You are on page 1of 19

Sejarah Indonesia Kelas XII

Teacher: Putri Ananda Saka, S.Ant

Note: Modul ini diperuntukkan bagi empat pertemuan berikutnya terhitung sejak awal November 2019
hingga Ujian Akhir Semester Semester Ganjil Tahun 2019 pada Desember 2019

SMAS Sukma Bangsa Lhokseumawe


Sejarah Indonesia
Kelas XII
Modul 1
Dekrit Presiden

A. Poin Penting Dekrit Presiden 05 Juli 1959 Dokumentasi


Kata Dekrit berasal dari Bahasa Latin decemere yang berarti Dekrit
Presiden

Sejarah Indonesia Kelas XII


mengakhiri atau memutuskan. Kata dekrit, kemudian digunakan
untuk menunjukkan adanya perintah dari kepala negara atau kepala
pemerintahan untuk mengakhiri atau memutuskan sesuatu yang
terkait dengan sistem pemerintahan yang berjalan. Presiden
Soekarno mengeluarkan dekrit yang isinya adalah: 1) pembubaran
Badan Konstituante hasil Pemilu 1955, 2) Memberlakukan
kembali UUD 1945 menggantikan UUD Sementara 1950, dan 3)
Membentuk MPR Sementara (MPRS) yang terdiri dari para
anggota DPR ditambah dengan para utusan daerah dari golongan.
Mengapa Presiden Soekarno harus mengeluarkan dekrit
presiden? Ada beberapa alasan, yakni:
1. Kegagalan Konstituante untuk membuat UUD baru
meskipun sudah berkali-kali melakukan sidang. Padahal,
UUD sangat dibutuhkan sebagai pijakan hukum yang
penting dalam melaksanakan pemerintahan.
2. Situasi politik dan ketidakstabilan keamanan dalam negeri
1
semakin memburuk.
3. Konflik antar partai yang terus-menerus terjadi sangat mengganggu stabilitas
nasional.
4. Para politisi partai yang saling berselisih pendapat dan sering bersikap
menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan kelompok/partai.
5. UUDS 1950 dengan penerapan Demokrasi Liberal dianggap tidak sesuai
dengan kondisi masyarakat Indonesia.
6. Terjadi sejumlah pemberontakan di berbagai wilayah Indonesia yang semakin
mengarah kepada Gerakan separatisme.

Adapun sisi positif dari dekrit presiden adalah:


Sejarah Indonesia Kelas XII

1. Perintah untuk kembali ke UUD 1945 telah memberikan pedoman yang jelas
bagi kelangsungan negara
2. Menyelamatkan negara dari perpecahan dan krisis politik yang berkepanjangan
3. Merintis pembentukan lembaga-lembaga tinggi negara seperti MPRS dan
DPAS yang selama masa Demokrasi Liberal tertunda pembentukannya.

B. Sejarah Dekrit Presiden 05 Juli 1959

Era 1950-an adalah dekade kisruh Indonesia. Zaman ini memang penuh
pergolakan. Tidak hanya pergolakan fisik seperti DI/TII, PRRI-Permesta, dan
kekacauan lain, tapi juga pergolakan di parlemen. Saat itu, kabinet dan perdana
menterinya kerap bergonta-ganti. Ini adalah masa penuh kerja bagi Angkatan Darat,
yang kala itu dipimpin Abdul Haris Nasution. Angkatan Darat bahkan mengalami
banyak problem internal di periode ini, salah satunya adalah Peristiwa 17 Oktober
1952.
2
Di masa setelah bubarnya Republik Indonesia Serikat (RIS), Undang Undang Dasar
RIS pun tidak terpakai lagi. Konstitusi yang dipakai adalah Undang-undang Dasar
Sementara (UUDS), hingga terbentuk Badan Konstituante hasil Pemilu 1955 yang
sejak 10 November 1956 ditugasi membuat undang-undang dasar. Sampai meletusnya
PRRI-Permesta pada 1958, Badan Konstituante masih belum juga menyelesaikan
tugasnya.

