You are on page 1of 11

VOLUME 4 No.

2, 22 Juni 2015 Halaman 101-198

PENENTUAN BOBOT KEPENTINGAN DECISION MAKER


DALAM GROUP DECISION MAKING
Dian Eko Hari Purnomo
Pascasarjana Teknik Industri Universitas Gadjah Mada
Email: sancoko.45@gmail.com

Nur Aini Masruroh


Jurusan Teknik Mesin dan Industri Universitas Gadjah Mada
Email: aini@ugm.ac.id

ABSTRACT
Generally, there are two criteria which are widely used to determineDM’s weight of interest, i.e. competence
and consensus. Various studies related to determine DM’s weight of interest based on competence or consensus
separately have been conducted. Each criterion has its own advantages. The advantage of using competence as a
criterion is DMs who have high competence based on their consistence on the decisions made will have high of
interest weight. Meanwhile, consensus criterion emphasizes a DM/s contribution to a group without considering
the DM’s ability or competence.Considering the advantages of both criteria, this study developed a model to
determine DM’s weight of interestby considering the DM’ competence and consensus in a GDM. This study used
2 group decision making cases totaling in 6 groups consisting of 5 people each. Collected data was then processed
using DM’s weight of interest determination method based on competence and consensus. A model was then
designed using regression method and fuzzy method. Therefore, a model to determine DM’s weight of interest was
obtained by considering competence and consensus. DM’s weight of interest from each method was then involved
in group decision making. The research result showed that group decisions made by involving DM’s weight of
interest were better decisions. It implies competence and consensus are two criteria which can be used to determine
DM’s weight of interest.

Keywords: Group Decision Making (GDM); Decision Maker (DM); DM Weights; Competence; Consensus

ABSTRAK
Secara garis besar terdapat dua kriteria yang banyak digunakan dalam menentukan bobot kepentingan
DM yaitu kompetensi dan konsensus. Berbagai penelitian terkait penentuan bobot kepentingan DM telah
banyak dilakukan baik berdasarkan kompetensi maupun berdasarkan konsensus secara terpisah. Kedua
kriteria ini memiliki kelebihan masing-masing.Keunggulan penggunaan kompetensi sebagai kriteria
adalah bahwa DM yang mempunyai kompetensi yang tinggi berdasarkan konsistensinya terhadap
keputusan yang diambil akan mendapat bobot kepentingan yang tinggi. Sedangkan kriteria konsensus
menekankan pada kontribusi seorang DM terhadap grup tanpa memperhatikan kemampuan atau
kompetensi dari seorang DM. Dengan mempertimbangkan keunggulan pada kedua kriteria tersebut,
maka penelitian ini akan mengembangkan model untuk menentukan bobot kepentingan DM dengan
mempertimbangkan kompetensi dan konsesus DM dalam suatu GDM.Penelitian ini menggunakan 2
kasus pengambilan keputusan dalam kelompok dengan jumlah kelompok yang digunakan sebanyak
6 kelompok dan setiap kelompok terdiri atas lima orang.Dari data yang telah terkumpul kemudian
diolah dengan menggunakan metode penentuan bobot kepentingan DM berdasarkan kompetensi dan
konsensus. Kemudian dilakukan perancangan model menggunakan metode regresi dan metode fuzzy.
Dengan demikian diperoleh model penentuan bobot kepentingan DM dengan mempertimbangkan
kompetensi dan konsensus. Bobot kepentingan DM yang telah diperoleh masing-masing metode
kemudian dilibatkan dalam penentuan keputusan grup. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
keputusan grup yang diperoleh dengan melibatkan bobot kepentingan DM dengan mempertimbangkan
kompetensi dan konsensus menghasilkan keputusan yang lebih baik. Hal ini menunjukkan bahwa

