untuk berpikir
kegiatan berwirausaha pada siswa-siswi yang kritis, kreatif, analitis, dan meningkatkan
mengikuti mata pelajaran kewirausahaan. keterampilan berpikir tingkat tinggi
Kegiatan tersebut mencakup perencanaan (Ismayani, 2016). Bertitik tolak dari uraian di
usaha, produksi, pemasaran, hingga analisis atas, dalam upaya meningkatkan kreativitas
usaha yang berlangsung kurang lebih selama siswa perlu diambil langkah-langkah untuk
1 semester. Tetapi saat akan menghadapi perbaikan kualitas pada proses pembelajaran.
kegiatan ini, peserta didik mengalami Bagaimana memberikan pembelajaran yang
kesulitan-kesulitan yang dihadapi saat akan kaya akan aktivitas bermakna dan penuh
melaksanakan kegiatan ini. Kesulitan yang kreativitas, sehingga siswa lebih aktif dan
dihadapi siswa yaitu dalam menentukan ide terampil dalam pemecahan masalah. Hal
pembuatan produk, melakukan pemasaran tersebut diantaranya dengan melakukan
yang inovatif, dan penentuan harga dan laba perbandingan pembelajaran model PjBL pada
yang menunjang analisis kelayakan usaha umumnya yang dijadikan kelas kontrol dan
secara benar. Salah satu upaya yang bisa PjBL-STEM yang dijadikan kelas eksperimen.
dilakukan diantaranya dengan memberikan Sehingga dengan hasil dari perbandingan
suatu perlakukan yang dapat membawa siswa kedua model pembelajaran tersebut dapat
pada tingkat aktivitas dan kreativitas optimal, mengetahui proses pembelajaran yang
perlakukan yang dimaksud adalah dengan bermakna dan dapat dijadikan alternatif untuk
menerapkan pembelajaran Project Based meningkatkan kreativitas siswa khususnya
Learning terintegrasi STEM (PjBL-STEM), dalam menghadapi kegiatan swakarya.
yaitu pembelajaran berbasis proyek dengan
mengintegrasikan bidang-bidang STEM METODE
(sains, teknologi, teknik, dan matematika). Subjek pada penelitian ini adalah siswa-
Dalam pembelajaran PjBL-STEM sangat siswa XI TPHP SMK PPN Lembang. Metode
potensial untuk memberikan pembelajaran penelitian yang digunakan adalah Quasy
yang bermakna. Hasil penelitian Tseng dkk., Eksperiment. Quasy Eksperiment digunakan
(2013) mengungkapkan bahwa PjBL-STEM untuk menghubungkan sebab akibat dengan
dapat meningkatkan minat belajar siswa, melibatkan kelas kontrol disamping kelas
pembelajaran menjadi lebih bermakna, eksperiment. Instrumen penelitian ini antara
membantu siswa dalam memecahkan masalah lain: 1) lembar tes objektif berupa pre-test
dalam kehidupan nyata, dan menunjang dan post-test, 2) lembar observasi, 3) lembar
karir masa depan. Model pembelajaran penilaian keterampilan, 4) lembar penilaian
PjBL- STEM dapat melatih keterampilan kreativitas. Prosedur penelitian dapat dilihat
berfikir siswa (Addin, 2014). PjBL-STEM pada Gambar 1 berikut ini.
terbukti dapat membangkitkan rasa ingin tahu

51
Lani Meita Indah Furi, Sri Handayani, Shinta Maharani Eksperimen Model Pembelajaran Project Based Learning Dan Project Based Learning ...

