Professional Documents
Culture Documents
Note: Modul ini diperuntukkan bagi empat pertemuan berikutnya terhitung sejak awal November 2019
hingga Ujian Akhir Semester Semester Ganjil Tahun 2019 pada Desember 2019
1. Perintah untuk kembali ke UUD 1945 telah memberikan pedoman yang jelas
bagi kelangsungan negara
2. Menyelamatkan negara dari perpecahan dan krisis politik yang berkepanjangan
3. Merintis pembentukan lembaga-lembaga tinggi negara seperti MPRS dan
DPAS yang selama masa Demokrasi Liberal tertunda pembentukannya.
Era 1950-an adalah dekade kisruh Indonesia. Zaman ini memang penuh
pergolakan. Tidak hanya pergolakan fisik seperti DI/TII, PRRI-Permesta, dan
kekacauan lain, tapi juga pergolakan di parlemen. Saat itu, kabinet dan perdana
menterinya kerap bergonta-ganti. Ini adalah masa penuh kerja bagi Angkatan Darat,
yang kala itu dipimpin Abdul Haris Nasution. Angkatan Darat bahkan mengalami
banyak problem internal di periode ini, salah satunya adalah Peristiwa 17 Oktober
1952.
2
Di masa setelah bubarnya Republik Indonesia Serikat (RIS), Undang Undang Dasar
RIS pun tidak terpakai lagi. Konstitusi yang dipakai adalah Undang-undang Dasar
Sementara (UUDS), hingga terbentuk Badan Konstituante hasil Pemilu 1955 yang
sejak 10 November 1956 ditugasi membuat undang-undang dasar. Sampai meletusnya
PRRI-Permesta pada 1958, Badan Konstituante masih belum juga menyelesaikan
tugasnya.
Sejak 3 Juni 1959, reses di Konstituante pun diberlakukan. Di saat reses ini, Mayor
Jenderal Abdul Haris Nasution, yang kala itu menjadi Kepala Staf Angkatan Darat
(KSAD), segera mengambil tindakan. Atas nama Pemerintah dan Penguasa Perang
Pusat (Paperpu), ia mengeluarkan Peraturan No.prt/Peperpu/040/1959, yang isinya
melarang kegiatan politik. Partai Nasional Indonesia (PNI), yang dipimpin mantan
Walikota Jakarta, Suwirjo, berada di belakang Sukarno. Menurut terbitan PNI yang
berjudul P.N.I dan Perdjuangannja (1960: 81), partai ini kemudian menyimpulkan
bahwa Dekrit Presiden adalah cara terbaik untuk memecah kebuntuan konstitusi.
Menurut Anhar Gonggong pula, Konstituante tak bisa dikatakan gagal membuat
undang-undang dasar baru, melainkan belum selesai dengan tugasnya itu. Dalam dekrit
yang dikeluarkan pada 5 Juli 1959, tepat hari ini 60 tahun lalu, itu, Sukarno menyebut,
“Kami Presiden Republik Indonesia/Panglima Tertinggi Angkatan Perang,
Menetapkan pembubaran konstituante.” Hal terpenting lain dalam dekrit tersebut tentu
Sejarah Indonesia Kelas XII
saja: “Menetapkan Undang-undang Dasar 1945 berlaku lagi, bagi segenap Bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, terhitung mulai hari penetapan dekrit
ini, dan tidak berlakunya lagi Undang-undang Dasar Sementara.” Selain pembubaran
Konstituante, diumumkan pula pembentukan Majelis Permusyawaratan Rakyat
Sementara (MPRS) yang terdiri dari anggota-anggota Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR) ditambah utusan golongan dan daerah. Juga dibentuk Dewan Pertimbangan
Agung Sementara (DPAS).
4
Sejarah Indonesia
Kelas XII
Modul 2 Menuju
Demokrasi
Terpimpin
Indonesia Masa Demokrasi Terpimpin
Kehidupan sosial politik
Indonesia di masa
A. Kondisi Politik Masa Demokrasi Terpimpin Demokrasi Liberal (1950
hingga 1959) belum
Demokrasi Terpimpin adalah sistem demokrasi yang
mencapai kestabilan secara
semua keputusan dan pemikiran terpusat kepada pemimpin, nasional. kabinet yang silih
yakni Sukarno. Masa Demokrasi Terpimpin berlangsung dari berganti membuat program
kerja kabinet tidak dapat
1959-1965 yang diawali dengan berakhirnya Demokrasi
dijalankan sebagaimana
Liberal dan juga ditandai dengan mundurnya Ir. Djuanda
mestinya. Partai-partai
sebagai perdana menteri. Landasan dari Demokrasi Terpimpin politik saling bersaing dan
ditafsirkan dari sila ke-4 Pancasila. Menurut Ketetapan MPRS, mengutamakan kepentingan
masing-masing, Sampai
Demokrasi Terpimpin adalah demokrasi kerakyatan yang
akhirnya jumlah partai kian
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
banyak dan jatuh bangun
perwakilan yang berintikan musyawarah untuk mufakat secara kabinet yang membuat
gotong royong di antara semua kekuatan nasional yang presiden Soekarno berpikir
tentang bagaimana caranya
progresif- revolusioner dengan berporoskan nasionalisme,
untuk menanggulangi
agama, dan komunisme (nasakom). masalah tersebut. Sehingga
pada 21 Februari 1957,
Ada tiga hal pokok yang kemudian melatarbelakangi
dibentuk kabinet berkaki
keputusan Presiden memberlakukan Demokrasi Terpimpin di
empat (PNI, Masyumi, NU
Indonesia, yaitu sebagai berikut: dan PKI), lalu presiden
mengganti Demokrasi
Liberal menjadi Demokrasi
Terpimpin.
1) Dari segi politik, Konstituante dinilai gagal dalam menyusun UUD baru untuk
menggantikan UUD Sementara 1950.
2) Dilihat dari hal yang menyangkut masalah keamanan nasional, pada masa
Demokrasi Liberal, banyak terjadi gerakan separatis di berbagai wilayah yang
menyebabkan ketidakstabilan keamanan negara.
3) Dari sudut pandang perekonomian nasional, sering terjadinya pergantian
kabinet menyebabkan program-program yang telah dirancang tidak dapat
dijalankan secara maksimal. Akibatnya, pembangunan ekonomi berjalan
tersendat-sendat.
Partai Komunis Indonesia sendiri berkembang menjadi besar karena didukung oleh
presiden, contohnya melalui pembentukan Kabinet Gotong Royong atau Kabinet Kaki
Empat. Kaki-kaki besar ketika itu, yaitu Partai Komunis Indonesia (PKI), Majelis
Syuro Muslim Indonesia (Masyumi), Nahdlatul Ulama (NU), dan Partai Nasional
Indonesia (PNI). Pada masa ini, Sukarno merencanakan konsep pentingnya persatuan
Sejarah Indonesia Kelas XII
antara kaum nasionalis, agama, dan komunis. Konsep ini lebih populer dengan sebutan
nasakom. Dampak dari ajaran ini memang sangat menguntungkan PKI. Seolah-olah
partai ini telah ditempatkan pada garis terdepan dalam pelaksanaan Demokrasi
Terpimpin. Konsepsi Presiden tentang nasakom ini banyak mendapatkan tantangan,
baik dari tokoh-tokoh dari Masyumi, NU, FNI maupun dari sejumlah tokoh
masyarakat. Akan tetap, Presiden Sukarno selalu menegaskan bahwa masyarakat
jangan terlalu memandang atau memberikan penilaian negatif kepada PKI dan
komunisme. Semua ideologi harus bersatu dan bergerak secara progresif dan
revolusioner demi pembangunan Indonesia. Meskipun Sukamo selalu berusaha untuk
membina hubungan baik antara militer dan partai politik yang ada, tetapi konflik antara
militer dan FS justru semakin tajam. Apalagi ketika PKI mulai melakukan aksi-aksi
sepihak yang menyangkut masalah lamdneform dan berpotensi mengganggu keamanan
masyarakat misala peristiwa Bandar Betsy di Simalungun, Sumatra Utara dam
peristiwa Jengkol di Kediri, Jawa Timur.
3
Sejarah Indonesia
Kelas XII
Modul 3
Indonesia Masa Demokrasi Terpimpin Menuju
Demokrasi
B. Kondisi Ekonomi Masa Demokrasi Terpimpin Terpimpin
Kehidupan sosial politik
Pada masa Demokrasi Terpimpin, perekonomian
Indonesia di masa
mengarah pada sistem perekonomian etatisme, artinya seluruh Demokrasi Liberal (1950
landasan baru bagi perbaikan perekonomian negara, yaitu akhirnya jumlah partai kian
banyak dan jatuh bangun
Deklarasi Ekonomi (Dekon) dengan 14 peraturan pokok.
