You are on page 1of 8

JURNAL TEKNOLOGI TERPADU NO. 1 VOL.

1 OKTOBER ISSN 2338 - 6649

Analisis Sistem Perawatan Mesin Menggunakan


Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) Sebagai Dasar
Kebijakan Perawatan yang Optimal di PLTD “X”
Syahruddin
Jurusan Teknik Mesin Alat Berat
Politeknik Negeri Balikpapan
Jl. Soekarno-Hatta Km.8 Balikpapan Telp.(0542)860895, 862305, Fax.861107
E-mail: Syahruddin@poltekba.ac.id

Abstract
Generating engines in PLTD "X" has been in operation long enough and its operations are often damaged
and disorders that result in decreased amounts of electricity production. In addition, it is not known which
components categorized as critical, so the treatment becomes less effective with an indication of the damage still
occurs. RCM studies using this method aims to determine the critical components, combining qualitative and
quantitative factors in the RCM decision worksheet and determine the optimal treatment policy basis.
The data collected is qualitative data and quantitative data. Qualitative data identified through the process
of developing a functional block diagram, system failure and function failure and failure mode and effect
analysis. Quantitative data is the data length of time between failures and repair time distribution is tested.
Distribution test results, damage and maintenance cost data used to calculate the optimal maintenance interval.
The results are set forth in the RCM Decision Worksheet is used as a source of information maintenance actions
to be performed.
Based on the calculation happens for increasing the reliability of the critical components. The largest
increase in the exhaust valve rocker arm that is: 66.00% and the smallest on the exhaust valve seat as follows:
7.63%. Besides a decline in the total cost of care in these critical components. The largest decrease in the
gasket that is: 45.85% and the smallest on the exhaust valve rocker arm by 10.29%, so the maintenance interval
for all critical components can be used as the basis of the optimal maintenance policy.
Keywords: Maintenance System, RCM Method, Maintenace Policy, PLTD

Abstrak
Mesin-mesin pembangkit di PLTD “X” telah beroperasi cukup lama dan dalam operasionalnya masih
sering mengalami kerusakan dan gangguan yang berakibat menurunnya jumlah produksi listrik. Di samping itu
belum diketahui komponen-komponen yang masuk kategori kritis, sehingga proses perawatan menjadi kurang
efektif dengan indikasi kerusakan yang masih terus terjadi. Penelitian dengan menggunakan metode RCM ini
bertujuan untuk mengetahui komponen-komponen kritis, menggabungkan faktor kualitatif dan kuantitatif dalam
RCM decision worksheet serta menentukan dasar kebijakan perawatan yang optimal.
Data yang dikumpulkan adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif identifikasi melalui
proses penyusunan functional block diagram, system failure and function failure dan failure mode and effect
analysis. Data kuantitatif yaitu data waktu antar kerusakan dan lama waktu perbaikan diuji distribusinya. Hasil
uji distribusi, data biaya kerusakan dan biaya perawatan digunakan untuk menghitung interval perawatan
optimal. Hasilnya dituangkan dalam RCM Decision Worksheet yang digunakan sebagai sumber informasi
tindakan perawatan yang akan dilakukan.
Berdasarkan hasil perhitungan terjadi peningkatkan keandalan pada komponen-komponen kritis.
Peningkatan terbesar pada exhaust valve rocker arm yaitu: 66,00% dan terkecil pada exhaust valve seat yaitu:
7.63%. Selain itu terjadi penurunan total biaya perawatan pada komponen-komponen kritis. Penurunan
terbesar pada gasket yaitu: 45.85% dan terkecil pada exhaust valve rocker arm yaitu: 10,29%. Dalam hal ini
interval perawatan untuk seluruh komponen kritis dapat dijadikan dasar kebijakan perawatan yang optimal.
Kata kunci: Sistem Perawatan, Metode RCM, Kebijakan Perawatan, PLTD