Tahap Persiapan Tahap Pelaksanaan Tahap Akhir

Gambar 1 Prosedur Penelitian

Analisis Tes Hasil Belajar c. Menghitung Distribusi Frekuensi


a. Menghitung Nilai N-Gain
Hasil tes pengetahuan ini kemudian
Untuk Efektifitas peningkatan Hasil diolah pula menggunakan perhitungan
belajar dapat diketahui dengan menggunakan distribusi frekuensi menurut Sudjana (2005)
teknik Normalized Gain, yaitu dengan rumus : yang didapatkan dengan langkah sebagai
N-Gain = berikut :
𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 − 𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡
1. Tentukan rentang (r), ialah data terbesar
𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀 − 𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡
dikurangi data terkecil dengan rumus:
Skala nilai yang digunakan pada data
N-Gain terdapat pada tabel berikut: R = Xmax – Xmin
Keterangan :
Tabel 1. Kriteria Normalized Gain r = Rentang
Skor N-Gain Kriteria N-Gain Xmax = Data Terbesar
0,70 < N-Gain Tinggi Xmin = Data Terkecil
0,30 < N-Gain ≤ 0,70 Sedang
N-Gain ≤ 0,30 Rendah 2. Tentukan banyak kelas interval (k) dengan
(Hake, 1998) menggunakan rumus:
b. Menghitung Presentase Jumlah Siswa
Tuntas K = 1+(3,3)log n
Untuk menghitung presentase jumlah Keterangan :
siswa yang tuntas atau telah memenuhi nilai k = Banyak kelas interval
KKM pada Kompetensi Dasar penerapan n = Banyak data
prinsip olahan susu yaitu 75, diformulasikan
a) Tentukan panjang kelas interval (p) dengan
sebagai berikut. menggunakan rumus:
𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 (𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚ℎ𝑖𝑖 𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁 𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾) 𝑟𝑟
Presentase Siswa Tuntas =
𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽ℎ𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆ℎ 𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆
x 100% 𝑝𝑝 =
𝑘𝑘
(Prihardina, 2012)

52
Lani Meita Indah Furi, Sri Handayani, Shinta Maharani Eksperimen Model Pembelajaran Project Based Learning Dan Project Based Learning ...

Keterangan :
p = Panjang kelas Interval dengan menghitung persentase peserta didik
r = Rentang yang memperoleh nilai 1-4 pada setiap
k = Banyak kelas Interval indikator penilaia praktikum. Kemudian
presentase yang sudah didapat dideskripsikan
3. Pilih ujung bawah kelas interval pertama. setiap indikatornya. Persentasi kemampuan
Nilai ini diambil dengan data terkecil atau peserta didik dalam setiap indikator pada
data yang kecil dari data terkecil tetapi setiap aspek penilaian praktikum dihitung
selisihnya harus kurang dari panjang kelas menggunakan rumus Ninik, (2014) sebagai
yang telah ditentukan. berikut.
4. Selanjutnya, tabel diselesaikan dengan
menggunakan harga-harga yang telah 𝑛𝑛𝑛𝑛
dihitung 𝑃𝑃𝑃𝑃 = 𝑋𝑋 100%
𝑁𝑁
Hasil tes siswa yang diperoleh peneliti
dianalisis untuk mendapatkan nilai kualitatif
keefektifan belajar melalui ketuntasan belajar Keterangan:
(nilai > 75) dengan cara menghitung persentase Pi = Persentase peserta didik dalam
ketuntasan belajar menggunakan rumus: setiap tingkatan kemampuan
ni = Banyaknya peserta didik dalam
𝑝𝑝1 setiap kemampuan
p= 100%
𝑝𝑝2 N = Banyaknya seluruh peserta didik
I = Tingkat kemampuan nilai 1,2,3,4

Keterangan: Analisis Kreativitas Siswa


p1 = jumlah siswa yang tuntas Banyaknya siswa yang mencapai kategori
p2 = jumlah siswa keseluruhan berpikir kreatif dapat dianalisis dengan teknik
perhitungan persentase dengan rumus berikut
Hasil persentase yang diperoleh akan ini.
dikonversi ke dalam nilai kualitatif sesuai
dengan kriteria keefektifan belajar yang P = (F/N) x 100%
disajikan pada Tabel 2.
Keterangan :
Tabel 2 . Kriteria Keefektifan Belajar
P : persentase yang dicari
F : nilai yang didapat
% Ketuntasan Efektivitas N : jumlah nilai terbesar
0 ≤ p < 41 Sangat Rendah Kategori kreatifitas
41 ≤ p < 56 Rendah 00%-59% = kurang kreatif
56 ≤ p < 66 Cukup 60-74% = cukup kreatif
66 ≤ p < 80 Tinggi 75-90% = kreatif
80 ≤ p < 100 Sangat Tinggi 91-100% = sangat kreatif
Sumber: Sukardjo (2005)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Penilaian Psikomotorik Keterlaksanaan Model Pembelajaran
Data hasil belajar psikomotor peserta Project Based Learning (PjBL)
didik yang sudah didapat kemudian diolah Implementasi model pembelajaran PjBL

53
Lani Meita Indah Furi, Sri Handayani, Shinta Maharani Eksperimen Model Pembelajaran Project Based Learning Dan Project Based Learning ...