121
| VOL 4, NO. 2, JUNI 2015; 121-131

kompetensi dan konsensus merupakan dua ini adalah pada kompetensi dari seorang
kriteria yang dapat digunakan untuk penentuan DM berdasarkan konistensi. Padahal
bobot kepentingan DM. kontribusi seorang DM terhadap grup juga
Kata kunci: Group Decision Making (GDM); perlu diperhatikan dalam pengambilan
Decision Maker (DM); Bobot Kepentingan DM; keputusan secara berkelompok. Kontribusi
Kompetensi, Konsensus seorang DM menjadi penting karena dapat
mempengaruhi keputusan yang dihasilkan
PENGANTAR dalam suatu GDM.
Penyelesaian masalah GDM dapat Sedangkan metode penentuan bobot
dilakukan dengan memberikan bobot kepentingan DM berdasarkan konsensus
kepentingan yang berbeda untuk setiap grup mempunyai keunggulan tersendiri jika
DM. Bobot yang berbeda untuk setiap dibandingkan dengan metode penentuan
DM berpeluang menghasilkan keputusan bobot kepentingan DM berdasarkan
yang lebih baik. Proses penentuan bobot kompetensi. Keunggulan dari metode ini
kepentingan DM mempunyai tingkat ke­ adalah semakin tinggi kontribusi seorang
su­litan tersendiri. Kesulitan penentuan DM terhadap grup maka semakin tinggi
bobot kepentingan DM ini telah banyak pula bobot kepentingan DM tersebut. Pada
diselesaikan atau terpecahkan dengan mun­ metode ini yang ditekankan adalah pada
culnya bermacam-macam metode untuk pe­ kontribusi seorang DM terhadap grup
nentuan bobot kepentingan DM. Beberapa tanpa memperhatinkan kemampuan atau
me­tode penentuan bobot kepentingan DM kompetensi dari seorang DM. Padahal
di antaranya adalah penentuan bobot kepen­ kompetensi seorang DM akan berpengaruh
tingan DM yang didasarkan pada kompe­ kepada bobot kepentingan DM tersebut.
tensi dari DM (Weiss dan Shanteau, 2003). Masalah penentuan bobot kepentingan
Metode lain yang dapat digunakan untuk DM dalam suatu GDM baik berdasarkan
penentuan bobot kepentingan DM adalah kompetensi maupun konsensus memung­
metode yang didasarkan pada evaluasi ter­ kinkan terjadinya decision bias. Fenomena
hadap penilaian DM atas alternatif ditin­­­jau decision bias adalah keputusan yang di­
dari konsensus maksimum (Ben-Arieh dan dominasi oleh satu DM, namun belum tentu
Chen, 2006). Kedua metode ini penentuan keputusan tersebut merupakan keputusan
bobot kepentingan DM tersebut mempunyai yang tepat.Decision bias biasa juga diartikan
keunggulan masing-masing. kesalahan dalam melakukan penentuan
Metode penentuan bobot kepentingan bobot kepentingan DM. Kesalahan ini
DM berdasarkan kompetensi mempunyai berupa DM yang seharusnya mendapat
keunggulan tersendiri jika dibandingkan bobot kepentingan yang tinggi akan
dengan metode penentuan bobot kepen­ tetapi mendapatkan bobot kepentingan
tingan DM berdasarkan konsensus. Ke­ yang rendah, begitu pula sebaliknya. Jika
unggulan metode ini adalah DM yang terjadi kesalahan dalam penentuan bobot
mempunyai kompetensi yang tinggi akan kepentingan DM akan berakibat kepada
mendapat bobot kepentingan yang tinggi. keputusan grup yang kurang sesuai.
Keunggulan lain yang dimiliki metode Masing-masing metode penentuan
ini adalah adanya pengujian konsistensi bobot kepentingan DM mempunyai
pendapat dari DM. Semakin konsisten keunggulan dan kelemahan. Penelitian
pendapat yang diberikan seorang DM, maka ini akan melakukan perancangan model
akan semakin tinggi pula bobot kepentingan untuk penentuan bobot kepentingan DM
DM tersebut. Penekanan utama dari metode berdasarkan kompetensi dan konsensus.

122
DIAN EKO HARI PURNOMO DAN NUR AINI MASRUROH e PENENTUAN BOBOT KEPENTINGAN
DECISION MAKER DALAM GROUP DECISION MAKING

Sehingga nantinya akan diperoleh bobot adalah bobot kepentingan DM ditentukan


kepentingan DM yang sesuai. Selain itu, secara obyektif berdasarkan penilaian DM
dengan adanya model untuk penentuan terhadap alternatif, bukan penilaian terhadap
bobot kepentingan DM berdasarkan DM secara langsung.
kompetensi dan konsensus diharapkan Tujuan utama dari penelitian ini
dapat meningkatkan kualitas keputusan adalah untuk merancang model penentuan
yang dihasilkan dari GDM. Berdasarkan bobot kepentingan DM untuk penyelesaian
uraian sebelumnya dapat diketahui bahwa masalah GDM. Oleh karena itu, objek yang
bobot kepentingan DM adalah variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini ialah
penting dalam suatu proses pengambilan sekelompok anggota yang digabung menjadi
keputusan secara berkelompok. Selain suatu grup dan dianggap mampu melakukan
itu, penentuan bobot kepentingan DM suatu pengambilan keputusan, di mana
berdasarkan evaluasi atas penilaian DM anggota grup tersebut terlibat dalam proses
terhadap alternatif menentukan kualitas dan pengambilan keputusan secara berkelompok.
hasil dari pengambilan keputusan secara Penelitian pada artikel ini dimulai dengan
keseluruhan. melakukan perancangan kasus mengenai
topik group decision making sehingga diperoleh
Penentuan Bobot Kepentingan DM dua kasus yang digunakan dalam penelitian
Ada beberapa penelitian tentang ini.Pertama adalah kasus penentuan peralatan
penentuan bobot kepentingan DM dengan pada pendaratan darurat. Kedua adalah kasus
tujuan medapatkan bobot kepentingan DM penentuan tingkat pertumbuhan populasi.
yang sesuai sehingga diperoleh keputusan Selanjutnya dilakukan proses pengumpulan
grup yang lebih baik, di antaranya memak­ data berdasarkan dua kasus yang digunakan
simumkan konsensus (Kacprzyk dkk, 1992; dalam penelitian ini. Proses pengumpulan data
Ben-Arieh dan Chen, 2006; Alonso dkk, 2010; menggunakan kuisioner secara online. Maka
Parreiras dkk, 2010). Pada penelitian dengan dari itu, diperoleh data darimasing-masing
tujuan memaksimumkan konsensus, para DM dan masing-masing grup. Data yang
peneliti menggunakan konsep konsensus telah terkumpul akan diolah menggunakan
menurut Ness dan Hoffman (1998) bahwa model Weiss dan Shanteau (2003) untuk
konsesnsus merupakan keputusan yang mengukur kemampuan atau kompetensi dari
telah dicapai ketika sebagian besar anggota DM sedangkan untuk mencapai konsensus
grup menyepakati pilihan yang jelas maksimum akan mengadopsi model Ben-
dan hanya beberapa orasng saja yang Arieh dan Chen (2006).
menentangnya (Ness dan Hoffman, 1998). Tahapan selanjutnya setelah data
Selain itu, para DM tidak perlu mengubah diolah dengan menggunakan metode ber­
opininya, dan untuk meningkatkan dasarkan kompetensi dan konsensus ada­lah
konsensus, bobot kepentingan DM diubah perancangan model penentuan bobot ke­
sedemikian sehingga DM dengan opini yang pentingan DM dengan mempertimbangkan
sesuai dengan opini grup akan diberi bobot kemampuan atau kompetensi dari DM
kepentingan yang lebih besar daripada DM dan tingkat konsensus dari suatu GDM.
dengan opini yang tidak sesuai dengan opini Perancangan model dalam penelitian ini akan
grup. Secara umum, proses pencapaian menggunakan metode regresi dan metode
keputusan grup dengan model ini ditetapkan fuzzy. Selanjutnya dilakukan pengujian
secara iteratif dengan menggunakan model yang telah dirancang dengan mem­
kontribusi DM untuk menyesuaikan bobot bandingkan keputusan yang dihasilkan
kepentingan DM. Keunggulan metode ini pada penelitian ini dengan kunci jawaban

