ID Praktek Budaya Perawatan Kehamilan Di de PDF

You might also like

You are on page 1of 8

Praktek Budaya Perawatan Kehamilan Di Desa Gadingsari…( Kasnodihardjo)

PRAKTEK BUDAYA PERAWATAN KEHAMILAN DI DESA GADINGSARI


YOGYAKARTA

Cultural Practice of Pregnancy Care in Gadingsari Village, Bantul Yogyakarta

Kasnodihardjo1 dan Lusi Kristiana2

1.Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat, Badan Litbang Kesehatan, Kemenkes RI.
2.Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Badan Litbang Kesehatan. Kemenkes RI

Abstract
Background: The poor families in Bantul Yogyakarta is still quite high, but this district including the big of
10 from all districts/cities in Indonesia. Community Health Development Index (CHDI) is well, which one
indicator of maternal and children health (MCH). Possible some factors of socio-cultural played to
support the health status in district of Bantul.
Objective: Describing the perception of foods abstinence and cultural rituals values and social traditions
associated with pregnancy
Methods: Data collected through in-depth interviews. The informants were pregnant and women who
have given births, community leaders and some members of the community considered familiar with local
culture. The results was then analysed in the form of qualitative-descriptive.
Results: Various restrictions and suggestions related rituals and traditions sach as future pregnancy a
mother is obedience executed in public life Gadingsari village of Bantul. Abstinence and recommended not
to eat certain types of food variaty that are believed to be spcific affect the health of pregnant women and
fetuses in question contains. Various social traditions sech as rituals related to future pregnancy women
still held the hope that the mother and baby born safely and healthy. Taboos and suggestions and traditions
still run a practice culture based on the values and culture of traditional conception.
Conclusions: A traditional beliefs about the various restrictions andsuggestions with food intake and
various rituals and action when a pregnant besides impact also had a positive impact on the health of
mothers concerned and the fetus. This is one efforts made by the public as a form of monitoring pregnancy
traditionally so this has a positive impact. Tradionall ritual of pregnancy is benefits for contributing to
improve public health in the area of Bantul, especially maternal and child health.

Keywords: Cultural Practices, Pregnancy Care .

Abstrak

Pendahuluan: Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta termasuk 10 besar Kabupaten/Kota di


Indonesia yang mempunyai Indek Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) cukup tinggi, salah satu
indikatornya kesehatan ibu dan anak (KIA) cukup baik, padahal sebagian besar penduduknya merupakan
keluarga miskin. Diduga ada faktor sosial budaya ikut berperan terhadap kondisi KIA tersebut.
Tujuan: Mendeskripsikan persepsi pantangan dan anjuran mengkonsumsi makanan tertentu serta
berbagai ritual berdasarkan nilai budaya serta tradisi sosial terkait dengan kehamilan.
Metode: Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam kepada sejumlah informan, yang terdiri dari
ibu-ibu hamil dan atau pernah melahirkan, sejumlah tokoh masyarakat, warga masyarakat yang dianggap
mengetahui tentang budaya masyarakat setempat. Data dinalisa secara diskriptif kualitatif.
Hasil: Berbagai pantangan dan anjuran mengkonsumsi makanan tertentu serta berbagai ritual
berdasarkan konsepsi-konsepsi, nilai-nilai budaya serta tradisi sosial berupa ritual terkait dengan
kehamilan seorang wanita masih berlangsung dalam kehidupan masyarakat desa Gadingsari Bantul.
Ritual diyakini masyarakat mempengaruhi kesehatan ibu selama hamil dan janin yang
dikandungnya, dengan harapan agar ibu dan bayi yang dikandung lahir dengan selamat dan sehat.
Keseimpulan: Pantangan dan anjuran terhadap makanan untuk dikonsumsi serta berbagai ritual
terkait masa kehamilan seorang wanita merupakan bentuk pengawasan yang mempunyai dampak baik
negatif maupun positif terhadap kesehatan ibu yang sedang hamil dan janin yang dikandungnya.
Pengawasan kehamilan tersebut dalam aspek medis dan psikologis tidak kalah penting manfaatnya
karena ikut berperan menunjang perbaikan kesehatan ibu dan anak di daerah Bantul Yogyakarta.

Kata Kunci : Praktek Budaya Perawatan Kehamilan.