dilakukan berdasarkan sintak pembelajaran dibutuhkan, merancang prosedur kerja yang


yang telah dirancang oleh guru. Terdapat 7 akan dilakukan dengan pembuatan diagram
sintak pembelajaran yang dilaksanakan pada proses, merancang proses pengemasan dan
proses pembelajaran dengan terbagi menjadi desain label yang menarik dan sesuai dengan
tiga pertemuan. Berdasarkan pengamatan standar sehingga dapat digunakan pada
observer, dinyatakan bahwa keterlaksanaan produk pengembangan dan menentukan
proses pembelajaran mencapai 100% pada sasaran konsumen untuk kegiatan pemasaran
setiap pertemuannya dimana setiap sintak produk yang dihasilkan. Perencanaan proyek
pembelajaran dilakukan dengan baik oleh berdasarkan fasilitas laboratorium tersebut
peserta didik maupun guru mata pelajaran. akan di aplikasikan pada pelaksanaan
Penerapan model pembelajaran PjBL pada praktikum pertemuan 2. Adapun sintak pada
pertemuan pertama dilakukan 3 sintak pertemuan 2 yaitu pelaksanaan proyek,
pembelajaran yaitu: memulai dengan memantau peserta didik dan kemajuan proyek.
pertanyaan mendasar dan menentukan Keterlaksanaan proses pembelajaran
proyek, menyusun perencanaan proyek, dan pada pertemuan kedua berjalan dengan baik.
menyusun jadwal proyek. Tujuan pada pertemuan 2 yaitu melihat
Terdapat dua tujuan yang ingin dicapai kreativitas peserta didik dalam pengaplikasian
pada pertemuan 1. Tujuan yang pertama, perencanaan produk olahan susu yang telah
peneliti ingin melihat kreativitas peserta didik dirancang pada pertemuan 1. Kegiatan
dalam membuat perencanaan produk inovasi/ pelaksanaan proyek yang dilaksanakan yaitu,
pengembangan olahan susu secara bebas (tanpa pembuatan produk dan pemasaran produk
melihat fasilitas laboraotium dan pengalaman sesuai dengan perencanaan.
praktikum yang pernah dilakukan), dengan Menciptakan produk yang berorientasi
bantuan media internet dan wawasan secara pada konsumen (pasar) diterapkan pada
luas. Tujuan kedua, peneliti ingin melihat model pembelajaran ini karena menurut
kreativitas peserta didik saat memecahkan Yulianti (2013), penerapan model PjBL ini
masalah dalam merencanakan produk inovasi/ bertujuan agar peserta didik mendapatkan
pengembangan olahan susu berdasarkan pengalaman yang sesungguhnya sehingga
fasilitas laboraotorium dengan alat yang dapat menghasilkan produk yang sesuai
masih terbatas dengan bantuan internet dan dengan tuntutan sekolah dan industri serta
pengalaman sebelumnya. Pelaksanaan yang memiliki kesiapan sebelum terjun ke dunia
dilakukan untuk mencapai tujuan pertama, industri. Sintak akhir yang diterapkan pada
peserta didik melakukan tahapan penentuan model pembelajaran PjBL dilaksanakan pada
proyek, menyusun perencanaan proyek, pertemuan 3. Adapun sintak pertemuan 3 yaitu
dan menyusun jadwal proyek. Begitupun penilaian terhadap hasil proyek dan evaluasi.
pelaksanaan untuk mencapai tujuan kedua, Tujuan yang ingin dicapai pada
peserta didik melakukan tahapan yang sama. pertemuan 3 yaitu menganalisis hasil usaha
Tetapi penentuan proyek, perencanaan proyek, terhadap produk yang telah dihasilkan dan
dan penyusunan jadwal proyek disesuaikan melakukan pengembangan produk yang telah
dengan fasilitas laboratorium. Kegiatan dibuat pada pertemuan 2 berdasarkan analisis
perumusan dan perancangan produk yang usaha tersebut, untuk melihat kreativitasnya.
telah dilakukan oleh siwa kelas XI TPHP-1 Kegiatan yang dilakukan yaitu menghitung
dapat mengasah kemampuan menganalisis rasio menggunakan rumus analisis usaha,
serta memunculkan ide kreatif peserta didik untuk mengetahui usaha produk “layak”
dimulai dari perancangan alat dan bahan yang atau “tidak layak” jika layak peserta didik

