Professional Documents
Culture Documents
Analisis Tingkat Pengangguran Di Indones PDF
Analisis Tingkat Pengangguran Di Indones PDF
TAHUN 1980-2007
Farid Alghofari
ABSTRACT
Keywords: Total unemployment, population and labor force, inflation rate, wage
Magnitude, Magnitude of GDP.
PENDAHULUAN
Tabel 1.1
Persentase Tingkat Pengangguran, Tingkat Inflasi, Persentase Pertumbuhan
Tingkat Upah, Pertumbuhan Ekonomi, dan Pertumbuhan Angkatan Kerja
Pada Periode 10 Tahun
Tahun 1998 - 2007
.
Permasalahan pengangguran diharapkan akan berpengaruh pada
memang sangat kompleks untuk penurunan jumlah pengangguran, hal
dibahas dan merupakan isu penting, ini diikuti dengan tingkat upah. Jika
karena dapat dikaitkan dengan tingkat upah naik akan berpengaruh
beberapa indikator-indikator. pada penurunan jumlah pengangguran
Indikator-indikator ekonomi yang pula. Sedangkan tingkat inflasi yang
mempengaruhi tingkat pengangguran tinggi akan berpengaruh pada kenaikan
antara lain pertumbuhan ekonomi jumlah pengangguran (Sadono
negara bersangkutan, tingkat inflasi, Sukirno, 2008).
serta besaran upah yang berlaku. Permasalahan utama
Apabila di suatu negara pertumbuhan selanjutnya dan mendasar dalam
ekonominya mengalami kenaikan, ketenagakerjaan di Indonesia adalah
masalah upah yang rendah dan secara 1994). Pertumbuhan ekonomi melalui
langsung dan tidak langsung GDP yang meningkat, diharapkan
berpengaruh pada tingkat dapat menyerap tenaga kerja di negara
pengangguran yang tinggi. Hal tersebut, karena dengan kenaikan
tersebut disebabkan karena pendapatan nasional melalui GDP
pertambahan tenaga kerja baru jauh kemungkinan dapat meningkatkan
lebih besar dibandingkan dengan kapasitas produksi. Hal ini
pertumbuhan lapangan kerja yang mengindikasikan bahwa penurunan
dapat disediakan setiap tahunnya. GDP suatu negara dapat dikaitkan
Menurut Mankiw (2000), upah dengan tingginya jumlah
merupakan salah satu faktor yang pengangguran di suatu negara
mempengaruhi tingkat pengangguran. (Mankiw, 2000).
Selain itu, upah juga merupakan Proses untuk mengukur maju
kompensasi yang diterima oleh satu atau mundur dari suatu perekonomian
unit tenaga kerja yang berupa jumlah dan pembangunan suatu negara, dapat
uang yang dibayarkan kepadanya. dilihat atau diukur dari jumlah
Penetapan tingkat upah yang pengangguran yang ada di negara
dilakukan pemerintah pada suatu tersebut, karena pengangguran
negara akan memberikan pengaruh mengindikasikan parameter sejahtera
terhadap besarnya tingkat atau tidaknya penduduk suatu negara.
pengangguran yang ada. Semakin Di Indonesia, pengangguran
tinggi besaran upah yang ditetapkan merupakan masalah yang sangat
oleh pemerintah maka hal tersebut penting untuk diselesaikan mengingat
akan berakibat pada penurunan jumlah angka atau besaran tingkat
orang yang bekerja pada negara pengangguran di Indonesia yang
tersebut (Kaufman dan Hotchkiss, mengalami kenaikan tiap tahunnya
1999). Menurut J.R. Hicks (dalam diikuti bertambahnya jumlah
Kaufman dan Hotchkiss, 1999) Teori penduduk dan jumlah angkatan kerja
penetapan upah dalam suatu pasar Indonesia. Angka pengangguran yang
bebas sebenarnya merupakan kasus rendah dapat mencerminkan
khusus dan teori nilai umum. Upah pertumbuhan ekonomi yang baik, serta
adalah harga tenaga kerja. dapat mencerminkan adanya
Indikator ekonomi selanjutnya peningkatan kualitas taraf hidup
yang berpengaruh terhadap tingkat penduduk dan peningkatan pemerataan
pengangguran adalah Pertumbuhan pendapatan, Oleh karena itu
ekonomi. Pertumbuhan ekonomi kesejahteraan penduduk meningkat.
