You are on page 1of 12
BABIL TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keadaan Umum Pulau Pari Gugusan Pulau Pari meliputi Pulau Karang Kudus, Pulau Biawak, Pulau Tengah, Pulau Kongsi, Pulau Pari, dan Pulau Tikus terletak pada bagian paling selatan dati pulau-pulau di Kepulauan Seribu, Sekitar 40 km sebelah barat laut kota Jakarta dengan posisi geografis 5°50'0" - 5°5225" LS dan 106°34'30" - 106°38'20" BT. Pulau Pari merupakan pulau terbesar dari tujuh buah pulau yang ada di Gugusan Pulau Pari, Panjangnya sekitar 2,5 km dan lebar bagian terpendek sckitar 60 meter dan bagian terpanjang sekitar 400 meter, Bagian selatan Pulau Pari ‘merupakaan rataan terumbu dengan panjang terpendek 180 meter dan terpanjang, 900 meter (Mulia 2004). she mse DEL Une MB ra eae Gambar 2. Peta Pulau Pari, Kepulauan Seribu. Jakarta. Pulau Pari merupakan sebuah pulau yang memberikan ci iri berupa dacrah atoll karena termasuk kedalam sebuah goba yang besar dan cukup dalam dengan dikelilingi oleh fringing reef secara penuh, tidak heran jika ada yang ‘menyebut Gugusan Pulau Pari sebagai pseudo atoll, tetapi tidak dapat dimasukkan ke dalam atoll sebenamya (Mulia 2004). 2.2 Padang Lamun Padang lamun merupakan salah satu komunitas yang paling produktif, selain hutan mangrove dan terumbu karang pada perairan pesisir pantai. Lamun adalah tumbuhan berbunga (angiospermae) yang dapat tumbuh dengan baik dalam. Jingkungan laut dangkal, Semua Jamun adalah tumbuhan berbiji satu (monokotil) yang mempunyai akar, rimpang (rhizoma), daun, bunga dan buah seperti hanya dengan tumbuhan berpembuluh yang tumbuh di darat. (Wood et al. 1969, Tomlinson 1974 dalam Azkab 1999). Secara umum Jamun memiliki bentuk luar yang sama, dimana hampir semua genera mempunyai rhizoma yang berkembang dengan baik dan bentuk daun yang memanjang (linear) serta berbentuk sangat panjang seperti ikat pinggang, kecuali genus Halophila yang umumnya berbentuk bulat telur atau onjong (lra, 2011). Daun Jamun terdiri dari dua bagian yang berbeda yaitu pelepah dan daun. Pelepah daun menutupi thizoma yang baru tumbuh dan melindungi daun muda. Akar lamun merupakan tempat menyimpan oksigen untuk proses fotosintesis yang dialitkan dari lapisan epidermal daun melalui difusi sepanjang sistem akunal (udara) yang berliku-liku, Rhizoma merupakan batang yang terbenam dan ‘merayap secara mendatar serta berbuku-buku, Di buku-buku tersebut tumbuh, batang pendek yang tegak ke atas, berdaun dan berbunga. Buku tersebut pula, tumbuh akar. Akar dan rhizoma berfungsi untuk menancapken diri dengen kokoh, di dasar laut, sehingga tahan terhadap hempasan gelombang dan arus. Melalui sistem akar dan thizoma, lamun dapat memodifikasi sedimen di sekitarnya melalui transpor oksigen dan kandungan kimia lain (Ira 2011). Berdasarkan fungsinya, padang lamun memiliki fungsi ekologis dan fungsi ckonomis. yang sangat penting bagi manusia. Fungsi ekologis padang lamun adalah sebagai sumber utama produktivitas primer, sebagai sumber makanan bagi organisme dalam bentuk detritus, penstabil dasar perairan dengan sistem perakarannya yang dapat menangkap sedimen (trapping sediment), tempat berlindung bagi biota laut, tempat perkembangbiakan (spawning ground), pengasuhan (nursery ground), serta sumber makanan (feeding ground) bagi biota- biota perairan