You are on page 1of 3

LAPORAN RESMI FARMASI FISIK II

Kelarutan Intrinsik dan Kelarutan Semu Obat

HASIL
Nama sampel : Asam benzoat
Jumlah ditimbang :9
Pelarut : Dapar fosfat pH 3,2, dapar asetat pH 4,2, dan dapar asetat pH 5,2
Volme percobaan : 10 ml
Suhu percobaan : 25°C
Shaking rate : 115 rpm
Lambda pengukuran : 227 nm

Data Penimbangan
Penimbangan Bobot (g)
Kertas kosong Kertas + sampel Sampel
1. 0,251 0,361 0,11
2. 0,265 0,372 0,107
3. 0,260 0,369 0,109
4. 0,255 0,361 0,106
5. 0,261 0,361 0,1
6. 0,266 0,370 0,104
7. 0,247 0,345 0,098
8. 0,252 0,360 0,108
9. 0,263 0,365 0,102

Data Pengukuran
Waktu pH Pengenceran Persamaan Kurva Absorbansi Perhitungan Percobaan
(menit) Baku (Å)
3,2 1000x y = 0,669x + 0,0181 0,590 1. Bobot Asam Benzoat = 100 mg
30 4,2 1000x y = 0,669x + 0,0181 0,807 = 0,1 g
5,2 1000x y = 0,669x + 0,0181 1,126 2. Ka Asam Benzoat = 6,4 x
3,2 1000x y = 0,669x + 0,0181 1,269 10-5
60 4,2 1000x y = 0,669x + 0,0181 0,883 3. pKa Asam Benzoat = 4,21
4. BM Asam Benzoat =122,12
5,2 1000x y = 0,669x + 0,0181 0,786 g/mol
3,2 1000x y = 0,669x + 0,0181 1,236
90 4,2 1000x y = 0,669x + 0,0181 0,926
5,2 1000x y = 0,669x + 0,0181 1,083 Keterangan :
S = Kelarutan Semu/Total
S0 = Kelarutan Intrinsik
Si = Kelarutan Terion
1. Perhitungan Absorbansi

a. pH = 3,2 c. pH = 4,2 b. pH = 5,2


 t = 30’  t = 30’  t = 30’
y = 0,669x + 0,0181 y = 0,669x + 0,0181 y = 0,669x + 0,0181
0,590 = 0,669x + 0,0181 0,807 = 0,669x + 0,0181 1,126 = 0,669x + 0,0181
x = 0,8548 mg/ml x = 1,1792 mg/ml x = 1,6560 mg/ml
 t = 60’  t = 60’  t = 60’
y = 0,669x + 0,0181 y = 0,669x + 0,0181 y = 0,669x + 0,0181
1,269 = 0,669x + 0,0181 0,883 = 0,669x + 0,0181 0,786 = 0,669x + 0,0181
x = 1,8698 mg/ml x = 1,2928 mg/ml x = 1,1478 mg/ml
 t = 90’  t = 90’  t = 90’
y = 0,669x + 0,0181 y = 0,669x + 0,0181 y = 0,669x + 0,0181
1,236 = 0,669x + 0,0181 0,926 = 0,669x + 0,0181 1,083 = 0,669x + 0,0181
x = 1,8204 mg/ml x = 1,3571 mg/ml x = 1,5918 mg/ml
2. Perhitungan Pengenceran

a. pH = 3,2 c. pH = 4,2 b. pH = 5,2


 t = 30’  t = 30’  t = 30’
x . FP = 0,8548 mg/ml x 1000 x . FP = 1,1792 mg/ml x 1000 x . FP = 1,6560 mg/ml x 1000
= 854,8 g/l = 1179,2 g/l = 1656,0 g/l
 t = 60’  t = 60’  t = 60’
x . FP = 1,8698 mg/ml x 1000 x . FP = 1,2928 mg/ml x 1000 x . FP = 1,1478 mg/ml x 1000
= 1869,8 g/l = 1292,8 g/l = 1147,8 g/l
 t = 90’  t = 90’  t = 90’
x . FP = 1,8204 mg/ml x 1000 x . FP = 1,3571 mg/ml x 1000 x . FP = 1,5918 mg/ml x 1000
= 1820,4 g/l = 1357,1 g/l = 1591,8 g/l

