You are on page 1of 40
Penerapan Pembelajaran Fire Drill Dalam Meningkatkan Kesiapsiagaan Bencana Kebakaran di Kapal pada Siswa Kelas X NKPI Tahun Ajaran 2018/2019 NAMA : WINARTI, S.Pd NIP 1 19830716 200904 2 007 UNIT KERJA : SMK NEGERI 1 TANJUNGBALAI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI SUMATERA UTARA MK NEGERI 1 TANJUNGBALAI 2019 akwne IDENTITAS GURU . Nama Sekolah . Nama Guru NIP. . Jabatan / Golongan Guru . Alamat Sekolah - Jalan - Kecamatan - Kota ~ Provinsi = Telepon / Fax 6. Mengajar mata pelajaran 7. SK Pengangkatan a. Sebagai CPNS ~ Pejabat yang mengangkat - Nomor SK - Tanggal Sk b, Pangkat Terakhir ~ Pejabat yang mengangkat = Nomor SK ~ Tanggal Sk . Alamat Rumah - Jalan - Kota - Provinsi = No. HP : SMK NEGERI 1 TANJUNGBALAL : WINARTI, S.Pd : 19830716 200904 2 007 :Penata / Ile : J1Sei Agul : Sei Tualangraso : Tanjungbalai : Sumatera Utara : Guru Kimia : Walikota Tanjungbalai 1813.3 / 165.A/ K / 2009 +: 29 Mei 2009 : Walikota Tanjungbalai : 823.3 / 2205/ 2017 21 April 2017 + JLPancing 3 No.5 Lingk.V Besar Martubung : Medan : Sumatera Utara 1 0852 6146 3663 LEMBAR PENGESAHAN Kegiatan : Lomba Menulis Artikel Judul 1 Penerapan Pembelajaran Fire Drill Dalam Meningkatkan Kesiapsiagaan Bencana Kebakaran di Kapal pada Siswa Kelas X NKPI Tahun Ajaran 2018/2019 Waktu : Februari-Maret 2019 Tempat : SMK Negeri 1 Tanjungbalai Yang menyatakan do Winarti, S.Pd NIP.19830716200904 2 007 Mengetahui Kacabdis Pendidikan Provinsi Sumatera Utara Kota Tanjungbalai oq. Kasi SMK Drs. Bonainaga NIP. 19630922 199302 1 001 ABSTRAK Winarti, Penerapan Pembelajaran Fire Drill Dalam Meningkatkan Kesiapsiagaan Bencana Kebakaran di Kapal pada Siswa Kelas X NKPI Tahun Ajaran 2018/2019. Kebakaran merupakan suatu bencana yang disebabkan oleh api atau pembakaran tidak terkawal yang membahayakan harta benda dan keselamatan jiwa manusia. Penulisan artikel ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Penerapan Pembelajaran Fire Drill dalam meningkatkan kesiapsiagaan bencana kebakaran di Kapal pada Siswa Kelas X NKPI Tahun Ajaran 2018/2019. Dalam pembelajaran yang menggunakan simulasi, siswa _dibina kemampuannya berkaitan dengan keterampilan berinteraksi dan berkomunikasi dalam kelompok. Pembelajaran ini dimulai dengan teori dan dilanjutkan dengan praktik. Adapun teori yang disampaikan tentang Fenomena api/kebakaran, Alat Pemadam kebakaran, Alat pelindung diri, Media pemadam kebakaran, Tanggap darurat kebakaran. Adapun praktik yang dilakukan adalah melakukan simulasi memadamkan api/kebakaran dengan menggunakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) dan Pemadaman kebakaran menggunakan selang air pemadam. Latihan merupakan upaya nyata untuk. meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana. Kata kunci : Kebakaran, Pembelajaran Fire Drill, Kesiapsiagaan bencana oe KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah yang telah diberikanNya sehingga dapat melaksanakan tugas-tugas pembelajaran disekolah sekaligus dapat menulis artikel ini Artikel ini adalah salah satu tulisan yang dilakukan secara mandiri oleh penulis dalam rangka mengikuti lomba menulis artikel pembelajaran peningkatan kesiapsiagaan. Penulisan artikel ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Penerapan Pembelajaran Fire Drill dalam meningkatkan kesiapsiagaan bencana kebakaran di Kapal pada Siswa Kelas X NKPI Tahun Ajaran 2018/2019. Pada kesempatan ini Saya ucapkan terima kasih kepada Ibu Ivo Kemalayani Sinaga, A.Pi selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Tanjungbalai yang telah memberikan dukungan atas penulisan artikel ini di SMK Negeri 1 ‘Tanjungbalai.Terima kasih juga Saya sampaikan kepada rekan — rekan guru dan pihak lain yang terkait yang membantu bertukar pikiran maupun_terlibat langsung dalam penulisan artikel ini. Penulis menyadari bahwa artikel ini masih jauh dari sempurna, karena itu kepada berbagai pihak yang menggunakan / membaca artikel ini sangat diharapkan kritik dan sarannya yang selanjutnya akan saya gunakan untuk perbaikan pelaksanaan pengembangan diri di masa yang akan datang, ~ Tanjungbalai, Maret 2019 Penulis DAFTAR ISI Identitas Guru Lembar Pengesahan .. Abstrak . . Kata Pengantai Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Lampiran BAB I PENDAHULUAN 11 Latar Belakang Masalat 1 1.2 Rumusan Masalah .. Ag) 1.3. Tujuan 3 1.4 Manfaat .. 3 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran .. 4 2.2 Fire Drill 4 2.3 Kesiapsiagaan Bencana 4 2.4 Kebakaran .. 6 2.5 Macam-macam Perlengkapan Pemiadam Kebakaran 7 2.6 Media Pemadam Kebakaran 9 2.7 Kerangka Berpikir 10 BAB IIT PEMBAHASAN .. 