Professional Documents
Culture Documents
In the Australian Curriculum, students develop capability in critical and creative thinking as they learn
to generate and evaluate knowledge, clarify concepts and ideas, seek possibilities, consider
alternatives and solve problems. Critical and creative thinking involves students thinking broadly and
deeply using skills, behaviours and dispositions such as reason, logic, resourcefulness, imagination
and innovation in all learning areas at school and in their lives beyond school.
Thinking that is productive, purposeful and intentional is at the centre of effective learning. By
applying a sequence of thinking skills, students develop an increasingly sophisticated understanding
of the processes they can use whenever they encounter problems, unfamiliar information and new
ideas. In addition, the progressive development of knowledge about thinking and the practice of
using thinking strategies can increase students’ motivation for, and management of, their own
learning. They become more confident and autonomous problem-solvers and thinkers.
Responding to the challenges of the twenty-first century – with its complex environmental, social and
economic pressures – requires young people to be creative, innovative, enterprising and adaptable,
with the motivation, confidence and skills to use critical and creative thinking purposefully.
This capability combines two types of thinking: critical thinking and creative thinking. Though the two
are not interchangeable, they are strongly linked, bringing complementary dimensions to thinking
and learning.
Critical thinking is at the core of most intellectual activity that involves students learning to recognise
or develop an argument, use evidence in support of that argument, draw reasoned conclusions, and
use information to solve problems. Examples of critical thinking skills are interpreting, analysing,
evaluating, explaining, sequencing, reasoning, comparing, questioning, inferring, hypothesising,
appraising, testing and generalising.
Creative thinking involves students learning to generate and apply new ideas in specific contexts,
seeing existing situations in a new way, identifying alternative explanations, and seeing or making
new links that generate a positive outcome. This includes combining parts to form something
original, sifting and refining ideas to discover possibilities, constructing theories and objects, and
acting on intuition. The products of creative endeavour can involve complex representations and
images, investigations and performances, digital and computer-generated output, or occur as virtual
reality.
Concept formation is the mental activity that helps us compare, contrast and classify ideas, objects,
and events. Concept learning can be concrete or abstract and is closely allied with metacognition.
What has been learnt can be applied to future examples. It underpins the organising elements.
Key ideas
The key ideas for Critical and Creative Thinking are organised into four interrelated elements in the
learning continuum, as shown in the figure below.
The elements are not a taxonomy of thinking. Rather, each makes its own contribution to learning
and needs to be explicitly and simultaneously developed.
pose questions
identify and clarify information and ideas
organise and process information.
Learning Continuum
Learning Continuum
pose questions to
critically analyse complex
issues and abstract ideas
Ajukan pertanyaan
berpose faktual dan
pertanyaan eksplorasi
berdasarkan pribadi
minat dan pengalaman
critical-thinking-5c762eae677ffb0dbe7f23f5.jpg
Definisi yang paling umum dari berfikir adalah berkembangnya ide dan konsep (Bochenski,
dalam Suriasumantri (ed), 1983:52) di dalam diri seseorang. Perkembangan ide dan konsep ini
berlangsung melalui proses penjalinan hubungan antara bagian-bagian informasi yang tersimpan
di dalam diri seseorang yang berupa pengertian-pengertian.
Pada umumnya ada 2 cara kita berpikir, yaitu Creative Thinking dan Critical Thinking. Creative
Thinking merupakan cara berpikir yang kreatif. Berpikir kreatif adalah proses berpikir yang
menghasilkan kreativitas. Kreativitas tidak selalu menghasilkan produk konkret, tetapi meliputi
seluruh aspek kehidupan, di antaranya berupa ide. Kreativitas sangat penting untuk menyiasati
segala keterbatasan yang kita miliki, memecahkan masalah pada berbagai aspek kehidupan,
sekaligus menghasilkan peluang atau karya baru untuk memudahkan kehidupan kita.
Critical Thinking (atau Berpikir Kritis) adalah sebuah kemampuan untuk berpikir jernih dan
rasional tentang apa yang harus dilakukan atau apa yang ingin diyakini sebagai kebenaran.
Nah, gaes kalian sudah bisa menemukan belum kalian termasuk kubu yang mana : Creative
Thinking atau Critical Thinking ?
CREATIVE &
CRITICAL THINKING
Halo Sob ! Kali ini saya mau share mata kuliah yang dulu sempat saya ambil di
Teknik Elektro ITS. Ini kuliahnya Bapak M.Nuh lho ! Kuliahnya sebenarnya sih
tentang Pra TA tapi mengingat beliau saat itu baru turun dari jabatan Menteri
Pendidikan alhasil kita banyak bahas hal hal lain. Nah sekarang saya akan ceritakan
sedikit tugas yang beliau minta yaitu tentang Creative & Critical Thinking. Enjoy ya !
CREATIVE THINKING
Hambatan Perseptual . Halangan yang mencegah kita melihat secara jelas masalah
atau informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Hambatan Emosional . Halangan yang timbul karena kurangnya pengendalian
emosional. Yang paling sering dijumpai adalah rasa takut.
Hambatan Kultural dan Lingkungan . Halangan yang ditimbulkan karena Budaya
Lingkungannya, serta kondisi dari sekitarnya.
Hambatan Ekspresi . Halangan yang timbul karena ketidak mampuan kita untuk
mengemukakan ide kita, semisal dikarenakan masalah “ bahasa “.
Nah, sekarang kita sudah tau apa sebenarnya berfikir secara kretif itu, apa keuntungan
dan hambatannya. Lalu apa yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan kemampuan
berfikir kreatif kita ? Tentunya banyak cara yang dapat dilakukan, penulis sendiri
merasa beberapa hal dibawah ini dapat menstimulus pemikiran kreatifmu untuk
semakin liar.
Critical Thinking
Apa sih critical thinking itu ? Apa bedanya dengan berfikir kreatif ? Nah pada
dasarnya, Critical thinking ini sifatnya jelas, berpikir beralasan / berbasis yang
melibatkan kritik. Rinciannya bervariasi antara mereka yang
mendefinisikannya. Selama proses berpikir kritis, ide harus beralasan , logis
dan dipikirkan dengan baik / dinilai.
Kemudian, apa guna berfikir secara kritis ini ? Baik ? Buruk ? Nah, tentunya
berfikir kritis dapat memberi dampak positif bagi diri kita antaranya :
Dapat berkomunikasi secara efektif dengan orang lain untuk mencari tahu solusi
pada suatu masalah yang kompleks.
Balik lagi ke kondisi perorangan, semua orang pasti merasakan halangan
atau hambatan nih buat berfikir secara kritis. Apa aja sih hambatannya ?
Kurangnya latar belakang informasi yang relevan. Ini yang sering terjadi di
diri kita, Suatu orang ataupun kelompok yang berharap untuk dapat berfikir
kritis terhadap suatu masalah tentunya harus mengetahui terlebih dahulu
mengenai masalah tersebut, sehingga kita bisa melihat masalah ini sebagai
suatu objek sistematis yang kemudian bisa dipecahkan atau diselesaikan
secara kritis. Maka dari itu, BELAJAR NAK !
Generalisasi dari pengamatan terlalu sedikit. Untuk hambatan yang satu
ini, kita harus membiasakan diri untuk memperluas pengetahuan kita
mengenai suatu hal. Dimana perlu diingat, segala sesuatu di dunia ini saling
berkaitan satu sama lain. Misal untuk suatu permasalahan teknis suatu alay
tentunya kita tidak hanya melihat dari sudut teknis saja, tetapi juga mengapati
fungsi guna, cara kerja, dan kebiasaan pengguna misalnya agar dapat
menyelesaikannya dengan optimal. Jadi, Jangan cuman belajar mata
kuliahmu bro ! Lihat lingkunganmu ! OJO APATIS ! ( pengalaman )
Ketidaktahuan dan kegagalan untuk menyelesaikan masalah. Balik lagi
ke masalah utamanya. Masalahnya ruwet ? Bingung ? Gatau mau di
gimanain ? Tentunya Problem solving skill ini sangat diperlukan dalam berfikir
kritis. Meningkatkannya ? Banyak salah satunya kuliah yang bener ! karena
belajar bukan hanya menambah ilmu, tapi juga mengubah pola pikir kita
secara tidak langsung ( sadar atau tidak mindset kamu akan terdoktrin oleh
lingkunganmu , katanya sih. )
Menerima otoritas tanpa pertanyaan ( tanpa latar belakang jelas ). Ini
termasuk golongan yes sir ! menurut pengamatan penulis sendiri sebagian
besar orang di indonesia seperti ini ( aku termasuk mungkin ). Entah langsung
atau tidak, kebiasaan ini sendiri mempengaruhi pola pikir kritis kita.
