You are on page 1of 11

PELAKSANAAN PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT DI RSU HAJI

SURABAYA

IMPLEMENTATION OF HOSPITAL HEALTH PROMOTION IN RSU HAJI


SURABAYA

Adi Larasanti
Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku,
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Surabaya.
E-mail: adilarasanti82@gmail.com

Abstract: Health Promotion is an effort to empower communities to maintain, improve and protect
their own health and environment. Hospital Health Promotion (PKRS) targeting patients, community,
hospital and the surrounding environment is a program implemented at RSU Haji Surabaya to obtain
accreditation. The purpose of PKRS at Rumah Sakit Umum Haji Surabaya is to develop patient
and family understanding of the illness suffered as well as the things that his family needs to do, in
assisting healing and preventing reinfection by the same disease. If implemented properly, PKRS can
contribute greatly to improving the quality and image of health services in Indonesia, especially RSU
Haji Surabaya. This research is a qualitative analysis research with descriptive approach to analyze
health promotion in Rumah Sakit Umum Haji Surabaya by conducting in depth interview with research
respondents. The research results of Analysis Hospital Health Promotion of Rumah Sakit Umum Haji
Surabaya Based on the Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 004 Tahun 2012, the
result that the use of electronic media has not been delivered, advocacy activities tend not to run and the
partnership aspect has not reached the large scale private sector. In this research, it can be concluded
that the implementation of hospital health promotion in Rumah Sakit Umum Haji Surabaya has not been
running maximally so that the participation of the Board of Directors, the community and all employees
of Rumah Sakit Umum Haji Surabaya are needed. If the health promotion program runs well then it will
affect the level of people satisfaction.

Keywords: Hospital Health Promotion, RSU Haji Surabaya

Abstrak: Promosi Kesehatan adalah suatu cara yang dilakukan pada masyarakat agar dapat melakukan
pencegahan terhadap penyakit sehingga meningkatkan derajat kesehatan diri dan lingkungan. Promosi
Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) dengan pasien, masyarakat, rumah sakit dan lingkungannya merupakan
sasaran untuk program yang diterapkan di RSU Haji Surabaya dalam memperoleh akreditasi. Tujuan
PKRS di Rumah Sakit Umum Haji Surabaya adalah membantu pasien dan keluarganya agar lebih
mengetahui tentang penyakit yang sedang dialami, serta membantu proses pengembangan dan
pencegahan agar tidak kembali terkena penyakit yang sama di masa yang akan datang. Apabila PKRS
diterapkan dengan baik maka hal tersebut dapat memberikan manfaat yang besar bagi peningkatan
mutu dan citra pelayanan kesehatan di Indonesia terutama RSU Haji Surabaya. Penelitian ini termasuk
penelitian analisis kualitatif menggunakan pendekatan deskriptif untuk menganalisis promosi kesehatan
yang ada di Rumah Sakit umum Haji Surabaya dengan melakukan wawancara yang mendalam dengan
responden penelitian. Hasil penelitian Analisis Promosi Kesehatan Rumah Sakit Umum Haji Surabaya
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 004 Tahun 2012 diperoleh hasil
bahwa penggunaan media elektronik belum tersampaikan, kegiatan advokasi cenderung tidak berjalan
dan aspek kemitraan belum menjangkau pihak swasta berskala besar. Dalam penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa pelaksanaan promosi kesehatan rumah sakit di RSU Haji Surabaya belum berjalan
maksimal sehingga perlu peran serta dari Direksi, masyarakat dan seluruh karyawan RSU Haji Surabaya.
Apabila program promosi kesehatan rumah sakit dapat berjalan dengan baik maka akan meningkatkan
nilai tingkat kepuasan masyarakat terhadap RSU Haji Surabaya.

Kata kunci: Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS), RSU Haji Surabaya

117
118 Jurnal Promkes, Vol. 5, No. 2 Desember 2017: 117–127

PENDAHULUAN untuk masyarakat, dilakukan berbagai


Mutu layanan kesehatan dapat dilihat macam upaya kesehatan secara terpadu dan
dari ketersediaan layanan kesehatan menyeluruh bagi kesehatan perseorangan
yang peduli pada kebutuhan dan harapan dan masyarakat. Upaya kesehatan dilakukan
pasien. Nilai pasien dapat menjadi tolak melalui berbagai bentuk kegiatan secara
ukur terhadap penyediaan pelayanan terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan
kesehatan. Hal tersebut menjadi salah satu dengan menggunakan pendekatan promotif,
syarat yang harus dapat terpenuhi. Untuk preventif, kuratif dan rehabilitatif (Fitriani,
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat 2011).
yang menyeluruh, peningkatan kesehatan Menurut Ketetapan Majelis
di Indonesia ditujukan untuk dapat Permusyawaratan Rakyat Indonesia (TAP
melaksanakan visi “Indonesia Sehat” yang MPR RI) Nomor X Tahun 1998 mengenai
merupakan harapan bagi bangsa Indonesia berbagai pokok reformasi pembangunan
di masa yang akan datang agar dapat hidup yang mengamanatkan diperlukan adanya
dalam lingkungan yang sehat. Dengan pembaharuan dalam seluruh bidang
demikian penduduk memiliki perilaku hidup termasuk dalam bidang kesehatan melalui
bersih dan sehat yang memungkinkannya reformasi total kebijakan pembangunan
untuk mampu menjangkau pelayanan (Notoatmodjo, 2003). Rumah sakit sebagai
kesehatan yang bermutu, adil serta merata fasilitas pelayanan publik dalam bidang
dalam mencapai kesehatan yang optimal kesehatan sebagai tempat penyedia dan
(Fitriani, 2011). pemberi layanan kesehatan. Termasuk
Masyarakat memiliki hak untuk dalam berbagai macam masalah kesehatan.
mendapatkan pelayanan kesehatan yang Rumah sakit juga sebagai salah satu institusi
optimal sesuai dengan kebutuhannya. yang menyelenggarakan pemberian jasa
Kebutuhan akan pelayanan kesehatan kesehatan yang kompleks, padat pakar dan
dasar maupun rujukan haruslah dilihat modal. Kompleksitas yang muncul dapat
tanpa membedakan status sosial. Undang- disebabkan oleh layanan rumah sakit yang
Undang Dasar Negara Republik Indonesia terkait dalam berbagai fungsi pelayanan,
Tahun 1945 dalam Pasal 28H ayat (1) pendidikan dan penelitian, serta meliputi
menjelaskan tentang hak bagi setiap orang berbagai macam tingkatan disiplin keahlian
untuk dapat hidup dengan sejahtera secara (Suroso, 2011).
lahir dan batin. Memiliki tempat tinggal di Menurut Maulana (2009), rumah sakit
lingkungan hidup yang baik, sejahtera, sehat menjadi bagian dalam sistem kesehatan
dan dapat memperoleh pelayanan kesehatan. yang memiliki peranan untuk mendukung
Undang-Undang Nomor 36 Pasal 3 Tahun ketersediaan pelayanan kesehatan dasar
2009 tentang Kesehatan menjelaskan melalui adanya fasilitas rujukan dan
tentang pembangunan kesehatan untuk mekanisme pemberian bantuan. Menurut
setiap orang dengan tujuan agar dapat Organisasi Kesehatan Dunia atau World
menumbuhkan rasa sadar, mau, dan mampu Health Organization (WHO) tahun 2004,
untuk dapat hidup sehat demi terwujudnya “Rumah Sakit harus terintegrasi dalam
derajat kesehatan masyarakat yang paling sebuah sistem kesehatan dimana pun
tinggi. Apabila dilihat dari segi sosial dan keberadaannya. Fungsinya agar rumah
ekonomisnya maka dapat menjadi sebuah sakit dapat menjadi pusat sumber daya
investasi yang bernilai bagi pertumbuhan untuk peningkatan kesehatan masyarakat
sumber daya manusia yang produktif di wilayahnya (Hartono, 2010). Undang-
(Muninjaya, 2004). Undang Nomor 44 tahun 2009 menyebutkan
Pemerintah dan sarana kesehatan bahwa upaya kesehatan dilaksanakan dalam
mempunyai kewajiban untuk dapat berbagai bentuk kegiatan menggunakan
mengendalikan dan menyempurnakan pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan
pelayanan yang disediakan kepada rehabilitatif secara terpadu, menyeluruh, dan
masyarakat. Undang-Undang Nomor 44 berkesinambungan. Namun pada Undang-
tahun 2009 yang menjelaskan tentang Undang RI Nomor 44 tahun 2009 tersebut
terwujudnya derajat kesehatan yang tertinggi belum menunjukkan bahwa peran rumah
Adi Larasanti, Pelaksanaan Promosi Kesehatan Rumah Sakit… 119

