Professional Documents
Culture Documents
Perpetaan
Perpetaan
1. Urban Geography
Growth is rapid: can a city handle large numbers of migrants?
Urban Areas: (aka cities)
Centers of economic, political, cultural change
First magnets for migration
+50% of the population of the world
30% of sub-Saharan Africa lives in cities, this is rapidly changing
Leads to rapid migration into the cities where it offers more resources and
opportunities
Over-urbanization
Squatter settlements
Urban sprawl
3. Infrastructure defined
Carrying capacity
Population and Infrastructure
Modul Mata Kuliah
Geografi Kota
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
What elements make up a city’s infrastructure?
Pieces of Infrastructure:
Roads, Bridges
Food dispersal,
Water supply
Power Plants/Power lines
Sewer system
Government Buildings
Health Services
Police/Fire Protection
Housing
Environmental Services
Schools
Law Enforcement
1. Permasalahan Kota
Kemiskinan yang merebak
Pengadaan perumahan bagi penduduk miskin
Perkembangan kenampakan fisik kota yg tdk terkendali
Penyediaan lapangan kerja
Degradasi kualitas lingkungan kota
Tingginya arus urbanisasi
Kesemrawutan lalin transportasi
2. Penyebab Pertumbuhan Eksplosif Kota
• Industrial booming
• Revolusi transportasi
• Revolusi telekomunikasi
• Transformasi politik
3. Akibat Perkembangan Fisik Kota Yang Tidak Terkendali
• Hilangnya lahan pertanian produktif, subur, dan beririgasi teknis
• Maraknya spekulasi lahan
• Meroketnya harga pasaran lahan
• Pola sebaran bentuk pemanfaatan lahan yg semrawut
• Meningkatnya polusi udara, air, tanah
• Penurunan produksi dan produktivitas pertanian
• Degradasi kualitas lingkungan
• Menipisnya komitmen petani terhadap lahan dan kegiatan pertanian (Furuseth,
1982)
1. Definisi Urbanisasi
Urbanisasi merupakan perpindahan penduduk secara berduyun-duyun dari desa
(kota kecil, daerah) ke kota besar (pusat pemerintahan). Selain itu, urbanisasi juga dapat
diartikan sebagai perubahan sifat suatu tempat dari suasana (cara hidup, dsb) desa ke
suasana kota.
Urbanisasi dipengaruhi oleh pertumbuhan alami penduduk daerah perkotaan,
migrasi dari daerah pedesaan ke daerah perkotaan, reklasifikasi desa ke kota. Untuk
Indonesia, tingkat urbanisasi diproyeksikan mencapai 68 persen pada tahun 2025. Tingkat
Urbanisasi di empat provinsi di Jawa pada tahun 2025 sudah di atas 80 persen, yaitu di DKI
Jakarta, Jawa Barat, DI Yogyakarta, dan Banten.
Urbanisasi dan kota, hal ini juga mengacu pada proses di mana penduduk pedesaan
pindah ke daerah perkotaan. Urbanisasi mengacu pada semua kota-kota di suatu negara,
Dari gambar di atas memperlihatkan keadaan di seluruh dunia, benua Eropa dan
Amerika Serikat pada malam hari. Terlihat bahwa, Negara-negara di Eropa dan Utara Benua
Amerika lebih terang. Hal ini menunjukkan bahwa Negara-negara tersebut padat penduduk
dan daerah perkotaan telah berkembang pesat.
4. Sumber Urbanisasi
Sistem perkotaan suatu negara tumbuh terutama oleh:
a. Peningkatan populasi alami (kelahiran - kematian)
b. Migrasi dari daerah pedesaan (terutama di negara-negara dengan populasi pedesaan
yang besar)
c. migrasi dari negara-negara lain (terutama di Eropa dan Amerika Utara)
d. Reklasifikasi batas perkotaan untuk mencakup wilayah yang sebelumnya pedesaan
Urbanization
TEMUAN KE-IV
Kurva urbanisasi biasanya logistik atau S-berbentuk
1766-1834
1. Pengertian Kota
Definisi klasik (Amos Rappoport), kota adalah suatu permukiman yang relati besar,
padat dan permanen, terdiri dari kelompok individu yang heterogen dari segi sosial.
Definisi modern, kota adalah suatu permukiman dirumuskan bukan dari ciri morfolgi
kota tetapi dari suatu fungsi yang menciptakan ruang efektif melalui pengorganisasian ruang
dan hirarki tertentu. Suatu daerah /kawasan yang memiliki tingkat keramaian dan
kepadatan penduduk yang tinggi. Di kota terdapat spesialisasi tenaga kerja, aglomerasi dan
efisiensi, skala ekonomi, berbagai pemasok, pelanggan, layanan, pusat administrasi dan
organisasi pertahanan.