laut, pelindung pantai dengan cara meredam arus, penghasil oksigen dan mereduksi CO2 di dasar perairan, Sedang fungsi ekonomis dari Jamun adalah sebagai daerah tangkapan ikan, karena keberadaan lamun dapat meningkatkan produktivitas ikan, Selain itu lamun juga dimanfaatkan sebagai bahan kerajianan dan obat, (Nainggolan 2011). Di perairan Indonesia, umumnya Jamun tumbuh di daerah pasang-surut, pantai pesisir dan sekitar pulau-pulau karang. Dari $8 jenis lamun di dunia, 12 Jjenis di antaranya ditemukan di perairan Indonesia, Telah diketabui bahwa lamun yang ditemukan di perairan Indonesia terdiri dari tujuh marga, tiga di antaranya (Enhalus, Thalassia, Halophila) termasuk suku Hydrocaritaceae, sedengkan empat lainnya (Halodule, Cymodoceae, Syringodium dan Thallasodendron) termasuk suku Cymodoceae (Kuo & Comb 1989, den Hartog 1970, Azkab 2009 dalam Azka'y 2010). Thalassia hemprichii merupakan salah satu tumbuhan dari kelas Angiospermae dan termasuk ke dalam kelompok lamun, Lamun jenis. ini ‘memiliki jumlah yang cukup berlimpah dan sering dominan pada padang lamun campuran, Lebar kiseran yertikal intertidalnya mendekati 25 _m. Lamun ini tumbuh pada substrat pasir berlumpur yang berbeda atau pasir medium kasar atau pecahan koral kasar (Dahuri 2003), Gambar 3. Lamun Thalassia hemprichii (Sumber : Dokumentasi Pribadi) Klasifikasi lamun Thalassia hemprichii (Phillips dan Menez 1988 dalam Soedharma 2007): Divisi : Anthophyta Kelas : Angiospermae Subkelas —_: Monocotyledoneae Ordo Helobiae Famili Hydrocharitaccae Genus : Thalassia Spesies : Thalassia hemprichii Daun lamun Thalassia hemprichit bercabang dua, tidak terpisah, berbentuk pita dan bertepi rata dengan ujung daun membulat serta memiliki akar yang berbuku- buku yang pendek, Pada umumnya, lamun ini ditemukan pada dasar berlumpur dan berpasir, hidup bersama dengan jenis lamun Iain yaitu Bnhalus acoroides dan Halophila ovalis (Setyawan et al. 2008). Lamun memiliki produktivitas tinggi dengan laju pertumbuhan rata-rata Thallasia hemprichii 4,51 mmv/hari untuk daun lama (Kiswara 1999). Beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan sebaran tamun di perairan diantaranya adalah cahaya, temperatur, kekeruhan, arus, kedalaman, salinitas, ketersediaan nutrien, dan lain-lain (Badria 2007). Lamun Thalassia hemprichii ‘mampu tumbuh dan berkembang dalam kondisi tak beroksigen (anoxia) atau berkadar oksigen rendah yang merupakan sifat habitat pasang surut yang dangkal, Hal ini disebabkan karena lamun ini mempunyai strategi metabolik (dengan mikrozoma akar aerobik) schingga mampu berkoloni di habitat laut dangkal dengan berhasil dan ‘mengusir sebagian kelompok tumbuh-tumbuhan lainnya (Romimohtarto dan Juwana 2007). Bkosistem padang Jamun sangat penting artinya bagi kehidupan penyu hijau (Chelonia mydas) dan dugong (Dugong dugon), karena tumfouhan tersebut merupakan sumber makanan bagi kedua jenis hewan air itu, Thalassia hemprichii merupakan salah satu jenis lamun yang dikonsumsi oleh penyu hijau (Dahuri 2003). 2.3 Faktor Pembatas Kehidupan Lamun Faktor-faktor yang membatasi kehidupan Jamun antara lain, suhu, salinitas, kecerahan, arus, kedalaman, ketersediaan nutrien, dan Jain-lain, Faktor- faktor tersebut dapat menjadi faktor pembatas bagi pertumbuhan dan sebaran, lamun, 2.3.1 Suu Kisaran subu optimal bagi spesie: lamun untuk perkembangan adalah 28°C - 30°C, sedangkan untuk fotosintesis lamun membutuhkan suhu optimum antara 25°C - 35°C, Pengaruh suhu bagi lamun sangat besar, sul mempengaruhi proses-proses fisiologi yaitu fotosintesis Jaju respirasi, pertumbuhan dan reproduksi. Pros proses fisiologis tersebut akan menurun tajam apabila suhu perairan berada di luar kisaran tersebut (Berwick 1983 dalam Rustendi 2001). 2.3.2 Salinitas Salinitas merupakan faktor yang berp ran penting bagi organisme aquatik pada umumnya dan kehidupan Jamun pada khususnya, terutama berkaitan dengan keseimbangan osmotik antara_protoplasma lamun dengan media air Jingkungannya, Lamun dapat mentolelir salinitas 10%» - 40% dengan nilai optimumnya adalah 35% (Badria 2007). Penurunan salinitas menyebabkan laju fotosintesis dan pertumbuhen menurun (Berwich 1983 dalam Faiqoh 2006). 2.3.3 Kecerahan Kecerahan berhubungan erat dengan intensitas cahaya matahari yang masuk ke perairan, Cahaya matahari digunakan oleh tumbuhan untuk proses fotosintesis. Cahaya merupakan faktor utama yang menentukan pertumbuhan dan produksi primer, biomassa, dan penyebaran Jamun pada lingkungan perairan subtropis. Disamping itu, cahaya dapat mempengaruhi penyerapan unsur hara N dan P oleh lamun (Erftemeijer 1993 dalam Hamid 1996). 2.3.4 Arus Kecepatan arus air laut dipengaruhi oleh kontur perairan, jenis perairan (terbuka/tertutup), kecepatan angin, dan kedalaman perairan, Arus dapat mempengaruhi produktivitas Jamun dikarenakan arus membawa partikel bahan otganik yang bukan berasal dari perairan tersebut. ‘Arus juga dapat mengancam keberadsan Jamun. Arus yang kuat dapat ‘menyebabkan tumbuhan lamun terlepas dari substrat di dasar perairan. 2.3.5 Kedalaman Kedalaman perairan dapat membatasi distribusi dan pertumbuhan Jamun. Sebaran lamun dapat mencapai kedslaman 40 meter (Kiswara 2004), Semakin dalam suatu perairan akan mempengeruhi intensitas cahaya matahari yang dapat menembus kolom perairan tersebut sehingga akan menghambat laju fotosintesis Jamun dalam air. 2.3.6 Oksigen Terlarut (DO) Oksigen terlarut adalah kandungan oksigen yang terlarut dalam perairan yang merupakan suatu Komponen utama bagi metabolisme organisme perairan yang digunakan untuk pertumbuhan, reproduksi, dan kesuburan lamun (Odum, 1971). Kelarutan Oksigen dalam air laut dipengaruhi oleh tekanan parsial gas-gas yang ada dalam air dan udara, suhu, pH, dan turbulensi. Kandungan oksigen dalam air berasal dari difusi udara dan hasil fotosintesis organisme berklorofil (termasuk lamun) yang hidup di perairan. Semakin kurang cahaya maka laju fotosintesis dan aliran oksigen ke akar dan rhizom semakin berkurang (Badria 2007). 2.3.7 Derajat Keasaman (pH) Derajat keasaman (pH) adalah ukuran tentang besarnya kosentrasi ion hidrogen dan menunjukkan apakah air itu bersifat asam atau basa dalam reaksinya (Wardoyo 1975). Derajat keasaman (pH) perairan sangat dipengaruhi oleh dekomposisi tanah dan dasar perairan serta keadaan lingkungan sekitamya. Kisaran normal pH air laut adalah 7,8-8,2 (Phillips & Menez 1988 dalam Liwe 2010). 2.3.8 Unsur Hara Karakteristik dan dinamika unsur hara berkaitan erat dengan pertumbuhan dan tingkat produksi daun lamun, Naiknya unsur-unsur hara pada keadaan tertentu secara kuantitatif dapat menaikan laju pertumbuhan dan produksi daun Jamun. Keadgan ini merupakan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi lamun (Azkab 1999). ‘Unsur hara dapat ditemui pada kolom air maupun dalam sedimen, Elemen penting yang paling penting diperlukan oleh lamun adalah nitrogen (N), fosfor (@), dan “-organik. Derivat N dan P yang banyak digunakan oleh lamun adalah nitrat, ammonium dan orthofosfat (Badria 2007). Lamun memanfaatkan nitrat dan fosfat di kolom air melalui daun dan di sedimen melalui aker dan rhizomanya, Konsentrasi unsur hara nitrat dan fosfat di sedimen lebih tinggi daripada di kolom air (Erftemeijer 1993). Konsentrasi unsur hara pada sedimen yang berbutiran halus lebih tinggi ih daripada yang berbutiran kasar, karena permukaan sedimen berbutiran halus lel Tuas dan lebih mudah mengikat nutrien (Suparno 1999). 2.4 Kepadatan Lamun Kepadatan Jamun sering dinyatakan sebagai jumlah tunas per satuan luas (tunas/m’). Kepadatan’ kerapatan jenis merupakan elemen struktur komunitas yang dapat digunakan untuk mengestimasi biomassa lamun, dengan kata Tain biomassa lamun ada kaitannya dengan kerapatan jenis (Azkab 1999), Faktor-faktor yang mempengaruhi kepadatan lamun pada suatu perairan diantaranya adalah kondisi perairan juga karakteristik sedimen. Lamun dapat ‘memanfaatkan N dan P dikolom air melalui daun dan di sedimen melalui akar dan thizomanya, Namun, kadar N dan P di sedimen lebih tinggi daripada di kolom air sebagai sumber hara utama bagi tumbuhan lamun (Short 1987). Karakteristik sedimen menjadi faktor yang paling berpengaruh terhadap kepadatan Jamun. Rendahnya kepadatan lamun di Pulau Tarahan dan Pulau Kubur berkaitan dengan rendabnya nutrien dan fraksi sedimen yang didominasi pasir kasar karbonat kedua pulau tersebut (Supano 1999), 2.5 Biomassa Lamun cerial hidup pada suatu satuan luas tertentu, Berbeda dengan “Standing Crop” yang hanya pada bagian atas sedimen dari suatu tanaman air, biomassa termasuk semua tanaman dengan bagian akarnya. Biomassa lamun sering dinyatakan dalam gram berat kering / m? (Azkab- 2000) Biomassa yang dihasilkan oleh jaringan Jamun tergantung interaksi antara bbeberapa faktor lingkungan yang cukup kompleks yaitu meliputi tipe sedimen, kondisi unsur hara dalam sedimen, struktur komunitas mikroba, turbulensi/ pengadukan kolom air, subu air, cahaya dan spesies lamun (Pollard dan Greenway 1993 dalam Suparno 1999), Biomassa lamun dan ketebalan sedimen berkorelasi positif, dimana biomassa lamun tertinggi diketemukan pada sedimen yang tebal (Zieman et al 1989 dalam Kiswara 1991). Besarnya biomassa lamun bukan hanya merupakan fungsi dari ukuran tumbuhan, tetapi juga merupakan fungsi dari kerapatan (Fortes 1989 dalam Liwe 2010), Persentase Iuas penutupan yang tinggi belum tentu menghasilkan biomassa yang tinggi dibanding yang mempunyai persentase penutupan yang lebih rendah (i karnchanalarp dan Sudara 1992 dalam Liwe 2010). 