Frel-Mrv-Data Activity Ras

You might also like

You are on page 1of 12

FGD‐BUK 10 Jan 2015

Direktorat Inventarisasi dan Pemantauan Sumber Daya Hutan


Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan

DISKUSI TERBATAS
PENURUNAN EMISI KARBON DI HUTAN PRODUKSI: PERUMUSAN KEBIJAKAN
DAN IMPLEMENTASI DI TINGKAT LAPANGAN
Jakarta, Selasa-10 Februari 2015

GLOBAL WARMING ~ CLIMATE CHANGE


is reality, happening and part of our life!

Energy
GHG EMISSION Non Energy LUCF and
peat fire
upaya mitigasi
REL
reduce emissions from deforestation,
reduce emissions from forest degradation,
the role of conservation,
sustainable management of forests, and
i bl ff d
enhancement of forest carbon stocks.

Transparency
Accuracy
Measurable, Consistency
Reportable Completeness
and Verifiable Comparability

R.A. Sugardiman 1
FGD‐BUK 10 Jan 2015

SK 633

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR: SK.633/Menhut-II/2014
TENTANG
PENETAPAN TINGKAT ACUAN EMISI KARBON HUTAN
(FOREST REFERENCE EMISSION LEVEL)
Ditetapkan di Jakarta
d tanggall 21 Juli
pada J li 2014
MENTERI KEHUTANAN
REPUBLIK INDONESIA,

TTD
ZULIKIFLI HASAN

Menetapkan Forest Reference Emission


Level yang selanjutnya disingkat FREL
y g j y g
0.816 Gton CO
sebesar 0.816 Gton CO2‐e yang
didasarkan dari rata‐rata emisi hutan
tahun 2000 sampai dengan tahun 2006
dan dari proyeksi emisi hutan yang akan
d
digunakan untuk pembangunan di luar
k k b d l
kegiatan kehutanan sampai dengan tahun
2020.

R.A. Sugardiman 2
FGD‐BUK 10 Jan 2015

Title Indonesia’s National Forest 
Ministry of Forestry

Monitoring System

4,00 
3,51  Dipakai untuk:
3,50 
• Statistik Kehutanan
3,00  • RAN GRK Bappenas
• National Summit PI 2011
2,50  • National Summit PI 2012
• UNFCCC
UNFCCC‐COPCOP 18, 2012
18 2012
1,87  • UN Climate Summit 2014
2,00 

1,50  1,17 
1,08 
1,00  0,83  0,73 
0,61 
0,45 
0,50 


1990‐1996  1996‐2000  2000‐2003  2003‐2006  2006‐2009  2009‐2011  2011‐2012  2012‐2013 
INDONESIA  KAWASAN HUTAN  NON KAWASAN 
Satuan: juta
j ha/tahun
/

TAHUN   INDONESIA  KAWASAN HUTAN  NON KAWASAN 


1990‐1996  1,87  1,37  0,50 
1996‐2000  3,51  2,83  0,68 
2000‐2003  1,08  0,78  0,30 
2003‐2006  1,17  0,76  0,41 
2006‐2009  0,83  0,61  0,22 
2009‐2011  0,45  0,33  0,12 
2011‐2012  0,61  0,35  0,26 
2012‐2013  0,73  0,34  0,39 

R.A. Sugardiman 3
FGD‐BUK 10 Jan 2015

2.500.000

2.108.098 Setelah Telaah Ulang
2.000.000

1.500.000

1.000.000

865.356
741 982
741.982 727 981
727.981
577.424
500.000
471.613
348.123 341.306

1990‐1996 1996‐2000 2000‐2003 2003‐2006 2006‐2009 2009‐2011 2011‐2012 2012‐2013

..national approach, sub‐national implementation..


national approach
Regional (main island)
Province
District
Management Unit 

sub‐‐national implementation
sub

R.A. Sugardiman 4
FGD‐BUK 10 Jan 2015

 Semua aktivitas REDD+ tersebut terjadi di


tingkat ‘tapak’
tapak  yang dilakukan
yang dilakukan oleh atau
di Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH).
 Khususnya terkait dengan inventarisasi GRK  ̴ 
pendugaan emisi:
– Activity Data 
Activity Data  land cover change  ̴
land cover change  ̴ remote
remote sensing
sensing
– Emission Factor  ground based measurement  ̴
forest inventory.