Pada 22 April 1959, dalam sidang Konstituante, Sukarno menganjurkan agar


bangsa dan negara Indonesia kembali kepada Undang-Undang Dasar 1945. Lebih dari
sebulan kemudian, pada 30 Mei 1959, pemungutan suara dilakukan. Sebanyak 269
suara setuju untuk kembali kepada UUD 1945 dan 199 suara tidak setuju. Karena tidak
memenuhi kuorum, maka pemungutan suara ulang pun dilakukan. Namun pemungutan

Sejarah Indonesia Kelas XII


suara ulang itu tetap gagal.

Sejak 3 Juni 1959, reses di Konstituante pun diberlakukan. Di saat reses ini, Mayor
Jenderal Abdul Haris Nasution, yang kala itu menjadi Kepala Staf Angkatan Darat
(KSAD), segera mengambil tindakan. Atas nama Pemerintah dan Penguasa Perang
Pusat (Paperpu), ia mengeluarkan Peraturan No.prt/Peperpu/040/1959, yang isinya
melarang kegiatan politik. Partai Nasional Indonesia (PNI), yang dipimpin mantan
Walikota Jakarta, Suwirjo, berada di belakang Sukarno. Menurut terbitan PNI yang
berjudul P.N.I dan Perdjuangannja (1960: 81), partai ini kemudian menyimpulkan
bahwa Dekrit Presiden adalah cara terbaik untuk memecah kebuntuan konstitusi.

C. Kembali ke UUD 1945

Kemudian, seperti dicatat Harun Al Rasjid dalam Sekitar Proklamasi, Konstitusi


dan Dekrit Presiden (1968: 34), pada 16 Juni 1959, Ketua Umum PNI Suwirjo
mengirim kawat (pesan) kepada Sukarno, yang saat itu sedang berada di Jepang.
Sukarno tiba di tanah air pada akhir Juni. Menurut catatan Ruben Nalenan dalam Iskaq 3
Tjokrohadisurjo: Alumni Desa Bersemangat Banteng (1982: 153), “Ia [Sukarno]
bekerja keras untuk mengeluarkan dekrit.” Sukarno tak hanya didukung PNI—partai
yang telah dibangunnya sejak muda tapi pernah mati itu—tapi juga didukung Angkatan
Darat dan kepala stafnya yang loyal kepadanya. “Dengan mendapat dukungan penuh
Angkatan Darat, maka diberlakukanlah kembali UUD 1945 melalui Dekrit Presiden
pada 5 Juli 1959,” tulis Anhar Gonggong dalam Amandemen Konstitusi, Otonomi
Daerah, dan Federalisme (2001: 37).

Menurut Anhar Gonggong pula, Konstituante tak bisa dikatakan gagal membuat
undang-undang dasar baru, melainkan belum selesai dengan tugasnya itu. Dalam dekrit
yang dikeluarkan pada 5 Juli 1959, tepat hari ini 60 tahun lalu, itu, Sukarno menyebut,
“Kami Presiden Republik Indonesia/Panglima Tertinggi Angkatan Perang,
Menetapkan pembubaran konstituante.” Hal terpenting lain dalam dekrit tersebut tentu
Sejarah Indonesia Kelas XII

saja: “Menetapkan Undang-undang Dasar 1945 berlaku lagi, bagi segenap Bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, terhitung mulai hari penetapan dekrit
ini, dan tidak berlakunya lagi Undang-undang Dasar Sementara.” Selain pembubaran
Konstituante, diumumkan pula pembentukan Majelis Permusyawaratan Rakyat
Sementara (MPRS) yang terdiri dari anggota-anggota Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR) ditambah utusan golongan dan daerah. Juga dibentuk Dewan Pertimbangan
Agung Sementara (DPAS).