2. Dinamika Kota
a. Penduduk Padat
b. Polusi Lingkungan
c. Kualitas lingkungan turun
d. Perumahan tidak memenuhi persyaratan
e. Terjadi slum area
f. Infrastruktur lingkungan terjamin
3. Kota-Kota Kuno
Crossroads, sumber air
a. Jericho (9000 SM)
b. Catal Huyuk (6000 SM)
c. Memphis (3000 SM)
d. Kerjasama irigasi, pertahanan Ur (5000 SM)
Interdependensi dari kota dan negara
5. Kota-Kota Industri
Pertumbuhan kota yang pesat. Kota baru: yang di rencanakan dan dikembangkan
dalam kaitan kota yang tumbuh dan berkembang : hubungan kota penunjang-kota induk,
sub kawasan–pusat kawasan. Kota baru dikembangkan dalam dalam kaitan fungsi dan
potensi tertentu pada lokasi baru.
Kategori kota baru, yaitu Kota pusat pemerintahan, industri, pertambangan, usaha
kehutanan, instalasi ketenagaan, instalasi militer, kota pusat rekreasi, permukiman khusus
berskala besar
PERTEMUAN KE-VI
MODEL ANALISIS PENGARUH PENANASAN GLOBAL DI WILAYAH PERKOTAAN
Aspek Keruangan
Geografi selalu berkaitan dengan aspek keruangan yang menyangkut lokasi dan
posisi. Landasan utama ilmu geografi adalah mendeskripsikan suatu objek pada suatu lokasi
secara tepat. Berdasarkan Undang-Undang No. 4 Tahun 2011 tentang informasi geospasial,
spasial merupakan aspek keruangan suatu objek atau kejadian yang mencakup lokasi, letak
dan posisinya.
Pemahaman tentang ilmu geografi dalam konteks UU No. 4 Tahun 2011. Geograf
mengindentifikasi elemen dasar terkait definisi geografi sebagai berikut:
Pendekatan Analisis
Dalam mengimplementasikan ilmunya, para geograf tidak lepas dari tiga pendekatan, yaitu:
Spatial analysis (analisis spasial), mempelajari variasi lokasi dari suatu property yang
tepat/spesifik atau sekumpulan property.
Ecological analysis, membahas hubungan antara manusia dan lingkungan dan
menginterprestasikan keterkaitan dari keduanya;
Regional complex analysis, mengkombinasikan analisis spasial dan analisis ekologi.
Contoh Citra
Konsep Eco-City
Kota yang secara ekologis dikatakan kota yang sehat. Artinya adanya keseimbangan
antara pembangunan dan perkembangan kota dengan kelestarian lingkungan. Konsep
ecological city atau eco-city diartikan sebagai sebuah kota yang hijau, sehat dan bersahabat
dengan lingkungan (Aston 1992, Roseland 1997).
Konsep ecocity digagas pada tahun 1994 dalam sebuah forum yang menamakan
dirinya International Forum on Globalization (IFG). Lembaga pendidikan di bidang ekonomi
dan penelitian memberikan analisis dan kritik mengenai dampak budaya, sosial, politik, dan
lingkungan dari globalisasi ekonomi. Kelompok ini memprakarsai proses perumusan
berbagai alternatif atas berbagai dampak buruk model globalisasi korporasi saat ini.
Problem perkotaan tidak luput dari keprihatinan mereka.
2. Isu-Isu Terkait
Urbanisasi
Pertumbuhan penduduk akan mencapai 9 miliar pada tahun 2050
Peningkatan emisi mencapai 3,2 % pada tahun 2000-2005 tumbuh 4 kali lebih cepat
dari 10 tahun (1090-1099) sebelumnya yang hanya mencapai 0,8 %
Perubahan iklim
3. Perubahan Iklim
Dampak yang terjadi dari adanya perubahan iklim
Bencana alam (banjir), banjir besar yang menghantam Jakarta pada tahun 2007
menyebabkan 200,000 orang mengungsi dan kerugian sebesar US$879 juta.
Kerugian ekonomi; data mencatat 10 kota besar mengalami kerugian akibat bencana
mencapai US$3.000 miliar atau mencapai 5% produk domestik bruto dunia pada
2005. Pada 2070, jumlah total populasi yang terkena dampak cuaca ekstrim akan
meningkat tiga kali lipat menjadi sekitar 150 juta. Jumlah kerugian akibat cuaca
ekstrim juga akan meningkat drastis, mencapai US$ 35.000 miliar pada 2070 – naik
lebih dari 10 kali lipat dengan nilai setara dengan 9% produk domestik bruto dunia.
Maka dari itu harus ada konsep yang bisa mendukung tujuan dari ecological city ini.
