Professional Documents
Culture Documents
516 1 1010 1 10 20140203 PDF
516 1 1010 1 10 20140203 PDF
29
Abstract
A Impression material that is often used is alginate. Alginate has Characters imbibition and syneresis
properties that can cause dimensional changes alginate mold result. Another factor to consider is the
control of transmission of infection from alginate, as alginate mold result became one of the agents of
transmission of infection in the dentist, it is important to take action disinfection with a disinfectant
solution. Type of laboratory experimental research with the study design The Post Test Control Group
Design on 72 samples of alginate mold. Sample grouping consists of 9 groups , 1 control group and 8
treatment groups with soak and spray technique using a disinfectant solution for 10 minutes. In each
treatment group dimensional stability changes, except the control group because the treatment is not
used. Technique that gives greater influence on changes in dimensional stability is the soaking
technique. But the use of a variety of different disinfectant solution did not impact on the mold result.
There are significant differences in the dimensional stability of the disinfection technique. Techniques
greater dimensional stability is changing soaking technique. But the use of various disinfectant
materials do not have a significant effect on the dimensional stability of alginate mold result.
Recommended spraying disinfection action and further research needs to done on alginate.
Abstrak
Bahan cetak yang sering digunakan adalah alginat. Alginat mempunyai sifat imbibisi dan sifat
sineresis yang dapat menyebabkan perubahan dimensi hasil cetakan. Faktor lain yang harus
diperhatikan adalah kontrol dari penularan infeksi yang berasal dari bahan cetak, karena bahan cetak
menjadi salah satu agen penularan infeksi pada dokter gigi maka penting untuk melakukan tindakan
desinfeksi dengan larutan desinfektan. Jenis penelitian eksperimental laboratoris dengan rancangan
penelitian The Post Test Control Group Design pada 72 sampel hasil cetakan alginat. Pengelompokan
sampel terdiri dari 9 kelompok, 1 kelompok kontrol dan 8 kelompok perlakuan dengan teknik
desinfeksi perendaman maupun penyemprotan menggunakan larutan desinfektan selama 10 menit.
Pada masing-masing kelompok perlakuan terjadi perubahan stabilitas dimensional, kecuali kelompok
kontrol karena tidak dilakukan perlakuan. Teknik yang memberi pengaruh lebih besar pada perubahan
stabilitas dimensi adalah teknik perendaman. Tetapi penggunaan berbagai macam larutan desinfektan
yang berbeda tidak memberikan pengaruh pada hasil cetakan. Terdapat perbedaan yang signifikan
pada stabilitas dimensional pada teknik desinfeksi. Teknik yang lebih besar mengubah stabilitas
dimensional adalah teknik perendaman. Tetapi penggunaan macam-macam bahan desinfektan tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap stabilitas dimensional hasil cetakan alginat. Disarankan
melakukan tindakan desinfeksi penyemprotan dan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang
alginat.
Dari data hasil rata-rata pengaruh teknik larutan memiliki hasil rata-rata yang relatif tidak
desinfeksi dengan berbagai macam larutan jauh berbeda.
desinfektan pada hasil cetakan alginat
menunjukkan adanya perubahan dimensi Pembahasan
ukuran dari ukuran awal bernilai 42,30 mm
(AB/vertikal) dan 29,40 mm (CA/horizontal). Hasil cetakan dapat dikatakan baik apabila
keakuratannya terjamin dan memiliki kestabilan
dimensi sampai nanti akan diisi oleh gipsum [9].
50 Akurasi dan stabilitas dimensional alginat
40 merupakan hal penting untuk keberhasilan hasil
Kontrol AP
cetakan secara menyeluruh. Akurasi dan
30 Rendam AP stabilitas dimensional adalah ketepatan bentuk
Spray AP dan ukuran hubungan gigi geligi dengan
20 Kontrol CA jaringan sekitar dalam rongga mulut [10].
Rendam CA Akurasi dari alginat dapat mengalami perubahan
10
Spray CA karena beberapa penyebab, diantaranya
0 kesalahan selama pembuatan cetakan,
Kontrol 1 2 3 4 kesalahan selama menggerakkan cetakan pada
saat akan diaplikasikan maupun setelah
diaplikasikan dalam rongga mulut, serta
Gambar 1 Grafik rata-rata hasil pengaruh teknik kesalahan perlakuan hasil cetakan setelah
desinfeksi dengan berbagai macam dikeluarkan dari rongga mulut [11].