3. Kelarutan total
Kadar
S = BM Asam Benzoat

pH 3,2 pH 4,2 pH 5,2


t = 30’ t = 30’ t = 30’
854,8 1179,2 1656,0
S = 122,12 S = 122,12 S =
122,12
= 6,999 M = 9,656 M = 13,560 M
t = 60’ t = 60’ t = 60’
1869,8 1292,8 1147,8
S = 122,12 S = S =
122,12 122,12
= 15,311 M = 10,586 M = 9,399 M
t = 90’ t = 90’ t = 90’
1820,4 1357,1 1591,8
S = 122,12 S = 122,12 S = 122,12
= 14,907 M = 11,113 M = 13,035 M

4. Perhitungan pH
(𝑆−𝑆0)
pH= pKa + log (𝑆0) & Sl = S - So

Faktor Pengenceran
100
Fp = 1 = 100x  dari 100x diambil 1 ml dimasukkan ke labu takar 10 ml
10
FP total = x 100 kali = 1000 kali
1

Tahapan Pengenceran
Larutan asli diambil 1 ml

Dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml

Ditambah dapar sampai tanda batas

Diambil 1 ml dari labu takar 100 ml

Dimasukkan ke labu takar 10 ml

Ditambah dapar sampai tanda batas

Dimasukkan ke dalam tabung reaksi (pengenceran 1000x)