sakit juga meliputi promotif dan preventif, empowerment, social support and advocacy
maka di tahun 2012 dikeluarkanlah Peraturan yang di dalam Bahasa Indonesia diartikan
Menteri Kesehatan (Permenkes) No. 004 sebagai pemberdayaan masyarakat, bina
tahun 2012 yang di dalamnya meliputi suasana dan advokasi.
promotif dan preventif. Kegiatan pelayanan Permenkes No. 004 tahun 2012 tentang
promotif dan preventif diberikan melalui petunjuk teknis promosi kesehatan rumah
layanan promosi kesehatan dalam bentuk sakit telah menjelaskan bahwa Promosi
upaya peningkatan kemampuan masyarakat Kesehatan Rumah Sakit atau sering
yang diperoleh melalui pembelajaran dari, disingkat PKRS mempunyai persamaan dan
oleh, untuk dan bersama masyarakat untuk perbedaan dalam hal kegiatan pemasaran
menolong dirinya sendiri. Mengembangkan (marketing) dan kehumasan (public relation)
kegiatan yang bersumber daya masyarakat yang dilaksanakan di rumah sakit. Beberapa
sesuai dengan sosial budaya dan mendapat rumah sakit ada yang menggabung ketiga
dukungan kebijakan publik yang memiliki kegiatan tersebut menjadi satu organisasi,
wawasan kesehatan (Maulana, 2009). tetapi ada pula yang lebih memilih untuk
Promosi kesehatan memerlukan sumber memisahkannya. Persamaannya kegiatan
daya manusia yang faham akan fungsi dan tersebut yang paling utama yaitu terletak
pentingnya promosi kesehatan karena pada sasaran (target group).
petugas yang bekerja atau ditempatkan di Promosi kesehatan menjadi bagian
bidang Promosi Kesehatan Rumah Sakit yang tidak dapat dipisahkan dari program
(PKRS) yang belum memahami dengan pelayanan kesehatan yang terdapat di
tugasnya akan sulit mencapai tujuan rumah sakit. Rumah sakit merupakan
peningkatan derajat kesehatan masyarakat. instansi pelayanan kesehatan yang memiliki
Persepsi atau pemahaman seseorang dapat hubungan secara langsung dengan pasien
dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap, sehingga rumah sakit harus memberikan
tindakan serta adanya tuntutan aturan atau pelayanan kesehatan yang aman, bermutu,
kebijakan yang menopang suatu kegiatan tidak diskriminatif dan efektif sebagai hal
tertentu. Promosi kesehatan merupakan utama. Hal tersebut merupakan program dari
pengembangan konsep pendidikan kesehatan kegiatan PKRS. PKRS juga menjadi salah
pada masa lampau. satu syarat dalam penilaian akreditasi 2012
Promosi kesehatan merupakan upaya sehingga dalam pelaksanaan kegiatannya
yang dilakukan oleh individu, masyarakat diatur dan dipantau agar tujuan PKRS
dan pihak yang berwenang agar dapat terwujud seperti yang diamanatkan oleh
meningkatkan kemampuannya untuk Permenkes Nomor 004 tahun 2012 tentang
dapat mengatur berbagai faktor yang dapat Pelaksanaan Kegiatan Promosi Kesehatan.
memberikan pengaruh terhadap peningkatan RSU Haji Surabaya menjadi salah satu
derajat kesehatan. Promosi kesehatan dari sekian banyak rumah sakit di Indonesia
tidak hanya sebuah bentuk kesadaran oleh yang menerapkan promosi kesehatan
masyarakat atau memberikan peningkatan sebagai bagian yang penting dalam
terhadap pengetahuan masyarakat mengenai meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.
bidang kesehatan, akan tetapi meliputi Sejak berdiri hingga sekarang, RSU Haji
berbagai usaha untuk memberikan fasilitas Surabaya telah mendapatkan penghargaan
terhadap perubahan perilaku. Menurut dan prestasi antara lain: gelar The Most
Notoatmodjo (2005) pada tahun 1986 di Recommended Hospital tahun 2011, lalu
Ottawa, Canada, telah diselenggarakan lulus ISO 9001:2008 pada Desember 2011,
Konferensi Promosi Kesehatan Internasional kemudian mendapatkan akreditasi rumah
yang pertama kali dengan hasil berupa sakit tahun 2015 ( RSU Haji Surabaya,
Piagam Ottawa (Ottawa Charter). Piagam 2015). RSU Haji Surabaya telah melakukan
tersebut menjadi panduan bagi promosi kegiatan promosi kesehatan sejak tahun
kesehatan secara umum, termasuk promosi 2014, pembentukan tim PKRS RSU Haji
kesehatan rumah sakit. Berdasarkan Surabaya telah disahkan melalui keputusan
Piagam Ottawa tersebut, dirumuskanlah Direktur Rumah Sakit Umum Haji Surabaya
strategi dasar promosi kesehatan yaitu No. 445/038/304/2014 (profil RSU Haji
120 Jurnal Promkes, Vol. 5, No. 2 Desember 2017: 117–127

