You are on page 1of 11

AL MUNIR Neni Efrita, dkk – Perilaku Komunikasi …

Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam


Vol. 10 No. 1, Januari-Juni 2019, p. 1-11
p- ISSN : 2086-1303 e-ISSN : 2657-0521
https://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/almunir/index

Perilaku Komunikasi dalam Proses Rehabilitasi


Pecandu Narkoba di Rumah Sakit HB Sa’anin Padang
Neni Efrita1; Eliza2; Sulthan Jiyad Muqsith Asmara3

Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang


1
neniefrita@uinib.ac.id
2
elizamag@uinib.ac.id
3
sulthanjyd@gmail.com

ABSTRACT
The process of rehabilitation of drug addicts in the Psychiatric Hospital in addition to medical and
social processes, rehabilitation of drug addicts at the HB Sa’anin Padang Hospital also has used
various forms of communication behavior to restore the health of drug addicts. The process of
integrated treatment and recovery activities will be carried out if health workers and psychologists
are skilled in communicating both verbally and nonverbally. The formulation of the problem in this
research is how communication behavior in the process of rehabilitation of drug addicts at the
Mental Hospital HB Sa’anin Padang. With the methodological approach used is qualitative, data
collection through observation, interviews and documentation. The results showed: 1. Verbal
communication behavior in the process of rehabilitation of drug addicts at the HB Sa'anin
Psychiatric Hospital in Padang carried out by health workers is verbal communication behavior in
the form of verbal words and written words, written words are used as guides to act and act in the
rehabilitation process. 2. The behavior of nonverbal communication in the process of rehabilitation
of drug addicts in the Psychiatric Hospital HB Sa’anin by health workers with drug addicts is in the
form of artifactual (appearance), proxemic (physical distance) and paralinguistic (intonation and
tone of voice).

Keyword : rehabilitation; communication behavior; health; drug addicts; health workers.

ABSTRAK
Proses rehabilitasi pecandu narkoba di Rumahsakit Jiwa selain proses secara medis dan sosial,
rehabilitasi pecandu narkoba di Rumahsakit Jiwa HB Sa’anin Padang juga telah memanfaatkan
berbagai bentuk perilaku komunikasi untuk pemulihan kesehatan pecandu narkoba. Proses
kegiatan pengobatan dan pemulihan secara terpadu akan dapat dilaksanakan apabila tenaga
kesehatan dan psikolog terampil dalam melakukan komunikasi baik secara verbal maupun secara
nonverbal. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana prilaku komunikasi dalam
proses rehabilitasi pecandu narkoba di Rumahsakit Jiwa HB Sa’anin Padang. Dengan pendekatan
metodologis yang dipakai adalah kualitatif, pengumpul data melalui observasi, wawancara dan
dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan: 1. Perilaku komunikasi verbal dalam proses
rehabilitasi pecandu narkoba di Rumahsakit Jiwa HB Sa’anin Padang dilakukan oleh petugas
kesehatan adalah prilaku komunikasi verbal dalam bentuk kata-kata lisan maupun melalui kata-
kata tertulis, kata-kata yang tertulis dijadikan panduan untuk bertindak dan berbuat dalam
proses rehabilitasi. 2. Perilaku komunikasi nonverbal dalam proses rehabilitasi pecandu narkoba
di Rumahsakit Jiwa HB Sa’anin oleh petugas kesehatan dengan pecandu narkoba adalah dalam

Copyright © 2019, Al Munir : Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam| 1


Neni Efrita, dkk – Perilaku Komunikasi …

bentuk kinesik (gerak tubuh) artifaktual (tampilan), proksemik (jarak fisik) dan paralinguistik
(intonasi dan nada suara)

Keyword : rehabilitasi; prilaku komunikasi; kesehatan; pecandu narkoba; petugas kesehatan.