123
| VOL 4, NO. 2, JUNI 2015; 121-131

atau fakta dari kasus yang digunakan pada Penentuan bobot kepentingan DM menjadi
penelitian ini. penting untuk dapat meningkatkan kualitas
Model yang dihasilkan dalam penelitian keputusan grup.
ini merupakan model kombinasi dari Penelitian ini menggunakan lima
dua metode, yaitu metode berdasarkan responden dalam setiap grup. Pembentukan
kompetensi (Weiss dan Shanteau, 2003) dan grup dalam penelitian ini dilakukan secara
berdasarkan konsensus (Ben-Arieh dan Chen, acak berdasarkan pengumpulan jawaban
2006). Meskipun pada penelitian ini hanya responden dari kasus yang digunakan dalam
menggunakan dua kasus untuk pengujian penelitian ini. Pembentukan grup dalam
model yang telah dirancang, tetapi pada penelitian ini dilakukan tanpa adanya tatap
model yang telah diracang dapat diterapkan muka antar anggota grup. Pada penelitian
untuk kasus lain. Penerapan model hasil ini responden tidak diberikan informasi
rancangan dalam penelitian ini untuk kasus mengenai pendapat dari responden lain.
lain mensyartakan data yang digunakan Tidak adanya informasi mengenai pendapat
berupa ranking alternatif dan dilakukan lebih dari responden lain dengan tujuan untuk
dari satu kali pengambilan data pendapat menghilangkan pengaruh personal dalam
dari masing-masing DM. satu GDM. Pengaruh personal yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah
HASIL DAN PEMBAHASAN responden yang mempunyai jabatan,
Dengan adanya penentuan bobot pengetahuan yang banyak atau kemampuan
kepentingan DM yang sesuai dari suatu GDM akademik yang tinggi dan watak tertentu
akan berpeluang menghasilkan keputusan yang lebih cenderung diikuti responden lain.
grup yang lebih baik. Keputusan yang Selain itu, tidak adanya feedback pendapat
lebih baik yang dimaksud dalam penelitian dari anggota dalam satu grup bertujuan
ini adalah keputusan grup yang sesuai untuk mendapatkan pendapat yang murni
dengan pendapat expert, kunci jawaban dari responden tanpa adanya pengaruh dari
atau fakta. Pemberian bobot kepentingan pendapat responden lain. Secara sederhana
DM yang sesuai secara tidak langsung desain penelitian ini digambarkan seperti
akan berpengaruh kepada keputusan grup. pada sebagai berikut:

PROSES
Penentuan keputusan grup:
1. Tanpa Bobot kepentingan DM OUTPUT
2. Melihat Bobot Kepentingan DM Berdasarkan Keputusan grup
Kompetensi (Weiss dan Shanteau, 2003) ditinjau dari:
INPUT 3. Melibatkan Bobot Kepentingan DM Berdasarkan 1. Tingkat Kesalahan
Pendapat DM Konsesnsus (Ben-Arieh dan Chen, 2006) Keputusan Grup
4. Melihat Bobot Kepentingan DM Kombinasi 1 2. Jarak Kesalahan
(Kompetensi dan Konsensus) (Metode Regresi Keputusan Grub
Liniere Berganda) 3. Decision Bias
5. Melibatkan Bobot Kepentingan DM Kombinasi 2
(Kompetensi dan Konsensus) (Metore Fuzzy)

Gambar 1
Desain Penelitian

Data Pendapat DM rincian seperti ditampilkan pada tabel


Berdasarkan hasil pengumpulan data berikut:
yang telah dilakukan diperoleh data dengan