Attribution bias (atau melayani diri sendiri). SUBJEKTIF ! Selalu jadi
masalah untuk berfikir kritis. Mengingat hakikat awalnya, berfikir kritis =
berfikir secara logis, jelas, beralasan yang dapat dinilai, yang artinya kita
harus objektif dalam menyelesaikan masalah ini.
Hambatannya sudah, sekarang kalau mau menajamkan pola pikir kritis ini
gimana sih ? Berikut sedikit cara untuk meningkatkan pola pikir kritis kita,
antaranya :
Jangan mengambil informasi dari pihak lain, hingga kita sudah menyelidiki sendiri
kebenarannya
Berpikir bukanlah suatu hal yang instingtif atau naluriah tetapi merupakan aktivitas sadar
manusia. Dapat kita definisikan secara umum, berpikir adalah aktivitas akal budi yang
dilakukan secara sadar dengan suatu tujuan atau intensi tertentu. Berpikir juga sudah
menjadi bagian yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan kita sehari-hari. Kita berpikir saat
memutuskan barang apa yang akan kita beli di toko, kita berpikir saat melamun sambil
menunggu bus di halte, kita berpikir saat mencoba memecahkan ujian, kita berpikir saat
menulis, membaca buku, merencanakan liburan, atau mengkhawatirkan sesuatu. Kegiatan
berpikir juga melibatkan seluruh pribadi manusia dan juga melibatkan perasaan dan kehendak
manusia. Memikirkan sesuatu berarti mengarahkan diri pada obyek tertentu, menyadari
secara aktif dan menghadirkannya dalam pikiran kemudian mempunyai wawasan tentang
obyek tersebut.
BERPIKIR KRITIS
Berpikir kritis adalah cara berpikir dengan melihat apa yang kurang dan memberi
evaluasi terhadap hal itu. Dalam berpikir kritis dibutuhkan pikiran yang jernih dan rasional.
Seperti definisi yang diungkapkan oleh Robert H. Ennis (1962) dalam bukunya yang berjudul A
Concept of Critical Thinking, berpikir kritis adalah berpikir secara beralasan dan reflektif
dengan menekankan pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau
dilakukan. Seorang pemikir kritis mampu menyimpulkan dari apa yang diketahuinya, dan
mengetahui cara memanfaatkan informasi untuk memecahkan masalah, dan mencari sumber-
sumber informasi yang relevan. Berpikir kritis bersifat netral dan objektif. Pemikir kritis juga
mampu melakukan introspeksi tentang kemungkinan dalam gagasan dan alasan yang
dikemukakannya.
BERPIKIR KREATIF
Berpikir kreatif berarti dapat berpikir secara out of the box atau dalam kata lain
berpikir di luar dari biasanya. Berpikir kreatif juga berpikir tentang sesuatu yang baru,
sesuatu yang awalnya tidak ada menjadi ada, dengan cara menghasilkan ide-ide brilian yang
diupayakan agar menjadi wujud nyata. D.W. Mckinnon (1962) menyatakan, selain
menghasilkan sesuatu yang baru, seseorang baru bisa dikatakan berpikir secara kreatif apabila
memenuhi dua persyaratan, yaitu ; Pertama, sesuatu yang dihasilkannya harus dapat
memecahkan persoalan secara realistis. Kedua, pemikirannya harus murni berasal dari
pengetahuan atau pengertiannya sendiri, bukan jiplakan atau tiruan.
Adanya kebutuhan akan sesuatu menjadi faktor penting mengapa seseorang berpikir
secara kreatif. Selain itu, faktor lainnya adalah adanya keinginan yang muncul dari dalam diri
kita untuk mengkomunikasikan ide-ide dan memecahkan masalah tertentu. Dalam bukunya
yang berjudul The Art of Thinking : A Guide to Critical and Creative Thought, Ruggiero (2009)
menjabarkan beberapa karakteristik yang dimiliki orang kreatif, antara lain:
Orang yang kreatif adalah orang yang selalu dinamis. Orang yang kreatif memiliki rasa
ingin tahu yang besar. Orang kreatif juga lebih kaya kayak ide daripada orang pada biasanya.
Orang yang kreatif adalah orang yang memiliki banyak akal. Banyak akal berarti, dapat
berpikir dan bertindak secara efektif dan mengaktualisasikannya agar dapat memecahkan
suatu masalah.
Orang yang kreatif adalah orang yang bekerja keras. Seorang yang mampu berpikir
kreatif juga mampu memberikan komitmennya terhadap suatu hal.
