Professional Documents
Culture Documents
Sita1 PDF
Sita1 PDF
ABSTRACT
The process of rehabilitation of drug addicts in the Psychiatric Hospital in addition to medical and
social processes, rehabilitation of drug addicts at the HB Sa’anin Padang Hospital also has used
various forms of communication behavior to restore the health of drug addicts. The process of
integrated treatment and recovery activities will be carried out if health workers and psychologists
are skilled in communicating both verbally and nonverbally. The formulation of the problem in this
research is how communication behavior in the process of rehabilitation of drug addicts at the
Mental Hospital HB Sa’anin Padang. With the methodological approach used is qualitative, data
collection through observation, interviews and documentation. The results showed: 1. Verbal
communication behavior in the process of rehabilitation of drug addicts at the HB Sa'anin
Psychiatric Hospital in Padang carried out by health workers is verbal communication behavior in
the form of verbal words and written words, written words are used as guides to act and act in the
rehabilitation process. 2. The behavior of nonverbal communication in the process of rehabilitation
of drug addicts in the Psychiatric Hospital HB Sa’anin by health workers with drug addicts is in the
form of artifactual (appearance), proxemic (physical distance) and paralinguistic (intonation and
tone of voice).
ABSTRAK
Proses rehabilitasi pecandu narkoba di Rumahsakit Jiwa selain proses secara medis dan sosial,
rehabilitasi pecandu narkoba di Rumahsakit Jiwa HB Sa’anin Padang juga telah memanfaatkan
berbagai bentuk perilaku komunikasi untuk pemulihan kesehatan pecandu narkoba. Proses
kegiatan pengobatan dan pemulihan secara terpadu akan dapat dilaksanakan apabila tenaga
kesehatan dan psikolog terampil dalam melakukan komunikasi baik secara verbal maupun secara
nonverbal. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana prilaku komunikasi dalam
proses rehabilitasi pecandu narkoba di Rumahsakit Jiwa HB Sa’anin Padang. Dengan pendekatan
metodologis yang dipakai adalah kualitatif, pengumpul data melalui observasi, wawancara dan
dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan: 1. Perilaku komunikasi verbal dalam proses
rehabilitasi pecandu narkoba di Rumahsakit Jiwa HB Sa’anin Padang dilakukan oleh petugas
kesehatan adalah prilaku komunikasi verbal dalam bentuk kata-kata lisan maupun melalui kata-
kata tertulis, kata-kata yang tertulis dijadikan panduan untuk bertindak dan berbuat dalam
proses rehabilitasi. 2. Perilaku komunikasi nonverbal dalam proses rehabilitasi pecandu narkoba
di Rumahsakit Jiwa HB Sa’anin oleh petugas kesehatan dengan pecandu narkoba adalah dalam
bentuk kinesik (gerak tubuh) artifaktual (tampilan), proksemik (jarak fisik) dan paralinguistik
(intonasi dan nada suara)
mengenal secara individu satu sama lain rehabilitasi pasien pecandu narkoba yang
maka komunikasi tersebut makin bersifat ada di RSJ HB Sa’anin Padang.
“pribadi” sebaliknya makin kecil tingkat Selain melalui observasi peneliti juga
pengetahuan individu satu sama lain melakukan wawancara mendalam
maka komunikasi itu terjadi makin memperoleh data-data dari informan 7
bersifat “impersonal”. orang dari petugas kesehatan terdiri dari
Sebagaimana dunia komunikasi 2 orang psikolog, 2 orang dokter 1
dalam proses rehabilitasi pecandu petugas Institusi Penerima Wajib Lapor
narkobapun pemberi layanan kesehatan orang dan 2 orang petugas kesehatan
telah memakai teknik yang sama. Secara (Perawat) dan 5 orang dari residen
langsung ataupun tidak langsung ketika (sebutan untuk pasien pecandu narkoba)
menggunakan komunikasi akan dengan menggunakan kombinasi tehnik
menggunakan pesan yang beragam baik wawancara terbuka dengan dan
verbal maupun non verbal bergantung petunjuk umum wawancara, dengan
pada konteks dan setting di mana tehnik ini diharapkan informan dapat
komunikasi itu dilakukan. bebas mengemukakan pendapatnya
Penelitian tentang prilaku tentang perilaku komunikasi yang
komunikasi mungkin sudah banyak dilakukan dalam proses rehabilitasi
dilakukan namun penelitian tentang pasien pecandu narkoba di RSJ HB
prilaku komunikasi dalam proses Sa’anin Padang yang berkaitan dengan
rehabilitasi pecandu narkoba belum perilaku komunikasi verbal dan
bnyak dilakukan oleh peneliti lain. nonverbal. Pengumpulan data ini juga
Penelitian ini perlu dilakukan kerena dilakukan melalui dokumentasi.
