You are on page 1of 40

Critical and Creative Thinking

In the Australian Curriculum, students develop capability in critical and creative thinking as they learn
to generate and evaluate knowledge, clarify concepts and ideas, seek possibilities, consider
alternatives and solve problems. Critical and creative thinking involves students thinking broadly and
deeply using skills, behaviours and dispositions such as reason, logic, resourcefulness, imagination
and innovation in all learning areas at school and in their lives beyond school.

Thinking that is productive, purposeful and intentional is at the centre of effective learning. By
applying a sequence of thinking skills, students develop an increasingly sophisticated understanding
of the processes they can use whenever they encounter problems, unfamiliar information and new
ideas. In addition, the progressive development of knowledge about thinking and the practice of
using thinking strategies can increase students’ motivation for, and management of, their own
learning. They become more confident and autonomous problem-solvers and thinkers.

Responding to the challenges of the twenty-first century – with its complex environmental, social and
economic pressures – requires young people to be creative, innovative, enterprising and adaptable,
with the motivation, confidence and skills to use critical and creative thinking purposefully.

This capability combines two types of thinking: critical thinking and creative thinking. Though the two
are not interchangeable, they are strongly linked, bringing complementary dimensions to thinking
and learning.

Critical thinking is at the core of most intellectual activity that involves students learning to recognise
or develop an argument, use evidence in support of that argument, draw reasoned conclusions, and
use information to solve problems. Examples of critical thinking skills are interpreting, analysing,
evaluating, explaining, sequencing, reasoning, comparing, questioning, inferring, hypothesising,
appraising, testing and generalising.

Creative thinking involves students learning to generate and apply new ideas in specific contexts,
seeing existing situations in a new way, identifying alternative explanations, and seeing or making
new links that generate a positive outcome. This includes combining parts to form something
original, sifting and refining ideas to discover possibilities, constructing theories and objects, and
acting on intuition. The products of creative endeavour can involve complex representations and
images, investigations and performances, digital and computer-generated output, or occur as virtual
reality.

Concept formation is the mental activity that helps us compare, contrast and classify ideas, objects,
and events. Concept learning can be concrete or abstract and is closely allied with metacognition.
What has been learnt can be applied to future examples. It underpins the organising elements.

Dispositions such as inquisitiveness, reasonableness, intellectual flexibility, open- and fair-


mindedness, a readiness to try new ways of doing things and consider alternatives, and persistence
promote and are enhanced by critical and creative thinking.

Dalam Kurikulum Australia, siswa


mengembangkan kemampuan dalam berpikir
kritis dan kreatif ketika mereka belajar untuk
menghasilkan dan mengevaluasi pengetahuan,
mengklarifikasi konsep dan ide, mencari
kemungkinan, mempertimbangkan alternatif dan
menyelesaikan masalah. Pemikiran kritis dan
kreatif melibatkan siswa berpikir secara luas dan
mendalam menggunakan keterampilan, perilaku
dan disposisi seperti alasan, logika, akal,
imajinasi dan inovasi di semua bidang
pembelajaran di sekolah dan dalam kehidupan
mereka di luar sekolah. Berpikir yang produktif,
terarah, dan disengaja adalah pusat
pembelajaran yang efektif. Dengan menerapkan
urutan keterampilan berpikir, siswa
mengembangkan pemahaman yang semakin
canggih tentang proses yang dapat mereka
gunakan setiap kali mereka menghadapi
masalah, informasi asing dan ide-ide baru. Selain
itu, pengembangan progresif pengetahuan
tentang berpikir dan praktik menggunakan strategi
berpikir dapat meningkatkan motivasi siswa
untuk, dan pengelolaan, pembelajaran mereka
sendiri. Mereka menjadi pemecah masalah dan
pemikir yang lebih percaya diri dan otonom.
Menanggapi tantangan abad kedua puluh satu -
dengan tekanan lingkungan, sosial dan ekonomi
yang kompleks - menuntut kaum muda untuk
menjadi kreatif, inovatif, giat dan mudah
beradaptasi, dengan motivasi, kepercayaan diri,
dan keterampilan untuk menggunakan pemikiran
kritis dan kreatif dengan sengaja. Kemampuan ini
menggabungkan dua jenis pemikiran: berpikir
kritis dan berpikir kreatif. Meskipun keduanya
tidak dapat dipertukarkan, mereka sangat terkait,
membawa dimensi yang saling melengkapi untuk
berpikir dan belajar. Berpikir kritis adalah inti dari
sebagian besar aktivitas intelektual yang
melibatkan siswa yang belajar mengenali atau
mengembangkan argumen, menggunakan bukti
untuk mendukung argumen itu, menarik
kesimpulan yang beralasan, dan menggunakan
informasi untuk menyelesaikan masalah. Contoh
keterampilan berpikir kritis adalah menafsirkan,
menganalisis, mengevaluasi, menjelaskan,
mengurutkan, menalar, membandingkan,
mempertanyakan, menyimpulkan, membuat
hipotesis, menilai, menguji, dan
menggeneralisasikan.

Berpikir kreatif melibatkan siswa yang belajar


menghasilkan dan menerapkan ide-ide baru
dalam konteks tertentu, melihat situasi yang ada
dengan cara baru, mengidentifikasi penjelasan
alternatif, dan melihat atau membuat tautan baru
yang menghasilkan hasil positif. Ini termasuk
menggabungkan bagian-bagian untuk
membentuk sesuatu yang orisinal, menyaring dan
memperbaiki ide-ide untuk menemukan
kemungkinan, membangun teori dan objek, dan
bertindak berdasarkan intuisi. Produk dari upaya
kreatif dapat melibatkan representasi dan gambar
yang kompleks, investigasi dan pertunjukan,
output digital dan yang dihasilkan komputer, atau
muncul sebagai realitas virtual. Pembentukan
konsep adalah aktivitas mental yang membantu
kita membandingkan, membedakan, dan
mengklasifikasikan ide, objek, dan peristiwa.
Pembelajaran konsep bisa konkret atau abstrak
dan terkait erat dengan metakognisi. Apa yang
telah dipelajari dapat diterapkan pada contoh di
masa mendatang. Ini menopang elemen
pengorganisasian. Disposisi seperti rasa ingin
tahu, kewajaran, fleksibilitas intelektual,
keterbukaan dan keadilan, kesiapan untuk
mencoba cara-cara baru dalam melakukan
sesuatu dan mempertimbangkan alternatif, dan
kegigihan mempromosikan dan diperkuat oleh
pemikiran kritis dan kreatif.
This icon shows where Critical and Creative Thinking has been identified in learning area
content descriptions and elaborations.

Key ideas
The key ideas for Critical and Creative Thinking are organised into four interrelated elements in the
learning continuum, as shown in the figure below.

Inquiring – identifying, exploring and organising information and ideas

Organising elements for Critical and Creative Thinking


Ikon ini menunjukkan tempat Berpikir Kritis dan
Kreatif telah diidentifikasi dalam deskripsi dan
elaborasi konten area pembelajaran. Ide-ide kunci
Ide-ide kunci untuk Berpikir Kritis dan Kreatif
diatur dalam empat elemen yang saling terkait
dalam kontinum pembelajaran, seperti yang
ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Bertanya -
mengidentifikasi, mengeksplorasi dan
mengorganisir informasi dan ide-ide

The elements are not a taxonomy of thinking. Rather, each makes its own contribution to learning
and needs to be explicitly and simultaneously developed.

Inquiring – identifying, exploring and organising information and ideas


This element involves students developing inquiry skills.
Students pose questions and identify and clarify information and ideas, and then organise and
process information. They use questioning to investigate and analyse ideas and issues, make sense
of and assess information and ideas, and collect, compare and evaluate information from a range of
sources. In developing and acting with critical and creative thinking, students:

 pose questions
 identify and clarify information and ideas
 organise and process information.

 Unsur-unsur bukanlah taksonomi dari pemikiran.


Sebaliknya, masing-masing membuat
kontribusinya sendiri untuk belajar dan perlu
dikembangkan secara eksplisit dan simultan.

 Bertanya - mengidentifikasi, mengeksplorasi dan
mengorganisir informasi dan ide-ide

 Elemen ini melibatkan siswa mengembangkan


keterampilan inkuiri.
 Siswa mengajukan pertanyaan dan
mengidentifikasi serta mengklarifikasi informasi
dan ide, dan kemudian mengatur dan memproses
informasi. Mereka menggunakan pertanyaan untuk
menyelidiki dan menganalisis ide dan isu,
memahami dan menilai informasi dan ide, dan
mengumpulkan, membandingkan, dan
mengevaluasi informasi dari berbagai sumber.
Dalam mengembangkan dan bertindak dengan
pemikiran kritis dan kreatif, siswa:
 • mengajukan pertanyaan
 • mengidentifikasi dan mengklarifikasi informasi
dan gagasan
 • mengatur dan memproses informasi.

Learning Continuum

Generating ideas, possibilities and actions


This element involves students creating ideas and actions, and considering and expanding on
known actions and ideas.
Students imagine possibilities and connect ideas through considering alternatives, seeking solutions
and putting ideas into action. They explore situations and generate alternatives to guide actions and
experiment with and assess options and actions when seeking solutions. In developing and acting
with critical and creative thinking, students:

 imagine possibilities and connect ideas


 consider alternatives
 seek solutions and put ideas into action.

Menghasilkan ide, kemungkinan dan tindakan


Elemen ini melibatkan siswa menciptakan ide dan
tindakan, dan mempertimbangkan serta
memperluas tindakan dan ide yang diketahui.
Siswa membayangkan kemungkinan dan
menghubungkan ide-ide dengan
mempertimbangkan alternatif, mencari solusi, dan
mewujudkan ide. Mereka mengeksplorasi situasi
dan menghasilkan alternatif untuk memandu
tindakan dan bereksperimen dengan dan menilai
opsi dan tindakan ketika mencari solusi. Dalam
mengembangkan dan bertindak dengan
pemikiran kritis dan kreatif, siswa: • bayangkan
kemungkinan dan hubungkan ide-ide •
mempertimbangkan alternatif • mencari solusi dan
mewujudkan ide.
Learning Continuum

Reflecting on thinking and processes


This element involves students reflecting on, adjusting and explaining their thinking and identifying
the thinking behind choices, strategies and actions taken.
Students think about thinking (metacognition), reflect on actions and processes, and transfer
knowledge into new contexts to create alternatives or open up possibilities. They apply knowledge
gained in one context to clarify another. In developing and acting with critical and creative thinking,
students:

 think about thinking (metacognition)


 reflect on processes
 transfer knowledge into new contexts.

Menghasilkan ide, mencoba dan bertindak


Elemen ini membahas siswa yang menciptakan
ide dan tindakan, serta membahas serta
membahas tindakan dan ide yang diakui. Siswa
membayangkan dan mengubah ide-ide dengan
mempertimbangkan alternatif, mencari solusi, dan
mewujudkan ide. Mereka membahas masalah
dan membuat alternatif untuk memandu tindakan
dan bereksperimen dengan dan menilai opsi dan
tindakan kompilasi mencari solusi. Siswa
mengembangkan: • membahas dan hubungkan
ide-ide • mempertimbangkan alternatif • mencari
solusi dan mewujudkan ide.
Learning Continuum

Analysing, synthesising and evaluating reasoning and procedures


This element involves students analysing, synthesising and evaluating the reasoning and
procedures used to find solutions, evaluate and justify results or inform courses of action.
Students identify, consider and assess the logic and reasoning behind choices. They differentiate
components of decisions made and actions taken and assess ideas, methods and outcomes against
criteria. In developing and acting with critical and creative thinking, students:

 apply logic and reasoning


 draw conclusions and design a course of action
 evaluate procedures and outcomes.
 Menganalisis, mensintesis dan mengevaluasi
penalaran dan prosedur

 Elemen ini melibatkan siswa yang menganalisis,


mensintesis dan mengevaluasi alasan dan prosedur
yang digunakan untuk menemukan solusi,
mengevaluasi dan membenarkan hasil atau
menginformasikan tindakan.
 Siswa mengidentifikasi, mempertimbangkan dan
menilai logika dan alasan di balik pilihan. Mereka
membedakan komponen keputusan yang dibuat
dan tindakan yang diambil dan menilai ide, metode
dan hasil terhadap kriteria. Dalam
mengembangkan dan bertindak dengan pemikiran
kritis dan kreatif, siswa:
 • menerapkan logika dan penalaran
 • menarik kesimpulan dan merancang tindakan
 • mengevaluasi prosedur dan hasil.

Learning Continuum

Critical and Creative Thinking in the learning areas


Pose questions

pose factual and


exploratory questions
based on personal
interests and experiences

pose questions to identify


and clarify issues, and
compare information in
their world

pose questions to expand


their knowledge about
the world

pose questions to clarify


and interpret information
and probe for causes and
consequences

pose questions to
critically analyse complex
issues and abstract ideas

Ajukan pertanyaan
berpose faktual dan
pertanyaan eksplorasi
berdasarkan pribadi
minat dan pengalaman

mengajukan pertanyaan untuk diidentifikasi


dan mengklarifikasi masalah, dan
bandingkan informasi dalam
dunia mereka
ajukan pertanyaan untuk diperluas
pengetahuan mereka tentang
Dunia

ajukan pertanyaan untuk diklarifikasi


dan menafsirkan informasi
dan menyelidiki penyebab dan
konsekuensi
mengajukan pertanyaan kepada
menganalisis secara kritis kompleks
masalah dan ide abstrak
Creative Thinking Vs Critical Thinking
21 Februari 2019 17:10 Diperbarui: 27 Februari 2019 13:31 2 0 0

critical-thinking-5c762eae677ffb0dbe7f23f5.jpg

Definisi yang paling umum dari berfikir adalah berkembangnya ide dan konsep (Bochenski,
dalam Suriasumantri (ed), 1983:52) di dalam diri seseorang. Perkembangan ide dan konsep ini
berlangsung melalui proses penjalinan hubungan antara bagian-bagian informasi yang tersimpan
di dalam diri seseorang yang berupa pengertian-pengertian.
Pada umumnya ada 2 cara kita berpikir, yaitu Creative Thinking dan Critical Thinking. Creative
Thinking merupakan cara berpikir yang kreatif. Berpikir kreatif adalah proses berpikir yang
menghasilkan kreativitas. Kreativitas tidak selalu menghasilkan produk konkret, tetapi meliputi
seluruh aspek kehidupan, di antaranya berupa ide. Kreativitas sangat penting untuk menyiasati
segala keterbatasan yang kita miliki, memecahkan masalah pada berbagai aspek kehidupan,
sekaligus menghasilkan peluang atau karya baru untuk memudahkan kehidupan kita.

Critical Thinking (atau Berpikir Kritis) adalah sebuah kemampuan untuk berpikir jernih dan
rasional tentang apa yang harus dilakukan atau apa yang ingin diyakini sebagai kebenaran.

Nah, gaes kalian sudah bisa menemukan belum kalian termasuk kubu yang mana : Creative
Thinking atau Critical Thinking ?

CREATIVE &
CRITICAL THINKING

Halo Sob ! Kali ini saya mau share mata kuliah yang dulu sempat saya ambil di
Teknik Elektro ITS. Ini kuliahnya Bapak M.Nuh lho ! Kuliahnya sebenarnya sih
tentang Pra TA tapi mengingat beliau saat itu baru turun dari jabatan Menteri
Pendidikan alhasil kita banyak bahas hal hal lain. Nah sekarang saya akan ceritakan
sedikit tugas yang beliau minta yaitu tentang Creative & Critical Thinking. Enjoy ya !
CREATIVE THINKING

Definisi creative thinking secara umum adalah suatu


cara untuk melihat masalah atau situasi dari perspektif yang baru yang menunjukkan
solusi yang tidak lazim (yang mungkin terlihat mengganggu pada awalnya). Berpikir
kreatif dapat dirangsang baik oleh proses tidak terstruktur seperti brainstorming,
ataupun dengan proses terstruktur seperti berpikir lateral.
Keuntungan apa sebenarnya yang kita rasakan dengan berfikir secara kretif ?
Sebenarnya sangat banyak tentunya manfaatnya bagi kita tapi penulis sendiri
mengklasifikasikan secara umum efek yang paling dirasakan secara pribadi oleh
penulis sendiri, yaitu creativity, Self Expression, Individualism.

