You are on page 1of 54

Kedokteran Keluarga : Prinsip dan Pendekatan

Changing Organizational Culture


Oleh : Arief Alamsyah
Nuretha Hevy P
Rita Rosita
Alidha Nur Rakhmani
Sejarah Internasional
 1923. Dr.Francis Peabody mulai merasakan bahwa kedokteran
modern telah terkotak-kotak sehingga membutuhkan adanya
dokter generalist
 1950an masa spesialistis, sangat sedikit dokter yang mau
menjadi generalist
 1960an awal, pemuka-pemuka generalist mulai mendengungkan
pentingnya generalist sebagai suatu specialist
 1966 dipublikasikannya konsep bahwa generalist merupakan suatu
spesialisasi baru (bertugas di tingkat primer)
 1969 berdiri American Board of Family Practice yang kemudian
berubah menjadi American Board of Family Medicine

"The treatment of a disease must be completely impersonal; the treatment of a patient


must be completely personal.“ (Francis W. Peabody)
PrinsipDokter Keluarga
(WHO version, 1998)

 General
 Continous
 Comprehensive
 Co-ordinated
 Collaborated
 Family Oriented Care
 Community oriented
General
 Unselected health problems of the whole population
 Does not exclude categories because of age, sex, class,
race or religion, nor any category of health problem
 Easy access, unlimited by geographical, cultural,
administrative or financial barriers
Continous
 Person centred
 Longitudinal health care, over substantial
periods of life, not limited to one illness
episode
Comprehensive
Integrated care involving :
 Health promotion, disease prevention, curative,
rehabilitative and supportive care
 Clinical, humanistic and ethical aspects of the doctor –
patient relationship
Co-ordinated
 Care managed at first contact
 Referral to specialist services
 Providing information to patients on available services
 Co-ordinate and manage care
Collaborated
 Working in multidisciplinary teams
 Delegating care where appropriate
 Exercising leadership
Family Oriented Care
 Family circumstances
 Social and cultural networks
 Work and home circumstances
Community Oriented Care
Suggests that family doctors should consider individual
problems in the context of:
 The health needs of the community
 Other professionals and agencies
Prinsip Dokter Keluarga
(WONCA version, 1991)

 Comprehensive care
 Orientation to the patient
 Family focus
 Doctor/patient relationship
 Co-ordination with other services
 Advocacy
 Accessibility and resource management
9 Prinsip Kedokteran Keluarga
(Indonesian Version)
 Pelayanan yang holistik dan komprehensif
 Pelayanan yang kontinu
 Pelayanan yang mengutamakan pencegahan
 Pelayanan yang koordinatif dan kolaboratif
 Penanganan personal bagi setiap pasien sebagai bagian integral dari
keluarganya
 Pelayanan yang mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja, dan
lingkungan tempat tinggalnya
 Pelayanan yang menjunjung tinggi etika dan hukum
 Pelayanan yang dapat diaudit dan dapat dipertangungjawabkan
 Pelayanan yang sadar biaya dan sadar mutu
Dinamika Keluarga
 Keluarga :
Sekelompok individu yang hidup bersama baik melalui
hubungan darah,persetujuan hukum dan ataupun
adanya tanggung jawab sosial.
Bentuk-bentuk Keluarga
 Keluarga Inti (nuclear family)
 Terdiri dari suami, isteri dan anak kandung

 Keluaraga Campuran (extended family)


 Disamping suami, isteri dan anak kandung, juga terdiri dari sanak saudara
lainnya, baik menurut garis vertikal dan ataupun garis horizontal yang dapat
berasal dari pihak suami atau pihak isteri.

