Anafilaksis
Oscar Rachman, Myra Soepriadi, Budi Setiabudiawan
membingungkan. Tanpa pengertian dasar dan penggunaan istilah yang tepat untuk
definisi penyakit alergi baik dari segi ilmiah maupun pelayanan kesehatan penderita
tidak mungkin optimal. Pada akhir 1990 European Academy of Allergology and Clinical
Immunology (EAACI) mengusulkan revisi standardisasi nomenklatur alergi. Diharapkan
bahwa revisi ini dapat diterima dan dipergunakan baik oleh kalangan medis dan profesi
kesehatan lain, maupun penderita dan personalia di bidang alergi.
Pada tahun 1893, Von Behring menemukan reaksi yang berlebihan pada anak-anak
yang diimunisasi dan menyebutnya sebagai hypersensitivity. Pada tahun 1902 putra mahkota
Monako mengalami reaksi hipersensitivitas yang hebat setelah menyantap tentacle bintang
laut. Hal ini mendorong Portier dan Richet melakukan percobaan dengan menyuntikan
ekstrak tentacle bintang laut pada anjing, saat suntikan ini diulangi 2-3 minggu kemudian,
anjing tersebut bukannya menjadi kebal ( terlindungi ) namun sakit dan meninggal. Kedua
sarjana menyebutnya sebagai “ana-phylaxi”. Ana: bertentangan / berlawanan / lawannya
, Phylaxis: perlindungan.
[== yang digunakan untuk menamai alergi dan reaksi serupa alergi semakin
Anafilaksis alergi adalah suatu respon klinis hipersensitivitas akut, berat, dan
menyerang berbagai macam organ. Reaksi hipersnsitivitas ini merupakan suatu reaksi
hipersensitivitas tipe cepat ( reaksi hipersensitivitas tipe I ), yaitu reaksi antara antigen
spesifik dan antibodi spesifik (IgE ) yang terikat pada sel mast. Sel mast dan Basofil akan
mengeluarkan mediator yang mempunyai efek farmakologik tethadap berbagai macam
organ. Selain itu dikenal pula istilah reaksi anafilaksis nonalergi (reaksi anafilaktoid) yang
secara klinis sama dengan anafilaksis alergi, akan tetapi tidak disebabkan oleh interaksi
antara antigen dan antibodi. Reaksi anafilaksis nonalergi disebabkan oleh zat yang bekerja
langsung pada sel mast dan basofil schingga menyebabkan terlepasnya mediator( lihat
gambar 18-1 ).
DEFINISI
The World Allergy organization (WAO) pada Oktober 2003 menyampaikan hasil peninjauan
ulang dan revisi nomenklatur penyakit alergi untuk digunakan secara global.Hipersensitivitas:
Gejala/tanda yang secara obyektif dapat ditimbulkan kembali dengan diawali oleh pajanan
terhadap suatu stimulus tertentu pada dosis yang ditoleransi oleh individu yang normal.
Hipersensitivitas alergi
Suatu reaksi hipersensitivitas yang terbukti diawali oleh mekanisme imunologik pesifik.
Hipersensitivitas nonalergi
Bila reaksi hipersensitivitas terbukti disebabkan oleh mekanisme lain.
Anafilaksis
Merupakan reaksi hipersensitivitas generalisata atau sistemik yang berat, mengancam
kehidupan.
Anafilaksis alergi
Bila reaksi diperantarai oleh suatu mekanisme imunologi.
Anafilaksis alergi diperantarai IgE (IgE-mediated allergic anaphylaxis)
Bila reaksi diperantarai oleh antibodi- IgE.
Anafilaksis nonalergi
Bila reaksi diperantarai oleh penyebab nonimunologi (Dahulu: reaksi anafilaktoid).
Anafilaksis idiopatik
Bila alergen penyebab maupun faktor fisik yang merangsangnya tak teridentifikasi.
Anafilaksis
Alergi Non-Alergi Idiopatik
(imunotogi) (Non-munolog!)
IgE,Foe RI Lain-lain Fisik Laintain
makanan, Darahimmune Olahraga, obat
serangga, agregatesobat —_dingin
lateks,
obat
Gambar 18-1. Mekanisme anafilaksis pada manusia. Anafilaksis dapat terjadi
diperantarai_ diperantarai respon imun atau nonimun dari sel mast
(Dikutip dengan modifikasi dari FEstelle, 2002)Atopi
Kecenderungan perorangan (personal) dan atau keluarga (familial) untuk tersensitisasi
dan memproduksi antibodi IgE sebagai respon terhadap pajanan allergen, biasanya protein.
Individu ini dapat mengalami gejala khas berupa alergi makanan, asma, rinokonjungtivitis,
atau eksim (dermatitis).
Antigen
RY) Anafitatoksin (C3a, CS)
IgE
~ Protein dasar
x ar netrofl
Anti4oE :
Posisi
Jalan napas
02
Cairan iv.
baik Pertimbangkan
- infus Epinephrin
- — Antihistamin Hi dan H2
= Bronchodilator inhalasi
ya
- Kortikosteroid
- - — Glukagon
Observasi - Vasopressor
- Tergantung individu + Rawat ICU
- Epinephine kit
Respon Klinis
baik ?