2.6 Sedimen Substrat atau sedimen dapat didefinisikan sebagai medium alami untuk pertumbuhan tanaman yang tersusun atas mineral, bahan organik, dan organisme hidup. Air dan udara berada di pori-pori substrat. Distribusi dan ukuran rongga pori tergantung pada struktur dan tekstur substrat (Badria 2007), Substrat berperan untuk menentukan stabilitas kehidupan lamun, sebagai media tumbuh bagi lamun schingga tidak terbawa arus dan gelombang, dan sebagai media untuk daur dan sumber hara (Berwich 1983 dalam Faigoh 2006). Sedimen memegang peranan penting dalam penyediaan unsur hara dan stabilitas pertumbuhan Jamun. Ukuran daun lamun pada sedimen lumpur berpasir (terigenous) lebih besar dibandingkan dengan daun lamun pada sedimen karbonat. Komposisi dasar dari lamun menunjukan kandungan nutrien yang lebih banyak -P = 340:19:1) dibanding pada sedimen karbonat 1993) Lamun tumbuh pada empat tipe habitat, yaitu rataan terumbu karang pada sedimen terigenous (C2 (C-N:P = 565:18:1) (Erftem: dengan kedalaman sekitar 2 meter, paparan terumbu dengan kedalaman sekitar 2 meter, paparan terumbu dengan kedalaman 10-18 meter dan kondisi substrat didominasi oleh sedimen karbonat (dari pecahan karang sampai pasir koral halus), teluk dangkal yang didominasi oleh pasir hitam terigenous, dan pantai intertidal yang datar dan didominasi oleh lumpur halus ferigenous (Erftemeijer 1992). Penyebaran horizontal padang lamun sangat dipengaruhi karakteristik substrat dan kondisi gerakan air (Brouns dan Heijs 1986, Moro 1988 dalam Faigoh 2006). Semakin tipis substrat (sedimen) perairan akan menyebabkan kehidupan lamun tidak stabil, sebaliknya semakin tebal substrat Jamun akan tumbuh subur, yaitu berdaun panjang dan rimbun (padat), serta pengiketan dan penangkapan sedimen semakin tinggi. (Zieman 1974, Berwich 1983, dalam Faigoh 2006). 2.7 Ketersediaan unsur C,N,P dalam Sedimen Elemen penting yang paling penting diperlukan oleh lamun adalah Nitrogen (N), Fosfor (P) dan C-organik (Badria 2007), Unsur hara di sedimen berada dalam bentuk terlarut di air antara, terjerap/dapat dipertukarkan dan terikat, dan hanya bentuk terlarut dan dapat dipertukarkan yang dapat dimanfaatkan oleh Jamun (Udy dan Dennison 1996 dalam Faiqoh 2006) 2.7.1 Karbon (C) Bohan organik merupakan bahan penting dalam menciptakan kesuburan tanah, baik secara fisika, kimia dan biologi tanah. la merupakan sumber unsur hara tanaman, disamping itu bahan organik adalah sumber energi dari sebagian besar organisme tanah. Bahan organik sangat ditentukan sumber dan susunannya, oleh karena kelancaran dan dekomposisinya serta hasil dekomposisi itu sendiri (Hakim 1986), Karbon disimpan dalam tanah ketika tanaman dan hewan membusuk D> dan (terurai). Bahan organik ini didekomposisi oleh bakteri, melepaskan C methana ke dalam tanah lembab. Air mengandung C-organik terlarut, diperoleh dari atmosfer atau pelapukan batuan karbonat. Jumlah C-organik dalam air tergantung pada waktu dan jumlah bahan organik busuk yang tersedia. C-organik ditranspor dalam bentuk terlarut dan partikulat (Arnell 2002). C-organik memiliki hubungan dengan ukuran tekstur substrat, semakin tinggi jumlah liat semakin tinggi pula C-organik bila kondisi lainnya sama. Tinggi rendahnya kandungan C-organik dipengaruhi oleh pasokan air dari daratan schingga lokasi juga mempengaruhi nilai C-organik (Hakim 1986). 2.7.2 Nitrogen (N) Nitrogen dalam tanah bagi tumbuhan berperan dalam pembentukan protein, selain itt juga dapat memperbaiki pertumbuhan vegetatif. Tumbuhan dengan kandungan N yang cukup daunnya akan berwama lebih hijau (Hardjowigeno 1992). Sumber nitrogen untuk pertumbuhan lamun antara lain berasal dari daur ulang nitrogen dalam sedimen, nitrogen yang berasal dari kolom perairan, dan fiksasi nitrogen. Rizhoma dan akar lammun yang mati menambahkan kadar nitrat dan nitrit dalam sedimen, Oleh karena itu, sumber utama nitrogen untuk produksi daun adalah nitrogen daur ulang yang berasal dari sedimen (Phillip dan Menez. 