1 BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan 14 4.2 Saran. DAFTAR PUSTAKA La. DAFTAR TABEL Grafik Kecelakaaan Kerja Tahun 2010-2016 ... vi DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Alat Pemadam Api Ringan (APAR) . Gambar 2.2. Kerangka Berpikir vii DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Foto penulis dan siswa praktik pemadaman kebakaran .. Lampiran 2 Lembar Kerja Peserta Didik Lampiran 3 Biodata Guru ... Lampiran 4 Surat Pernyataan Aktif Mengajar .. Lampiran 5 Surat Pernyataan Hasil Karya Sendiri . vill BABI PENDAHULUAN 1.4.Latar Belakang Masalah Kondisi geografis, geologis, dan demografis Indonesia menyebabkan negeri ini dikenal sebagai laboratorium bencana. Sesuai dengan Undang-Undang No.24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, Bab 1, tentang ketentuan umum, pasal 1, jenis-jenis bencana dapat dikelompokkan menjadi bencana alam, antara lain : (1) gempa bumi, (2) tsunami, (3) gunung meletus, (4) banjir, (5) kekeringan, (6) angin topan, (7) tanah longsor. Sedangkan bencana non alam, seperti (8) gagal teknologi, (9) gagal modemisasi, (10) epidemi, (11) wabah penyakit, dan bencana sosial (12) konflik sosial antar kelompok atau antar komunitas masyarakat, (13) teror. Gagal teknologi adalah bencana yang diakibatkan oleh kesalahan desain, Pengoperasian, kelalaian dan kesengajaan manusia dalam penggunaan teknologi dan/atau alat industri. Ancaman kegagalan teknologi merupakan bahaya yang berasal dari kondisi teknologi atau industri, termasuk kecelakaan, prosedur berbahaya, kegagalan infrastruktur atau aktivitas manusia yang spesifik, yang dapat menyebabkan hilangnya nyawa, cedera, penyakit atau dampak kesehatan lain, kerusakan harta benda, hilangnya mata pencaharian dan layanan, gangguan sosial dan ekonomi, atau kerusakan lingkungan. Salah satu contoh gagal teknologi adalah kecelakaan transportasi. Transportasi mempunyai peran penting dan strategis dalam pembangunan nasional khususnya transportasi laut. Kondisi geografis negara Indonesia yang merupakan negara kepulauan, Pemerintah mengembangkan pelayaran sebagai salah satu sarana pengangkutan yang dijadikan andalan untuk meningkatkan kesatuan, persatuan dan ekonomi negara. Transportasi laut sebagai bagian dari modal transportasi nasional harus mampu mewujudkan jasa transportasi yang seimbang serta menyediakan angkutan yang selamat, aman, cepat, tertib, teratur nyaman dan efisien sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Transportasi laut dilihat dari sisi lain adalah suatu bentuk transportasi yang beresiko tinggi Karena tidak ada jalur trafik yang tetap dan alur pelayaran yang selalu berubah-ubah dan di laut dijumpai ombak, arus, badal, kabut, karang laut/pedangkalan, dan juga bahaya navigasi. Kecelakaan dapat terjadi pada kapal-kapal baik dalam pelayaran, sedang berlabuh atau sedang melakukan kegiatan bongkar muat di pelabuhan/terminal meskipun sudah dilakukan usaha untuk menghindari, Berikut ini data investigasi kecelakaan pelayaran Tahun 2010-2016 menurut Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Selama Periode itu ada 337 orang meninggal dunia dan hilang, serta ada 474 orang telah menjadi korban luka — luka. eumporon KECELAKAAK KAPAL DARI TAHUN KE TAHUN Tabel 1.1 Grafik Kecelakaan Kapal Tahun 2010-2016 Kebakaran merupakan bahaya yang sering menimpa kapal di laut dan:sudah menelan banyak korban. Seperti dalam kasus yaitu pada tanggal 1 Januari 2017, Sebuah Kapal Motor (KM) bernama Zahro Express, rute Kali Adem-Muara Angke, yang akan menuju Pulau Tidung terbakar di sekitar perairan lepas. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta menyebut sebanyak 194 penumpang selamat, 23 orang meninggal dan 17 orang hilang. Kebakaran terjadi karena adanya korsleting di bagian ruang mesin. Contoh kasus lainnya yaitu Pada tanggal 2 Desember 2018 terjadi kebakaran pada kapal KM Gerbang Samudera I, jumlah penumpang sebanyak 148 orang terdiri dari ABK dan Penumpang (145 orang dievakuasi KM Kumala, 3 orang hilang). Mengingat penting dan strategisnya jasa_ angkutan laut, perlu diselenggarakan tindakan kesiapsiagaan menghadapi bencana kecelakaan di kapal. Mengingat juga Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Tanjungbalai khususnya jurusan NKPI (Nautika Kapal Penangkap Ikan) dan TKPI (Teknika Kapal Penangkap Ikan) akan melaksanakan PRAKERIN (Praktek Kerja Industri) di Kapal maka mereka harus dibekali ilmu tentang kesiapsiagaan menghadapi bencana di kapal. Kesiapsiagaan menghadapi bencana ini merupakan upaya pengetahuan dan kemampuan yang dikembangkan pemerintah, lembaga—lembaga dan masyarakat tentang upaya dan langkah persiapan dan antisipasi yang harus dilakukan secara tepat dan pada waktu yang tepat oleh perorangan, keluarga, masyarakat, lembaga/organisasi kemasyarakatan dan juga pemerintah pusat dan lokal berdasarkan petunjuk yang ada pada saat terjadinya bencana. Dari kejadian di atas dapat dilthat bahwa kebakaran merupakan kecelakaan yang paling sering terjadi dan salah satunya dikarenakan kurang dilakukannya latihan/drif, serta kurang sigapnya crew kapal dalam menghadapi situasi darurat. Berdasarkan hal tersebut maka penulis_menyusun artikel tentang “Penerapan Pembelajaran Fire Drill Dalam Meningkatkan Kesiapsiagaan Bencana Kebakaran di Kapal pada Siswa Kelas X NKPI Tahun Ajaran 2018/2019” 1.2.Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang dapat dikemukakan penulis dalam artikel ini adalah Bagaimana Penerapan Pembelajaran Fire Drill dalam meningkatkan kesiapsiagaan bencana kebakaran di Kapal pada Siswa Kelas X NKPI Tahun Ajaran 2018/2019 ”. 1.3,Tujuan Tujuan dalam penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui bagaimana Penerapan Pembelajaran Fire Drill dalam meningkatkan kesiapsiagaan bencana kebakaran di Kapal pada Siswa Kelas X NKPI Tahun Ajaran 2018/2019 ” 1.4, Manfaat Manfaat penulisan artikel ini adalah sebagai berikut: a. Bagi penulis ~ Untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan dalam dunia perkapalan, khususnya pembelajaran Fire Drill dalam meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana kebakaran di Kapal. b. Bagi Peserta didik Memberikan pengetahuan yang bermanfaat bagi peserta didik tentang pentingnya pembelajaran Fire Drill dalam meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana kebakaran di Kapal. c. Bagi Masyarakat Untuk memberikan informasi bahwa pembelajaran Fire Drill dapat digunakan sebagai salah satu cara dalam meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana kebakaran di Kapal. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.4.Pembelajaran Menurut. undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menyatakan pembelajaran adalah “proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreatifitas berpikir yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkontruksikan pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran. Kesiapan guru untuk mengenal karakteristik siswa dalam pembelajaran merupakan modal utama yang sangat penting dalam penyampaian bahan belajar dan menjadi Indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran. Ciri-ciri pembelajaran menurut ‘Sugandi diantaranya adalah : a. Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara sistematis; b. Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa dalam belajar; «. Pembelajaran dapat _menyeciakan bahan belajar yang menarik dan menantang bagi siswa; di. Pembelajaran dapat menggunakan lat bantu belajar yang ‘tepat dan menarik; e. Pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan menyenangkan bagi siswa; f. Pembelajaran dapat membuat siswa siap menerima pelajaran baik secara fisik maupun psikologis. 2.2.Fire Drill Fire drill merupakan serangkaian simulasi pemadaman kebakaran serta cara evakuasi korban. Simulasi sendiri merupakan salah satu cara untuk memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi didunia nyata. Dalam pembelajaran yang menggunakan metode simulasi, siswa dibina kemampuannya berkaitan dengan keterampilan berinteraksi dan berkomunikasi dalam kelompok. Di samping itu, dalam metode simulasi siswa diajak untuk dapat bermain peran beberapa perilaku yang dianggap sesuai dengan tujuan pembelajaran. Secara umum, simulasi memiliki beberapa keunggulan seperti mampu menghemat waktu, melebarluaskan waktu, mengawasi sumber-sumber yang bervariasi, mengoreksi kesalahan-kesalahan perhitungan, dapat dihentikan dan dijalankan kembali serta mudah diperbanyak. 2.3.Kesiapsiagaan Bencana Kesiapsiagaan merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna. Kesiapsiagaan menghadapi bencana dilakukan bila upaya pencegahan dan mitigasi bencana telah dilaksanakan namun bencana tidak dapat dielakkan untuk itu perlu upaya kesiapsiagaan. Kesiapsiagaan menghadapi bencana harus dilakukan untuk meminimalkan risiko bencana saat bencana itu terjadi. Tindakan — tindakan berikut ini berlaku untuk industri, alat transportasi darat, laut dan udara dan lainnya yang sejenis. Tentu saja harus dilakukan penyesuaian dengan jenis, keadaan dan lokasi bencana yang terjadi. Dalam hal Kecelakaan transportasi, penumpang harus mengikuti prosedur dan petunjuk yang diberikan awak transportasi. Saat terjadinya bencana : a. Bila sistim