Rujuk ke abli
Alergi-imunologi
Henti Kardiopuimonal dalam Anafilaksis
Pendekatan CPR dan ACLS
Jika perlu usahe resusitasi dilanjukan
Pertimbangkar:
= Epineprin dosis tinggi
= Rapid volume expansion
+ Atropin atau transkutaneus pacing untuk asistol atau
pulseless electrict activity
- Rujuk ke emergensi dan [CU
Gambar (18-9). Algoritma penatalaksanaan anafilaksis akut
(Dikutip dan dimodifikasi dari Liberman,2005)Oksigen
Oksigen harus diberikan kepada penderita penderita yang menplami sianosis, dispneu yang
jelas arau penderita dengan mengi. Oksigen dengan aliran sedang-tinggi (5-10 liter/menit)
diberikan melalui masker atau kateter hidung.
Difenhidramin
Difenhidramin dapat diberikan secara intravena (kecepatan lambat selama‘5 - 10 menit),
intramuskular atau oral (1-2 mg/kgBB) sampai maksimum 50 mg sebagai dosis tunggal,
tergantung dari beratnya reaksi. Yang perlu diingat adalah bahwa difenhidramin bukanlah
merupakan substitusi adrenalin. Difenhidramin diteruskan secara oral setiap 6 jam selama
24 jam untuk mencegah reaksi berulang, terutama pada urtikaria dan angioedema.
Kalau penderita tidak memberikan respons dengan tindakan di atas, jadi penderita
masih tetap hipotensif atau tetap dengan kesukaran bernapas, maka penderita perlu dirawat
di unit perawatan intensif dan pengobatan diteruskan dengan langkah berikut.
Cairan intravena
Untuk mengatasi syok pada anak dapat diberikan cairan NaCl fisiologis atau Ringer
sebanyak 20 ml/kgBB secepatnya sampai syok teratasi. Bila syok sudah teratasi, cairan
tersebut diteruskan dengan dosis sesuai dengan berat badan dan umur anak.
Aminofilin
Apabila bronkospasme menetap, diberikan aminofilin intravena 4-7 mg/kgBB yang
dilarutkan dalam cairan intravena (dekstrosa 5%) dengan jumlah paling sedikit sama.
Campuran ini diberikan intravena secara Jambat (15-20 menit). Tergantung dari tingkat
bronkospasme, aminofilin dapat diteruskan melalui infus dengan kecepatan 0,2-1,2 mg/
kgBB atau 4-5 mg/kgBB intravena selama 20-30 menit setiap 6 jam. Bila memungkinkan
kadar aminofilin serum harus dimonitor
Vasopresor
Bila cairan intravena saja tidak dapat mengontrol tekanan darah, berikan metaraminol
bitartrat (Aramine) 0,01 mg/kgBB (maksimum 5 mg) sebagai suntikan tunggal secara lambat
dengan memonitor aritmia jantung, bila terjadi aritmia jantung, pengobatan dihentikan.
segera. Dosis ini dapat diulangi bila diperlukan, untuk menjaga tekanan darah. Dapat juga
diberikan vasopresor lain seperti levaterenol bitartrat (Levophed) 1 mg (1 ml) dalam 250 ml
cairan intravena dengan kecepatan 0,5 ml/menit atau dopamin (Intropine) yang diberikan
bersama infus, dengan kecepatan 0,3-1,2 mg/kgBB/jam.Kortikosteroid
Kortikosteroid tidak menolong pada pelaksanaan akut suatu reaksi anafilaksis. Kortikosteroid
berguna untuk mencegah gejala yang lama atau rekuren. Mula-mula diberikan hidrokortison
intravena 7-10 mg/kgBB lalu diteruskan dengan 5 mg/kgBB setiap 6 jam dengan bolus infus.
Pengobatan biasanya dapat dihentikan sesudah 2-3 hari.
Pengobatan suportif
Sesudah keadaan stabil, penderita harus tetap mendapat pengobatan suportif dengan obat
dan cairan selama diperlukan untuk membantu memperbaiki fungsi vital. Tergantung dari
beratnya reaksi, pengobatan suportif ini dapat diberikan beberapa jam sampai beberapa
hari.
PENCEGAHAN
Pencegahan merupakan aspek yang terpenting pada penatalaksanaan anafilaksis.
Anamnesis teliti
Anamnesis mengenai kemungkinan terdapatnya reaksi terhadap antigen yang dicurigai,
yang mungkin terjadi diwaktu yang lalu, harus dikerjakan sebelum kita memberikan
setiap obat, terutama obat suntikan. Edukasi juga dapat diberikan pada pasien, antara
lain membaca label obat dengan teliti dan mempunyai catatan mengenai jenis obat yang
dicurigai menimbulkan gejala alergi.
Penggunaan antibiotik
Penggunaan antibiotik atau obat lainnya harus dengan indikasi khusus, dan pemberian per
oral lebih baik, bila hal ini memungkinkan.
Uji kulit dan konjungtiva
Uji kulit dan konjungtiva terhadap beberapa antitoksin yang berasal dari serum hewan,
dianjurkan uncuk dikerjakan sebelum diberikan. Jika diperlukan anti serum, sebisa mungkin
diberikan preparat serum manusia. Di negara maju, setiap saat dapat diperoleh informasi
dari badan tertentu yang mempunyai catatan lengkap mengenai penderita yang telah pemah
mengalami reaksi anafilaksis.
Markers Albuminuria Haematuria Electrolyte Abnormalities Due To Tubular Disorders Renal Histological Abnormalities Structural Abnormalities Detected by Imaging History of Kidney Transplantation