kabinet yang membuat
Pembentukan Dekon ini bertujuan menciptakan presiden Soekarno berpikir
tentang bagaimana caranya
perekonomian yang bersifat nasional, demokratis, dan terbebas
untuk menanggulangi
dari pengaruh sisa-sisa imperialisme sehingga dapat mencapai
masalah tersebut. Sehingga
tahap ekonomi sosialis Indonesia yang terpimpin. Namun, pada 21 Februari 1957,
dalam pelaksanaannya, Dekon berakibat pada stagnasi dibentuk kabinet berkaki
empat (PNI, Masyumi, NU
perekonomian Indonesia sehingga kesulitan ekonomi semakin
dan PKI), lalu presiden
mengganti Demokrasi
Liberal menjadi Demokrasi
Terpimpin.
terasa. Bahkan, pada 1961-1962, harga-harga barang pada umumnya mengalami
kenaikan hingga 400%. Kondisi ini pun semakin diperparah dengan berlangsungnya
konfrontasi dengan Malaysia dan negara-negara Barat yang semakin mempercepat
kemerosotan perekonomian Indonesia. Usaha pemerintah dalam mengatasi
kemerosotan ekonomi di antaranya menerapkan kebijakan dalam bidang moneter. Pada
13 Desember 1965, melalui Penetapan Presiden Nomor 27 Tahun 1965, pemerintah
mengambil langkah devaluasi, yaitu kebijakan untuk menekan inflasi. Pemerintah
menggunting uang senilai Rp1.000 menjadi senilai Rp1.
1
Sejarah Indonesia
Kelas XII
Modul 4
Indonesia Masa Demokrasi Terpimpin Menuju
Demokrasi
C. Beberapa Perbedaan dalam Pelaksanaan Demokrasi Terpimpin
Liberal dan Terpimpin Kehidupan sosial politik
Indonesia di masa
dapat membentuk serta membubarkan pemerintah dan kabinet berganti membuat program
kerja kabinet tidak dapat
(eksekutif). Pada Demokrasi Terpimpin, secara normatif
dijalankan sebagaimana
konstitusional, ditetapkan kedaulatan rakyat berada dan mestinya. Partai-partai
dilaksanakan sepenuhnya oleh MPR. Namun, dalam politik saling bersaing dan
1
Referensi:
Hapsari, Ratna dan M.Adil. 2016. Sejarah Indonesia Jilid 3 untuk SMA/MA Kelas XII
Kelompok Wajib. Penerbit Erlangga.
4. Secara teoretis, demokrasi terpimpin merupakan sistem demokrasi yang berdasarkan kepada…
A. Ketuhanan yang Maha Esa
Sejarah Indonesia Kelas XII
5. Pada masa demokrasi terpimpin, terdapat empat partai politik besar yang berkuasa dalam
kabinet. Berikut yang tidak termasuk sebagai partai besar tersebut adalah…
A. Majelis Syuro Muslim Indonesia
B. Nadlatul Ulama
C. Partai Sosialis Indonesia
D. Partai Komunis Indonesia
E. Partai Nasional Indonesia
7. Berikut ini yang tidak termasuk lembaga negara hasil bentukan presiden pada awal masa
Demokrasi Terpimpin adalah…
A. MPRS
B. DPAS
C. Dapernas
D. Conefo
E. DPR-GR
8. Pada masa Demokrasi Terpimpin, selain mendapat dukungan kuat dari Angkatan Darat,
9. Renggangnya hubungan antara Indonesia dan negara-negara Barat pada masa Demokrasi
Terpimpin disebabkan oleh…
A. Indonesia dianggap sebagai ancaman bagi negara-negara Barat
B. Negara Barat tidak mendukung Gerakan non-blok
C. Negara barat menolak memberi bantuan persenjataan militer untuk membebaskan Irian
Barat
D. Posisi Indonesia di dalam PBB tidak dianggap penting oleh negara-negara Barat
E. Negara Barat bersikap pasif terhadap masalah Irian Barat yang dihadapi Indonesia
3
10. Dampak dari konsep nasakom yang diberlakukan oleh Presiden Soekarno adalah…
A. Kurangnya dukungan partai terhadap jalannya kepemimpinan Presiden Soekarno dan
munculnya sentimen rasial
B. Terjadinya pemberontakan di beberapa daerah di Indonesia dan semakin renggangnya
hubungan Indonesia dengan negara-negara Barat
C. Kedudukan PKI yang seolah-olah berada di garis depan Demokrasi Terpimpin dan
munculnya konflik antara TNI dan PKI
D. Semakin condongnya Indonesia kepada negara-negara barat dan terjadinya tindakan
sepihak yang dilakukan oleh PKI
E. Munculnya kemelut di dalam tubuh TNI-AD dan semakin kuatnya hubungan Indonesia
dengan negara-negara komunis
Sejarah Indonesia Kelas XII
Selamat Mengerjakan
4 Good Luck!