You are on page 1of 18

JURNAL SELAT

Volume. 6 Nomor. 1, Oktober 2018. p - 2354-8649 I e - 2579-5767


Open Access at: http://ojs.umrah.ac.id/index.php/selat
DOI: https://doi.org/10.31629/selat.v6i1.809
KEPASTIAN HUKUM SURAT KETERANGAN WARIS SEBAGAI
PERSYARATAN PENGAMBILAN JAMINAN KREDIT

Aden Ahmad, Sihabudin & Siti Hamidah


Program Studi Magister Kenotariatan, Fakultas Hukum Universitas Brawijaya
Jalan Abdul Muis 52-56A, Jakarta, 10160,
Email: aden_mifa@yahoo.com

Abstract
The purpose of writing is to analyze the legal certainty of inheritance certificate made according to the
classification of the population as a requirement to collect credit guarantees. The method used in writing is a
qualitative method with a normative approach. The existence of the provisions of classification of the population
as the provisions of Article 131 and 163 Indische Staatregeling can not provide legal certainty in the
manufacture of inheritance information used as a condition of collateral credit collection, because in practice
there is a bank requesting an inheritance certificate must be made by Notary, although the concerned group
indigenous. Actually, Article 15 paragraph (1) of the Notary’s Office Law 2014 does not clearly mention the
authority of Notary to make an inheritance certificate, but the bank prefers certificate of inheritance must be
made by Notary, in consideration because the certificate of inheritance made by Notary has more strong
evidentiary power. This is because every deed made by a Notary has external, formal and material
authentication power. It should be noted that after Indonesia Merdeka, the practice of making an inheritance
certificate based on occupation class need not exist anymore, because it is contradictory to Law Number 40
Year 2008, because it is a criminal act as well as racist, and violates the principles of Human Rights. Thus, the
rule of law in the production of evidence as heirs that still have to be based on ethnicity and the institutions that
make it different must be immediately terminated, in addition there is no legal consequence whatsoever with
the existence of the heterogeneity of the evidence of this ethnic heir.
Keywords: Legal certainty, Inheritance certificate, Population group, Collection of credit guarantee.

Abstrak
Tujuan penulisan adalah untuk menganalisis kepastian hukum surat keterangan waris yang dibuat menurut
penggolongan penduduk sebagai persyaratan pengambilan jaminan kredit. Metode yang digunakan dalam
penulisan adalah metode kualitatif dengan pendekatan normatif. Adanya ketentuan penggolongan penduduk
seperti ketentuan Pasal 131 dan 163 Indische Staatregeling tidak dapat memberikan kepastian hukum dalam
pembuatan keterangan waris yang digunakan sebagai syarat pengambilan jaminan kredit, karena dalam
praktiknya ada pihak bank yang meminta surat keterangan waris harus dibuat oleh Notaris, walaupun yang
bersangkutan termasuk golongan pribumi. Sebenarnya Pasal 15 ayat (1) UUJN 2014 tidak secara jelas
menyebutkan kewenangan Notaris untuk membuat surat keterangan waris, namun pihak bank lebih memilih
surat keterangan waris harus dibuat oleh Notaris, dengan pertimbangan karena surat keterangan waris yang
dibuat oleh Notaris lebih memiliki kekuatan pembuktian yang kuat. Hal ini karena setiap akta yang dibuat oleh
Notaris memiliki kekuatan pembuktian lahiriah, formal dan material. Perlu diperhatikan bahwa setelah
Indonesia Merdeka, mestinya praktik pembuatan surat keterangan waris berdasarkan golongan pendudukan
tidak perlu ada lagi, karena hal tersebut bertentangan dengan UU Nomor 40 Tahun 2008, karena hal tersebut
merupakan tindakan dikriminatif sekaligus rasialis, dan melanggar prinsip-prinsip Hak Azasi Manusia. Dengan
demikian, aturan hukum dalam pembuatan bukti sebagai ahli waris yang masih harus berdasarkan etnis dan
institusi yang membuatnya berbeda harus segera diakhiri, di samping itu tidak ada akibat hukum apapun
dengan adanya pembedaan bukti ahli waris berdasarkan etnis ini.
Kata kunci: Kepastian hukum, Surat keterangan waris, Golongan penduduk, Pengambilan jaminan kredit
20 Aden Ahmad dkk, Kepastian Hukum Surat Keterangan Waris…..

I. Pendahuluan Apabila kreditor dan debitor telah membuat


Pemberian utang atau kredit oleh kreditor perjanjian, maka lahirlah hak dan kewajiban diantara
dalam kedudukannya sebagai orang perseorangan kedua belah pihak. Kreditor berkewajiban
maupun badan hukum kepada debitor, sudah lazim menyerahkan uang yang diperjanjikan dengan hak
terjadi dalam kehidupan masyarakat. Pada jaman untuk menerima kembali uang tersebut dari debitor
sekarang ini jarang menemukan seorang pengusaha tepat pada waktunya disertai bunga dan biaya.1
yang tidak menggunakan fasilitas utang (pinjaman Hak dan kewajiban debitor dalam perjanjian
atau kredit) dalam bentuk utang jangka pendek, pinjam meminjam uang atau perjanjian kredit bersifat
jangka menengah maupun utang jangka panjang. timbal balik dengan hak dan kewajiban kreditor. Bagi
Bank dan lembaga keuangan (bukan bank) Perbankan pemberian kredit kepada dunia usaha
lainnya dalam menyalurkan dana pinjaman kepada selalu mengandung resiko, namun selama kedua
masyarakat akan mendapatkan konpensasi dalam belah pihak melaksanakan hak dan kewajibannya
bentuk bunga pinjaman, provisi dan pendapatan dengan baik maka tidak akan terjadi perselisihan.
lainnya, yangmana kesemuanya itu merupakan Oleh karenanya untuk mengamankan pengembalian
pendapatan. Karena dana yang disalurkan adalah dana yang disalurkan perlu dilakukan pengikatan
dana masyarakat, maka didalam menyalurkan jaminan. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
dananya kepada masyarakat selalu menggunakan (KUHPerdata) telah memberikan pengaman kepada
prinsip kehati-hatiannya. kreditor dalam menyalurkan kredit kepada debitor,
Pada umumnya bank atau lembaga bukan yakni dengan memberikan jaminan khusus Jaminan
bank laninya tidak akan berani memberikan kredit khusus berupa kebendaan yang diminta oleh bank
yang sumbernya dari dana masyarakat kepada dalam penyaluran kredit merupakan realisasi dari
masyarakat yang membutuhkannya tanpa adanya prinsip kehati-hatian perbankan (Prudential banking
jaminan (collateral). Adapun peranan penting dari principle).2
jaminan tersebut adalah guna memberikan hak dan Penyerahan jaminan oleh debitor kepada
kekuasaan kepada bank selaku kreditor untuk kreditor (bank) merupakan bentuk pemberian
mendapatkan pelunasan dengan barang-barang jaminan debitor kepada kreditor bahwa debitor
jaminan tersebut, apabila pihak peminjam (debitor) sanggup melunasi utangnya kepada kreditor, dan
cidera janji tidak membayar kembali hutangnya pada merupakan upaya perlindungan hukum bagi kreditor
waktu yang telah ditetapkan dalam perjanjian. Hal itu apabila debitor cidera janji tidak melunasi utang
mungkin saja terjadi, karena tidak semua nasabah
yang mendapatkan pinjaman dari bank dapat
menggunakan dananya dengan benar dan berhasil.