Creativity . Kreatifitas merupakan suatu tindakan menciptakan sesuatu yang bernilai


di mana sebagian kecil bagiannya sudah ada sebelumnya, Tetapi disampaikan dengan
yang cara berbeda dan konsep yang lebih berbeda ( unik ).
Self-expression . Mampu mengemukakan ide dan pendapat yang dimiliki, Dalam hal
ini orang yang mampu berfikir kreatif dapat mengekspesikan idenya dengan cara yang
berbeda .
Individualism . Berfikir kreatif mampu membangkitkan rasa percaya diri yang
ditimbulkan dari pencapaian yang dirasakan dari berfikir kreatif. Selain itu hal ini
timbul karena kemampuan orang tersebut untuk memecahkan masalah secara kreatif
dan cepat.

Dalam berfikir secara kretif sendiri, tentunya kita akan


merasakan berbagai hambatan untuk melakukannya. Hambatan itu sendiri berasal dari
kita secara internal maupun dari luar.

Hambatan Perseptual . Halangan yang mencegah kita melihat secara jelas masalah
atau informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Hambatan Emosional . Halangan yang timbul karena kurangnya pengendalian
emosional. Yang paling sering dijumpai adalah rasa takut.
Hambatan Kultural dan Lingkungan . Halangan yang ditimbulkan karena Budaya
Lingkungannya, serta kondisi dari sekitarnya.
Hambatan Ekspresi . Halangan yang timbul karena ketidak mampuan kita untuk
mengemukakan ide kita, semisal dikarenakan masalah “ bahasa “.
Nah, sekarang kita sudah tau apa sebenarnya berfikir secara kretif itu, apa keuntungan
dan hambatannya. Lalu apa yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan kemampuan
berfikir kreatif kita ? Tentunya banyak cara yang dapat dilakukan, penulis sendiri
merasa beberapa hal dibawah ini dapat menstimulus pemikiran kreatifmu untuk
semakin liar.

 Konsepkan ulang masalah yang dihadapi

 Buat jarak psikologis dengan objek

 Mencari sesuatu yang absurd / aneh

 Pisahkan Pekerjaan dari “ Konsumsi ”

 Buatlah Ketika Suasana Hati Kuat

 Timbulkan pertanyaan, “ Apa yang akan terjadi ? “


Mungkin hal diatas cukup sederhana, namun cobalah lakukan dan tambah sudut
pandangmu untuk menghadapi suatu masalah. Sama halnya seperti internet yang jika
dilihat dari sudut tertentu akan tampak buruk tapi tentunya disisi lain dapat menambah
ilmu dengan membaca blog saya atau main DOTA misalnya, haha. Untuk Critical
Thinking dibahas di post selanjutnya ya sob ! capek nulisnya ~ CIAO !!

Critical Thinking
Apa sih critical thinking itu ? Apa bedanya dengan berfikir kreatif ? Nah pada
dasarnya, Critical thinking ini sifatnya jelas, berpikir beralasan / berbasis yang
melibatkan kritik. Rinciannya bervariasi antara mereka yang
mendefinisikannya. Selama proses berpikir kritis, ide harus beralasan , logis
dan dipikirkan dengan baik / dinilai.

Kemudian, apa guna berfikir secara kritis ini ? Baik ? Buruk ? Nah, tentunya
berfikir kritis dapat memberi dampak positif bagi diri kita antaranya :

 Dapat menimbulkan pertanyaan penting dan masalah baru, merumuskannya


dengan jelas dan tepat

 Kemampuan mengumpulkan dan menilai informasi yang relevan, menggunakan


ide-ide abstrak untuk menafsirkan secara efektif datang kesimpulan untuk baik
beralasan dan solusi, menguji mereka terhadap kriteria dan standar yang relevan.

 Mampu berpikir terbuka menggunakan anggapan dalam sistem alternatif


pemikiran, dapat mengakui dan menilai, dari sudut keperluan , asumsi pihak lain,
implikasi, dan konsekuensi praktis

 Dapat berkomunikasi secara efektif dengan orang lain untuk mencari tahu solusi
pada suatu masalah yang kompleks.
Balik lagi ke kondisi perorangan, semua orang pasti merasakan halangan
atau hambatan nih buat berfikir secara kritis. Apa aja sih hambatannya ?

Kurangnya latar belakang informasi yang relevan. Ini yang sering terjadi di
diri kita, Suatu orang ataupun kelompok yang berharap untuk dapat berfikir
kritis terhadap suatu masalah tentunya harus mengetahui terlebih dahulu
mengenai masalah tersebut, sehingga kita bisa melihat masalah ini sebagai
suatu objek sistematis yang kemudian bisa dipecahkan atau diselesaikan
secara kritis. Maka dari itu, BELAJAR NAK !
Generalisasi dari pengamatan terlalu sedikit. Untuk hambatan yang satu
ini, kita harus membiasakan diri untuk memperluas pengetahuan kita
mengenai suatu hal. Dimana perlu diingat, segala sesuatu di dunia ini saling
berkaitan satu sama lain. Misal untuk suatu permasalahan teknis suatu alay
tentunya kita tidak hanya melihat dari sudut teknis saja, tetapi juga mengapati
fungsi guna, cara kerja, dan kebiasaan pengguna misalnya agar dapat
menyelesaikannya dengan optimal. Jadi, Jangan cuman belajar mata
kuliahmu bro ! Lihat lingkunganmu ! OJO APATIS ! ( pengalaman )
Ketidaktahuan dan kegagalan untuk menyelesaikan masalah. Balik lagi
ke masalah utamanya. Masalahnya ruwet ? Bingung ? Gatau mau di
gimanain ? Tentunya Problem solving skill ini sangat diperlukan dalam berfikir
kritis. Meningkatkannya ? Banyak salah satunya kuliah yang bener ! karena
belajar bukan hanya menambah ilmu, tapi juga mengubah pola pikir kita
secara tidak langsung ( sadar atau tidak mindset kamu akan terdoktrin oleh
lingkunganmu , katanya sih. )
Menerima otoritas tanpa pertanyaan ( tanpa latar belakang jelas ). Ini
termasuk golongan yes sir ! menurut pengamatan penulis sendiri sebagian
besar orang di indonesia seperti ini ( aku termasuk mungkin ). Entah langsung
atau tidak, kebiasaan ini sendiri mempengaruhi pola pikir kritis kita.
Attribution bias (atau melayani diri sendiri). SUBJEKTIF ! Selalu jadi
masalah untuk berfikir kritis. Mengingat hakikat awalnya, berfikir kritis =
berfikir secara logis, jelas, beralasan yang dapat dinilai, yang artinya kita
harus objektif dalam menyelesaikan masalah ini.
Hambatannya sudah, sekarang kalau mau menajamkan pola pikir kritis ini
gimana sih ? Berikut sedikit cara untuk meningkatkan pola pikir kritis kita,
antaranya :

 Tentukan tujuan yang diharapkan

 Kenali sudut pandang diri sendiri

 Pertimbangkan dampak yang akan timbul dari pilihan yang diambil

 Jangan mengambil informasi dari pihak lain, hingga kita sudah menyelidiki sendiri
kebenarannya

 Biasakan Berfikir secara sistem


Sekian ya tulisan saya sob ! Mau lanjut cari kerja dulu . Segera update lagi
lah, CIAO !

Sabtu, 20 September 2014

BERPIKIR KRITIS & KREATIF


Apa itu berpikir?

Berpikir bukanlah suatu hal yang instingtif atau naluriah tetapi merupakan aktivitas sadar
manusia. Dapat kita definisikan secara umum, berpikir adalah aktivitas akal budi yang
dilakukan secara sadar dengan suatu tujuan atau intensi tertentu. Berpikir juga sudah
menjadi bagian yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan kita sehari-hari. Kita berpikir saat
memutuskan barang apa yang akan kita beli di toko, kita berpikir saat melamun sambil
menunggu bus di halte, kita berpikir saat mencoba memecahkan ujian, kita berpikir saat
menulis, membaca buku, merencanakan liburan, atau mengkhawatirkan sesuatu. Kegiatan
berpikir juga melibatkan seluruh pribadi manusia dan juga melibatkan perasaan dan kehendak
manusia. Memikirkan sesuatu berarti mengarahkan diri pada obyek tertentu, menyadari
secara aktif dan menghadirkannya dalam pikiran kemudian mempunyai wawasan tentang
obyek tersebut.