Orang yang kreatif adalah orang yang independen. Orang yang kreatif biasanya akan
lebih berani untuk tampil beda, berani berbicara dan memiliki percaya diri yang tinggi.
Dapat kita simpulkan dari penguraian di atas, bahwa berpikir kritis dan kreatif adalah
cara berpikir seseorang yang melihat adanya kekurangan yang ada dan dapat menciptakan
sesuatu yang baru untuk mengatasi kekurangan itu sendiri.
Gambar 1.1
Gambar 1.2
Sumber :
http://psikologi.or.id
http://www.academia.edu
Gambar 1.1 : http://exercisesbest.us/
Gambar 1.2 : http://ikasmiffy14.wordpress.com/
Daftar Pustaka :
Ruggiero, Vincent Ryan. 2009. The Art of Thinking : A Guide to Critical and
Creative Thought, 9th Ed..Pearson Education.
What is creative and critical thinking?
Creative thinking is a way of looking at problems or situations from a fresh perspective
to conceive of something new or original. Critical thinking is the logical, sequential
disciplined process of rationalizing, analyzing, evaluating, and interpreting information to
make informed judgments and/or decisions.
Pengertian Berpikir Kritis – Apa yang dimaksud dengan berpikir kritis? Agar lebih
memahaminya, kali ini kita akan membahas tentang pengertian berpikir kritis, ciri ciri,
manfaat, tujuan, komponen, indikator dan cara berpikir kritis secara lengkap.
Definisi berpikir kritis adalah konsep untuk merespon sebuah pemikiran atau teorema
yang kita terima. Respon tersebut melibatkan kemampuan untuk mengevaluasi secara
sistematis. Konsep ini telah dikembangkan sekitar 2500 tahun yang lalu.
Johnson (2010:100)
Pengertian berpikir kritis menurut Johnson adalah sebuah proses yang terorganisir dan
jelas yang digunakan dalam aktivitas mental seperti pemecahan masalah, pembuat
keputusan, menganalisis asumsi dan penemuan secara ilmiah.
Kurfiss (1988)
Pengertian berpikir kritis menurut Kurfiss adalah sebuah pengkajian yang tujuannya
untuk mengkaji sebuah situasi, fenomena, pertanyaan, atau masalah untuk
mendapatkan sebuah hipotesis atau kesimpulan yang mengintegrasikan semua
informasi yang tersedia sehingga dapat dijustifikasi dengan yakin.
Wijaya (2010:72)
Pengertian berpikir kritis menurut Wijaya adalah kegiatan menganalisis ide atau
gagasan ke arah yang lebih spesifik, membedakannya secara tajam, memilih,
mengidentifikasi, mengkaji dan mengembangkannya ke arah yang lebih sempurna.
Ennis
Menurut Ennis yang dikutip oleh Alec Fisher, pengertian berpikir kritis adalah pemikiran
yang masuk akal serta reflektif yang berfokus dalam memutuskan apa yang mesti
dipercaya atau juga dilakukan. Dalam penalaran itu dibutuhkan kemampuan berpikir
kritis atau dengan kata lain kemampuan berpikir kritis ini merupakan bagian dari
penalaran.
Mertes (1991)
Pengertian berpikir kritis menurut Mertes adalah suatu proses yang sadar dan juga
sengaja yang digunakan untuk dapat menafsirkan serta juga mengevaluasi informasi
dan pengalaman dengan sejumlah sikap reflektif dan juga kemampuan yang memandu
keyakinan dan juga tindakan.
Kriteria (criteria)
Dalam berpikir kritis harus memiliki sebuah kriteria atau patokan. Untuk sampai ke arah
sana maka harus menemukan sesuatu untuk diputuskan atau dipercayai. Meskipun
suatu argumen bisa disusun dari beberapa sumber pelajaran, namun akan memiliki
kriteria yang berbeda. Jika kita akan menerapkan standarisasi maka haruslah
berdasarkan pada relevansi, keakuratan fakta, berlandaskan sumber yang kredibel,
teliti, tidak bias, bebas dari logika yang keliru, logika yang konsisten, dan pertimbangan
yang matang.
Argumen (argument)
Argumen adalah pernyataan atau proposisi yang dilandasi oleh data-data. Tapi, secara
umum argumen diartikan sebagai alasan yang bisa digunakan untuk memperkuat atau
menolak suatu pendapat, pendirian atau gagasan. Keterampilan berpikir kritis meliputi
kegiatan pengenalan, penilaian, dan menyusun argumen.