Following Good practices and Guidelines of the Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC)

Modified from:
Alberto Sandoval, Rosa Ramon – UNREDD general and MRV framework COP, 2010

R.A. Sugardiman 5
FGD‐BUK 10 Jan 2015

Total: 187.919 ha 

34%

Non Forest Area Non Forested
66%
63.895 Forested
Forest Area
124.024

55.728

5.827
5.818 11.587
4.453
4 453

24.091 21.869 8.015


17.543 17.311
7.510 8.167

CONSERVATION PROTECTION LIMITED PRODUCTION PRODUCTION CONVERTIBLE PRODUCTION NON FOREST AREA
21.996 29.918 27.687 28.898 15.525 63.895

Unit: ribu hektar Sumber: Ditjen Planologi Kehutanan, 2014

120.000
Ribu ha

Hutan Sekunder
Hutan Primer
100.000

53.374 50.029
80.000
47.622 48.347
48.043 46.942 46.225 45.499 44.857
60.000

40.000

59.629  59.159 
52 548
52.548  0 9
50.491  48.268  46.632  46.249  46.192  45.953 
20.000

24,5%
0

1990 1996 2000 2003 2006 2009 2011 2012 2013

Wilayah Indonesia yang masih berhutan

R.A. Sugardiman 6
FGD‐BUK 10 Jan 2015

30.000
Non Hutan
Hutan Tanaman
25.000 Hutan Sekunder
Hutan Primer
20.000

15.000

10.000

5.000

0
Unit: ribu hektar
HPT HP HPK
HPT+HP
Penutupan Lahan HPT HP HPK
Hutan Produksi

Hutan 21.868,7 17.310,6 7.510,1 46.689,4


‐ Hutan Primer 10.010,5 4.569,0 2.957,3 17.536,8
‐ Hutan Sekunder 11.374,3 10.032,1 4.473,6 25.880,0
‐ Hutan Tanaman 483,9 2.709,5 79,2 3.272,6
Non Hutan 5.818,0 11.587,0 8.015,0 25.420,0
Total 27.686,7 28.897,6 15.525,1 72.109,4

60.000
Ribu ha

Hutan Sekunder
Hutan Primer
50.000

40.000 28.698 
26.843 
26.391 
27.149 
26.986 
26.536  26.119  25.782  25.537 
30.000

20.000

25.036  24.807 
10.000 21.359  19.963  18.831  17.817  17.621  17.605  17.442 

0
1990 1996 2000 2003 2006 2009 2011 2012 2013

Hutan Produksi yang masih berhutan

R.A. Sugardiman 7
FGD‐BUK 10 Jan 2015

25.000 2013 2014


20.000

15.000

10.000

5.000

HP HPT HPK
Jumlah Titik pada Tahun
Fungsi Kawasan
2013 2014
Hutan Produksi Tetap (HP) 9.606 22.117
Hutan Produksi Terbatas (HPT) 5.984 8.206
Hutan Produksi Konversi (HPK) 4.582 10.029
Total 20.172 40.352

4.000
CA
3.500 HL
HP
3.000
HPK
2.500 HPT
KSA/KPA
2.000
SM
1.500 Tahura
TB
1.000
TN
500 TWA
APL
0

4.000
HP; 3.536 CA
3.500 HL
3.000 HP
HPK
2.500
HPT
2.000 KSA/KPA
HP; 1.496
1.500
HP; 1.352 HP; 1.380 SM
Tahura
1.000 HP; 690 TB
500 HP; 166 HP; 193
HP; 288 HP; 253 TN
HP; 131 HP; 121
TWA
0

R.A. Sugardiman 8
FGD‐BUK 10 Jan 2015

8.000 
CA
7.000  HL
HP
6.000 
HPK
5.000  HPT
KSA/KPA
4.000 
SM
3.000  Tahura
TB
2.000 
TN
1.000  TWA
APL

6.000  HP; 5.470
CA
5.000 
HL
HP; 4.423
HP
4.000  HPK
HP; 3.349
HPT
3.000  HP; 2.684 KSA/KPA
HP; 1.937 SM
2.000  HP; 1.627 Tahura
HP; 1.118
HP; 948 TB
1.000 
HP; 247
TN
HP; 179 HP; 135
TWA

35.000.000 
Serapan (ton C) Emisi (ton C)
30.000.000 

25.000.000 
Karbon (ton C)

20.000.000 

15.000.000 

10.000.000 

5.000.000 

Hutan Produksi (HP) Hutan Produksi  Hutan Produksi yang 


T b t (HPT)
Terbatas (HPT) dapat dikonversi (HPK)
d t dik i (HPK)

No. Fungsi Kawasan Serapan (ton C) Emisi (ton C)


1 Hutan Produksi (HP) 16.820.266  33.288.334 
2 Hutan Produksi Terbatas (HPT) 1.434.468  10.249.246 
3 Hutan Produksi yang dapat dikonversi (HPK) 3.637.220  4.428.130 
Total 21.891.954  47.965.710 

R.A. Sugardiman 9
FGD‐BUK 10 Jan 2015

Serapan
No. Perubahan Penutupan Lahan
Karbon (ton C) CO2eq (ton)

1 Hutan lahan kering sekunder - Hutan lahan kering primer 494.531 825.867

2 B l k /B l k Rawa
Belukar/Belukar R - Hutan
H t sekunder
k d (lahan
(l h kering,
k i mangrove, rawa)) 3.294
3 29 5.500
00

3 Belukar Rawa - Hutan rawa primer 6.488 10.834

4 Belukar/Belukar Rawa - Hutan tanaman 795.340 1.328.218

5 Hutan rawa sekunder - Hutan tanaman 94.908 158.496

6 Belukar/Belukar rawa - Perkebunan 1.997.411 3.335.676

7 Perkebunan - hutan tanaman 4.188 6.994

8 Non hutan - hutan mangrove sekunder 292 488

9 Non hutan - hutan tanaman 11.881.808 19.842.619

10 Non hutan - perkebunan 815.559 1.361.984

11 Non hutan - belukar/belukar rawa 444.776 742.775


Non hutan (kandungan karbon rendah) - Non hutan (kandungan karbon
12 281.672 470.392
tinggi)
Total Serapan 16.820.266 28.089.844

Emisi
No. Perubahan Penutupan Lahan
Karbon (ton C) CO2eq (ton)
1 Hutan lahan kering primer - Hutan lahan kering sekunder 756.764 1.263.796
2 Hutan rawa primer - hutan rawa sekunder 40.384 67.442
3 Hutan lahan kering sekunder - hutan tanaman 2.441 4.077
Hutan sekunder (lahan kering, mangrove, rawa) - semak
4 5.558.655 9.282.954
belukar/semak belukar rawa
5 Hutan lahan kering primer - semak belukar 383.765 640.888
6 Hutan rawa primer - semak belukar/semak belukar rawa 51.185 85.479
7 Hutan tanaman - semak belukar/semak belukar rawa 568.050 948.644
8 Hutan sekunder (lahan kering, mangrove, rawa) - perkebunan 103.484 172.819
9 Hutan tanaman - perkebunan 98.068 163.773
10 Hutan lahan kering primer - non hutan 152.412 254.528
11 Hutan sekunder (lahan kering, mangrove, rawa) - non hutan 4.749.901 7.932.335
12 Hutan tanaman - non hutan 19.793.407 33.054.990
13 Hutan rawa primer - non hutan 46.763 78.094
Non hutan (kandungan karbon tinggi) - Non hutan (kandungan
14 983.053 1.641.698
karbon rendah)

Total Serapan 33.288.334 55.591.517

R.A. Sugardiman 10
FGD‐BUK 10 Jan 2015

SNC, 2010 RAN‐‐GRK (Giga ton CO2e)


RAN
Sektor Total
15%
(Giga
Persen 26% Persen (Total Persen Total Persen
ton 41%))
CO2e)