PENDAHULUAN bentuk aktivitas yang dilakukan oleh


Mulai tahun 2015 BNN Kota dan manusia, termasuk pengetahuan dan
kabupaten yang ada di Sumatera Barat keterampilan yang dimiliki oleh manusia
telah sering berbicara tentang merupakan komunikasi dengan
penyelamatan pecandu dan pengguna komunikasi manusia dapat berhubungan
narkoba. Mayarakat kota Sumatera Barat satu sama lain, tidak ada manusia yang
telah sering mendengar kata-kata ” tidak terlibat dalam komunikasi untuk
Pecandu wajib direhabilitasi dan memenuhi kebutuhannya sehari-hari.
pengguna lebih baik di rehabilitasi sebab Melalui komunikasi pelayan
pecandu dan pengguna bukanlah pelaku kesehatan akan selalu berinteraksi
kejahatan, mereka adalah korban dari dengan pecandu narkoba dalam proses
bandar narkoba. Para penyuluh BNNP rehabilitasi. Dalam proses rehabilitasi
Sumatera Barat akan sering pecandu narkoba ini akan terlihat
menyuarakan kata – kata tersebut untuk perilaku komunikasi baik verbal maupun
membantu warga Sumatera Barat supaya nonverbal. Perilaku komunikasi dalam
terbebas dari penyalahgunaan narkotika penelitian ini adalah perilaku
dan obat terlarang. Himbauan ini sesuai komunikasi yang disampaikan oleh
dengan UU Nomor 35 Tahun 2009 pemberi layanan rehabilitasi dan
Tentang Narkotika pasal 54 yang pecandu narkoba, sedangkan yang
berbunyi:Pecandu narkoba dan korban peneliti maksud dengan pecandu narkoba
penyalahgunaan narkotika wajib adalah pecandu yang sedang menjalani
menjalani rehabilitasi medis dan proses rehabilitasi yang ada di Rumah
rehabilitasi sosial. Ketentuan tersebut Sakit Jiwa HB Sa’anin Padang.
didukung oleh 3 peraturan lain yakni Proses rehabilitasi pecandu narkoba
sebagai berikut: di RSJ ini selain proses rehabilitasi secara
1. Peraturan Pemerintah Republik medis dan rehabilitasi sosial, rehabilitasi
Indonesia Nomor: 25 Tahun 2011 pecandu narkoba di RSJ HB Sa’anin
Tentang Pelaksanaan Wajib Lapor Padang juga telah memanfaatkan
Pecandu Narkotika berbagai bentuk perilaku komunikasi
2. Keputusan Menteri Kesehatan untuk pemulihan kesehatan pecandu
Nomor 1305 tahun 2011; tentang narkoba tersebut. Dalam proses
penetapan Institusi Penerima Wajib komunikasi yang terjadi antara pemberi
Lapor (IPWL) layanan kesehatan dan pecandu narkoba
3. Kepmenkes Nomor 2171 tahun ini merupakan komunikasi antarpribadi
2011 tentang; Tata Cara Wajib Lapor yang terjadi ketika proses sosial di mana
Pecandu Narkotika. pemberi layanan kesehatan dan pecandu
narkoba saling berinteraksi satu sama
Proses kegiatan pengobatan dan lain.
pemulihan secara terpadu akan dapat Dalam konteks proses rehabilitasi
dilaksanakan apabila tenaga kesehatan melalui komunikasi yang diberikan oleh
dan psikolog terampil dalam melakukan pemberi layanan kesehatan lebih
interaksi dan komunikasi baik secara mengenal pecandu narkoba secara
verbal maupun secara nonverbal, karena pribadi artinya ada ikatan psikologis
proses rehabilitasi yang dilakukan yaitu mengenal kepribadiannya.
merupakan proses komunikasi. Apapun Budhyatna (1994) mengatakan bahwa:
“makin besar para pelaku komunikasi

Copyright © 2019, Al Munir : Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam| 2


Neni Efrita, dkk – Perilaku Komunikasi …

mengenal secara individu satu sama lain rehabilitasi pasien pecandu narkoba yang
maka komunikasi tersebut makin bersifat ada di RSJ HB Sa’anin Padang.
“pribadi” sebaliknya makin kecil tingkat Selain melalui observasi peneliti juga
pengetahuan individu satu sama lain melakukan wawancara mendalam
maka komunikasi itu terjadi makin memperoleh data-data dari informan 7
bersifat “impersonal”. orang dari petugas kesehatan terdiri dari
Sebagaimana dunia komunikasi 2 orang psikolog, 2 orang dokter 1
dalam proses rehabilitasi pecandu petugas Institusi Penerima Wajib Lapor
narkobapun pemberi layanan kesehatan orang dan 2 orang petugas kesehatan
telah memakai teknik yang sama. Secara (Perawat) dan 5 orang dari residen
langsung ataupun tidak langsung ketika (sebutan untuk pasien pecandu narkoba)
menggunakan komunikasi akan dengan menggunakan kombinasi tehnik
menggunakan pesan yang beragam baik wawancara terbuka dengan dan
verbal maupun non verbal bergantung petunjuk umum wawancara, dengan
pada konteks dan setting di mana tehnik ini diharapkan informan dapat
komunikasi itu dilakukan. bebas mengemukakan pendapatnya
Penelitian tentang prilaku tentang perilaku komunikasi yang
komunikasi mungkin sudah banyak dilakukan dalam proses rehabilitasi
dilakukan namun penelitian tentang pasien pecandu narkoba di RSJ HB
prilaku komunikasi dalam proses Sa’anin Padang yang berkaitan dengan
rehabilitasi pecandu narkoba belum perilaku komunikasi verbal dan
bnyak dilakukan oleh peneliti lain. nonverbal. Pengumpulan data ini juga
Penelitian ini perlu dilakukan kerena dilakukan melalui dokumentasi.
prilaku komunikasi dalam proses Dokumen yang peneliti gunakan
rehabilitasi pecandu narkoba dapat dalam penelitian ini adalah dokumen
dilakukan unuk pemulilah kesehatan dan resmi yang terdiri dari dokumen internal
ketergantungan pecandu narkoba. dan eksternal. Dokumen internal
merupakan aturan yang dikeluarkan oleh
RSJ HB Sa’anin Padang yang terkait
METODE PENELITIAN dengan proses rehabilitasi pecandu
Paradigma Penelitian narkoba dan data pendukung lainnya
yang ada hubungannya, sedangkan
Penelitian ini bertolak dari dokumen eksternal berisi bahan-bahan
paradigma kualitatif deskriptif, peneliti informasi yang dihasilkan oleh lembaga
akan mendeskripsikan dan social, seperti buku, majalah, jurnal dan
mengeksplorasikan serta menganalisis sumber tertulis lainnya yang dapat
perilaku komunikasi baik perilaku verbal dimanfaatkan untuk menelaah perilaku
maupun perilaku komunikasi nonverbal komunikasi dan interaksi sosial dalam
syang terjadi dalam proses rehabilitasi proses rehabilitasi pasien pecandu
pasien pecandu narkoba di RSJ HB narkoba di RSJ HB Sa’anin Padang.
Sa’anin Padang.
Dengan alat pengumpul data yang Prosedur Pengumpulan Data
dipakai adalah observasiument penelitian,
dalam observasi ini data yang Prosedur pengumpulan data
dikumpulkan adalah perilaku penelitian ini: Penentuan lokasi
komunikasi yang terjadi dalam proses penelitian,membangun akses, memilih
rehabilitasi pesien pecandu narkoba baik sampling, pelaksanaan pengumpulan data,
perilaku komunikasi secara verbal mencatat informasi, memecahkan isu
maupun perilaku komunikasi secara lapangan, menyimpan data dan kembali
nonverbal yang terjadi dalam proses kelangkah awal.