seperti yang sudah dijelaskan Berdasarkan pada latar
sebelumnya merupakan penambahan belakang permasalahan tersebut,
GDP, GDP itu sendiri adalah produk besarnya jumlah pengangguran yang
nasional yang diwujudkan oleh faktor- terus meningkat sejalan dengan
faktor produksi di dalam negeri (milik tingginya tingkat angkatan kerja yang
warga negara dan orang asing) dalam rata-rata peningkatan setiap tahunnya
sesuatu negara (Sadono Sukirno, 2,1 persen serta diiringi oleh
lambatnya pertumbuhan ekonomi Peningkatan angkatan kerja
disamping naiknya besaran GDP yang baru yang lebih besar dibandingkan
dialami oleh Indonesia. Namun dengan lapangan kerja yang tersedia
demikian tingginya pengangguran terus menunjukkan jurang (gap) yang
yang terjadi ternyata juga diikuti oleh terus membesar. Kondisi tersebut
peningkatan upah yang diterima serta semakin membesar setelah krisis
berfluktuasinya inflasi di Indonesia. ekonomi. Dengan adanya krisis
ekonomi tidak saja jurang antara ekonomi Indonesia. Ini akibat adanya
peningkatan angkatan kerja baru fenomena ekonomi yang terjadi di
dengan penyediaan lapangan kerja Indonesia. Beberapa indikator-
yang rendah terus makin dalam, tetapi indikator ekonomi sangat berpengaruh
juga terjadi pemutusan hubungan kerja terhadap jumlah pengangguran. Oleh
(PHK). Hal ini menyebabkan jumlah karena itu, penelitian ini mengambil
pengangguran di Indonesia dari tahun judul ”ANALISIS TINGKAT
ke tahun semakin tinggi. PENGANGGURAN DI INDONESIA
Berdasarkan penjelasan TAHUN 1980-2007”.
tersebut, dapat ditarik beberapa Tujuan dari penelitian ini
pertanyaan penelitian yang terkait adalah :
dengan latar belakang masalah 1. untuk menganalisis
sebelumnya, diantaranya : hubungan antara
1. Bagaimana hubungan kenaikan jumlah
kenaikan jumlah penduduk dengan
penduduk dengan kenaikan jumlah
jumlah pengangguran? pengangguran.
2 Bagaimana hubungan 2. untuk menganalisis
berfluktuasinya inflasi hubungan antara naik
terkait dengan dan turunnya tingkat
bertambahnya jumlah inflasi dengan kenaikan
pengangguran? jumlah pengangguran.
3 Bagaimana hubungan 3. untuk menganalisis
antara naiknya besaran hubungan antara
upah minimum yang naiknya besaran upah
ditetapkan pemerintah minimum yang
dengan kenaikan ditetapkan pemerintah
jumlah pengangguran? dengan kenaikan
4 Bagaimana hubungan jumlah pengangguran.
kenaikan pertumbuhan 4. untuk menganalisis
ekonomi yang lambat hubungan antara
dengan kenaikan kenaikan pertumbuhan
jumlah pengangguran? ekonomi yang lambat
Kasus permasalahan dengan kenaikan
pengangguran di Indonesia dirasa jumlah pengangguran.
sudah cukup parah bagi pembangunan
Kegunaan penelitian ini adalah pengangguran di
: indonesia serta faktor-
1. Sebagai referensi bagi faktor apa saja yang
pihak – pihak seperti mempengaruhinya.
Dinas Tenaga Kerja dan 2. Dapat memberikan
Transmigrasi, dengan sumbangan pemikiran
memberikan informasi dalam pengembangan
tentang jumlah ilmu pengetahuan.
3. Memberikan informasi kepada pemerintah tentang kebijakan yang
dikeluarkan dalam penetapan upah minimum di setiap propinsi yang
berdampak terhadap pengangguran.
LANDASAN TEORI
I.
Teori Pertumbuhan klasik Hal ini akan menimbulkan investasi
Menurut pandangan ahli-ahli baru, dan pertumbuhan ekonomi
ekonomi klasik ada empat faktor yang terwujud. Keadaan seperti itu tidak
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, akan terus-menerus berlangsung. Jika
yaitu : jumlah penduduk, jumlah stok penduduk sudah terlalu banyak,
barang-barang modal, luas tanah dan pertambahannya akan menurunkan
kekayaan alam, serta tingkat teknologi tingkat kegiatan ekonomi karena
yang digunakan. Walaupun menyadari produktivitas setiap penduduk telah
bahwa pertumbuhan ekonomi menjadi negatif, ini mengakibatkan
tergantung kepada banyak faktor, ahli- kemakmuran masyarakat menurun
ahli ekonomi klasik terutama kembali. Ekonomi akan mencapai
menitikberatkan perhatiannya kepada tingkat perkembangan yang sangat
pengaruh pertambahan penduduk rendah, Apabila keadaan ini dicapai,
kepada pertumbuhan ekonomi (Sadono maka ekonomi dikatakan telah
Sukirno, 2008). mencapai keadaan yang tidak
Menurut ahli-ahli klasik hukum berimbang (stationary state). Pada
hasil tambahan yang semakin keadaan ini pendapatan pekerja hanya
berkurang akan mempengaruhi mencapai tingkat cukup hidup
pertumbuhan ekonomi. Ini berarti (subsistence). Menurut pandangan
pertumbuhan ekonomi tidak akan terus ahli-ahli ekonomi klasik setiap
menerus berlangsung. Pada masyarakat tidak akan mampu
permulaannya, apabila penduduk menghalangi terjadinya keadaan tidak
sedikit dan kekayaan alam relatif berimbang tersebut.
berlebihan, tingkat pengembalian Berdasarkan penjelasan ahli-
modal dari investasi yang dibuat ahli ekonomi klasik, dikemukakan
adalah tinggi, para pengusaha akan suatu teori yang menjelaskan perkaitan
mendapatkan keuntungan yang besar. di antara pendapatan per kapita dan
jumlah penduduk. Teori tersebut sudah terlalu banyak, hukum hasil
dinamakan teori penduduk optimum. tambahan yang semakin berkurang
Dari uraian tersebut dapat dilihat akan mempengaruhi fungsi produksi,
apabila kekurangan penduduk, maka produksi marjinal akan mulai
produksi marjinal adalah lebih tinggi mengalami penurunan. Berdasarkan
daripada pendapatan per kapita. hal tersebut, pendapatan nasional dan
Akibatnya pertambahan penduduk pendapatan per kapita menjadi
akan menaikkan pendapatan per semakin lambat pertumbuhannya.
kapita. Di sisi lain, apabila penduduk
IV Teori Ketenagakerjaan
Sumber daya manusia atau dalam kegiatan produktif yaitu
sering disebut dengan human menghasilkan barang dan jasa.
resources merupakan penduduk secara Angkatan kerja ini terdiri dari
keseluruhan. Dari segi penduduk golongan yang bekerja dan golongan
sebagai faktor produksi, maka tidak yang menganggur. Golongan yang
semua penduduk dapat bertindak bekerja (employed persons)
sebagai faktor produksi, hanya merupakan sebagian masyarakat yang
penduduk yang berupa tenaga kerja sudah aktif dalam kegiatan yang
(man power) yang dapat dianggap menghasilkan barang dan jasa.
sebagai faktor produksi Sedangkan sebagian masyarakat
(Suparmoko,1997). lainnya yang tergolong siap bekerja
Tenaga kerja mencakup dan mencari pekerjaan termasuk
penduduk yang sudah bekerja atau dalam golongan menganggur.
sedang bekerja, yang sedang mencari Bukan angkatan kerja adalah
pekerjaan, dan yang sedang melakukan bagian dari tenaga kerja yang tidak
kegiatan lain, seperti bersekolah dan bekerja maupun mencari pekerjaan,
mengurus rumah tangga (Payaman atau bisa dikatakan sebagai bagian dari
Simanjuntak,1985). Sedangkan tenaga kerja yang sesungguhnya tidak
menurut Secha Alatas (dalam Aris terlibat atau tidak berusaha terlibat
Ananta, 1990), tenaga kerja dalam kegiatan produksi. Kelompok
merupakan bagian dari penduduk yang bukan angkatan kerja ini terdiri dari
mampu bekerja untuk memproduksi golongan yang bersekolah, golongan
barang dan jasa. Perserikatan Bangsa- yang mengurus rumah tangga, dan
Bangsa (PBB) menggolongkan golongan lain yang menerima
penduduk usia 15-64 tahun sebagai pendapatan.
tenaga kerja. Pekerja tidak dibayar adalah
Menurut Payaman simanjuntak seseorang yang bekerja membantu
(1985) konsep dari tenaga kerja terdiri usaha untuk memperoleh
dari angkatan kerja dan bukan penghasilan/keuntungan yang
angkatan kerja. Angkatan kerja dilakukan oleh salah seorang rumah
(labour force) merupakan bagian dari tangga atau bukan anggota rumah
tenaga kerja yang sesungguhnya tangga tanpa mendapat upah/gaji
terlihat atau berusaha untuk terlibat
.
V Teori Pengangguran
Pengangguran merupakan seseorang tidak memiliki pekerjaan
suatu ukuran yang dilakukan jika tetapi mereka sedang melakukan usaha
secara aktif dalam empat minggu sebagai penganggur. Faktor utama
terakhir untuk mencari pekerjaan yang menimbulkan pengangguran
(Kaufman dan Hotchkiss,1999). adalah kekurangan pengeluaran
Pengangguran merupakan suatu agregat. Para pengusaha memproduksi
keadaan di mana seseorang yang barang dan jasa dengan maksud untuk
tergolong dalam angkatan kerja ingin mencari keuntungan. Keuntungan
mendapatkan pekerjaan tetapi mereka tersebut hanya akan diperoleh apabila
belum dapat memperoleh pekerjaan para pengusaha dapat menjual barang
tersebut (Sadono Sukirno, 1994). yang mereka produksikan. Semakin
Pengangguran dapat terjadi disebabkan besar permintaan, semakin besar pula
oleh ketidakseimbangan pada pasar barang dan jasa yang akan mereka
tenaga kerja. Hal ini menunjukkan wujudkan. Kenaikan produksi yang
bahwa jumlah tenaga kerja yang dilakukan akan menambah
ditawarkan melebihi jumlah tenaga penggunaaan tenaga kerja. Dengan
kerja yang diminta. demikian, terdapat hubungan yang erat
Menurut Sadono Sukirno diantara tingkat pendapatan nasional
(1994), pengangguran adalah suatu yang dicapai (GDP) dengan
keadaan di mana seseorang yang penggunaan tenga kerja yang
tergolong dalam angkatan kerja ingin dilakukan; semakin tinggi pendapatan
mendapatkan pekerjaan tetapi belum nasional (GDP), semakin banyak
dapat memperolehnya. Seseorang yang penggunaan tenaga kerja dalam
tidak bekerja, tetapi tidak secara aktif perekonomian.
mencari pekerjaan tidak tergolong
VI Teori upah
Inflasi adalah proses kenaikan harga – barang dan jasa. Pengeluaran ini akan
harga umum barang- barang secara menimbulkan inflasi.