Kehutanan and
Lahan Gambut 0,821 59,6% 0,672 87,6% 0,367 87,0% 1,039 87,4%

Limbah 0,157 11,4% 0,048 6,3% 0,030 7,1% 0,078 6,6%

Pertanian 0,075 5,5% 0,008 1,0% 0,003 0,7% 0,011 0,9%

Industri 0,043 3,1% 0,001 0,1% 0,004 0,9% 0,005 0,4%

Energi and
Transportasi 0,281 20,4% 0,038 5,0% 0,018 4,3% 0,056 4,7%

Total 1,378 100,0% 0,767 100,0% 0,422 100,0% 1,189 100,0%

SNC, 2010: Indonesia Second National Communication, Under UNFCCC, Ministry of Environment, Republic of Indonesia,
Jakarta, November 2010
RAN‐GRK, 2011: PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 Tahun 2011 Tanggal 20 September 2011
tentang RENCANA AKSI NASIONAL PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA

1. Penurunan emisi dari Deforestasi:
– pemberantasan illegal logging dan penegakan hukum,
– pencegahan dan penanggulangan kebakaran dan perambahan hutan, 
– pengaturan penggunaan dan pelepasan kawasan hutan, 
– mengurangi konversi hutan dan penghentian perizinan baru di hutan bergambut.
2. Penurunan emisi dari Degradasi hutan:
– penerapan RIL‐C (Reduced Impact Logging),
– pengaturan dan penurunan jatah tebang, 
– pengendalian konversi hutan alam dan rehabilitasi hutan gambut. 
3. Peningkatan Peran Konservasi stok karbon di hutan:
– pencegahan dan penanggulangan kebakaran
– Restorasi Kawasan Konservasi
– penetapan areal lindung lokal pada HPH dan HTI
4. Penurunan emisi dari Kelestarian Pengelolaan Hutan :
– Penerapan multi sistem
p Silvikultur Intensif ((SILIN), 
),
– TPTI, Reduced Impact Logging (RIL‐C),
– Sertifikasi Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL),
– Penerapan sertifikasi legalitas kayu (SVLK/Sistem Verifikasi Legalitas Kayu).
5. Peningkatan Stok Karbon Hutan:
– penanaman di lahan kosong, 
– rehabilitasi lahan dan pembangunan hutan;
– HKm dan Hutan Desa, RHL DAS, HTI dan HTR, HPH Restorasi, Hutan Rakyat 
Kemitraan

R.A. Sugardiman 11
FGD‐BUK 10 Jan 2015

 Perlunya Data Aktivitas untuk mendapatkan informasi mengenai


tingkat, status, dan kecenderungan perubahan emisi GRK secara
berkala dari berbagai sumber emisi (source) dan penyerap‐nya (sink) 
termasuk simpanan karbon (carbon stock), pada
(carbon stock) pada luasan dan waktu
tertentu.
 Pencapaian penurunan emisi sektor kehutanan tingkat nasional, 
khususnya pada Hutan Produksi masih bisa ditingkatkan.
 Tantangan terbesar pada pengelolaan Hutan Produksi adalah
kebakaran hutan.
 Emisi terbesar pada Hutan Produksi Tetap adalah dari perubahan
hutan sekunder menjadi semak belukar dan hutan sekunder menjadi
non hutan di samping perubahan hutan tanaman menjadi non hutan
non hutan non hutan
(hal ini kemungkinan memang untuk kegiatan produksi‐
penebangan).
 Serapan terbesar pada Hutan Produksi Tetap adalah dari terjadi pada
perubahan penutupan dari non hutan menjadi hutan tanaman dan
dari belukar menjadi perkebunan.  Upaya hutan tanaman
memberikan sumbangan yang besar dalam penurunan emisi.

Dr. Ir. Ruandha Agung Sugardiman, M.Sc.


Direktorat Inventarisasi dan Pemantauan Sumber Daya Hutan
Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

DISKUSI TERBATAS
PENURUNAN EMISI KARBON DI HUTAN PRODUKSI: PERUMUSAN KEBIJAKAN
DAN IMPLEMENTASI DI TINGKAT LAPANGAN
Jakarta, Selasa-10 Februari 2015

R.A. Sugardiman 12

You might also like