Domain-specific knowledge
Dalam menghadapi suatu masalah, seseorang harus mengetahui topik atau kontennya.
Untuk memecahkan suatu konflik pribadi, seseorang harus memiliki pengetahuan
tentang person dan dengan siapa yang memiliki konflik tersebut.
Metakognitive knowledge
Pemikiran kritis yang efektif mengharuskan seseorang untuk memonitor saat ia
mencoba untuk benar memahami suatu ide, menyadari kapan ia membutuhkan
informasi baru dan mereka-reka bagaimana ia bisa dengan mudah mengumpulkan dan
mempelajari informasi tersebut.
Sedangkan menurut Ennis dalam Maftukhin (2013:24), terdapat lima kelompok indikator
kemampuan berpikir kritis, diantaranya yaitu:
Memberikan Alasan untuk Suatu Keputusan (The Basis for The Decision). Tahap
ini terbagi menjadi dua indikator yaitu
Klarifikasi Lebih Lanjut (Advanced Clarification). Tahap ini terbagi menjadi dua
indikator yaitu
Dugaan dan Keterpaduan (Supposition and Integration). Tahap ini terbagi menjadi dua
indikator, diantaranya yaitu
Mempertimbangkan dan memikirkan secara logis premis, alasan, asumsi, posisi, dan
usulan lain yang tidak disetujui oleh mereka atau yang membuat mereka merasa ragu
tanpa membuat ketidaksepakatan atau keraguan itu mengganggu pikiran mereka.
Menggabungkan kemampuan kemampuan lain dan disposisi dalam membuat dan
mempertahankan suatu keputusan.
Demikian pembahasan tentang pengertian berpikir kritis, ciri ciri, manfaat, tujuan,
komponen, indikator dan cara berpikir kritis secara lengkap. Semoga bermanfaat dan
jangan lupa ikuti postingan lainnya, sampai jumpa
Pengertian Berpikir Kritis – Apa yang dimaksud dengan berpikir kritis? Agar lebih
memahaminya, kali ini kita akan membahas tentang pengertian berpikir kritis, ciri ciri,
manfaat, tujuan, komponen, indikator dan cara berpikir kritis secara lengkap.
Definisi berpikir kritis adalah konsep untuk merespon sebuah pemikiran atau teorema
yang kita terima. Respon tersebut melibatkan kemampuan untuk mengevaluasi secara
sistematis. Konsep ini telah dikembangkan sekitar 2500 tahun yang lalu.
Johnson (2010:100)
Pengertian berpikir kritis menurut Johnson adalah sebuah proses yang terorganisir dan
jelas yang digunakan dalam aktivitas mental seperti pemecahan masalah, pembuat
keputusan, menganalisis asumsi dan penemuan secara ilmiah.
Kurfiss (1988)
Pengertian berpikir kritis menurut Kurfiss adalah sebuah pengkajian yang tujuannya
untuk mengkaji sebuah situasi, fenomena, pertanyaan, atau masalah untuk
mendapatkan sebuah hipotesis atau kesimpulan yang mengintegrasikan semua
informasi yang tersedia sehingga dapat dijustifikasi dengan yakin.
Wijaya (2010:72)
Pengertian berpikir kritis menurut Wijaya adalah kegiatan menganalisis ide atau
gagasan ke arah yang lebih spesifik, membedakannya secara tajam, memilih,
mengidentifikasi, mengkaji dan mengembangkannya ke arah yang lebih sempurna.
Gunawan (2003:177-178)
Pengertian berpikir kritis menurut Gunawan adalah suatu kemampuan untuk berpikir
dengan secara kompleks yang menggunakan proses diantaranya analisis serta
evaluasi. Berpikir kritis ini juga melibatkan keahlian berpikir induktif (mengenali
permasalahan yang memiliki sifat terbuka, mengenali hubungan, mampu untuk
menemukan sebab serta akibat, membuat kesimpulan dengan data yang relevan.
Selain kealian berpikir induktif ini juga terdapat keahlian berpikir deduktif yaitu
kemampuan memecahkan masalah spasial, mampu untuk membedakan antara fakta
serta opini.
Ennis
Menurut Ennis yang dikutip oleh Alec Fisher, pengertian berpikir kritis adalah pemikiran
yang masuk akal serta reflektif yang berfokus dalam memutuskan apa yang mesti
dipercaya atau juga dilakukan. Dalam penalaran itu dibutuhkan kemampuan berpikir
kritis atau dengan kata lain kemampuan berpikir kritis ini merupakan bagian dari
penalaran.