terus-menerus (Nopirin,1990). b. Inflasi desakan biaya
Menurut Sadono Sukirno (2008) Inflasi ini juga berlaku dalam
inflasi merupakan suatu proses masa perekonomian berkembang
kenaikan harga-harga yang berlaku dengan pesat ketika tingkat
dalam suatu perekonomian. Sedangkan pengangguran adalah sangat rendah.
tingkat inflasi adalah persentasi Apabila perusahaan-perusahaan masih
kenaikan harga-harga barang dalam menghadapi permintaan yang
periode waktu tertentu. bertambah, mereka akan berusaha
Berdasarkan jenisnya inflasi di bagi menaikkan produksi dengan cara
tiga (Sadono Sukirno, 2008) : memberikan gaji dan upah yang lebih
a. Inflasi tarikan permintaan tinggi kepada pekerjanya dan mencari
Inflasi ini biasanya terjadi pada pekerjaan baru dengan tawaran
masa perekonomian berkembang pembayaran yang lebih tinggi.
pesat. Kesempatan kerja yang tinggi Langkah ini mengakibatkan biaya
menciptakan tingkat pendapatan yang produksi meningkat, yang akhirnya
tinggi dan selanjutnya menimbulkan akan menyebabkan kenaikan harga-
pengeluaran yang melebihi harga berbagai barang.
kemampuan ekonomi mengeluarkan
Metode Penelitian
ANALISIS PEMBAHASAN
Gambar 4.1
Grafik Batang Jumlah Penduduk Dengan Jumlah Pengangguran
Di Indonesia Tahun 1980-2007
250000000
200000000
50000000
0
1 4 7 10 13 16 19 22 25 28
Gambar 4.2
Grafik Batang Jumlah Angkatan Kerja Dengan Jumlah Pengangguran
Di Indonesia Tahun 1980-2007
120000000
100000000
80000000
40000000
20000000
0
80
84
88
92
96
00
04
19
19
19
19
19
20
20
Tabel 4.1
Laju Inflasi Gabungan 45 Kota di Indonesia
Menurut Tahun Kalender, 2003-2007
Pada tahun 2003 besarnya Pada tahun 2005 di mana terjadi inflasi
inflasi sebesar 5,06 persen banyak sangat tinggi hingga mencapai 17,11
disumbangkan dari sektor Pendidikan, persen banyak dipengaruhi oleh inflasi
Rekreasi dan Olahraga. Pada tahun yang terjadi di sektor Transportasi,
2004 sektor tersebut masih Komunikasi dan Keuangan dengan
mendominasi inflasi di Indonesia sumbangan sebesar 44,75 persen
sebesar 6,4 persen dengan Pada tahun 2006, laju inflasi
kontribusinya sebesar 10,31 persen. gabungan hanya mencapai 6,6 persen,
tidak berbeda jauh di tahun 2007, masing sektor seperti
inflasi hanya 6,59 persen. Masing-
bahan makanan di tahun 2006 koefisien korelasi dari tingkat inflasi
dan 2007 menjadi penyumbang dan jumlah pengangguran sebesar
terbesar yaitu 12,94 persen dan 11,26 0.026707195 (lampiran B). Hal ini
persen. mengindikasikan hubungan antara
Berdasarkan olah data melalui tingkat inflasi dan jumlah
microsoft excel, dapat diketahui nilai pengangguran positif dan lemah.
