You are on page 1of 7

GAMBARAN TENTANG PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PERTOLONGAN

PERTAMA PADA KECELAKAAN LALU LINTAS


DI DESA SAWO KECAMATAN JETIS KABUPATEN
MOJOKERTO

Oleh: Heri Triwibowo, Ogiek Eka Setyawan


Akademi Keperawatan Bina Sehat PPNI Mojokerto

Abstract
In Indonesia just a few people who know the proper handling of emergency cases to
prarumah pain. As the community also still believe the myths related to the handling of such
cases. This is the one who caused the accident victim mortality prior to the hospital to remain
high. The purpose of the research is to know the description of the public perception of first
aid on a traffic accident in the SawoJetis, Mojokerto. The design of this research is deksriptif.
Research of variable areperception of people towards first aid at traffic accidents. The
population are all of citizens at sawoJetis, Mojokerto as many as 1,102 KK. The samples
were taken with purposive sampling technique as much as 43 KK. Data collected by
questionnaire instrument and processed in coding, editing, scoring, and the tabulating later
presented in the form of a frequency distribution table. The results showed that most of the
perceptions of the respondents have a negative perception of first aid at accidents by as much
as 25 respondents (58.1 percent). The public perception of first aid at the accident in
SawoJetis, Mojokerto has a negative perception of the majority. This happens because the
factors are influenced by experiences that are based on age, education.so health workers are
expected to further improve services especially about giving health education to the public
about the conduct of first aid at an accident so that the community can take action with more
appropriate aid.

