Professional Documents
Culture Documents
MAGNET
By: Capt. Hadi Supriyono, Sp.1, MM, M.Mar.
1
Cakupan materi:
n Pedoman Magnet
n Dasar-Dasar Menimbal Pedoman
n Menentukan Deviasi Pedoman Magnet
n Pedoman Gasing
n Menentukan kesalahan Pedoman
9
Prepared by: Capt. Hadi Supriyono, Sp.1, MM, M.Mar.
SOLAS 1974 as amended
Regulation 19
2 Shipborne navigational equipment and systems
2.1 All ships, irrespective of size, shall have:
.1 a properly adjusted standard magnetic compass, or other means,
independent of any power supply, to determine the ship’s heading and
display the reading at the main steering position;
.2 a pelorus or compass bearing device, or other means,
independent of any power supply, to take bearings over an arc of the
horizon of 360o;
.3 means of correcting heading and bearings to true at all times;
.4 nautical charts and nautical publications to plan and display the ship’s route for the intended voyage and to
plot and monitor positions throughout the voyage; an electronic chart display and information system (ECDIS) may
be accepted as meeting the chart carriage requirements of this subparagraph;
.5 back-up arrangements to meet the functional requirements of subparagraph .4, if this function is partly or
fully fulfilled by electronic means;*
n Umum:
n Memahami dan terampil dalam kaitannya dengan
pengemudian kapal secara benar dan merawat pedoman
di kapal
n Khusus:
n Memahami jenis dan fungsi pedoman magnet di kapal
n Memahami sifat-sifat magnet batang
n Memahami ciri-ciri pedoman magnet yang baik dan cara
memeriksanya
n Memahami istilah-istilah yang digunakan dalam kaitannya
dengan penggunaan pedoman magnet
11
Prepared by: Capt. Hadi Supriyono, Sp.1, MM, M.Mar.
Pembagian jenis pedoman
magnet
n Menurut konstruksinya:
n Pedoman magnet kering
n Pedoman magnet cair / basah)
n (Flux Gate Compass)
Garis lunas/
linggi
Garis layar
Pedoman
Keterangan gambar:
Keterangan gambar:
a. Tutup kaca bening
b. pengapung
c. piringan pedoman
d. jarum-jarum magnet
e. tromol pemuaian cairan
f. sumbat pengisian cairan
g. semat
h. alas penyangga semat
i. pelat bergelombang
j. garis layar
k. tanduk / baut
Prepared by: Capt. Hadi Supriyono, Sp.1, MM, M.Mar 37
Fungsi beberapa bagian
dari pada ketel pedoman:
• Variasi, adalah sudut yang dibentuk oleh arah utara-selatan sejati (bumi) dengan arah
utara-selatan magnetisme bumi.
• Deviasi, adalah sudut yang dibentuk oleh penyimpangan penunjukan utara-selatan
pedoman magnet di kapal dengan arah utara-selatan magnetis bumi
• Agone, yaitu garis di peta yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki
perobahan Variasi 0º
• Isologone, yaitu garis dipeta yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki
perobahan Variasi yang sama
• Isogon, yaitu garis di peta yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki Variasi
0º
• Aklin, yaitu garis dipeta yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki sudut
inklinasi 0º
Prepared by: Capt. Hadi Supriyono, Sp.1, MM, M.Mar 39
Ilustrasi: var & deviasi
Um
Us St
Up
v d
Sp
Ss = Sm
• Magnetisme Permanent
• Magnetisme Transient
• Magnetisme Remanent
1) Magnet-magnet tetap:
a) Korektor P (Batang C),
b) Korektor Q (Batang B),
2) Batang-batang flinder
(Flinder bars),
3) Korektor D,
4) Magnet senget, yaitu
magnet permanent yang
dipasang tegak lurus
geladak kapal, tepat
dipertengahan pedoman.
Prepared by: Capt. Hadi Supriyono, Sp.1, MM, M.Mar 48
BEBERAPA ISTILAH DAN PENGERTIAN DASAR
m1
m1
d d
m2
m1 m2
m2
d
59
Prepared by: Capt. Hadi Supriyono, Sp.1, MM, M.Mar.
Retentive Error
60
Prepared by: Capt. Hadi Supriyono, Sp.1, MM, M.Mar.
Full compensation.
• Atau penimbalan penuh, atau penimbalan secara
menyeluruh.
61
Prepared by: Capt. Hadi Supriyono, Sp.1, MM, M.Mar.
Simpangan senget:
• yaitu terjadi karena:
– Adanya uraian vertical dari magnet
permanent (batang R)
– Adanya pengaruh magnetisme transient
k.V
– Adanya magnetisme transient pada waktu
kapal senget, diinduksi oleh intensitas
vertikal e.V
64
Prepared by: Capt. Hadi Supriyono, Sp.1, MM, M.Mar.
Contoh 3 (Simpangan Senget):
65
Prepared by: Capt. Hadi Supriyono, Sp.1, MM, M.Mar.
RUMUS-RUMUS DALAM MENIMBAL PEDOMAN
67
Prepared by: Capt. Hadi Supriyono, Sp.1, MM, M.Mar.
KETENTUAN LAIN DALAM PENIMBALAN PEDOMAN
68
Prepared by: Capt. Hadi Supriyono, Sp.1, MM, M.Mar.
Urutan PELAKSANAAN MENIMBAL PEDOMAN
• Pasanglah korektor-D secara perkiraan. Catat jaraknya ke mawar pedoman
• Pasanglah batang flinder secara perkiraan pula.