 Keluarga Campuran (blended family)


 Terdiri dari suami, isteri, anak kandung dan anak tirii bu tiri,bapak tiri
 Keluaraga Orang Tua Tunggal (single parent family)
 Terdiri dari pria atau wanita, mgkn karena telah bercerai, berpisah, ditinggal mati atau
mgkn tidak pernahmenikah, serta anak-anak mereka tinggal bersama.
 Keluarga Hidup Bersama (commune family)
 Terdiri dari pria, wanita dan anak-anak yang tinggal bersama, berbagi hak dan tanggung
jawab serta memiliki kekayaan bersama.
 Keluarga Tinggal Bersama (cohabitation family)
 Terdiri dari pria dan wanita yang hidup bersama tanpa ada
ikatan perkawinan yang sah.
 Keluarga Serial (serial family)
 Terdiri dari pria dan wanita yang telah menikah dan mungkin
telah punya anak, ttp kemudian bercerai dan masing-masing
menikah lagi serta memiliki anak-anak dengan pasangan masing-
masing, tetapi semuanya menganggap sebagai satu keluarga.

 Keluarga Gabungan ( composite family )


 Terdiri dari suami dengan beberapa isteri dan anak-anaknya
(poligami) atau isteri dengan beberapa suami dan anak-anaknya
(poliandri) yang hidup bersama.
Duvall’s Eight Stage Family Life Cycle
Masing-masing tahapan ada masalah tersendiri

 Tahap I : Newly Established Couple /Pasangan Baru (Keluarga Baru )


 Tahap II : Child bearing family (Keluarga Kelahiran Anak Pertama
sampai 2,5 tahun)
 Tahap III : Family with pre-school children (oldest child 2,5-5 tahun)
 Tahap IV : Family with school children (oldest child 6-13 tahun)
 Tahap V : Family with Teenagers (Oldest child 13-20 tahun)
 Tahap VI : Family as launching centre
 Tahap VII : Middle-aged family (emptinest to retirement)
 Tahap VIII : Aging family (retirement to death)
What is happening here?
Keluarga Eyang Subur
Pengertian Holistik Komprehensif
 Holistik :
 Mencakup seluruh tubuh jasmani dan rohani pasien (whole body
system) termasuk nutrisi
 Tidak hanya ber-orientasi organ
 Ber-orientasi pasien dan keluarga
 Memandang manusia sebagai makhluk biopsikososial dalam
ekosistemnya

 Komprehensif :
 Tidak hanya kuratif saja tetapi juga berorientasi pencegahan
meliputi health promotion, spesific protection (primer), early
case detection, prompth treatmen (sekunder) dan disability
limitation/rehabilitation (tersier)
Format Laporan Kasus
 Judul (menggambarkan pasien dengan faktor resikonya/kondisi psikososialnya,
contoh : “Uretritis Gonorhea pada Pria dengan Pekerjaan Sopir Truk Antar Kota :
Kondisi Istri Infertil”)
 Identitas Pasien
 Anamnesa
 Pemeriksaan (Holistik Komprehensif) :
 Individu
 Family