Key Words : Perception, First Aid on Traffic Accident

PENDAHULUAN

Orang awam kadang-kadang Untungnya, sebagian besar cedera yang


mengambil keputusan yang salah tentang anda temukan, tidak memerlukan
cara penanganan korban kecelakaan perawatan medis lebih lanjut hanya
lalulintas. Mereka mungkin terlambat membutuhkan pertolongan pertama.
menelepon 118 atau bahkan mengabaikan Meskupun demikian, anda harus
layanan edis darurat (emergency medical mengetahui cara menolong korban
service, EMS) dan membawa korban kecelakaan lalulintas dengan benar dan
cedera atau yang sakit serius kelayanan kapan saatnya mencari pertolongan
bantuan mendis dengan kendaraan pribadi, medis(First aid, 2009)
padahal ambulan lebih baik untuk korban. Dalam 2 tahun terakhir, kecelakaan
Beberapa situasi pekerjaan perlu lalu lintas diindonesia oleh WHO dinilai
memanggil layanan medis darurat dan sebagai pembunuh terbesar ketiga setelah
bukan orang awam yang membawa pasien. jantung koroner dan TB. Berdasarkan data
dari asian development bank, kecelakaan hanya efektif jika dilakukan dengan segera
lalu lintas diindinesia telah memakan oleh orang yang ada di dekatnya. Orang
korban sebanyak 37.000 jiwa pada tahun tersebut biasanya penonton yang ada
2005 dan 48.400 pada tahun 2010. Data disekitar kejadian. Untuk mengetahui apa
WHO tahun 2011 menyebutkan sebanyak yang harus anda lakukan terhadap korban
67% korban kecelakaan lalu lintas berada kecelakaan lalulintas, anda harus
pada usia produktif, yaitu 22-50 tahun. Di mengetahui cedera dan keadaan yang
jakarta, tingkat kecelakaan masih mengancam nyawa. Misalnya fraktur
dikatakan tinggi meskipun pada tahun servical, cedera otak berat, cedera otak
2012(8.144 kasus). Di Kabupaten ringan, trauma thorax. Bila terjadi situasi
Mojokerto sendiri dalamkurun waktu 1 serius, pertama-tama telpon layanan medis
terakhir(periode bulan agustus 2013-bulan darurat setempat. Jangan menelpon dokter
agustus 2014) terdapat 951 kasus. anda, teman, keluarga, atau menghubungi
Sedangkan di kecamatan jetis dalam waktu tetengga untuk meminta bantuan sebelum
kurun 1 tahunter jadi 97 kasus.Di menghubungi layanan medis darurat
Indonesia hanya sedikit orang yang setempat karena akan sangat membuang-
mengetahui penanganan yang tepat untuk buang waktu untuk menyelamatkan korban
kasus gawat darurat prarumah sakit. dan akan menambah parah kondisi korban.
Sebagai masyarakat juga masih (first aid, 2009)
mempercayai mitos-mitos terkait Dalam memberikan pertolongan
penanganan kasus tersebut. Hal ini lah pada korban kecelakaan lalulintas
yang menyebabkan angka kematian penolong harus memberikan penanganan
korban kecelakaan sebelum sampai rumah atau tindakan dengan tepat dengan segera
sakit terbilang tinggi (Putranto,2009). untuk menghilangkan ancaman nyawa
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan korban. Sebenernya dalam tubuh kita
dengan teknik wawancara terhadap 10 terdapat organ dan semua itu terbentuk
warga di Desa Sawo Kecamatan Jetis dari sel-sel, sel terasebutakan tetap hidup
Kabupaten Mojokerto diperoleh data 7 bila pasokan oksigen tidak terhenti, dan
responden (70%) menyatakan bahwa kematian tubuh itu akan timbul jika sel
ketika ada kecelakaan lalulintas dan tidak bisa men dapatkan pasokan oksigen.
responden terlihat tidak sadar boleh untuk Kematian ada dua macam yaitu mati klinis
dibopong dan boleh diberikan air minum. dan mati biologis, mati klinis adalah apa
Seringkali sebagian besar tindakan bila korban henti nafas dan henti jantung,
untuk mempertahankan hidup yang kritis, wakttunya 6-8 menit setelah terhenti
pernafasan dan system sirkulasi tubuh seluruh warga didesa sawo kec. Jetis
sedangkan mati biologis adalah mulai Mojokerto sebanyak 1.102 KK. Sampel
terjadinya kerusakan sel-sel otak dan dalam penelitian ini adalah warga desa
waktunya dimulai 6 sampai 8 menit sawo yang rumahnya bertempat tinggal
setelah berhentinya system pernafasan dan pinggir jalan raya sebanyak 43 KK, yang
sirkulasi (modul penanggulangan gawat memenuhi kriteria . Pengambilan
darurat, 2008) Sampling dalam penelitian ini adalah
Purposive Sampling. Pada penelitian yang
TUJUAN PENELITIAN bersifat deskriptif tidak ada hipotesa yang
Untuk menegetahui persepsi diuji.Kajian pada analisa deskriptif
tentang pertolongan pertama pada meliputi penataan, peringkasan dan
kecelakaan lalu lintas Di Desa Sawo penggambaran.Penataan pada umumnya
Kecamatan Jetis Kabupaten Mojokerto berupa table silang yang melibatkan 2 atau
lebih variabel. Intrumen yang digunakan
METODE PENELITIAN adalah kuisioner.Waktu peneltian tahun
Metode penelitian yang di gunakan 2015.Penggambaran data pada analisis
Deskriptif. Pada Penelitian ini peneliti deskriptif dapat berupa grafik batang,
hanya ingin mengetahui bagaimana grafik peta, grafik pie (lingkaran),
persepsi Masyrakat terhadap pertolongan histogram polygon,ogive, grafik garis dan
pertama pada kecelakaan lalu lintas. diagram pencar (scatter diagram).
Populasi dalam penelitian ini adalah

HASIL PENELITIAN
Tabel 1. Distribusi frekuensi responden berdasarkan persepsi tentang pertolongan pertama
pada kecelakaan lalu lintas Di Desa Sawo Kecamatan Jetis Kabupaten Mojokerto
2015

No Persepsi Frekuensi (f) Prosentase

1 Positif 18 41,9

2 Negatif 25 58,1

Jumlah 43 100

Berdasarkan tabel 1 di atas diperoleh data bahwa sebagian besar persepsi responden
mempunyai persepsi negatif terhadap pertolongan pertama pada kecelakaan sebanyak 25
responden (58,1%).

