You are on page 1of 7

POTENSI DAN NILAI MANFAAT JASA LINGKUNGAN HUTAN MANGROVE

DI KABUPATEN SINJAI SULAWESI SELATAN


(Direct Use Value and Potencies of Mangrove Forest in Sinjai Regency South Sulawesi)*

Saprudin1 dan/and Halidah1


1
Balai Penelitian Kehutanan Manado
Jl. Tugu Adipura Raya Kel. Kima Atas Kec. Mapanget Kota Manado
Telp : (0431) 3666683; email : bpk_mdo@yahoo.com

*Diterima: 16 April 2011; Disetujui: 3 Agustus 2012

ABSTRACT
The mangrove forests are main ecosystem of important life supporter in coastal region and ocean. The
Mangrove forests also have important economic function like, wood feeders, foliages as raw material
medicine and others. The objective of this research was to know direct utilization value and potencies of
forest mangrove. Observation was done with observation method of field through making of fairish measure
check 10 m x 10 m for every stand strata type. Direct interview was done by using questionaire to 30
selected responders. The Results showed coastal communityof Sinjai Timur that a number public in the of
coastal area exploiti mangrove forest directly in the form of wood, fruit and each mangrove leaf counted
67%, 20% and 13%.Economic quantification and assessment, were wood benefit for the value of Rp 7.85
million/ha/year, fruit of mangrove for the price of Rp 2.04 million/ha/year and mangrove leaf for the price of
Rp 1.72 million/ha/year as a whole a number of Rp 11.61 million/ha/year. Acquirement estimate of biggest
mangrove forest resource with direct benefit economics value were obtained from wood product for
construction material that was for the value of Rp 847.27 million/year, herei nafter product fruit of mangrove
as source of seed for the value of Rp 779.28 million/year, firewood product for the price of Rp 584.80
million/year and smallest obtained from mangrove leaf as foodder product for the value of Rp 292.40
million/year.
Keywords: Mangrove, economics value, wood, fruit

ABSTRAK
Hutan mangrove merupakan ekosistem utama pendukung kehidupan yang penting di wilayah pesisir dan
lautan. Mempunyai fungsi ekonomi yang penting seperti, penyedia kayu, daun-daunan sebagai bahan baku
obat-obatan dan lain-lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi dan nilai manfaat langsung dari
hutan tanaman mangrove. Pengamatan terhadap potensi tegakan dilakukan dengan metode observasi
lapangan melalui pembuatan petak ukur berukuran 10 m x 10 m untuk setiap tipe strata tegakan. Pengamatan
pada masyarakat dilakukan melalui wawancara terhadap 30 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
masyarakat pesisir Sinjai Timur telah memanfaatkan hutan mangrove secara langsung berupa kayu, buah dan
daun bakau masing-masing sebanyak 67%, 20% dan 13%. kuantifikasi dan penilaian ekonomi dari
pemanfaatan fungsi sumberdayahutan mangrove berupa manfaat kayu senilai Rp 7,85 juta/ha/th, buah bakau
senilai Rp 2,04 juta/ha/th dan daun bakau senilai Rp 1,72 juta/ha/th secara keseluruhan sejumlah Rp 11,61
juta/ha/th. Perkiraan perolehan total nilai ekonomi manfaat langsung sumberdayahutan mangrove paling
besar didapat dari produk kayu untuk bahan bangunan yaitu senilai Rp 847,27 juta/th, selanjutnya produk
buah bakau sebagai sumber benih senilai Rp 779,28 juta/th, produk kayu bakar senilai Rp 584,80 juta/th dan
paling kecil diperoleh dari daun bakau sebagai produk pakan ternak senilai Rp 292,40 juta/th.
Kata kunci: Mangrove, nilai ekonomi, kayu, buah