124
DIAN EKO HARI PURNOMO DAN NUR AINI MASRUROH e PENENTUAN BOBOT KEPENTINGAN
DECISION MAKER DALAM GROUP DECISION MAKING

Tabel 1
Rekapitulasi Pendapat Individu dan PendapatExpert
Ranking Individu
Alternatif ke - i P1 P2 P3 P4 P5 Expert Ranking
R1 R2 R1 R2 R1 R2 R1 R2 R1 R2
1 11 12 12 12 11 12 11 12 10 9 12
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 4 4 2 2 2 2 3 8 3 3 4
4 5 10 7 6 5 6 5 2 4 12 11
5 8 7 5 5 4 4 6 6 5 5 9
6 7 9 6 7 6 5 2 7 6 6 5
7 12 3 8 9 12 11 8 9 11 10 6
8 2 2 3 4 3 7 7 11 7 4 3
9 9 5 11 11 9 10 4 10 9 11 10
10 3 8 4 3 10 3 9 3 2 2 2
11 6 6 9 8 8 9 12 5 8 7 7
12 10 11 10 10 7 8 10 4 12 8 8

Tabel 1 merupakan pendapat dari dan


masing-masing DM dalam suatu GDM
Sn = 3,195 +37,758
dalam bentuk ranking. Data pada Tabel 1 n (2)
tersebut akan diolah untuk mendapatkan
dengan:
bobot kepentingan DM dan keputusan grup.
wij = Nilai bobot alternatif ke-i pada kasus
ke-j
Penentuan Keputusan Grup Tanpa Sn = Nilai ketetapan
Mempertimbangkan Bobot DM rij = Rangking alternatif ke-i pada kasus
Bobot kepentingan DM dalam ke-j
perhitungan ini diabaikan atau tidak n = Jumlah alternatif
dilibatkan dalam penentuan keputusan grup.
Pengolahan data pada Tabel 1 menggunakan Dari perhitungan menggunakan Per­
Persamaan (1) dan Persamaan (2) (Alfares sama­an (1) dan Persamaan (2) akan diperoleh
dan Duffuaa, 2008): hasil perhitungan tanpa melibatkan bobot
Wi,j = 100 - Sn(rij-1) (1) kepentingan DM seperti pada Tabel 2.
Tabel 2
Bobot Alternatif
Bobot Alternatif
Alternatif
P1 P2 P3 P4 P5
ke - i
R1 R2 R1 R2 R1 R2 R1 R2 R1 R2
1 36,585 30,244 30,244 30,244 36,585 30,244 36,585 30,244 42,927 49,268
2 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0
3 80,976 80,976 93,659 93,659 93,659 93,659 87,317 55,610 87,317 87,317
4 74,634 42,927 61,951 68,293 74,634 68,293 74,634 93,659 80,976 30,244
5 55,610 61,951 74,634 74,634 80,976 80,976 68,293 68,293 74,634 74,634
6 61,951 49,268 68,293 61,951 68,293 74,634 93,659 61,951 68,293 68,293
7 30,244 87,317 55,610 49,268 30,244 36,585 55,610 49,268 36,585 42,927
8 93,659 93,659 87,317 80,976 87,317 61,951 61,951 36,585 61,951 80,976
9 49,268 74,634 36,585 36,585 49,268 42,927 80,976 42,927 49,268 36,585
10 87,317 55,610 80,976 87,317 42,927 87,317 49,268 87,317 93,659 93,659
11 68,293 68,293 49,268 55,610 55,610 49,268 30,244 74,634 55,610 61,951
12 42,927 36,585 42,927 42,927 61,951 55,610 42,927 80,976 30,244 55,610

125
| VOL 4, NO. 2, JUNI 2015; 121-131

Tabel 2 merupakan bobot alternatif dari Tabel 3 menunjukkan bobot kepetingan


masing-masing DM berdasarkan data pada DM berdasarkan kompetensi masing-masing
Tabel 1. Nilai 100 menunjukkan alternatif yang DM. Semakin tinggi bobot kepentingan DM
paling penting dibandingkan dengan alternatif berarti semakin tinggi kompetensi yang
yang lain. Semakin kecil bobot alternatif, dimiliki oleh seorang DM. Berdasarkan
semakin tidak penting alternatif tersebut hasil perhitungan pada Tabel 3, DM yang
menurut pendapat DM. Sedangkan semakin mempunyai bobot kepentingan tertinggi
tinggi bobot alternatif, semakin penting adalah P2. Hal ini menunjukkan bahwa P2
alternatif tersebut menurut pendapat DM. mempunyai kompetensi paling tinggi, jika
dibandingkan dengan yang lain.
Penentuan Bobot Kepentingan DM
Berdasarkan Kompetensi Penentuan Bobot Kepentingan DM
Konsep dari penentuan bobot kepen­ Berdasarkan Konsensus
tingan DM berdasarkan kompetensi adalah Konsep dasar yang digunakan dalam
semakin tinggi nilai kompetensi DM, maka metode ini adalah semakin tinggi kontribusi
akan semakin tinggi bobot kepentingan DM DM terhadap keputusan grup, maka semakin
tersebut. Persamaan yang digunakan (Weiss tinggi bobot kepentingan DM tersebut.
dan Shantaeau, 2003): Persamaan yang digunakan (Ben-Arieh dan
n
∑ j=1r(M -GM)
2
Chen, 2006):
Diskriminasi = (3)
j