 Analisis adalah konsep berpikir dokter keluarga yang menjelaskan hubungan antara
masalah kesehatan dengan faktor-faktor resiko yang ditemukan dalam
pemeriksaan menggunakan Mandala of Health
 Diagnosa Holistik Komprehensif
 Intervensi Holistik Komprehensif
 Follow up home visit
The Mandala of Health
Family Assesment Tools (digunakan
berdasarkan kebutuhan !)
 Family Genogram
 Family APGAR
 SCREEM
 Family Cycle
 Family Mapping
 dll
Family Genogram
 Genogram adalah pohon keluarga (family tree) yang
menggambarkan hubungan detail diantara individu-
individu di dalam anggota keluarga. Termasuk di
dalamnya pola herediter dan pola hubungan psikologis
diantara anggota keluarga.
Anatomi dari sebuah Genogram
 Genogram terdiri atas :
 Nama, jenis kelamin, tanggal lahir, tanggal meninggal, dan
peran dalam kekerabatan (sebagai ayah, ibu, anak, adopsi,
anak tiri, saudara kandung dll)
 Memperlihatkan rumah tangga-rumah tangga dalam sebuah
keluarga besar
 Masalah kesehatan dan penyakit kronis yang ada di dalam
keluarga
 Tanggal-tanggal penting dalam keluarga (contoh : cerai dll)
 Hubungan psikologis dalam keluarga
Aturan dalam Genogram
 Nama keluarga besar ditulis di paling atas
 Mencakup minimal 3 generasi
 Anggota keluarga tertua dalam sebuah generasi ditulis paling kanan diikuti yang
lebih muda secara ber-urutan di sebelah kiri (Note : kanan dan kiri sesuai
pemahaman dextra/ sinistra di dalam kedokteran)
 Nama dan usia ditulis di bawah simbol
 Anggota keluarga yang menjadi fokus pelayanan (pasien) di beri tanda “panah”
 Garis-garis yang menghubungkan tiap anggota keluarga menggunakan “family
relationship symbols” sehingga langsung menggambarkan hubungan emosional
yang terjadi
 Riwayat penyakit ditulis di sebelah kiri ‘nama’ menggunakan “Medical Genogram
Symbols”
 Anggota keluarga yang tinggal satu rumah ditandai di dalam sebuah lingkaran
Keluarga Sunardi
pada tanggal 10 Februari 2010

1943 1947

Sunardi, 64 2007 ■ Santi 47 1994 ∆

Neli 42 Adi 45 Nefi 39 ♦ Feri 44 ♥ Nela 37 ♥ Vidi 37

∆ Ruptured aneurysm
■ Heart failure
♥ Hypertension
♦ Bronchial Asthma Avni 12 ♦ Andik 9 Naufal 3
Simbol Dasar
Family relationship Legend
Simbol disease (Dapat juga membuat sendiri)
Emotional Relationship
Family APGAR
 Family APGAR adalah instrumen yang digunakan sebagai rapid
assesment untuk mengetahui berfungsinya sebuah keluarga
(functional/dysfunctional) di mata individu pasien
Adaptation Tingkat kepuasan anggota keluarga dalam mendapatkan bantuan
yang diperlukannya dari anggota keluarga lain
Partnership Tingkat kepuasan anggota keluarga dalam komunikasi
(musyawarah) yang dilakukan keluarga dalam memecahkan
masalah yang terjadi
Growth Tingkat kepuasan anggota keluarga dalam mendapatkan ruang
untuk bertumbuh dan mencapai kedewasaan
Affection Tingkat kepuasan anggota keluarga dalam mendapatkan kasih
sayang
Resolve Tingkat kepuasan anggota keluarga dalam cara keluarga membagi
waktu, kekayaan dan ruang diantara anggota keluarga
Penilaian APGAR
 Didapat dari anamnesa (wawancara tersturktur), Home
Visit
 Berusaha dikuantifikasi dengan angka :
 8 - 10 Fungsi keluarga baik (Highly Functional Family)
 4 - 7 Fungsi keluarga kurang baik (Moderately Functional
Family)
 0 - 3 Fungsi keluarga tidak fungsional (Severely
Dysfunctional Family)
SCREEM
 SCREEM adalah alat yang digunakan untuk menilai
kemampuan sebuah keluarga mencari pelayanan
kesehatan dan menghadapi sebuah krisis.
 Ada 6 parameter yang dinilai
Penjelasan SCREEM
 Social
 Menggambarkan interaksi sosial keluarga dengan lingkunganya
 Contoh patologi : Keluarga tersebut ter-isolasi dari lingkungan

 Cultural
 Identifikasi terhadap kebanggaan, kelekatan dan kepercayaan
terhadap budaya
 Contoh patologi : Superioritas atau inferioritas budaya
dan/atau rigid dogma.