Naskah masuk: 9 September 2013, Review: 29 September 2013, Disetujui terbit: 22 November 2013
Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol. 3 No 3, Desember 2012 : 113 – 123

PENDAHULUAN berbagai faktor termasuk factor sosial


budaya. Untuk itu pemahaman tentang faktor
Kekayaan budaya dari berbagai suku bangsa
non medis yang merupakan kearifan budaya
yang tersebar diseluruh Indonesia telah
masyarakat setempat terkait dengan masalah
mewarnai berbagai upaya di bidang
kesehatan ibu terutama saat masa kehamilan
kesehatan. Disadari atau tidak disadari,
perlu diperhatikan. Bisa jadi budaya
faktor-faktor kepercayaan dan konsepsi-
masyarakat di Kabupaten Bantul yang
konsepsi budaya termasuk di dalamnya
bertumpu pada sistem nilai budaya
pengetahuan tradisional mendasari sikap dan
merupakan salah satu faktor yang ikut
perilaku masyarakat kaitannya dengan
menunjang kesehatan masyarakat terutama
perawatan kehamilan. Kepercayaan dan
kesehatan ibu hamil, sehingga dapat
konsepsi-konsepsi budaya tersebut
menekan angka kesakitan dan kematian ibu
adakalanya berdampak positif atau
melahirkan dan bayi yang dilahirkan di
berdampak negatif terhadap kesehatan ibu
kabupaten tersebut. Faktor non medis dalam
hamil.
kaitan ini menyangkut berbagai pantangan
Hasil analisis data Riset Kesehatan Dasar dan anjuran yang harus dilakukan oleh
(Riskesdas 2010) menggambarkan bahwa seorang ibu saat mengandung berlandaskan
Kabupaten Bantul yang merupakan salah satu pada sistem nilai budaya yang masih
wilayah di Daerah Istimewa Yogyakarta dipegang kuat dan dianut oleh masyarakat.
(DIY) mempunyai Indeks Pembangunan Sistem nilai budaya terdiri dari konsepsi-
Kesehatan Masyarakatnya (IPKM) cukup konsepsi, yang hidup dalam alam pikiran
tinggi yaitu 0,91480.1 IPKM tersebut sebagian besar warga masyarakat, mengenai
termasuk dalam 10 besar Kabupaten/Kota hal-hal yang harus mereka anggap amat
terbaik di Indonesia, salah satu indikatornya bernilai dalam hidup.3
kesehatan ibu dan anak (KIA) cukup baik.
Tulisan ini merupakan bagian dari hasil
Jika mendasarkan pada asumsi adanya penelitian etnografi di di Kabupaten Bantul
korelasi antara kemajuan ekonomi atau DIY terkait dengan KIA, dengan penekanan
kondisi kesejahteraan masyarakat dengan pembahasan pada praktek perawatan
tingginya status kesehatan masyarakat, kehamilan berdasarkan konsepsi dan nilai-
tentunya untuk Kabupaten Bantul nilai budaya masyarakat setempat.
menimbulkan pertanyaan. Berdasarkan data
Badan Pusat Statistik, jumlah keluarga Pra-
METODE
Sejahtera atau keluarga miskin di Kabupaten
Bantul relative masih cukup tinggi.2 Dalam Lokasi penelitian desa Gadingsari,
buku IPKM diuraikan bahwa hasil analisis Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul,
Riskesdas tahun 2010 menggambarkan dengan pertimbangan kasus kematian pada
bahwa tidak semua Kabupaten/Kota yang ibu dan anak di wilayah tersebut relatif
miskin berada pada peringkat kesehatan yang rendah.
rendah, begitu sebaliknya suatu Data dikumpulkan melalu wawancara
Kabupaten/Kota yang relatif kaya berada mendalam kepada segenap informan yang
peringkat kesehatan yang tinggi.1 Untuk itu terdiri ibu hamil atau ibu yang pernah hamil
perlu dicari jawaban, mengapa Kabupaten berjumlah 6 orang beserta keluarganya
Bantul yang masih tergolong miskin termasuk suami dan orang tuanya, aparat
memiliki IPKM yang relatif cukup tinggi. pemerintah desa, tokoh masyarakat, petugas
Oleh karena itu perlu diungkap berbagai kesehatan, dukun bayi dan warga
faktor endogen termasuk di dalamya faktor masyarakat. Khusus untuk informan ibu
sosial budaya yang diduga ikut hamil dan ibu yang pernah melahirkan.
mempengaruhi status kesehatan masyarakat Pemilihan informan menggunakan teknik
termasuk didalamnya KIA. Dengan snow ball bermula pada salah seorang
perkataan lain, bahwa tinggi rendahnya status seorang yang dapat dijadikan sebagai sumber
kesehatan suatu masyarakat bukanlah hasil informasi utama untuk selanjutnya
dari upaya seperti perbaikan ekonomi dan memberikan rekomendasi untuk warga desa
faktor medis saja, tetapi tinggi rendahnya yang dapat dijadikan informan-informan
status kesehatan masyarakat adalah hasil dari berikutnya. Pemilihan informan mengacu
Praktek Budaya Perawatan Kehamilan Di Desa Gadingsari…( Kasnodihardjo)