Surabaya). Berdasarkan survei awal yang yang sudah ada atau sebaliknya serta di
telah dilakukan melalui wawancara dengan dukung dengan teori-teori tertentu.
ketua PKRS di RSU Haji bahwa pelaksanaan Penelitian tentang pelaksanaan PKRS
kegiatannya masih belum bisa optimal dan ini dilakukan selama 5 bulan yaitu bulan
belum berjalan dengan baik karena tidak April-Agustus 2016 di RSU Haji Surabaya.
adanya instalasi khusus yang menangani Sumber informasi dalam penelitian
PKRS dan masih berada di bawah naungan ini adalah data primer berupa wawancara
Kepala Sub. Bag. Hukum dan Pemasaran. kepada narasumber atau informan dari tim
Peran tim Promosi Kesehatan RSU PKRS, dan data sekunder berupa arsip
Haji Surabaya diperlukan demi menunjang dan dokumen yang ada dari rumah sakit.
maupun meningkatkan mutu, kinerja Untuk mendapatkan informasi yang lebih
dan manajemen rumah sakit. Tujuan akurat maka dalam penelitian ini digunakan
pembentukan PKRS RSU Haji Surabaya teknik triangulasi dengan tujuan menjaring
adalah untuk meningkatkan upaya sebanyak mungkin informasi dari berbagai
promosi kesehatan RSU Haji Surabaya macam sumber. Informan atau narasumber
demi terciptanya masyarakat yang dapat dalam penelitian ini adalah: 1.Direktur
menerapkan perilaku hidup sehat serta Rumah Sakit Umum Haji Surabaya, 2. Ketua
mampu dalam mencegah dan mengatasi PKRS RSU Haji Surabaya dan 3. Kepala
masalah kesehatan yang dihadapi, sesuai Sub. Bag. HukMas RSU Haji Surabaya
dengan Permenkes No. 004 tahun 2012. Dalam melakukan proses pengumpulan
PKRS RSU Haji Surabaya diharapkan dapat data digunakan beberapa metode sebagai
mengantarkan seseorang baik itu pasien, berikut: 1. Data primer didapatkan
keluarga pasien, masyarakat, maupun dari observasi berbagai kegiatan yang
pihak rumah sakit sendiri, mampu dalam dilakukan oleh tim PKRS berkaitan dengan
meningkatkan derajat kesehatan. penyelenggaraan dan wawancara kepada
Berdasarkan latar belakang diatas pihak terkait berupa pertanyaan-pertanyaan
maka perlu dilakukan analisis pelaksanaan yang berkaitan dengan judul penelitian,
PKRS di RSU Haji Surabaya termasuk 2. Data sekunder dengan dokumenter (studi
strategi pelaksanaannya berkaitan dengan kepustakaan).
pentingnya promosi kesehatan bagi RSU Teknik analisis data yang digunakan
Haji Surabaya untuk meningkatkan mutu mencakup transkrip hasil wawancara,
pelayanan yang mengutamakan hak pasien, reduksi data, analisis, interpretasi data
keluarga, karyawan maupun masyarakat dan triangulasi untuk kemudian dilakukan
seperti yang terlampir dalam Permenkes penarikan kesimpulan. Teknik analisis
Nomor 004 tahun 2012. data yang digunakan: 1) Reduksi Data
yang merupakan penyederhanaan berbagai
jawaban yang berasal dari pertanyaan yang
METODE
diberikan pada pihak tertentu dalam teknik
Penelitian ini dilakukan di RSU Haji pengumpulan data. Hasil akan difokuskan
Surabaya dengan berfokus pada berbagai pada hal yang terkait dengan judul
kegiatan tim Promosi Kesehatan Rumah penelitian. Kemudian diambil kesimpulan
Sakit (PKRS). Metode yang diterapkan oleh berupa uraian singkat sesuai dengan hasil
penulis dalam penelitian ini adalah dengan penyajian. Kesimpulan disusun dalam bentuk
menggunakan metode analisis kualitatif pernyataan singkat dan mudah dipahami
deskriptif. yang mengacu dari tujuan penelitian, 2)
Metode kualitatif adalah suatu analisis Triangulasi adalah teknik pemeriksaan
berupa informasi, uraian dalam bentuk keabsahan data yang memanfaatkan hal lain
prosa. Dikaitkan dengan data lainnya untuk untuk membandingkan hasil wawancara
memperoleh kejelasan suatu kebenaran atau terhadap objek penelitian (Moleong, 2006).
sebaliknya, sehingga didapatkan sebuah Tujuan umum dilakukannya triangulasi
gambaran baru atau memperkuat gambaran yaitu untuk dapat meningkatkan kekuatan
Adi Larasanti, Pelaksanaan Promosi Kesehatan Rumah Sakit… 121