n-1 q

Inkonsistenasi=
n n
∑ j=1 ∑ i=1r(Mij-MJ)
n (r-1 )
2

(4)
C= i ∑
k=1
1-
OAiG - OAiEk
n-1
(6)
p

Rasio CWS=
Diskriminasi
Inkonsistensi (5)
1
Cg = p
i=1

Ci (7)

dengan: D ij = |OGij - Opij| (8)


r = Banyaknya replikasi m
Mj = Rata-rata nilai individual
untuk kasus-j
D m = ∑
j=1
Dij
(9)
GM = Grand Mean dari nilai individual dengan:
n = Banyaknya kasus yang berbeda Ci = Level konsensus tiap alternatif ke – i
Mij = Nilai individual untuk CG = Level konsensus grup
replikasi-i pada kasus-j OGA = Alternatif konsensus
Rasio CWS = Bobot kepentingan DM OEKAi = Alternatif individu
berdasarkan kompetensi n = Jumlah alternatif
Dari perhitungan menggunakan Per­ p = Jumlah alternatif
Dij = Jarak opini grup atau expert dengan opini
samaan (3), (4) dan (5), sehingga diperoleh
individu
hasil perhitungan seperti pada Tabel 3.
OGij = Opini grup atau expert
Tabel 3 Opij = Opini individu
Bobot Kepentingan DM Berdasarkan Kompetensi Dm = Jumlah jarak opini grup atau expert
DM Rasio CWS Bobot DM dengan opini individu
P1 2,961 0,02459
P2 102,909 0,85451 Dari perhitungan menggunakan Per­
P3 7,576 0,06291 samaan (6), (7), (8) dan (9), sehingga diperoleh
P4 1,576 0,01308 hasil perhitungan berikut:
P5 5,409 0,04491

126
DIAN EKO HARI PURNOMO DAN NUR AINI MASRUROH e PENENTUAN BOBOT KEPENTINGAN
DECISION MAKER DALAM GROUP DECISION MAKING

Tabel 4 Y=b0+b1X1=b2X2 (10)


Bobot Kepentingan DM Berdasarkan Konsensus
dengan:
DM Nilai Konsensus Bobot DM
Y = Bobot Kepentingan DM Berdasarkan
P1 0,22909 0,19874 Kompetensi dan Konsensus
P2 0,24364 0,21136 b0 = Konstanta
P3 0,21182 0,18375 b1 = Konstanta Bobot Kepentingan DM
P4 0,24727 0,21451 Berdasarkan Kompetensi
X1 = Bobot Kepentingan DM Berdasarkan
P5 0,22091 0,19164
Kompetensi
b2 = Konstanta Bobot Kepentingan DM
Tabel 4 menunjukkan bobot kepetingan Berdasarkan Konsensus
DM berdasarkan tingkat konsensus masing-
masing DM. Semakin tinggi bobot kepen­ Dari perhitungan menggunakan Per­
tingan DM berarti semakin tinggi kon­ samaan (10) akan diperoleh hasil perhitungan
tibusi yang dimiliki oleh seorang DM seperti pada Tabel 5.
ter­hadap keputusan grup. Berdasarkan
hasil perhitungan pada Tabel 4, DM yang Tabel 5
Bobot Kepentingan DM Berdasarkan Model
mempunyai bobot kepentingan tertinggi
Kombinasi Pertama
adalah P4. Hal ini menunjukkan bahwa P4
DM Bobot DM Kombinasi Pertama
mempunyai kontribusi terhadap grup paling P1 0,18962
tinggi, jika dibandingkan dengan yang lain. P2 0,24225
P3 0,18381
Penentuan Bobot Kepentingan DM P4 0,19734
Berdasarkan Model Kombinasi P5 0,18699
Pertama (Model Regresi) Tabel 5 menunjukkan bobot kepetingan
Berdasarkan model penentuan bobot
DM berdasarkan model kombinasi pertama
ke­pen­tingan berdasarkan komptensi dan
(kombinasi kompetensi dan konsensus meng­
kon­sensus yang telah dijelaskan pada
gunakan metode regresi). Semakin tinggi
bagian sebelumnya, penelitian ini mencoba
bobot kepentingan DM berarti semakin tinggi
merencang model baru ber­dasarkan kom­
kompetensi dan kontibusi yang dimiliki
petensi dan konsensus untuk menen­
oleh seorang DM terhadap keputusan grup.
tukan bobot kepentingan DM. Rancangan
Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel
model kombinasi Pertama yang di usulkan
5, DM yang mempunyai bobot kepentingan
dalam penelitian ini adalah model yang
tertinggi adalah P2. Hal ini menunjukkan
dirancang dengan menggunakan metode
bahwa P2 mempunyai kompetensi dan
regresi.Penggunaan metode regresi dalam
kontribusi terhadap grup paling tinggi, jika
perancangan model kombinasi Pertama ini
dibandingkan dengan yang lain.
bertujuan untuk mendapatkan koefisien
dari variabel kompetensi dan konsensus.
Penentuan Bobot Kepentingan DM
Dengan mengetahui koefisien variabel
Berdasarkan Model Kombinasi Kedua
kompetensi dan konsensus, peluang akan
(Model Fuzzy)
didapatkan bobot kepentingan DM yang
Berdasarkan model penentuan bobot
sesuai lebih tinggi dibandingkan dengan
ke­pentingan berdasarkan komptensi dan
hanya mempertimbangkan satu variabel
kon­sensus yang telah dijelaskan pada
saja. Persamaan yang digunakan adalah
bagian sebelum­nya, penelitian ini men­
sebagai berikut:
coba merencang model baru berdasar­
kan kompetensi dan konsensus untuk