BERPIKIR KRITIS

Berpikir kritis adalah cara berpikir dengan melihat apa yang kurang dan memberi
evaluasi terhadap hal itu. Dalam berpikir kritis dibutuhkan pikiran yang jernih dan rasional.
Seperti definisi yang diungkapkan oleh Robert H. Ennis (1962) dalam bukunya yang berjudul A
Concept of Critical Thinking, berpikir kritis adalah berpikir secara beralasan dan reflektif
dengan menekankan pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau
dilakukan. Seorang pemikir kritis mampu menyimpulkan dari apa yang diketahuinya, dan
mengetahui cara memanfaatkan informasi untuk memecahkan masalah, dan mencari sumber-
sumber informasi yang relevan. Berpikir kritis bersifat netral dan objektif. Pemikir kritis juga
mampu melakukan introspeksi tentang kemungkinan dalam gagasan dan alasan yang
dikemukakannya.

BERPIKIR KREATIF

Berpikir kreatif berarti dapat berpikir secara out of the box atau dalam kata lain
berpikir di luar dari biasanya. Berpikir kreatif juga berpikir tentang sesuatu yang baru,
sesuatu yang awalnya tidak ada menjadi ada, dengan cara menghasilkan ide-ide brilian yang
diupayakan agar menjadi wujud nyata. D.W. Mckinnon (1962) menyatakan, selain
menghasilkan sesuatu yang baru, seseorang baru bisa dikatakan berpikir secara kreatif apabila
memenuhi dua persyaratan, yaitu ; Pertama, sesuatu yang dihasilkannya harus dapat
memecahkan persoalan secara realistis. Kedua, pemikirannya harus murni berasal dari
pengetahuan atau pengertiannya sendiri, bukan jiplakan atau tiruan.
Adanya kebutuhan akan sesuatu menjadi faktor penting mengapa seseorang berpikir
secara kreatif. Selain itu, faktor lainnya adalah adanya keinginan yang muncul dari dalam diri
kita untuk mengkomunikasikan ide-ide dan memecahkan masalah tertentu. Dalam bukunya
yang berjudul The Art of Thinking : A Guide to Critical and Creative Thought, Ruggiero (2009)
menjabarkan beberapa karakteristik yang dimiliki orang kreatif, antara lain:

 Orang yang kreatif adalah orang yang selalu dinamis. Orang yang kreatif memiliki rasa
ingin tahu yang besar. Orang kreatif juga lebih kaya kayak ide daripada orang pada biasanya.
 Orang yang kreatif adalah orang yang memiliki banyak akal. Banyak akal berarti, dapat
berpikir dan bertindak secara efektif dan mengaktualisasikannya agar dapat memecahkan
suatu masalah.
 Orang yang kreatif adalah orang yang bekerja keras. Seorang yang mampu berpikir
kreatif juga mampu memberikan komitmennya terhadap suatu hal.
 Orang yang kreatif adalah orang yang independen. Orang yang kreatif biasanya akan
lebih berani untuk tampil beda, berani berbicara dan memiliki percaya diri yang tinggi.

BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF

Dapat kita simpulkan dari penguraian di atas, bahwa berpikir kritis dan kreatif adalah
cara berpikir seseorang yang melihat adanya kekurangan yang ada dan dapat menciptakan
sesuatu yang baru untuk mengatasi kekurangan itu sendiri.

Gambar 1.1
Gambar 1.2

Sumber :

 http://psikologi.or.id
 http://www.academia.edu
 Gambar 1.1 : http://exercisesbest.us/
 Gambar 1.2 : http://ikasmiffy14.wordpress.com/

Daftar Pustaka :

Ennis, Robert H. 1962. A Concept of Critical Thinking. Harvard Educational Review,


Vol 32(1), 81-111.

Ruggiero, Vincent Ryan. 2009. The Art of Thinking : A Guide to Critical and
Creative Thought, 9th Ed..Pearson Education.
What is creative and critical thinking?
Creative thinking is a way of looking at problems or situations from a fresh perspective
to conceive of something new or original. Critical thinking is the logical, sequential
disciplined process of rationalizing, analyzing, evaluating, and interpreting information to
make informed judgments and/or decisions.

What are the barriers to critical and creative thinking?


Barriers to critical and creative thinking are:
 A willingness to follow without question.
 Cognitive sloth.
 Lack of curiosity.
 Fear in any form, but mostly being different from your peers (tribe), fear of rejection,
fear of being ostracized or ridiculed.
 Ego (Superiority)
 Gullibility.
 Impulsiveness.
Why critical and creative thinking is important?
 It helps you to think creatively – 'outside the box'. ... Critical Thinking is
expected of you in higher education. It can lead to developing your judgement,
evaluation and problem solving abilities. Learning Critical Thinking skills can
also enhance your academic performance.27 Jan 2015

What are the skills of creativity?


Top Creative Thinking Skills
 Analytical. Before thinking creatively about something, you first have to be able to
understand it. ...
 Open-Minded. Creativity involves thinking of things no one else has considered before.
...
 Problem Solving. ...
 Organization. ...
 Communication. ...
 Artistic Creativity. ...
 Creative Problem-Solving. ...
 Creativity in STEM.
What are the 5 critical thinking skills?
Top Five Critical Thinking Skills
 Analytical. Part of critical thinking is the ability to carefully examine something, whether
it is a problem, a set of data, or a text. ...
 Communication. Often, you will need to share your conclusions with your employers or
with a group of colleagues. ...
 Creativity. ...
 Open-Minded. ...
 Problem Solving.
How can you improve critical and creative thinking capability?
You can help your child develop critical and creative thinking by:
1. encouraging them to explore, be curious, come up with questions and investigate how
things work.
2. asking them to think of different ways to solve problems.
3. providing choices of activities that involve planning and decision making.

Indikator Berpikir Kritis


Menurut Fisher dalam Rahmawati (2011:8), indikator kemampuan berpikir
kritis diantaranya yaitu: Mengidentifikasi unsur dalam kasus beralasan, terutama
alasan dan kesimpulan. Mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi. Memperjelas dan
menginterpretasikan pernyataan dan ide.
Pengertian Berpikir Kritis : Ciri, Manfaat,
Tujuan, Komponen dan Cara Berpikir Kritis

Pengertian Berpikir Kritis – Apa yang dimaksud dengan berpikir kritis? Agar lebih
memahaminya, kali ini kita akan membahas tentang pengertian berpikir kritis, ciri ciri,
manfaat, tujuan, komponen, indikator dan cara berpikir kritis secara lengkap.

Baca Juga : Pengertian Mind Mapping

Daftar Isi [hide]


 1 Pengertian Berpikir Kritis Secara Umum
 2 Pengertian Berpikir Kritis Menurut Para Ahli
o 2.1 Surya (2011:131)
o 2.2 Johnson (2010:100)
o 2.3 Kurfiss (1988)
o 2.4 Wijaya (2010:72)
o 2.5 Seriven dan Paul (dalam Suwarma, 2009:11)
o 2.6 Gunawan (2003:177-178)
o 2.7 Ennis
o 2.8 Scriven & Paul (1992)
o 2.9 Jensen (2011: 195)
o 2.10 Mertes (1991)
 3 Karakteristik Berpikir Kritis
o 3.1 Watak (dispositions)
o 3.2 Kriteria (criteria)
o 3.3 Argumen (argument)
o 3.4 Pertimbangan atau pemikiran (reasoning)
o 3.5 Sudut pandang (point of view)
o 3.6 Prosedur penerapan kriteria (procedures for applying criteria)
 4 Ciri-Ciri Berpikir Kritis
 5 Manfaat Berpikir Kritis
 6 Tujuan Berpikir Kritis
 7 Komponen Berpikir Kritis
o 7.1 Basic operations of reasoning
o 7.2 Domain-specific knowledge
o 7.3 Metakognitive knowledge
o 7.4 Values, beliefs and dispositions
 8 Indikator Berpikir Kritis
 9 Cara Berpikir Kritis

Pengertian Berpikir Kritis Secara Umum


Pengertian berpikir kritis adalah kemampuan seseorang dalam menganalisis ide atau
gagasan secara logis, reflektif, sistematis dan produktif untuk membantu membuat,
mengevaluasi serta mengambil keputusan tentang apa yang diyakini atau akan
dilakukan sehingga berhasil dalam memecahkan suatu masalah yang dihadapi.