1. Karentanan Iklim
Terdapat empat kategori kerentanan iklim, antara lain:
a. Perubahan pada Suhu
Perubahan suhu berdampak pada efek panas pada daratan, permasalahan kualitas air,
peningkatan resiko kematian terkait suhu terutama untuk usia lanjut, sakit kronis, sangat
muda, dan terisolasi sosial
b. Perubahan pada Curah Hujan (Intensitas tinggi dan Kekeringan)
Perubahan intensitas curah hujan berdampak pada permasalahan pasokan air yang
terkontaminsi, meningkatnya resiko kematian, penyakit, infeksi, dan wabah penyakit
kulit, perpindahan penduduk besar-besaran, meningkatnya harga kebutuhan pangan.
c. Peningkatan aktifitas angin
Terjadinya badai dan topan, gangguan umun pasokan air, penarikan resiko cangkupan di
daerah-daerah yang rentan oleh asuransi swasta
d. Perubahan pada kenaikan permukaan air laut
Erupsi dan perendaman tanah, peningkatan masalah salinitas di muara dan pesisir,
gangguan permukiman ke daerah berkualitas rendah
2. Strategi Penanggulangan
a. Sumber Energi
Meningkatkan efisiensi pemasukan dan distribusi, pengalihan bahan bakar dari batu
bara ke tenaga nuklir dan gas, penerapan awal CO2 dalam penangkapan dan
penyimpanan.
b. Transportasi
Kendaraan yang bahan bakarnya lebih efisien, bahan bakar bio-energi, penggunaan
transportasi benas motor (bersepeda dan jalan kaki), land-use dan perencanaan
transportasi.
c. Bangunan
1. Gambaran Umum
Cina merupakan negara yang besar dengan jumlah penduduk 1,3 milyar jiwa. Dalam
10 tahun terakhir ini China menerapkan eco-city yang menjadi mode di dunia.
Pembangunan eco-city di China mulai diterapkan dalam merespon krisis lingkungan yang
berfokus kepada kawasan perkotaan yang padat karena sangat mudah mengalami degradasi
lingkungan terutama di kawasan pesisir dan sungai yang pertumbuhannya sangat cepat.
Dalam 30 tahun terakhir ini, industri perkotaan di China berdampak penting pada ekologi.
2. Eco-Cities In China
2.1 Tujuan
Eco-city yang diterapkan di China yaitu untuk menyediakan kondisi kota yang
berkelanjutan dan produktif karena eco-city memiliki potensi dalam pembangunan yang
mendukung instrument lingkungan dalam mengatasi permasalahan lingkungan.
Dongtan adalah sebuah kota yang terletak di pula Chongming China yang berlokasi di
sungai Yangtze dekat dengan shanghai. Pemerintah kota mendisain Dongtan dengan konsep
ramah lingkungan dan kota ini disebut-sebut akan menjadi kota paling hijau di dunia.
Kendaraan yang boleh beropreasi hanya kendaraan yang bertenaga listrik dan hidrogen saja,
ketika orang sampai di pesisir kota tersebut mereka harus memilih berjalan kaki,
menggunakan sepeda atau menggunakan transportasi yg ramah lingkungan tersebut.
Pertanian dan perkebunannya juga hanya boleh menggunakan tenaga listrik atau hidrogen
saja sehingga memperkecil produksi limbah yang dihasilkan.
Pada 2007, pemerintah China membuat rencana kota hijau baru (eco-city) hasil
kerjasama pemerintah China dan Singapura. Tianjin Eco-City terletak sekitar 40 km dari
pusat kota Tianjin, sekitar 150 km di sebelah tenggara Beijing. Konsep Tianjin hampir sama
dengan Dongtan yaitu mendaur ulang sampah rumah tangga,saluran listrik kota diganti
dengan perangkat yang lebih hemat energy seperti penggunaan tenaga angin, matahari dan
panas bumi. Sistem transportasi di Tiangjin mulai beralih pada kendaraan jenis hybrid.
Sekitar 30 milyar yuan dana disuntikkan untuk program eco-city di daerah Tianjin. Program
akan selesai sekitar tahun 2020.
3. Kesimpulan
Seiring berkembangnya zaman dan semakin majunya teknologi memiliki dua
pengaruh terhadap suatu kota, yaitu negatif maupun positif. Salah satu dampak dari hal
negative yang ditimbulkan adalah terjadinya degradasi lingkungan sehingga kota-kota yang
ada didunia keadaannya sangat kritis dan memperihatinkan. Sehingga timbulah konsep
untuk kawasan perkotaan yaitu Eco-city.
Eco-infrastructures at the city scale: map showing ecosystem land cover in study area.
Water Plaza
From Palafito Home To The House As A Unit For The Production of Renewable Energy,
Water Conservation And Urban Agriculture