127
| VOL 4, NO. 2, JUNI 2015; 121-131

menentukan bobot kepentingan DM. Ran­ Dari perhitungan menggunakan Per­


cangan model kombinasi kedua yang di samaan (12) sampai dengan (20) akan
usulkan dalam penelitian ini adalah model diperoleh hasil perhitungan seperti pada
yang dirancang dengan menggunakan Tabel 6.
metode fuzzy. Penggunaan metode fuzzy
dalam perancangan model kombinasi Tabel 6
Bobot Kepentingan DM Berdasarkan Model
kedua ini bertujuan untuk mendapatkan Kombinasi Kedua
nilai keanggotaan variabel kompetensi DM Bobot DM Kombinasi Kedua
dan konsensus. Dengan mengetahui nilai P1 0,06517
keanggotaan variabel kompetensi dan P2 0,61434
konsensus dan dihitung menggunakan P3 0,16675
aturan tertentu, berpeluang akan didapatkan P4 0,03468
bobot kepentingan DM yang lebih sesuai, P5 0,11906
daripada hanya mempertimbangkan satu TOTAL 1,00000
variabel saja. Persamaan yang digunakan
Tabel 6 menunjukkan bobot kepetingan
dalam penentuan bobot kepentingan DM
DM berdasarkan model kombinasi dua
berdasarkan model kombinasi kedua sebagai
(kombinasi kompetensi dan konsensus
berikut:
meng­­gunakan metode fuzzy). Semakin tinggi
0; a < 0 atau a > 0,5
µKmpt RENDAH [a]= (a-0)/(0,25-0); 0 <a <0,25 bobot kepentingan DM berarti semakin tinggi
(0,50-a)/(0,50-0,25) 0,25 < a <0,5 12 kompetensi dan kontibusi yang dimiliki
oleh seorang DM terhadap keputusan grup.
0; a < 0 atau a > 1
µKmpt SEDANG [a]= (a-0)/(0,50-0); 0 <a <0,50 Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel
(1-a)/(1-0,50) 0,50 < a < 1 13 6 DM yang mempunyai bobot kepentingan
tertinggi adalah P2. Hal ini menunjukkan
0; a < 0,50 atau a > 1
µKmpt TINGGI [a]= (a-0,50)/(0,75-0,50); 0,50 <a <0,75 bahwa P2 mempunyai kompetensi dan
(1-a)/(1-0,75) 0,75 < a < 1 14 kontribusi terhadap grup paling tinggi, jika
0; a < 0 atau b > 0,5 dibandingkan dengan yang lain.
µKmpt RENDAH [b]= (b-0)/(0,25-0); 0 <a <0,25
(0,50-b)/(0,50-0,25) 0,25 < b <0,5 15 Evaluasi Model Penentuan Bobot
0; b < 0 atau b > 1 Kepentingan DM
µKmpt SEDANG [b]= (b-0)/(0,50-0); 0 < b <0,50 Pada penelitian ini telah dirancang dua
(1-b)/(1-0,50) 0,50 < b < 1 16 model penentuan bobot kepentingan DM.
0; b < 0,50 atau b > 1 Pertama adalah model penentuan bobot
µKmpt TINGGI [b]= (b-0,50)/(0,75-0,50); 0,50 <b <0,75 ke­pentingan DM yang didasarkan pada
(1-b)/(1-0,75) 0,75 < b < 1 17 model kombinasi pertama. Kedua adalah
model penentuan bobot kepentingan DM
0; c < 0 atau c > 0,5
µKmpt RENDAH [c]= (c-0)/(0,25-0); 0 < c <0,25 yang didasarkan pada model kombinasi
(0,50-c)/(0,50-0,25) 0,25 < c <0,5 dua. Kedua model yang telah dirancang ini
18 memungkinkan masih terdapat kelemahan
0; c < 0 atau c > 1 atau kekurang untuk itu pada bagian ini
µKmpt SEDANG [c]= (c-0)/(0,50-0); 0 < c <0,50 model yang telah dirancang akan dievaluasi.