I. PENDAHULUAN gai penyedia nutrien bagi biota perairan,


tempat pemijahan dan asuhan bagi berba-
Hutan mangrove merupakan ekosis-
gai macam biota, penahan abrasi, amukan
tem utama pendukung kehidupan yang
angin taufan, dan tsunami, penyerap lim-
penting di wilayah pesisir dan lautan.
bah, pencegah intrusi air laut dan lain
Selain mempunyai fungsi ekologis seba-
213
Vol. 9 No. 3 : 213-219, 2012

sebagainya, hutan mangrove juga mem- Diharapkan informasi ini dapat membe-
punyai fungsi ekonomis penting seperti, rikan kontribusi terhadap pengelolaan
penyedia kayu, daun-daunan sebagai ba- sumberdaya mangrove yang lestari, khu-
han baku obat-obatan dan lain-lain susnya di Kabupaten Sinjai.
(Dahuri, Rais, Ginting, & Sitepu 1996).
Menurut Arief (2003) secara garis
besar fungsi ekonomis mangrove merupa- II. BAHAN DAN METODE
kan sumber pendapatan bagi masyarakat, A. Waktu dan Lokasi Penelitian
industri maupun bagi negara. Perhitung-
Penelitian dilaksanakan pada bulan
an nilai ekonomi sumberdaya mangrove
Juli hingga September 2008, di desa
adalah suatu upaya melihat manfaat dan
Tongke-Tongke dan desa Panaikang yang
biaya dari sumberdaya dalam bentuk mo-
merupakan dua desa di pesisir Sinjai
neter yang mempertimbangkan lingkung-
Timur, kabupaten Sinjai, Sulawesi Sela-
an. Nilai ekonomi total merupakan ins-
tan. Kedua desa tersebut telah berhasil
trumen yang dianggap tepat untuk meng-
merehabilitasi hutan mangrovenya. Ba-
hitung keuntungan dan kerugian bagi
kau yang digunakan dalam rehabilitasi ini
kesejahteraan rumah tangga sebagai aki-
adalah jenis Rhizophora mucronata. Se-
bat dari pengalokasian sumberdaya alam.
cara geografis, lokasi ini terletak pada
Nilai penggunaan langsung adalah
5o 36’ 47” - 5o 119’ 50” LS dan antara
manfaat yang langsung diambil dari
119o 48’ 30” - 120o 10’ 00” BT.
sumber daya alam (Ramdan,Yusran, &
Darusman, 2003). Nilai ini dapat diperki-
B. Bahan dan Alat Penelitian
rakan melalui kegiatan konsumsi atau
produksi. Pada hutan mangrove yang Sebagai bahan penelitian adalah
dimasukkan sebagai penggunaan lang- hutan mangrove hasil rehabilitasi masya-
sung adalah penyedia kayu mangrove, rakat dan juga masyarakat yang bermu-
daun mangrove sebagai bahan baku obat kim di sekitar hutan mangrove yang
atau makanan ternak, buah sebagai sum- memperoleh manfaat dari hutan mang-
ber benih dan lain-lain yang dimanfaat- rove tersebut. Juga digunakan alat bantu
kan langsung oleh masyarakat dari hutan berupa daftar kuesioner, meteran, cali-
mangrove yang akan berbeda pada setiap per, haga meter, feeband, dan alat tulis
daerah. Di Kabupaten Sinjai Sulawesi Se- menulis.
latan terdapat areal rehabilitasi mangrove
yang telah dimanfaatkan kayu, buah dan C. Metode Penelitian
daunnya oleh masyarakat sekitar sebagai 1. Pengamatan Vegetasi
salah satu sumber ekonomi keluarga.
Manfaat jasa langsung dari hutan mang- Pengamatan pada tegakan hutan
rove adalah hasil yang langsung dapat mangrove untuk mendapatkan data po-
dipungut dan dimanfaatkan serta mem- tensi tegakan dilakukan dengan metode
peroleh nilai yang dapat menambah pen- observasi lapangan melalui pembuatan
dapatan masyarakat. Jumlah dan nilai da- petak berukuran (10 m x 10 m) dan (5 m
ri hasil yang dipungut secara langsung x 5 m) (Fachrul, 2007). Untuk setiap tipe
dari hutan oleh masyarakat sekitarnya strata tegakan variabel yang diukur
adalah merupakan sumbangan hutan yang meliputi luas hutan, luas strata umur,
sekaligus dapat menjadi faktor yang da- jumlah pohon pada setiap strata, diameter
pat menjaga kelestarian hutan tersebut. serta tinggi pohon.
Penelitian bertujuan mengetahui po- 2. Pengamatan Manfaat Mangrove
tensi nilai manfaat langsung dan nilai
ekonomi hutan tanaman mangrove yang Pengamatan pada masyarakat dilaku-
dapat diperoleh masyarakat sekitar hutan. kan melalui metode survei terhadap se-