monitoring dan sistim peringatan bahaya kebakaran atau bahaya lainnya, kerusakan komponen atau peralatan dan terjadinya kondisi bahaya lainnya memberi tanda atau membunyikan tanda peringatan terjadinya bahaya maka peralatan atau mesin secara otomatis menghentikan operasinya. Pengawas harus melakukan pengecekan dan memerintahkan semua pegawai untuk segera meninggalkan ruang kerja atau melakukan evakuasi. b, Semua staf harus melakukan evakuasi secara tertib dan teratur sesuai dengan tata cara evakuasi yang ada dan jangan panik. c. Pengawas keselamatan kerja yang bertugas harus memeriksa semua Tuangan untuk memastikan semua pegawai telah meninggalkan ruangannya. d, Semua staf harus pergi menyelamatkan diri di tempat evakuasi yang telah ditentukan dan mengikuti perintah selanjutnya dari pengawas masing — masing. fe. Pemimpin kelompok kerja harus mendaftar semua staf yang ada dan memastikan keberadaannya bila ada staf yang tidak hadir saat evakuasi. f. Pengawas melakukan pengecekan terhadap operasi mesin dan peralatan kerja dengan memakai peralatan perlindungan kerja lengkap, seperti baju tahan api, panas, dan zat kimia, helm, masker anti asap dan zat kimia, pelindung mata dan telinga, sarung tangan dan sepatu keselamatan kerja. 9. Padamkan api atau atasi kebocoran kimia dan lainnya sesuai dengan tata cara kerja yang berlaku dan selalu waspada akan bencana ikutan lainnya, h Beri pertolongan kecelakaan kepada korban kecelakaan sesuai dengan prosedur yang ada. Sesudah bencana terjadi: a. Pengawas keselamatan kerja memastikan bahwa kejadian bencana telah usai dan keadaan sudah terkendali dengan aman. Pastikan tidak akan ada lagi bencana lanjutan, b. Singkirkan dan bersihkan peralatan dan bangunan yang terbakar, rusak, dan hancur. ¢. Kumpulkan, rapihkan, dan simpan semua peralatan keselamatan bencana d. Pekerja dan staf hanya boleh memasuki ruang kerja setelah ada perintah dan aba-aba resmi dari pimpinan kantor/perusahaan. e. Lakukan pengecekan dan identifikasi korban meninggal, luka yang selamat. f. Masing-masing pekerja dan staf tetap melakukan pengecekan dan kewaspadaan di masing-masing tempat kerja dan segera melaporkan kepada pengawas masing-masing bila terdapat sesuatu yang mencurigakan, Tindakan kesiapsiagaan dilakukan dalam konteks penanggulangan risiko bencana dan bertujuan untuk membangun kerampuan mengelola berbagai keadaan darurat bencana serta mampu membuat peralihan dari keadaan darurat kepada pemulihan yang berkelanjutan. Peringatan dini dan beberapa kegiatan tanggap darurat bencana masuk dalam kegiatan ini. Beberapa upaya penting untuk kesiapsiagaan adalah : a, Memahami bahaya di sekitar kita. b. Memahami sistem peringatan dini setempat. Mengetahul rute evakuasi dan rencana pengungsian. Zz ¢. Memiliki keterampilan untuk mengevaluasi situasi secara cepat dan mengambil inisiatf tindakan untuk melindung} diri. d. Memiliki rencana antisipasi bencana untuk keluarga dan mempraktek- kan rencana tersebut dengan latihan. e. Mengurangi dampak bahaya melalui latihan mitigasi. f. Melibatkan diri dengan berpartisipasi dalam pelatihan. 2.4.Kebakaran Kebakaran merupakan salah satu risiko yang disebabkan oleh nyala api baik kecil maupun besar pada tempat, situasi, dan waktu yang tidak dikehendaki yang bersifat merugikan serta pada umumnya sulit dikendalikan digolongkan sebagai bencana alam (natural disaster) maupun bencana non-alam yang diakibatkan oleh kelalaian manusia (man-made disaster). Kebakaran merupakan suatu bencana yang disebabkan oleh api atau pembakaran tidak terkawal yang membahayakan harta benda dan keselamatan jlwa manusia. Kebakaran di Kapal dapat terjadi di berbagai lokasi yang rawan terhadap kebakaran, misalnya di kamar mesin, ruang muatan, gudang. Berdasarkan UU Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, Kebakaran merupakan bencana yang berdasarkan penyebab terjadinya dapat penyimpanan perlengkapan kapal, instalasilistrik dan tempat akomodasi Nakhoda dan anak buah kapal. Panas adalah salah satu penyebab timbulnya kebakaran. Dengan adanya panas, maka suatu bahan akan mengalami perubahan temperatur, sehingga akhirnya mencapai titik nyala. Bahan yang telah mencapai titik nyala menjadi mudah sekali terbakar. Dan disebut titik bakar yaitu suatu temperatur terendah dimana suatu zat atau bahan bakar cukup mengeluarkan uap dan terbakar (menyala terus menerus) bila diberi sumber panas. Menurut NFPA (National Fire Protection Association), ada 4 (empat) jenis kebakaran, yaitu: 1. Kebakaran Kelas A Kebakaran kelas A adalah jenis kebakaran yang mudah terbakar yang berasal dari bahan material seperti kayu, kertas, pakaian dan sejenisnya. Kebakaran jenis ini biasa banyak terjadi dikarenakan bahannya yang mudah terbakar dan penyebaran apinya yang cepat meluas. Kebakaran Kelas A ini biasanya terjadi di kamar crew kapal ataupun di ruangan-ruangan yang terdapat banyak bahan-bahan yang terbuat dari kayu ataupun gabus serta pakaian- pakaian. 