54
Lani Meita Indah Furi, Sri Handayani, Shinta Maharani Eksperimen Model Pembelajaran Project Based Learning Dan Project Based Learning ...

melakukan beberapa pengembangan sesuai menentukan proyek, diberikan stimulus oleh


dengan hasil uji hedonic yang dibagikan saat guru berupa penguatan mengenai hubungan
melakukan pemasaran kepada konsumen. Jika antara produk yang kan dibuat dengan masa
tidak layak peserta didik menentukan ulang simpan dan kualitas produk sebagai aspek
proyek, merencanakan, dan menyusun jadwal science. Kemudian, guru memeberikan
proyek. Hal tersebut untuk melihat tingkat stimulus agar menggunakan sebuah alat
kreativitas peserta didik. yang dapat mempermudah pekerjaan atau
penyelesaian proyek. Gurupun memberikan
Keterlaksanaan Model Pembelajaran stimulus agar menghubungkan pengetahuan
PJBL Terintegrasi PJBL-STEM untuk mengoperasikan atau mendesain
Implementasi model pembelajaran sebuah prosedur untuk menyelesaikan
PjBL-STEM dilakukan berdasarkan sintak proyek. Dan, guru memberikan stimulus
pembelajaran yang telah dirancang oleh agar menghubungkan antara angka berupa
peneliti atau guru pada terdapat 5 tahap analisis usaha sebelum merencanakan produk
pembelajaran yang dilaksanakan pada (seperti untuk dan rugi), membuat RAB
proses pembelajaran dengan tiga pertemuan. (Rancangan Anggaran Biaya), sehingga
Berdasarkan pengamatan observer, dinyatakan dari proyek tersebut menghasilkan untung.
bahwa keterlaksanaan proses pembelajaran . Menurut Priyono (2008), peserta didik
mencapai 100% pada setiap pertemuannya diberi kesempatan untuk membuat rencana
dimana setiap sintak pembelajaran dilakukan kerja pengerjaan produk (work preparation)
dengan baik oleh peserta didik maupun kemudian rencana kerja dikonsultasikan
guru mata pelajaran. Penerapan model dengan guru, jika rencana kerja disetujui,
pembelajaran PjBL-STEM pada pertemuan aman, cepat dan dapat memenuhi tuntutan,
pertama dilakukan tiga sintak pembelajaran maka segera rencana kerja tersebut dapat
yaitu: Reflection, Research and Discovery. segera digunakan sebagai langkah kerja.
Tujuan pertemuan satu sama dengan Sintak pertemuan 2 yaitu Aplication.
kelas PjBL. Pelaksanaan yang dilakukan Keterlaksanaan proses pembelajaran
untuk mencapai tujuan pertama, peserta didik pada pertemuan kedua berjalan dengan
melakukan tahapan reflection (merefleksi baik. Tujuan pada pertemuan 2 yaitu
materi yanag pernah didapat sebelumnya melihat kreativitas peserta didik dalam
dengan yang akan dipelajari), kemudian pengaplikasian perencanaan produk olahan
research (mengumpulkan informasi mengenai susu yang telah dirancang pada pertemuan 1
infromasi yang menunjang penelitian dengan melibatkan aspek STEM. Kegiatan
yang akan dibuat), dan discovery (mencari pelaksanaan proyek yang dilaksanakan yaitu,
penemuan-penemuan yang dilanjutkan dalam pembuatan produk dan pemasaran produk
penyusunan rencana proyek). Begitupun sesuai dengan perencanaan.
pelaksanaan untuk mencapai tujuan kedua, Keterlaksanaan proses pembelajaran
peserta didik melakukan tahapan yang pada pertemuan kedua berjalan dengan
sama. Tetapi disesuaikan dengan fasilitas baik. Model pembelajaran PjBL-STEM
laboratorium. Untuk mencapai tujuan tujuan yang dilakukan dalam kompetensi dasar
yang diinginkan, tak lepas dari pengarahan menerapkan prinsip dasar olahan susu ini
guru untuk melibatkan aspek STEM kepada diarahkan untuk menghasilkan suatu produk
peserta didik. Hal yang dilakukan yaitu inovasi/pengembangan produk baik dari sisi
penjelasan mengenai materi prinsip pengolahn formulasi, teknik, teknologi, kemasan, dan
susu sebagi aspek STEM. Peserta didik saat cara pemasaran. Sintak akhir yang diterapkan

55
Lani Meita Indah Furi, Sri Handayani, Shinta Maharani Eksperimen Model Pembelajaran Project Based Learning Dan Project Based Learning ...