(1-c)/(1-0,50) 0,50 < c < 1
19 Persamaan yang digunakan untuk proses
evaluasi model yang telah dirancang adalah
0; c < 0,50 atau c > 1 dengan menggunakan Persamaan (21),
µKmpt TINGGI [c]= (c-0,50)/(0,75-0,50); 0,50 < c <0,75
dengan rincian sebagai berikut:
(1-c)/(1-0,75) 0,75 < c < 1 20

128
DIAN EKO HARI PURNOMO DAN NUR AINI MASRUROH e PENENTUAN BOBOT KEPENTINGAN
DECISION MAKER DALAM GROUP DECISION MAKING

n RAi = Ranking grup alternatif ke-i


JKG= ∑ |RAi-EAi| EAi = Rankingexpert atau fakta alternatif ke-i
i=1
21
Berdasarkan tingkat kesalahan yang
dengan:
n = Jumlah Alternatif
dihasilkan dari masing-masing metode
JKG = Jarak ranking total keputusan grup penentuan bobot kepentingan DM yang telah
dengan keputusan expert, kunci jawaban dilibatkan dalam penentuan keputusan grup
atau fakta diperoleh hasil seperti Gambar 2.

Gambar 2
Tingkat Kesalahan Keputusan Grup
Berdasarkan Gambar 2 rata-rata keputusan grup yang berbeda. Model
kesalahan keputusan grup yang dihasilkan kombinasi pertama dan model kombinasi
melibatkan bobot kepentingan DM dari model kedua yang dirancang dalam penelitian ini
kombinasi pertama dan model kombinasi lebih kepada meningkatkan keunggulan
kedua lebih rendah, jika dibandingkan model penentuan bobot kepentingan DM
dengan tingkat kesalahan keputusan grup berdasarkan kompetensi dan konsensus.
yang dihasilkan tanpa menggunakan bobot Tidak dapat dipungkiri bahwa model
kepentingan DM dan yang melibatkan bobot penentuan bobot kepentingan DM
kepentingan DM dari model kompetensi berdasarkan kompetensi dan konsensus
dan model konsensus. Hal ini dapat terjadi adalah model yang handal ditinjau dari
karena model kombinasi pertama dan model penentuan bobot kepentingan DM, tetapi
kombinasi kedua yang dirancang melibatkan model tersebut di kasus atau grup yang
variabel kompetensi dan konsensus dalam digunakan dalam penelitian ini mengalami
proses penentuaan bobot kepentingan DM kesalahan lebih dari 75%. Model kombinasi
sehingga memungkinkan diperoleh bobot pertama dan model kombinasi kedua yang
kepentingan DM yang lebih sesuai. Secara dirancang dalam penelitian ini berusaha
tidak langsung dengan melibatkan bobot untuk lebih meningkatkan keunggulan dari
kepentingan DM dalam suatu keputusan model penentuan bobot kepentingan DM
grup dapat mempengaruhi hasil keputusan berdasarkan kompetensi dan konsensus.
grup. Keterlibatan variabel kompetensi Pada penelitian ini juga dilakukan
dan konsensus dalam penentuan bobot analisis terkait decision bias. Decision bias yang
kepentingan DM memberikan hasil dimaksud pada penelitian ini adalah di mana

129
| VOL 4, NO. 2, JUNI 2015; 121-131

keputusan grup didominasi oleh satu orang ada.Decision bias adalah di mana keputusan
decision maker, padahal decision maker tersebut grup didominasi oleh satu DM sehingga
memiliki jawaban alternatif yang belum DM lain mengikuti, padahal keputusan
tentu benar. Semakin kecil nilai kesalahan yang diambil belum tentu keputusan yang
pemberian bobot kepentingan DM, maka benar, maka perhitungan menggunakan
semakin kecil decision bias yang terjadi dalam model kompetensi, model konsensus, model
suatu GDM. Adanya decision bias dalam kombinasi pertama dan model kombinasi
suatu GDM berakibat kepada meningkatnya kedua menjadi salah satu solusi untuk
kesalahan keputusan yang dihasilkan dari mencari alternatif terbaik dan mengurangi
suatu GDM. Decision bias dapat terjadi terjadinya decision bias dalam suatu GDM.
apabila proses konsensus dilakukan untuk Hasil perhitungan yang lebih rinci dan detail
menghasilkan satu keputusan bersama dari kasus yang digunakan dari masing-
terhadap alternatif solusi permasalahan yang masing grup disajikan sebagai berikut:

Tabel 7
Perhitungan Deviasi Grup dan Penentuan Bias atau Tidak Bias
Metode Deviasi P1 P2 P3 P4 P5 Keterangan
Kompetensi Keputusan Grup 23 3 16 27 14 Tidak Bias
Ranking Expert 23 19 28 35 24
Konsensus Keputusan Grup 23 7 14 27 12 Tidak Bias
Ranking Expert 23 19 28 35 24
Kombinasi 1 Keputusan Grup 23 7 14 27 12 Tidak Bias
Ranking Expert 23 19 28 35 24
Kombinasi 2 Keputusan Grup 23 7 14 27 12 Tidak Bias
Ranking Expert 23 19 28 35 24
Hasil perhitungan dikatakan bias ketika kombinasi kedua akan menghasilkan bobot
penentuan bobot kepentingan DM dengan kepentingan DM yang dapat menghindarkan
data keputusan grup tidak sesuai dengan dari decision bias.
pendapat expert. Sedangkan dikatakan
tidak bias adalah ketika penentuan bobot SIMPULAN
kepentingan DM dengan data keputusan Penentuan bobot kepentingan DM
grup sesuai dengan pendapat expert. Dari berdasarkan evaluasi penilaian DM
Tabel 7 dapat diketahui bahwa dengan terhadap alternatif dengan memperhatikan
menggunakan metode kompetensi, metode kompetensi dan konsensus dapat dilakukan
konsensus, metode kombinasi pertama dengan perancangan model berdasarkan
atau metode kombinasi kedua dalam metode regresi dan metode fuzzy. Dengan
melakukan penentuan bobot kepentingan menggunakan metode tersebut diperoleh
DM dalam suatu GDM dapat menghindari model regresi dan model fuzzy untuk
terjadinya decision bias dalam GDM tersebut. penentuan bobot kepentingan DM
Tidak terjadinya decision bias disebabkan memperhatikan kompetensi dan konsensus.
keputusan grup pada awalnya tidak terjadi Penggunaan model kombinasi pertama
dicision bias sehingga dengan demikian dapat atau model kombinasi kedua dalam suatu
disimpulkan bahwa jika pada keputusan GDM untuk penentuan bobot kepentingan
grup awal tidak terjadi decision bias,maka DM dapat mengurangi kesalahan keputusan
menggunakan metode penentuan bobot grup yang terjadi dalam suatu GDM pada
kepentingan DM berdasarkan kompetensi, kasus dan data yang digunakan dalam
konsensus, kombinasi pertama maupun penelitian ini. Model kombinasi 1 (Model