Copyright © 2019, Al Munir : Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam| 3


Neni Efrita, dkk – Perilaku Komunikasi …

demikian kesimpulan yang semula


Pencatatan dan analisis data tentative, kabur dan diragukan akan
tetapi dengan bertambahnya informasi
Pencatatan dan analisis data: maka kesimpulan ini dapat menjawab
Unitizing dan categorizing (induktif data persoalan.
analisis)yaitu dengan menggunakan
analisis data yang bersifat induktif.Cara HASIL DAN PEMBAHASAN
ini dilakukan agar data dapat PerilakuVerbal dalam Proses
digambarkan secara deskriptif, kaya data Rehabilitasi Pecandu Narkoba di
dan bersifat kontekstual. Pengolahan data Rumah Sakit Jiwa HB Sa’anin Padang
dalam penelitian ini penulis lakukan
melalui tiga kegiatan yang dilaksanakan Proses rehabilitasi yang dilakukan
secara bersamaan yaitu: reduksi data, oleh petugas kesehatan kepada pecandu
penyajian data dan penarikan kesimpulan narkoba (selanjutnya peneliti sebut
atau verifikasi ( Miles&Hubermas dalam dengan residen) di Rumah Sakit Jiwa HB
Rohidi;1992:18) Sa’anin Padang ini menggunakan kata-
Pencatatan data field-notes diartikan kata secara lisan maupun kata-kata yang
sebagai proses pemilahan, tertulis, pada umumnya antara petugas
pemusatanperhatian, pada kesehatan selalu menggunakan bahasa
penyederhanaan dan transformasi sebagai alat komunikasi sehari-hari
informasi dari rekaman data di lapangan. mereka ketika terjadi proses rehabilitasi.
Pencatatan data berlangsung secara terus Selama ini bahasa verbal (kata-kata)
menerus selama kegiatan penelitian digunakan oleh petugas kesehatan dan
berlangsung. Pencatatan data di lapangan residen untuk berbagi pengalaman dan
dilakukan dengan cara menggolongkan, bertukar fikiran.
mengarahkan dan mengorganisasikan Melalui kata-kata lah
informasi sedemikian rupa, sehingga petugas kesehatan mempengaruhi
kesimpulan finalnya dapat ditarik. prilaku residen sehingga residen bisa
Penyajian informasi ini dimaksudkan berubah dari yang kurang baik menjadi
untuk memahami apa yang sedang terjadi baik, dari yang tidak suka menjadi suka,
dan apa yang harus dilakukan, dari yang putus asa menjadi penuh
menganalisis atau mengambil tindakan harapan dan lain sebagainya. Dengan
berdasarkan pemahaman yang diperoleh penyampaian kata-kata atau bahasa
dari penyajian data tersebut. Penyajian verbal yang disampaikan oleh petugas
yang umum digunakan dalam penelitian kesehatan kepada residen dalam proses
kualitatif adalah dalam bentuk teks rehabilitasi ini akan tercipta komunikasi
naratif. Teks tersebut masih terpencar, yang efektif.
belum tersusun, untuk itu agar dapat Dengan demikian dapat
melihat gambaran keseluruhannya, maka dikatakan bahwa proses rehabilitasi
peneliti membuat berbagai macam pecandu narkoba di Rumah Sakit Jiwa HB
matriks, grafik dan network. Dalam Sa’anin Padang ini dilakukan dengan
konteks penarikan kesimpulan atau menggunakan kata-kata atau komunikasi
verifikasi peneliti mencari makna dari verbal karena bahasa verbal selama ini
setiap informasi yang dikumpulkan, digunakan oleh orang untuk berbagi
untuk itu peneliti dapat mengumpulkan pengalaman, ide dan fikiran. Melalui
pola, tema hubungan, persamaan dan bahasa verbal inilah seseorang dapat
berbagai kemungkinan muncul dalam mempengaruhi perilaku orang lain dan
proses penelitian. Kesimpulan senantiasa disinilah letaknya kekuatan bahasa verbal
diverivikasi selama penelitian itu. Bahasa memiliki banyak fungsi
berlangsung termasuk triangulasi, namun sekurang kurangnya ada tiga

Copyright © 2019, Al Munir : Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam| 4