800000
700000
600000
500000
400000 besaran upah
300000
200000
100000
0
n
82
85
88
91
94
97
00
03
06
hu
19
19
19
19
19
19
20
20
20
Ta
40
30
20
10 pertumbuhan upah
0
-10 Tingkat
n
82
85
88
91
94
97
00
03
06
hu
pengangguran
19
19
19
19
19
19
20
20
20
-20
Ta
-30
-40
-50
Sektor 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
1. Pertanian, 18.06 19.61 17.23 15.63 16.04 15.93 15.38 13.4 12.97 13.71
kehutanan,per-
Buruan,perikanan
2. Pertambangan 13.73 10 13.86 10.81 8.64 8.28 8.55 10.44 10.98 11.17
3. Industri pengol- 24.48 25.99 24.9 30.07 29.73 28.83 28.34 28.06 27.54 27.06
Ahan
4. Listrik,gas,air 1.11 1.22 1.31 0.64 0.83 0.95 0.99 0.92 0.91 0.88
5. Bangunan 5.55 6.15 6.05 5.3 5.45 5.5 5.84 6.35 7.52 7.73
6. Perdagangan 16.67 15.99 15.74 15.9 16.87 16.55 16.19 15.75 15.02 14.92
besar,eceran,rum-
ah makan,hotel
7. Angkutan,pergu- 5.18 5.02 4.93 4.59 5.26 5.77 6.09 6.63 6.93 6.69
dangan,komunikasi
8. keuangan,asura- 6.98 6.48 6.36 8.02 8.29 8.51 8.44 8.35 8.06 7.73
nsi,usaha
persewaan
banguan,tanah dan
ja-
sa perusahaan
9. jasa
kemasyaraka- 8.23 9.54 9.63 9.04 8.89 9.68 10.18 10.1 10.07 10.11
Tan
Jumlah 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Sumber: BPS, 1998-2007
Gambar 4.5
Hubungan Pertumbuhan Ekonomi Dengan Tingkat Pengangguran
Di Indonesia Tahun 1980-2007
hubungan pertumbuhan ekonomi dan tingkat
pengangguran
15
10
5 Pertumbuhan
ekonomi
0
Tingkat
n
82
85
88
91
94
97
00
03
06
-5 pengangguran
hu
19
19
19
19
19
19
20
20
20
Ta
-10
-15
DAFTAR PUSTAKA
Amri Amir. 2007. “Pengaruh inflasi dan pertumbuhan ekonomi terhadap
pengangguran di Indonesia”. Jurnal Inflasi dan Pengangguran Vol. 1 no. 1,
2007, jambi.
Aris Ananta. 1990. Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: Lembaga Demografi
FE UI.
Aris Ananta. 1990. Ciri demografis Kualitas Penduduk dan Pembangunan Ekonomi.
Jakarta: Lembaga Demografi FE UI.
Asep Suryahadi. dkk,2003. ”Minimum Wage Policy and Its Impact on Employment
in The Urban Sector”. Bulletin of Indonesian Economic Studies Vol. 39, no.1,
2003.
Biro Pusat Statistik. Keadaan Angkatan Kerja Indonesia Berbagai Edisi. Jakarta:
Biro Pusat Statistik.
Biro Pusat Statistik. Statistik Indonesia Berbagai Edisi. Jakarta: Biro Pusat Statistik
Biro Pusat Statistik. Statisik Kesejahteraan Rakyat, Berbagai edisi. Jakarta: Biro
Pusat Statistik.
Dinarno, John and Mark. P. Moore. 1999 “The Phillips Curve is Back? Using Panel
Data to Analyze The Relationship Between Unemployment and Inflation in an
Open Economy”. NBER Working Paper Series, Working Paper 7328,
http://www.nber.org/paper/w7328.
Handayani, T., dan Mangku. Kondisi Ekonomi: Kesengsaraan Rakyat Parah [Suara
Karya Online].
Kaufman, Bruce E and Julie L Hotchkiss. 1999. The Economic Labor Markets. USA:
Georgia State University.
Mason, D.Robert. 1996. Teknik Statistika Untuk Bisnis dan Ekonomi Jilid 1 & 2.
Jakarta:Erlangga
Mudrajad Kuncoro. 2004. Metode Kuantitatif: Teori dan Aplikasi Untuk Bisnis dan
Ekonomi. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN
Nopirin. 2000. Ekonomi Moneter Buku II. Yogyakarta: BPFE
Suharyadi dan Purwanto. 2003. Statistika Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern.
Jakarta: Salemba empat