2. Kebakaran Kelas B Kebakaran kelas B adalah jenis kebakaran yang berasal dari bahan cairan yang mudah terbakar seperti minyak bumi, solar, gas dan sefenisnya. 3. Kebakaran Kelas C Kebakaran kelas C adalah jenis kebakaran yang terjadi pada aliran listrik seperti kebocoran listrik, korsleting dan kebakaran pada alat-alat listrik 4, Kebakaran Kelas D Kebakaran kelas D adalah jenis kebakaran yang berasal dari bahan-bahan logam seperti zeng, magnesium, serbuk aluminium, sodium, dan titanium. Indonesia mengikuti Klasifikasi menurut NFPA yang tertuang dalam : Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi tanggal 14 April 1980 No.PE-04/MEN/1980 tentang “syarat-syarat pemasangan dan pemeliharaan alat pemadam api ringan”. Sistem penjagaan harus diadakan pada semua kapal sehingga timbulnya kebakaran dapat segera ditemukan. Alarm kebakaran manual harus dipasang di seluruh akomodasi penumpang dan awak kapal, guna memungkinkan penjaga memberitahukan ke anjungan atau stasiun pengawas keadaan darurat bila terjadi kebakaran di atas kapal tersebut. Selanjutnya stasiun pengawas keadaan darurat_ akan membunyikan alarm keseluruh kapal untuk memberitahukan kepada seluruh pelayar bahwa sudah terjadi kebakaran. 2.5.Macam — macam perlengkapan pemadam kebakaran Macam — macam perlengkapan pemadam kebakaran yaitu : a. Selang air pemadam kebakaran dan penyemprot Selang air pemadam kebakaran biasanya dibuat secara khusus sesuai dengan fungsi yang diperlukan dalam tugas - tugas pemadam kebakaran. Syarat-syarat selang air pemadam kebakaran yang baik adalah : 1. Harus kuat menahan tekanan yang tinggi 2. Harus dilapisi bahan yang tahan api 3. Tahan gesekan 4. Tahan pengaruh zat - zat kimia 5, Mempunyai sifat - sifat yang kuat, ringan, dan elastis. b. Peralatan pemadam yang dapat bergerak Bahan - bahan pemadam api dapat ditempatkan dalam tabung-tabung berbagai ukuran, sehingga sewaktu-waktu diperlukan mudah dipergunakan. Tabung pemadam disebut portable bila berat tabung dan isinya tidak lebih dari 16 kg. Tabung yang lebh besar digolongkan sebagai tabung semi portable, berat seluruhnya tidak lebih dari 30 kg. . Alat pemadam kebakaran yang dapat dijinjing (APAR) Peralatan Pemadam Api yang dapat Dijinjing adalah peralatan pemadam api yang berukuran kecil, yang dapat dibawa dan digunakan oleh satu orang, Peralatan ini juga sering disebut “Alat Pemadam Api Ringan (APAR)”. Alat ini beratnya berkisar antara 0,5 - 16 Kg. Alat pemadam api ringan (APAR) atau fire extinguisers adalah alat pemiadam api yang mudah dipergunakan oleh satu orang untuk memadamkan api pada awal terjadinya kebakaran. APAR dapat berupa tabung jinjing, gendong maupun beroda. Berbagai_ hasil penelitian menunjukkan bahwa APAR berhasil_menanggulangi sekitar 30% kejadian kebakaran, Selaag Gambar 2.1. Alat Pemadam Api Ringan Dalam menjalankan tugasnya dituntut untuk selalu bergerak cepat agar api tidak menjarah banyak tempat. Bersamaan dengan itu, bahaya selalu mengancam para petugas pemadam kebakaran sehingga wajib bagi petugas pemadam kebakaran menggunakan bermacam alat pelindung diri (APD) sebagai berikut : a. Helm b. Sarung tangan . Breathing Apparatus d. Safety Shoes e. Pakaian tahan panas f. Masker 2.6. Media Pemadam Kebakaran Media pemadam menurut fasenya dibagi menjadi 3 (tiga) macam : a. Jenis padat : pasir, tanah, selimut api (fire blankef), tepung kimia (dry chemical). 1. Pasir dan tanah, berfungsi untuk membatasi menjalarnya kebakaran, namun untuk kebakaran kecil dapat dipergunakan untuk menutupi permukaan bahan bakar yang terbakar sehingga memisahkan udara dari proses nyala yang terjadi. 