1988 dalam Badria 2007), Nitrogen anorganik yang berlimpah dalam sedimen lamun adalah ammonium, diproduksi oleh dekomposisi bahan organik (Mann 2000). Siklus nitrogen di sedimen padang lamun digambarkan dengan adanya aktivitas mikroba yang melakukan dekomposisi bagian Jamun yang mati dan pentingnya amonium, dalam air poros. Ammonium dalam sedimen berada dalam tiga bentuk yaitu larut dalam air antara, terikat pada liat dan bahan organik, dan bereampur secara irresibel dalam partikel liat (Moriarty dan Boon 1989 dalam Suparno 1999). 2.1.3 Fosfor (P) Unsur fosfor tidak ditemukan dalam bentuk bebas sebagai elemen, melainkan dalam bentuk senyawa organik yang terlarut (ortof fat dan polifosfat) dan senyawa organik yang berupa partikulat (Jefferies dan Miles 1996 dalam Effendi 2003). Ortofosfat_merupakan bentuk fosfor yang dapat langsung dimanfaatkan oleh tumbuhan akuatik, sedang polifosfat harus direduksi dulu ‘menjadi ortofosfat sebelum dimanfaatkan. Fosfor dalam bentuk fosfat merupakan mikronutrien yang diperlukan dalam jumleh keeil namun sangat esensial bagi organisme akuatik (Zulfitria 2003 dalam Bahri 2006). Fosfor organik maupun anorganik terdapat di dalam tanah. Fosfor organik ‘mengandung senyawa-senyawa yang berasal dari tanaman dan mikroorganisme. Materi organik yang berasal dari sampah tanaman mati dan membusuk kaya akan sumber-sumber fosfor organik (Badria 2007). Fosfat terbentuk dari tanaman dan hewan yang hidup dan mati, dan fosfat sebagai ion atau senyawa mineralisasi terendap dalam tanah, batu atau lapisan sedimen (Sutiknowati 2008) 2.7.4 Rasio C: Lamun dapat mer tkan N dan P dikolom air melalui daun dan di sedimen melalui akar dan rhizomanya, Namun, kadar N dan P di sedimen lebih tinggi daripada di kolom air sebagai sumber hara utama bagi tumbuhan lamun, (Short 1987). Rasio N dan P dalam jaringan Jamun dapat dianggap sebagai refleksi dari ketersediaan wnsur N dan P di lingkungan dimana lamun mengambil kedua unsur hara tersebut. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa faktor lingkungan khususnya sedimen berperan penting dalam pertumbuhan dan kehidupan lamun. Unsur hara N dan P sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan produktifitas primer lamun, schingga kedua unsur tersebut dapat menjadi faktor pembatas bagi pertumbuhan lamun, Proses geokimia di padang lamun berperan sangat penting dalam menentukan kendungan nutrien sebagai faktor pembatas dalam pertumbuhan lamun, Pertumbuhan lamun di lingkungan terigenous lebih, sering dibatasi oleh nitrogen, sedangkan pertumbuban lamun div lingkungan karbonat umumnya sering dibatasi oleh fosfat (Short 1987). ‘Terdapat hubungan yang kuat antara kandungan P daun dan biomassa Jamun Thalassia testudianum, tetapi biomass tidak tergantung pada kandungan N. Pada kandungan unsur P tinggi (C:P rendah) biomassa lamun tinggi dan kandungan unsur P rendah (C:P tinggi) biomassa Jamun rendeh, Kandungan N pada daun Jamun yang diukur dengan C:N menunjukkan tidak ada hubungan dengan biomassa lamun (Fourqurean et al. 1992 dalam Suparno 1999)

You might also like