 Religious
 Kebiasaan keluarga dalam meyakini dan menjalankan keyakinan
religiusnya dalam kehidupan sehari-hari
 Contoh patologi : Rigid dogma yang menghalangi hidup sehat
 Economic
 Stabilitas ekonomi keluarga termasuk kepuasan mereka dalam
masalah finansial dan kemampuan mereka memenuhi
kebutuhan dalam kondisi kehidupan normal
 Contoh patologi : Kemiskinan atau perencanaan ekonomi yang
salah

 Educational
 Tingkat pendidikan yang memungkinkan keluarga memahami
tentang kesehatan dan gaya hidup yang mendukung kesehatan
 Contoh patologi : Sulit memahami pesan kesehatan
(handicapped to comprehend)
 Medical
 Keluarga dapat menjangkau layanan kesehatan yang mereka
butuhkan dengan sumber daya yang mereka miliki dan
memanfaatkanya dengan baik
 Contoh patologi : Tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan
Diagnosis Holistik dan Komprehensif (5 aspek)
 Diagnosis Aspek Personal
 Diagnosis Klinis
 Diagnosis Faktor Resiko Internal
 Diagnosis Faktor Resiko Eksternal
 Diagnosis Derajat Fungsional
aspek 1 : Diagnosis Aspek Personal
 Alasan kedatangan
 Mengarah pada alasan subyektif yang melatarbelakangi pasien
datang

 Harapan
 Harapan pasien kepada dokter

 Persepsi
 Persepsi pasien terhadap penyebab masalahnya

 Upaya
 Upaya yang telah dilakukan pasien untuk mengatasi masalahnya
aspek 2 : Diagnosis Klinis
 Diagnosa klinis yang ditemukan pada pasien
berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang (disease). Diagnosa yang
ditemukan ini bisa lebih dari satu.
 Contoh :
 Diagnosa klinis 1 : Hipertensi stage 2
 Diagnosa klinis 2 : Diabetes mellitus
aspek 3 : Diagnosis Faktor Resiko Internal
 Genetik
 Riwayat penyakit yang ada di keluarga pasien terutama yang
berkaitan dengan permasalahan kesehatannya.
 Contoh : seorang pasien didiagnosa menderita Hipertensi stage
2 dan setelah di-anamnesa ditemukan bahwa ayah pasien juga
menderita Hipertensi

 Kondisi biologis
 Adanya kondisi biologis (atau masalah kesehatan lain) pada
pasien yang dapat menjadi faktor resiko timbulnya masalah
kesehatan saat ini
 Contoh : overweight, riwayat alergi
 Perilaku/ Gaya Hidup
 Kebiasaan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi faktor
resiko permasalahan kesehatan yang dimilikinya. Termasuk
perilaku saat bekerja.
 Contoh :
 Seorang pasien yang didiagnosa Hipertensi diketahui
memiliki riwayat kebiasaan merokok dan makan makanan
terlalu asin
 Seorang pasien low back pain yang bekerja sebagai buruh
pelabuhan dan mengangkan benda berat

 Kondisi Psikologis
 Faktor personality pasien atau tingkat stress yang dialami oleh
pasien.
 Contoh : pasien mulai sering merasa murung dan menyendiri
sejak suaminya meninggal.
aspek 4 : Diagnosis Faktor Resiko Eksternal
 Ekonomi
 Kondisi status finansial atau pendapatan yang dihasilkan oleh
seseorang dalam satu keluarga.
 Contoh : Pada anamnesa diketahui bahwa pekerjaan pasien
hanya sebagai kuli bangunan. Sehingga karena status
ekonominya yang rendah maka pasien jarang memeriksakan
kesehatannya.