Neni Efrita, dkk – Perilaku Komunikasi …

fungsi yang erat hubungannya dengan


penciptaan komunikasi yang efektif Penerapan konsep TC ini dijalani oleh
diantara fungsi bahasa adalah untuk residen selama menjalani rehabilitasi.
mempelajari dunia disekeliling, untuk Ada beberapa fase yang harus dilalui oleh
membangun hubungan yang baik dengan residen selama melakukan rehabilitasi di
sesama manusia dan menciptakan ikatan- sini, pertama residen yang baru masuk ke
ikatan dalam kehidupan manusia. rumah (sebutan untuk tempat dimana
Penyampaian bahasa verbal dalam residen direhab) harus melalui fase
aktifitas komunikasi yang dilakukan oleh “detox” fase ini dapat dijalani oleh
petugas kesehatan dan residen akan residen selama mulai dari 10 hari sampai
membentuk prilaku verbal itu sendiri, kurang dari satu bulan sesuai dengan
karena pada dasarnya perilaku verbal kondisi residen itu. Seperti yang
sebenarnya adalah komunikasi verbal dikatakan oleh Chendra Fitra.
yang menggunakan simbol atau pesan “Residen fase “detox” akan dirawat
verbal dengan menggunakan kata-kata disini selama 10 hari atau kurang dari
baik lisan maupun tulisan yang terjadi satu bulan sesuai dengan kondisi residen,
saat melakukan proses rehabilitasi. tapi kebanyakan 10 atau 15 hari residen
Proses komunikasi yang dilakukan “detox” sudah bisa naik ke fase
dalam rehabilitasi residen (sebutan untuk primary”.(wawancara,tanggal 01
pasien pecandu narkoba) akan September 2018).
melibatkan proses komunikasi verbal Untuk melihat perilaku komunikasi
yang selalu diikuti oleh perilaku verbal di pada residen detox, peneliti memiliki
antara petugas kesehatan dan residen. keterbatasan untuk melakukan observasi
Meskipun perilaku komunikasi karena residen ini berada pada ruangan
memungkinkan mempunyai makna bagi khusus yang tidak boleh dimasuki oleh
petugas kesehatan sebagai penerima oleh orang lain kecuali staf, dokter dan
residen. psikolog yang bertugas di
Proses rehabilitasi residen di RSJ HB. ruanganinstalasi napza ini. Residen hanya
Sa’anin dilakukan dengan konsep berinteraksi dan berkomunikasi dengan
therepeutic community (TC) adalah staf sesuai dengan kebutuhan residen.
konsep yang dijalani dengan menolong Selain dengan staf residen detox boleh
diri sendiri yang dilakukan oleh berkomunikasi dengan chief saja.
sekelompok orang yang mempunyai Sementara residen lain yang sudah pada
masalah yang sama, mereka berkumpul tingkat primary, younger, midlle dan
untuk saling membantu dalam mengatasi older tidak boleh berinteraksi dan
masalah yag dihadapi, dengan kata lain berkomunikasi dengan residen detox
man helping man to help himself yaitu Sesuai dengan konsep TC, bahwa
seseorang menolong orang lain dengan setiap orang bisa berubah dan kelompok
menolong dirinya sendiri. bisa mendukung untuk berubah maka
Konsep TC ini dapat dilakukan residen detox juga termotivasi untuk
dengan adanya keyakinan bahwa: merubah dirinya sendiri sehingga hanya
1) Setiap orang bisa berubah membutuhkan waktu 10 hari dan atau
2) Kelompok bisa mendukung untuk kurang dari satu bulan residen detox bisa
berubah naik fase ke fase primary. Fase primary
3) Setiap individu harus bertanggung ini adalah fase di mana residen detox
jawab yang sudah melewati proses chair. Chair
4) Progran terstruktur dapat adalah sebutan untuk perenungan yang
menyediakan lingkungan aman dan dilakukan residen detox untuk naik
kondusif bagi perubahan tingkat pada fase primary. Proses chair
5) Adanya partisipasi aktif. residen disuruh untuk merenung

Copyright © 2019, Al Munir : Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam| 5