teoritis, metodologis, maupun interpretatif dalam pelaksanaan tugasnya dilakukan


dari sebuah riset. upaya pemusatan kegiatan PKRS yakni di
Subbag Hukmas dan Pemasaran. Dimana
dalam pelaksanaan kegiatannya dilaksanakan
HASIL PENELITIAN
melalui koordinasi dengan seluruh unit. Hal
RSU Haji Surabaya telah menerapkan ini karena tidak adanya instalasi khusus
program PKRS sejak beberapa tahun yang yang menaungi PKRS sehingga kegiatan
lalu. Meskipun di beberapa instalasi sempat yang dilakukan oleh tim PKRS RSU Haji
terjadi kevakuman pelaksanaan PKRS, Surabaya belum dapat dikatakan baik.
namun RSU Haji Surabaya tetap berbenah. Dalam upaya melaksanakan kegiatan
Sebagaimana hasil wawancara dengan Ketua PKRS secara terpadu dan menyeluruh, maka
tim PKRS sebagai berikut: perlu dilakukan upaya pemusatan kegiatan
“Ya PKRS ini sempat vakum PKRS di Subbag Hukmas dan Pemasaran
beberapa tahun, cuman kita berusaha yang dilaksanakan oleh Tim PKRS RSU
menggalakkan lagi terutama ada Haji Surabaya. Pemusatan kegiatan PKRS
kegiatan yang sebenernya sudah rutin dilaksanakan melalui koordinasi dengan
ya, rutin contohnya dari Gizi itu dia seluruh unit yang telah melaksanakan
sudah rutin setiap minggu beberapa kegiatan PKRS diunitnya masing-masing.
kali kemudian dari PPI kita PKRS Setiap unit diminta untuk menyerahkan
juga masuk ke situ. Memang ada yang materi edukasi dan jadwal pelaksanaan
programnya itu istilahnya jangka edukasi untuk selanjutnya dikoordinir dan
pendek dan jangka panjang. Nah difasilitasi oleh Tim PKRS.
yang jangka pendek sepertinya sudah Pelaksanaan Promosi Kesehatan Rumah
lumayan berjalan” Sakit berdasarkan Permenkes Nomor 004
Upaya RSU Haji Surabaya dalam Tahun 2012 Tentang Petunjuk Teknis
pelaksanaan promosi kesehatan telah Promosi Kesehatan Rumah Sakit, secara
mengalami perkembangan yang sangat baik, struktur organisasi PKRS berdiri sendiri dan
meski begitu dalam kaitannya dengan tujuan tidak berada di bawah Hukmas dikarenakan
PKRS yang ada dalam petunjuk teknis yang terdapat perbedaan kegiatan antara PKRS
tertuang dalam Permenkes No. 004 tahun dan Hukmas.
2012, masih belum semuanya tercapai. Tim PKRS RSU Haji Surabaya dibentuk
Sejak RSU Haji berdiri hingga sekarang sejak 6 Januari 2014, dan diperbarui
belum semua kegiatan berjalan lancar kembali untuk tim PKRS pada tahun 2017
untuk kegiatan PKRS. Meskipun demikian dengan jumlah tenaga tim kurang lebih 33
RSU Haji Surabaya telah mendapatkan orang pada tahun 2016 melalui SK terbaru
penghargaan dan prestasi antara lain: gelar menjadi 64 orang dengan tim edukatornya,
The Most Recommended Hospital dari dengan pendidikan minimal yaitu sarjana
Hermawan Kertajaya tahun 2011, lalu lulus dalam Bidang Kesehatan dan sebelumnya
ISO 9001:2008 dengan 16 pelayanan pada sudah pernah mengikuti lokalatif mengenai
Desember 2011, kemudian pada tahun 2011 PKRS. Selain itu, keseluruhan tim PKRS,
pendapatan akreditasi rumah sakit dari masing-masing memiliki tugas pokok
Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS). dan fungsi utama. Perencanaan kegiatan
Pada tahun 2015 RSU Haji lulus akreditasi PKRS RSU Haji Surabaya, menggunakan
pelayanan paripurna (RSU Haji Surabaya, sistem bottom up, yaitu setiap unit bekerja
2015). dengan menyusun rencana untuk kemudian
Peran tim Promosi Kesehatan Rumah didiskusikan dengan semua panitia dan
Sakit Umum Haji Surabaya sangatlah diusulkan kepada Direksi.
penting demi menunjang peningkatan Terdapat beberapa strategi yang
mutu, kinerja dan manajemen rumah sakit. dicanangkan oleh RSU Haji Surabaya.
Pada tahun 2014, pembentukan tim PKRS Menggunakan rencana yang disusun secara
RSU Haji Surabaya telah disahkan melalui strategis, maka diharapkan untuk membuat
keputusan Direktur Rumah Sakit Umum suatu tujuan dan target program pelayanan
Haji Surabaya No. 445/038/304/2014 dan kesehatan yang specific, measurable,
122 Jurnal Promkes, Vol. 5, No. 2 Desember 2017: 117–127

acceptable, realistic, time bound (SMART) yang dilaksanakan bersamaan dengan


yang sesuai dengan visi dan misi RSU kegiatan pameran, Talkshow kesehatan
Haji Surabaya. Salah satu rencana strategis melalui media televisi, keberadaan tulisan
program kerja PKRS adalah didukung oleh “Kawasan Tanpa Rokok” di halaman parkir
metode komunikasi dan adanya media yang RSU Haji Surabaya, pembuatan media
tepat, serta sumber daya yang memadai edukasi kesehatan (leaflet, poster, videotron,
berdasarkan jumlah tenaga atau SDM, website dan spanduk) untuk mendukung
sarana dan anggaran dana. kegiatan PKRS, senam bagi penderita
Adapun kegiatan pokok yang diabetes, pendidikan dan pelatihan dan rapat
diselenggarakan oleh Tim PKRS antara rutin dilaksanakan pada minggu ke-dua dan
lain: 1) Pemusatan kegiatan PKRS di ke-empat setiap bulan sebagai evaluasi
subbag hukmas dan pemasaran yaitu terhadap kegiatan PKRS.
dalam upaya melaksanakan kegiatan Pelaksanaan promosi kesehatan
PKRS secara menyeluruh dan terpadu, berdasarkan Permenkes Nomor 004 Tahun
maka perlu upaya pemusatan kegiatan 2012 Tentang Petunjuk Teknis Promosi
di subbag humas dan pemasaran yang Kesehatan Rumah Sakit, secara umum
dilaksanakan oleh tim PKRS RSU Haji dikategorikan menjadi 2, yaitu di dalam dan
Surabaya. Pemusatan ini dilaksanakan di luar gedung. Berdasarkan analisis hasil
melalui koordinasi dengan seluruh unit penelitian pelaksanaan Promosi Kesehatan
yang telah melaksanakan kegiatan PKRS Rumah Sakit di RSU Haji Surabaya telah
di unitnya masing-masing. Kemudian sesuai dengan Permenkes Nomor 004 Tahun
setiap unit diminta untuk menyerahkan 2012 tentang Petunjuk Teknis Promosi
materi edukasi dan jadwal pelaksanaan Kesehatan Rumah Sakit.
edukasi untuk selanjutnya dikoordinir dan Perencanaan SDM merupakan proses
difasilitasi oleh Tim PKRS, 2) Pendidikan yang berjalan secara sistematis untuk
kesehatan. menurut Notoadmojo (2005), memberikan perkiraan terhadap permintaan
promosi kesehatan merupakan pendidikan dan penyediaan Sumber Daya Manusia pada
kesehatan (health education) dikarenakan masa mendatang. Dapat dilakukan perkiraan
bahwa pendidikan mengenai kesehatan terhadap jumlah dan jenis tenaga kerja yang
mempunyai prinsip yang ditujukan dibutuhkan dalam periode waktu tertentu
bagi masyarakat agar memiliki perilaku untuk mendukung Sumber Daya Manusia
yang sesuai nilai kesehatan. Pendidikan pada proses rencana rekrutmen, seleksi,
kesehatan dibagi menjadi 2 kegiatan, pendidikan dan pelatihan.
yaitu: pendidikan kesehatan kelompok dan Dari penelitian yang dilakukan
individu. Pendidikan kesehatan kelompok didapatkan hasil penelitian dengan
yang diselenggarakan di RSU Haji meliputi kesimpulan bahwa perencanaan SDM
penyuluhan, seminar atau talk show. untuk menjalankan promosi kesehatan
Sedangkan pendidikan kesehatan individu RSU Haji Surabaya membentuk struktur
dilaksanakan di poli rawat jalan dan rawat dalam pembagian tugas dan rincian tugas
inap RSU Haji oleh perawat terhadap pasien secara tertulis. SDM dipilih berdasarkan
yang masuk dalam kategori 10 penyakit pendidikan khusus yang dibutuhkan rumah
terbanyak. Namun dalam pelaksanaannya sakit. Sebagaimana disampaikan oleh
masih mengalami kesulitan dikarenakan Kasubbag Hukmas:
keterbatasan tenaga, 3) Kegiatan pendidikan “Jadi kalo disini ada tenaga lulusan
kesehatan di luar gedung, meliputi: SKM yang bertugas sebagai tenaga
Pendidikan kesehatan di luar gedung dan kenaikan kepangkatannya melalui
dilaksanakan melalui kerja sama dengan promotor kesehatan”
Dinas Kesehatan Kota Surabaya yaitu
Sumber daya manusia yang
dengan melaksanakan kegiatan penyuluhan
mendapatkan tanggung jawab untuk
di puskesmas, penyuluhan kesehatan di
melakukan upaya promosi kesehatan
SKPD Pemerintah Provinsi Jawa Timur,
rumah sakit telah melakukan tugasnya
Talkshow kesehatan kepada masyarakat
dan melaksanakan tanggung jawab yang
Adi Larasanti, Pelaksanaan Promosi Kesehatan Rumah Sakit… 123

telah diberikan. Masih terdapat beberapa “Sangat mendukung, mau tidak mau
kekurangan mengenai kemampuan khusus, harus dianggar. Terbukti dengan
terutama pada petugas instalasi PKRS. adanya anggaran yang ada di hukmas,
Hal lain yang menjadi perhatian jadi kita harus mendukung promosi
rumah sakit terkait sumber daya manusia kesehatan ini karena kita juga harus
sebagaimana hasil wawancara dengan menjaga kesehatan. Tidak hanya untuk
direktur yaitu terbatasnya jumlah petugas berobat tapi untuk tidak sakit”
PKRS:
Adapun masalah anggaran PKRS ini,
“Secara khusus sih ada ya tapi mungkin
akan dipertenggungjawabkan kembali ke
jumlahnya yang tidak memadai untuk
jajaran direksi yaitu Wadir Umum dan
membuat program PKRS secara total
Keuangan.
gitu baik dari sisi design pemikiran trus
Berdasarkan penelitian yang telah
tata cara pelaksanaan”
dilakukan diketahui bahwa saat ini pihak
Untuk upaya perbaikan sampai saat ini RSU Haji Surabaya telah memiliki fasilitas
pihak RSU Haji Surabaya belum memberi yang cukup memadai untuk pelaksanaan
perhatian secara khusus berkaitan dengan PKRS. Fasilitas tersebut berupa media cetak
ketersediaan SDM yang menangani khusus maupun media elektronik yang masing-
PKRS, hal ini diketahui dari hasil kutipan masing penempatannya dapat dijangkau
wawancara dengan Ketua PKRS sebagai oleh seluruh elemen rumah sakit. Media
berikut: cetak seperti, banner, leaflet, brosur,
“Belum ada tenaga khusus untuk spanduk dan juga melalui media elektronik
petugas PKRS” seperti televisi, komputer, LCD dan lain
sebagainya secara umum sudah tersedia.
Senada dengan hal tersebut, Direktur
Meskipun demikian, tidak semua sudut
RSU Haji Surabaya menyampaikan:
rumah sakit dimanfaatkan, hal ini terlihat
“Menurut saya sih sangat kecil. Jauh
dari pemanfaatan ruang tunggu belum bisa
dari memadai, kalau kita pengen PKRS
terlaksana, karena tidak terdapat petugas
itu ideal … Itu paling nggak kan PKRS
yang memanfaatkan waktu tunggu pasien
tu 4 atau 5 orang”
untuk pelaksanaan promosi kesehatan.
Dari hasil penelitian yang berkaitan Pasien hanya menunggu nomor antrean
dengan evaluasi diketahui bahwa kualitas dan pada saat itu juga petugas tidak ambil
SDM secara keseluruhan sudah cukup baik. bagian dalam pelayanan kesehatan untuk
Akan tetapi masih terkendala dengan jumlah promosi kesehatan. Televisi yang terdapat di
petugas yang fokus pada PKRS itu sendiri. ruang tunggu dipergunakan sebagai sarana
Ketersediaan dana untuk pelaksanaan hiburan bagi pasien disela waktu tunggu.
PKRS, RSU Haji Surabaya telah Tidak banyak terdapat info-info kesehatan
mempunyai dana khusus. Untuk pengadaan yang terdapat di ruang tunggu tersebut.
dana tersebut, terlebih dahulu dilakukan Untuk melengkapi sarana promosi
pengajuan proposal ke pihak direksi. Dana rumah sakit, dilengkapi juga dengan
tersebut akan dibuat anggarannya, hal ini sarana videotron. Dengan videotron ini
dilakukan supaya jelas dana tersebut dalam diharapkan semua informasi berkaitan
penggunaannya. Sebagaimana disampaikan dengan promosi bahkan aspek bisnis lainnya
oleh salah satu dokter RSU Haji Surabaya: dapat terakomodasi. Sebagaimana hasil
“Ada, program itu disini ada tim panitia wawancara dengan Ketua tim PKRS sebagai
yaitu PKMRS yang diketuai oleh dr. berikut:
Nining, kemudian untuk anggarannya “Itu semua kita informasikan melalui
berada di Hukmas” videotron ya kurang lebih bentuknya
Dari hasil di atas dapat dinilai bahwa hampirsama dengan company profile
aspek anggaran PKRS mendapatkan tapi contentnya lebih ke bisnis inti kita
dukungan penuh dari direksi sebagai top pelayanan kesehatan”
manajemen. Hal ini juga diketahui dari Berdasarkan hasil penelitian dan
kutipan wawancara sebagai berikut: wawancara juga diketahui bahwa terdapat
124 Jurnal Promkes, Vol. 5, No. 2 Desember 2017: 117–127

