You are on page 1of 5
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 14 04 02 RUMAH SAKIT Tk. IV 14.07.02 Dr. SUMANTRI PEDOMAN MEDICATION SAFETY RUMAH SAKIT TK. IV 14.07.02 Dr. SUMANTRI PAREPARE 2018 DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 14.04.02 RUMAH SAKIT TK. IV 14.07.02 DR. SUMANTRI RUMAH SAKIT TK. IV 14.07.02 Foor PEDOMAN MEDICATION SAFETY RUMAH SAKIT TK.IV 14.07.02 Dr. SUMANTRI BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang, Konsep manajemen pelayanan farmasi saat ini bergerak ke arah manajemen obat yang aman (medication safety). Hal ini diakibatkan penggunaan obat adalah salah satu faktor penting dalam terapi tetap! malah menimbulkan kematian. Penelitian mengenai kejadian medication error telah banyak dilakukan dan terbukti bahwa medication error dapat terjadi di berbagal tahap dalam proses penggunaan obat mulai dari peresepan, dispensing oleh farmasi, pemberian kepada pasien dan penggunaan obat oleh pasien itu sendiri. Angka kejadian prescribing error bervariasi dari 1,5% sampai 15%. Potensi prescribing error yang berbahaya bagi pasien berkisar antara 0,4% - 19,6%. Angka kejadian dispensing error juga bervariasi yaitu 2,1% - 15,2%. Kesalahan dalam pemberian obat kepada pasien oleh perawat (administration error) yang diteliti di 36 fasilitas kesehatan di AS menemukan terjadinya kesalahan sebesar 19% dalam penyiapan dan pemberian obat. Kesalahan yang paling banyak terjadi adalah wrong time, ommission dan wrong dose, dan 7% dari kesalahan tersebut potensial bermakna secara klinis. Proses pelayanan obat mulal dari tahap seleksi sampal pemantauan efek dari obat pada pasien yang menggunakannya harus dilakukan sesuai standar untuk ‘mengurangi risiko dan kejadian medication error , Untuk itu, perlu dibuat panduan agar Setiap profes|_ dapat melaksanakan tugasnya sesuai kompetensinya sehingga mengurangl risiko terjadinya medication error, Rumah sakit mempunyai proses untuk mengidentifikasi dan melaporkan kesalahan obat dan KNC (near miss). Proses termasuk mendefinisikan suatu kesalahan obat dan KN, menggunakan format pelaporan yang distandarisas! dan mengedukasi staf tentang Proses dan pentingnya pelaporan, Definisi dan proses dikembangkan melalui proses kerjasama yang mengikutsertakan semua yang terlibat di berbagai langkah dalam manajemen obat. Proses pelaporan adalah bagian dari program mutu dan program keselamatan pasien rumah sakit. Laporan-laporan diarahkan kepada seorang petugas atau lebih yang akuntabel untuk mengambil tindakan. Program ini memusatkan pada pencegahan kesalahan obat melalui pemahaman jenis kesalahan yang terjadi di rumah sakit dan mengapa terjadi KNC. -2- Perbaikan dalam proses pengobatan dan pelatihan staf digunakan untuk mencegah kesalahan di kemudian hari. Unit farmas! mengambil bagian dalam pelatihan staf yang demikian. Elemen penilaiannya adalah : 1. Kesalahan obat dan KNC ditetapkan melalui proses kerjasama 2. Kesalahan obat dan KNC dilaporkan tepat waktu menggunakan prosedur baku 3, Mereka yang bertanggung jawab mengambil tindakan untuk pelaporan diidentifikasi Rumah sakit menggunakan informasi pelaporan kesalahan obat dan KNC untuk memperbaiki proses penggunaan obat B. Tujuan. 1. Tujuan Umum Meningkatkan medication safety dalam setiap tahap pelayanan obat. 2. Tujuan Khusus a. Adanya panduan untuk menjamin keselamatan pasien dalam setiap tahap manajemen dan penggunaan obat b. Adanya panduan untuk melaporkan medication error c. Adanya panduan untuk mengurangi risiko terjadinya medication error ©. Ruang Lingkup. 1. Medication Safety di Rumah Sakit meliputi 2 (dua) kegiatan, yaltu ; 1) Pengumpulan dan monitoring seluruh angka kesalahan penggunaan obat 2) Laporan Instalasi Farmasi ke tim keselamatan pasien rumah sakit. 2. Kegiatan tersebut harus didukung oleh sumber daya manusia, sarana, dan Peralatan. Apoteker dalam melaksanakan Medication Safety tersebut juga harus mempertimbangkan faktor risiko yang terjadi yang disebut dengan manajemen tisiko. D. Batasan Operasional. 4. Kepala Instalasi Farmasi Rumkit Rumah Sakit Tk. IV 14.07.02 Dr. Sumantri dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab langsung kepada Kepala Rumah Sakit Rumah Sakit Tk. IV 14.07.02 Dr. Sumantri. 2, Dalam melaksanakan tugasnya dalam hal medication safety, apoteker yang ditunjuk dalam hal ini . E. Landasan Hukum. Mediaction Safety rumah sakit erat hubungannya dengan keselamatan pasien yang merupakan kesatuan dalam sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang utuh dan berorientasi kepada pelayanan pasien, (UU Tentang Kesehatan & UU Tentang Rumah Sakit a. Pasal 53 (3) UU No. 36/2009 Pelaksanaan Pelayanan kesehatan harus mendahulukan keselamatan nyawa pasion, b.Pasal 32n UU No .44 /2009 ‘Pasien berhak memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di Rumah Sakit. F. Sasaran Medication Safety sangat perlu untuk mendukung mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit. BAB X PENUTUP Demikianlah panduan ini disusun sebagai pedoman dalam menjalankan layanan pasien yang aman, khususnya dalam rangka mencegah medication error . Panduan ini masih jauh dari sempuma sehingga panduan akan ditinjau kembali setiap 2 sampai 3 tahun sesual dengan tuntutan layanan dan standar akreditasi.

You might also like