PEMBAHASAN
Tujuan dari praktikum ini adalah memperkenalkan konsep kelarutan obat dan mengetahui pengaruh
pH larutan terhadap kelarutan bahan obat yang bersifat asam lemah. Kelarutan suatu senyawa bergantung
pada sifat fisika dan kimia zat terlarut dan pelarut, temperatur, tekanan, dan pH larutan (Martin, dkk., 1990).
Bahan yang dibutuhkan yaitu asam benzoat, dapar fosfat pH 3,2, dapar asetat pH 4,2, dapar asetat pH 5,2,
dan aquadest. Alat yang diperlukan antara lain thermostatic shaking waterbath, spektrofotometer UV-Vis
Genesys, seperangkat glassware, dan flakon. Percobaan ini menggunakan bahan obat berupa senyawa
organik yang bersifat asam lemah sebagai sampel yaitu asam benzoat (C6H5COOH). Asam benzoat
memiliki BM 122,12. Asam benzoat berbentuk jarum atau sisik berwarna putih, sukar larut dalam air, tetapi
mudah larut dalam etanol, kloroform, dan eter (Anonim, 1995).
Pertama, ditimbang seksama asam benzoat 100 mg dengan neraca analitik untuk pengisian sembilan
flakon. Setelah itu, tutup flakon diberi tanda dengan cara melabelinya agar tidak tertukar waktu
penggoyangan dengan thermostatic shaking waterbath, pH-nya, dan pengenceran berapa. Selanjutnya,
dimasukkan asam benzoat ke dalam masing-masing flakon, kemudian ditambahkan 10 ml larutan dapar
sesuai dengan kondisi yang tertera pada label. Flakon yang sudah terisi asam benzoat dan larutan dapar
dishaker selama 30, 60, dan 90 menit dengan shaking rate sebesar 115 rpm. Perbedaan waktu penggojogan
bertujuan untuk mengetahui dan membandingkan tingkat kelarutan zat setiap waktu. Jika sudah
menunjukkan lama waktu yang diminta, flakon berisi dapar pH 3,2, 4,2, dan 5,2 diangkat, kemudian
dilakukan pengenceran 1000 kali. Akan tetapi, pengenceran dilakukan dua kali (100 kali dan 1000 kali)
karena labu reaksi yang tersedia adalah ukuran 100 ml dan 10 ml, maka agar diperoleh 1000 kali
pengenceran, dilakukan pengenceran 100 kali dalam labu reaksi 100 ml terlebih dahulu, kemudian dilakukan
pengenceran ke dalam labu reaksi 10 ml untuk memperoleh pengenceran 1000 kali. Caranya, larutan dalam
flakon disaring dengan kertas saring yang dipasang pada corong ke dalam Erlenmeyer. Penyaringan
dilakukan agar tidak ada kristal yang terbawa masuk, yang mana kristal tersebut akan memengaruhi
absorbansi. Setelah itu, diambil filtrat dengan suntikan sebanyak-banyaknya sesuai kapasitas suntikan secara
maksimal. Setelah larutan tidak dapat terambil lagi dengan suntikan, dipastikan sudah tidak ada gelembung.
Jika sudah tidak ada gelembung, jarum suntik diganti dengan filter. Larutan diinjeksikan dengan suntikan
yang sudah terpasang filer ke dalam tabung reaksi. Tabung reaksi diberi tanda larutan dapar asli (belum
dilakukan pengenceran) untuk menghindari prosedur dari awal ketika terjadi kesalahan. Setelah itu, diambil
1 ml larutan dalam tabung reaksi tersebut dengan pipet volume ke dalam labu reaksi. Diencerkan dengan
dapar yang sesuai sampai tanda. Labu reaksi 100 ml ditutup dan dilakukan pengocokan dengan membolak-
balikkan labu reaksi. Selanjutnya, diambil lagi 1 ml larutan ke dalam labu reaksi 10 ml agar diperoleh 1000
kali pengenceran. Setiap kali pengenceran larutan dimasukkan ke dalam tabung reaksi untuk mencegah
mengulang dari awal apabila terjadi kesalahan. Dilakukan langkah yang sama pada menit ke-60 dan 90.
Selanjutnya, dilakukan pembacaan absorbansi dengan spektrofotometer dengan lambda 227 nm.
Diperoleh absorbansi larutan asam benzoat dalam dapar fosfat pH 3,2 sebesar 0,590 Å pada durasi
30 menit, 1,269 Å pada durasi 60 menit, dan 1,236 Å pada durasi 90 menit. Asam benzoat dalam dapar asetat
pH 4,2 sebesar 0,807 Å pada durasi 30 menit, 0,883 Å pada durasi 60 menit, dan 0,926 Å pada durasi 90
menit. Sementara itu, asam benzoat dalam dapar asetat pH 5,2 sebesar 1,126 Å pada durasi 30 menit, 0,786
Å pada durasi 60 menit, dan 1,083 Å pada durasi 90 menit. Menurut teori, semakin lama durasi penggojogan
dan semakin meningkatnya pH, kelarutan akan semakin meningkat sehingga kadar dan absorbansi menjadi
lebih besar. Data pada pH 4,2 sesuai teori karena terjadi peningkatan absorbansi, sedangkan data yang lain
tidak sesuai teori karena terjadi penurunan absorbansi. Akan tetapi, pembacaan absorbansi tidak masuk
rentang (0,2-0,8). Data yang masuk rentang pembacaan absorbansi adalah perlakuan dengan durasi 30 menit
dapar asetat pH 4,2 dan dapar asetat 5,2 pH 5,2 dengan durasi 60 menit, yang sebesar 0,807 Å dan 0,786 Å .
Ketidaksesuaian dengan teori terjadi karena kesalahan dalam pengenceran dan kurangnya waktu untuk
melakukan pengenceran ulang untuk mendapatkan data yang lebih sesuai. Absorbansi yang besar
dimungkinkan terjadi karena masih ada kristal yang terbawa dalam larutan atau karena penggojogan yang
tidak sempurna sehingga larutan belum homogen.

KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

You might also like