PEMBAHASAN mengetahui suatu rangsang dalam


Hasil penelitian yang dilakukan Di pengertian luas. Pengalaman didasarkan
Desa Sawo Kecamatan Jetis Kabupaten pula dengan usia, pengetahuan dan sikap
Mojokerto terhadap 43 responden seseorang.
diperoleh data bahwa sebagian besar Hasil penelitian ini menunjukkan
persepsi responden mempunyai persepsi bahwa persepsi responden tentang
negatif terhadap pertolongan pertama pada pertolongan pertama pada kecelakaan
kecelakaan sebanyak 25 responden sebagian besar adalah persepsi negatif,
(58,1%). dimana responden menganggap bahwa
Persepsi merupakan proses akhir pertolongan pertama pada kecelakaan
dari pengamatan yang diawali oleh proses hanya bisa dilakukan oleh tenaga ahli atau
pengindraan, yaitu proses diterimanya tenaga kesehatan, sedangkan pada
stimulus oleh alat indra, kemudian masyarakat harus dapat melakukan
individu ada perhatian, lalu diteruskan ke pertolongan pada korban kecelakaan.
otak dan baru kemudian individu Keadaan ini ditunjang dengan jawaban
menyadari tentang sesuatu (Marliany, responden dimana mereka lebih setuju
2010). Salah satu faktor yang untuk membopong korban kecelakaan lalu
mempengaruhi persepsi seseorang menurut lintas tanpa memperhatikan kondisi
wirawan (2010) yaitu pengalaman dapat korban, selain itu mereka juga
dikatakan tergantung pada ingatan dalam memberikan minum pada korban padahal
arti sejauh mana seseorang dapat seharusnya tindakan tersebut tidak
mengingat kejadian lampau untuk diperbolehkan.
Usia responden pada penelitian ini informasi yang diterima terutama dalam
dapat mempengaruhi pengalaman mereka pelaksanaan pertolongan pertama pada
tentang pertolongan pertama pada kecelakaan lalu lintas.
kecelakaan lalu lintas. Berdasarkan umur Pengalaman responden dalam
responden didapatkan data hampir mempersepsikan sesuatu dipengaruhi
seluruhnya responden berusia 31-40 tahun pengetahuan mereka, sedangkan
sebanyak 34 responden (79,1%). Usia pengetahuan responden dapat diliaht dari
responden pada penelitian ini dapat latara belakang pendidikan responden pada
dikatakan usia dewasa tua sehingga tabel 4.2 diperoleh data hampir
mereka mempunyai pengalaman yang setengahnya responden mempunyai latar
cukup tentang penanganan dalam belakang pendidikan SMP sebanyak 20
melakukan pertolongan pertama pada responden (46,5%). Pendidikan responden
kecelakaan, meskipun tindakan yang merupakan dasar dalam menerima dan
dilakukan tidak sesuai atau sudah sesuai memahami informasi yang diterima
dengan teori yang harus dilakukan. terutama tentang pertolongan pertama
Menurut Erfandi (2009) usia pada korban kecelakaan lalu lintas.
mempengaruhi terhadap daya tangkap dan Menurut Mubarak (2007) latar
pola pikir seseorang. Semakin bertambah belakang pendidikan dapat mempengaruhi
usia akan semakin berkembang pula daya pengetahuan seseorang dimana pendidikan
tangkap dan pola pikirnya, sehingga berarti bimbingan yang diberikan
pengetahuan yang diperolehnya semakin seseorang pada orang lain terhadap sesuatu
membaik. hal agar mereka dapat memahami. Tidak
Teori tersebut diatas menunjukkan dapat dipungkiri bahwa makin tinggi
bahwa semakin bertambahnya usia juga pendidikan seseorang semakin mudah pula
dapat terjadi menurunnya daya tangkap mereka menerima informasi, dan pada
untuk memperoleh informasi yang akhirnya makin banyak pula pengetahuan
didapatkan dari luar, usia menjadi faktor yang dimilikinya. Sebaliknya jika
penting dalam memperoleh pengalaman seseorang tingkat pendidikannya rendah,
serta hubungan komunikasi dengan akan menghambat perkembangan sikap
keluarga, semakin tua usia seseorang akan seseorang terhadap penerimaan informasi