214
Potensi dan Nilai Manfaat.Jasa Lingkungan…(Saprudin; Halidah)

jumlah responden yang telah ditunjuk luasan satu ha dihitung dengan me-
atau ditetapkan secara purposif sesuai masukkan hasil pengukuran diameter
tujuan penelitian. Wawancara langsung batang (d) dan tinggi pohon (t) de-
dilakukan dengan menggunakan kuisi- ngan satuan meter kedalam bentuk
oner kepada 30 responden terpilih untuk formula volume pohon (0,25πd2.t.0,7)
mendapatkan informasi mengenai jenis- dalam satuan luas (ha).
jenis pemanfaatan fungsi hutan mangrove
b. Analisis Manfaat Mangrove
dan produktivitasnya. Jenis manfaat fung-
si hutan merupakan manfaat yang diper- Nilai manfaat langsung merupakan
oleh dari keberadaan hutan mangrove pendapatan yang diperoleh dari produk-
yang telah diakui memiliki berbagai tivitas manfaat langsung setelah dikalikan
fungsi (ekonomi, fisik, biologi) yang da- harga pasar dan dikurangi biaya ekstraksi
pat dimanfaatkan serta memiliki nilai (Suparmoko et al., 2005).
ekonomi berupa manfaat langsung seperti
kayu bakau, buah, daun dan kulit.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3. Analisis Data
A. Potensi Hutan Mangrove
a. Analisis Potensi Hutan Bakau
Hasil pengukuran di lapangan yang
Potensi tegakan hutan mangrove
dilakukan terhadap tegakan hutan mang-
dimaksud terdiri dari : rove yang berada di sepanjang wilayah
1) Luas hutan yaitu ukuran luas keselu- pesisir Kecamatan Sinjai Timur Kabupa-
ruhan kawasan hutan yang diamati. ten Sinjai disajikan pada Tabel 1.
2) Luas strata umur tegakan merupakan Berdasarkan Tabel 1 diketahui bah-
luas dari setiap tingkat umur tegakan wa strata I (umur sampai 5 tahun) mem-
yang berbeda sebagai bagian dari luas punyai tinggi rata-rata 4,89 m dan diame-
hutan keseluruhan. ter rata-rata 0,05 m dengan potensi 9.900
3) Jumlah pohon/ha yaitu banyaknya pohon/ha serta volume mencapai 66,50
jumlah pohon yang terdapat dalam se- m3/ha. Strata II (umur 5-10) tahun mem-
tiap luasan satu ha (satuan luas) dihi-
punyai tinggi rata-rata 6,15 m dan dia-
tung berdasarkan jumlah pohon yang
meter rata-rata 0,07 m dengan potensi
terdapat di dalam petak ukur (0,01 ha)
8.600 pohon/ha dengan volume 142,41
dikali hasil bagi satuan luas dengan
m3/ha. Untuk strata III (umur 10-15)
luas petak ukur.
tahun mempunyai tinggi rata-rata 7,98 m
4) Volume/ha yaitu jumlah kubikasi po- dan diameter rata-rata 0,09 m dengan
hon (m3) yang terdapat dalam setiap