pada kriteria menurut Spradley J (1979) : akan sama, sifat orang yang dicela atau
Pertama, informan-informan tersebut harus dimarahi akan menurun pada bayinya.
berasal dari kebudayaan yang menjadi setting Mungkin seorang suami yang istrinya
penelitian. Kedua, informan-informan sedang mengandun tidak Sengaja
tersebut pada saat penelitian dilakukan melakukan perbuatan yang melanggar
sedang terlibat langsung dalam kebudayaan berbagai pantangan tersebut. Untuk itu
yang sedang diteliti. Ketiga, informan sebaiknya segera mengucapkan amit-amit
mempunyai waktu yang memadai untuk jabang bayi, jika tidak segera
diwawancarai. 4 mengucapkan sifat-sifat buruk orang
yang dicela atau dimarahi akan
Selain wawancara mendalam digunakan
menurun/menempel ke bayi yang akan
metode pengamatan untuk melengkapi
dilahirkan.
informasi atau data yang diperoleh melalui
wawancara mendalam. Hasil wawancara Menurut informasi yang disampaikan oleh
mendalam selanjutnya diolah dengan cara beberapa informan, pantangan lain yang
ditranskip selanjutnya dimemasukan kedalam dipercaya oleh masyarakat di daerah
tabel matriks untuk mendapatkan berbagai penelitian adalah calon orang tua bayi tidak
informasi penting yang terkait dengan KIA, boleh memancing, menembak burung,
untuk selanjutnya dianalisis secara deskriptif ataupun menyakiti binatang. Jika pantangan
kualitatif. ini dilanggar, dikhawatirkan anak yang
dikandung kelak akan tertimpa sesuatu hal
yang buruk saat dilahirkan. Dengan percaya
HASIL
dan mentaati menjalankan pantangan tersebut
Informan ibu hamil dan ibu pernah hamil hal ini berpengaruh terhadap mata
yang diwawancarai berjumlah 6 orang, 2 pencaharian baik itu ibu yang sedang hamil
orang dukun bayi, 2 orang sesepuh yang maupun seorang suami yang mata
dianggap sebagai tokoh masyarakat, dan pencaharinnya mencari ikan dilaut sebagai
beberapa warga masyarakat. Menurut nelayan setelah mengetahui istrinya hamil
penjelasan yang disampaikan oleh beberapa akan mengistirahatkan alat-alat yang dipakai
informan bahwa kehamilan merupakan untuk menangkap ikan. Mereka segera
sesuatu harapan bagi setiap pasangan suami mencari mata pencaharian lain menjadi
istri. Setelah menikah yang ditunggu-tunggu petani, sebagai buruh tani menggarap lahan
tentunya menginginkan untuk mempunyai orang lain atau lahan sendiri. Bahkan ada
keturunan. Oleh karena itu segala cara akan yang bekerja di kota sebagai tukang
dilakukan oleh pasangan suami istri untuk bangunan atau pekerjaan lainnya dalam
segera memperoleh keturunan. Bila si calon waktu tertentu hingga istrinya melahirkan.
ibu pada akhirnya diketahui hamil, biasanya
Selain pantangan dalam hal sikap bagi wanita
akan dilakukan berbagai macam cara untuk
hamil di desa Gadingsari ada pantangan
menjaga kandungannya.
terhadap berbagai jenis makanan tertentu
Menurut mbah Bud salah seorang sesepuh antara lain tidak diperbolehkan makan buah
(orang yang dituakan) di daerah penelitian, durian dan buah nanas. Menurut keyakinan
menjelaskan, bahwa : masyarakat setempat, buah durian dan buah
“Bayi yang masih berada dalam nanas mengandung asam dan mengakibatkan
kandungan ibunya sudah bisa perut panas sehingga akan berakibat buruk
Mendengar apa yang diucapkan oleh terhadap janin atau bayi yang ada dalam
orang tuanya. Oleh karena itu wanita yang kandungan.
sedang hamil tidak boleh berbicara Ada pantangan lain untuk wanita hamil yang
sembarangan seperti mencela, atau marah- masih dipercaya di desa Gadingsari yaitu
marah kepada orang lain. Sifat buruk orang tidak boleh makan buah pisang yang
yang dicela atau dimarahi akan menurun ke berhimpitan (Jawa : dampit). Dipercaya bayi
bayi yang sedang dikandungnya. Demikian yang dilahirkan nanti dalam kondisi kembar
halnya soorang calon bapak bayi yang siam dan berhimpitan. Tidak boleh minum
akan lahir juga tidak boleh mencela atau es. Dipersepsikan bayi dalam kandungan
memarahi orang lain, nanti kejadiannya akan tumbuh besar sehingga saat melahirkan
Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol. 3 No 3, Desember 2012 : 113 – 123