42
JURNAL TEKNOLOGI TERPADU NO. 1 VOL. 1 OKTOBER ISSN 2338 - 6649

1. Pendahuluan gangguan/kerusakan untuk 5 mesin yang


PLTD merupakan suatu instalasi terjadi di PLTD “X” selama 3 tahun (dari
pembangkit listrik yang terdiri dari Januari 2010 sampai dengan Desember
beberapa Satuan Pembangkit Diesel (SPD) 2012) adalah sebagai berikut: jumlah jam
dan sarana pendukungnya. Mesin diesel gangguan/kerusakan untuk mesin 1 adalah
sebagai penggerak utama sedangkan energi 1.510,0 (18,50%), mesin 2 adalah 1.021,0
listrik dikeluarkan oleh generator. Pada (12,50%), mesin 3 adalah 2.805,0
umumnya PLTD difungsikan untuk (34,50%), mesin 4 adalah 1.820,0 (22,20%)
produksi listrik dengan kapasitas kecil dan mesin 5 adalah 1.026,2 (12,50%). Ini
sampai sedang dengan kemampuan berdampak pada tingginya loss of
beroperasi 24 jam. Hal ini mepersyaratkan production di PLTD “X”. Tabel 1. berikut
bahwa mesin pembangkitnya harus ini adalah tabel jumlah jam
memiliki reliability dan availability yang gangguan/kerusakan dari bulan Januari
baik. 2010 sampai dengan Desember 2012.
Berdasarkan survei pendahuluan,
PLTD “X” telah beroperasi cukup lama Tabel 1. Jumlah Jam Gangguan/Kerusakan
sehingga mesin-mesin pembangkitnya Selama 3 Tahun
sering mengalami gangguan dan kerusakan Tahun
Jumlah
pada saat beroperasi yang berakibat 2010 2011 2012 (Jam)
Prosentase
(Jan- (Jan- (Jan-
terhentinya kegiatan produksi. Selain itu Des) Des) Des)
sistem perawatan mesin yang terdapat di Mesin 1 1.087,0 286,0 137,0 1.510,0 18,50%
PLTD “X” yang belum terlaksana dengan Mesin 2 240,0 341,0 440,0 1.021,0 12,50%
baik sehingga berakibat pada turunnya Mesin 3 270,0 395,0 2.140,0 2.805,0 34,30%
produksi daya listrik yang dihasilkan.
Mesin 4 461,0 344,0 1.015,0 1.820,0 22,20%
Menurut data, kemampuan produksi daya
Mesin 5 252,0 648,2 126,0 1.026,2 12,50%
listrik PLTD “X” seharusnya adalah 20,04
MW per bulan, namun secara signifikan Sumber: Data pengusahaan PLTD”X” bulan
berkurang sampai rata-rata menjadi 13,69 Januari 2010-Desember 2012
MW per bulan, karena kehandalan engine
yang menurun. Tujuan dilakukan perawatan adalah
Kegiatan perawatan yang selama ini untuk menjaga keandalan (reliability)
telah dilakukan oleh PLTD “X” adalah mesin-mesin agar mesin-mesin tersebut
penggantian komponen-komponen mesin tetap dapat beroperasi dengan baik. Oleh
yang rusak, sebagai usaha peremajaan dan sebab itu, diperlukan strategi yang baik
overhaul yang bertujuan memperpanjang untuk menjaga kelangsungan proses
umur pakai mesin. Selain itu juga produksi. Kegiatan perawatan yang baik
melakukan tindakan Preventive harus dilakukan secara tepat dan konsisten.
Maintenance (PM) untuk merawat mesin- Banyak model perawatan yang dapat
mesin agar tidak terjadi kerusakan atau digunakan seperti: Preventive Maintenance
gangguan saat beroperasi. PM yang Optimization (PMO), Quick Start
dilaksanakan di PLTD “X” mengacu pada Reliability (QSR), Risk Based Maintenance
buku manual (Shop Manual) yang (RBM) dan Proactive Reliability
dikeluarkan oleh pabrik pembuat mesin, Maintenance (PRM) dan sebagainya.
dengan tujuan menjaga kondisi mesin- Namun Total Productive Maintenance dan
mesin agar tetap beroperasi dengan baik. Reliability Centered Maintenance
Akan tetapi, meskipun telah dilakukan merupakan fundamental dari model-model
kebijakan PM, penggantian beberapa perawatan tersebut. Kebijakan-kebijakan
komponen yang rusak dan overhaul untuk perawatan yang bersifat korektif atau
peremajaan, tetap saja terjadi kerusakan reaktif, sistematik atau terjadwal dan
saat beroperasi. Menurut data-data waktu Condition-Based, semuanya bertujuan