pada model pembelajaran PjBL-STEM yaitu Kelas PjBL-STEM memiliki nilai


Communication. lebih besar yaitu 97% dibandingkan dengan
Kegiatan yang dilakukan yaitu kelas PjBL yang memiliki nilai ketuntasan
menghitung rasio menggunakan rumus 84%. Hal ini pun dapat terjadi karena
analisis usaha, untuk mengetahui usaha produk menurut Ferdiansyah (2015) bahwa model
“layak” atau “tidak layak” jika layak peserta pembelajaran PjBL terintegrasi STEM secara
didik melakukan beberapa pengembangan signifikan dapat meningkatkan penguasaan
sesuai dengan hasil uji hedonik yang dibagikan konsep terhadap mata pelajaran yang
saat melakukan pemasaran kepada konsumen. diajarkan. Selain itu, PjBL-STEM dalam
Jika tidak layak peserta didik menentukan PjBL memberikan tantangan dan memotivasi
ulang proyek, merencanakan, dan menyusun peserta didik karena melatih peserta didik
jadwal proyek. Hal tersebut untuk melihat berpikir kritis, analisis dan meningkatkan
tingkat kreativitas peserta didik. keterampilan berfikir tingkat tinggi (Capraro
et al., 2013). Melalui pembelajaran PjBL-
Hasil Belajar Ranah kognitif STEM, peserta didik memiliki literasi sains
Hasil belajar ranah kognitif dihasilkan dan teknologi yang nampak dari membaca,
dari nilai pre-test dan post-test. Soal pre-test menulis, mengamati, serta melakukan
dan post-test yang telah tervalidasi diberikan sains sehingga dapat dijadikan bekal untuk
kepada peserta didik kelas PjBL sebagai kelas hidup bermasyarakat dan memecahkan
kontrol dan kelas PjBL-PJBL-STEM sebagai permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan
kelas eksperimen. Pre-test dilakukan pada awal sehari-hari yang terkait dengan bidang ilmu
pembelajaran pertemuan pertama, sedangkan PjBL-STEM (Mayasari et al., 2014). Selain
post-test diberikan pada akhir pembelajaran di itu, didukung dengan pernyataan Daugherty
pertemuan ketiga. Perbandingan hasil kognitif (2013) mengatakan bahwa pembelajaran
antara kelas kontrol dan kelas ekspeimen dalam PjBL-STEM tujuan akhir pembelajaran
dengan model PjBL dan STEM disajikan pada merupakan hasil aktifitas kognitif peserta
tabel 3. didik dalam pembelajaran, yang memuat
konten pembelajaran yang diharapkan peserta
Tabel 3. Perbandingan hasil kognitif antara didik ketahui.
kelas PjBL dan kelas PjBL-STEM
Hasil Belajar Ranah Psikomotorik
Perbandingan Kelas PjBL Kelas PjBL-
STEM
Hasil belajar model pembelajaran PJBL-
N-gain 61,15% 70,79%
STEM dan PJBL pada ranah psikomotorik
Kategori Sedang Tinggi
dilihat dari hasil kegiatan praktikum di
Jumlah 84% 97% laboratorium Ketercapaian hasil belajar
peserta didik peserta didik pada ranah psikomotor ini dinilai
tuntas oleh guru dengan enam indikator penilaian
Jumlah 16% 3% praktikum, yaitu: persiapan alat, persiapan
peserta didik
belum tuntas bahan, sistematika kerja, hasil produk,
Keefektifan Sangat tinggi Sangat tinggi kemasan produk, dan waktu penyelesaian.
Grafik ketercapaian hasil belajar peserta didik
pada ranah psikomotor disajikan pada gambar
2 dan 3.

56
Lani Meita Indah Furi, Sri Handayani, Shinta Maharani Eksperimen Model Pembelajaran Project Based Learning Dan Project Based Learning ...