Definisi berpikir kritis adalah konsep untuk merespon sebuah pemikiran atau teorema
yang kita terima. Respon tersebut melibatkan kemampuan untuk mengevaluasi secara
sistematis. Konsep ini telah dikembangkan sekitar 2500 tahun yang lalu.

Kemampuan berpikir kritis sangat diperlukan untuk menganalisis suatu permasalahan


hingga pada tahap pencarian solusi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

Pengertian Berpikir Kritis Menurut Para Ahli


Surya (2011:131)
Pengertian berpikir kritis menurut Surya adalah kegiatan yang aktif, gigih, dan
pertimbangan yang cermat mengenai sebuah keyakinan atau bentuk pengetahuan
apapun yang diterima dipandang dari berbagai sudut alasan yang mendukung dan
menyimpulkan.

Johnson (2010:100)
Pengertian berpikir kritis menurut Johnson adalah sebuah proses yang terorganisir dan
jelas yang digunakan dalam aktivitas mental seperti pemecahan masalah, pembuat
keputusan, menganalisis asumsi dan penemuan secara ilmiah.

Kurfiss (1988)
Pengertian berpikir kritis menurut Kurfiss adalah sebuah pengkajian yang tujuannya
untuk mengkaji sebuah situasi, fenomena, pertanyaan, atau masalah untuk
mendapatkan sebuah hipotesis atau kesimpulan yang mengintegrasikan semua
informasi yang tersedia sehingga dapat dijustifikasi dengan yakin.

Wijaya (2010:72)
Pengertian berpikir kritis menurut Wijaya adalah kegiatan menganalisis ide atau
gagasan ke arah yang lebih spesifik, membedakannya secara tajam, memilih,
mengidentifikasi, mengkaji dan mengembangkannya ke arah yang lebih sempurna.

Baca Juga : Pengertian Mindset

Seriven dan Paul (dalam Suwarma, 2009:11)


Pengertian berpikir kritis menurut Seriven dan Paul adalah sebuah proses intelektual
dengan melakukan pembuatan konsep, penerapan, melakukan sintesis, dan atau
mengevaluasi informasi yang diperoleh dari observasi, pengalaman, refleksi, pemikiran
atau komunikasi sebagai dasar untuk meyakini dan melakukan suatu tindakan.
Gunawan (2003:177-178)
Pengertian berpikir kritis menurut Gunawan adalah suatu kemampuan untuk berpikir
dengan secara kompleks yang menggunakan proses diantaranya analisis serta
evaluasi. Berpikir kritis ini juga melibatkan keahlian berpikir induktif (mengenali
permasalahan yang memiliki sifat terbuka, mengenali hubungan, mampu untuk
menemukan sebab serta akibat, membuat kesimpulan dengan data yang relevan.
Selain kealian berpikir induktif ini juga terdapat keahlian berpikir deduktif yaitu
kemampuan memecahkan masalah spasial, mampu untuk membedakan antara fakta
serta opini.

Ennis
Menurut Ennis yang dikutip oleh Alec Fisher, pengertian berpikir kritis adalah pemikiran
yang masuk akal serta reflektif yang berfokus dalam memutuskan apa yang mesti
dipercaya atau juga dilakukan. Dalam penalaran itu dibutuhkan kemampuan berpikir
kritis atau dengan kata lain kemampuan berpikir kritis ini merupakan bagian dari
penalaran.

Scriven & Paul (1992)


Pengertian berpikir kritis menurut Scriven & Paul adalah suatu proses intelektual yang
dengan aktif dan juga dengan terampil mengkonseptualisasi, menerapkan,
menganalisis, mensintesis, dan juga mengevaluasi informasi yang dikumpulkan atau
juga yang dihasilkan dari pengamatan, pengalaman, refleksi, penalaran, atau juga
komunikasi, untuk memandu keyakinan dan juga tindakan.

Jensen (2011: 195)


Pengertian berpikir kritis menurut Jensen adalah proses mental yang efektif serta
handal, digunakan dalam mengejar pengetahuan yang relevan dan juga benar
mengenai dunia.

Mertes (1991)
Pengertian berpikir kritis menurut Mertes adalah suatu proses yang sadar dan juga
sengaja yang digunakan untuk dapat menafsirkan serta juga mengevaluasi informasi
dan pengalaman dengan sejumlah sikap reflektif dan juga kemampuan yang memandu
keyakinan dan juga tindakan.

Karakteristik Berpikir Kritis


Menurut Beyer (dalam Surya, 2011:137), terdapat 8 (delapan) karakteristik atau ciri-ciri
berpikir kritis, diantaranya yaitu:

Baca Juga : Pengertian Kecerdasan


Watak (dispositions)
Seseorang yang memiliki keterampilan berpikir kritis memiliki sikap skeptis (tidak
mudah percaya), sangat terbuka, menghargai kejujuran, respek terhadap berbagai data
dan pendapat, respek terhadap kejelasan dan ketelitian, mencari pandangan lain yang
berbeda, dan akan berubah sikap ketika terdapat sebuah pendapat yang dianggapnya
baik.

Kriteria (criteria)
Dalam berpikir kritis harus memiliki sebuah kriteria atau patokan. Untuk sampai ke arah
sana maka harus menemukan sesuatu untuk diputuskan atau dipercayai. Meskipun
suatu argumen bisa disusun dari beberapa sumber pelajaran, namun akan memiliki
kriteria yang berbeda. Jika kita akan menerapkan standarisasi maka haruslah
berdasarkan pada relevansi, keakuratan fakta, berlandaskan sumber yang kredibel,
teliti, tidak bias, bebas dari logika yang keliru, logika yang konsisten, dan pertimbangan
yang matang.

Argumen (argument)
Argumen adalah pernyataan atau proposisi yang dilandasi oleh data-data. Tapi, secara
umum argumen diartikan sebagai alasan yang bisa digunakan untuk memperkuat atau
menolak suatu pendapat, pendirian atau gagasan. Keterampilan berpikir kritis meliputi
kegiatan pengenalan, penilaian, dan menyusun argumen.

Pertimbangan atau pemikiran (reasoning)


Ini merupakan kemampuan untuk merangkum kesimpulan dari satu atau beberapa
premis. Prosesnya akan meliputi kegiatan menguji hubungan antara beberapa
pernyataan atau data.

Sudut pandang (point of view)


Sudut pandang adalah cara memandang atau landasan yang digunakan untuk
menafsirkan sesuatu dan yang akan menentukan konstruksi makna. Seseorang yang
berpikir kritis akan memandang atau menafsirkan fenomena dari berbagai sudut
pandang yang berbeda.

Prosedur penerapan kriteria (procedures for applying


criteria)
Prosedur penerapan berpikir kritis sangat kompleks dan prosedural. Prosedur ini
meliputi merumuskan masalah, menentukan keputusan yang akan diambil, dan
mengindentifikasikan asumsi atau perkiraan.

Baca Juga : Pengertian Metode Pembelajaran


Ciri-Ciri Berpikir Kritis
Berikut ini ciri ciri berpikir kritis diantaranya yaitu:

 Mengenal dengan secara rinci bagian-bagian dari keseluruhan.