Tabel (Table) 1. Potensi rata-rata tegakan hutan mangrove di Kabupaten Sinjai Sulawesi Selatan Tahun 2007
(Average stand potency of mangrove forest in Sinjai Regency South Sulawesi in year 2007)
Rata-rata ukuran tegakan
(Average of stand measure) Jumlah pohon
Volume
Strata umur (Tahun) Luas (Number of tree)
Tinggi Diameter (Volume)
(Age strata) (Year) (ha) (N/ha)
(Height) (Diameter) (m3/ha)
(m) (m)
Strata I ( ≤ 5 ) 138 4,89 0,05 9.900 66,50
Strata II (5-10 ) 170 6,15 0,07 8.600 142,41
Strata III (10-15 ) 175 7,98 0,09 7.700 273,49
Strata IV (15- 20) 207 9,06 0,12 5.900 422,97
Rata-rata (Average) 690 8,025 257,48

215
Vol. 9 No. 3 : 213-219, 2012

potensi 7.700 pohon/ha dengan volume b. Kayu Bahan Bangunan


273,49 m3/ha. Kondisi tegakan yang pa- Kayu bakau untuk bahan bangunan
ling besar berada pada strata IV (umur dihasilkan dari jenis Rhizophora sp. umur
15-20 tahun) dengan tinggi rata-rata pohon 10-15 tahun dan 15-20 tahun. Satu
mencapai 9,06 m dan diameter rata-rata pohon bakau umur 10-15 tahun mengha-
0,12 m dengan potensi 5.900 pohon/ha silkan satu batang balok sedangkan umur
dan volume mencapai 422,97 m3/ha. Po- 15-20 tahun menghasilkan dua batang de-
tensi hutan mangrove (Tabel 1) merupa- ngan ukuran balok 4 cm x 6 m x 400 cm.
kan standing stock yang memiliki po- Harga minimal balok bakau Rp 4.000,-/
tensi jasa hutan sekaligus menghasilkan batang. Umur rotasi yang digunakan ada-
nilai ekonomi, apabila dapat dikelola dan lah 15 tahun dan 20 tahun. Dengan demi-
dimanfaatkan secara baik dan benar de- kian potensi pohon bakau umur 10-15 ta-
ngan tetap menjaga kelestarian fungsi hu- hun tersedia sebanyak 513 batang/ha/ta-
tan mangrove. hun sedangkan untuk bakau berumur 15-
20 tahun 590 batang/ha/tahun. Luas te-
1. Potensi Manfaat Langsung Hutan gakan mangrove yang berumur 10-15 ta-
Mangrove hun seluas 175 ha dan tegakan mangrove
Ada beberapa manfaat penting hutan umur 15-20 tahun seluas 207 ha.
mangrove diantaranya adalah: kayunya c. Buah Bakau
dapat dipakai sebagai kayu bakar, arang, Tegakan mangrove sebagai pengha-
dan beberapa jenis pohon mangrove sil sumber benih diperoleh dari jenis
mempunyai kualitas kayu yang baik se- Rhizophora sp. umur pohon ≥ 10 tahun.
hingga dapat digunakan sebagai bahan Satu pohon bakau menghasilkan buah
untuk perumahan dan kontruksi kayu, atau benih mutu baik minimal 25 buah
daunnya dapat digunakan sebagai makan- benih bakau seharga minimal Rp 60,00.
an hewan ternak serta buahnya sebagian Potensi sumber benih tersedia sebanyak
ada yang dapat dimakan (Supriharyono, 13.600 pohon/ha sehingga potensi pro-
2000). Hasil wawancara yang dilakukan duksinya 34.000 buah/ha. Tegakan hutan
terhadap masyarakat responden diketahui mangrove penghasil benih seluas 382 ha.
bahwa sejumlah masyarakat pesisir Sinjai
Timur melakukan pe-manfaatan hutan d. Daun Bakau
mangrove secara langsung berupa kayu, Daun bakau sebagai penghasil pakan
buah dan daun bakau masing-masing se- ternak, dipungut dari jenis Rhizophora sp.
banyak 67%, 20% dan 13% responden. umur pohon 5-10 tahun. Umur rotasi yang
Potensi manfaat lang-sung hutan mang- digunakan adalah lima tahun. Satu pohon
rove tersebut adalah sebagai berikut : bakau rata-rata hanya dapat dipungut
a. Kayu Bakar daunnya minimal satu kali pengambil-
an/th, seharga minimal Rp1.000,-. Po-
Produksi kayu bakar dihasilkan dari tensi pohon bakau tersedia sebanyak
jenis Rhizophora sp. umur pohon 5-10 8.600 batang/ha, sehingga potensi pro-
tahun. Umur rotasi yang digunakan ada- duksinya 1.720 batang/ha. Tegakan
lah 10 tahun. Luas tegakan mangrove mangrove sebagai penghasil daun bakau
yang dapat digunakan sebagai kayu bakar seluas 170 ha.
adalah 170 ha. Satu pohon bakau meng-
hasilkan minimal empat ikat seharga mi- 2. Nilai Manfaat Langsung Hutan Bakau
nimal Rp1.000,00/ikat. Potensi pohon ba- Berdasarkan asumsi-asumsi tersebut
kau tersedia sebanyak 8.600 batang/ha se- diatas, maka nilai-nilai ekonomi manfaat
hingga potensi produksi kayu bakar se- langsung dari sumber daya hutan mang-
banyak 3.440 ikat/ha. rove dapat dilihat pada Tabel 2.
216
Potensi dan Nilai Manfaat.Jasa Lingkungan…(Saprudin; Halidah)

