You are on page 1of 6
BB13 Vol.1 No. 3 Juli - September 2014 Jurnal Kedokteran dan Kesehatan WADI HUSADA Contact Address and Subseription: SekertariatJumal Kedokteran dan Kesehatan Wadi Husada Ruane Bakordik, Koridor Penghubung IRD-PCC Lt2, SUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo Makass: 4. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Tamalanrea, Makassar 80245 1.581818, Fax. +62-411-581818 Email: wadih ‘om Phone: +62 Kedokteran dan Kesehatan TUJUAN DAN RUANG LINGKUP. ‘Majalah Kedokteran dan Kesehatan Wadi Husada diterbitkan sebagai perwujuden visi RSUP dr. Wehidin Sudirohusodo Makassar yang juga merupakan Rumah Sakit Pendidikan Utama Fakultas Kedokteran UNHAS, yang selain memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, juga berkewajiban untuk mengembangkan ilmy pengetahuan, pendidikan dan penelitian di bidang kedokteran dan kesehatan. Redaksi menerims tulisan dalam bentuk Editorial Artikel Asli, Laporan Kasus, Review Artikel, dan dinarepkan juga jumal ini dapat menjadi media komunikasi/konsultasi dan Informnasi Kedokteran ddan Kesehatan yang relevan. x See ee cede Ss ‘Prat A. Fachricin Behyemin. Or ce SpPD-XHOM an ‘GatotS: Lawrencesd., PhD, SOPAIK), Sp ~ Rhatrudin Ojawad, Dr, ar SBIR) | ee tee “Contact Address and Subscription een mal tedehaan en teeta ad naty MakanarOodES toe eae foes sins ° oe eet | a Pana EDITORIAL. REVIEW ARTICLE, Sistem Imunitas Lokal Pada Mukosa Sinonasal RESEARCH ARTICLE Koeksistensi HBsAg dan Anti-HBs di Makassai Gambaran Epidemiologi Demensia Terkait HIV (HIV Associated Neurocognitive Disorder-Hand) Berdasarkan International Dementia Scale (HDS) Pada Pasien HIV di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou.. i CASE REPORT Hypereosinophiliesyndrome (HES). Decompression Sickness.. CORRESPONDENCE 27 Jurnal Kedokteran dan Kesehatan WADI HUSADA Vol. 1 No.3, Juli-Sepetember 2014 SEVEWETIST —Jurnal Kedokteran dan Kesehatan WADI HUSADA Vol. 1 No.3, Juli~Sept. 2014 SISTEM IMUNITAS LOKAL PADA MUKOSA SINONASAL ‘Abdul Qadar Punagi, Agusmiani Ahmad Departemen Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala dan Leber Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin/RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar ABSTRAK, Secara fisiologis hidung berfungsi dalam sistem respirasi dan mengatur humidifikasi udara inspirasi, Dalam hal imunologi lokal, hidung dan sinus patanasal merupakan garis pertahanan terdepan yang penting terhadap mikroorganisme. Mukosa hidung berhubungan langsung dengan lingkungan luar yang banyak mengandung mikroorganisme, yang sedapat mungkin dicegah melalui barier fisik dan Kimiawi dengan enzim mukosa, gerakan silia dan palut lendir, sistem imun mukosa innate berupa liminasi antigen dengan cara fagositosis dan lisis, sistem imun mukosa adaptif dan adanya produksi antibodi IgA/IgE. Sistem imunitas mukosa saluran napas terdiri dari Nose-associaied lymphoid tissue (NALT ),Larynx-associated Iymphoid tissue (LALT), and the Bronchus-associated Iymphoid tissue (BALT). Prosesnya dimulai dari sel M yg berada pada epitel Mucosa-associated lymphoid tissue (MALT) yang berfungsi menangkap antigen dan mengaktifkan sel T, dikenali oleh Antigen Presenting Cell (APC) Gan dibawa ke sistem limfoid lokal, untuk melahui tahapan imun selanjutnya, atau dengan bantuan Kemokin lokal dapat di ekstravasasikan melalui efektor mukosa. Kata kunci: imunitas lokal, sinonasal, gerakan silia, barier fisik, MALT ABSTRACT Physiologically, nose has a function in respiration system and regulates inspiriting air humidification. From the aspect of local immunology, nose and paranasal sinuses have a role as first important defense mechanism against mikroorganism, Nose mucosal diretely exposed by outer microorganism that as much as possible being prevented by physical and chemical bacrier with mocosal enzyme, ciliary movement and mucus, innate mucosal immune system