4
Sejarah Indonesia
Kelas XII
Modul 2 Menuju
Demokrasi
Terpimpin
Indonesia Masa Demokrasi Terpimpin
Kehidupan sosial politik
Indonesia di masa
A. Kondisi Politik Masa Demokrasi Terpimpin Demokrasi Liberal (1950
hingga 1959) belum
Demokrasi Terpimpin adalah sistem demokrasi yang
mencapai kestabilan secara
semua keputusan dan pemikiran terpusat kepada pemimpin, nasional. kabinet yang silih
yakni Sukarno. Masa Demokrasi Terpimpin berlangsung dari berganti membuat program
kerja kabinet tidak dapat
1959-1965 yang diawali dengan berakhirnya Demokrasi
dijalankan sebagaimana
Liberal dan juga ditandai dengan mundurnya Ir. Djuanda
mestinya. Partai-partai
sebagai perdana menteri. Landasan dari Demokrasi Terpimpin politik saling bersaing dan

ditafsirkan dari sila ke-4 Pancasila. Menurut Ketetapan MPRS, mengutamakan kepentingan
masing-masing, Sampai
Demokrasi Terpimpin adalah demokrasi kerakyatan yang
akhirnya jumlah partai kian
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
banyak dan jatuh bangun
perwakilan yang berintikan musyawarah untuk mufakat secara kabinet yang membuat

gotong royong di antara semua kekuatan nasional yang presiden Soekarno berpikir
tentang bagaimana caranya
progresif- revolusioner dengan berporoskan nasionalisme,
untuk menanggulangi
agama, dan komunisme (nasakom). masalah tersebut. Sehingga
pada 21 Februari 1957,
Ada tiga hal pokok yang kemudian melatarbelakangi
dibentuk kabinet berkaki
keputusan Presiden memberlakukan Demokrasi Terpimpin di
empat (PNI, Masyumi, NU
Indonesia, yaitu sebagai berikut: dan PKI), lalu presiden
mengganti Demokrasi
Liberal menjadi Demokrasi
Terpimpin.
1) Dari segi politik, Konstituante dinilai gagal dalam menyusun UUD baru untuk
menggantikan UUD Sementara 1950.
2) Dilihat dari hal yang menyangkut masalah keamanan nasional, pada masa
Demokrasi Liberal, banyak terjadi gerakan separatis di berbagai wilayah yang
menyebabkan ketidakstabilan keamanan negara.
3) Dari sudut pandang perekonomian nasional, sering terjadinya pergantian
kabinet menyebabkan program-program yang telah dirancang tidak dapat
dijalankan secara maksimal. Akibatnya, pembangunan ekonomi berjalan
tersendat-sendat.

Sejarah Indonesia Kelas XII


Berangkat dari tiga hal tersebut, pada tanggal 5 Juli 1959, Presiden Sukarno
membubarkan parlemen sekaligus menyatakan kembali pada UUD 1945. Sukarno
kemudian membentuk Kabinet Kerja dengan dirinya bertindak sebagai Perdana
Menteri, serta Ir. Djuanda menjadi menteri pertama Kabinet ini kemudian dilantik pada
10 Juli 1959 dengan program kerjanya Tri Program Kabinet Kerja. Tugasnya mengatasi
masalah sandang pangan serta meningkatkan keamanan di dalam negeri dan
mengembalikan wilayah negara, misalnya Irian Barat.

Pemerintah kemudian membentuk lembaga-lembaga MPRS (Penetapan Presiden


No. 2 Tahun 1959) dengan keanggotaan yang ditunjuk dan diangkat oleh Presiden.
Kemudian, dibentuk pula Dewan Pertimbangan Agung (DPA) melalui Penetapan
Presiden Nomor 3 Tahun 1959. DPA dipimpin langsung oleh Presiden Sukarno dengan
Roeslan Abdulgani sebagai wakil ketua. Dalam pelaksanaan Demokrasi Terpimpin,
Presiden Sukarno menerapkan sistem politik keseimbangan (balance of power). Hal ini
diterapkan tidak hanya dalam lembaga pertahanan negara, seperti angkatan darat, laut,
dan udara, tetapi juga antara institusi militer dan partai-partai politik yang ada. Presiden
kemudian mengambil alih secara langsung pimpinan tertinggi angkatan militer dengan
1
membentuk Komando Operasi Tertinggi (Koti). Perkembangan politik masa
Demokrasi Terpimpin seluruhnya terpusat pada Presiden Sukarno dengan TNI-AD
(Angkatan Darat) dan PKI sebagai pendukung utama. Melalui semboyannya yang
sangat populer "Kembali ke UUD 1945", Sukarno memperkuat angkatan bersenjata
dengan mengangkat sejumlah jenderal pilihannya ke posisi-posisi penting dalam
struktur kelembagaan militer.