43
JURNAL TEKNOLOGI TERPADU NO. 1 VOL. 1 OKTOBER ISSN 2338 - 6649

mencapai availability dan reliability metode survei dengan objek yang diteliti
peralatan dan sistem dengan mereduksi adalah Satuan Pembangkit Diesel (SPD)
biaya perawatannya (Silva, 2008). Sebagai dan sistem perawatan aktual. Mesin-mesin
fundamental, maka metode Reliability diesel yang ada di PLTD ”X” adalah
Centered Maintenance dapat dipilih untuk mesin-mesin SWD 9 TM 410 RR yang
mencapai tujuan tersebut. berukuran besar berjumlah lima unit.
Hal ini didukung oleh Berger (2007) Pengumpulan data dilaksanakan
bahwa Reliability Centered Maintenance selama 2 bulan, Mei sampai Juni 2013.
merupakan teknik yang lebih maju dan Data-data yang telah dikumpulkan
merupakan pengembangan Preventive kemudian dikelompokkan.
Maintenance dalam menjamin aset
beroperasi sesuai dengan fungsi dan desain Tabel 2. Pengelompokan Data dan Metode
aslinya. Disisi lain, Al-Ghamdi, dkk Pengumpulan Data
(2005) juga berpendapat bahwa metode Kelompok Data Jenis Data Metode/Sumber
Data
Reliability Centered Maintenance (RCM)
adalah pendekatan yang efektif untuk Kualitatif Fungsi komponen Sekunder Shop manual
pengembangan program-program PM
Kegagalan Primer Wawancara dengan
dalam meminimalkan kegagalan peralatan komponen mekanik
dan menyediakakan plant di industri
Penyebab Primer Wawancara dengan
dengan alat-alat yang efektif dan kapasitas kegagalan mekanik
optimal untuk memenuhi permintaan
pelanggan dan unggul dalam persaingan. Efek kegagalan Primer Wawancara
mekanik
dengan

Dengan penerapan sistem


kebijaksanaan perawatan yang tepat dan Kuantitatif Waktu antar Sekunder Catatan yang
kerusakan didokumentasikan
sistematis, metode RCM dapat digunakan
untuk meningkatkan efisiensi dengan Waktu perbaikan Sekunder Catatan yang
didokumentasikan
mereduksi biaya perawatan namun tetap
mempertahankan nilai dan keandalan dari Biaya tenaga kerja Primer Wawancara dengan
supervisor administrasi
asset yang dimiliki oleh suatu perusahaan dan keuangan
sebagai strategi dalam menghadapi
lingkungan yang kompetitif. Selain itu, Biaya konsekuensi Primer Wawancara dengan
operasional supervisor operasi
metode RCM mempunyai keunggulan
dalam menentukan program pemeliharaan Biaya perawatan Sekunder Laporan pengusahaan