• Arahkan haluan kapal untuk Timur magnetis
• Timballah simpangan senget dengan menggeser kedudukan batang R
• Perbaiki batang flinder, sehingga setengah deviasi dapat dihilangkan
• Perbaiki korektor P (membujur) dan buatlah deviasi = nol
• Arahkan haluan kapal untuk Utara magnetis atau Selatan Magnetis
• Pasanglah magnet melintang (Korektor Q) dan buatlah deviasi = nol
• Arahkan haluan kapal untuk Barat-magnetis dan buatlah deviasi menjadi
berkurang sampai setengahnya dengan cara menggeserkan lebih jauh magnet
membujur (maka B = 0)
• Arahkan haluan kapal untuk Selatan magnetis atau Utara magnetis dan buatlah
deviasi menjadi berkurang setengahnya dengan cara menggeserkan lebih jauh
magnet melintang (maka C = 0)
• Arahkan haluan kapal untuk salah satu dari surat antara induk magnetis dan
perbaikilah korektor D sehingga deviasi = nol
• Arahkan kapal pada haluan yang berbeda 90º dengan haluan terdahulu dan
geserlah lebih jauh korektor D sedemikian rupa sehingga deviasi menjadi
berkurang sampai setengahnya
• Periksa ulang apakah B dan C perlu ditimbal ulang
• Buatlah daftar/table deviasi.
69
Prepared by: Capt. Hadi Supriyono, Sp.1, MM, M.Mar.
Benda / alat yang dapat menimbulkan deviasi bila
didekatkan pedoman magnet:
70
Prepared by: Capt. Hadi Supriyono, Sp.1, MM, M.Mar.
PEDOMAN GASING
(GYRO COMPASS)
2.5 All ships of 500 gross tonnage and upwards shall, in addition to
meeting the requirements of paragraph 2.3, with the exception of paragraphs
2.3.3 and 2.3.5, and the requirements of paragraph 2.4, have:
73
Prepared by: Capt. Hadi Supriyono, Sp.1, MM, M.Mar.
Syarat-syarat gyro-scope:
74
Prepared by: Capt. Hadi Supriyono, Sp.1, MM, M.Mar.
Hukum Gasing I:
75
Prepared by: Capt. Hadi Supriyono, Sp.1, MM, M.Mar.
Hukum Gasing II:
n Apabila poros sebuah gasing yang berputar
sangat cepat bekerja suatu kopel, maka poros
itu tidak bergerak dalam bidang kopel tersebut,
melainkan bergerak ke suatu arah yang tegak
lurus terhadapnya.
n PRESESI, yaitu apabila sebuah gasing mendapat
gaya dari luar, maka gasing akan bergerak /
menyimpang dengan arah tegak lurus terhadap
gaya tersebut.
Gambar
Gyro scope:
Inertia +
Precessio
n
Bumi:
Rotasi +
Gravitasi
Σ momen =
(g x R.Sin φ) + ( P x PG Sin φ)
Akibatnya: menambah
momen senget
• Momen senget = g x R
Sin φ
• Momen Beban = G x PG
Sin φ
• Σ momen = (g x R.Sin φ)
- ( G x PG Sin φ)
• Akibatnya: mengurangi
momen senget
n Dua
buah vector yang menentukan ujung Utara
poros gasing adalah:
n Arah putaran gasing
n Kerja dari pada gaya berat pada penataan
• Kesimpulan:
• Haluan Timur atau Barat nilai δº = 0 (nol)
• Haluan Utara atau Selatan nilai δº = maximum
• Di Katulistiwa nilai δº minimum
• Makin besar lintang, kesalahan akan semakin besar pula,
sehingga pedoman gasing hanya baik bila digunakan pada
lintang 70º atau lebih kecil
Repeater-repeater
5. Repeater-repeater
• Yaitu pengulang penunjukan
Master pada master-gyro, yang
Gyro
dihubungkan dengan alat-
Control alat navigasi lain separti:
Panel
RDF, Radar, Auto Pilot,
Off-Course Alarm Unit,
Pesawat Baring dan lainnya.
Prepared by: Capt. Hadi Supriyono, Sp.1, MM, M.Mar. 97
Master Gyro Compass
Sensitive Element:
1. Rotor (gyro) & Rotor Case
2. Compensating Weight
3. Vertical Ring
4. Suspension Wire
5. Pick-up transformer armature
6. Level (water pass)
Phantom Element:
7. Phantom Ring
8. Pick-up transformer
9. Collector
10. RingAzimuth gear
11. Compass Card
Control Element:
12. Container
13. Mercury Tube
14. Mercury Ballistic Frame
Spider Element:
15. Spider Frame
16. Transmitter
17. Azimuth Motor
18. Brushes
19. Lubber ring (tidak tampak)
20. Semi Automatic Corrector (tidak tampak)
Binnacle:
21. Gimbals Ring (gelang / cincin lenja)
22. Pitch damper (peredam anggukan kapal)
23. Roll damper (peredam olengan kapal)
o
• Kapal berputar 360 mengelilingi sebuah
pelampung atau rambu di laut.
• Lakukan baringan setiap perobahan haluan
seperti pada penentuan deviasi dengan sistim
o
transit (misalnya setiap 45 )
• Hitung deviasi pedoman setiap perobahan
o
haluan 45
• Lukiskan ‘Tabel Deviasi’