Professional Documents
Culture Documents
1588 3694 1 SM PDF
1588 3694 1 SM PDF
ABSTRACT
This research aimed to describe the performance measurement and the basic
indicators of performance measurement the professionals in family organization,
especially in the service sector. As the strategy of depth-case study, this research
uses a qualitative approach to describe the process or application of performance
measurement and the basic indicators of performance measurement in
Kotabahasa Salatiga. The results show that the process of performance
measurementin Kotabahasa Salatiga starts from initial stage of microteaching
selection which is the basic of initial performance measurement and placement
for the teachers, then continued to the assessment of the teachers’ daily behavior
through observation, review to the class or criticsm from students. In addition, the
basic indicators of the teachers’ performance measurement are discipline,
responsibility for task or job, capability both technical and conceptual and the
interpersonal relationship.
Based on the performance measurement, the management of Kotabahasa Salatiga
gets feedback that can improve the quality and performance of organization and
also be able to assess the final result whether the activities that have been planned
and implemented so far as fit or not. And then, it is directing teachers to work
productively and professionally so that the performance will be more satisfactory
and fit with the work’s standards.
PENDAHULUAN
Kinerja adalah sebuah prestasi kerja, dimana baik definisi maupun
pengukurannya sering menjadi tantangan bagi peneliti teori manajemen dan
perilaku organisasi karena sifatnya yang multidimensional (Dessler1992). Oleh
sebab itu, pengukuran kinerja hendaknya menginteraksikan dimensi pengukuran
yang beragam. Pengukuran kinerja dalam sebuah organisasi merupakansuatu
JEMAP : Jurnal Ekonomi, Manajemen, Akuntansi dan Perpajakan
ISSN : | Vol. 1 | No. 1 | April 2018 130
proses yang digunakan untuk mengetahui seberapa produktif seorang pekerja dan
apakah ia bisa berkinerja sama atau lebih efektif pada masa yang akan datang.
Sehingga pekerja, organisasi, dan masyarakat semuanya memperoleh manfaat,
dan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan(Palagia2010). Nasution (2008) juga
menambahkan bahwa pengukuran kinerja merupakan hasil evaluasi kinerja
seseorang atau sumber daya manusia secara sistematis berhubungan dengan
jabatan dan potensi yang dimilikinya untuk dikembangkan.
jasa dan apa saja indikator yang menjadi dasar pengukuran kinerja tenaga
profesional tersebut.
TINJAUAN PUSTAKA
Pada umumnya kinerja dibedakan menjadi dua, yaitu kinerja individu dan
kinerja organisasi (Mangkunegara 2007). Kinerja individu adalah hasil kerja
karyawan baik dari segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang
telah ditentukan, sedangkan kinerja organisasi adalah gabungan dari kinerja
individu dan kinerja kelompok (Foster dan Seeker 2001). Maka dapat dikatakan,
keberhasilan suatu organisasi dipengaruhi oleh kinerja (job performance) sumber
daya manusia, untuk itu setiap perusahaan akan berusaha untuk meningkatkan
JEMAP : Jurnal Ekonomi, Manajemen, Akuntansi dan Perpajakan
ISSN : | Vol. 1 | No. 1 | April 2018 133
Horggren dan Foster (1991) dalam Narsa dan Rani (2003) mengemukakan,
pengukuran kinerja memiliki peran lain selain berperan dalam pengendalian dan
memberikan umpan balik pada proses perencanaan dan pengambilan keputusan,
yaitu: (1) Memberikan kemudahan para manajer mengawasi jalannya bisnis
mereka dan mengetahui aspek-aspek bisnis yang mungkin membutuhkan bantuan;
(2) Pengukuran kinerja adalah suatu alat komunikasi; serta (3) Pengukuran kinerja
sebagai dasar sistem penghargaan perusahaan. Hal tersebut juga sesuai dengan
pendapat Sianipar (2013), bahwa pengukuran kinerja merupakan salah satu proses
JEMAP : Jurnal Ekonomi, Manajemen, Akuntansi dan Perpajakan
ISSN : | Vol. 1 | No. 1 | April 2018 134
yang sangatlah penting bagi manajer guna mengevaluasi perencanaan masa depan,
dan suatu sistem tersebut merupakan suatu cara tertentu yang bersifat repetitif
untuk melaksanakan suatu atau sekelompok aktivitas. Berdasarkan manfaat
pengukuran kinerja tersebut, pengukuran atau penilaian prestasi kerja yang secara
tidak tepat akan merugikan karyawan dan perusahaan atau organisasi (Handoko et
al 2001).
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode studi kasus.