si ibu akan mengalami kesulitan. Tidak boleh buah-buahan selain nanas dan durian, sayur-
makan onthel (jantung pisang). Dipercaya sayuran). Agar janin dalam kandungan
dapat membuat ibu hamil dan janin didalam mendapatkan asupan gizi atau nutrisi yang
perut turun jika onthel tersebut dikonsumsi. cukup.
Tidak dibolehkan meminum es bagi ibu Seorang ibu yang sedang hamil biasanya
hamil, agar bayinya tidak besar sehingga mendapatkan perhatian lebih dari seluruh
dikhawatirkan akan kesulitan saat melahirkan anggota keluarga, bahkan tetangga
juga merupakan pantangan yang masih sekitarnya. Walaupun masih ada sebagian
diyakini oleh masyarakat di desa Gadingsari. kecil yang menganggap bahwa kehamilan
Demikian pula pantangan memakan nasi yang disandang seorang wanita adalah hal
kerak, dikhawatirkan akan berdampak tidak yang wajar, namun seluruh anggota keluarga
keluarnya atau lengketnya ari-ari saat umumnya menyadari bahwa nutrisi ibu hamil
melahirkan.. Semua pantangan tersebut tidak bisa disamakan dengan kondisi saat
dimaksudkan untuk mencegah ibu hamil dari tidak hamil. Seluruh anggota keluarga
kemungkinan tertimpa bencana. Seperti umumnya menyadari bahwa nutrisi ibu hamil
jatuh, masuk angin dan hal lain yang tidak bisa disamakan dengan kondisi saat
diperkirakan dapat memberi pengaruh buruk tidak hamil. Keluarga biasanya selalu
terhadap dirinya dan kandungannya. mengingatkan agar si ibu yang sedang hamil
selalu makan makanan yang cukup baik
Selain pantangan-pantangan tersebut di atas,
dalam hal jumlah maupun gizinya serta
terdapat mitos menyangkut hal-hal yang
berbagai pantangan baik dari segi makanan
harus ditaati oleh seorang wanita selama
maupun perilaku kesehariannya.
hamil. Namun demikian, dengan berjalannya
waktu, mitos ini tidak lagi menjadi Seperti yang dialami IK, begitu tahu dirinya
keharusan, namun menjadi suatu anjuran hamil, perhatian seluruh keluarga tercurah
agar ibu hamil bersikap dan bertindak seperti padanya. Nasehat, larangan dan ajuran-
hal-hal sebagai berikut : anjuran diberikan untuk kebaikan IK dan
bayinya. Dari awal kehamilan IK dan
a.Peralatan memasak dan peralatan makan
suaminya sudah diperingatkan untuk tidak
yang digunakan atau disiapkan oleh ibu
minum es karena nanti akan berakibat buruk
hamil harus bersih. Ini dipercaya
pada kandungannya, Tidak hanya dalam hal
berpengaruh terhadap kawah (air ketuban),
makanan, bentuk perhatian juga
yang akan berbau amis sehingga berpengaruh
didapatkannya dari keluarga memberikan
buruk terhadap bayi yang berada dalam
perlindungan terhadap hal-hal buruk yang
kandungan.
mungkin terjadi padanya. Namun ketika ibu
b.Bila bepergian, ibu hamil harus membawa IK ketika diwawancarai meyangsikan
gunting atau benda tajam lainnya. Agar bayi larangan tersebut dan lebih memilih bertanya
dan calon ibu terhindar dari gangguan dan kepada bidan.
marabahaya.
Salah seorang ibu hamil yang diwawancarai
Beberapa warga berkeyakinan, selama yaitu ibu IK menjelaskan bahwa
hamil seorang ibu harus banyak minum air kepercayaan mereka terhadap berbagai
kelapa muda atau lebih baik lagi air kelapa pantangan dan anjuran dimaksudkan sebagai
gading. Ada dua dua pendapat untuk mitos upaya menjaga kehamilan agar dapat berjalan
ini, pertama terdapat keyakinan bila ibu lancar dan sehat sampai melahirkan.
hamil sering minum air kelapa, bayinya akan Walaupun menjalankan pantangan dan
berkulit putih bersih. Pandangan lain anjuran upaya lain yang dilakukan dalam
menyatakan bahwa air kelapa akan menjaga kehamilan adalah dengan
membersihkan air ketuban. Anjuran lain, ibu mengkonsultasikan kepada dokter dan bidan.
hamil yang sudah menginjak usia kehamilan
Nampaknya dalam masa kehamilan yang
8-9 bulan, diharapkan makan belut. Dengan
dialami seorang wanita akan memasuki
makan belut, diharapkankan ibu hamil dapat
suasana kehidupan sehar-hari yang penuh
melahirkan dengan lancar dan licin seperti
dengan berbagai kepercayaan terhadap mitos
belut. Ibu hamil juga dianjurkan banyak
atas kehamilannya. Ada mitos yang
makan makanan yang berserat (daging, ikan,
berkembang didaerah penelitian yang
Praktek Budaya Perawatan Kehamilan Di Desa Gadingsari…( Kasnodihardjo)

menyertai kehamilan seorang wanita, berupa bulan berasal dari suatu kisah, menurut mbah
pantangan dan berupa anjuran. Mitos berupa BUD sebagai berikut :
pantangan meliputi pantang perbuatan dan
“Pada waktu dahulu di Kerajaan Kediri ada
pantang makanan. Pantangan perbuatan
seorang raja bernama Prabu Joyoboyo.
meliputi perbuatan yang tidak boleh
Prabu Joyoboyo ini mempunyai seorang
dilakukan baik oleh seorang wanita yang
putrid Bernama Dewi Paningkep. Dewi
sedang hamil maupun suaminya dan
Paningkep ini sudah menikah, namun
perbuatan yang tidak boleh dilakukan oleh
setiap mengandung selalu mengalami
keduanya. Berbagai pantangan dan keharusan
keguguran, hingga berulang kali. Akhirnya
wanita saat hamil mendasarkan pada
sebagai seorang ayah, Prabu Joyoboyo
konsepsi budaya tentang perawatan
memutuskan untuk bertapa dengan
kehamilan. Bagaimana memelihara dan
maksud agar memperoleh petunjuk dari
menjaga kesehatan sewaktu mengandung
petunjuk dari Sang Maha Kuasa.
hingga kelahiran bayi yang dikandungnya
Setelah bertapa, sang raja mendapat
lahir selamat. Pantangan dan keharusan ini
petunjuk melalui wangsit (bisikan) agar
meliputi berbagai aspek, antara lain, sejak
membuat ubo rampe untuk sesaji. Ubo
wanita hamil dengan usia kandungan 3 bulan
rampe tersebut berisi seperti yang ada
hingga melahirkan, dianggap masa-masa
dislametan 7 bulanan atau tingkeban yang
calon orang tua dari bayi yang akan
masih ditemukan hingga kini. Sejak itulah
dilahirkan. Untuk itu seorang ibu atau wanita
maka pada usia kandungan 7 bulan,
hamil harus sangat berhati-hati dalam
selaludilakukan slametan yang
bersikap dan berbicara.
dilaksanakan hingga kini. Selametan pada
Ritual Kaitannya Dengan Kehamilan usia kandungan menginjak 7 bulan inilah
yang popular dengan istilah tingkepan
Ritual di masa kehamilan mulai dilaksanakan
atau mitoni hingga kini yang dilakukan
saat kehamilan seorang ibu menginjak usia 3,
masyarakat desa Gadingsari”.
5, dan 7 bulan. Ritual tersebut sudah
merupakan tradisi yang dilakukan sejak Pada upacara tingkepan atau mitoni hanya
nenek moyang mereka. Tujuan diadakan dilakukan saat seorang wanita atau sang
upacara tersebut adalah sebagai salah cara calon ibu mengandung anak pertama saja.
untuk meminta pertolongan kepada Tuhan Anak kedua dan seterusnya tidak dilakukan
Yang Maha Esa agar si calon ibu dan anak upacara tingkepan atau mitoni. Pada upacara
selamat ketika menjalani masa kehamilan. tingkepan atau mitoni dibuat sesaji yang
Selain itu, ketika hamil si calon ibu dipercaya isinya terdiri dari berbagai macam makanan.
sedang mengalami masa transisi dari seorang Tahapan ritual tingkepan biasanya dilakukan
wanita menjadi calon ibu. Pada masa transisi upacara siraman pada calon ibu
inilah, seorang perempuan dianggap masuk menggunakan air yang diambil dari 7 sumber
dalam kondisi krisis. Oleh karena itu mata air, dengan tujuan untuk menyucikan
diperlukan sebuah ritual agar bisa calon ibu. Ritual dipimpin oleh seorang
mengembalikan tatanan yang sempat labil. dukun (mbah SAT) yaitu orang yang
Menurut mbah SAT, mitoni atau tingkepan mempunyai pengaruh dan dipercaya oleh
adalah ritual yang penting untuk dilakukan masyarakat desa setempat, karena ia
untuk menyikapi wanita yang sedang berprofesi sebagai dukun manten dan sebagai
mengandung, mbah SAT menambahkan: dukun bayi. Pada waktu memandikan,
dipanjatkan doa sesuai keyakinannya
“Orang Jawa itu senang mengadakan
masing-masing, agar calon bapak, calon ibu,
upacara dan slametan. Selamatan memang
dan bayi yang masih didalam kandungan
penting karena minta doa restu kepada Yang
terhindar dari semua gangguan termasuk
Maha Kuasa agar proses kehamilan dan
gangguan penyakit dan hal-hal yang tidak
melahirkan lancar.”
diinginkan. Dharapkan sifat atau watak jelek
Berbagai ritual yang dilakukan pada masa orang tuanya tidak menurun ke bayi yang
kehamilan seorang wanita masuk masyarakat sedang dikandungnya.
desa Gadingsari antara lain saat kehamilan
menginjak usia 3, 5, dan 7 bulan. Awal mula
diadakannya slametan usia kandungan 7
Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol. 3 No 3, Desember 2012 : 113 – 123