1 Ahmad Yani &Gunawan Wijaya, Seri Hukum Bisnis./Jaminan Fidusia, Radja Grailndo Perkasa, Jakarta, 2000, hlm 2.
2 Muhamad Djumhana, Hukum Perbankan di Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1993, hlm. 14.
JURNAL SELAT 21
Volume. 6 Nomor. 1, Oktoberi 2018. Halaman 19-36

tersebut pada waktunya, sehingga kreditor dapat otentik seperti yang dibuat oleh Notaris. Keterangan
menggunakan jaminan yang diberikan debitor waris bawah tangan biasanya dibuat oleh RT, RW,
tersebut sebagai alternatif lain sebagai sumber Kelurahan hingga Kecamatan, sedangkan surat
pelunasan utangnya. keterangan waris dalam bentuk otentik dapat dibuat
Sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 1131 oleh Notaris.
KUH Perdata yakni, sebagai berikut: “Segala Di Indonesia, pemberian Surat Keterangan
kebendaan si berutang, baik yang bergerak maupun Waris diatur secara berbeda berdasarkan golongan
yang tak bergerak, baik yang sudah ada maupun penduduk. Hal ini seperti surat Mahkamah Agung
yang baru akan ada di kemudian hari, menjadi Republik Indonesia tanggal 8 Mei 1991 Nomor
tanggungan untuk segala perikatan perseorangan”. MA/Kumdil/171/V/K/1991 yang ditujukan kepada
Apabila si berhutang meninggal dunia, maka Mahkamah Agung Republik Indonesia tanggal 25
tanggung jawab terkait dengan perjanjian utang Maret 1991 Nomor KMA/041/III/1991, telah
tersebut berpindah kepada ahli warisnya. menunjuk Surat Edaran tanggal 20 Desember 1969
Terkait dengan waris tidak dapat dilepaskan Nomor Dpt/12/63/12/69 yang diterbitkan oleh
dari persoalan bukti sebagai ahli waris. Bukti sebagai Direktorat Jenderal Agraria Direktorat Pendaftaran
ahli waris yang dimaksud dalam hal ini ialah Tanah (Kadaster) di Jakarta, yang menyatakan
keterangan atau surat waris. Keberadaan ahli waris bahwa guna keseragaman dan berpokok pangkal
sangat penting dalam hal pewarisan, dalam praktik dari penggolangan penduduk yang pernah dikenal
untuk membuktikan kedudukan seseorang sebagai sejak sebelum kemerdekaan, hendaknya keterangan
ahli waris diperlukan suatu dokumen yang hak waris untuk warga negara Indonesia juga
berkedudukan sebagai alat bukti yang dapat diterbitkan berdasarkan penggolangan tersebut.
membuktikan kedudukan tersebut. Dalam kontek Pembuktian kedudukan seseorang sebagai
hukum perdata, termasuk hukum waris, bukti surat ahli waris bagi golongan Eropa, Cina atau Tionghoa,
akan menjadi bukti yang penting dan utama Timur Asing (kecuali orang Arab yang beragama
dibandingkan alat bukti lain. Islam), digunakan Surat Keterangan Waris yang
Surat keterangan waris tersebut juga dapat dibuat oleh Notaris, dalam bentuk Surat Keterangan.
digunakan untuk alas hak bagi seseorang (ahli waris) Golongan Timur Asing (bukan Cina/Tionghoa),
untuk mengurus hak-haknya dalam suatu perjanjian selama ini pembuktian mereka sebagai ahli waris
kredit perbankan, termasuk pengambilan jaminan berdasarkan Surat Keterangan Waris yang dibuat
kredit, yang telah dulu pernah digunakan oleh orang oleh Balai Harta Peninggalan (selanjutnya disebut
tua atau saudaranya untuk mengambil kredit pada BHP). Golongan Pribumi (Bumiputera), selama ini
suatu bank. pembuktian mereka sebagai ahli waris berdasarkan
Dalam praktinya Surat Keterangan Waris Surat Keterangan Waris yang dibuat di bawah
dapat berupa surat keterangan waris di bawah tangan, bermeterai,
tangan atau surat keterangan dalam bentuk akta
22 Aden Ahmad dkk, Kepastian Hukum Surat Keterangan Waris…..

oleh para ahli waris sendiri dan diketahui atau Nikah; (h) asli Surat Cerai (kondisi khusus); (i)
dibenarkan oleh Lurah dan Camat sesuai dengan asli Akta Waris Debitur; (j) asli Surat Kuasa Ahli
tempat tinggal terakhir pewaris. Golongan Eropa, Waris (Notaril); (k) asli Surat Pernyataan Ahli
Cina atau Tionghoa, Timur Asing (kecuali orang Arab Waris (standar bank).
yang beragama Islam), selama ini pembuktian Sesuai ketentuan angka 4 huruf (j) di atas
sebagai ahli waris berdasarkan Surat Keterangan bahwa Surat Kuasa Ahlli Waris atau Surat
Waris yang dibuat oleh Notaris, dalam bentuk Surat Keterangan Waris untuk mengambil jaminan kredit di
Keterangan. Bank CIMB Niaga harus dibuat oleh Notaris. Praktik
Walaupun ada ketentuan bagi penduduk seperti ini, dilihat dari ketentuan hukum yang berlaku
pribumi cukup menggunakan Surat Keterangan di Indonesia jelas bertentangan dengan surat
Waris yang dibuat di bawah tangan, namun Mahkamah Agung Republik Indonesia tanggal 8 Mei
kenyataannya seringkali pihak yang berkepentingan 1991 Nomor MA/Kumdil/171/V/K/1991 tentang Surat
meminta Surat Keterangan Waris tersebut dibuat Keterangan Waris harus diterbitkan berdasarkan
oleh Notaris. Hal ini seperti ketentuan yang berlaku penggolangan penduduk, untuk golongan pribumi
di Bank CIMB Niaga bahwa persyaratan cukup dibuat oleh RT, RW, Kelurahan hingga
pengambilan jaminan lunas kredit diatur sebagai Kecamatan.
berikut: Adanya perbedaan penafsiran praktik
1) Debitur langsung: (a) asli KTP, atau (2) asli hukum seperti di atas, menandakan telah terjadi
passport dan KITAP/KITAS asli (WNA); ketidakpastian hukum dalam dunia perbankan terkait
2) Surat Kuasi Notaril: (a) asli Surat Kuasa Akta dengan Surat Keterangan Waris sebagai persyaratan
Notaril; (b) asli KTP/passport pemberi kuasa pengambilan jaminan kredit oleh ahli waris debitur.
atau copy legalisir notaris; (c) asli KTP/passport Pihak bank meminta Surat Keterangan Waris dibuat
penerima kuasa; oleh Notaris, karena bank menginginkan surat
3) Surat Kuasa Debitur Domisili di Luar Negeri: (a) tersebut berupa akta otentik (notariil) untuk
asli Surat Kuasa yang dibuat di hadapan Public mencegah risiko sebagai bentuk sikap kehati-hatian
Notary; (b) asli Surat Kuasa legalisir dari bank dalam upaya self regulatory banking dan
Kedusbes/Konjen; (c) copy KTP/passport prudential banking principle.
pemberi kuasa legalisir Surat Keterangan Waris yang dibuat oleh
Kedusbes/Konjen/Notaris; (d) asli Notaris berlangsung hingga saat telah berlakunya
KTP/passport pemberi kuasa; Undang-Undang Jabatan Notaris (UUJN). UUJN
4) Debitur meninggal: (a) asli KTP/passport merupakan peraturan perundang-undangan utama
debitur (jika ada); (b) asli KTP/passport para yang mengatur mengenai Jabatan Notaris. UUJN
ahli waris; (c) asli Kartu Keluarga; (d) asli menentukan sejumlah kewenangan Notaris, dalam
KITAP/KITAS (WNA); (e) asli Akta Kelahiran; (f) Pasal 15 ayat (1) UUJN diatur kewenangan umum
asli Surat Kematian debitur; (g) asli Surak Notaris sebagai berikut: Notaris berwenang
JURNAL SELAT 23
Volume. 6 Nomor. 1, Oktoberi 2018. Halaman 19-36

membuat Akta autentik mengenai semua perbuatan, Pasal 15 ayat (1) dan (2) UUJN jika
perjanjian, dan penetapan yang diharuskan oleh dicermati tidak mengatur secara eksplisit mengenai
peraturan perundang-undangan dan/atau yang kewenangan Notaris untuk membuat Surat
dikehendaki oleh yang berkepentingan untuk Keterangan Waris, termasuk pula mengenai sifat dari
dinyatakan dalam Akta autentik, menjamin kepastian Surat Keterangan Waris, tidak terdapat penjelasan
tanggal pembuatan Akta, menyimpan Akta, apakah termasuk sebagai akta otentik ataukah surat
memberikan grosse, salinan dan kutipan Akta, di bawah tangan.
semuanya itu sepanjang pembuatan Akta itu tidak Berkaitan dengan latar belakang,
juga ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat kewenangan Notaris dalam membuat Surat
lain atau orang lain yang ditetapkan oleh undang- Kewenangan Waris, dan fungsi Surat Kewenangan
undang. Waris sebagai alat bukti, penulis ingin meneliti
Kewenangan umum Notaris sebagaimana dengan mengambil judul “Kepastian Hukum Surat
dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) UUJN, dalam Keterangan Waris Sebagai Persyaratan
Pasal 15 ayat (2) UUJN ditentukan kewenangan lain Pengambilan Jaminan Kredit”.
dari Notaris sebagai berikut : Berdasarkan latar belakang di atas, maka
Selain kewenangan sebagaimana permasalalahan yang diangkat pada tulisan ini dapat
dimaksud pada ayat (1), Notaris berwenang pula: dirumuskan sebagai berikut: Apakah dengan adanya
a) mengesahkan tanda tangan dan penggolongan penduduk dapat memberikan
menetapkan kepastian tanggal surat di kepastian hukum dalam pembuatan keterangan
bawah tangan dengan mendaftar dalam waris yang digunakan sebagai syarat pengambilan
buku khusus; jaminan kredit?
b) membukukan surat di bawah tangan Metode yang digunakan dalam penulisan ini
dengan mendaftar dalam buku khusus; adalah metode kualitatif dengan pendekatan
c) membuat kopi dari asli surat di bawah normatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode
tangan berupa salinan yang memuat uraian penelitian yang digunakan untuk meneliti pada
sebagaimana ditulis dan digambarkan kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah
dalam surat yang bersangkutan; sebagai intsrumen kunci, teknik pengumpulan data
d) melakukan pengesahan kecocokan fotokopi dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis
dengan surat aslinya; data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif
e) memberikan penyuluhan hukum lebih menekankan makna dari pada generalisasi.3
sehubungan dengan pembuatan Akta; Sedangkan pendekatan normatif adalah penelitian
f) membuat Akta yang berkaitan dengan yang mengkaji kepustakaan atau studi dokumen,
pertanahan; atau karena penelitian ini lebih banyak akan dilakukan
g) membuat Akta risalah lelang. melalui studi kepustakaan atau lebih

3 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Alfabeta, Bandung, 2010, hlm. 1.


24 Aden Ahmad dkk, Kepastian Hukum Surat Keterangan Waris…..

dikenal dengan studi pada data sekunder.4 terdaftar atau bersertipikat. Namun secara umum
ketentuan peraturan perundang-undangan yang
II. Pembahasan mengatur tentang kewenangan pejabat dan tata
2.1. Kekuatan Pembuktian Keterangan Waris cara serta bentuk pembuatan dan format Surat
Berdasarkan Penggolongan Penduduk untuk Keterangan Ahli Waris bagi golongan Bumiputera
Pengambilan Jaminan Kredit belum ada sama sekali.
Surat keterangan ahli waris berfungsi untuk Pasal 111 ayat (1) huruf c Peraturan
membuktikan siapa-siapa saja yang berhak atas ahli Menteri Agraria / Kepala Badan Pertanahan
waris yang ditinggalkan oleh seseorang yang telah Nasional No.3 Tahun 1997 tentang Ketentuan
meninggal (pewaris) yang menjadi dasar atas Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun
pembagian harta warisan baik atas siapa yang 1997 tentang Pendaftaran Tanah yang memuat
berhak dan / atau berapa jumlah bagian yang berhak ketentuan pedoman pembuatan Surat Keterangan
dimiliki oleh ahli waris baik berdasarkan legitime Ahli Waris dalam hal pelaksanaan pengalihan hak
portie dan/atau berdasarkan wasiat.5 Dalam praktek atas tanah yang menyebutkan bahwa, Surat tanda
pembuatan surat keterangan ahli waris dilakukan bukti sebagai ahli waris dapat berupa :
oleh pejabat yang berbeda yang didasarkan pada 1. Wasiat dari pewaris
golongan penduduk. Ada tiga pejabat yang 2. Putusan pengadilan
berwenang membuat surat keterangan ahli waris, 3. Penetapan hakim / ketua pengadilan
yakni notaris bagi Golongan Tionghoa, Balai Harta 4. Bagi warga negara Indonesia penduduk asli
Peninggalan (BHP) bagi golongan Timur Asing non (pribumi), surat keterangan ahli waris yang
Tionghoa atau dibuat sendiri oleh ahli waris di atas dibuat oleh para ahli waris dengan disaksikan
kertas dengan disaksikan oleh Lurah/Kepala Desa oleh 2 (dua) orang saksi dan dikuatkan oleh
dan dikuatkan oleh Camat bagi golongan WNI kepala desa / kelurahan dan camat tempat
Bumiputera. tinggal pewaris pada waktu meninggal dunia.
Di dalam Peraturan Menteri Agraria / Bagi warga negara Indonesia keturunan
Kepala Badan Pertanahan Nasional No.3 Tahun Tionghoa akta keterangan hak mewaris
1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan dibuat oleh notaris dan bagi warga negara
Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Indonesia keturunan timur asing lainnya
Tanah ada termuat ketentuan yang dapat dijadikan surat keterangan waris dari Balai Harta
pedoman bagi pembuatan Surat Keterangan Ahli Peninggalan.6
Waris namun khusus yang berhubungan dengan
barang tidak bergerak berupa tanah yang telah

4 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, Suatu Tinjauan Singkat, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2006,
hlm. 13 -14
5 Herlien Budiono, Kumpulan Tulisan Hukum Perdata di Bidang Kenotariatan, Buku Kedua, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2013, hlm.
84
6 Zainuddin Ali, Pelaksanaan Surat Keterangan Hak Waris bagi Golongan Penduduk di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 2011.
hlm.39
JURNAL SELAT 25
Volume. 6 Nomor. 1, Oktoberi 2018. Halaman 19-36

1) Kekuatan Pembuktian Surat Keterangan Waris Dalam Negeri Direktorat Jenderal Agraria tanggal 20
yang Dibuat Notaris Desember 1969 Nomor Dpt/12/63/12/69 tentang
Akta-akta yang dibuat oleh ataupun Surat Keterangan Warisan dan Pembuktian
dihadapan notaris adalah akta otentik, sebagaimana Kewarganegaraan.
keotentikan suatu akta diatur dalam pasal 1868 Meskipun membuat surat keterangan waris
KUHPerdata. telah menjadi kebiasaan dari para notaris, namun
Surat keterangan waris untuk golongan masih terdapat perbedaan pendapat mengenai
penduduk Cina dalam Pasal 111 Ayat (1) huruf c bagaimana bentuk akta keterangan waris. Habib
angka 4 Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Adjie menyarankan agar notaris membuat akta
Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 keterangan waris dalam bentuk akta pihak/partij acta:
tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor "Sesuai dengan wewenang yang dimiliki oleh notaris,
24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, dibuat yaitu untuk membuat akta otentik dengan bingkai
oleh notaris dalam bentuk akta. Pasal 15 ayat (1), Pasal 38 dan Pasal 58 ayat (2)
Tidak ada keterangan lebih lanjut mengenai UUJN serta Pasal 1868 KUHPerdata, yaitu dengan
bagaimana bentuk akta keterangan waris harus membuatkan Akta Keterangan Sebagai Ahli Waris
dibuat, mengingat notaris membuat akta otentik dalam bentuk Akta Pihak."
sebagaimana bentuknya telah ditentukan oleh Namun juga terdapat pendapat yang
Undang-Undang Jabatan Notaris, dan dikenal dua menyarankan agar notaris tidak membuat surat
macam bentuk akta yaitu akta partij dan akta relaas. keterangan waris dalam bentuk akta pihak/partij acta,
a. Akta Partij (Akta Para Penghadap), yaitu mengingat apabila dibuat dalam bentuk akta pihak
akta yang dibuat dihadapan pejabat umum, dirasa tidak sesuai, dikarenakan dalam akta pihak
yang berisi uraian atau keterangan, terdapat kehendak dari para pihak yang dituangkan
pernyataan para pihak yang diberikan atau dalam isi akta. Mengingat dalam surat keterangan
yang diceritakan dihadapan pejabat umum. waris terdapat pembagian harta waris yang dibuat
b. Akta Relaas (Akta Pejabat), yaitu akta yang oleh notaris berdasarkan pengetahuannya mengenai
dibuat oleh pejabat umum disebut juga Akta hukum waris BW.
Berita Acara yang isinya berupa uraian dari Tan thong Kie berpendapat apabila surat
pejabat umum atas permintaan para pihak, keterangan waris dibuat dalam bentuk akta dibawah
agar perbuatan atau tindakan para pihak tangan: "siapakah para penghadap dan apakah akta
yang dilakukan di hadapan pejabat umum tersebut dibuat menurut PJN? Kalau demikian,
tersebut dituangkan dalam akta otentik. 7
Notaris membuat surat keterangan waris
berdasarkan kebiasaan dari notaris terdahulu dan
penunjukannya dalam Surat Edaran Departemen