2. Tepung kimia. Menurut klas kebakaran yang dipadamkan, maka tepung kimia dibagi sebagai berikut : 1) Tepung Kimia Biasa (Regular) 2) Tepung Kimia Serbaguna (Multipurpose) 3) Tepung Kimia Kering (Khusus) b. Jenis cair : Air, busa (foam), cairan mudah menguap. Dalam pemadaman kebakaran, air adalah media pemadam yang paling. banyak dipergunakan, hal ini dikarenakan air_mempunyai_beberapa keuntungan antara lain: a, Mudah didapat dalam jumlah yang banyak b. Harganya murah . Mudah disimpan, diangkut dan dialirkan d. Dapat dipancarkan dalam bentuk : + Jet (Jet Stream) + Setengah tirai (Coarse Spray Stream) + Tirai (Spray Stream) e. Mempunyai daya mengembang yang besar dan daya untuk penguapan yang tinggi. Berdasarkan cara terjadinya, maka busa dibagi menjadi : 1. Busa kimia, Bahan bakunya : a. Tepung tunggal (single powder); b. Tepung saudara (dual powder); Kedua tepung tersebut masing-masing dilarutkan dengan air dengan perbandingan volume tertentu. Apabila keduanya dicampurkan akan terjadi bentuk busa. Proses kimianya sebagai berikut : Al,(SOs)2 + 6NaHCO3 -—-> 2AI(OH)3 + 3NazSO, + 6CO2 2. Busa Mekanik Busa ini terjadi karena proses mekanis yaitu berupa adukan dari bahan-bahan pembuat busa yang terjadi dari cairan busa dan udara. c. Jenis gas : Gas asam arang(CO,), gas zat lemas (Nz), gas argon serta gas-gas inert yang lain. Media pemadam jenis gas akan memadamkan api secara fisis yaitu: Pendinginan (cooling) dan Penyelimutan (dilus). Kerugiannya adalah wadah berat dan sulit bergerak bagi si pemakai. 2.7. Kerangka Berpikir Bahaya kebakaran adalah bahaya yang ditimbulkan oleh adanya nyala api yang tidak terkendali, sehingga dapat mengancam keselamatan jiwa maupun harta, Bahaya kebakaran sangat rentan sekali terjadi di atas kapal. Maka dari itu alat-alat pemadam kebakaran yang dapat berfungsi dengan baik sangatiah diperlukan dalam pengoperasian kapal tersebut. Kesadaran akan pentingnya pencegahan kebakaran dan penanggulangan dini terhadap bahaya kebakaran, pada umumnya masih dirasakan sangat kurang, sehingga masih seringkali terjadi kejadian kebakaran yang selalu mengakibatkan banyak kerugian. Untuk mencegah kejadian kebakaran dan mengurangi dampak yang ditimbulkannya, diperiukan tingkat pengetahuan tentang api yang memadal. Karena itulah diperlukan pelatihan ini. BENCANA GAGAL KEBAKARAN DI [—*| TEKNOLOGI | KAPAL PEMBELAJARAN KESIAPSIAGAAN FIRE DRILL BENCANA. TEORI PRAKTIK Gambar 2.2 Kerangka berpikir 10 BAB IIT PEMBAHASAN Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik/siswa dengan Pendidik/guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang meliputi guru dan siswa yang saling bertukar informasi. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan Pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Siswa SMK Negeri 1 Tanjungbalal terdiri dari 4 jurusan, yaitu : 1. APAT (Agribisnis Perikanan Air Tawar) 2. APHPi (Agribisnis Pengolahan Hasil Perikanan) 3. NKPI (Nautika Kapal Penangkap Ikan) 4. TKPI (Teknik Kapal Penangkap Ikan) Siswa jurusan NKPI dan TKPI akan praktek ke kapal apabila mereka akan melaksanakan Prakerin (Praktek Kerja Industri). Terlebih lagi jika mereka sudah lulus dari SMK Negeri 1 Tanjungbalai dan bekerja di kapal, maka kapal itu sebagai rumah kedua bagi mereka. Mereka akan menjadi pelayar yang handal apabila dibekali dengan ilmu yang relevan dan bisa mengatasi keadaan darurat yang terjadi di kapal, misalnya terjadi kebakaran di kapal. - Rencana Penanggulangan keadaan darurat kebakaran yang _perlu diperhatikan : 1, Bunyikan alarm 2. kumpulkan regu/team keadaan darurat . Peringatkan semua departemen diatas kapal mengenai bahaya yang terjadi 4, Pastikan semua orang yang ada diatas kapal sudah mengetahui kejadian 5. Upayakan tindakan pertama untuk penanggulangannya 6. Lakukan penanggulangan bahaya kebakaran 7. Siapkan sekoci untuk diturunkan 8. Meminta bantuan menggunakan radio atau telepon Bila seorang pelayar menemukan adanya kebakaran di kapal maka tindakan awal yang dilakukan adalah membunyikan alarm yang berada terdekat dengan tempat kebakaran. Kotak alarm yang ada harus dipecahkan kacanya terlebih dahulu atau hanya membuka tutupnya saja. Selanjutnya tekan tombol yang ada dalam kotak alarm atau menarik tuas yang ada dalam kotak alarm, Setelah alarm kebakaran terdengar maka bila memungkinkan usahakan memadamkan kebakaran dengan alat yang sesuai. Harus diperhitungkan tentang membesarnya api, ingat bila kebakaran membesar berarti ada kemungkinan terjebak dalam asap dan panas. Pembelajaran yang akan disampaikan saat ini adalah pembelajaran fire drill dalam kesiapsiagaan menghadapi bencana kebakaran di kapal. Pembelajaran ini 1 dimulai dengan teori dan dilanjutkan dengan praktik. Adapun teori yang disampaikan tentang : a. Fenomena api/kebakaran b. Alat pemadam kebakaran c. Alat pelindung diri d, Media pemadam kebakaran e. Tanggap darurat kebakaran Adapun praktik yang dilakukan adalah melakukan simulasi memadamkan api/kebakaran dengan menggunakan : 1. Alat Pemadaman Api Ringan (APAR) a. Alat ‘Alat yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah : 1. Tabung APAR isi ulang 9 Liter 2. Drum (Tempat pembakaran) 3. Baskom 4. Pengaduk b. Bahan Bahan yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah : . Foam A (1 bungkus) . . Foam B (1 