Partai Komunis Indonesia sendiri berkembang menjadi besar karena didukung oleh
presiden, contohnya melalui pembentukan Kabinet Gotong Royong atau Kabinet Kaki
Empat. Kaki-kaki besar ketika itu, yaitu Partai Komunis Indonesia (PKI), Majelis
Syuro Muslim Indonesia (Masyumi), Nahdlatul Ulama (NU), dan Partai Nasional
Indonesia (PNI). Pada masa ini, Sukarno merencanakan konsep pentingnya persatuan
Sejarah Indonesia Kelas XII

antara kaum nasionalis, agama, dan komunis. Konsep ini lebih populer dengan sebutan
nasakom. Dampak dari ajaran ini memang sangat menguntungkan PKI. Seolah-olah
partai ini telah ditempatkan pada garis terdepan dalam pelaksanaan Demokrasi
Terpimpin. Konsepsi Presiden tentang nasakom ini banyak mendapatkan tantangan,
baik dari tokoh-tokoh dari Masyumi, NU, FNI maupun dari sejumlah tokoh
masyarakat. Akan tetap, Presiden Sukarno selalu menegaskan bahwa masyarakat
jangan terlalu memandang atau memberikan penilaian negatif kepada PKI dan
komunisme. Semua ideologi harus bersatu dan bergerak secara progresif dan
revolusioner demi pembangunan Indonesia. Meskipun Sukamo selalu berusaha untuk
membina hubungan baik antara militer dan partai politik yang ada, tetapi konflik antara
militer dan FS justru semakin tajam. Apalagi ketika PKI mulai melakukan aksi-aksi
sepihak yang menyangkut masalah lamdneform dan berpotensi mengganggu keamanan
masyarakat misala peristiwa Bandar Betsy di Simalungun, Sumatra Utara dam
peristiwa Jengkol di Kediri, Jawa Timur.

Meskipun banyak menuai protes, Presiden Sukarno semakin mempertegas konsepsi


tentang nasakom. Hal ini disampaikannya dalam pidato pada 17 Agustus 1959 berjudul
2
"Penemuan Kembali Revolusi Kita". Naskah pidatonya ini kemudian diserahkan
kepada panitia kerja Dewan Pertimbangan Agung yang ketika itu dipimpin oleh Aidit,
pemimpin PKI. Kemudian dirumuskan menjadi Garis-Garis Besar Haluan Negara
(GBHN) serta selanjutnya diberi judul “Manifesto Politik Republik Indonesia" yang
lebih dikenal kemudian dengan istilah Manipol. Kebijakan politik luar negeri pun
cenderung lebih memihak kepada Tiongkok atau blok komunis, yang akhirnya memicu
peristiwa 30 September 1965. Peristiwa ini pulalah yang menjadi penyebab utama
berakhirnya pemerintahan Sukarmo atau pemerintahan Orde Lama.

Sejarah Indonesia Kelas XII

3
Sejarah Indonesia
Kelas XII
Modul 3
Indonesia Masa Demokrasi Terpimpin Menuju
Demokrasi
B. Kondisi Ekonomi Masa Demokrasi Terpimpin Terpimpin
Kehidupan sosial politik
Pada masa Demokrasi Terpimpin, perekonomian
Indonesia di masa
mengarah pada sistem perekonomian etatisme, artinya seluruh Demokrasi Liberal (1950

kegiatan ekonomi diatur dan pemerintah. Kegiatan hingga 1959) belum


mencapai kestabilan secara
perekonomian yang diatur tersebut banyak mengabaikan
nasional. kabinet yang silih
prinsip dasar ekonomi. Akibatnya, terjadi defisit keuangan
berganti membuat program
negara yang meningkat tajam dari tahun ke tahun. Sebagai kerja kabinet tidak dapat

contoh, pada Januari-Agustus 1965 pengeluaran negara dijalankan sebagaimana


mestinya. Partai-partai
tercacat sebesar 11 miliar rupiah, sedangkan penerimaan
politik saling bersaing dan
negara hanya mencapai kisaran sebesar 3,5 miliar rupiah. mengutamakan kepentingan
Sebelumnya, pada 28 Maret 1963, pemerintah mengeluarkan masing-masing, Sampai

landasan baru bagi perbaikan perekonomian negara, yaitu akhirnya jumlah partai kian
banyak dan jatuh bangun
Deklarasi Ekonomi (Dekon) dengan 14 peraturan pokok.
kabinet yang membuat
Pembentukan Dekon ini bertujuan menciptakan presiden Soekarno berpikir
tentang bagaimana caranya
perekonomian yang bersifat nasional, demokratis, dan terbebas
untuk menanggulangi
dari pengaruh sisa-sisa imperialisme sehingga dapat mencapai
masalah tersebut. Sehingga
tahap ekonomi sosialis Indonesia yang terpimpin. Namun, pada 21 Februari 1957,
dalam pelaksanaannya, Dekon berakibat pada stagnasi dibentuk kabinet berkaki
empat (PNI, Masyumi, NU
perekonomian Indonesia sehingga kesulitan ekonomi semakin
dan PKI), lalu presiden
mengganti Demokrasi
Liberal menjadi Demokrasi
Terpimpin.
terasa. Bahkan, pada 1961-1962, harga-harga barang pada umumnya mengalami
kenaikan hingga 400%. Kondisi ini pun semakin diperparah dengan berlangsungnya
konfrontasi dengan Malaysia dan negara-negara Barat yang semakin mempercepat
kemerosotan perekonomian Indonesia. Usaha pemerintah dalam mengatasi
kemerosotan ekonomi di antaranya menerapkan kebijakan dalam bidang moneter. Pada
13 Desember 1965, melalui Penetapan Presiden Nomor 27 Tahun 1965, pemerintah
mengambil langkah devaluasi, yaitu kebijakan untuk menekan inflasi. Pemerintah
menggunting uang senilai Rp1.000 menjadi senilai Rp1.

Tindakan kebijakan moneter pemerintah ini di dalam praktiknya semakin


meningkatkan inflasi. Hal ini semakin diperparah oleh kegiatan ekspor yang tidak

Sejarah Indonesia Kelas XII


berjalan sebagaimana mestinya dan impor yang dibatasi oleh lemahnya devisa negara.
Pada 1965, untuk pertama kalinya dalam sejarah moneter Indonesia, pemerintah telah
membelanjakan cadangan devisa negara hingga 3 juta dolar AS. Sebagian besar dana
tersebut dihabiskan untuk membiayai kegiatan politik konfrontasi, baik dengan
Malaysia maupun dengan negara-negara Barat lainnya.

1
Sejarah Indonesia
Kelas XII
Modul 4
Indonesia Masa Demokrasi Terpimpin Menuju
Demokrasi
C. Beberapa Perbedaan dalam Pelaksanaan Demokrasi Terpimpin
Liberal dan Terpimpin Kehidupan sosial politik
Indonesia di masa

1. Keterkaitannya dengan Masalah Kedaulatan Rakyat Demokrasi Liberal (1950


hingga 1959) belum
Pada Masa Demokrasi Liberal, kedaulatan rakyat mencapai kestabilan secara
dilaksanakan sepenuhnya oleh DPR (parlemen/legislatif). DPR nasional. kabinet yang silih

dapat membentuk serta membubarkan pemerintah dan kabinet berganti membuat program
kerja kabinet tidak dapat
(eksekutif). Pada Demokrasi Terpimpin, secara normatif
dijalankan sebagaimana
konstitusional, ditetapkan kedaulatan rakyat berada dan mestinya. Partai-partai
dilaksanakan sepenuhnya oleh MPR. Namun, dalam politik saling bersaing dan