 Pandai dalam mendeteksi permasalahan.
 Mampu untuk membedakan ide yang relevan dengan ide yang tidak relevan.
 Mampu untuk membedakan mana fakta dengan diksi atau pendapat.
 Mampu untuk mengidentifikasi perbedaan-perbedaan atau juga kesenjangan informasi.
 Dapat membedakan argumentasi logis serta argumentasi tidak logis.
 Mampu untuk mengembangkan kriteria atau juga standar penilaian data.
 Suka mengumpulkan data untuk pembuktian faktual.
 Dapat membedakan diantara kritik membangun serta merusak.
 Mampu untuk mengidentifikasi pandangan perspektif yang bersifat ganda yang
berkaitan dengan data.
 Mampu untuk mengetes asumsi dengan cermat.
 Mampu untuk mengkaji ide yang bertentangan dengan peristiwa dalam lingkungan.
 Mampu untuk mengidentifikasi atribut-atribut manusia, tempat serta benda, seperti
dalam sifat, bentuk, wujud, dan lain sebagai.
 Mampu untuk mendaftar seluruh akibat yang mungkin akan terjadi atau alternatif
pemecahan terhadap masalah, ide, serta situasi.
 Mampu untuk membuat hubungan yang berurutan antara satu masalah dengan masalah
lainnya.
 Mampu untuk menarik kesimpulan generalisasi dari data yang sudah tersedia dengan
data yang diperoleh dari lapangan.
 Mampu untuk menggambarkan konklusi dengan cermat dari data yang tersedia.
 Mampu untuk membuat prediksi dari informasi yang tersedia.
 Dapat untuk membedakan konklusi yang salah dan tepat terhadap informasi yang
diterimanya.
 Mampu untuk menarik kesimpulan dari data yang telah ada dan terseleksi.

Manfaat Berpikir Kritis


Manfaat berpikir kritis diantaranya yaitu:

Baca Juga : Pengertian Persepsi

 Berpikir kritis mampu menyelesaikan masalah.


 Berpikir kritis dapat membantu dalam pengambilan keputusan.
 Berpikir kritis dapat membedakan antara fakta dan opini.
 Berpikir kritis dapat membantu untuk dapat tetap tenang sekalipun dalam masalah yang
sulit.

Tujuan Berpikir Kritis


Tujuan berpikir kritis adalah untuk dapat menguji suatu pendapat juga ide, termasuk
melakukan pertimbangan atau juga pemikiran yang didasarkan pada pendapat yang
diajukan. Biasanya pertimbangan tersebut didukung oleh adanya kriteria yang bisa
dipertanggungjawabkan.
Kemampuan berpikir kritis dapat mendorong seseorang menemukan ide-ide atau juga
pemikiran baru tentang suatu permasalahan dunia. Seseorang akan dilatih bagaimana
menyeleksi berbagai pendapat, sehingga bisa membedakan mana pendapat yang
relevan serta mana pendapat yang tidak relevan, mana pendapat yang benar dan mana
pendapat tidak benar. Dengan mengembangkan kemampuan berpikir kritis, seseorang
bisa membantu membuat kesimpulan dengan mempertimbangkan data serta fakta yang
terjadi di lapangan.

Komponen Berpikir Kritis


Menurut Seifert dan Hoffnung (dalam Desmita, 2010:154), ada empat komponen
berpikir kritis, diantaranya yaitu:

Basic operations of reasoning


Untuk berpikir secara kritis, seseorang memiliki kemampuan untuk menjelaskan,
menggeneralisasi, menarik kesimpulan deduktif dan merumuskan langkah logis lainnya
secara mental.

Domain-specific knowledge
Dalam menghadapi suatu masalah, seseorang harus mengetahui topik atau kontennya.
Untuk memecahkan suatu konflik pribadi, seseorang harus memiliki pengetahuan
tentang person dan dengan siapa yang memiliki konflik tersebut.

Metakognitive knowledge
Pemikiran kritis yang efektif mengharuskan seseorang untuk memonitor saat ia
mencoba untuk benar memahami suatu ide, menyadari kapan ia membutuhkan
informasi baru dan mereka-reka bagaimana ia bisa dengan mudah mengumpulkan dan
mempelajari informasi tersebut.

Values, beliefs and dispositions


Berpikir secara kritis berarti melakukan penilaian secara fair dan objektif. Ini berarti ada
semacam keyakinan pada diri bahwa pemikiran benar-benar mengarah pada solusi.
Selain itu, ini juga berarti ada semacam disposisi yang persisten dan reflektif ketika
berpikir.

Baca Juga : Pengertian Konsep Diri

Indikator Berpikir Kritis


Menurut Fisher dalam Rahmawati (2011:8), indikator kemampuan berpikir kritis
diantaranya yaitu:

 Mengidentifikasi unsur dalam kasus beralasan, terutama alasan dan kesimpulan.


 Mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi.
 Memperjelas dan menginterpretasikan pernyataan dan ide.
 Mengadili penerimaan, terutama kredibilitas dan klaim.
 Mengevaluasi argumen-argumen yang beragam jenisnya.
 Menganalisis, mengevaluasi dan menghasilkan penjelasan.
 Menganalisis, mengevaluasi dan membuat keputusan.
 Menyimpulkan.
 Menghasilkan argumen.

Sedangkan menurut Ennis dalam Maftukhin (2013:24), terdapat lima kelompok indikator
kemampuan berpikir kritis, diantaranya yaitu:

Klarifikasi Dasar (Elementary Clarification). Klarifikasi dasar terbagi menjadi tiga


indikator yaitu:

 Mengidentifikasi atau merumuskan pertanyaan


 Menganalisis argumen
 Bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi dan atau pertanyaan yang menantang.

Memberikan Alasan untuk Suatu Keputusan (The Basis for The Decision). Tahap
ini terbagi menjadi dua indikator yaitu

 Mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber


 Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi.

Menyimpulkan (Inference). Tahap menyimpulkan terdiri dari tiga indikator, diantaranya


yaitu

 Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi


 Membuat induksi dan mempertimbangkan hasil induksi
 Membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan.

Klarifikasi Lebih Lanjut (Advanced Clarification). Tahap ini terbagi menjadi dua
indikator yaitu

 Mengidentifikasikan istilah dan mempertimbangkan definisi


 Mengacu pada asumsi yang tidak dinyatakan.

Dugaan dan Keterpaduan (Supposition and Integration). Tahap ini terbagi menjadi dua
indikator, diantaranya yaitu

 Mempertimbangkan dan memikirkan secara logis premis, alasan, asumsi, posisi, dan
usulan lain yang tidak disetujui oleh mereka atau yang membuat mereka merasa ragu
tanpa membuat ketidaksepakatan atau keraguan itu mengganggu pikiran mereka.
 Menggabungkan kemampuan kemampuan lain dan disposisi dalam membuat dan
mempertahankan suatu keputusan.

Baca Juga : Pengertian Budi Pekerti


Cara Berpikir Kritis
Pada dasarnya, cara berpikir kritis berasal dari dalam diri seseorang. Dengan
mengembangkan cara berpikir kritis dapat membantu seseorang untuk dapat menjadi
pribadi yang tidak gegabah didalam mengambil keputusan juga mencari penyelesaian
pada suatu masalah. Berikut cara berpikir kritis:

 Selalu berpikir dengan kepala dingin.


 Tidak mendahulukan emosi dibandingkan logika.
 Selalu berpikir tentang seluruh kemungkinan yang terjadi.
 Selalu siap dengan apa yang harus dihadapi serta menanggung resikonya.
 Mengambil keputusan itu dengan berdasarkan data yang faktual serta bersifat fakta.

Demikian pembahasan tentang pengertian berpikir kritis, ciri ciri, manfaat, tujuan,
komponen, indikator dan cara berpikir kritis secara lengkap. Semoga bermanfaat dan
jangan lupa ikuti postingan lainnya, sampai jumpa

Pengertian Berpikir Kritis – Apa yang dimaksud dengan berpikir kritis? Agar lebih
memahaminya, kali ini kita akan membahas tentang pengertian berpikir kritis, ciri ciri,
manfaat, tujuan, komponen, indikator dan cara berpikir kritis secara lengkap.