PEMBAHASAN menggambarkan perbuatan yang tidak boleh


dilakukan tidak hanya menyangkut diri
Berbagai pantangan yang perlu ditaati oleh wanita yang sedang hamil, tetapi juga pada
wanita yang sedang hamil nampaknya suami, sewaktu istrinya hamil bila pulang ke
merupakan nilai-nilai budaya yang sifatnya rumah pada malam hari jangan lekas masuk
universal terutama di masyarakat Jawa ke dalam rumah tetapi berhenti lebih dulu
bahkan bisa jadi kelompok masyarakat di dipintu atau di luar rumah sambil meludah
berbagai etnis di Indonesia, dan ini karena dikhawatir kan ada makhluk halus
merupakan kearifan lokal yang berkembang yang ikut bersamanya dan mengikuti masuk
di kalangan masyarakat yang bertujuan agar ke dalam rumah sehingga mengganggu ibu
kehidupan jiwa dan raga dalam kandungan yang sedang hamil. Perbuatan yang tidak
menjadi sempurna. Hasil penelitian yang boleh dilakukan keduanya (suami istri)
dilakukan oleh Manuaba, (1999) di Jawa
adalah melilitkan kain di leher ataupun
terdapat pantangan dan anjuran yang
melilitkan bendabenda lain seperti tali dan
dilakukan selama masa kehamilan.. Calon benang supaya tidak terlilit tali pusat,
ibu di masyarakat Jawa diberikan informasi menertawakan orang juling kerena
tentang makanan yang diperbolehkan serta dikhawatirkan kelak bayi yang dilahirkan
beberapa jamu yang disarankan menjelang akan juling pula, membunuh binatang karena
kelahiran bayi sesuai dengan kearifan lokal dikhawatirkan bayi akan mengalami
yang mereka miliki. Hal ini merupakan salah kecacatatan pada tubuh sesuai dengan
satu upaya yang dilakukan masyarakat
perlakuan yang ditimpakan terhadap binatang
sebagai bentuk pengawasan kehamilan secara tersebut. Anjuran yang harus dipatuhi oleh
tradisional.5 seorang ibu hamil apabila hendak bepergian
Hasil penelitian di daerah Aceh yang sebaiknya membawa bawang putih atau
dilakukan Fauziah. C A (2008), menyelipkan paku kecil di dalam rambut
menggambarkan hal yang kurang lebih sama. supaya tidak diganggu makhluk halus.
Berbagai pantangan bagi seseorang wanita Dianjurkan pula untuk sesering mungkin
sewaktu mengandung antara lain, tidak membaca surat-surat Al Qur’an yaitu surat
diberbolehkan duduk di pintu. Pantangan ini Yusuf dan surat Maryam. Dipercaya kelak
jika dilanggar diyakini wanita yang bila anak yang dilahirkan laki-laki akan
bersangkutan akan mengalami kesulitan saat menjadi laki-laki tampan, bila kelak anak
melahirkan. Demikian pula pantangan bagi yang dilahirkan adalah perempuan maka
wanita hami agar tidak diperbolehan duduk menjadi perempuan yang cantik.6
diatas tanah dan sapu. Diyakini jika Menurut Wibowo, (1993), dampak positif
pantangan dilanggar ari-ari akan mengalami
menjalankan pantangan pada wanita hamil
pelengketan saat melahirkan. Wanita hamil
untuk tidak mengkonsumsi memakan buah
dilarang mandi saat magrib atau senja hari, pisang, nanas, ketimun dan lain-ain jenis
diyakini agar supaya kulit bayi tidak timbul makanan tertentu. Buah-buahan tersebut jika
kemerah-merahan (bahasa Aceh : rahu). dimakan akan menimbulkan pengaruh pada
Wanita hamil dilarang melihat kera karena
kondisi kesehatan ibu hamil. Jika wanita
dikhawatirkan kelak bayi yang dikandung
sedang mengandung mengkonsumsi buah
akan mirip dengan kera. Demikian pula nanas dan durian akan menyebabkan rasa
wanita sedang hamil tidak diperbolehkan panas pada perut. Rasa panas ini timbul
keluar pada saat magrib atau malam hari, karena efek gas yang dihasilkan oleh buah-
keluar saat hujan rintik-rintik karena buahan tersebut dan hal itu tidak baik bagi
dikhawatirkan ada makhluk halus yang kesehatan ibu dan janin yang dikandungnya.7
mengikuti dan mengganggu kandungannya. Temuan dari hasil penelitian Fauziah C A di
Pantangan untuk wanita hamil melangkahi daerah Aceh juga menggambarkan hal yang
parit dan parit supaya tidak menyebabkan sama, ada makanan bagi ibu hamil meliputi
keguguran. Ibu yang sedang hamil agar larangan memakan makanan yang dianggap
banyak berjalan, menyapu, mengepel untuk tajam, seperti nanas, dikhawatirkan
mempercepat proses melahirkan.6 mengalami keguguran.6
Pada penelitian Fauziah. C A (2008) juga Kepercayaan masyarakat terhadap mitos baik
menemukan realita dilapangan yang yang berupa pantangan-pantangan maupun
Praktek Budaya Perawatan Kehamilan Di Desa Gadingsari…( Kasnodihardjo)

anjuran-anjuran tersebut merupakan suatu pesan.9 Berbagai mitos yang hidup


penjabaran nilai-nilai budaya suatu dimasyarakat dan diyakini berpengaruh
masyarakat, yang diperoleh secara turun terhadap sikap dan perilaku wanita yang
temurun. Nilai adalah perasaan-perasaan sedang mengandung.
tentang apa yang diinginkan, atau tentang apa
Disinilah diperlukan keseimbangan tatanan
yang boleh atau tidak boleh, sesuatu hal yang
dengan mengadakan suatu seremoni. Ketika
dihargai atau tidak dihargai, sesuatu hal yang
keseimbangan telah dicapai, maka suasana
di harapkan atau tidak diharapkan.8
selamat diperoleh sehingga menimbulkan
Kepercayaan masyarakat menjalankan rasa aman dan tenteram (Soehardi dalam
pantangan berdasarkan konsepsi budaya Soedarsono, 1986).10 Oleh karena itu di
merupakan perwujudan masyarakat yang masyarakat Jawa, dapat ditemukan beberapa
bersangkutan memandang sebuah kepedulian seremoni atau upacara ketika si calon ibu
orang tua terhadap keturunannya yaitu anak diketahui hamil sebagaimana masih
cucu sebagai generasi penerus keluarga. dijalankan oleh sebagian masyarakat di desa
Pantangan atau larangan merupakan cara Gadingsari Bantul antara lain upacara
orang tua di masa lalu dalam menstranfer tingkepan atau tujuh bulan masa kehamilan.
nilai-nilai tradisional yang merupakan
Menurut Pangesti P Yi, (2009) upacara
warisan budaya dari suatu generasi yang
mitoni atau tingkepan menyimbolkan
lebih tua ke generasi berikutnya. Kelaziman
keinginan atau harapan orang tua masing-
di masa lalu, anak sebagai generasi muda
masing baik jenis kelamin si bayi yang
akan lebih takut pada hal-hal gaib yang
dikandung maupun menggambarkan
belum tentu terjadi atau kebenarannya
pengharapan orang tua agar bayi lahir dengan
ketimbang pada hal-hal yang nampak nyata.
selamat dan sehat.11
Memang ada sisi negatif dan positif, baik dan
buruknya menjalankan pantangan-pantangan Sebagaimana dikemukakan olen Murder N
yang dilandasii kepercayaan tradisional. (1977), bahwa kehidupan dalam masyarakat
Jawa bersifat seremonial. Orang selalu asyik
Permasalahan yang cukup besar pengaruhnya
dengan upacara, selalu asyik mengorganisir
pada seorang wanita pada masa kehamilan
suatu keadaan supaya keadaan itu menjadi
mentaati menjalankan pantangan terutama
nyata, suatu keadaan harus diberi pola atau
untuk tidak mengkonsumsi jenis makan
dipolakan.12
tertentu adalah masalah gizi. Kegiatan ibu
yang sedang mengandung dalam
kesehariannya tidak berkurang, ditambah lagi KESIMPULAN DAN SARAN
ia harus menjalani pantangan-pantangan agar
tidak mengkonsumsi jenis makanan yang Kesimpulan
sebenarnya sangat dibutuhkan oleh wanita Masyarakat desa Gadingsari Bantul masih
yang sedang hamil untuk kesehatan ibu yang taat menjalankan tradisi serta berbagai
bersangkutan dan pertumbuhan serta pantangan dan anjuran terkait dengan
perkembangan janin yang dikandungnya. perawatan ibu hamil. Pantangan-pantangan
Apabila kurang asupan enegi dari makanan dan anjuran-anjuran tersebut merupakan
tentunya akan berdampak negatif terhadap praktek budaya yang dilandasi nilai-nilai
kesehatan ibu dan janin yang dikandungnya, budaya secara tradisional. Suatu kepercayaan
karena adanya kepercayaan dan pantangan tradisional mengenai berbagai pantangan dan
terhadap beberapa makanan tertentu. Dalam anjuran kaitannya dengan makanan yang
pada itu tidak mengherankan kalau anemia dikonsumsi dan tindakan ibu hamil
dan kurang gizi pada wanita hamil cukup disamping membawa dampak negatif juga
tinggi terutama di daerah-daerah dimana membawa dampak positif terhadap kesehatan
masyarakatnya kuat memegang tradisi dan ibu yang bersangkutan dan janin yang
nilai-nilai budaya terkait dengan berbagai dikandungnya. Hal ini merupakan salah satu
pantangan yang diterapkan pada wanita saat upaya yang dilakukan masyarakat sebagai
wanita hamil. bentuk pengawasan kehamilan secara
Menurut Barthes, (2007) bahwa mitos adalah tradisional sehingga mempunyai dampak
suatu sistem komunikasi, bahwa mitos adalah positif ini.
Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol. 3 No 3, Desember 2012 : 113 – 123

Saran 4. Spradley, J, 1979., Dalam Artikel


Pengumpulan Dan Analisis Data Dalam
Pengawasan kehamilan secara tradisional Penelitian Etnografi., Bambang
dalam aspek medis dan psikologis tidak Hudayana, Jurnal Penelitian Agama,
Media Penelitian dan Pengembangan Ilmu-
kalah penting manfaatnya, karena ikut Ilmu Agama, Nomor 2, September-
berperan dalam menunjang perbaikan Desember, Balai Penelitian P3M IAIN
kesehatan masyarakat di daerah Bantul Sunan Kalijaga Yogyakarta.
terutama kesehatan ibu dan anak, untuk itu
5. Manuaba, I BG., 1999.Memahami
perlu dipertahankan. Kesehatan Reproduksi Wanita Arcan,
Jakarta.
UCAPAN TERIMA KASIH 6. Fauziah. C A,, Mitos Tentang Kehamilan,
Ucapan terima kasih ini kami sampaikan Aceh Research Training Nangroe Aceh
Darusalam.2008.
kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul
beserta jajarannya yang telah memfasilitasi 7. Wibowo. (1993), Makanan dan Pantangan
dan memberikan bantuan tenaga serta sarana Untuk Ibu Hamil. [Disitir 18 September
sehingga terselenggaranya penelitian tersebut 2013] Tersedia di http://www.midwife-no2
blokspot.com/ 2009/04/makanan-
di atas.. Juga ucapan terima kasih kami pantangan untuk ibu hamil.html
sampaikan kepada rekan sejawat anggota tim
peneliti terutama yang telah terjun di 8. Bertrand AL. (1981)., Sosiologi, Kerangka
lapangan dalam pengumpulan data selama Acuan, Metode Penelitian Teori-Teori
kurang lebih 50 hari yaitu Drs. Harumanto Tentang Sosialisasi, epribadian Dan
Kebudayaan, Penerbit PT Bina Ilmu,
Sapardi dan Dra Shanti Dwiningsih telah Cet II.
dapat menyelesaikan baik kerja dilapangan
maupun pembuatan laporan akhir. Khusus 9. Barthes, Roland., 2007. Membedah
untuk rekan sejawat kami tercinta almarhum MitosMitos Budaya Massa: Semiotika
atau Sosiologi Tanda, Simbol dan
Drs Tony Murwanto, kami ucapkan
Representasi . Terjemahan: Ikramullah
Mahyuddin, Jalasutra, Yogyakarta
DAFTAR PUSTAKA
10. Soehardi, 1986., Dalam Soedarsono,
Beberapa Aspek Kebudayaan Jawa.
1. Riskesdas, 2010. Riset Kesehatan Dasar 2010, Yogyakarta: Depdikbud (Javanologi).
Badan Penelitian dan Pengembangan
Kementerian Kesehatan RI.
11. Pangesti, P Y., 2009., Dinamika Tradisi
Pada Masa Kehamilan Hingga Pasca
2. Kabupaten Bantul., Data Pokok Pembangunan,
Kelahiran. Skripsi Jurusan Antropologi
Sosial Budaya Tahapan Keluarga Sejahtera,
Budaya, Fakultas Ilmu Budaya,
2008. [Disitir 8 Agustus 2012] Tersedia di
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
http://www.bantulkab.go.id/sosialbudaya.bantul.
html
12. Niels Murder., 1977. Kepribadian Jawa
Dan Pembangunan Nasional, Penerbit.
3. .Koentjraningrat., 1981, Kebudayaan Mentalitas Gadjah Mada University Press.
dan Pembangunan, Bunga Rampai, Penerbit.
PT Gramedia, Jakarta.

You might also like