130
DIAN EKO HARI PURNOMO DAN NUR AINI MASRUROH e PENENTUAN BOBOT KEPENTINGAN
DECISION MAKER DALAM GROUP DECISION MAKING

Regresi) atau model kombinasi 2 (Model Measures Based on Fuzzy


Fuzzy) dapat menghindakan terjadinya Coincidence for Reaching Consensus
decision bias, ketika hasil perhitungan salah in Group Decision Making,
satu metode berdasarkan kompetensi International Journal of Approximate
atau konsensus tidak terjadi decision bias. Reasoning, 16(3-4), 309-334.
Semakin baik akurasi yang dihasilkan model Kacprzyk., Fedrizzi, M., dan Nurmi, H.,
penentuan bobot kepentingan DM, maka 1992, Group Decision Making and
semakin komplek proses perhitungan yang Consensus under Fuzzy Preferences
perlu dilakukan. and Fuzzy Majority, Fuzzy Sets and
Berdasarkan hasil penelitian yang System, 49(1), 21-31.
telah dilakukan, saran yang dapat diper­ Kim, S.H., dan Ahn, B.S., 1997, Group
timbangkan yaitu pada penelitian ini data Decision Making Procedure
yang digunakan dalam berupa skala ordinal. Considering Preference Strength
Diharapkan penelitian selanjutnya dapat under Incomplete Information,
dengan menggunakan skala penilaian yang Computers Ops Res, 24(12), 1101-1112.
lain. Selain itu, diharapkan pada penelitian Ness, J., dan Hoffman, C., 1998, Putting Sense
selanjutnya melakukan penambahan repli­ into Consensus: Solving the Puzzle
kasi untuk mendapatkan informasi dari DM of Making Team Decision,VISTA
yang lebih lengkap. Associates.
P’Erez, I.J., Alonso, S., Cabrerizo, F.J., Lu,
DAFTAR PUSTAKA J., dan Herrera-Viedma, E., 2011,
Alfares, H., dan Duffuaa, O., 2008, Determining ModellingHeterogeneity among
Aggregate Criteria Weights from Experts in Multi-kriteria Group
Criteria Rankings by a Group of Decision Making Problems, Lecture
Decision Makers. International Journal Note in Computer Science, 6820(2011),
of Information Technology & Decision 55-66.
Making, 7(4), 1-13. Parreiras, R.O., Ekel, P.Y., Martini, J.S.C.,
Alonso, S., Herrera-Viedma, E., Chiclana, F., dan Palhares, R.M., 2010, A Flexible
dan Herrera, F., 2010, A Web Based Consensus Scheme for Multi Criteria
Consensus Support Systems for Group Decision Making under
Group Decision Making Problems and Linguistic Assessment, Information
Incomplete Preferences, Information Sciences, 180(7), 1075-1089.
Sciences, 180(23), 4477-4495. Weiss, D.J., dan Shanteau, J., 2003, Empirical
Ben-Arieh, D., dan Chen, Z., 2006, Linguis­ Assessment of Expertise, Human
tic-Labels Aggregation and Con­sen­ Factor, 45(1), 104-116.
sus Measure for Autocratic Decision Yue, Z.L., 2011, Deriving Decision Maker’s
Making Using Group Recom­ Weights Based on Distance Measure
mendations, IEEE Transactions on for Interval-Valued Intuitionistic
system, man and cybernetics, 36(3), Fuzzy Group Decision Making,
558-568. Expert Systems with Applications,
Ekel, P., Queiroz, J., Parreiras, R., dan 38(9), 11665-11670.
Palhares, R., 2009, Fuzzy Set Based Yue, Z.L., 2012, Approach to Group
Model and Method of Multicriteria Decision Making Based on
Group Decision Making, Nonlinear Determining Weights of Experts by
Analysis, 71(12), 409-419. Using Projection Method, Applied
Herrera, F., Herrera-Viedma, E., dan Mathematical Modeling, 36(7), 2900-
Verdegay, J.L., 1997, Linguistic 2910.

131

You might also like