7 Herlien Budiono, Kumpulan Tulisan Hukum Perdata di Bidang Kenotariatan, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2013, hlm. 267-268
26 Aden Ahmad dkk, Kepastian Hukum Surat Keterangan Waris…..

harus ada (para) penghadap, semua angka harus Kekuatan pembuktian lahiriah adalah suatu
ditulis dengan dengan huruf, semua pengubahan kekuatan yang membuktikan bahwa akta autentik
harus diparaf, dan sebagainya."8 Kesimpulan apakah tersebut kehadirannya atau kelahirannya telah
yang dapat kita ambil dari arti in originali dalam Pasal sesuai sebagaimana ditentukan dalam peraturan
14 Grootboekwet? Menurut Tan thong Kie, artinya perundang-undangan yang mengaturnya. Kekuatan
tidak lain dari "dibawah tangan", yaitu tanpa minuta pembuktian formal mengandung arti bahwa apa saja
dan tanpa penghadap.9 yang dinyatakan dalam suatu akta autentik adalah
Namun Tan Thong Kie juga tidak benar sepanjang tidak dapat dibuktikan bahwa hal
menyalahkan apabila surat keterangan waris dibuat tersebut tidak benar. Kekuatan pembuktian material
dalam bentuk akta notaris, beliau mengatakan dalam adalah memberikan kepastian terhadap peristiwa
bukunya: "kita dapat mengambil kesimpulan bahwa hukum, apa yang diterangkan dengan akta tersebut
keterangan waris juga dapat dibuat dalam bentuk adalah benar.
akta notaris. Dengan kata lain, akta itu dapat juga Akta autentik yang dibuat oleh Notaris
dibuat dengan hadirnya penghadap dan sesuai mempunyai kekuatan pembuktian yang sempurna
dengan aturan-aturan dalam PJN, antara lain masuk sehingga tidak perlu dibuktikan atau ditambah
repertorium."10 Cara kerja ini memudahkan dengan alat bukti lainnya, dan jika ada orang/pihak
pemegang protokol membuat salinan, seandainya yang menilai atau menyatakan bahwa akta tersebut
dikemudian hari untuk itu ada permintaan suatu tidak benar, maka orang/pihak yang menilai atau
keterangan waris yang dibuat olehnya.Memang akta menyatakan tidak benar tersebut wajib membuktikan
yang dibuat demikian agak aneh dan pernah dicela penilaian atau pernyataanya sesuai aturan hukum
karena seakan-akan notaris menjadi penghadap yang berlaku.13
dalam aktanya sendiri."11 Kekuatan pembuktian akta notaris
Pejabat umum yang ditunjuk berdasarkan berhubungan dengan sifat publik dalam jabatan
undang-undang dalam hal ini adalah UUJN Nomor notaris. Sepanjang suatu akta notaris tidak dapat
30 Tahun 2004 jo UUJN Nomor 2 Tahun 2014 dibuktikan ketidak-benarannya, maka akta tersebut
sebagai salah satu pejabat umum yang berwenang merupakan akta autentik yang memuat keterangan
membuat akta autentik hampir diseluruh perbuatan yang sebenarnya dari pihak-pihak yang menyatakan
hukum sebagaimana juga termuat di dalam keterangannya di dalam akta autentik tersebut dan
ketentuan Pasal 15 UUJN Nomor 30 Tahun 2004 jo hal tersebut didukung oleh dokumen-dokumen yang
UUJN Nomor 2 Tahun 2014. Suatu akta autentik sah dan saksi-saksi yang dapat dipertanggung-
mempunyai kekuatan pembuktian lahiriah, formal jawabkan sesuai ketentuan peraturan perundang-
dan material.12 undangan yang berlaku.

8 Tan Thong Kie, Op.Cit., hlm. 567


9 Ibid.,hlm. 568
10 Ibid.,hlm. 568
11 Ibid.,hlm. 569
12 Sugiono, Akta Autentik Notaris, Suatu Tinjauan Yuridis dan Praktis, Bandung : Balei, 2008, hlm. 20
13 Ibid, hlm. 21
JURNAL SELAT 27
Volume. 6 Nomor. 1, Oktoberi 2018. Halaman 19-36

Notaris sebagai pejabat publik mempunyai Dalam Surat Edaran Departemen Dalam
kewenangan dengan pengecualian, dimana akta Negeri Direktorat Jenderal Agraria tanggal 20
autentik yang dihasilkan mempunyai arti yang lebih Desember 1969 NomorDpt/12/63/12/69 tentang
penting tidak hanya sekedar sebagai alat bukti bila Surat Keterangan Warisan dan Pembuktian
terjadi sengketa, namun akta autentik dapat juga Kewarganegaraan disebutkan bahwa "surat
digunakan sebagai pedoman bagi para pihak yang keterangan waris untuk golongan penduduk asli
bersengketa. dibuat oleh ahli waris, disaksikan oleh camat dan
Akta notaris berisi keterangan pernyataan diketahui oleh camat."
para pihak dan dibuat atas kehendak atau Sedangkan dalam Pasal 111 ayat (1) huruf
permintaan para pihak, dan notaris membuatnya c angka 4 Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala
dalam bentuk yang sudah ditentukan menurut Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997
undang-undang, serta notaris bukan pihak dalam tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor
akta tersebut, pencantuman nama notaris dalam akta 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah
karena perintah undang-undang.14 Dengan demikian disebutkan "Bagi warga negara Indonesia penduduk
dapat dikatakan akta notaris sebagai suatu akta asli: surat keterangan ahli waris yang dibuat oleh
autentik harus dinilai dengan asas praduga sah para ahli waris dengan disaksikan oleh 2 (dua) orang
(vermoeden van rechtmaigheid) atau presumptio saksi dan dikuatkan oleh Kepala Desa/Kelurahan
iustae causa. Asas ini dapat dipergunakan untuk dan Camat tempat tinggal pewaris pada waktu
menilai akta notaris, yaitu akta notaris harus meninggal dunia." Jelas terdapat perbedaan
dianggap sah sampai ada pihak yang menyatakan terhadap surat keterangan waris apabila Kepala
akta tersebut tidak sah. Untuk menyatakan atau Desa/Kelurahan dan Camat dapat menguatkan surat
menilai akta tersebut tidak sah harus dengan keterangan waris bukan hanya menyaksikan.
gugatan ke pengadilan umum. Selama dan Menguatkan berarti menambah unsur kekuatan
sepanjang gugatan berjalan sampai dengan ada terhadap surat keterangan waris sebagai suatu alat
keputusan pengadilan yang mempunyai kekuatan bukti perdata.
hukum tetap, maka akta notaris tetap sah dan Alat bukti perdata diatur dalam Pasal 164
mengikat para pihak atau siapa saja yang HIR, menurut Pasal 164 HIR alat-alat bukti terdiri dari
berkepentingan dengan akta tersebut. bukti tulisan (surat), bukti dengan saksi,
persangkaan, pengakuan dan sumpah.15 Dalam
2) Kekuatan Pembuktian Surat Keterangan Waris Pasal 165 HIR disebutkan bahwa: “Surat (akta) yang
yang Dibuat Ahli Waris dan Disah Kepala sah, ialah suatu surat yang diperbuat demikian oleh
Desa/Lurah dan Camat atau dihadapan pegawai umum yang berkuasa