Mertes (1991)
Pengertian berpikir kritis menurut Mertes adalah suatu proses yang sadar dan juga
sengaja yang digunakan untuk dapat menafsirkan serta juga mengevaluasi informasi
dan pengalaman dengan sejumlah sikap reflektif dan juga kemampuan yang memandu
keyakinan dan juga tindakan.
Watak (dispositions)
Seseorang yang memiliki keterampilan berpikir kritis memiliki sikap skeptis (tidak
mudah percaya), sangat terbuka, menghargai kejujuran, respek terhadap berbagai data
dan pendapat, respek terhadap kejelasan dan ketelitian, mencari pandangan lain yang
berbeda, dan akan berubah sikap ketika terdapat sebuah pendapat yang dianggapnya
baik.
Kriteria (criteria)
Dalam berpikir kritis harus memiliki sebuah kriteria atau patokan. Untuk sampai ke arah
sana maka harus menemukan sesuatu untuk diputuskan atau dipercayai. Meskipun
suatu argumen bisa disusun dari beberapa sumber pelajaran, namun akan memiliki
kriteria yang berbeda. Jika kita akan menerapkan standarisasi maka haruslah
berdasarkan pada relevansi, keakuratan fakta, berlandaskan sumber yang kredibel,
teliti, tidak bias, bebas dari logika yang keliru, logika yang konsisten, dan pertimbangan
yang matang.
Argumen (argument)
Argumen adalah pernyataan atau proposisi yang dilandasi oleh data-data. Tapi, secara
umum argumen diartikan sebagai alasan yang bisa digunakan untuk memperkuat atau
menolak suatu pendapat, pendirian atau gagasan. Keterampilan berpikir kritis meliputi
kegiatan pengenalan, penilaian, dan menyusun argumen.
Kemampuan berpikir kritis dapat mendorong seseorang menemukan ide-ide atau juga
pemikiran baru tentang suatu permasalahan dunia. Seseorang akan dilatih bagaimana
menyeleksi berbagai pendapat, sehingga bisa membedakan mana pendapat yang
relevan serta mana pendapat yang tidak relevan, mana pendapat yang benar dan mana
pendapat tidak benar. Dengan mengembangkan kemampuan berpikir kritis, seseorang
bisa membantu membuat kesimpulan dengan mempertimbangkan data serta fakta yang
terjadi di lapangan.
Domain-specific knowledge
Dalam menghadapi suatu masalah, seseorang harus mengetahui topik atau kontennya.
Untuk memecahkan suatu konflik pribadi, seseorang harus memiliki pengetahuan
tentang person dan dengan siapa yang memiliki konflik tersebut.
Metakognitive knowledge
Pemikiran kritis yang efektif mengharuskan seseorang untuk memonitor saat ia
mencoba untuk benar memahami suatu ide, menyadari kapan ia membutuhkan
informasi baru dan mereka-reka bagaimana ia bisa dengan mudah mengumpulkan dan
mempelajari informasi tersebut.
Sedangkan menurut Ennis dalam Maftukhin (2013:24), terdapat lima kelompok indikator
kemampuan berpikir kritis, diantaranya yaitu:
Memberikan Alasan untuk Suatu Keputusan (The Basis for The Decision). Tahap
ini terbagi menjadi dua indikator yaitu
Klarifikasi Lebih Lanjut (Advanced Clarification). Tahap ini terbagi menjadi dua
indikator yaitu
Mengidentifikasikan istilah dan mempertimbangkan definisi
Mengacu pada asumsi yang tidak dinyatakan.
Dugaan dan Keterpaduan (Supposition and Integration). Tahap ini terbagi menjadi dua
indikator, diantaranya yaitu
Mempertimbangkan dan memikirkan secara logis premis, alasan, asumsi, posisi, dan
usulan lain yang tidak disetujui oleh mereka atau yang membuat mereka merasa ragu
tanpa membuat ketidaksepakatan atau keraguan itu mengganggu pikiran mereka.
Menggabungkan kemampuan kemampuan lain dan disposisi dalam membuat dan
mempertahankan suatu keputusan.
Demikian pembahasan tentang pengertian berpikir kritis, ciri ciri, manfaat, tujuan,
komponen, indikator dan cara berpikir kritis secara lengkap. Semoga bermanfaat dan
jangan lupa ikuti postingan lainnya, sampai jumpa