prilaku komunikasi dalam proses Dokumen yang peneliti gunakan
rehabilitasi pecandu narkoba dapat dalam penelitian ini adalah dokumen
dilakukan unuk pemulilah kesehatan dan resmi yang terdiri dari dokumen internal
ketergantungan pecandu narkoba. dan eksternal. Dokumen internal
merupakan aturan yang dikeluarkan oleh
RSJ HB Sa’anin Padang yang terkait
METODE PENELITIAN dengan proses rehabilitasi pecandu
Paradigma Penelitian narkoba dan data pendukung lainnya
yang ada hubungannya, sedangkan
Penelitian ini bertolak dari dokumen eksternal berisi bahan-bahan
paradigma kualitatif deskriptif, peneliti informasi yang dihasilkan oleh lembaga
akan mendeskripsikan dan social, seperti buku, majalah, jurnal dan
mengeksplorasikan serta menganalisis sumber tertulis lainnya yang dapat
perilaku komunikasi baik perilaku verbal dimanfaatkan untuk menelaah perilaku
maupun perilaku komunikasi nonverbal komunikasi dan interaksi sosial dalam
syang terjadi dalam proses rehabilitasi proses rehabilitasi pasien pecandu
pasien pecandu narkoba di RSJ HB narkoba di RSJ HB Sa’anin Padang.
Sa’anin Padang.
Dengan alat pengumpul data yang Prosedur Pengumpulan Data
dipakai adalah observasiument penelitian,
dalam observasi ini data yang Prosedur pengumpulan data
dikumpulkan adalah perilaku penelitian ini: Penentuan lokasi
komunikasi yang terjadi dalam proses penelitian,membangun akses, memilih
rehabilitasi pesien pecandu narkoba baik sampling, pelaksanaan pengumpulan data,
perilaku komunikasi secara verbal mencatat informasi, memecahkan isu
maupun perilaku komunikasi secara lapangan, menyimpan data dan kembali
nonverbal yang terjadi dalam proses kelangkah awal.
menghadap dinding kosong dengan posisi dengan menulis 10 keinginan dan 10 poin
duduk setengah kursi dan punggung apa yang didapatkan dari rumah ini.
tidak boleh bersandar, tidak boleh Kegiatan sesi grup kepulangan
menoleh kiri kanan dan tidak boleh diakhiri dengan saling bersalaman dan
berbicara, baik sendiri maupun dengan berangkulan antara residen yang akan
orang lain. pulang dengan residen lainnya.
Proses chair ini selain dilakukan oleh Selanjutnya berdoa dan mengucapkan
residen detox yang mau naik fase, juga doa kedamaian diucapkan dengan suara
dilakukan oleh residen yang sudah lantang dan keras serta semangat.
diperbolehkan pulang. Namun waktu “ God, please grant me the serenity to
chairnya berbeda, untuk pasien detox accept the thing I can not change courage
waktunya dua jam sementara residen to change the things that I can and
yang sudah boleh pulang waktu hanya 15 wisdom to know the difference”.
menit saja. Selama proses chair terlihat “Tuhan, berikanlah kami kedamaian
salah seorang residen detox menoleh ke untuk dapat menerima apa yang tidak
kiri dan terdengar suara chief yang dapat kami ubah keberanian mengubah
lumayan keras mengingatkan bahwa apa yang dapat kami ubah serta
“tidak boleh menoleh dan nanti ditambah kebijaksanaan untuk dapat mengetahui
waktu selama lima menit” Ternyata kalau perbedaannya”.
ada residen yang melanggar aturan chair Karena bahasa memiliki banyak
akan ada penambahan waktu selama lima fungsi diantaranya adalah untuk
menit. mempelajari dunia sekeliling kita, untuk
Proses chair selesai, selanjutnya membina hubungan yang baik diantara
residen yang dinyatakan bisa naik fase sesama, untuk menciptakan ikata-ikatan
primary akan bergabung dengan residen dalam kehidupan manusia. Karena simbol
dalam rumah primary yang mereka sebut verbal akan selalu digunakan orang untuk
dengan new admission (anggota baru berkomunikasi, bila semua kata yang
yang bergabung di rumah primary). digunakan hanya merujuk pada pada
Anggota baru di rumah ini masih dalam objek maka masalah komunikasi akan
tahap observasi lebih kurang 3-6 hari. menjadi sederhana. Sebenarnya kata-kata
Kalau anggota baru ini bisa juga merujuk pada peristiwa, sifat
menyesuaikan diri dengan residen lain sesuatu, tindakan, hubungan, konsep dan
yang ada dalam rumah, maka anggota lain-lain. Karena itulah sebagai seorang
baru ini bisa bergabung dengan seluruh komunikator membutuhkan kecermatan
residen yang ada di rumah ini. menyiapkan pesan agar pesan verbal
Residen yang akan pulang dan telah yang disampaikan dapat diterima oleh
selesai melewati tahap chair, selanjutnya komunikannya. Liliweri (2001:193-194)
memasuki sesi group kepulangan. Dalam penyampaian pesan lebih banyak
sesi ini semua residen berkumpul dan menggunakan pesan verbal yakni bahasa
berdiri membentuk lingkaran di luar karena itu komunikator membutuhkan:
ruangan yang dipimpin oleh COD Sesuai dengan apa yang telah penulis
(Coordinator of Departement. Selain itu, jabarkan di atas bahwa prilaku verbal ada
sesi ini juga dihadiri oleh salah seorang yang berbentuk kata-kata yang
staf. COD memulai sesi ini dengan disampaikan secara lisan maupun secara
mengucapkan salam. Saling memberi tulisan. Berdasarkan observasi, di rumah
nasehat, motivasi yang dilakukan secara sakit ini juga membuat beberapa aturan
verbal baik dalam bentuk lisan maupun yang harus dilakukan oleh residen untuk
tulisan. Prilaku verbal secara tulisan ini pedoman berperilaku: di antaranya
ditulis oleh residen yang akan pulang adalah: peraturan utama yang harus
diperhatikan, dipedomani, diikuti dengan
bibir, membuat seperti lingkaran diantara sesuai dengan apa yang dikatakan oleh
jari telunjuk dan ibu jari dengan jari DeVito (1997) bahwa Regulator adalah
tengah, jari manis serta jari kelingking prilaku non verbal yang mengatur,
dibiarkan terbuka menunjukan memantau dan memelihara atau
isyarat:”ok” maupun isyarat ‘the best’. mengendalikan pembicaraan orang lain.