Perolehan hasil belajar psikomotorik peserta


didik dengan nilai pencapaian dengan nilai
yang amat baik dapat menyatakan bahwa
peserta didik kompeten dalam bidang tertentu.
Hal ini diperkuat oleh Mursid (2013) yang
menyatakan bahwa pada pembelajaran praktik
berorientasi proyek berupa produksi, secara
keseluruhan produk yang dihasilkan oleh
peserta didik menunjukkan kualitas yang lebih
baik, yaitu dalam waktu pengerjaan, sesuai
perencanaan yang benar, metode, ketepatan,
kualitas produk yang dihasilkan. Kelima
peningkatan kualitas pembelajaran selama
Gambar 2 Ketercapaian Penilaian menggunakan model pembelajaran yang
Ranah Psikomotor Kelas dikembangkan serta kesesuaian dengan materi
PjBL yang diberikan yang berorientasi produksi
selalu berkembang dan disesuaikan dengan
kebutuhan masyakarat terhadap produk yang
dikembangkan.
Berdasarkan paparan diatas, hasil belajar
peserta didik ranah psikomotor pada kelas
PjBL-STEM mempunyai nilai keterampilan
pelaksanaan produk inovasi/pengembangan
pengolahan olahan susu yang lebih tinggi
dibandingkan kelas PjBL. Dengan demikian,
model pembelajaran PjBL terintegrasi STEM
dapat meningkatkan aspek psikomotor peserta
didik pada kompetensi dasar pengolahan susu.

Kreativitas peserta didik


Penilaian kreativitas peserta didik di
Gambar 3 Ketercapaian Penilaian lakukan pada setiap pertemuan. Indikator
Ranah Psikomotor Kelas untuk mengetahui kreativitas peserta
PjBL-STEM didik dalam memecahkan permasalahan
menggunakan indikator dari Silver (1997)
Lindawati, dkk (2015) menyatakan yang berpendapat bahwa kreativitas
bahwa dengan pembelajaran berbasis proyek pemecahan masalah diindikasikan dengan
kemampuan soft skill berupa berfikir kreatif kefasihan (fluency), fleksibilitas (flexibility),
peserta didik dapat tergali dengan baik dan dan kebaruan (novelty). Aspek kefasihan
memunculkan pengalaman di dunia nyata. mengacu pada kebenaran dan keberagaman
Pengalaman praktikum dan hasil belajar jawaban yang diberikan peserta didik,
psikomotor yang memiliki kategori “amat aspek fleksibilitas mengacu pada cara-cara
baik” ini dapat membantu membekali peserta berbeda yang diberikan oleh peserta didik
didik untuk persiapan memasuki dunia kerja. dalam memecahkan masalah, sedangkan
aspek kebaruan mengacu pada jawaban

57
Lani Meita Indah Furi, Sri Handayani, Shinta Maharani Eksperimen Model Pembelajaran Project Based Learning Dan Project Based Learning ...

yang diberikan tidak biasa untuk tingkat Berdasarkan gambar 4 terlihat bahwa
pengetahuan peserta didik pada umumnya rata-rata nilai kreativitas yang diperoleh
atau juga bisa mengacu pada cara baru yang kelas eksperimen dengan menggunakan
ditampilkan peserta didik. Cara yang baru pembelajaran STEM Project Based Learning
tersebut bisa saja merupakan cara kombinasi memiliki nilai rata-rata yang lebih tinggi
dari pengetahuan yang didapat peserta didik dibandingkan kelas kontrol yang menggunakan
sebelumnya (Krisnawati, 2012). model pembelajaran Project Based Learning.
Masalah yang harus dipecahkan peserta Kelompok yang rata-rata mendapatkan
didik yaitu membuat produk pengembangan/ kategori kurang kreatif dikarenakan belum
inovasi/pengembangan olahan susu dengan mampu membuat inovasi produk yang
ketentuan dibawah ini : beragam dan berbeda, belum mampu
1. Susu harus dijadikan sebagai bahan baku membuat kemasan yang sesuai dengan produk
utama, tidak sebagai bahan tambahan. secara inovatif, dan teknik pemasaran yang
2. Terdapat pengembangan atau inovasi/ inovatif. Kemudian, kelompok yang memiliki
pengembangan produk, baik pada rata-rata cukup kreatif, karena peserta didik
formulasi/teknologi pembuatan produk/ sudah mampu membuat produk yang beragam
teknik pembuatan produk. dan berbeda lebih dari satu produk dalam
3. Kemasan sesuai dengan produk yang pemecahan masalahnya. Namun, kemasan
dibuat dan inovatif. yang digunakan untuk kedua produk yang
4. Teknik dan cara pemasaran yang inovatif. digunakan tidak sesuai dengan karakteristik
Inovatif yang dimaksud yaitu peserta produk yang dibuat dan kurang inovatif, dan
didik membuat produk yang tidak sama dengan teknik pemasaran untuk kedua produk tidak
contoh pada modul yang diberkan oleh guru. ada perbedaan dalam memasarkan produknya.
Nilai kreativitas dari pertemuan 1 sampai 3 Dan rata-rata kelompok yang mendapatkan
disajikan dari rata-rata nilai kreativitas peserta kategori kreatif, dikarenakan peserta didik
didik pada setiap pertemuan antara kelas PjBL sudah mampu membuat produk yang
dan kelas STEM-PjBL disajikan pada gambar beragam dan berbeda lebih dari satu, mampu
4. memasarkan dengan baik, tetapi dalam proses
pengemasan labeling pada produk belum
sesuai dengan kriteria labeling yang benar.
. Hal ini disebabkan karena dalam PjBL-
STEM peserta didik diajak untuk melakukan
pembelajaran yang bermakna dalam
memahami sebuah konsep. Peserta didik
diajak bereksplorasi melalui sebuah kegiatan
proyek, sehingga peserta didik terlibat aktif
dalam prosesnya. Hal ini menumbuhkan
peserta didik untuk berpikir kritis, kreatif,
analitis, dan meningkatkan keterampilan
berpikir tingkat tinggi (Capraro & Slough,
2013). PJBL-STEM project-based learning
membutuhkan kerjasama, komunikasi antar
rekan, keterampilan pemecahan masalah,
Gambar 4. Grafik kreativitas peserta
serta manajemen diri.
didik pertemuan 1
Selain itu, didalam pembelajaran PjBL-