pelaksanaannya, kedaulatan rakyat sepenuhnya berada di mengutamakan kepentingan


masing-masing, Sampai
tangan presiden. Selanjutnya, presiden kemudian membentuk
akhirnya jumlah partai kian
MPR(S) dan DPR Gotong Royong berdasarkan keputusan banyak dan jatuh bangun
presiden. kabinet yang membuat
presiden Soekarno berpikir
tentang bagaimana caranya
2. Keterkaitannya dengan Masalah Pembagian
untuk menanggulangi
Kekuasaan masalah tersebut. Sehingga
pada 21 Februari 1957,
Pada Masa Demokrasi Liberal, kekuasaan DPR (legislatif)
dibentuk kabinet berkaki
lebih kuat jika dibandingkan dengan kekuasaan pemerintah/ empat (PNI, Masyumi, NU
kabinet (eksekutif). DPR dapat memberhentikan dan PKI), lalu presiden
mengganti Demokrasi
Liberal menjadi Demokrasi
Terpimpin.
pemerintah/kabinet (eksekutif). Sementara itu, kedudukan presiden hanya sebagai
kepala negara. Dalam Demokrasi Terpimpin, kekuasaan presiden (eksekutif) menjadi
sangat dominan. Di samping itu, jabatan presiden ditetapkan seumur hidup sehingga
tidak dapat diberhentikan oleh MPRS.

3. Keterkaitannya dengan Masalah Pengambilan Keputusan

Dalam pelaksanaan sistem Demokrasi Liberal, semua pengambilan keputusan


berada di tangan DPR dengan mekanisme keputusan diambil berdasarkan suara
terbanyak. Adapun pada Masa Demokrasi Terpimpin, pengambilan keputusan
dilaksanakan oleh MPRS dan DPR-GR serta berdasarkan suara bulat.

Sejarah Indonesia Kelas XII

1
Referensi:

Hapsari, Ratna dan M.Adil. 2016. Sejarah Indonesia Jilid 3 untuk SMA/MA Kelas XII
Kelompok Wajib. Penerbit Erlangga.

Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2015. Sejarah Indonesia Kelas


XII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Tirtoid. Sejarah Dekrit 5 Juli 1959. https://tirto.id/sejarah-dekrit-5-juli-1959-politik-


tentara-kediktatoran-sukarno-cNtS
Soal Post Test:
Note: Soal ini dapat dikerjakan kapan pun siswa ingin mengerjakannya semenjak modul ini dirilis
sampai dengan berakhirnya masa pembelajaran di semester ini (yaitu sebelum UAS pada 2
Desember 2019), atau paling telat dikumpulkan pada 1 Desember 2019. Soal dan jawaban
dituliskan di kertas dengan menyertakan nama lengkap sekaligus kelas yang bersangkutan.

Jawablah soal-soal di bawah ini secara jujur dan mandiri!

I. Soal Pilihan Ganda

1. Dekrit Presiden 5 Juli 1959 dikeluarkan oleh presiden dengan alasan…


A. Bubarnya RIS
B. Presiden ingin memperkuat posisinya
C. Keberhasilan Konstituante untuk membentuk UUD baru

Sejarah Indonesia Kelas XII


D. Upaya memperkuat stabilitas nasional guna menghadapi upaya Belanda kembali
menduduki Indonesia
E. UUD Sementara 1950 dengan penerapan Demokrasi Liberal dianggap tidak sesuai dengan
kondisi masyarakat Indonesia

2. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut:


1) Bubarkan negara boneka Malaysia
2) Bubarkan konstituante
3) Memberlakukan kembali UUD 1945
4) Bubarkan Partai Sosialis Indonesia
5) Pembentukan MPR(S) dan DPA(S)
Isi dari Dekrit Presiden 5 Juli 1959 ditunjukkan oleh nomor….
A. 1, 2, dan 3
B. 1, 2, dan 4
C. 2, 3, dan 4
D. 2, 3, dan 5
E. 3, 4, dan 5 1
3. Makna penting dikeluarkannya Dekrit Presiden 05 Juli 1959 pada akhir masa Demokrasi
Liberal adalah…
A. Memberi kesempatan bagi kelompok PKI untuk masuk dalam pemerintahan
B. Menyelamatkan kondisi politik nasional yang tidak menentu akibat kegagalan
Konstituante menyusun UUD baru
C. Memunculkan kekuatan baru dalam politik pemerintahan yaitu TNI AD dan PKI
D. Menunjukkan ketidaktegasan pemerintah dalam menghadapi Konstituante hasil Pemilu
1955
E. Kuatnya pengaruh TNI AD terhadap pemerintah dalam mengusulkan agar UUD 1945
digunakan kembali