 Lingkungan Sosial
 Kondisi hubungan sosial pasien dengan lingkungan sekitarnya
 Contoh : Pada kasus scabies, pasien sering kontak dengan
temannya satu bangku di sekolah yang juga terkena scabies
sehingga tertular.
 Lingkungan Budaya
 Budaya yang berkembang di masyarakat mengenai suatu kasus
kesehatan
 Contoh : Budaya di keluarga besar tidak suka minum obat kimia

 Lingkungan Fisik
 Kondisi fisik lingkungan tempat tinggal, tempat kerja, dan
sekitar yang menjadi faktor resiko permasalahan kesehatan
yang dialami oleh pasien.
 Contoh : pada kasus TBC paru, pasien tidur satu ruangan
dengan kakaknya yang juga menderita TBC paru karena tidak
ada lagi ruangan kosong di rumah pasien.
 Lingkungan Kimia
 Faktor resiko berupa paparan kimia baik di rumah, lingkungan
sekitar, dan tempat kerja.
 Contoh : pada kasus pembantu rumah tangga yang mengalami
dermatitis kontak akibat alergi detergen.

 Lingkungan Biologi
 Faktor resiko berupa agen biologis penyebab penyakit dari
lingkungan
 Contoh : Memelihara kucing berhubungan dengan
toksoplasmosis
aspek 5 : Derajat Fungsional
 Bagaimana masalah
pasien mempengaruhi
aktivitas sehari-hari
 Skala 1-5
Intervensi Holistik dan Komprehensif
 Medikamentosa dan Tindakan Medis, Tindakan
keperawatan
 Edukasi dan advokasi :
 Edukasi tentang pencegahan dan penularan
 Edukasi tentang obat-obatan
 Edukasi tentang faktor resiko
 dll
Untuk Kasus Bina Keluarga
 Pada prinsipnya sama tetapi pengkajian dilakukan lebih
mendalam
 Diagnosis dan intervensi dilakukan melalui kunjungan
rumah (family conference)
 Keberhasilan intervensi diukur dengan coping score
keluarga
Family Coping Score
 1 : Reject, no willingness to participate
 2 : Will to participate but no ability/resources to solve the problems
 3 : Minimal participation, limited ability / resources, fully depend on
provider
 4 : Minimal participation, limited ability / resources, still need provider’s
support and instruction
 5 : Full participation, independent
Contoh-contoh kasus terdahulu
 Candidiasis Vulvovaginalis pada Wanita Dewasa Muda (24
tahun) dengan Faktor Resiko Memakai Sabun Sirih dan “Crystal
– X” Sebagai Pembersih Kemaluan, Ketidakharmonisan Rumah
Tangga dan Tingkat Pendidikan Rendah
 General Weakness karena Gangguan Depresi Sedang pada
Perempuan Usia 52 Tahun dengan Faktor Penyebab
Pertengkaran dengan Anak Kandung dan Kondisi Sosial
Ekonomi Rendah dan Kepribadian Tertutup sebagai Faktor
Komorbid
 Herpes Ophtalmicus pada Wanita Pra Lansia (58 tahun)
disertai Anak Tetangga Terjangkit Varicella dengan
Tingkat Pendidikan Rendah dan Kondisi Sosial Ekonomi
yang Kurang Memadai
 Schizophrenia hebefrenik dengan riwayat hipertensi
pada wanita usia tua yang telah ditinggalkan
keluarganya dan dirawat oleh anak dari sahabat orang
tuanya dengan keadaan sosial dan ekonomi memadai
 Ulkus Diabetes pada Wanita Usia 51 Tahun Penderita Diabetes
Mellitus, Hipertensi, Diabetic Retinopati dengan Indeks MAsa
Tubuh Overweight, Faktor Genetil, Riwayat Diabetes
Gestasional, dan Kurangnya Peran Serta Keluarga dalam
Monitoring Pengobatan Diabetes Mellitus dan Hipertensi.
 TBC pada Laki-laki Usia 26 Tahun dengan Pengobatan TB
Kategori 2 yang disebabkan Putus Berobat karena Bekerja di
Luar Pulau dengan Faktor Resiko Sosial Ekonomi Rendah dan
Rumah yang Sempit serta Pencahayaan yang Kurang
TERIMA KASIH

You might also like