58
Lani Meita Indah Furi, Sri Handayani, Shinta Maharani Eksperimen Model Pembelajaran Project Based Learning Dan Project Based Learning ...

STEM peserta didik bekerja secara kolaboratif, kreativitas siswa dengan menggunakan model
terlibat dalam penyelesaian masalah, pembelajaran PJBL
mendesain penyelidikan dan menilainya,
serta membuat aktivitas inkuiri dan refleksi. Saran
Kemudian, mengintegrasikan konten dan
keterampilan ilmu pengetahuan, teknologi, Bagi guru direkomendasikan untuk
teknik, dan matematika. menerapkan model pembelajaran project based
learning terintegrasi STEM sebagai alternatif
SIMPULAN DAN SARAN pembelajaran pada mata pelajaran praktikum
pengolahan pangan, karena penerapan
Simpulan model pembelajaran project based learning
Pembelajaran pada kompetensi dasar terintegrasi STEM dapat meningkatkan hasil
menerapkan prinsip dasar pengolahan susu belajar dan kreativitas siswa. Bagi pembimbing
menggunakan model PJBL (Project Based kegiatan swakarya direkomendasikan
Learning) terlaksana dseluruh sintak pada untuk menerapkan model pembelajaran
tiga pertemuan. Sintak tersebut terdiri dari project based learning terintegrasi STEM
7 sintak, diantaranya: 1) memulai dengan sebagai alternatif pembekalan siswa dalam
pertanyaan mendasar dan menentukan perencanaan inovasi produk. Hal tersebut
proyek; 2) menyusun perencanaan proyek; dikarenakan memenuhi kegiatan swakarya
3) menyusun jadwal proyek. 4)pelaksanaan yang mencakup aspek pengetahuan, teknologi,
proyek; 5)memantau siswa dan kemajuan teknik dan matematika. Pembelajaran
proyek; 6)penilaian terhadap hasil proyek; 7) dengan menggunaan model pembelajaran
evaluasi. Keterlaksanaan pembelajaran pada project based learning terintegrasi STEM
kompetensi dasar menerapkan prinsip dasar membutuhkan waktu yang lama dalam
pengolahan susu menggunakan model PJBL pelaksanaannya. Karena, semakin banyak
(Project Based Learning) Terintegrasi STEM stimulus yang diberikan kepada siswa semakin
terlaksana seluruh sintak pada tiga pertemuan banyak pula respon berupa pertanyaan balik.
. Sintak tersebut terdiri dari 5 sintak, Sehingga, guru harus mampu mengatur
diantaranya: 1) Reflection; 2) Research; 3) waktu dengan baik. Bagi peneliti selanjutnya
Discovery; 4) Application; 5) Communication. disarankan untuk menilai 4 karakter belajar
Pembelajaran menggunakan PjBL- abad 21 yang lainnya seperti penilaian
STEM dapat meningkatkan hasil belajar terhadap communication, collaborative, dan
aspek kognitif, yang dilihat dari nilai N-gain critical thingking peserta didik. Bagi peneliti
yang lebih tinggi dibandingkan menggunakan selanjutnya perlu dipelajari efek terhadap
model pembelajaran PjBL. Pembelajaran kemampuan literasi numeric pada peserta
menggunakan PjBL-STEM dapat didik jika menggunakan model pembelajaran
meningkatkan hasil belajar aspek psikomotor, PjBL terintegrasi STEM.
yang dilihat dari nilai keterampilan saat DAFTAR PUSTAKA
melakukan praktikum inovasi olahan susu
yang lebih tinggi dibandingkan menggunakan Addiin, I.2014. Pengembangan Pembelajaran
model pembelajaran PjBL. Kreativitas siswa Dengan Menggunakan Pendekatan
dengan menggunakan model pembelajaran STEM Dengan Bantuan Lembar Kerja
PjBL-STEM pada kompetensi dasar teknologi Siswa Untuk Melatih Keterampiran
pengolahan susu memiliki nilai rata-rata Berfikir Kreatif Siswa Pada Materi
kreativitas yang lebih tinggi dibandingkan Fluida Statis. Jurnal Pendidikan Fisika,

59
Lani Meita Indah Furi, Sri Handayani, Shinta Maharani Eksperimen Model Pembelajaran Project Based Learning Dan Project Based Learning ...

3(4). Mayasari, T., Kadarohman, A., & Rusdiana,


Afriana, J., dan Fitriani, A. 2016. “Penerapan D. 2014. Pengaruh Pembelajaran
Project Based Learning Terintegrasi Terintegrasi Science, Technology,
STEM Untuk Meningkatkan Literasi Engineering, And Mathematics (STEM)
Sains Dan Kreativitas Siswa Ditinjau Pada Hasil Belajar Peserta Didik: Studi
Dari Gender”. Jurnal Inovasi Meta Analisis. Prosiding Semnas Pensa
Pendidikan IPA, 2(2): 202–212. VI ”Peran Literasi Sains”. 371-377.
Bayindir, N., dan Inan, H. Z. 2008. “Theory Munandar, U. 2006. Mengembangakan Bakat
into practice: Examination of teacher dan Kreatifitas Anak Sekolah. Jakarta:
practices in supporting children’s PT. Gramedia Widiasarana.
creativity and creative thinking”. Ozean Sumiran. 2009. Implementasi Model
Journal of Social Science, 1(1). Pembelajaran Project Based Learning
Capraro, R. M., Capraro, M. M., Morgan, Pada Mata Kuliah Programmable
J. R., & Slough, S. W. (2013). STEM Lojic Controller Untuk Meningkatkan
Project-Based Learning: An Integrated Penguasaan Konsep dan Keterampilan
Science, Technology, Engineering, and Pemrograman Bagi Mahasiswa. Tesis
Mathematics (STEM) Approach. STEM Program Pasca Sarjana UPI Bandung:
Project-Based Learning an Integrated Tidak Diterbitkan
Science, Technology, Engineering, and Kurniawan,L,dkk.2011.MetodePembelajaran
Mathematics (STEM) Approach. Matematika Pembelajaran Berbasis
Djohar. 2006. Pengembangan Pendidikan Proyek Jurusan Pendidikan Matematika
Nasional Menyongsong Masa Depan. FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta.
Yogyakarta: Grafika Indah. Silver, E. A. 1997. Fostering Creativity through
Hake, R. R. 1998. “Interactive engagement Instruction Rich in Mathematical
vs. traditional methods; A six-thousand- Problem Solving and Problem Posing.
student survey of mechanic test data 29 (3): 75-80
for introductory physics courses”. Tseng, dkk. 2013. The Effectiveness of an
American Juournal of Physics. Aerobic Exercise Intervention on
Ismayani, A. 2016. Pengaruh Penerapan Worksite Health-related Physical
STEM Projct based learning Terhadap Fitness, A Casein a High-tech Company.
Kreativitas Matematis Siswa SMK. The Cochrane Central Register of
Journal of Mathematics and education, Controlled Trials (CENTRAL), 1(4):
3(4). 100-6.
Lukman, L. A. 2015. “Pengaruh Penerapan
STEM PROJECT BASED
LEARNING Terhadap Kreativitas
Matematis Siswa SMK”. JurnaI Inovasi
Pendidikan(JPK), 4(1): 113–119.

60

You might also like