14 Ronny Hanitijo, Kedudukan dan Tanggung Jawab Notaris dalam Pembuata Akta Autentik yang Mengandung Sengketa, Bina Cipta,
Jakarta, 2011, hlm. 56
15 Retnowulan Sutanto, Hukum Acara Perdata dalam Teori dan Praktek, Mandar Maju, Bandung, 1997, hlm. 61
28 Aden Ahmad dkk, Kepastian Hukum Surat Keterangan Waris…..

untuk membuatnya, menjadi bukti yang cukup bagi mereka tidaklah memiliki kewenangan yang
kedua belah pihak dan ahli warisnya dan sekalian dimaksud yang diatur dalam suatu peraturan
orang yang mendapatkan hak daripadanya tentang perundang-undangan.
segala hal yang disebut di dalam surat itu dan juga
tentang yang ada dalam surat itu sebagai 3) Kekuatan Pembuktian Surat Keterangan Waris
pemberitahuan sahnya, dalam hal terakhir ini hanya yang Dibuat Balai Harta Peninggalan
jika yang diberitahukan itu berhubungan langsung Balai harta peninggalan merupakan bagian
dengan perihal pada surat (akta) itu.” dari struktur organisasi Departemen Hukum dan Hak
Subekti mengatakan bahwa yang dimaksud Asasi Manusia, dibawah lingkungan Direktorat
dalam Pasal 165 HIR tersebut merupakan akta Perdata.Secara struktural tersebut maka BHP
otentik yang merupakan alat bukti sempurna. Akta merupakan lembaga pemerintahan (eksekutif) yang
otentik memberikan diantara para pihak termasuk melaksanakan urusan pemerintah.18 Pejabat tata
para ahli warisnya atau orang yang mendapat hak usaha negara melaksanakan urusan pemerintahan
dari para pihak itu suatu bukti yang sempurna dengan cara mengeluarkan keputusan-keputusan
tentang apa yang dimuat di dalamnya.16 Habib Adjie tata usaha negara, yang diatur dalam Pasal 1 ayat
menjelaskan kekuatan pembuktian sempurna yang (3) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang
terdapat dalam suatu akta otentik merupakan Peradilan Tata Usaha Negara. Surat keterangan
perpaduan dari beberapa kekuatan pembuktian dan waris sebagai suatu instrumen yang dapat
persyaratan yang terdapat padanya.Dalam suatu membuktikan apakah seseorang adalah benar-benar
akta otentik harus memenuhi kekuatan pembuktian ahli waris dari pewaris, merupakan suatu alat bukti
lahir, formil dan materiil.17 dalam ranah bidang hukum perdata. Hal ini menjadi
Kehadiran ataupun kesaksian seorang suatu ketidakjelasan apabila surat keterangan waris
pejabat umum terhadap suatu alat bukti sehingga yang dikeluarkan oleh balai harta peninggalan
dapat menambah kekuatan pembuktiannya dapat menimbulkan suatu permasalahan, kemanakah surat
dikategorikan dalam unsur formal dari suatu akta. keterangan waris yang merupakan penetapan dari
Yaitu mengenai formalitas akta, mengenai balai harta peninggalan ini harus dipermasalahkan
kebenaran apa yang dilihat, disaksikan dan didengar ataupun dibatalkan, apakah ke lingkungan peradilan
oleh seorang pejabat, juga mengenai kebenaran tata usaha negara karena merupakan penetapan
pernyataan ataupun keterangan para pihak yang tertulis yang dikeluarkan oleh badan atau pejabat tata
disampaikan dihadapan pejabat yang berwenang. usaha negara, atau ke dalam lingkungan peradilan
Tentunya tidaklah tepat apabila kepala desa, lurah umum karena merupakan suatu alat bukti dalam
dan camat dinilai dapat memberikan unsur formal ranah bidang hukum perdata.
tersebut terhadap surat keterangan waris, apabila

16 R.Subekti, Hukum Pembuktian, Pradnya Paramita, Jakarta, 1978, hlm. 27


17 Habib Adjie, Sekilas Dunia Notaris & PPAT Indonesia (Kumpulan Tulisan), Mandar Maju, Bandung, 2009, hlm. 62
18 I Gede Puwaka, Op., Cit, hlm. 11
JURNAL SELAT 29
Volume. 6 Nomor. 1, Oktoberi 2018. Halaman 19-36

2.2. Kepastian Hukum Pembuatan Keterangan Suatu kewenangan haruslah bersumber


Waris Berdasarkan Penggolongan Penduduk dari suatu peraturan perundangundangan baik
untuk Pengambilan Jaminan Kredit diperoleh dengan cara atribusi, delegasi ataupun
Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor mandat. Hal ini sesuai dengan pendapat dari
12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan R.J.H.M. Huisman, bahwa kewenangan hanya
Perundang-Undangan menyebutkan bahwa diberikan oleh undang-undang: "Pembuat undang-
peraturan perundangundangan adalah: "Peraturan undang dapat memberikan wewenang pemerintahan
tertulis yang memuat norma hukum yang mengikat tidak hanya kepada organ pemerintahan, tetapi juga
secara umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh terhadap para pegawai atau terhadap badan khusus
lembaga negara atau pejabat yang berwenang atau bahkan badan hukum privat.19 Setiap perbuatan
melalui prosedur yang ditetapkan dalam Peraturan pemerintahan diisyaratkan harus bertumpu atas
Perundangundangan." kewenangan yang sah. Kewenangan yang sah
Adapun jenis peraturan perundang- adalah kewenangan yang berdasarkan pada suatu
undangan diatur dalam Pasal 7 Ayat (1) Undang- undang-undang. Hal ini merupakan suatu asas
Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang legalitas. Asas legalitas merupakan dasar dalam
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan dan setiap penyelenggaraan kenegaraan dan
dari enam macam jenis peraturan perundang- pemerintahan. Setiap penyelenggaraan kenegaraan
undangan dalam pasal tersebut tidak termasuk surat dan pemerintahan harus memiliki legitimasi, yaitu
keputusan menteri di dalamnya maupun peraturan kewenangan yang diberikan oleh undang-undang."20
menteri, maka Surat Edaran Departemen Dalam Dengan demikian, maka sampai saat ini
Negeri Direktorat Jenderal Agraria Tanggal 20 kewenangan notaris dalam membuat surat
Desember 1969 nomor Dpt/12/63/12/69 tentang keterangan waris tidaklah dilandasi oleh suatu
Surat Keterangan Warisan dan Pembuktian peraturan perundang-undangan. Suatu tindakan
Kewarganegaraan maupun Peraturan Menteri pejabat umum untuk membuat alat bukti keperdataan
Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional seseorang yang didalamnya menerangkan tentang
Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pelaksanaan siapa saja yang berhak atas suatu harta warisan
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang yang terbuka, beserta berapa saja bagian-
Pendaftaran Tanah, bukanlah peraturan perundang bagiannya. Namun merupakan tindakan yang tidak
undangan yang dimaksud dalam Pasal 15 Ayat (3) sesuai dengan asas legalitas.
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Juncto Pembuatan keterangan hak waris oleh
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang seorang Notaris bagi orang-orang yang tunduk pada
Jabatan Notaris. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata tidak ada

19 Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2006, hlm. 103
20 Ibid., hlm. 100
30 Aden Ahmad dkk, Kepastian Hukum Surat Keterangan Waris…..

dasar hukumnya dalam hukum tertulis yang berlaku 4. Debitur meninggal: (a) asli KTP/passport
di Indonesia.21 Dengan demikian, selama ini surat debitur (jika ada); (b) asli KTP/passport para
keterangan waris untuk etnis/golongan penduduk ahli waris; (c) asli Kartu Keluarga; (d) asli
eropa, cina/tiongha, timur asing (kecuali orang arab KITAP/KITAS (WNA); (e) asli Akta
yang beragama islam) tidak mempunyai landasan Kelahiran; (f) asli Surat Kematian debitur;
hukum (berdasarkan hukum positif) sama sekali, (g) asli Surak Nikah; (h) asli Surat Cerai
tetapi tindakan hukum tersebut hanya merupakan (kondisi khusus); (i) asli Akta Waris Debitur;
kebiasaan Notaris sebelumnya yang kemudian diikuti (j) asli Surat Kuasa Ahli Waris (Notaril); (k)
oleh Notaris berikutnya apa adanya, tanpa mengkaji asli Surat Pernyataan Ahli Waris (standar
lebih jauh kewenangan Notaris untuk membuat Surat bank).
Keterangan Waris. Bahkan tindakan Notaris seperti Sesuai ketentuan angka 4 huruf (j) di atas
itu dapat dikualifikasikan sebagai tindakan di luar bahwa Surat Kuasa Ahlli Waris atau Surat
wewenang Notaris. Keterangan Waris untuk mengambil jaminan kredit di
Sebagai contoh praktik di lapangan, Bank CIMB Niaga harus dibuat oleh Notaris. Praktik
walaupun ada ketentuan bagi penduduk pribumi seperti ini, dilihat dari ketentuan hukum yang berlaku
cukup menggunakan Surat Keterangan Waris yang di Indonesia jelas bertentangan dengan surat
dibuat di bawah tangan, namun kenyataannya Mahkamah Agung Republik Indonesia tanggal 8 Mei
seringkali pihak yang berkepentingan meminta Surat 1991 Nomor MA/Kumdil/171/V/K/1991 tentang Surat
Keterangan Waris tersebut dibuat oleh Notaris. Hal Keterangan Waris harus diterbitkan berdasarkan
ini seperti ketentuan yang berlaku di Bank CIMB penggolangan penduduk, untuk golongan pribumi
Niaga bahwa persyaratan pengambilan jaminan cukup dibuat oleh RT, RW, Kelurahan hingga
lunas kredit diatur sebagai berikut: Kecamatan.
1. Debitur langsung: (a) asli KTP, atau (2) asli Wewenang notaris membuat Surat
passport dan KITAP/KITAS asli (WNA); Keterangan Waris tidak disebutkan dalam
2. Surat Kuasi Notaril: (a) asli Surat Kuasa Undang-undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang
Akta Notaril; (b) asli KTP/passport pemberi
Jabatan Notaris karena UUJN hanya mengatur
kuasa atau copy legalisir notaris; (c) asli
tentang wewenang Notaris membuat akta
KTP/passport penerima kuasa;
otentik. Wewenang Notaris membuat Surat
3. Surat Kuasa Debitur Domisili di Luar Negeri:
Keterangan Waris tidak disebutkan dengan jelas
(a) asli Surat Kuasa yang dibuat di hadapan
Public Notary; (b) asli Surat Kuasa legalisir
dalam UUJN, karena sejak jaman dahulu Surat

dari Kedusbes/Konjen; (c) copy Keterangan Waris seringkali dibuat oleh notaris,
KTP/passport pemberi kuasa legalisir sehingga dasar pembuatan Surat Keterangan
Kedusbes/Konjen/Notaris; (d) asli Waris oleh notaris adalah hukum kebiasaan
KTP/passport pemberi kuasa; yang berlaku selama ini dibidang

21 Ting Swan Tiong, Pembuktian Hak Atas Harta Peninggalan, Media Notariat Nomor 6-7, April 1988, hlm. 115.
JURNAL SELAT 31
Volume. 6 Nomor. 1, Oktoberi 2018. Halaman 19-36

notariat. 2.3. Perlunya Pembaharuan Hukum Pembuatan

Mengatasi tumpang tindihnya peraturan Keterangan Waris Tanpa Deskriminasi Ras

perundang-undangan yang berhak/berwenang dan Etnik


Latar belakang pemerintahan Belanda
membuat bukti (formalitas) sebagai ahli waris
memberlakukan penggolongan penduduk di
dan pejabat/institusi yang membuatnya dan
Indonesia adalah menjalankan politik devide et
menimbulkan kerancuan dan berkesan
impera atau politik pemecah belah. Politik devide et
diskriminatif dan dalam rangka perlunya
impera ini dilakukan dengan cara membagi
kepastian hukum yang bersifat demokratis dan penduduk nusantara dalam 3 (tiga) golongan
berkeadilan, maka perlu ditentukan satu bentuk penduduk yaitu: Golongan Eropa, Golongan Timur
fomalitas bukti sebagai ahli waris dan satu- Asing (seperti Tionghoa, India, Arab, Pakistan), dan
satunya institusi atau pejabat yang berwenang Golongan Pribumi, sebagaimana diatur dalam Pasal
membuatnya, sehingga tercipta kepastian 163 IS.

hukum. Adanya pemisahan penduduk dengan

Menurut Van Kan kepastian hukum adalah golongan-golongan penduduk yang didasarkan pada

hukum bertugas menjamin adanya kepastian hukum etnis atau ras dalam Pasal 163 IS ini berakibat pada

dalam pergaulan manusia.22 Lebih lanjut Van Kan bedanya sistem hukum yang diberlakukan terhadap

menyatakan:23 kepastian hukum adalah perangkat setiap golongan tersebut. Tiga golongan penduduk

hukum suatu negara yang mampu menjamin hak dan tersebut tunduk pada hukum perdata yang berbeda-

kewajiban setiap warga negara. Kepastian hukum beda sebagaimana diatur dalam Pasal 131 IS.

tersebut dibedakan dalam dua macam yaitu: 1) Dengan demikian, pembuatan surat keterangan

kepastian oleh karena hukum, yaitu hukum menjamin waris berdasarkan golongan penduduk Indonesia

kepastian antara pihak yang satu terhadap pihak tersebut sebenarnya sudah tidak sesuai dengan

yang lainnya, artinya adanya konsistensi penerapan keadaan sekarang di Indonesia, apalagi setelah

hukum kepada semua orang tanpa pandang bulu, diberlakukannya Undang-Undang Nomor 12 Tahun

dan, 2) kepastian dalam atau dari hukum, artinya 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia,

kepastian hukum tercapai jika hukum itu sebanyak- yang di dalam Pasal 2 menyebutkan: “Yang menjadi

banyaknya undang-undang, tidak ada ketentuan Warga Negara Indonesia adalah orang-orang

yang bertentangan (undang-undang berdasarkan bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain

sistem logis dan pasti), dibuat berdasarkan yang disahkan dengan undang-undang sebagai

kenyataan hukum (rechtswerkelijkheid) dan di warga negara”. Penyebutan seseorang adalah

dalamnya tidak ada istilah yang dapat ditafsirkan bangsa Indonesia asli menurut Pasal 2

secara berlain-lainan (tertutup).

22 E. Utrecht dan Moh. Saleh J. Jindang, Pengantar Dalam Hukum Indonesia, Iktiar Baru dan Sinar Harapan, Jakarta, 1989, hlm. 25.
23 E. Fernando M. Manullang, Menggapai Hukum Berkeadilan Tinjauan Hukum Kodrat dan Antinomi Nilai, PT. Kompas Media
Nusantara, Jakarta, 2007, hlm. 92.
32 Aden Ahmad dkk, Kepastian Hukum Surat Keterangan Waris…..

Penjelasan Atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun c. pemahaman kepada masyarakat mengenai


2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia: pentingnya pluralisme dan penghargaan hak
“Yang dimaksud dengan “orang-orang bangsa asasi manusia melalui penyelenggaraan
Indonesia asli” adalah orang Indonesia yang menjadi pendidikan nasional.
Warga Negara Indonesia sejak kelahirannya dan Setiap manusia berkedudukan sama di
tidak pernah menerima kewarganegaraan lain atas hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena dilahirkan
kehendak sendiri”, dengan martabat, derajat, hak dan kewajiban yang
Di samping itu, juga telah diberlakukan sama. Pada dasarnya, manusia diciptakan dalam

pula Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 kelompok ras atau etnis yang berbeda-beda yang

tentang Penghapusan Golongan Ras Dan Etnis. merupakan hak absolut dan tertinggi dari Tuhan
Yang Maha Esa. Dengan demikian, manusia tidak
Pasal 1 angka (1) menyebutkan bahwa
bisa memilih untuk dilahirkan sebagai bagian dari ras
“Diskriminasi ras dan etnis adalah segala bentuk
atau etnis tertentu. Adanya perbedaan ras dan etnis
pembedaan, pengecualian, pembatasan, atau
tidak berakibat menimbulkan perbedaan hak dan
pemilihan berdasarkan pada ras dan etnis, yang
kewajiban antar-kelompok ras dan etnis dalam
mengakibatkan pencabutan atau pengurangan masyarakat dan negara.
pengakuan, perolehan, atau pelaksanaan hak Kondisi masyarakat Indonesia, yang
asasi manusia dan kebebasan dasar dalam berdimensi majemuk dalam berbagai sendi
suatu kesetaraan di bidang sipil, politik, ekonomi, kehidupan, seperti budaya, agama, ras dan etnis,
sosial, dan budaya” berpotensi menimbulkan konflik. Ciri budaya gotong

Pasal 5 UU Nomor 40 Tahun 2008 royong yang telah dimiliki masyarakat Indonesia dan

menyebutkan bahwa penghapusan diskriminasi adanya perilaku musyawarah/mufakat, bukanlah


jaminan untuk tidak terjadinya konflik, terutama
ras dan etnis wajib dilakukan dengan
dengan adanya tindakan diskriminasi ras dan etnis.
memberikan:
Menanggapi adanya perbedaan
a. perlindungan, kepastian, dan kesamaan
penggolongan penduduk tersebut, Soepomo
kedudukan di dalam hukum kepada semua
menjelaskan pentingnya menentukan kewarga-
warga negara untuk hidup bebas dari
negaraan agar tidak ada konflik dari sudut hukum,
diskriminasi ras dan etnis;
selain itu Soepomo menyatakan bahwa “bangsa ini
b. jaminan tidak adanya hambatan bagi
yang menjadi warga Negara dan sudah tentu jikalau
prakarsa perseorangan, kelompok orang,
sudah tetap dalam Negara merdeka, ini menjadi
atau lembaga yang membutuhkan
warga Negara, dengan sendirinya status dulu hilang”.
perlindungan dan jaminan kesamaan
Akhirnya Soepomo menyimpulkan, bahwa
penggunaan hak sebagai warga negara; dan
pengaturan kewarganegaraan tidak perlu dimasukan
dalam UUD, tetapi penting untuk diatur
JURNAL SELAT 33
Volume. 6 Nomor. 1, Oktoberi 2018. Halaman 19-36

dalam undang-undang, maka lahirlah Pasal 26 dalam hukum. Penghapusan penggolongan penduduk ini
Undang-Undang Dasar Tahun 1945, yang kemudian diatur lebih lanjut melalui Undang-Undang
menyatakan bahwa (1) Yang menjadi warga Negara Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
Indonesia ialah orang-orang Indonesia asli dan Republik Indonesia. Dalam Pasal 2 jo Pasal 4
orang-orang bangsa lain yang disahkan Undang- ditentukan bahwa Warga Negara Indonesia adalah
Undang sebagai warga Negara. (2) Syarat-syarat orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang
yang mengenai kewarganegaraan ditetapkan bangsa lain yang disahkan dengan Undang-Undang
Undang-Undang. Atas lahirnya Pasal 26 UUD 1945 sebagai Warga Negara Indonesia. Dalam penjelasan
tersebut, penggolongan penduduk Indonesia Pasal 2 UU kewarganegaraan disebutkan yang
berdasarkan Pasal 163 IS (Indische dimaksud dengan “orang-orang bangsa Indonesia
Staatsregeling) yang membagi penduduk Indonesia asli” adalah orang Indonesia yang menjadi Warga
(Hindia Belanda) dalam tiga golongan dan Pasal 131 Negara Indonesia sejak kelahirannya dan tidak
I.S. yang menentukan hukum apa yang berlaku untuk pernah menerima kewarganegaraan lain atas
masing-masing golongan penduduk tersebut, sudah kehendak sendiri.
tidak relevan berdasarkan sudut hukum tata Pasal 28 I ayat 2 UUD RI 1945, “Setiap
Negara.24 orang berhak bebas atas perlakuan yang bersifat
Dalam rangka pengamalan Pancasila dan diskriminatif atas dasar apapun dan berhak
pelaksanaan Undang-Undang Dasar Negara mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang
Republik Indonesia Tahun 1945, Indonesia pada bersifat diskriminatif”. Diskriminasi merupakan
dasarnya telah menetapkan peraturan perundang- tindakan yang menjadi permasalahan hukum dan
undangan yang mengandung ketentuan tentang Hak Asasi Manusia, HAM sebagai nilai dan/atau
penghapusan segala bentuk diskriminasi ras dan norma menjamin dan mengakui bahwa setiap orang
etnis, tetapi masih belum memadai untuk mencegah, berhak menikmati hak-hak dan kebebasan dasar
mengatasi, dan menghilangkan praktik diskriminasi yang melekat pada hakekat dan keberadaan
ras dan etnis dalam suatu undang-undang. manusia. Pasal 2 ayat 1 Bab II Asas Dan Tujuan
Penghapusan pembedaan golongan dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008
penduduk juga secara tegas diatur dalam Pasal 27 menegaskan bahwa Penghapusan diskriminasi ras
ayat (1) UUD 1945 yang menyatakan: Setiap warga dan etnis dilaksanakan berdasarkan asas
negara bersamaan dalam kedudukannya di dalam persamaan, kebebasan, keadilan, dan nilai-nilai
hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung kemanusiaan yang universal.
hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada Diskriminasi rasial dalam pembuatan surat
kecualinya. Pasal 28 D ayat (1) menyatakan: Setiap keterangan waris, bertentangan dengan semangat
orang berhak atas pengakuan, jaminan, pembangunan negara demokrasi (natio bulding),
perlindungan dan kepastian hukum yang adil serta bahwa dengan adanya penggolongan penduduk -
perlakuan yang sama di hadapan
24 Muhammad Rijal, “Tidak ada Pribumi, Timur Asing dan Eropa”, tersedia di: http://rijal-akay.blogspot.com/2017/03/tidak-
ada-pribumi-timur-asing-dan-eropa.html?m=1
34 Aden Ahmad dkk, Kepastian Hukum Surat Keterangan Waris…..