Adapun unit analisis dalam penelitian ini adalah pengukuran kinerja tenaga
profesional Kotabahasa Salatiga. Unit amatan dalam penelitian ini adalah
pengurus Kotabahasa Salatiga. Pengurus Kotabahasa Salatiga terdiri dari pemilik
dan koordinator umum Kotabahasa Salatiga.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara yang dilakukan dengan
narasumber. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui sumber dokumen-
dokumen sepertiProfil Kotabahasa, Peraturan dan Standar Operasional Prosedur
(SOP) Kotabahasa terkait dengan pengukuran kinerja, dokumen terkait data
pengajar, datapemilik dan koordinator umum, daftar presensi pengajar, silabus
bahan mengajar, form pengukuran kinerja, form evaluasi pengajar, serta dokumen-
dokumen lain yang terkait dengan penelitian.
ini dinyatakan telah resmi berdiri sendiri dengan akte bentuk lembaga.
Kotabahasa Salatiga berfokus pada pelatihan Bahasa Asing yaitu Bahasa Inggris,
Jepang, Mandarin, dan Perancis, Jerman, Arab, Belanda, dan Indonesia.
Pengukuran kinerja ternyata juga dilakukan pada non pengajar yang terdiri
atas pemilik dan para koordinator. Dalam hal ini, kinerja para koordinator
Kotabahasa Salatiga dinilai oleh pemilik melalui pengamatan langsung. Penilaian
JEMAP : Jurnal Ekonomi, Manajemen, Akuntansi dan Perpajakan
ISSN : | Vol. 1 | No. 1 | April 2018 139
untuk para koordinator sama seperti penilaian kepada pengajar, yaitu meliputi
kedisiplinan dan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab yang sesuai dengan job
desc. Sedangkan, evaluasi bagi pemilik dinilai melalui kritik dan saran customer.
Melalui kritik dan saran customer, pemilik dapat mengetahui sejauh mana
kinerjanya dalam mengembangkan Kotabahasa Salatiga. Dengan demikian,
pemilik dapat melakukan evaluasi secara keseluruhan terhadap kekurangan-
kekurangan yang terjadi di Kotabahasa Salatiga.
Dengan kata lain, hasil dari seleksi microteaching akan dijadikan penilaian
kinerja awal yang kemudian akan menjadi bahan evaluasi bagi para pengajar
untuk menilai kekurangan dan kelebihan mereka serta melakukan perbaikan-
perbaikan. Sdri. Farida Kurnia Wati, S.S selaku koordinator I mengatakan bahwa
segala proses dan aspek atau standar yang dinilai dalam seleksi microteaching ini
akan tetap menjadi acuan dasar pengukuran kinerja bagi para pengajar yang sudah
resmi diterima.
Indikator Dasar
Spesifikasi
Pengukuran Kinerja
KESIMPULAN
Adapun peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna
dan memiliki banyak kekurangan. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah
keterbatasan pada pembahasan yang hanya berfokus padapengukuran kinerja di
organisasi keluarga di bidang jasa. Oleh karena itu, penelitian selanjutnya dapat
melakukan pengembangan penelitian untuk organisasi keluarga di bidang jasa
yang dikaitkan dengan isu-isu lain yang ada dan juga mempertimbangkan dari sisi
budaya organisasi, sistem penggajian dan kepemimpinan.
DAFTAR PUSTAKA
Foster, Bill, dan Karen R. Seeker. 2001. Pembinaan untuk Meningkatkan Kinerja
Karyawan. Penerjemah: Ramlan. Jakarta: PPM.
Merchant, K.A & Van der Stede, W.A. 2014. Management Control System,
Fourth Edition Published. England: Pearson Education.
Mustamu, R.H dan Indra W. 2014. Analisis Deskriptif Proses Suksesi Pada
Perusahaan Keluarga yang Bergerak dibidang Konveyor. AGORA: Vol. 2,
No.2.
Narsa, I.M dan Rani. 2003. Pengaruh Interaksi Total Quality Manajemen dengan
Sistem Pangukuran Kinerja dan Sistem Penghargaan terhadap Kinerja
Manajerial. Jurnal Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi- Universitas
Kristen Petra.
Palagia, Misail. Brasit, Nurdin dan Amar, M. Yunus. 2010. Remunerasi, Motivasi,
dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Kantor Pajak di
Kota Makasar. Tesis. Makasar: Universitas Hasanudin, Program
Pascasarjana.
Qardhawi, Yusuf. 1997. Norma dan Etika Ekonomi Islam, Jakarta: Gema Insani
Press.
Sianipar, R.D. 2013. Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Reward
Terhadap Kinerja Manajerial. Skripsi. Padang: Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri.