You are on page 1of 12
‘Motor motorlistrik yang penting, misalnya yang menggerakan alat alat produksi dalam pabrik dan perlu dimonitor serta diamankan secara teliti, monitoring serta peng- amatannya dapat dilakukan dengan menggunakan micro processor. Micro processor diprogram untuk menunjukan arus beban motor dan jam kerja motor, memberi alarm apabila suhu motor terlalu tinggi serta mentrip motor apabila suhu melampaui batas yang ditentukan, memberi alarm apabila beban hilang dengan mendadak, men trip ‘motor apibila ada gangguan dan lain lain hal yang diinginkan terhadap motor listrik yang dimonitor. —_—— VI.21 KOORDINASI PENUTUP BALIK DENGAN SEKERING LEBUR Dalam jaringan distribusi, khususnya saluran udara sering digunakan penutup balik dan sekering lebur bersama-sama untuk keperluan pengamanan. Penutup balik digerakkan oleh relay dengan karaktcristik tertentu sedangkan sekering lebur mempunyai karakeristik sendiri. Oleh karenanya perlu koordinasi antara kedva alat ini, Dalam pasal VI. 19 telah dibahas bagaimana koordinasi operasi antara Penutup Balik Otomatis (Automatic Recloser) dengan Pemisah Seksi. Dalam Jaringan Tegangan ‘Menengah (ITM) yang berupa SUTM sering kali operasi dari Penutup Balik harus dikoordinir dengan operasi dari Sekering Lebur. PMT/Penutop Balik Gt SUTM 20KV 20KV Gambar VIL45 menggambarkan sebuah penyulang (fede) distribusi 20 KV yang keluar dari Gardu Induk (GD dan ‘mempunyai cabang yang menggunakan Sckering Lebur. Gambar VI45. SUTM 20 KV yang dilengkapi Penutup Balik pada Saluran Utama dan Sekering Lebur pada Saluran Cabang. -Apabila terjadi gangguan pada Saluran Cabang, PMT Saluran Utama yang ada di GI hharus segera di trip, jangan sampai didahului oleh putusnya Sekering Lebur yang ada isaluran Cabang. Waktu untuk trip ini yang terdiri dari waktu bekerjanya relay dan waktu bekerjanya PMT diperkirakan berjumlah 0,15 detik. Pengamanan Sistem Tenaga Listrik oo3) Jadi harus dipilih Sekering Lebur yang dalam waktu 0,15 detik dilalui arus gangguan belum melebur (bekerja) Setelah PMT trip, kemudian ada wakns (dead time) dengan harapan agar selama ‘waktu mati ini penyebab gangguan bisa lenyap. Misalnya waktu mati diambil selama ‘satu detik dan dalam waktu satu detik ini penyebab gangguan hilang, maka setelah PMT masuk kembali keadaan menjadi normal kembali. Hal ini terasa sebagai gangguan temporer. “Tetapi apabila gangguan yang terjadi adalah gangguan permanen dan terjadi di saluran Cabang, dibelakang Sekering Lebur, maka setelah waktu mati tersebut diatas habis dan PMT masuk kembali, diharapkan kali ini Sekering Lebur bekerja terlebih dahulu (putus) mendahului PMT masuk kembali. Agar hal ini dapat terlaksana maka relay hharus berubah karakteristiknya seperti terlihat pada gambar VI.46. Dari gambar VI.46 terlihat bahwa pada prinsipnya kurva karakteristik waktu dari relay pada trip pertama dan trip kedua dari Penutup Balik harus mengapit kurva kkarakteristik waktu arus dari Sekering Lebur. ‘Korva karakteristik waktu arus dari Sekering Lebur terdiri dari dua kurva yang praktis sejajar. Hal ini discabkan waktu meleburnya (bekerjanya) Sekering Lebur tidak eksak seperti halnya untuk relay, ada waktu minimum dan ada waktu maksimum yang diperlukan untuk melebur, Variasi waktu ini disebabkan karena waktu yang diperlukan untuk melebur antara lain tergantung kepada suhu udara sekitar Sekering Lebur, ° ie 1000) 10000 > Sen Gambar VI46 Karakecristit waktu arus dari Relay penutup Balt dan dari Sekering Lebur R, = Karakeristik Relay Arus Lebih sewaktu Penutup Balik wip untuk pertama Kali RL = Karakteristk Relay Arus Lebih sewakeu Penutup Balik tip untuk kedua Kali S, = Karakteristik Waktu minimum dari Sekering Lebut. S} = Karakteristik Waktu maksimum dari Sekering Lebur. a ‘Nilai Arus Gangguan. 700 Operasi Sistem Tenaga Listrik Dengan karakteristik waktu arus seperti ditunjukan oleh gambar VIA6 maka pada waktu PMT menutup kembali setelah trip yang kedua kali, Sekering Lebur telah melebur (bekerja), sehingga gangguan permangn yang texjadi di saluran cabang tidak menyebabkan PMT trip lagi. Dengan demikian yang padam hanya saluran cabang yang mengalami gangguan permanen. Dengan mempechatikan gambar VI.46 tampak bahwa apabila besarnya arus gangguan = J maka waka yang diperlukan untuk trip yang pertama kali = t, dan waksu yang diperlukan untuk trip kedva kali = t,Sedangkan waktu yang diperlukan untuk meleburnya Sekering Lebur adalah antara t,, dan t, sertat, harus cukup besar, mini- mal 0,5 detik, untuk menjamin terjadinya selektivitas proteksi. Waktu mati dari Penutup Balik sebelum menutup kembali sebaiknya minimum 0,5 erik untuk memberikan cukup waktu bagi lenyapnya gangguan temporer. Apabila terjadi gangguan permanen pada saluran utama maka Penutup Balik akan trip untuk ke tiga kali dan tidak masuk kembali (locked out) ‘Tergantung kepada kebutuhan di lapangan dapat dilakukan variasi, misalnya baru setelah dua kali trip relay berpindah ke kurva Karakteristik waktu arus yang lebih lambat (R, pada gambar VI.46) dan baru locked out setelah trip yang keempat kali Masuk Masuk iy Locked Out Tap ke 1 Trip ke 2 Trip ke 3 Gambar VLA7 Peristiwa trip, waksu mati (t,) dan Looked Out pada Penutup Balik yang mengalami gangeuan Permanen di Saluran Usama. (Gambar V147 menggambarkan peristiwa tip, waktu mati dan locked out setelah tiga kali trip pada sumbu waktu. Penutup Bahkan trip untuk pertama kali dengan waktu tunda (time delay) selama t sesuai kurva R,, gambar VI46. Kemudian ditkuti dengan ‘waktu mati selama t, Setelah waktu mati t,,, Benutup Balik masuk kembali dan relay telah pindah ke kurva 2 pada gambar VI.46, schingga akan trip untuk ke dua kali dengan waktu tunda 4, Setelah trip sntuk kedua kali maka Penutup Balik tidak menutup kembali, locked ‘out. Hal ini terjadi untuk gangguan permanen pada saluran tama gambar VI.45 ‘Apabila gangguan permanen terjadi pada saluran cabang gambar VI.45, maka Sekering Leburmelebur (bekerja) pada saatt, yang pertama gambar V1 47, Dengan meleburnya Sekering Lebur ini maka gangguan hilang dan tidak terjadi trip yang kedua, operasi kembali normal untuk saluran utama sedangkan saluran cabang padam dan memerlu- kan perbaikan terlebih dahulu scbctum bisa dioperasikan kembati Pengamanan Sistem Tenaga i V1.22 PENGUNAAN PEMUTUS BEBAN Pernutus Beban yang dalam bahasa Inggris disebut Load Break Switch, terdiri dari sekelar udara dan sekering tegangan menengah yang dipasang secara seri seperti ditunjukan oleh gambar VI48. Sakelar udara dilengkapi dengan relay primer dan berfungsi memutus beban lebih. Sedangkan sekering berfungsi memutus arus gangguan, Mekanisme dari sekering adalah sedemikian hingga apabila salah satu sekering putus maka sakelar udara akan membuka ketiga fasa, Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi keadaan yang tidak simetris dalam penyediaan tenaga listrik melalui Pemutus Beban sebagai akibat putusnya sebuah atau dua buah sekering. Dari SUTM atau Kabel Tanah /Mekaaisme Perbukaan Sekelar Utama Ke Transformator Distribusi Gambar VI48 Bagan Pemutus beban yang tendiri dari relay Primer, Sakelar Udara dan Schering Lebur Pemutus Beban banyak dipakai dalam jaringan distribusi, primer (20KV) untuk ‘melindungi Trasformator Distribusi. Dibandingkan dengan penggunaan sekering lebut pemutus (fuse cut out) yang banyak dipakai sebagai pengaman Transformator, penggunaan Pemutus Beban dapat menghindarkan keadaan pemberian tegangan ‘menengah yang tidak simentris seperti telah diuraikan diatas. VI.23 TINGKAT ARUS GANGGUAN Tingkat Arus Gangguan, terjemahan dari bahasa Inggris Fault Level, adalah suatu nilai yang menggambarkan besarnya arus gangguan disuatu tempat dalam sistem ‘untuk suatu kondisi tertentu dalam sister. Hal bal yang mempengaruhi Tingkat Arus Gangguan adalah: a. Kapasitas unit pembangkit yang beroperasi b. Konfigurasi dalam sistem. 502 Operasi Sistem Tenaga Listrik Dalam melakukan penyetelan relay harusdiusehakan agar relay dapatberoperasi pada saat Tingkat Aras Gangguan rendah dan juga pada saat Tingkat Arus Gangguan tinggi. ‘Untuk suatu tempat dalam sistem Tingkat Arus Gangguan bisa rendah apabila apasitas unit pembangkit yang beroperasi juga rendah. Hal semacam ini bisa terjadi pada waktu beban sistem rendah sehinggsa banyak unit pembangkit yang ditanahah menjalani pemeliharaan dan dikeluarkan dari operasi, maka harus ada transformator Jainnya yang beroperasi ditanahikan titi netralnya, Hal ini perlu untuk menjaga agar relay relay yang bertugas mendeteksi gangguan hubung tanah dapat bekerja sebagaimana yang diinginkan. ‘Tingkat Arus Gangguan harus secara periodik dihitung kembali, Khususnya apabila ada penambahan unit pembangkit yang beroperasi dalam sistem, baik untuk gangguan Jbubung singkat tiga fasa maupun untuk gangguan satu fasa ke tanah hasil perhitungan, ini kemudian harus digunakan untuk meninjau kembali penyetelan relay dalam sistem dalam menghadapi Tingkat Arus Gangguan ini. Kemampuan peralatan dalam ‘menghadapi arus gangguan, ditinjau dari segi kemampuan termisnya tergantupg kepada besarnya arus gangguan dan juga lamanya arus gangguan berlansung. Hal ini berarti bahwa kemampuan tersebuttergantung kepada kecepatan relay bersama PMT memibebaskan sistem dari gangguan. ‘Untuk PMT periu diperhatikan kemampuannya untuk memutus arus gangguan disamping kemampuan termisnya dalam mengalami gangguan. Perlu juga diingat bahwa kemampuan PMT dalam memutus arus gangguan sangat tergantung kepada pemeliharaan PMT, oleh karenanya perlu diusahakan agar setiap PMT diperlihara secara periodik sesuai dengan petunjuk yang tertulis dalam buku petunjuk pemeliharaan PMT. Dalam petiembangan teknologt akhir akhir ini, orang cenderun.g mengembangkan relay yang dapat bekerja lebih cepat dan begitu pula halnya dengan PMT. ‘Untuk relay, orang mengembangkan relay relay solid state yang bekerjanya lebih cepat dari pada relay elektro mekanik, Untuk PMT orang mengembangkan PMT yang menggunakan. gas SF 6 dan PMT hampa tidak berbeda dengan PMT minyak atau PMT dengan udara tekan, tetapi ditinjau dari segi pemeliharaannya PNIT gas SF 6 dan PMT hampa memerlukan pemeliharaan yang lebih sedikit. er ay VI.25 CONTOH CONTOH 1. Dalam sebuah GI terdapat dua buah transformator 150 KV/20 KV yang bekerja paralel dan mengisijaringan 20 KV, seperti ditunjukkan oleh gambar V1.49. PMT 20 KV dari penyulang (feeder) 20 KV dan juga PMT 20 KV dari transformator dilengkapi dengan relay arus lebih. Pengamanan Sistem Tenaga Listrik 408 150KV 20KV Gambar V1.49 GI dengan dua transformator peralel mengis jaringan 20 KV. Ketika terjadi gangguan di titik G, ternyata PMT yang trip adalah PMT PMT no.1,3,7 dan 8, Sedangkan yang dikehendaki adalah agar yang trip adalah PMT no. 8 saja. Langkah apa yang harus dilakukan untuk memaperbaiki hal ini? Jawaban: Kenyataan bahwa beberapa PMT yaitu PMT PMT no 1,3,7 dan 8 bekerja (tip) menunjukkan bahwa relay PMT tersebut bekerja dan dapat mentrip PMT yang bersangkutan, Masalahnya adalah koordinasi yang kurang baik mengenai penyetelan waktunya, olch karenanya langkah yang harus dilakukan adalah ‘mengkoordinir penyetelan waktu dari relay relay tersebut diatas, Dalam meng- koordinir penyetclan waktu ini harus dicegah terjadinya akumulasi wakeu penyerelan yang melampaui batas kemampuan termis peralatan yang dilalui arus gangguan. ‘Apabila digunakan relay Arus Lebih dengan karakteristik inves seperti ditunjukkan oleh gambar VI.50, maka koordinasi penyetelan waktu dapat dilakukan dengan ‘memanfaatkan lengkung lengkung karakteristik yang bisa dihasilkan oleh relay, yaitu PMT-PMT no.1,3,7, dan 8 gambar V.49 relay Arus tebihnya, lengkung lengkung scbagai berikut: PMT no. 1 menurut lengkung no. 1. PMT no. 3 menurut lengkung no. 2. PMT no. 7 menurut lengkung no. 3 PMT no. 8 menurut lengkung no. 8 Dengan penyetelan waktu lengkung lengkung tersebut sebesar IGI maka relay relay dari PMT PMT tersebut diatas akan bekerja dengan waktu t2, 13 dan 4. Untuk menjaga agar selektivitas proteksi berjalan dengan baik seperti yang dikehendaki dalam soal ini, harus dijaga. agar nilai (tl ~ ¢2) (€2 3) dan (3 t4) ‘Operasi Sistem Tenaga Listrik ‘masing-masing cukup besar, yaitu minimum 0,5 detik Jadi langkah yang harus ditakukan adalah melakukan penyetclan relay sepert tersebut diatas dan melaku- kan pengujian apakah relay-relay bersangkutan bekerja sebagai yang direncanakan. Te ie Gambar VI. 50 Graft Arus dan Waktu dari relay Arus lebih dengan karakearistik invers. 2, Seperti contoh soal no. 1 tetapi gangguan terjadi dititik G,, sedangkan PMT no. 3 tidak trp tetapi yang trip adalah PMT no. 1. Seharusnya yang trip ada lah PMT 1no.3 saja. Langkah apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki keadaan ini. Jawaban: Karena PMT no. 3 tidak trip maka perlu dilakukan pemeriksaan atas penga wasan PMT no. 3, Hal ini dapat dilakukan dengan mengeluarkan PMT no 3 dari operasi ‘kemudian dilakukan pengujiaan primer atas PMT no. 3 ini, yaitu melalukan arus ‘pada PMT ini dari sebuah sumber arus dengan nilai yang dikehendaki. Nilai arus yang dikehendaki disini adalah nilai minimum yang diharapkan bisa men trip PMT no. 3. Apabila dalam pengujian primer ini PMT no. tidak trip ‘maka harus dilakukan pemeriksaan atas hal-hal sebagai berikut: ‘2, Sistem pengawatan PMT terscbut, mungkin ada kontak yang lepas atau kabel yang putus. Mungkin juga ada pengawatan yang keliru schingga, kumparan pelepas PMT (trip coil) tidak dapat bekerja dengan sempurna, misalnya arus untuk relay Keliru pengambilannya dari terminal Transformator Arus yang seharusnya untuk alat ukur. Pengamanan Sistem Tenaga Listrik 405 b. Transformator arus mungkin mengelami kejenuhan pada tingkat arus gangguan yang terjadi dan perlu diganti. Sebelum mengganti Transformator arus harus diusahakan terlebih dahulu menurunkan Tingkat Arus Gangguan dengan membuka hnubungan paralel kedua Transformator dalam GI. Relay yang men trip PMT no. 3 perlu diuji, apakah bekerja atau tidak, pertu diperbaiki atau diganti. ‘Apabila dari pengojian primer tersebut diatas ternyata PMT no. 3 bekerja baik ‘maka pertu diuji penyetelan waktu dari relay PMT no. 3 dan juga dari relay PMT no. 1, apakah koordinasi waktunya berfungsi dengan baik. ‘Mungkin saja bahwa kejadian tetsebut dalam soal ini discbabkan karena relay PMT no. 1 bekerja lebih cepat dati pada relay PMT no 3. sehingga PMT no. ‘tip lebih dahulu dari pada PMT no, 3. Setelah PMT no. | trip maka relay PMT no, 3 tidak melihat lagi adanya arus gangguan, schingga berhenti bekerja dan tidak sampai men trip PMY no, 3. Perbedaan permasalahannya dengan per- masalahan pada soal No.1I adalah bahwa pada soal no. 1 PMT PMT yang berurutan letaknya semuanya trip, sedangkan pada soal no. 2 PMT yang ada didepan (dilihat dari arah datangnya daya), yang trip, sedangkan yang dibelakangnya tidak trip. Hal tersebut dalam soal no. 2 bisa terjadi karena perbedaan wakta bekerjanya relay PMT no. | dan relay PMT no. 3 cukup besar untuk menyebabkan PMT no. trip dan PMT no. 3 belum sempat trip. Sedangkan pada soal no. 1, perbedaan waktu ini kecil sehingga PMT PMT tersebut dalam soal no. 1 sempat trip semuanya. ——————— VI.24 RELAI DIGITAL (NUMERIK) Pada saat cetakan kedua ini disiapkan (tahun 2005) didalam praktek telah banyak dipakai relai digital yang menggunakan proses digital. Bahkan relai elektro mekanik cenderung digeser keberadaannya oleh relai digital Prinsip Kerja relai numerik digambarkan oleh gambar VI 51. dari gambar tersebut tampak peralatan-peralatan sebagai berikut : © Galvanie Insulation Transformer Alat ini berfungsi menurunkan nilai tegangan dan arus yang diterima dari sisi pengukuran “arus kuat” yang didapat melalui transformator arus dan ‘ransformator tegangan hasil pengukuran daerah “arus leah” yangbisa diterima oleh peralatan elektronik Galvanie Insulation Transformer berfungsi mengisolasi daerah pengukuran “arus Jemah” untuk melakukan proses clektronik (digital) ‘terhadap daerah pengukuran “arus Kuat” ‘© Anti alias filter berfungsi menyaring frekwensi-frekwensi yang tidak diinginkan ‘memasuki dearah pengukuran “arus lemah” e ‘Operasi Sistem Tenaga Listrik © $/Hadalah alat yang melakukan scanning besaran analog secara Sample and Hold (S/H) scanning merupakan langkah pendatuluan untuk proses digitalisasi, © Multiplexer