bungkus) - . Air (Secukupnya) . Minyak tanah /bensin (secukupnya) . Kayu bakar/bahan yang mudah terbakar . Korek api/mancis cc. Langkah kerja Adapun langkah kerja yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah sebagai berikut : 1. Siapkan alat dan bahan 2. Ambil tabung APAR, baskom, foam A (berwarna putih) dan foam B (berwarna kuning). Isi air ke dalam baskom, tuangkan foam B ke dalam baskom, Aduk rata. Tuangkan larutan foam B ke dalam tabung APAR Exhaust tube 3. Bersihkan baskom. Lalu isi air ke dalam baskom. Tuangkan 1 bungkus foam A ke dalam baskom, Aduk rata, lalu tuangkan larutan foam A ke dalam APAR in tube. 4, Masukkan APAR in tube kedalam APAR Exhaust tube. Tutup rapat bagian penutup APAR, 5. Gunakan perlengkapan safety. Lalu Nyalakan api 6. Angkat tabung APAR dengan salah satu tangan memegang bagian kepala (atas) tabung APAR dan satu tangan memegang bagian bawah tabung APAR ouewne 12 7. Sebelum memadamkan, lihat arah angin. Posisi pemadam membelakangi arah datangnya angin. Balikkan tabung APAR, lalu tabung APAR dikocok. ‘Arahkan tabung ke api. Kemudian lepas nozzlenya, padamkan api hingga tuntas. APAR ini bisa digunakan untuk semua kelas kebakaran tetapi dalam skala kecil. 2. Pemadaman kebakaran menggunakan selang air pemadam a, Alat : 1) Selang 2) Pompa air 3) Penyemprot b. Bahan : Air cc. Langkah kerja 1) Siapkan alat dan bahan. 2) 1 regu terdiri dari 5 orang dengan tugasnya masing - masing sebagai berikut : 1 orang sebagai pemimpin, 1 sebagai pemegang nozzle, 2 orang memegang selang, dan 1 lagi sebagai herper (penyampal pesan). 3) Sambungkan selang pemadam dengan pompa air/hydrant, sambungkan penyemprot/nozzle dengan selang. - 4) Perhatikan arah angin, Untuk memadamkan kebakaran harus membelakangl arah angin. 5) Semprotkan air ke sumber kebakaran sesuai SOP (Standar Operasional Prosedur) yang sudah ditentukan. Pemadaman kebakaran menggunakan selang air pemadam digunakan untuk memadamkan kebakaran dalam skala besar. Bila kebakaran sudah dapat dipadamkan, maka masih diadakan pengawasan tentang kemungkinan terjadinya penyalaan kembali yang disebabkan karena masih adanya sumber penyalaan yang tersisa atau disebabkan bertambahnya kekuatan angin sehingga menambah kadar oksigen, yang mana hal ini menunjang terjadinya penyalaan. ‘Adapun hambatan/kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran ini adalah : 1. Belum terampilnya siswa dalam mempraktikkan alat pemadam kebakaran. 2. Kurang tersedianya instalasi pemadam kebakaran. 3. Kurang tersedianya media pemadaman jenis foam dan CO. Selain itu, pembelajaran simulasi ini dilaksanakan di Sekolah, tidak langsung ke kapal, mengingat keterbatasan biaya. 13 BAB IV PENUTUP 4.1. Kesimpulan Kebakaran di kapal dapat terjadi diberbagai lokasi yang rawan terhadap kebakaran, misalnya kamar mesin, ruang muatan, gudang penyimpanan perlengkapan kapal, instalasi listrik dan tempat akomodasi bagi seluruh awak kapal. Dalam memadamkan kebakaran yang terjadi di kapal, para pelayar harus mengetahui cara memadamkan kebakaran secara cepat dan tepat, tentunya menggunakan teknik dan taktik yang tepat sesuai dengan jenis dan tempat kebakaran. Sangat berbeda dengan kejadian di darat, dimana orang yang terancam bahaya dapat segera menyingkir ke tempat aman. Pada kebakaran di kapal yang terjadi di tengah laut, korban tidak dapat berlindung selain di dalam kapal, apalagi bila cuaca/ombak cukup besar. Oleh karena itu pimpinan pemadam kebakaran harus dapat memutuskan dengan cepat bila memang situasinya sudah tidak dapat diatasi, agar sekoci dan alat-alat penolong dapat diselamatkan, supaya dapat digunakan untuk tindakan-tindakan penyelamatan lebih lanjut. 4.2. Saran - ‘Adapun saran penulis dalam artikel ini adalah : a, Pembelajaran fire drill sebaiknya dapat dilaksanakan secara berkala sehingga dihasilkan siswa-siswa yang terampil_menggunakan alat pemadam kebakaran. b. Media pemadam yang digunakan diharapkan bisa tersedia lebih banyak dan variatif. . Pelaksanaan simulasi dapat dilaksanakan secara langsung di kapal agar teknis pelaksanaannya lebih nyata. 