Baca Juga : Pengertian Mind Mapping

Daftar Isi [hide]


 1 Pengertian Berpikir Kritis Secara Umum
 2 Pengertian Berpikir Kritis Menurut Para Ahli
o 2.1 Surya (2011:131)
o 2.2 Johnson (2010:100)
o 2.3 Kurfiss (1988)
o 2.4 Wijaya (2010:72)
o 2.5 Seriven dan Paul (dalam Suwarma, 2009:11)
o 2.6 Gunawan (2003:177-178)
o 2.7 Ennis
o 2.8 Scriven & Paul (1992)
o 2.9 Jensen (2011: 195)
o 2.10 Mertes (1991)
 3 Karakteristik Berpikir Kritis
o 3.1 Watak (dispositions)
o 3.2 Kriteria (criteria)
o 3.3 Argumen (argument)
o 3.4 Pertimbangan atau pemikiran (reasoning)
o 3.5 Sudut pandang (point of view)
o 3.6 Prosedur penerapan kriteria (procedures for applying criteria)
 4 Ciri-Ciri Berpikir Kritis
 5 Manfaat Berpikir Kritis
 6 Tujuan Berpikir Kritis
 7 Komponen Berpikir Kritis
o 7.1 Basic operations of reasoning
o 7.2 Domain-specific knowledge
o 7.3 Metakognitive knowledge
o 7.4 Values, beliefs and dispositions
 8 Indikator Berpikir Kritis
 9 Cara Berpikir Kritis
Pengertian Berpikir Kritis Secara Umum
Pengertian berpikir kritis adalah kemampuan seseorang dalam menganalisis ide atau
gagasan secara logis, reflektif, sistematis dan produktif untuk membantu membuat,
mengevaluasi serta mengambil keputusan tentang apa yang diyakini atau akan
dilakukan sehingga berhasil dalam memecahkan suatu masalah yang dihadapi.

Definisi berpikir kritis adalah konsep untuk merespon sebuah pemikiran atau teorema
yang kita terima. Respon tersebut melibatkan kemampuan untuk mengevaluasi secara
sistematis. Konsep ini telah dikembangkan sekitar 2500 tahun yang lalu.

Kemampuan berpikir kritis sangat diperlukan untuk menganalisis suatu permasalahan


hingga pada tahap pencarian solusi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

Pengertian Berpikir Kritis Menurut Para Ahli


Surya (2011:131)
Pengertian berpikir kritis menurut Surya adalah kegiatan yang aktif, gigih, dan
pertimbangan yang cermat mengenai sebuah keyakinan atau bentuk pengetahuan
apapun yang diterima dipandang dari berbagai sudut alasan yang mendukung dan
menyimpulkan.

Johnson (2010:100)
Pengertian berpikir kritis menurut Johnson adalah sebuah proses yang terorganisir dan
jelas yang digunakan dalam aktivitas mental seperti pemecahan masalah, pembuat
keputusan, menganalisis asumsi dan penemuan secara ilmiah.

Kurfiss (1988)
Pengertian berpikir kritis menurut Kurfiss adalah sebuah pengkajian yang tujuannya
untuk mengkaji sebuah situasi, fenomena, pertanyaan, atau masalah untuk
mendapatkan sebuah hipotesis atau kesimpulan yang mengintegrasikan semua
informasi yang tersedia sehingga dapat dijustifikasi dengan yakin.

Wijaya (2010:72)
Pengertian berpikir kritis menurut Wijaya adalah kegiatan menganalisis ide atau
gagasan ke arah yang lebih spesifik, membedakannya secara tajam, memilih,
mengidentifikasi, mengkaji dan mengembangkannya ke arah yang lebih sempurna.

Baca Juga : Pengertian Mindset

Seriven dan Paul (dalam Suwarma, 2009:11)


Pengertian berpikir kritis menurut Seriven dan Paul adalah sebuah proses intelektual
dengan melakukan pembuatan konsep, penerapan, melakukan sintesis, dan atau
mengevaluasi informasi yang diperoleh dari observasi, pengalaman, refleksi, pemikiran
atau komunikasi sebagai dasar untuk meyakini dan melakukan suatu tindakan.

Gunawan (2003:177-178)
Pengertian berpikir kritis menurut Gunawan adalah suatu kemampuan untuk berpikir
dengan secara kompleks yang menggunakan proses diantaranya analisis serta
evaluasi. Berpikir kritis ini juga melibatkan keahlian berpikir induktif (mengenali
permasalahan yang memiliki sifat terbuka, mengenali hubungan, mampu untuk
menemukan sebab serta akibat, membuat kesimpulan dengan data yang relevan.
Selain kealian berpikir induktif ini juga terdapat keahlian berpikir deduktif yaitu
kemampuan memecahkan masalah spasial, mampu untuk membedakan antara fakta
serta opini.

Ennis
Menurut Ennis yang dikutip oleh Alec Fisher, pengertian berpikir kritis adalah pemikiran
yang masuk akal serta reflektif yang berfokus dalam memutuskan apa yang mesti
dipercaya atau juga dilakukan. Dalam penalaran itu dibutuhkan kemampuan berpikir
kritis atau dengan kata lain kemampuan berpikir kritis ini merupakan bagian dari
penalaran.

Scriven & Paul (1992)


Pengertian berpikir kritis menurut Scriven & Paul adalah suatu proses intelektual yang
dengan aktif dan juga dengan terampil mengkonseptualisasi, menerapkan,
menganalisis, mensintesis, dan juga mengevaluasi informasi yang dikumpulkan atau
juga yang dihasilkan dari pengamatan, pengalaman, refleksi, penalaran, atau juga
komunikasi, untuk memandu keyakinan dan juga tindakan.

Jensen (2011: 195)


Pengertian berpikir kritis menurut Jensen adalah proses mental yang efektif serta
handal, digunakan dalam mengejar pengetahuan yang relevan dan juga benar
mengenai dunia.

Mertes (1991)
Pengertian berpikir kritis menurut Mertes adalah suatu proses yang sadar dan juga
sengaja yang digunakan untuk dapat menafsirkan serta juga mengevaluasi informasi
dan pengalaman dengan sejumlah sikap reflektif dan juga kemampuan yang memandu
keyakinan dan juga tindakan.

Karakteristik Berpikir Kritis


Menurut Beyer (dalam Surya, 2011:137), terdapat 8 (delapan) karakteristik atau ciri-ciri
berpikir kritis, diantaranya yaitu:

Baca Juga : Pengertian Kecerdasan

Watak (dispositions)
Seseorang yang memiliki keterampilan berpikir kritis memiliki sikap skeptis (tidak
mudah percaya), sangat terbuka, menghargai kejujuran, respek terhadap berbagai data
dan pendapat, respek terhadap kejelasan dan ketelitian, mencari pandangan lain yang
berbeda, dan akan berubah sikap ketika terdapat sebuah pendapat yang dianggapnya
baik.

Kriteria (criteria)
Dalam berpikir kritis harus memiliki sebuah kriteria atau patokan. Untuk sampai ke arah
sana maka harus menemukan sesuatu untuk diputuskan atau dipercayai. Meskipun
suatu argumen bisa disusun dari beberapa sumber pelajaran, namun akan memiliki
kriteria yang berbeda. Jika kita akan menerapkan standarisasi maka haruslah
berdasarkan pada relevansi, keakuratan fakta, berlandaskan sumber yang kredibel,
teliti, tidak bias, bebas dari logika yang keliru, logika yang konsisten, dan pertimbangan
yang matang.

Argumen (argument)
Argumen adalah pernyataan atau proposisi yang dilandasi oleh data-data. Tapi, secara
umum argumen diartikan sebagai alasan yang bisa digunakan untuk memperkuat atau
menolak suatu pendapat, pendirian atau gagasan. Keterampilan berpikir kritis meliputi
kegiatan pengenalan, penilaian, dan menyusun argumen.

Pertimbangan atau pemikiran (reasoning)


Ini merupakan kemampuan untuk merangkum kesimpulan dari satu atau beberapa
premis. Prosesnya akan meliputi kegiatan menguji hubungan antara beberapa
pernyataan atau data.

Sudut pandang (point of view)


Sudut pandang adalah cara memandang atau landasan yang digunakan untuk
menafsirkan sesuatu dan yang akan menentukan konstruksi makna. Seseorang yang
berpikir kritis akan memandang atau menafsirkan fenomena dari berbagai sudut
pandang yang berbeda.

Prosedur penerapan kriteria (procedures for applying


criteria)
Prosedur penerapan berpikir kritis sangat kompleks dan prosedural. Prosedur ini
meliputi merumuskan masalah, menentukan keputusan yang akan diambil, dan
mengindentifikasikan asumsi atau perkiraan.