aspek KIE (Konsultasi Individual) khusus pasien mengenai penyakit yang sedang
bagi pasien yang membutuhkan penanganan diderita dan mengenai berbagai obat yang
khusus. Sebagaimana wawancara dengan akan dikonsumsi oleh pasien. Apabila hal
Ketua PKRS sebagai berikut: tersebut belum memungkinkan untuk dapat
“Rawat inap tidak terlalu kecuali pada diterapkan, maka perlu adanya penyediaan
pasien-pasien yang gawat tu baru, di ruangan khusus untuk pasien rawat jalan
pasien-pasien KIE itu ya” yang membutuhkan konsultasi atau
informasi. Ruangan konsultasi disediakan
Secara umum peluang kegiatan PKRS
di bagian poliklinik dan dilayani oleh dokter
di RSU Haji Surabaya yang terletak di
atau perawat yang kompeten di bidangnya.
luar gedung, di beberapa tempat belum
Di dalam praktiknya, dengan banyaknya
dilaksanakan secara optimal. Di tempat
jumlah pasien dan ruangan yang masih
parkir RSU Haji Surabaya sudah terdapat
terbatas, seringkali pemberdayaan dilakukan
beberapa promosi kesehatan yang bersifat
secara berkelompok dengan pasien yang
umum seperti imbauan berperilaku hidup
menunggu giliran.
bersih dan sehat, larangan merokok,
Menurut Notoatmojo (2005), tujuan
larangan menyalahgunakan narkoba, bahaya
pemberdayaan adalah memberikan
NAPZA dan lain sebagainya. Di dinding
bantuan kepada klien untuk mendapatkan
rumah sakit juga dimanfaatkan untuk
kemampuan dalam mengambil tindakan
promosi kesehatan dengan menggunakan
dan membuat keputusan yang berhubungan
poster yang ditata dengan rapi berisikan
dengan diri mereka. Pemberdayaan
pesan-pesan umum tentang kesehatan serta
dilakukan dengan cara meningkatkan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
kemampuan serta kepercayaan diri untuk
Di kantin rumah sakit juga didapati poster
dapat menggunakan kemampuannya.
berisikan pesan tentang makanan sehat, gizi
Pihak yang memiliki pengaruh besar
seimbang, keluarga sadar gizi dan PHBS.
terhadap pasien adalah orang terdekat
Sementara itu di tempat ibadah belum
atau keluarga yang mengantarkan pasien
didapati poster PKRS.
ke rumah sakit. Mereka dalam keadaan
Meskipun secara umum kegiatan PKRS
sehat dan tidak mengalami sakit, sehingga
dapat dikatakan berjalan cukup baik, namun
memiliki kemungkinan untuk memperoleh
masih terdapat beberapa kendala. Salah
informasi yang berasal dari media
satunya yaitu masalah sumber daya manusia,
komunikasi yang tersedia. Oleh karena itu
dimana belum ada petugas khusus yang
di setiap poliklinik, khususnya di ruang
menangani PKRS. Berikut ini wawancara
tunggu, terdapat berbagai poster, selebaran
dengan Direktur:
(leaflet), dan media televisi serta VCD/
“Menurut saya sih sangat kecil. Jauh
DVD player yang dibuat khusus untuk dapat
dari memadai, kalau kita pengen PKRS
menayangkan berbagai informasi mengenai
itu ideal. Jadi memang dari dulu jaman
penyakit yang berlangsung secara terus
saya di mana itu ya begitu, selalu
menerus.
benturannya kepada anggaran, jumlah
Di dalam praktiknya meskipun RSU
SDM yang menggalang seperti itu.
Haji Surabaya sudah melakukan berbagai
Orangnya sangat terbatas. Itu paling
upaya dalam pemberian informasi baik
nggak kan PKRS tu 4 atau 5 orang”
melalui poster, leaflet maupun media
Berdasarkan wawancara di atas elektronik, namun penyampaian informasi
dapat disimpulkan bahwa selain dari segi tersebut terkadang kurang mengena pada
anggaran yang dinilai kurang memadai, pasien maupun keluarga pasien. Seringkali
ketersediaan SDM juga menjadi hambatan pemberian informasi yang dilakukan
bagi kelangsungan kegiatan PKRS. melalui media elektronik terabaikan
Pemberdayaan diberlakukan untuk bahkan tergolong tergesa-gesa dalam
setiap pasien. Petugas rumah sakit yang menyampaikan. Hal tersebut dikarenakan
memberikan pelayanan kepada pasien harus ruangan yang terbatas sehingga dalam
meluangkan waktu untuk dapat menjawab penyampaian sering terhambat oleh
seluruh pertanyaan yang diajukan oleh pasien atau keluarga pasien yang berlalu
Adi Larasanti, Pelaksanaan Promosi Kesehatan Rumah Sakit… 125