semakin dihormati dalam memberikan dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan.
informasi karena dianggap lebih Pendidikan responden pada
berpengalaman. akan tetapi karena mereka penelitian ini menunjukkan bahwa
masih belum mampu menerapkan sebagian besar dari mereka tergolong
pendidikan dasar dan belum mendapatkan sehingga masyarakat dapat melakukan
pelajaran tentang UKS pada waktu sekolah pertolongan pertama pada kecelakaan
sehingga mereka masih belum memamahi dengan lebih baik dan lebih tepat
2. Peneliti berikutnya diharapkan dapat
dengan baik tentang informasi yang
meneliti pengaruh pengalaman
diterima tentang pertolongan pertama pada
terhadap percepatan pertolongan
kecelakaan pada lalu lintas, dengan bekal
pertama pada kecelakaan sehingga
yang kurang tersebut masih banyak
hasil penelitian dapat membantu dalam
masyrakat yang menganggap bahwa
mengembangkan ilmu pengetahuan
pelaksanaan pertolongan pertama pada
dan teknologi keperawatan.
kecelakaan masih mengikuti tradisi atau
3. Tenaga kesehatan diharapkan untuk
kebudayaan yang berkembang di
lebih meningkatkan pelayanan
masyarakat selama ini.
terutama tentang pemberian
pendidikan kesehatan pada masyarakat
SIMPULAN
tentang pelaksanaan pertolongan
pertama pada kecelakaan melalui
Persepsi masyarakat terhadap
interaktif dalam pelatihan sehingga
pertolongan pertama pada kecelakaan di
masyarakat dapat melakukan tindakan
Desa Sawo Kecamatan Jetis Kabupaten
pertolongan dengan lebih tepat.
Mojokerto sebagian besar mempunyai
persepsi negatif. Hal ini terjadi karena DAFTAR PUSTAKA
dipengaruhi oleh faktor pengalaman yang
Aid, First. (2011). Pertolongan pertama.
didasarkan pada umur, pendidikan. Jakarta: Erlangga
Azhari, Rusmi tri.(2008). Ilmu Perilaku.
Jakarta: CV. Infomedika
SARAN Azwar, Syaifudin.(2008). Sikap Manusia,
teori dan pengukurannya. Edisi
2. Cetakan XII. Jakarta: pustaka
1. Masyarakat diharapkan lebih Pelajar
Bidang Diklat PPNI Jawa Timur .(2013).
meningkatkan informasi tentang
Materi pelatihan basic trauma
pertolongan pertama pada kecelakaan cardiac life support. Surabaya
Bidang Diklat PPNI Jawa Timur .(2013).
misalnya melalui membaca buku atau
Materi pelatihan PPGD
mengikuti seminar sehingga dapat penanggulangan penderita
gawat darurat. Surabaya
meningkatkan pengetahuan responden
Boswick, John A, Ir., MD.(1998).
yang dapat mempengaruhi pengalaman Perawatan gawat darurat
(emergency care). Jakarta: EGC
mereka dimana hal ini dapat
Dr. dr. Maliawan Sri, SpBS.(2009).
mempengaruhi persepsi responden Diagnosa dan tatalaksana
kegawat daruratan tulang
belakang. Jakarta: cv sagung seto
Erfandi.(2009). Perilaku Dan Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi Sikap.
Jakarta: salemba medika
Hidayat, A. Azziz Alimul.(2007). Riset
Keperawatan Dan Teknik
Penulisan Ilmiah. Jakarta:
Salemba Medika
Jokohadikusumo, putranto, S.sos. (2009).
Panduan petolongan pertama.
Bandung: PT. sarana ilmu
pustaka
Kathleen, Oman S. (2008). panduan
belajar keperawatan emergensi
(emergency nursing secrets).
Jakarta: EGC
King savage.(2010). Proses Keperawatan
Aplikasi Model Keperawatan. Ed
4. Jakarta: EGC
Marliany Rosleny.(2010). Psikologi umum.
Bandung: CV PUSTAKA SETIA
Marliany. R Archives Of Disease In
Childhood Journal. Dikunjungi 25
november 2010
Mubarak.(2007). Ranah Penelitian
Kognitif, Afektif, Dan
Psikomotor. Jakarta: EGC
Musliha, S.Kep., Ns. (2010). Keperawatan
gawat darurat. Jakarta: Nuha
Medika
Notoatmojo Soekidjo.(2010). Ilmu
perilaku kesehatan. Jakarta: PT
RINEKA CIPTA
Sobur Alex.(2003). Psikologi umum.
Bandung: CV PUSTAKA SETIA
Solso L, Robert.(2007). Psikologi kognitif.
Edisi 8. Jakarta: Erlangga
Wirawan.(2010). Ilmu perilaku Dan Sikap
Manusia. Jakarta: Fajar
Interpratama

You might also like