by eliminating antigen with phagocytosis and lysis, then adaptive immune system and IgA/IgE antibody production. Immune system of respiratory mucosal consist of nose-associated lymphoid tissue (NALT ), larynx-associated Lymphoid tissue (LALT), and the bronchus-associated lymphoid tissue (BALT). The initially process by M cell on ‘Mucosa-associated lymphoid tissue (MALT) epithetial that function to take Antigen and activation of T cell, recognized by Antigen Presenting Cell (APC) and bring to local lymphoid system waiting for the next step of immune system, or with locally chemokine can be taken out through mucosal effector Keywords: local immunity, sinonasal, ciliary movement, physical barrier, MALT PENDAHULUAN pertukaran tekanan dan mekanisme imunologi Seeara fisiologis hidung _berfungsi lokal, Dalam hal imunologi lokal, hidung dan sebagai alat respirasi untuk mengatur kondisi sinus paranasal_merupakan organ yang udara dengan mempersiapkan udara_inspirasi berperanan penting sebagai garis terdepan agar sesuai dengan permukaan paru-paru, pertahanan tubuh bagi saluran nafas bagian pengatur humidifikasi, penyeimbang dalam bawah terhadap —mikroorganisme dan bahan- EVES bahan berbahaya Iainnya yang terkandung di dalamnya, Kedua organ tersebut memiliki-daya pertahanan yang disebut spesifik dan non spesifik.!? Sistem transpor mukosiliar merupakan sistem yang bekerja secara aktif dan sinnultan terganting pada gerakan silia untuk mendorong gumpalan mukus dan benda asing yang terperangkap mask saat menghirup dara melalui sistem pengangkutan di saluran perafasan atas dan bawah hingga ke saluran pencernaan, Keterlambatan alam mengeliminasi partikel patogen potensial yang masuk secara inhalasi dapat ~menyebabkan penumpukan beberapa benda asing yang lain termasuk bakteri dan virus di saluran pernafasan, Oleh karena itu sistem transportasi mukosiliar disebut sebagai lini pertama dan merupakan ‘mekanisme pertahanan rubuh dengan silia epitel tethadap virus, bakteri maupun partikel benda asing lainnya yang bekerja secare aktif menjaga agar saluran pernafasan atas selalu bersih dan sehat dengan membawa partikel debu, bakteri, virus, allergen, toksin dan benda asing lainnya yang. tertangkap pada lapisan mukus ke arah nasofaring.” PEMBAHASAN Rongga hidung dilapisi oleh mukosa yang. secara histologik dan fungsional dibagi atas dua tipe yaitu mukosa penghidu (mukosa olfaktorius) dan sebahagian besar mukosa pemafasan(mukosa respiratorius) . Mukosa hhidung tersusun dari sel goblet atau kelenjar yang menghasilkan -komplek protein polisakarida yang membentuk lendir dalam air, Distribusi dan kepadatan sel goblet tertinggi Gidaetah konka inferior (11,000seV/mm2) dan terendah di septum nasi (5700seVimm2). Selain itu, mukosa juga tersusun dari silia yang ‘merupakan struktur kecil menyerupai rambut , menonjol daci permukaan sel dan berperan dalam membersihkan kotoran dalam hidung . Bentuknya panjang, dibungkus oleh membran sel dan bersifat mobile. Jumiah silia dapat mencapai 50 - 200 buah tiap selnya, Panjang silia sntara 5-7 um dengan diameter 0,3 um. Denyut silia kira-kira 9-15 Hz pada manusia,*" Jurnal Kedokteran dan Kesehatan WADI HUSADA Vol. 1 No.3, Juli ~ Sept. 2014 Silia bergerak serempak secara cepat ke argh lian lapisan mukus, kemudian melengkung dan Kembali tegak dengan lebih Iambat dengan kecepatan pukulan silia kira-kira 700-1000 siktus permenit. Silia dapat bergerak fakibat adanya energiberupa adenosine triphospat (ATP) yang menggerakkan tangkai silia. Gerakan silia ini merupakan gerakan yang ‘berkesinambungan bukan gerakan sinkron.”* Fungsi tama dari silia adalah ‘membawa mukus kembali ke arah faring, Mukus hhidung berfimgsi sebagai alat _transportasi partikel yang tertimbun dari udara inspirasi, juga untuk memindahkan panas; nommal mukus menghangatkan dan melembabkan —udara inspirasi dan mendinginkan udara ekspirasi, sebesar lebih dari dari satu liter wap setiap harinya.?* Palut lendir merupakan lembaran yang tipis, lengket dan lint. Lendir ini diproduksi oleh elenjar mukus dan serous, terutama oleh sel-sel goblet pada mukosa. Pada keadaan sehat, mukus mempunyai pH 7 atau sedikit asam, dan lebih Kurang Komposisinya adalah 2,5-3% musin, garam 1-2% dan air 95%, Mukus ini juga ‘mengandung Ig.”* Transportasi mukosiliar (TMS) adalah proses pengangkutan benda asing ke arah nasofaring yang sangst ditentukan oleh keadaan gerak sifia, palut lendir dan interaksi antara keduanya. Daya pembersih mukositiar dapat berkurang oleh Karena perubahan komposisi palut lendir, aktivitas silia yang abnormal, peningkatan infeksi, perubahan histopatologi sel hidung, hambatan sel ekskresi ataupun obstruksi Waktu transpor mukosiliar dapat dipengaruhi juga olch beberapa faktor, diantaranya iklim, kelembaban, kebiasaan dan ras. Dalam hal ras, perbedaan vas permukaan mukosa yang berbeda-beda berdasarkan kondisi anatomi, dapat juga _mempengarubi wakiu transpor mmukosiliar?* Lapisen mukosa mengandung enzim lisozim (muramidase), dimana enzim ini dapat | Gea 30 minutes are performed and the possibility of patient deterioration should be observed Then the patient is raised to the surface for 30 minutes. The whole time of treatment may last for less than 5 hours, Recompression reduces the diameter of the bubble corresponding Boyle's law and this action will relieve pain and reduce tissue damage. Furthermore, bubbles dissolve back into blood plasin as Henry's law. Oxygen used in the therapy is up to 10 times speed up the dissolution of bubbles and helps oxygenate ischemic and damaged tissues. CONCLUSION DCS is a serious disease with fatal risk that cause death if untreated well. Rapid treatment of this disease can decrease mortality and morbidity. It is possible to avert such as injuries with proper training and education to all divers. REFERENCES 1. Rijedi S. Penyakit Dekompresi dalam Hin Kesehatan Penyelaman dan Hiperbarik — Lembaga Kesehatan Kelautan TNI AL. Surabaya. 2005. Hal 89-102. 2. Mardjono M, Sidharta P. Trauma Non ‘Mekanik terhadap Susunan Saraf dalam: Neurologi Klinis Dasar. Dian Rakyat Jakarta, 1998, Hal 267-8. 3. Anonym, — Decompression sickness. 2013. Available from: http:// en.wikipedia org/wiki/Decompression_si ckness. Accessed March 10, 2013. 4, American Collegeof | Hyperbaric Medicine, Decompression Sickness. 2012. Available from: http://medical- 10. 12, Jurnal Kedokteran dan Kesehatan WADI HUSADA Vol. 1 No.3, Juli~Sept. 2014 dictionary. thefreedictionary.com/Caisso n%2Tstdiwaterse, Accessed March 10, 2013. Latham E, Hyperbaric Oxygen Therapy. 2012. Available from: https emedicine.medscape.comvarticle/ 146414 S-overview#showall. Accessed March 10, 2013 Marx, John. 2010. Rosen’s emergency ‘medicine: concepts and clinical practice (7th ed.). Philadelphia, PA: Mosby (Elsevier. P.1913, Usay A et al, Decompression syndrome Caisson diwaterse)in an Indian div Annal of Indian Academy of Neurology. 2010 Jul-Sep: 13 (3): 202- 203. Carturan D, Boussuges A, Vanuxem P, Bar-Hen A, Bumet H, Gardette B. Ascent rate, age, maximal oxygen uptake, adiposity, and circulating venous bubbles after diving. J Appl Physiol.2002;93:1349-56 Marx, John . 2010. Rosen's emergency medicine: concepts and clinical practice (7th ed.). Philadelphia, PA: Mosby’ Elsevier. P1913 Wilson, Williams C. 2007. Trauma — Critical Care Volume 2. USA: Informa, Healthcare USA, Inc. p.1267-1268 Kaplan, joseph. Batotrauma in emergency medicine. http://emedicine medscape.comvarticle/768618,2011 [diakses tanggal 4 Februari 2013). Christiani DC, Decompression illness: decompression sickness, barotraumas and arterial gas embolization. 661-2, In: Goldman L, Ausiello D (Au), editors. Chapter 94. Physical and chemical injuries of the lung. 23rd edition Volume 1. Cecil medicine. Flsevier publication; 94.Pp.658-67, 1

You might also like