lalang mengurus administrasi. Selain itu, perawat hanya mengacu pada SPO (Standart
kurangnya kesadaran masyarakat mengenai Prosedure Operational) tindakan asuhan
pentingnya memberikan informasi kepada keperawatan dan berdasarkan pengalaman
orang lain. mereka dalam memberikan pelayanan
Berikut kutipan wawancara dengan kesehatan. Sebagian yang lain terkendala
Direktur RSU Haji Surabaya: adanya perawat baru yang masih dalam
“Ya sebetulnya bisa juga melalui proses pembelajaran. Menurut salah satu
sarana videotron itu kita memberikan kepala instalasi, perawat-perawat di sana
informasi ke pengunjung jenis masih kurang dalam sisi advokasi dan
layanannya apa aja, keunggulan kita perlu pembelajaran lagi. Perawat dirasakan
apa saja, apa yang bisa kita kerjakan sudah memberikan informasi dan berusaha
di RS, dari sisi pengobatan penunjang, memenuhi hak-hak pasien namun dirasakan
operasi, dan lain-lain. Itu semua kita masih kurang karena perawat terkadang
informasikan melalui videotron ya menjelaskan hanya pada saat ditanya oleh
kurang lebih bentuknya hampir sama pasien.
dengan company profile tapi contentnya Pelaksanaan strategi advokasi dalam
lebih ke bisnis inti kita pelayanan Promosi Kesehatan Rumah Sakit di RSU
kesehatan. Tetapi memang penggunaan Haji juga didukung dengan pimpinan RSU
videotron itu kurang maksimal sebagai Haji Surabaya menerbitkan peraturan
media yang digunakan dim PKRS” mengenai kawasan tanpa rokok di
lingkungan RSU Haji Surabaya. Terbitnya
Hasil wawancara menunjukkan bahwa
peraturan mengenai kawasan tanpa asap
upaya dalam melaksanakan Promosi
rokok di kawasan RSU Haji Surabaya
Kesehatan Rumah Sakit di RSU Haji
diharapkan akan mendukung kegiatan
Surabaya telah sesuai dengan tujuan dari
Promosi Kesehatan Rumah Sakit yang
pemberdayaan kesehatan di masyarakat.
sesuai dengan Permenkes Nomor 004 Tahun
Dengan menggunakan media videotron
2012 Tentang Petunjuk Teknis Promosi
diharapkan masyarakat mampu menyerap
Kesehatan Rumah Sakit.
pembelajaran yang disampaikan sehingga
Tim PKRS RSU Haji Surabaya
menjadikan dirinya mampu mengambil
kurang melakukan pendekatan kepada top
keputusan atas dirinya yang didasari oleh
management RSU Haji Surabaya dalam
pengetahuan yang telah bertambah.
upaya mendukung kegiatan PKRS di
Berdasarkan Permenkes Nomor
RSU Haji Surabaya. Tim PKRS RSU Haji
004 Tahun 2012 Tentang Petunjuk
Surabaya tidak menempuh tahapan-tahapan
Teknis Promosi Kesehatan Rumah Sakit,
advokasi berdasarkan Permenkes Nomor
Keberhasilan dari pemberdayaan akan
004 Tahun 2012 Tentang Petunjuk Teknis
menjadi lebih cepat apabila mendapat
Promosi Kesehatan Rumah Sakit yang
dukungan dengan adanya berbagai
menyatakan bahwa advokasi yang dijelaskan
kegiatan atau dengan adanya lingkungan
adalah sebagai berikut: Mengerti masalah
di sekitar yang kondusif. Kegiatan yang
yang akan diajukan, Memiliki keinginan
menciptakan suasana atau lingkungan
untuk turut serta berperan dalam masalah
yang kondusif itu disebut dengan bina
yang akan diajukan, mempertimbangkan
suasana. Pelaksanaan bina suasana dalam
beberapa pilihan lainnya yang memiliki
kegiatan Promosi Kesehatan Rumah Sakit
kemungkinan akan berperan, menyetujui
di RSU Haji Surabaya sudah sesuai dengan
satu pilihan yang mungkin berperan dan
Permenkes Nomor 004 Tahun 2012 Tentang
Mengutarakan tahapan dari tindak lanjut.
Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan Rumah
Menurut Notoatmodjo (2005), advokasi
Sakit. Ujung tombak dari keberhasilan
merupakan usaha yang dilakukan untuk
pemberdayaan manusia harus mendapat
dapat memengaruhi kebijakan publik melalui
dukungan dari berbagai upaya dalam
berbagai macam komunikasi persuasif.
masyarakat (Adisasmito, 2010).
Disimpulkan bahwa advokasi merupakan
Dari hasil pengamatan di lapangan
upaya dari proses dalam mendapatkan
belum ada buku pedoman atau acuan
sebuah komitmen dengan memanfaatkan
khusus mengenai advokasi. Selama ini
126 Jurnal Promkes, Vol. 5, No. 2 Desember 2017: 117–127

berbagai informasi yang tepat dan akurat Surabaya, dengan strategi pendukung
yang dilakukan secara persuasif. menggunakan media berupa TV/LCD,
Kebijakan sebagai bagian-bagian VCD/DVD player, Amplifier dan Wireless
dari promosi kesehatan, karena promoter Microphone, Computer dan laptop, Pointer,
kesehatan yang bekerja dapat sebagai Public Address System (PSA)/Megaphone,
pengantar dari suatu kebijakan yang nantinya Plypchart besar/kecil, Cassette recorder/
akan berpengaruh dalam pelaksanaan Player, kamera foto.
kegiatan promosi kesehatan, Ewles (1994). Sumber Daya Manusia (SDM) dengan
Penerapan suatu kebijakan juga dilakukan tenaga khusus yang memiliki kualifikasi
oleh pimpinan RSU Haji Surabaya sebagai dan kompetensi sebagai tim PKRS RSU
upaya dalam memperkuat promosi kesehatan Haji Surabaya. Pendukung pelaksanaan
di rumah sakit yang dipimpinnya. berdasarkan Permenkes Nomor 004 Tahun
Strategi kemitraan dalam kegiatan 2012 Tentang Petunjuk Teknis Promosi
Promosi Kesehatan Rumah Sakit di RSU Kesehatan Rumah Sakit, sudah sesuai
Haji juga menjalin kemitraan dengan dengan pelaksanaan pendukung PKRS di
Dinas Kesehatan Kota Surabaya melalui RSU Haji Surabaya.
pembinaan Puskesmas. Rumah Sakit Media promosi atau penyuluhan
Umum Haji Surabaya juga menjalin MOU kesehatan yang ada di rumah sakit menjadi
dengan pelanggan RSU Haji yang bertujuan alat yang dapat membantu untuk dapat
memberikan penjelasan dan kemudahan menyampaikan berbagai pesan dan informasi
kepada pasien RSU Haji Surabaya. Menurut mengenai kesehatan pasien sekaligus pada
Permenkes Nomor 004 Tahun 2012 Tentang orang yang mengunjungi rumah sakit. Media
Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan promosi yang digunakan antara lain: leaflet,
Rumah Sakit, kemitraan diperluas antara selebaran, poster, spanduk, media elektronik
petugas rumah sakit dengan sasarannya, dan video kaset.
yaitu pasien, klien atau pihak lain dan juga
dalam pelaksanaannya juga dilakukan
KESIMPULAN
pemberdayaan bina suasana dan advokasi.
Kemitraan dapat membuat efektivitas Berdasarkan tujuan khusus penelitian,
kegiatan PKRS menjadi meningkat. hasil penelitian dan pembahasan mengenai
Petugas di rumah sakit dapat melakukan promosi kesehatan rumah sakit di RSU
kerja sama dengan berbagai pihak terkait Haji Surabaya, dapat diperoleh kesimpulan
misalnya Lembaga Swadaya Masyarakat sebagai berikut: PKRS tidak hanya menjadi
(LSM), kelompok profesi, pemuka agama urusan bagi tim yang bertugas di unit PKRS
dan lainnya. Strategi kemitraan dalam saja, melainkan menjadi tanggung jawab
pelaksanaan Promosi Kesehatan Rumah dari direksi rumah sakit. PKRS menjadi
Sakit di RSU Haji Surabaya masih belum tugas bagi hampir semua jajaran struktur
maksimal tetapi prinsip dasar kemitraan rumah sakit. Untuk mewujudkan program
sudah sesuai dengan Permenkes Nomor PKRS, maka perlu adanya strategi baik
004 Tahun 2012 Tentang Petunjuk Teknis itu metode, media dan sumber daya yang
Promosi Kesehatan Rumah Sakit yaitu memadai sehingga akan terlaksana program
prinsip kesetaraan, prinsip keterbukaan dan tersebut dengan baik. Disamping itu, perlu
prinsip saling menguntungkan. adanya pengembangan dalam mewujudkan
Menurut Notoatmodjo (2005), dalam rumah sakit yang menerapkan hidup sehat
mengembangkan kemitraan di bidang serta agar rumah sakit menjadi pelayanan
kesehatan terdapat tiga unsur pokok institusi yang lebih baik. RSU Haji Surabaya
yang harus terlibat didalamnya, yaitu unsur belum maksimal dalam merealisasikan
pemerintahan, dunia usaha atau unsur swasta bentuk promosi kesehatan sesuai dengan
dan unsur organisasi non pemerintahan atau Permenkes Nomor 4 Tahun 2012. Kegiatan
lembaga swadaya masyarakat, organisasi pemberdayaan yang dilakukan oleh
masa dan organisasi profesi. tim PKRS RSU Haji Surabaya dengan
Pelaksanaan Promosi Kesehatan menggunakan videotron masih kurang
Rumah Sakit (PKRS) di RSU Haji mendapatkan perhatian dari masyarakat,
Adi Larasanti, Pelaksanaan Promosi Kesehatan Rumah Sakit… 127