Neni Efrita, dkk – Perilaku Komunikasi …

menghadap dinding kosong dengan posisi dengan menulis 10 keinginan dan 10 poin
duduk setengah kursi dan punggung apa yang didapatkan dari rumah ini.
tidak boleh bersandar, tidak boleh Kegiatan sesi grup kepulangan
menoleh kiri kanan dan tidak boleh diakhiri dengan saling bersalaman dan
berbicara, baik sendiri maupun dengan berangkulan antara residen yang akan
orang lain. pulang dengan residen lainnya.
Proses chair ini selain dilakukan oleh Selanjutnya berdoa dan mengucapkan
residen detox yang mau naik fase, juga doa kedamaian diucapkan dengan suara
dilakukan oleh residen yang sudah lantang dan keras serta semangat.
diperbolehkan pulang. Namun waktu “ God, please grant me the serenity to
chairnya berbeda, untuk pasien detox accept the thing I can not change courage
waktunya dua jam sementara residen to change the things that I can and
yang sudah boleh pulang waktu hanya 15 wisdom to know the difference”.
menit saja. Selama proses chair terlihat “Tuhan, berikanlah kami kedamaian
salah seorang residen detox menoleh ke untuk dapat menerima apa yang tidak
kiri dan terdengar suara chief yang dapat kami ubah keberanian mengubah
lumayan keras mengingatkan bahwa apa yang dapat kami ubah serta
“tidak boleh menoleh dan nanti ditambah kebijaksanaan untuk dapat mengetahui
waktu selama lima menit” Ternyata kalau perbedaannya”.
ada residen yang melanggar aturan chair Karena bahasa memiliki banyak
akan ada penambahan waktu selama lima fungsi diantaranya adalah untuk
menit. mempelajari dunia sekeliling kita, untuk
Proses chair selesai, selanjutnya membina hubungan yang baik diantara
residen yang dinyatakan bisa naik fase sesama, untuk menciptakan ikata-ikatan
primary akan bergabung dengan residen dalam kehidupan manusia. Karena simbol
dalam rumah primary yang mereka sebut verbal akan selalu digunakan orang untuk
dengan new admission (anggota baru berkomunikasi, bila semua kata yang
yang bergabung di rumah primary). digunakan hanya merujuk pada pada
Anggota baru di rumah ini masih dalam objek maka masalah komunikasi akan
tahap observasi lebih kurang 3-6 hari. menjadi sederhana. Sebenarnya kata-kata
Kalau anggota baru ini bisa juga merujuk pada peristiwa, sifat
menyesuaikan diri dengan residen lain sesuatu, tindakan, hubungan, konsep dan
yang ada dalam rumah, maka anggota lain-lain. Karena itulah sebagai seorang
baru ini bisa bergabung dengan seluruh komunikator membutuhkan kecermatan
residen yang ada di rumah ini. menyiapkan pesan agar pesan verbal
Residen yang akan pulang dan telah yang disampaikan dapat diterima oleh
selesai melewati tahap chair, selanjutnya komunikannya. Liliweri (2001:193-194)
memasuki sesi group kepulangan. Dalam penyampaian pesan lebih banyak
sesi ini semua residen berkumpul dan menggunakan pesan verbal yakni bahasa
berdiri membentuk lingkaran di luar karena itu komunikator membutuhkan:
ruangan yang dipimpin oleh COD Sesuai dengan apa yang telah penulis
(Coordinator of Departement. Selain itu, jabarkan di atas bahwa prilaku verbal ada
sesi ini juga dihadiri oleh salah seorang yang berbentuk kata-kata yang
staf. COD memulai sesi ini dengan disampaikan secara lisan maupun secara
mengucapkan salam. Saling memberi tulisan. Berdasarkan observasi, di rumah
nasehat, motivasi yang dilakukan secara sakit ini juga membuat beberapa aturan
verbal baik dalam bentuk lisan maupun yang harus dilakukan oleh residen untuk
tulisan. Prilaku verbal secara tulisan ini pedoman berperilaku: di antaranya
ditulis oleh residen yang akan pulang adalah: peraturan utama yang harus
diperhatikan, dipedomani, diikuti dengan

Copyright © 2019, Al Munir : Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam| 6


Neni Efrita, dkk – Perilaku Komunikasi …

perilaku residen. Peraturan utama ini bertemu dengan teman-temannya dalam


terpampang di banyak dinding dengan berbagai aktivitas komunikasi akan selalu
tujuan agar residen mengikuti peraturan tersenyum dan menunujukan wajah yang
utama tersebut. ceria semua itu menandakan kebahagaian
yang terpancar dari wajah residen.
Perilaku Nonverbal dalam Proses Pesan atau perilaku gestural yang
Rehabilitasi Pecandu Narkoba di terlihat pada proses rehabilitasi di
Rumah Sakit Jiwa HB Sa’anin Padang. instalasi napza ini menunjukan gerakan
sebagian badan ketika berkomunikasi, ini
Perilaku komunikasi non verbal dapat dilihat ketika residen ingin
dalam proses penyembuhan pasien menyampaikan pendapatnya dihadapan
pecandu narkoba di RSJ HB Sa’anin residen lainnya dengan mengacungkan
Padang ini yang peneliti temui di tangan dan mengarahkan pandangan
lapangan dapat digambarkan dalam kepada chief. Perilaku seperti ini
bentuk kinesik, proksemik, kronemik, menunjukan perilaku yang
tampilan atau artifaktual dan menyenangkan karena ketika residen
paralinguistic. mengacungkan tangannya sama sekali dia
tidak berbicara apa-apa.
a. Kinesik Disisi lain terlihat juga bahwa ada di
Pesan atau perilaku facial yang antara residen yang ketika bertemu
terjadi dalam proses rehabilitasi pecandu dengan dokter atau psikolog mau masuk
narkoba di RSJ HB sa’anin Padang dapat ruang tindakan ia sedikit membungkukan
dikategorikan sebagai komunikasi yang badan sebelum memasuki ruangan
simpati dan empati ini terlihat ketika tindakan dokter ataupun psikolog.
salah seorang staf menasehati residen Sedangkan pesan atau perilaku postural
bagaimana dia harus bersikap dan tidak yang terlihat diruangan ini ketika residen
mengulangi perbuatan yang melanggar sedang istirahat duduk dikursi sambil
aturan. goyang-goyang kaki dan posisi duduknya
Dalam sesi pemberian nasehat sangat santai sekali, ketika morning
tersebut staf mengatakan kepada residen meeting hampir semua residen
“ingat orang tuamu jangan pernah menunjukan perilaku postural yang
menyakiti hatinya selama ini dia telah cukup santai.
menyayangimu dengan penuh kasih”. Selain itu gerakan tubuh seperti
Disisi lain terlihat bebearapa residen gambaran di atas yang terlihat dalam
dengan serius mendengarkan nasehat proses rehabilitasi pecandu narkoba di
yang disampaikan olehh staf namun ada rumah sakit ini adalah:
juga beberapa residen yang tertunduk
dengan wajah yang kelihatan sedih. 1) Emblim.
Selain prilaku fasial dengan wajah Prilaku non verbal emblin bisa
penyesalan dan sedih residen di rumah digambarkan ketika kepala ruangan
inipun akan menunjukkan prilaku facial melakukan sidak ke ruangan rawat inap
ini yang menunjukan wajah simpati dan residen, kerika itu kepala ruangan
menyenangkan terlihat ketika residen memberikan isyarat “ok” dengan
melakukan sesi break, dalam kegiatan ini mengacungkan jempolnya ketika melihat
banyak diantara residen yang rungan bersih dan melambaikan tangan
menampilkan facial yang menyenangkan “isyarat kemarilah” yang ditujakan
diantaranya ketika dia asyik memakan kepada chief. Banyak prilaku nonverbal
makanan ringan sambil minum susu emblim ini terjadi ketika proses rehab
ataupun kopi termasuk ketika mereka terjadi diantaranya: “jangan ribut”
merokok, hampir semua rsiden ketika dengan meletakkan jari telunjuk pada