Tabel (Table) 2. Potensi dan nilai manfaat langsung (direct use value) sumber daya hutan mangrove di
Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai, 2007 (Direct use value and potencies of
mangrove forest in Sinjai Regency South Sulawesi in year 2007)

Potensi produksi
Jenis pemanfaatan dan Harga satuan Nilai ekonomi Total nilai ekonomi
(Production
penggunaan (Exploiting (Unit price) (Economic value) (Total economic value)
potency)
type and usage) (Rp) (juta Rp/ha/th) (juta Rp/th)
(ha/th)
1. Kayu bakau
 Kayu bakar 3.440 ikat 1.000 3,44 584.80
 Kayu bangunan
Umur 10-15 th 513 btg 4.000 2,05 358,75
Umur 15-20 th 590 btg 4.000 2,36 488,52
Sub total (1) : 7,85 1.432,07
2. Buah bakau
 Sumber benih 34.000 bh 60 2,04 779,28
Sub total (2) : 2,04 779,28
3. Daun bakau
 Pakan ternak 1.720 btg 1.000 1,72 292,40
Sub total (3) : 1,72 292,40
Total (1+2+3) : 11,61 2.503,75

Dari Tabel 2 diketahui bahwa nilai silkan secara keseluruhan mencapai seni-
ekonomi manfaat langsung tegakan hutan lai Rp 2.503,75 juta/tahun.
mangrove paling potensial dihasilkan dari Sihite et al. (2005) melaporkan hasil
produksi kayu yaitu mencapai Rp 7,85 penelitiannya tentang penilaian jenis
juta/ha/th terdiri atas produk kayu bahan manfaat hutan mangrove kawasan Cagar
bangunan sebesar Rp 4,41 juta/ha/th dan Alam Teluk Bintuni bahwa manfaat lang-
produk kayu bakar sebesar Rp 3,44 juta/ sung dari seluas ± 89.892 ha kawasan hu-
ha/th. Selanjutnya produk buah bakau se- tan mangrove jenis Rhizophora sp. ±
bagai penghasil sumber benih Rp 2,04 ju- 20% dari luas kawasan tersebut memiliki
ta/ha/th dan produk daun bakau sebagai potensi produksi ± 157 batang/ha, harga
pakan ternak senilai Rp 1,72 juta/ha/th. produk Rp 10.000,00/batang dan biaya
Nilai ekonomi dari ketiga produk hutan produksi 40% dari penerimaan, diperoleh
mangrove di Kabupaten Sinjai diperkira- manfaat ekonomi kayu bangunan sebesar
kan mencapai Rp 11,61 juta/ha/th. Perki- Rp 150.720,00/ha dengan total ekonomi
raan perolehan total nilai ekonomi manfa- mencapai Rp16.935.652.800,00. Untuk
at langsung sumber daya hutan mangrove manfaat ekonomi kayu bakar seluas ±
paling besar didapat dari produk kayu un- 89.892 ha memiliki potensi produksi
tuk bahan bangunan yaitu senilai Rp 0,0625 m3/ha/th, harga produk Rp
847,27 juta/th, selanjutnya produk buah 50.000,00/m3 dan biaya produksi 30%
bakau sebagai sumber benih senilai Rp dari penerimaan, diperoleh manfaat nilai
779,28 juta/th, produk kayu bakar senilai ekonomi kayu bakar sebesar Rp 2.939,00/
Rp 584,80 juta/th dan yang paling kecil ha dengan total ekonomi mencapai Rp
diperoleh dari daun bakau sebagai produk 330.240.444,00. Dari hasil penelitian
pakan ternak senilai Rp 292,40 juta/th. yang dilakukan di Teluk Bintuni nampak
Dengan demikian perkiraan nilai ekono- bahwa potensi dan nilai ekonomi hutan
mi manfaat langsung dari kawasan sum- mangrove di Kabupaten Sinjai lebih besar
ber daya hutan mangrove di Kabupaten dibandingkan dengan potensi dan nilai
Sinjai dari ketiga jenis produk yang diha- ekonomi hutan mangrove di Teluk Bin-
tuni. Hal ini disebabkan karena hutan
217
Vol. 9 No. 3 : 213-219, 2012