yang berfokus pada komponen atau mesin- Biaya penggantian Sekunder Catatan yang
mesin yang kritis (critical item list) dan komponen didokumentasikan
menghilangkan kegiatan perawatan yang
tidak diperlukan dengan menentukan Sumber: Pengolahan Data
interval pemeliharaan yang optimal.
Tujuan penelitian ini adalah untuk Data dianalisis dengan metode
mengetahui komponen-komponen mesin Reliability Centered Maintenance dengan
kritis, proses penggabungan faktor langkah-langkah berikut:
kualitatif dan kuantitatif komponen- 1. Penentuan mesin kritis berdasarkan
komponen mesin kritis dalam RCM frekuensi gangguan/kerusakan
decision worksheet serta menentukan 2. Penentuan bagian/sistem kritis
dasar kebijakan perawatan yang optimal berdasarkan frekuensi kerusakan dan
pada komponen-komponen mesin kritis di lama downtime
PLTD”X”. 3. Penentuan komponen-komponen kritis
2. Metoda Penelitian berdasarkan jumlah kerusakan
Penelitian ini dilakukan di PLTD “X” 4. Membuat functional block diagram
bersifat eksploratif deskriptif dengan

44
JURNAL TEKNOLOGI TERPADU NO. 1 VOL. 1 OKTOBER ISSN 2338 - 6649

5. Membuat system failure and function 1. Cylinder Head Assy merupakan bagian
failure yang dipasang di atas blok mesin yang
6. Menyusunan failure mode and effect berfungsi sebagai penutup bagian atas
analysis. mesin dan menahan tekanan kompresi
7. Menguji distribusi data waktu antar dan pembakaran, mengendalikan panas
kerusakan dan lama waktu perbaikan dalam ruangan (dengan sistem
menggunakan Software Minitab 16. pendingin) dan sebagai dudukan
8. Menghitung initial interval. komponen-komponen bagian atas
9. Menyusun RCM decision worksheet mesin mesin (mekanisme inlet valves,
10. Menghitung total biaya perawatan dan exhaust valves dan atomizer).
keandalan komponen-komponen kritis. 2. Piston Assy berfungsi merubah tekanan
pembakaran menjadi gerakan mekanis.
3. Connecting Rod Assy berfungsi
3. Hasil dan Pembahasan
meneruskan gerak naik turun piston ke
3.1 Penentuan Mesin Kritis,
crankshaft.
Sistem/Bagian Kritis dan Komponen
4. Crankshaft Assy berfungsi merubah
Kritis di PLTD “X”
gerak naik turun piston menjadi gerak
Data yang telah diolah adalah
putar.
frekuensi kerusakan dan lama downtime
5. Inlet and Exhaust System berfungsi
dari mesin 1, 2, 3, 4 dan 5. Frekuensi
memasukkan udara bersih untuk
kerusakan dan lama downtime dijadikan
kebutuhan pembakaran di dalam mesin
acuan karena semakin tinggi frekuensi
dan membuang gas sisa pembakaran
kerusakan dan lama downtime mesin, maka
dengan mereduksi tekanan, panas dan
semakin tinggi kerugian akibat loss
emisinya.
production yang disebabkan oleh
6. Sistem Pelumasan berfungsi
berhentinya kegiatan produksi akibat
mengurangi terjadinya gesekan dan
gangguan/kerusakan mesin. Hal ini dapat
mencegah berkaratnya komponen-
menurunkan jumlah produksi.
komponen mesin yang bergerak
Dari hasil penelitian diketahui bahwa
translasi maupun rotasi.
mesin-mesin di PLTD”X” memiliki tipe
7. Sistem Bahan Bakar berfungsi
dan jenis yang sama. Selain itu mesin-
menyediakan bahan bakar untuk
mesin tersebut telah beroperasi cukup lama
kebutuhan kerja mesin.
dan sering mengalami gangguan dan
8. Sistem Pembakaran berfungsi
kerusakan. Pada penelitian ini, tidak semua
menyemprotkan bahan bakar ke ruang
mesin dianalisis untuk menentukan
bakar dan mengatur ijumlah bahan
kebijakan perawatan yang optimal. Oleh
bakar yang disemprotkan sesuai
sebab itu, dipilih mesin yang memiliki
kebutuhan dan beban mesin.
jumlah jam gangguan/kerusakan yang
9. Sistem Pendinginan berfungsi
paling besar dengan pola jumlah jam
mengurangi panas yang berlebihan
ganguan yang meningkat setiap tahunnya.
pada komponen mesin.
Hal ini sangat berpengaruh terhadap loss
10. Block Mesin merupakan rumah atau
production, sehingga menjadi prioritas
tempat kedudukan komponen-
untuk ditangani terlebih dahulu.
komponen utama yang bergerak.
Berdasarkan alasan ini, mesin 3 ditetapkan
11. Proteksi Mekanik berfungsi sebagai
sebagai mesin kritis dengan jumlah jam
penggerak mula dalam menghidupkan
gangguan 2.805,0 atau 34,3%. Untuk lebih
dan menghentikan kerja mesin.
jelasnya dapat dilihat pada tablel 1.
Berdasarkan data-data yang
Tahap selanjutnya adalah menentukan
dikumpulkan dari sebelas bagian atau
sistem atau bagian kritis. Di PLTD “X”,
sistem yang ada dari mesin 3, cylinder head
sistem atau bagian mesin dikelompokkan
assy mempunyai frekuensi kerusakan
dalam sebelas bagian dan sistem. yaitu:

45
JURNAL TEKNOLOGI TERPADU NO. 1 VOL. 1 OKTOBER ISSN 2338 - 6649

terbesar yaitu 115 atau 53,00% dan lama 1. Functional Block Diagram (FBD)
downtime terbesar yaitu: 1.461,0 atau FBD merupakan deskripsi beberapa
52,09%. Oleh sebab itu komponen- komponen dan fungsinya dalam kesatuan
komponen kritis cylinder head assy dipilih blok yang saling berhubungan antara
untuk dianalisis. Data selengkapnya dapat komponen satu dengan yang lain sehingga
dilihat pada table 3. membentuk satu kesatuan fungsi dalam
sistem kerja. Cylinder head merupakan
Tabel 3. Penentuan Sistem atau Bagian
komponen statis berfungsi sebagai tempat
Mesin Kritis pada Mesin 4
Kerusakan
dudukan komponen-komponen katup yaitu
Downtime (jam)
No
Nama Bagian/Sistem (kali) valve housing, valve guide dan valve seat.
.
f % t % Sedangkan aliran kerja terjadi dari rocker
1 115 53,00% 1.461 52,09%
Cylinder Head Assy
arm yang menekan valve melalui rel valve
2 Piston Assy 2 0,92% 93 3,32%
guide agar katup terbuka. Dengan bantuan
3 Connecting Rod Assy 5 2,30% 61 2,17%
valve spring, valve akan menutup pada
4 Crankshaft Assy 3 1,38% 95 3,39%
Inlet and Exhaust
valve seat apabila tekanan dari rocker arm
5 10 4,61% 107 3,81%
System telah ditiadakan. Apabila inlet valve
6 Sistem Pelumasan 13 5,99% 195 6,95%
membuka dan exhaust valve menutup maka
7 Sistem Bahan Bakar 6 2,76% 72 2,57%
udara bersih masuk ke ruang bakar. Udara
8 Sistem Pembakaran 42 19,35% 489 17,43%
akan dikompresikan oleh piston pada saat
9 Sistem Pendinginan 8 3,69% 88 3,14%
inlet dan exhaust valve menutup. Bahan
10 Block Mesin 7 3,23% 86 3,07%
bakar dikabutkan oleh needle element pada
11 Proteksi Mekanik 6 2,76% 58 2,07%
100,00 100,00 atomizer sehingga terjadi pembakaran
Jumlah 217 2.805
% % untuk menghasilkan tenaga. Gas sisa
Sumber: Data pengusahaan PLTD”X” pembakaran akan didorong keluar oleh
bulan Januari 2009-Desember 2011 piston pada saat itu inlet valve tertutup dan
Berdasarkan data-data yang diperoleh, exhaust valve terbuka.
komponen-komponen kritis pada cylinder 2. System Failure and Function Failure
head mesin 3 di PLTD “X” yaitu cylinder System failure and function failure
head, inlet valve rocker arm, inlet valve sebagai sumber dalam penyusunan failure
housing, inlet valve, inlet valve seat, mode and effect analysis.
exhaust valve rocker arm, exhaust valve 3. Failure Mode and Effect Analysis
housing, exhaust valve, exhaust valve seat, (FMEA)
gasket dan distribution box. FMEA digunakan untuk mencari
penyebab dan efek yang ditimbulkan dari
3.2 Penggabungan Faktor kegagalan yang terjadi. Teknik FMEA
Kualitatif dan Kuantitatif merupakan bagian dalam analisis RCM.
dalam RCM Decision Dalam penelitian ini komponen-komponen
Worksheet. cylinder head assy diidentifikasi mode
Berdasarkan pengolahan dan analisis kerusakannya agar dapat diusulkan
data, proses penggabungan faktor kualitatif tindakan perawatan yang tepat dalam
dan kuantitatif melalui beberarapa tahapan. menurunkan laju kerusakan.
Adapun faktor kualitatif meliputi fungsi Sedangkan faktor kuantitatif
komponen, kegagalan fungsi, penyebab bersumber dari data waktu antar kerusakan,
kegagalan dan efek kegagalan. Sedangkan lama waktu perbaikan, biaya
proses identifikasinya melalui penyusunan kegagalan/kerusakan. Data waktu antar
functional block diagram, system failure kerusakan dan lama waktu perbaikan
and function failure sebagai sumber dalam kemudian diuji distribusi dengan
penyusunan failure mode and effect menggunakan minitab 16 untuk dilihat pola
analysis. distribusinya. Kemudian dari pola distribusi
itu dilihat angka parameter, MTTF atau