berfungsi menggilir penerimaan data dari lebih sebuah chanel untuk diurutkan secara seri © ADC adalah Analog to Digital Converter yang berfungsi merubah besaran analog menjadi besaran digital Microprocessor adalah alat untuk memproses besaran digital yang diterima dari ADC untuk mengikuti program yang diinginkan © E2 PROM adalah sebuah Zntelegent Electronic Device yang berfungsi membantu kerjanya microprocessor. © RAM adalah Random Aces Memory, sebuah memori yang ada diluar micropro- cessor. © ROM Adalah Read Only Memory, yaitu memori yang ada dalam microprocessor. © Digital 1/O adalah alat yang berfungsi mengatur masuk keluarnya data digital, dalam hal relai ini merupakan alat yang menerima sinyal tripnya (terbukanya) PMT (CB open) dan untuk mengeluarkan sinyal perintah trip ke PMT (CB trip), © Keyboard and display merupakan alat untuk memasukan data secara manual (key. Soard) dan untuk menayangkan data secara manual (display). © Serial communication adalah alat penghubung relay Kealat Iain yang akan diajak berkomunikasi melalui modem atau saluran komunikasi. Serial communication bertugas menggantikan data secara seri sebelum dikirim ke modem. © Modem adalah alat untuk melakukan modulasi dan demodulasi data sebelum masuk ke atau sesudah keluar dari saluran komunikasi © Opto-isolator adalah alat penerima sinyal optik melalui saluran serat optik (fiber ¢ptie) dan PMT (CB) tentang posisinya kalau membuka. Sinyal optik yang diterima oleh alat opto isolator kemudian dirubah menjadi sinyal digital. © Read Relay adalah relai bantu yang mengubah sinyal dari microprocessor untuk ‘menjadi sinyal perintah trip ke PMT (CB). ‘Dari uraian diatas tampak beberapa kelebihan relai digital dibandingkan relai elektro- mekanik, yaitu : 1, Keandalan dan waktu kerjanya (time response-nya) lebih baik karena tidak ada bagian-bagian yang bergerak (moving part). 2. Karakteristiknya bisa diatur melalui program microprocessor 3. Bisa dikomunikasikan dengan komputer SCADA yang ada dipusat pengaturbeban atau dipusat pengatur distribusi. 4, Dimensinya lebih kecil Pengamanan Sistem Tenaga Listrik Aor: BT " Gambar VI.S1 Blot diagram dari Relai Digital VI.25 SOAL - SOAL 1, Hal hal apa saja yang menyebabkan kesalahan operasi dari: a, Relay Arus Lebih, b. Relay Diferensial. cc. Relay Impedansi. 2, Apabila saluran transmisisirkit ganda memerlukan pelepasan salah satu sirkitnya untuk pekerjaan pemetiharaan, hal hal apa saja yang harus di perhatikan apabila saluran tersebut dilengkapi dengan penutup balik otomatis (automatic recloser) tiga fasa. Pada dua ujung saluran transmisi terdapat sumber daya. 3. Ditinjau dari segi protetsi sistem tenaga listik, hal hal apa yang harus diper hhatikan apabila: a, Beban sistem sedang rendah, misalnya pada hari hari libur. . Ada unit pembangkit baru dengan kapasitas relatif besar mulai beroperasi dalam sistem, ¢. Ada perubahan konfigurasi saluran transmisi dari ring menjadi radial. a8 Gperast Sten Tenaga List 4, Sebutkan uatung rugi penggunaan, penutup balik tiga fsa dibandingkan penutup balk satu fasa, 3. ‘Mengapamotor listrik pertu diberi pengamanan tegangan rendah (under voltage protection). 6. Sebutkan untung rugi penggunaan pemutus beban (load break switch)

You might also like