Selain itu emblim juga terlihat ketika
residen “menundukkan wajahnya” ke 4) Afffect display
bawah , prilaku seperti ini menandakan Affek display ini merupakan gerakan
dia lagi sedih ada depresi. Emblin adalah wajah yang mengandung makna
isyarat non verbal pengganti kata-kata emosional, gerakan emosional ini akan
atau ungkapan tertentu. terlihat ketika orang sedang marah, takut,
gembira dan sedih. Begitu juga ketika
2) Ilustrator orang lagi bersemangat atau sedang
Ilustrator adalah prilaku non verbal kelelahan akan terlihat pada ekspresi
yang menyertai dan secara harfiyah wajahnya. Affek display ini biasanya akan
“mengilustrasikan” pesan verbal. Ketika membuka rahasia seseorang tanpa
residen mengatakan saya lapar dia akan disadarinya.
“meraba perutnya sambil menunduk” Dalam proses rehabilitasi di sini affek
ilustrator seperti ini menggambarkan display akan sering terlihat ketika ada
kalau dia sedang lapar. Ketika jam residen yang melakukan kesalahan atau
istirahat banyak sekali ilustrator ini melanggar aturan yang sudah
digunakan di antaranya adalah residen diberlakukan disini. Contoh: ketika staf
yang mau rokok dia akan “menaruh dua memanggil seorang residen dan staf
jarinya dan menempelkannya ke mulut’, mengatakan bahwa residen melakukan
ada yang melalukan gerakan seperti “sneaky” (melakukan sesuatu hal dengan
orang lagi senam ini juga menandakan cara diam-diam) residen terlihat takut,
saya lelah dan ingin rilex sebentar. Masih begitu juga ketika residen akan terlihat
banyak lagi prilaku non verbal ilustrator sedih ketika dia menyadari bahwa
ini dilakukan oleh residen ataupun oleh mereka merasa bersalah yang disebabkan
staf di rumah sakit ini: gerakan tangan oleh prilaku negatifnya. Ada juga affek
berputar menggambarkan buat lingkaran, display gembira yang yang terpancar dari
melambaikan tangan melambangkan wajah residen ketika dia akan pulang dan
sampai jumpa dan lain-lain sebagainya. dijemput oleh keluarganya termasuk
resien yang diberi rewad untuk kenaikan
3) Regulator fase dari midle ke fase older.
Dalam proses rehabilitasi pecendu Kegembiraan ini terpancar dari
narkoba di RSJ ini prilaku regulasi ini juga wajahnya karena residen yang sudah
sering terlihat ketika seorang residen melewati fase midle ke fase older ini akan
sedang bercerita kepada staf, terlihat staf mendapatka beberapa fasilitas seperti:
menganggukkan kepala, jatah rokok dari tiga batang perhari
menyesuiakan fokus mata yang dinaikan menjadi enam batang perhari,
mengarah kepada residen, begitu juga dari yang tidak boleh melakukan
residen ketika mendengarkan komunikasi melalui telepon, sekarang
pengarahan dari chief, sebenarnya dia sudah boleh melalukan hubungan dengan
tidak pasif, ketika apa yang dikatakan keluarga melalui telepon
oleh chief benar menurut residen, dia walaupun didampingi oleh staf ataupun
akan menganggukkan kepala, melakukan konselor. Affek display ini merupakan
kontak mata ketika melakukan prilaku komunikasi nonverbal yang dapat
percakapan, ekspresi wajah dan mengkomunikasikan berbagai gerakan
gerakan tangan dan lain sebagainya. Ini
Paralinguistic.
DAFTAR KEPUSTAKAAN