Copyright © 2019, Al Munir : Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam| 7


Neni Efrita, dkk – Perilaku Komunikasi …

bibir, membuat seperti lingkaran diantara sesuai dengan apa yang dikatakan oleh
jari telunjuk dan ibu jari dengan jari DeVito (1997) bahwa Regulator adalah
tengah, jari manis serta jari kelingking prilaku non verbal yang mengatur,
dibiarkan terbuka menunjukan memantau dan memelihara atau
isyarat:”ok” maupun isyarat ‘the best’. mengendalikan pembicaraan orang lain.
Selain itu emblim juga terlihat ketika
residen “menundukkan wajahnya” ke 4) Afffect display
bawah , prilaku seperti ini menandakan Affek display ini merupakan gerakan
dia lagi sedih ada depresi. Emblin adalah wajah yang mengandung makna
isyarat non verbal pengganti kata-kata emosional, gerakan emosional ini akan
atau ungkapan tertentu. terlihat ketika orang sedang marah, takut,
gembira dan sedih. Begitu juga ketika
2) Ilustrator orang lagi bersemangat atau sedang
Ilustrator adalah prilaku non verbal kelelahan akan terlihat pada ekspresi
yang menyertai dan secara harfiyah wajahnya. Affek display ini biasanya akan
“mengilustrasikan” pesan verbal. Ketika membuka rahasia seseorang tanpa
residen mengatakan saya lapar dia akan disadarinya.
“meraba perutnya sambil menunduk” Dalam proses rehabilitasi di sini affek
ilustrator seperti ini menggambarkan display akan sering terlihat ketika ada
kalau dia sedang lapar. Ketika jam residen yang melakukan kesalahan atau
istirahat banyak sekali ilustrator ini melanggar aturan yang sudah
digunakan di antaranya adalah residen diberlakukan disini. Contoh: ketika staf
yang mau rokok dia akan “menaruh dua memanggil seorang residen dan staf
jarinya dan menempelkannya ke mulut’, mengatakan bahwa residen melakukan
ada yang melalukan gerakan seperti “sneaky” (melakukan sesuatu hal dengan
orang lagi senam ini juga menandakan cara diam-diam) residen terlihat takut,
saya lelah dan ingin rilex sebentar. Masih begitu juga ketika residen akan terlihat
banyak lagi prilaku non verbal ilustrator sedih ketika dia menyadari bahwa
ini dilakukan oleh residen ataupun oleh mereka merasa bersalah yang disebabkan
staf di rumah sakit ini: gerakan tangan oleh prilaku negatifnya. Ada juga affek
berputar menggambarkan buat lingkaran, display gembira yang yang terpancar dari
melambaikan tangan melambangkan wajah residen ketika dia akan pulang dan
sampai jumpa dan lain-lain sebagainya. dijemput oleh keluarganya termasuk
resien yang diberi rewad untuk kenaikan
3) Regulator fase dari midle ke fase older.
Dalam proses rehabilitasi pecendu Kegembiraan ini terpancar dari
narkoba di RSJ ini prilaku regulasi ini juga wajahnya karena residen yang sudah
sering terlihat ketika seorang residen melewati fase midle ke fase older ini akan
sedang bercerita kepada staf, terlihat staf mendapatka beberapa fasilitas seperti:
menganggukkan kepala, jatah rokok dari tiga batang perhari
menyesuiakan fokus mata yang dinaikan menjadi enam batang perhari,
mengarah kepada residen, begitu juga dari yang tidak boleh melakukan
residen ketika mendengarkan komunikasi melalui telepon, sekarang
pengarahan dari chief, sebenarnya dia sudah boleh melalukan hubungan dengan
tidak pasif, ketika apa yang dikatakan keluarga melalui telepon
oleh chief benar menurut residen, dia walaupun didampingi oleh staf ataupun
akan menganggukkan kepala, melakukan konselor. Affek display ini merupakan
kontak mata ketika melakukan prilaku komunikasi nonverbal yang dapat
percakapan, ekspresi wajah dan mengkomunikasikan berbagai gerakan
gerakan tangan dan lain sebagainya. Ini