46
JURNAL TEKNOLOGI TERPADU NO. 1 VOL. 1 OKTOBER ISSN 2338 - 6649

MTTR untuk masing-masing komponen keandalan dari waktu perawatan optimal


kritis Cylinder Head Assy. Dengan R(TM) serta nilai keandalan interval
menggunakan nilai Tf, Tr, MTTF dan perawatan yang dijalankan perusahaan
MTTR komponen-komponen kritis R(TO).
Cylinder Head Assy. dan data-data biaya Dari hasil perhitungan ternyata nilai
kerusakan serta biaya perawatan, keandalan dapat ditingkatkan dan total
selanjutnya dihitung initial interval biaya perawatan dari komponen-komponen
(interval perawatan yang optimal) dengan kritis dapat diturunkan. Peningkatan
keandalan dan total biaya perawatan yang keandalan terbesar pada komponen exhaust
minimum. valve rocker arm yang sebelumnya
4. RCM Decision Worksheet 0,330726786 menjadi 0,549009057 dengan
Langkah selanjutnya adalah prosentase peningkatan sebesar 66,00% dan
menggabungkan faktor kualitatif dan yang terkecil pada komponen exhaust valve
kuantitatif dalam RCM Decision Worksheet seat yang sebelumnya 0,768241438
yang digunakan sebagai sumber informasi menjadi 0,826827404 dengan prosentase
tindakan perawatan yang akan dilakukan peningkatan sebesar 7,63%. Kemudian
dengan mengacu pada proposed task. penurunan total biaya perawatan terbesar
Untuk komponen-komponen kritis di PLTD pada komponen gasket yang sebelumnya
“X”, tindakan perawatan yang diusulkan Rp. 6.492,78 per jam menjadi Rp. 3.515,85
adalah combination of task antara schedule dengan prosentase penurunan sebesar
on-condition task dan schedule restoration 45,85% dan yang terkecil pada komponen
task untuk komponen cylinder head dengan exhaust valve rocker arm yang sebelumnya
interval waktu perawatan 1.148 jam dan Rp. 20.412,43 menjadi Rp. 18.300, 12
distribution box dengan interval waktu dengan prosentase penurunan 10,29%.
perawatan 1.387 jam, sedangkan schedule Untuk lebih jelasnnya dapat dilihat pada
discard task untuk komponen inlet valve table 4. Sehingga TM untuk seluruh
rocker arm dengan interval waktu komponen kritis dapat dijadikan sebagai
perawatan 1.187 jam, inlet valve housing dasar kebijakan perawatan optimal karena
dengan interval waktu perawatan 690 jam, berhasil meningkatkan keandalan (R) dan
inlet valve dengan interval waktu menurunkan total biaya perawatan (TC).
perawatan 991 jam, inlet valve seat dengan Tabel 4. Perbandingan Total Biaya Perawatan
interval waktu perawatan 612 jam, exhaust Dan Keandalan Aktual PLTD”X” Dengan
valve rocker arm dengan interval waktu Interval Perawatan Yang Optimal
Peningk Penur
perawatan 1.379 jam, exhaust valve Nama
TCTO
TCM atan
Reliabilit
unan
Total
Kompone R(TO) R(TM)
housing interval waktu perawatan 763 jam, n (Rp/Ja
m)
(Rp/Ja
m)
y Biaya
(%)
exhaust valve dengan interval waktu Cylinder 0,61611403
0,893573605
13.421,7 10.388,3
45,03%
(%)
22,60
Head 4 %
perawatan 732 jam, exhaust valve seat Inlet
1 6