mangrove Kabupaten Sinjai adalah hutan kayu bangunan dari Cagar Alam Teluk
tanaman mangrove untuk perlindungan Bintuni. Hal ini dapat menggambarkan
kawasan pesisir sehingga mempunyai ke- tingkat kebergantungan masyarakat seki-
padatan tanaman lebih tinggi sehingga tar hutan mangrove terhadap jasa hutan
mempunyai produksi kayu, daun dan bu- mangrove tersebut.
ah yang lebih be-sar.
Suparmoko et al. (2005) juga mela- IV. KESIMPULAN DAN SARAN
kukan penilaian ekonomi manfaat yang
ada di Pulau Kangean Kabupaten Sume- A. Kesimpulan
nep, Provinsi Jawa Timur meliputi sum-
ber daya hutan mangrove. Dari sumber Berdasarkan hasil penelitian ini da-
daya hutan mangrove seluas 5.716 ha di- pat disimpulkan bahwa :
peroleh manfaat ekonomi nilai guna lang- 1. Sejumlah masyarakat pesisir Sinjai Ti-
sung berupa produk kayu bakau sebesar mur melakukan pemanfaatan hutan
Rp12.994,62 juta. mangrove secara langsung berupa ka-
Pengamatan manfaat langsung yu, buah dan daun bakau masing-
penggunaan kayu bakar dari hutan mang- masing sebanyak 67%, 20% dan 13%
rove juga pernah dilakukan di desa responden.
Tallise, Kabupaten Minahasa Sulawesi 2. Hasil kuantifikasi dan penilaian eko-
Utara menyimpulkan bahwa dari jumlah nomi dari pemanfaatan fungsi sumber
penduduk 2007 jiwa dengan 478 KK rata- daya hutan mangrove, diketahui man-
rata memiliki jumlah anggota keluarga faat nilai guna langsung berupa man-
4,2 dimana setiap keluarga membutuhkan faat kayu senilai Rp7,85 juta/ha/th,
8,52 m3 kayu bakar pertahun, maka selu- buah bakau senilai Rp 2,04 juta/ha/th
ruh kepala keluarga membutuhkan kayu dan daun bakau senilai Rp1,72 juta/ha/
bakar sebesar 4.072,56 m3/tahun. Dengan th atau secara keseluruhan sebesar Rp
harga untuk satu m3 adalah Rp 7.500,00/ 11,61 juta/ha/th.
m3 maka nilai ekonomi dari manfaat 3. Perkiraan perolehan total nilai eko-
langsung kayu bakar dari tegakan mang- nomi manfaat langsung sumber daya
rove adalah sebesar Rp 30.544.200,00/ hutan mangrove paling besar didapat
tahun (Wantasen, 2002). Sribianti (2008) dari produk kayu untuk bahan ba-
juga mela-porkan bahwa nilai kayu bakar ngunan yaitu senilai Rp 847,27 juta/
dari hutan mangrove di Malili kabupaten th, selanjutnya produk buah bakau se-
Luwu Timur adalah sebesar Rp bagai sumber benih senilai Rp 779,28
1.396.872.000,00/tahun. Nilai ini jauh le- juta/th, produk kayu bakar senilai Rp
bih besar dari nilai potensi kayu bakar 584,80 juta/th dan paling kecil diper-
hutan mangrove di kabupaten Sinjai. Per- oleh dari daun bakau seba-gai produk
bedaan ini dapat disebabkan karena luas pakan ternak senilai Rp 292,40 juta/th.
hutan mangrove yang berbeda atau ting- B. Saran
kat komsumsi kayu bakar yang berbeda
Untuk dapat memberikan jaminan
pada setiap daerah. Demikian juga yang
kelestarian manfaat, maka diperlukan ke-
dilaporkan oleh Lembaga Pengkajian dan
giatan rehabilitasi yang berkesinam-
Pengembangan Mangrove Indonesia
bungan.
(2008) bahwa nilai kayu bangunan dan
kayu bakar di kabupaten Bengkalis dari
hutan mangrove hanya sebesar masing- DAFTAR PUSTAKA
masing Rp 75.600,00/ha/tahun dan Rp Arief, A. (2003). Hutan mangrove fungsi
30.518,00/ha/tahun. Nilai ini juga lebih dan manfaatnya. Yogyakarta: Kani-
kecil dari nilai kayu bakar mangrove di sius.
Malili Kabupaten Luwu Utara dan nilai
218
Potensi dan Nilai Manfaat.Jasa Lingkungan…(Saprudin; Halidah)

Dahuri, R., Rais, J., Ginting, S. P., & Si- www.coraltrianglecentre.org.downl


tepu, M. J. (1996). Pengelolaan oads/buku_prosiding_screen.pdf
sumber daya wilayah pesisir dan Sribianti, I. (2011, Januari 20). Valuasi
lautan secara terpadu (cetakan per- ekonomi hutan mangrove: Studi ka-
tama). Jakarta: PT. Pradnya Para- sus valuasi ekonomi kawasan hutan
mita. mangrove Malili kabupaten Luwu
Fachrul, M. F. (2007). Metode sampling Timur. Retrieved from http:
bioekologi (cetakan pertama). Ja- //Pasca.unhas.ac.id/jurnal
karta: Bumi Aksara. pdf/sci_8_3/sc_8_3_4pdf
Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Suparmoko, M., Ratnaningsih, M., Set-
Mangrove Indonesia. (2010, Juli yarko, Y., & Widyantara, G.
10). Valuasi ekonomi mangrove di (2005). Valuasi ekonomi sumber-
Kabupaten Bengkalis. Retrieved daya alam laut dan pesisir Pulau
from http://www.imred.org/?q= Kangean. In Neraca sumber daya
category/program/penelitian dan alam (Natural resources accoun-
pengembangan. ting) (edisi 2005/2006), (cetakan
Ramdan, H., Yusran, & Darusman, D. pertama). Yokyakarta: BPFE.
(2003). Pengelolaan sumberdaya Supriharyono. (2000). Pelestarian dan
alam dan otonomi daerah: pers- pengelolaan sumber daya alam di
pektif kebijakan dan valuasi eko- wilayah pesisir tropis. Jakarta: PT
nomi (cetakan pertama). Bandung: Gramedia Pustaka Utama.
Alqaprint Jatinangor Sumedang. Wantasen, A. (2002). Makalah falsafah
Sihite, J., Lense, O., Chandra, Retno, & sains program Pasca Sarjana IPB.
Sargius. (2005). Fungsi dan man- Kajian potensi sumberdaya hutan
faat kawasan Cagar Alam Teluk mangrove di Desa Tallise Kabupa-
Bintuni bagi masyarakat sekitar- ten Minahasa Sulawesi Utara.
nya. Retrieved from http:// Retrieved from http://tumoutou.net
/702_05123/adnan_wantasen.pd
.

219

You might also like