Baca Juga : Pengertian Metode Pembelajaran

Ciri-Ciri Berpikir Kritis


Berikut ini ciri ciri berpikir kritis diantaranya yaitu:

 Mengenal dengan secara rinci bagian-bagian dari keseluruhan.


 Pandai dalam mendeteksi permasalahan.
 Mampu untuk membedakan ide yang relevan dengan ide yang tidak relevan.
 Mampu untuk membedakan mana fakta dengan diksi atau pendapat.
 Mampu untuk mengidentifikasi perbedaan-perbedaan atau juga kesenjangan informasi.
 Dapat membedakan argumentasi logis serta argumentasi tidak logis.
 Mampu untuk mengembangkan kriteria atau juga standar penilaian data.
 Suka mengumpulkan data untuk pembuktian faktual.
 Dapat membedakan diantara kritik membangun serta merusak.
 Mampu untuk mengidentifikasi pandangan perspektif yang bersifat ganda yang
berkaitan dengan data.
 Mampu untuk mengetes asumsi dengan cermat.
 Mampu untuk mengkaji ide yang bertentangan dengan peristiwa dalam lingkungan.
 Mampu untuk mengidentifikasi atribut-atribut manusia, tempat serta benda, seperti
dalam sifat, bentuk, wujud, dan lain sebagai.
 Mampu untuk mendaftar seluruh akibat yang mungkin akan terjadi atau alternatif
pemecahan terhadap masalah, ide, serta situasi.
 Mampu untuk membuat hubungan yang berurutan antara satu masalah dengan masalah
lainnya.
 Mampu untuk menarik kesimpulan generalisasi dari data yang sudah tersedia dengan
data yang diperoleh dari lapangan.
 Mampu untuk menggambarkan konklusi dengan cermat dari data yang tersedia.
 Mampu untuk membuat prediksi dari informasi yang tersedia.
 Dapat untuk membedakan konklusi yang salah dan tepat terhadap informasi yang
diterimanya.
 Mampu untuk menarik kesimpulan dari data yang telah ada dan terseleksi.

Manfaat Berpikir Kritis


Manfaat berpikir kritis diantaranya yaitu:

Baca Juga : Pengertian Persepsi


 Berpikir kritis mampu menyelesaikan masalah.
 Berpikir kritis dapat membantu dalam pengambilan keputusan.
 Berpikir kritis dapat membedakan antara fakta dan opini.
 Berpikir kritis dapat membantu untuk dapat tetap tenang sekalipun dalam masalah yang
sulit.

Tujuan Berpikir Kritis


Tujuan berpikir kritis adalah untuk dapat menguji suatu pendapat juga ide, termasuk
melakukan pertimbangan atau juga pemikiran yang didasarkan pada pendapat yang
diajukan. Biasanya pertimbangan tersebut didukung oleh adanya kriteria yang bisa
dipertanggungjawabkan.

Kemampuan berpikir kritis dapat mendorong seseorang menemukan ide-ide atau juga
pemikiran baru tentang suatu permasalahan dunia. Seseorang akan dilatih bagaimana
menyeleksi berbagai pendapat, sehingga bisa membedakan mana pendapat yang
relevan serta mana pendapat yang tidak relevan, mana pendapat yang benar dan mana
pendapat tidak benar. Dengan mengembangkan kemampuan berpikir kritis, seseorang
bisa membantu membuat kesimpulan dengan mempertimbangkan data serta fakta yang
terjadi di lapangan.

Komponen Berpikir Kritis


Menurut Seifert dan Hoffnung (dalam Desmita, 2010:154), ada empat komponen
berpikir kritis, diantaranya yaitu:

Basic operations of reasoning


Untuk berpikir secara kritis, seseorang memiliki kemampuan untuk menjelaskan,
menggeneralisasi, menarik kesimpulan deduktif dan merumuskan langkah logis lainnya
secara mental.

Domain-specific knowledge
Dalam menghadapi suatu masalah, seseorang harus mengetahui topik atau kontennya.
Untuk memecahkan suatu konflik pribadi, seseorang harus memiliki pengetahuan
tentang person dan dengan siapa yang memiliki konflik tersebut.

Metakognitive knowledge
Pemikiran kritis yang efektif mengharuskan seseorang untuk memonitor saat ia
mencoba untuk benar memahami suatu ide, menyadari kapan ia membutuhkan
informasi baru dan mereka-reka bagaimana ia bisa dengan mudah mengumpulkan dan
mempelajari informasi tersebut.

Values, beliefs and dispositions


Berpikir secara kritis berarti melakukan penilaian secara fair dan objektif. Ini berarti ada
semacam keyakinan pada diri bahwa pemikiran benar-benar mengarah pada solusi.
Selain itu, ini juga berarti ada semacam disposisi yang persisten dan reflektif ketika
berpikir.

Baca Juga : Pengertian Konsep Diri

Indikator Berpikir Kritis


Menurut Fisher dalam Rahmawati (2011:8), indikator kemampuan berpikir kritis
diantaranya yaitu:

 Mengidentifikasi unsur dalam kasus beralasan, terutama alasan dan kesimpulan.


 Mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi.
 Memperjelas dan menginterpretasikan pernyataan dan ide.
 Mengadili penerimaan, terutama kredibilitas dan klaim.
 Mengevaluasi argumen-argumen yang beragam jenisnya.
 Menganalisis, mengevaluasi dan menghasilkan penjelasan.
 Menganalisis, mengevaluasi dan membuat keputusan.
 Menyimpulkan.
 Menghasilkan argumen.

Sedangkan menurut Ennis dalam Maftukhin (2013:24), terdapat lima kelompok indikator
kemampuan berpikir kritis, diantaranya yaitu:

Klarifikasi Dasar (Elementary Clarification). Klarifikasi dasar terbagi menjadi tiga


indikator yaitu:

 Mengidentifikasi atau merumuskan pertanyaan


 Menganalisis argumen
 Bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi dan atau pertanyaan yang menantang.

Memberikan Alasan untuk Suatu Keputusan (The Basis for The Decision). Tahap
ini terbagi menjadi dua indikator yaitu

 Mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber


 Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi.

Menyimpulkan (Inference). Tahap menyimpulkan terdiri dari tiga indikator, diantaranya


yaitu

 Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi


 Membuat induksi dan mempertimbangkan hasil induksi
 Membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan.

Klarifikasi Lebih Lanjut (Advanced Clarification). Tahap ini terbagi menjadi dua
indikator yaitu
 Mengidentifikasikan istilah dan mempertimbangkan definisi
 Mengacu pada asumsi yang tidak dinyatakan.

Dugaan dan Keterpaduan (Supposition and Integration). Tahap ini terbagi menjadi dua
indikator, diantaranya yaitu

 Mempertimbangkan dan memikirkan secara logis premis, alasan, asumsi, posisi, dan
usulan lain yang tidak disetujui oleh mereka atau yang membuat mereka merasa ragu
tanpa membuat ketidaksepakatan atau keraguan itu mengganggu pikiran mereka.
 Menggabungkan kemampuan kemampuan lain dan disposisi dalam membuat dan
mempertahankan suatu keputusan.

Baca Juga : Pengertian Budi Pekerti

Cara Berpikir Kritis


Pada dasarnya, cara berpikir kritis berasal dari dalam diri seseorang. Dengan
mengembangkan cara berpikir kritis dapat membantu seseorang untuk dapat menjadi
pribadi yang tidak gegabah didalam mengambil keputusan juga mencari penyelesaian
pada suatu masalah. Berikut cara berpikir kritis:

 Selalu berpikir dengan kepala dingin.


 Tidak mendahulukan emosi dibandingkan logika.
 Selalu berpikir tentang seluruh kemungkinan yang terjadi.
 Selalu siap dengan apa yang harus dihadapi serta menanggung resikonya.
 Mengambil keputusan itu dengan berdasarkan data yang faktual serta bersifat fakta.

Demikian pembahasan tentang pengertian berpikir kritis, ciri ciri, manfaat, tujuan,
komponen, indikator dan cara berpikir kritis secara lengkap. Semoga bermanfaat dan
jangan lupa ikuti postingan lainnya, sampai jumpa

You might also like