Copyright © 2019, Al Munir : Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam| 8


Neni Efrita, dkk – Perilaku Komunikasi …

wajah yang menyatakan emosional teritoriality (kewilayahan). Kewilayahan


seseorang. merupakan kepemilikan seseorang atas
wilayah atau area atau benda. Ada tiga
Proksemik jenis wilayah yaitu primer, sekunder dan
Proksemik merupakan pesan non publik (altma, 1975 ; lyman & Scott 1990)
verbal yang mempelajari posisi tubuh wilayah primer wilayah ekslusif
ataupun jarak tubuh (ruang antar tubuh) seseorang misalnya ruangan kerja dokter,
ketika komunikasi berlangsung. Konsep ruangan kerja psikolog, ruangan kepala
ruang menjadi penting ketika komunikasi dan wakil kepala, kamar-kamar residen
sedang berlangsung dalam konteks semua itu merupakan wilayah primer.
proksemik proses komunikasi tidak Wilayah sekundder menunjukan wilayah
hanya dipengaruhi oleh orang-orang yang personel seseorang dalam sebuah area
terlibat dalam percakapan tetapi juga atau benda, wilayah sekunder yang
orientasi fisik dan status mereka. terlihat diruangan instalasi napza yang
Penggunaan dan pengaturan ruang banyak digunakan oleh residen adalah
dalam proses rehabilitasi di rumah sakit tempat tidurnya, almari pakaiannya,
ini dilakukan dalam bentuk fase jarak- hampir semua residen tidak merasa
jauh, fase jarak jauh ini biasanya bahwa tempat tidur dan almari pakaian
dikaitkan dengan orang-orag yang harus adalah miliknya tetapi dia bisa
berbicara lebih keras dibanding dengan memanfaatkan fasilitas itu sementara
mereka yang ada pada fase dekat. waktu selama mereka melakukan
Kategori fase jauh ini menggambarkan rehabilitasi.
banyak percakapan yag dilakukan oleh
residen dihampir semua kegiatan. Kronemik
Sementara itu fase jarak dekat juga Merupakan studi tentang konsep
terjadi antara staf dengan residen antara tentang waktu. Konsep tentang waktu
residen dan dokter dan antara residen antara satu kelompok dengan kelompok
dengan psikolog, fase jarak dekat ini lainnya tidak akan sama sesuai dengan
memungkinkan setiap orang yang terlibat regulasi yang ada pada kelompok itu.
dalam komunkasi masih dapat melihat Konsep waktu yang ada dalam kegiatan
secara keseluruhan bentuk wajah rehabilitasi pecandu narkoba boleh
termasuk pakaian yang dipakai oleh dikategorikan dengan konsep waktu
residen. tepat waktu, konsep tepat waktu ini
Penggunaan dan pengaturan ruang dapat terlihat dalam Schedule kegiatan
dalam proses rehabilitasi juga dilakukan harian residen
dalam bentuk fase jarak jauh. Fase jarak
jauh biasanya dilakukan ketika staf, chief Artifaktual
ataupun COD harus berbicara lebih keras Artifaktual diungkapkan melalui
ketika memanggil residen lainnya salah penampilan tubuh, pakaian dan kosmetik.
satu contoh chief menyuruh semua Walaupun bentuk tubuh relatif menetap
residen untuk berkumpul biasanya chief orang seringkali berperilaku dalam
akan berebicara lebih keras untuk hubungan dengan orang lain sesuai
mengumpulkan residen agar dapat dengan persepsinya tentang tubuhnya
berkumpul dididalam ruangan yang telah (body image). Erat kaitannya dengan
ditentukan. tubuh adalah upaya membentuk citra
Perilaku komunikasi dalam tubuh dengan pakaian dan kosmetik.
pengaturan dan penggunaan ruang dalam Pakaian menyampaikan pesan. Pakaian
proses rehabilitasi pecandu narkoba di terlihat sebelum suara terdengar pakaian
rumah sakit ini tidak hanya dalam zona tertentu berhubungan perilaku tertentu.
proksemik ada elemen lain yaitu Umumnya pakaian digunakan untuk

Copyright © 2019, Al Munir : Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam| 9