larutan desinfektan pada hasil Penelitian ini untuk melihat apakah terdapat
cetakan alginat pengaruh teknik desinfeksi dengan berbagai
macam larutan desinfektan pada hasil cetakan
Data penelitian yang diperoleh diuji alginat terhadap stabilitas dimensional.
normalitasnya menggunakan uji Kolmogorov- Pengujian sampel pada penelitian ini dilakukan
smirnov dan diuji homogenitasnya dengan cara mengukur model uji yang dicetak
menggunakan uji Levene, didapatkan hasil dari sampel hasil cetakan alginat yang telah
berupa data terdistribusi normal dan homogen. diberi perlakuan menggunakan teknik
Selanjutnya data dilakukan uji beda perendaman atau penyemprotan dengan
menggunakan Two-way Annava dilanjutkan berbagai macam desinfektan selama 10 menit
dengan uji PosHoc untuk mengetahui selanjutnya melakukan pengamatan antara
perbedaan data pada masing-masing kelompok pengukuran pada model uji gipsum dengan
penelitian dengan tingkat kepercayaan 95% pengukuran pada model master apakah terjadi
(α=0,05). perubahan ukuran stabilitas dimensional.
Hasil uji Two-way Annava didapatkan Hasil penelitian menunjukkan rata-rata hasil
pengaruh yang signifikan pada teknik desinfeksi pengukuran pada teknik perendaman memiliki
dan pada larutan desinfektan tidak nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan
mendapatkan hasil perbedaan yang signifikan, teknik penyemprotan yang berarti bahwa teknik
artinya teknik desinfeksi mempunyai efek perendaman memiliki pengaruh yang lebih
terhadap stabilitas dimensional hasil cetakan besar pada stabilitas dimensional dibandingkan
alginat. Selanjutnya untuk mengetahui adanya dengan teknik penyemprotan. Hal ini
perbedaan antar kelompok dilakukan uji menunjukkan desinfeksi dengan teknik
PosHoc. perendaman dapat mempengaruhi keakuratan
Berdasarkan uji PosHoc didapatkan bahwa dimensi dari hasil cetakan alginat.
terdapat perbedaan yang bermakna pada Pada alginat terdapat sifat imbibisi dan
stabilitas dimensional antar kelompok. Teknik sineresis yang berpengaruh pada saat
perendaman memiliki pengaruh yang lebih dilakukannya proses desinfeksi [3]. Pada saat
bermakna dibandingkan dengan teknik dilakukan desinfeksi dengan teknik perendaman
penyemprotan. Pada AB/vertikal maupun terjadi proses imbibisi yaitu proses terserapnya
BC/horizontal terdapat pengaruh terhadap air kedalam hasil cetakan alginat yang
perubahan stabilitas dimensional, tetapi menimbulkan perubahan bentuk pada hasil
penggunaan larutan desinfektan yang berbeda cetakan sehingga terjadi ekspansi dan hasil
tidak memiliki pengaruh dan perbedaan cetakan akan lebih mengembang dari ukuran
bermakna karena penggunaan pada tiap-tiap semula dibandingkan dengan sebelum
dilakukan proses perendaman. Hal yang sama bereaksi, sisa kalsium sulfat bereaksi
juga terdapat pada desinfeksi dengan teknik membentuk kalsium alginat yang tidak larut
penyemprotan, tetapi pada teknik ini terjadi dengan air yang akan membentuk gel alginat
keseimbangan antara proses imbibisi dan [3].
sineresis. Terjadi proses imbibisi pada saat Tindakan desinfeksi adalah membunuh
desinfektan disemprotkan pada hasil cetakan mikroorganisme penyebab penyakit dengan
alginat, sedangkan proses sineresis terjadi saat bahan kimia, hal ini dapat mengurangi
setelah dilakukan proses penyemprotan. Hasil kemungkinan terjadi infeksi dengan jalan
cetakan alginat dibiarkan pada udara terbuka membunuh mikroorganisme patogen. Untuk
pada suhu ruangan sehingga proses sineresis mencegah terjadinya penyebaran penyakit
terjadi, sehingga proses masuk dan keluarnya infeksi dari mulut penderita kepada dokter gigi,
partikel air ke dalam alginat seimbang [12]. hasil cetakan gigi direndam dalam desinfektan
Teknik perendaman lebih memberikan atau disemprot dengan disinfektan [14].