sehingga kegiatan promosi kesehatan Ewles, L. 1994. Promosi Kesehatan.


tersebut masih belum memberikan dampak Yogyakarta: Gadjah Mada University
yang positif. Media promosi kesehatan tidak Press.
dijadikan sebagai media pendidikan namun Fitriani, S. 2011. Promosi Kesehatan.
hanya sebagai wacana yang terkadang Yogyakarta: Graha Ilmu.
diperlukan dan cenderung diabaikan. Hartono, B. 2010. Promosi Kesehatan di
Banyaknya jumlah pasien dan ruangan yang Puskesmas dan Rumah Sakit. Jakarta:
masih terbatas menyebabkan pemberdayaan Rineka Cipta.
PKRS seringkali dilakukan secara Keputusan Menteri Kesehatan Republik
berkelompok dengan pasien yang menunggu Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang
giliran. Pada aspek bina suasana yang tertera Rumah Sakit. Jakarta: Kemenkes.
dalam Permenkes RI Nomor 004 Tahun Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan
2012, penyampaian informasi kesehatan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
di RSU Haji Surabaya terkadang kurang Cipta.
mengena pada pasien maupun keluarga Notoatmodjo, S. 2005. Promosi Kesehatan:
pasien. Pemberian informasi melalui Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT. Asdi
media elektronik masih sering terabaikan Mahasatya.
karena sarana dan prasarana yang sangat Maulana, H. D. J. 2009. Promosi Kesehatan.
terbatas. Pada aspek advokasi, belum ada Jakarta: EGC.
buku pedoman atau acuan khusus mengenai Moleong, L. 2006. Metodologi Penelitian
advokasi. Selama ini perawat hanya Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
mengacu pada SPO tindakan keperawatan Rosdakarya.
saja. Sebagian lainnya terkendala masalah Muninjaya, A.A. 2004. Manajemen
perawat baru yang masih dalam proses Kesehatan. Edisi Kedua. Denpasar:
pembelajaran. Pada aspek kemitraan, RSU EGC.
Haji Surabaya masih kurang optimal karena Peraturan Menteri Kesehatan Republik
kegiatan kemitraan belum dapat menjangkau Indonesia Nomor 004 Tahun 2012 Tentang
pihak-pihak swasta dalam skala besar. Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan
Adapun saran berdasarkan kesimpulan Rumah Sakit. Jakarta: Kemenkes.
di atas yaitu: PKRS diharapkan dapat secara Rumah Sakit Umum Haji Surabaya. 2015.
aktif lebih melibatkan seluruh tim PKRS Profil RSU Haji Surabaya. Surabaya:
rumah sakit, jajaran direksi dan seluruh RSU Haji.
karyawan rumah sakit, Memaksimalkan Rumah Sakit Umum Haji Surabaya. 2015.
fungsi videotron sebagai alat promosi Laporan Akhir Jasa Konsultasi IKM
kesehatan, Membentuk divisi atau unit Semester II Tahun 2015. Surabaya: CV.
instalasi PKRS yang independen, dengan Sari Rejeki.
ruangan khusus serta melengkapi sarana Suroso, J. 2011. Indeks Kepuasan Pasien
dan prasarana dengan dipimpin oleh bagian Suatu Rumah Sakit Swasta. Purwokerto:
PKRS itu sendiri, Meningkatkan advokasi Universitas Muhammadiyah.
sekaligus kemitraan secara eksternal melalui Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
kerja sama dengan pihak di luar rumah sakit. Tahun 1945 Pasal 28H Ayat 1 Tentang
Disamping itu secara internal, perlu disusun Hak Asasi Manusia. Jakarta: Republik
pedoman atau acuan khusus mengenai Indonesia.
advokasi untuk memudahkan kegiatan Undang-Undang Republik Indonesia
PKRS. N o m o r 3 6 Ta h u n 2 0 0 9 P a s a l 3
Tentang Kesehatan. Jakarta: Republik
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
World Health Organization Europe. 2004.
Adisasmito, W. 2010. Sistem Kesehatan. Implementing HP in the Hospital.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Barcelona: WHO.

You might also like