khususnya dalam pembuatan surat keterangan dalam sebuah Negara merdeka, notaris harus secara
waris, terjadi sebuah tindakan dan/atau kebijakan aktif ikut serta mengimplementasikan nilai-nilai
yang bertentangan dengan hukum yakni Undang- kemerdekaan dalam suatu tindakan nyata. Notaris
undang Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan harus siap menjadi agen pembaharuan dan satu-
Diskriminasi Ras dan Etnis berupa tindakan satunya pejabat yang berwenang untu membuat
pembedaan dan/atau pembatasan bagi golongan- bukti ahli waris dalam bentuk (formal) akta pihak
golongan tertentu untuk memperoleh kebebasan untuk seluruh Warga Negara Indonesai, tanpa
dasar dan/atau pelaksanaan hak asasi manusia bedasarkan golongan/etnis/suku ataupun agama.
berupa kebutuhannya untuk memperoleh alat bukti Dengan demikian Notaris harus memposisikan
otentik yang menerangkan dirinya sebagai pihak dirinya sebagai pejabat yang hadir untuk melayani
yang berhak atas harta warisan yang ditinggalkan kepentingan masyarakat. Notaris bukan sebagai
untuknya. pelayan yang baik, jika ternyata masih membawa visi
Berdasarkan UU Nomor 8 Tahun 2008 di dan misi Kolonial, yaitu masih ingin membuat,
atas, maka penggolongan penduduk dan hukum mempertahankan dan melakukan tindakan hukum
yang berlaku untuk setiap golongan penduduk diskriminatif, khususnya dalam pembuatan bukti ahli
tersebut seharusnya sudah tidak ada lagi, tetapi waris. Notaris seharusnya memposisikan diri dengan
dalam kenyataannya masih diberlakukan, antara lain mengimplementasikan wewenang Notaris sebagai
telah dijadikan dasar hukum dalam pembentukan Pejabat yang berwenang untuk membuat bukti ahli
aturan hukum yang berlaku setelah Indonesia waris untuk semua masyarakat Indonesia, tidak
merdeka untuk pembuatan bukti sebagai ahli waris. berdasarkan etnis dan golongan apapun dalam
Pemberlakuan ketentuan ini merupakan bentuk formal akta pihak.
tindakan dikriminatif sekaligus rasialis, dan Dasar hukum bahwa Notaris dapat menjadi
melanggar prinsip-prinsip Hak Azasi Manusia. satu-satunya Pejabat/institusi yang berwenang untuk
Dengan demikian, aturan hukum dalam pembuatan membuat bukti ahli waris untuk semua masyarakat
bukti sebagai ahli waris yang masih harus Indonesia, tidak berdasarkan etnis dan golongan,
berdasarkan etnis dan institusi yang membuatnya agama apapun, yaitu berdasarkan kewenang Notaris
berbeda harus segera diakhiri, di samping itu tidak yang tersebut dalam Pasal 15 ayat (1) Undang-
ada akibat hukum apapun dengan adanya undang Jabatan Notaris (UUJN), yaitu membuat
pembedaan bukti ahli waris berdasarkan etnis. akta. Dengan kehadiran UUJN tersebut saat ini
Untuk menghilangkan dan menghapuskan merupakan satu-satunya undang-undang yang
dikriminasi dalam bentuk formal dan pejabat/instusi mengatur Notaris Indonesia, yang berarti telah terjadi
yang membuat bukti ahli waris untuk Warga Negara unifikasi hukum dalam bidang pengaturan Notaris.
Indonesai, maka Notaris dapat berperan sebagai Hal ini sesuai pendapat Herlian Budiono, yang
satu-satunya pihak yang dapat membuat bukti mengatakan atas dasar ketentuan -
sebagai ahli waris. Sebagai Notaris yang hidup
JURNAL SELAT 35
Volume. 6 Nomor. 1, Oktoberi 2018. Halaman 19-36

Pasal 15 ayat (1), Notaris berwenang untuk membuat dengan pertimbangan karena surat keterangan waris
KHW dalam bentuk akta otentik tidak saja bagi yang dibuat oleh Notaris lebih memiliki kekuatan
mereka yang tunduk pada KUHPerdata, tetapi juga pembuktian yang kuat, karena setiap akta yang
bagi seluruh bangsa Indonesia.25 dibuat oleh Notaris memiliki kekuatan pembuktian
lahiriah, formal dan material. Perlu diperhatikan
III. Simpulan bahwa setelah Indonesia Merdeka, mestinya praktik
Adanya ketentuan penggolongan penduduk pembuatan surat keterangan waris berdasarkan
seperti ketentuan Pasal 131 dan 163 Indische golongan pendudukan tidak perlu ada lagi, karena
Staatregeling tidak dapat memberikan kepastian hal tersebut bertentangan dengan UU Nomor 40
hukum dalam pembuatan keterangan waris yang Tahun 2008, karena hal tersebut merupakan
digunakan sebagai syarat pengambilan jaminan tindakan dikriminatif sekaligus rasialis, dan
kredit, karena dalam praktiknya ada pihak bank yang melanggar prinsip-prinsip Hak Azasi Manusia.
meminta surat keterangan waris harus dibuat oleh Dengan demikian, aturan hukum dalam pembuatan
Notaris walaupun yang bersangkutan termasuk bukti sebagai ahli waris yang masih harus
golongan pribumi. Walaupun sebenarnya Pasal 15 berdasarkan etnis dan institusi yang membuatnya
ayat (1) UUJN 2014 tidak secara jelas menyebutkan berbeda harus segera diakhiri, di samping itu tidak
kewenangan Notaris untuk membuat surat ada akibat hukum apapun dengan adanya
keterangan waris, namun pihak bank lebih memilih pembedaan bukti ahli waris berdasarkan etnis.
surat keterangan waris harus dibuat oleh Notaris,

DAFTAR PUSTAKA

Adjie, Habib. Sekilas Dunia Notaris & PPAT Mengandung Sengketa. Jakarta: Bina
Indonesia (Kumpulan Tulisan). Bandung: Cipta, 2011.
Mandar Maju, 2009.
HR, Ridwan. Hukum Administrasi Negara. Jakarta:
Ali, Zainuddin. Pelaksanaan Surat Keterangan Hak Rajagrafindo Persada, 2006.
Waris bagi Golongan Penduduk di
Manullang, E. Fernando M. Menggapai Hukum
Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika, 2011.
Berkeadilan Tinjauan Hukum Kodrat dan
Budiono, Herlien. Kumpulan Tulisan Hukum Perdata Antinomi Nilai. Jakarta: Kompas Media
di Bidang Kenotariatan, Buku Kedua. Nusantara, 2007.
Bandung: Citra Aditnya Bakti, 2013.
Purwaka, I Gede. Keterangan Hak Mewarisi Yang
Djumhana, Muhamad. Hukum Perbankan di Dibuat Oleh Notaris Berdasarkan Ketentuan
Indonesia. Bandung: Citra Aditya Bakti, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
1993. (Burgerljik wetboek). Jakarta: Program
Spesialis Notariat Dan Pertahanan Fakultas
Hanitijo, Ronny. Kedudukan dan Tanggung Jawab
Hukum Universitas Indonesia, 1999.
Notaris dalam Pembuata Akta Autentik yang

25 Herlien Budiono, Op.Cit., hlm. 100


36 Aden Ahmad dkk, Kepastian Hukum Surat Keterangan Waris…..

Soekanto, Soerjono. Hukum Adat Indonesia. Jakarta: Utrecht, E dan Moh. Saleh J. Jindang. Pengantar
Rajawali, 1981. Dalam Hukum Indonesia. Jakarta: Iktiar
Baru dan Sinar Harapan, 1989.
Subekti, R. Hukum Pembuktian. Jakarta: Pradnya
Paramita, 1978. Yani, Ahmad &Gunawan Wijaya. Seri Hukum
Bisnis/Jaminan Fidusia. Jakarta: Radja
Sugiono, Akta Autentik Notaris, Suatu Tinjauan
Grailndo Perkasa, 2000.
Yuridis dan Praktis, Bandung: Balei, 2008.
HYPERLINK "http://rijal-akay.blogspot.com/?m=1"
Sutanto, Retnowulan. Hukum Acara Perdata dalam
Muhammad Rijal , “Tidak ada Pribumi,
Teori dan Praktek, Bandung: Mandar
Timur Asing dan Eropa”, tersedia di:
Maju,1997.
http://rijal-
Tiong, Ting Swan. Pembuktian Hak Atas Harta akay.blogspot.com/2017/03/tidak-ada-
Peninggalan, Media Notariat Nomor 6-7, pribumi-timur-asing-dan-eropa.html?m=1
April 1988

You might also like