Valve 0,43946620 19.682,6 15.523,8 21,13


dengan interval waktu perawatan 648 jam Rocker
Arm
8
0,726785182
2 6
65,38%
%

dan gasket dengan interval waktu Inlet


Valve
0,58301336
0,928528245
19.543,8 12.658,2
59,26%
35,23
6 5 4 %
perawatan 2.157 jam. Housing
Inlet 0,49257345
0,536800407
24.446,6 20.463,0
8,98%
16,29
Valve 9 3 8 %
Inlet
0,56108376 31.766,7 24.342,0 23,37
Valve 0,650956742 16,02%
4 1 1 %
Seat

3.3 Dasar Penentuan Kebijakan Exhaust


Valve 0,33072678
0,549009057
20.412,4 18.312.4
66,00%
10,29
Rocker 6 3 2 %
Perawatan yang Optimal dari Arm
Exhaust
Komponen Mesin Valve
Housing
0,50078389 0,674378555
25.889,3
8
23.157,4
2
34,66%
10,55
%

Seluruh komponen kritis pada cylinder Exhaust


Valve
0,47919713
6
0,715723484
22.694,0
4
18.208,9
9
49,36%
19,76
%
Exhaust
head assy telah dihitung nilai interval Valve
0,76824143
8
0,826827404
20.811,5
4
15.443,3
3
7,63%
25,79
%
Seat
waktu perawatan optimal (TM), interval Gasket
0,81405837
1
0,952532561 6.492,78 3.515,85 17,01%
45,85
%
perawatan yang dijalankan perusahaan Distributi
on Box
0,54994618
4
0,890557868 9.192,52 7.674,21 61,94%
16,52
%
(TO) dan telah dihitung pula nilai Sumber: Pengolahan Data