pengaruh terhadap perubahan stabilitas Prosedur desinfeksi dilakukan setelah
dimensional oleh karena pada teknik proses pencetakan kemudian desinfeksi dengan
perendaman hanya terdapat penyerapan cairan, cara disemprot larutan desinfektan hingga
tidak terjadi proses lain, sehingga perubahan merata pada permukaan yang nampak ataupun
stabilitas dimensional lebih mudah terjadi pada direndam sampai permukaan tenggelam
teknik ini [3]. didalam larutan. Kebanyakan pabrik yang
Hasil cetakan alginat terbentuk dari memproduksi alginat maupun desinfektan
pencampuran bubuk dan air. Komposisi utama menganjurkan desinfeksi harus dilakukan sesuai
dari bubuk alginat terdiri dari kalium alginat dengan petunjuk pabrik, ini dikarenakan akan
(18%) yang berfungsi agar alginat larut dalam terjadi distorsi minimal pada hasil cetakan bila
air, kalsium sulfat (14%) yang berfungsi sebagai yang disarankan diikuti dan dilakukan dengan
reaktan, partikel pengisi (56%) yang berfungsi benar [3].
untuk pengatur konsistensi gel, dan sodium Bahan-bahan desinfektan yang banyak
fosfat (2%) sebagai penghambat waktu setting digunakan dan mempunyai efektivitas desinfeksi
[2]. Pada penelitian ini menggunakan alginat pada mikroorganisme patogen adalah sodium
dengan merk dagang Cavex CA 37 tipe regular hipoklorit, klorheksidin dan hidrogen peroksida
set. Kelebihan dari produk ini yaitu harga lebih [4]. Sodium hipoklorit dan klorheksidin memiliki
ekonomis, konsistensi gelnya lebih bertahan spektrum yang luas, bekerja cepat dan
lama dibandingkan merk dagang lain dan lebih toksisitasnya rendah sehingga aman digunakan
kenyal serta rigid. Karena pada Cavex CA 37 untuk desinfeksi bahan cetak. Pemakaian
memiliki komposisi partikel pengisi sodium hipoklorit sebagai desinfektan efektif
mamnnuronan dan guluron yang lebih banyak pada konsentrasi 0,5% dan klorheksidin sebagai
sehingga lebih kenyal dan rigid saat disimpan desinfektan efektif pada konsentrasi 0,2% [6].
dalam waktu yang cukup lama [13]. Penggunaan hidrogen peroksida efektif pada
Pada saat pembuatan cetakan alginat konsentrasi 3% dan aktif pada mikroorganisme
terjadi suatu proses yang dinamakan proses gram negatif serta gram positif [15].
gelasi. Proses gelasi merupakan reaksi yang Hasil analisis data pada bahan desinfektan
terjadi dari sol menjadi gel. Pada saat menunjukkan nilai yang tidak bermakna pada
pencampuran bubuk alginat dengan air terjadi penggunaan berbagai macam larutan
proses kimia berupa reaksi alginat larut air desinfektan. Dari hasil yang diperoleh dapat
dengan kalsium sulfat sehingga terjadi disimpulkan bila penggunaan berbagai macam
pembentukan gel kalsium alginat yang tidak larutan desinfektan yang berbeda tidak memiliki
larut air. Kalsium sulfat bereaksi dengan pengaruh terhadap hasil cetakan alginat. Ini
membentuk kalsium alginat tidak larut dari karena bahan desinfektan yang digunakan
kalium alginat dalam suatu larutan cair. memiliki konsentrasi terendah dan waktu
Pembentukan kalsium alginat sangat cepat dan perendaman yang relatif tidak terlalu lama
tidak menyediakan waktu kerja yang cukup, sehingga tidak memiliki pengaruh pada hasil
sehingga garam larut air seperti sodium fosfat cetakan alginat. Hal tersebut dibuktikan dari
ditambahkan pada larutan untuk hasil analisis PostHoc.
memperpanjang waktu kerja. Sehingga kalsium
sulfat, kalium alginat dan sodium fosfat
dicampur lalu dilarutkan dalam air dengan
proporsi yang tepat. Setelah sodium fosfat