Neni Efrita, dkk – Perilaku Komunikasi …

menyampaikan identitas seeorang untuk Proses rehabilitasi pecandu narkoba


mengungkapkan pada orang lain siapa di rumah sankit HB Sa’ani ini memiliki
kita. Menyampaikan identitas berarti kecapatan berbicara sedang, nada
menunjukan kepada orang lain cenderung rendah, intensitas suara juga
bagaimana perilaku kita dan bagaiamana sedang, instonasi suara datar dan tinggi,
orang lain sepatutnya memperlakukan kualitas vokal juga cukup jelas dan
kita, selain itu pakaian yang dipakai juga kadang-kadang menggunakan dialek
untuk menyampaikan perasaan, status, daerah/bahasa daerah dibeberapa
peranan dan formalitas. tempat terjadinya peristiwa komunikasi.
Artifaktual yang terlihat disini selalu Kecepatan berbicara sedang terlihat
menampilkan tubuh ataupun pakaian pada proses rehabilitasi ketika terjadi
sesuai dengan aturan yang sudah berlaku proses konseling, antara psikolog dan
dirumah ini, karena penampilan residen dalam proses terapi konseling
merupakan penyampian perasaan, status suara antara psikolog dan reseden
dan peranan serta formalitas sehingga intensitas suara yang terdengar adalah
penampilan merupakan perilaku intensitas berbicara sedang.
komunikasi non verbal residen juga Selain intensitas suara datar dan
menyesuaikan penampilannya sesuai sedang, intensitas suara tinggi juga
dengan tempat dimana dan dalam situasi terjadi dalam proses rehabilitasi pecandu
seperti apa harus berpenampilan contoh narkoba di rumah sakit ini, intensitas
staf dan dokter pada hari-hari tertentu suara tinggi akan tergambar ketika
akan mamakai pakaian seragam yang residen mengucapkan ikrar, memanggil
telah ditetapkan oleh pihak rumah sakit untuk berkumpul dan menegur residen
sementara residen boleh berpakaian yang sedang bermenung.
bebas tetapi harus bersih dan rapi. Pada
hari sabtu dan minggu staf dan petugas CONCLUSION / KESIMPULAN
yang ada di instalasi ini berpakaian bebas Prilaku komunikasi verbal dalam
tapi sopan, biasanya staf laki-laki proses rehabilitasi pecandu narkoba di
memakaia kaos/ kemeja dan celana Rumah Sakit Jiwa HB Sa’anin Padang yang
panjang sedangkan staf atau petugas dilakukan oleh petugas kesehatan adalah
perempuan memakain pakaian yang prilaku komunikasi verbal dalam bentuk
menutup aurat atau berjilbab. Pakaian prilaku komunikasi melalui kata-kata
residen selalu terlihat bersih dan rapi secara lisan maupun melalui kata-kata
karena memang rumah sakit yang tertulis, kata-kata yang tertulis ini
mensyaratkan setiap residen harus dijadikan panduan untuk bertindak dan
berpakaian bersih dan rapi. Pakaian juga berbuat.
harus disesuaikan dengan kegiatan yang Prilaku komunikasi nonverbal dalam
akan dilakukan oleh residen diataranya proses rehabilitasi pecandu narkoba yang
ketika olahraga berpakaian olahraga, terjadi di Rumah Sakit Jiwa HB Sa’anin
ketika hari jumat berpakaian muslim, ke yang dilakukan oleh petugas kesehatan
mesjidpun harus berpakaian muslim dengan pecandu narkoba adalah dalam
semua penghuni rumah ini tanpa kecuali bentuk kinesik (gerak tubuh) artifaktual
selalu memperhatikan penampilannya (tampilan), proksemik (jarak fisik) dan
mereka berusaha untuk menampilkan paralinguistik (intonasi dan nada suara).
diri sebaik mungkin agar disukai dan
disenangi oleh semua residen, staf, dokter
dan psikolog yang bertugas disini.

Paralinguistic.
DAFTAR KEPUSTAKAAN

Copyright © 2019, Al Munir : Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam| 10


Neni Efrita, dkk – Perilaku Komunikasi …

Andi Hamzah; 1994, Kejahatan Subagyo Protodihardjo, 2000, Kenali


Narkotika dan Psikotropika, Jakarta, Sinar Narkotika dan Penyalahgunaannya, PT.
Grafika. Gelora Aksara Pratama, Jakarta.
A.W. Wijaya; 1985, Masalah Sunaryo Siswanto, 2004; Penegakan
Kenakalan Remaja dan Penyalahgunaan Hukum Psikotropika dalam Kajian
Narkotika, Bandung, Armico. Sosiologi Hukum : Jakarta, Raja Grafindo
Bogdan, Robert & Taylor, Steven J. Persada.
1975, Introduction to Qualitative
Research Methods : A
Phenomenological Approach to Social
Science, New York : A Wiley Intersience
Publication.
Bungin, Burhan, 2009, Penelitian
Kualitatif Jakarta Kencana Prenada Media
Group.
Devito, Joseph. A, 1997, Komunikasi
Antar Manusia, kuliah dasar edisi ke 5
penerj Agus Maulana, Jakarta,
professional Books
Gatot Supramono; 2001, Hukum
Narkoba Indonesia, Jakarta, Penerbit
Jembatan.
Hari Sasangka,2003, Narkotika dan
Psikotropika dalam Hukum Pidana,
Bandung; Mandar Madju.
Littlejohn, Stephen W. 2005. Theories
of Human Communication. Belmond:
Wadsworth Publishing Company.
Littlejohn, Stephen W. A. Foss, Karen
2010. Teori Komunikasi. Jakarta: Salemba
Humanika.
Mulyana, Deddy dan Salatun. 2007.
Metode Penelitian Komunikasi. Bandung.
PT. Remaja Rosdakarya.
Moleong, Lexy.J. 2010. Metode
Penelitian Kualitatif. Bandung. PT.
Remaja Rosdakarya.
Mardani, 2008; Penyalahgunaan
Narkoba (dalam Perspektif Hukum Islam
dan Hukum Pidana Nasional), Jakarta;
Rajawali Pers.
M. Taufik Mahakarao, dkk; 2009,
Tindak Pidana Narkotika; Jakarta, Ghalia
Indonesia.
Ruben, Brent, 1992, Communication
and Human Behavior, New Jersey, rentice
Halls Belton California,
Wadswort’h Publishing Company

Copyright © 2019, Al Munir : Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam| 11

You might also like