47
JURNAL TEKNOLOGI TERPADU NO. 1 VOL. 1 OKTOBER ISSN 2338 - 6649

Selanjutnya adalah perbandingan interval waktu, total biaya perawatan


interval waktu perawatan yang dan keandalan komponen-komponen
dilaksanakan oleh PLTD “X” dengan kritis. Kemudian digabungkan dalam
interval waktu perawatan usulan. RCM decision worksheet yang
Perawatan inlet valve seat yang digunakan sebagai sumber informasi
sebelumnya dilaksanakan setiap 30 hari tindakan perawatan yang akan
menjadi 26 hari, exhaust valve seat yang dilakukan pada proposed task.
sebelumnya dilaksanakan setiap 30 hari 3. Terjadi peningkatkan keandalan pada
menjadi 27 hari. Inlet valve housing yang komponen-komponen kritis.
sebelumnya dilaksanakan setiap 45 hari Peningkatan terbesar pada exhaust
menjadi 29 hari. Exhaust valve yang valve rocker arm yaitu: 66,00% dan
sebelumnya dilaksanakan setiap 45 hari terkecil pada exhaust valve seat yaitu:
menjadi 31 hari, exhaust valve housing 7,63%. Selain itu terjadi penurunan
yang sebelumnya dilaksanakan 45 hari total biaya perawatan pada komponen-
menjadi 32 hari. Kemudian inlet valve komponen kritis. Penurunan terbesar
yang sebelumnya dilaksanakan setiap 45 pada gasket yaitu: 45,85% dan terkecil
hari menjadi 41 hari, cylinder head yang pada exhaust valve rocker arm yaitu:
sebelumnya dilaksanakan setiap 90 10,29%. Dalam hal ini interval
menjadi 48 hari, inlet valve rocker arm perawatan untuk seluruh komponen
yang sebelumnya dilaksanakan setiap 90 kritis dapat dijadikan dasar kebijakan
hari menjadi 49 hari dan exhaust valve perawatan yang optimal di PLTD “X”.
rocker arm yang sebelumnya dilaksanakan
setiap 90 hari menjadi 57 hari. Selanjutnya, 5. Ucapan Terimakasih
distribution box yang sebelumnya Terimakasih ditujukan kepada manager
dilaksanakan setiap 105 hari menjadi 58 PLTD ”X” yang telah menyediakan tempat
hari dan gasket yang sebelumnya untuk pelaksanaan penelitian ini.
dilaksanakan setiap 105 hari menjadi 90
hari. 6. Daftar Pustaka
Al-Ghamdi, dkk, 2005, ”Reliability
Centered Maintenance Concepts
4. Kesimpulan
and Applications: A Case Study”
Berdasarkan hasil pengolahan data dan
Univ. Cincinnati Industrial
analisis yang telah dilakukan sebelumnya
Engineering, International Journal
dapat disimpulkan beberapa hal yaitu:
Of Industrial Engineering-Theory
1. Komponen-komponen mesin kritis di
Applications And Practice; Pp: 123-
PLTD “X” yaitu: cylinder head, inlet
132; Vol: 7
valve rocker arm, inlet valve housing,
inlet valve, inlet valve seat, exhaust
Bentley, John, 1999, Introduction to
valve rocker arm, exhaust valve
Reliability and Quality
housing, exhaust valve, exhaust valve nd
Engineering 2 Edition, Pactice
seat, gasket dan distribution box.
Hall, London.
2. Penggabungan faktor kualitatif dan
kuantitatif yaitu: Data-data kualitatif
Berger, D, Advanced Failure Analysis
diidentifikasi melalui penyusunan
Methodologies and Techniques,
functional block diagram, system
(http://plantservices.com/articles/2
failure and function failure dan failure
007/073.html?page=print) Tanggal
mode and effect analysis. Sedangkan
akses02-12-2011
data-data kuantitatif diuji distribusinya
untuk dilihat angka parameter, MTTF
Ebeling, E. Charles, 1997, An Introduction
dan MTTR. Dengan data biaya
to Reliability and Maintainability
kerusakan dan perawatan dihitung

48
JURNAL TEKNOLOGI TERPADU NO. 1 VOL. 1 OKTOBER ISSN 2338 - 6649

Engineering, Mc.Graw-Hill, Higgins, Lindley R. 1987. Maintenance


Singapore. Engineering Handbook. 4th
Edition. McGraw Hill Book
Govil, A. K, 1993. Reliability Centered Company. New York.
Maintenance, Mc. Graw Hill
Publishing Co, New Delhi Moubray, John, 1997, Reliability Centered
Maintenance II, 2nd Edition,
Havard, J. Thevik. 2000. Determination of Butterworth Heinemann,Oxford.
Cost Optimal Predetermined
Maintenance, schedule (on line), Silva, Carlos Manuel I, 2008, Proactive
(http://www.dnv.com/binari/determi Reliability Maintenance: a case
nation cost optimum/ tcp4- study conserning maintenance
8724.pdf). Tanggal akses 16-12- service cost. Journal of Quality in
2010 Maintenance Engineering, Vol. 14
No.4 pp. 343-355.

49

You might also like