4. Secara teoretis, demokrasi terpimpin merupakan sistem demokrasi yang berdasarkan kepada…
A. Ketuhanan yang Maha Esa
Sejarah Indonesia Kelas XII

B. Kemanusiaan yang adil dan beradab


C. Persatuan Indonesia
D. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
E. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

5. Pada masa demokrasi terpimpin, terdapat empat partai politik besar yang berkuasa dalam
kabinet. Berikut yang tidak termasuk sebagai partai besar tersebut adalah…
A. Majelis Syuro Muslim Indonesia
B. Nadlatul Ulama
C. Partai Sosialis Indonesia
D. Partai Komunis Indonesia
E. Partai Nasional Indonesia

6. Secara normative, pada pelaksanaan Demokrasi Terpimpin, meski kedaulatan rakyat


dilaksanakan sepenuhnya oleh MPR, akan tetapi kenyataannya kekuasaan sepenuhnya berada
di tangan…
2 A. Perdana Menteri
B. Presiden
C. Ketua MPR
D. Wakil Presiden
E. Perwakilan partai politik terbesar

7. Berikut ini yang tidak termasuk lembaga negara hasil bentukan presiden pada awal masa
Demokrasi Terpimpin adalah…
A. MPRS
B. DPAS
C. Dapernas
D. Conefo
E. DPR-GR

8. Pada masa Demokrasi Terpimpin, selain mendapat dukungan kuat dari Angkatan Darat,

Sejarah Indonesia Kelas XII


presiden juga mendapat dukungan penuh dari…
A. Partai Nasional Indonesia
B. Partai Komunis Indonesia
C. Nadlatul Ulama
D. Masyumi
E. Partai Sosialis Indonesia

9. Renggangnya hubungan antara Indonesia dan negara-negara Barat pada masa Demokrasi
Terpimpin disebabkan oleh…
A. Indonesia dianggap sebagai ancaman bagi negara-negara Barat
B. Negara Barat tidak mendukung Gerakan non-blok
C. Negara barat menolak memberi bantuan persenjataan militer untuk membebaskan Irian
Barat
D. Posisi Indonesia di dalam PBB tidak dianggap penting oleh negara-negara Barat
E. Negara Barat bersikap pasif terhadap masalah Irian Barat yang dihadapi Indonesia

3
10. Dampak dari konsep nasakom yang diberlakukan oleh Presiden Soekarno adalah…
A. Kurangnya dukungan partai terhadap jalannya kepemimpinan Presiden Soekarno dan
munculnya sentimen rasial
B. Terjadinya pemberontakan di beberapa daerah di Indonesia dan semakin renggangnya
hubungan Indonesia dengan negara-negara Barat
C. Kedudukan PKI yang seolah-olah berada di garis depan Demokrasi Terpimpin dan
munculnya konflik antara TNI dan PKI
D. Semakin condongnya Indonesia kepada negara-negara barat dan terjadinya tindakan
sepihak yang dilakukan oleh PKI
E. Munculnya kemelut di dalam tubuh TNI-AD dan semakin kuatnya hubungan Indonesia
dengan negara-negara komunis
Sejarah Indonesia Kelas XII

II. Soal Uraian

1. Apakah yang dimaksud dengan Dekrit Presiden?


2. Apakah yang dimaksud dengan Demokrasi Terpimpin?
3. Tuliskan tiga hal pokok yang melatarbelakangi keputusan Presiden memberlakukan
Demokrasi Terpimpin di Indonesia.
4. Tuliskan kebijakan yang diterapkan oleh presiden Soekarno pada masa Demokrasi Terpimpin.
5. Menurut kamu, mengapa Demokrasi Terpimpin mengalami kegagalan? Jelaskan pendapatmu
secara jelas.

Selamat Mengerjakan

4 Good Luck!

You might also like