4 DAFTAR PUSTAKA Badan Nasional Penanggulangan Bencana.2017,Buku Saku Tanggap Tangkas Tangguh Menghadapi Bencana, Jakarta,BNPB https ://kumparan.com/@kumparannews/jejakkecelakaankapal2010-2016 ttp://www.tribunnews,com/regional/2018/12/02/Identitas 9 korban luka akibat terbakarnya KM gerbang samudra http://ejournal-s1.undip.ac.id/i http://www.zona referensi.com/pengertian-pembelajaran https://belajar bencana learn disaster.com/bencana di Indonesia/kegagalan teknologi http://www lib.ui.ac.id/naskah ringkas/2016-12//s-khenisa%20sabitha Kementerian Kelautan dan Perikanan,2017,Basic Safety Training, Jakarta: Sekolah Tinggi Perikanan. Maryana,2017,Dasar-Dasar Keselamatan Pelayaran,Jakarta,Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 15 Lampiran 1, Foto penulis praktik pemadaman kebakaran menggunakan APAR Melarutkan foam A Tuangkan larutan foam B ke tabung APAR = Tuangkan larutan foam A ke Exhaust tube tabung APAR in tube. ‘Angkat tabung APAR dengan salah satu tangan memegang bagian kepala_ (atas) tabung APAR dan satu tangan memegang bagian bawah tabung APAR Lihat arah angin, posisi pemadam membelakangi arah datangnya angin. Balikkan tabung APAR, lalu tabung APAR dikocok. Arahkan tabung ke api. Kemudian lepas nozzlenya, padamkan api hingga tuntas. 7 Foto siswa praktik pemadaman kebakaran menggunakan APAR Bed a ‘melarutkan foam A dan foam B Mengaduk foam A supaya bercampur Memadamkan api Secara merata Foto siswa praktik pemadaman kebakaran menggunakan selang Siswa-siswa mendengarkan instruksi/arahan1 regu terdiri dari 5 orang dengan tugasnya masing - masing sebagai berikut : 1 orang sebagai pemimpin, 1 sebagai pemegang nozzle, 2 orang memegang selang, dan 1 lagi sebagai herper (penyampai pesan). Siswa melemparkan selang 19 Perhatikan arah angin. Untuk memadamkan kebakaran harus membelakangi arah angin. Semprotian air ke sumber kebakaran sesuai SOP Lampiran 2. Lembar Kerja Peserta Didik LKPD (LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK) 1. ldentitas a. Nama Mata Pelajaran : Muatan Lokal b. Semester 23 (Tiga) c. Kompetensi Dasar : 3. 1, Menjelaskan fenomena api/kebakaran dan klassifikasinya 3.2. Menjelaskan alat pemadam kebakaran 3.3, Menjelaskan prinsip kesiapsiagaan menghadapi bencana 3.4. Memilih media pemadam kebakaran Indikator Pencapaian Kompetensi: Siswa diminta menjelaskan defenisi api dan klassifikasi api . Siswa diminta menjelaskan alat pemadam kebakaran yw w 1 1: 1, yur bencana 3.1.4. Siswa diharapkan dapat media pemadam kebakaran yang untuk ienis kebakaran d. Materi Pokok : Keslapsiagaan Terhadap Bencana Kebakaran di Kapal fe. Alokasi Waktu : 43P f Tujuan Pembelajaran : Melalui model pembelajaran Discovery Learning dengan menggali informasi dari berbagai sumber belajar, penyelidikan sederhana dan mengolah informasi, diharapkan peserta didik terlibat aktif selama proses belajar mengajar berlangsung, memiliki sikap ingin tahu, teliti dalam melakukan pengamatan dan bertanggungjawab dalam menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan, memberi saran dan kritik serta dapat menjelaskan defenisi api dan Klassifikasi api, menjelaskan lat pemadam kebakaran, menjelaskan _prinsip kesiapsiagaan menghadapi bencana, dapat memilih media pemadam kebakaran yang sesuai untuk jenis kebakaran serta dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis, berkomunikasi, berkolaborasi, berkreasi(4C). Siswa diminta menjelaskan prinsip kesiapsiagaan_menghadapi sesuai 21 Materi Pembelajaran Liat dan baca Buku Teks tentang : Fenomena api/kebakaran Alat pemadam kebakaran Alat pelindung diti Media pemadam kebakaran Tanggap darurat kebakaran AGTSt4 2.Kegiatan Perbelajaran a. Pendahuluan Sebelum belajar pada materi cerita di bawah ini. silahkan kalian membaca dan memahami Kondisi geografis, geologis, dan demografis Indonesia menyebabkan negeri ini dikenal sebagai laboratorium bencana. Gagal teknologi adalah bencana yang diakibatkan oleh kesalahan desain, pengoperasian, kelalaian dan kesengajaan manusia dalam penggunaan teknologi dan/atau alat_—industri. Salah satu -- contoh gagal teknologi adalah kecelakaan ‘transportasi. ‘Transportasi~ mempunyai peran penting dan strategis dalam pembangunan nasional khususnya transportasi laut | Kebakaran merupakan bahaya yang sering menimpa kapal di laut karan di atas dan sudah mer banyak korban. Penyebab utama kebal adalah akibat kelalaian manusia, kare ak ditaat ing telah ditetay tidak mi lak Untuk dapat menyelesaikan persoalan tersebut, silahkan kalian lanjutkan ke kegiatan belajar berikut dan ikuti petunjuk yang ada dalam UKB ini. b. Kegiatan Inti 1) Petunjuk Umum UKBM Baca dan pahami materi pada Buku Teks tentang : = Fenomena api/kebakaran = Alat pemadam kebakaran = Alat pelindung diri = Media pemadam kebakaran = Tanggap darurat kebakaran 2 a. Setelah memahami_ isi materi dalam bacaan berlatihlah untuk berfikir tinggi melalui tugas-tugas yang terdapat pada UKB ini baik bekerja sendiri maupun bersama teman sebangku atau teman lainnya. b, Kerjakan LKPD ini dibuku kerja atau langsung mengisikan pada bagian yang telah disediakan. . Kalian dapat belajar bertahap dan berlanjut melalui kegiatan ayo berlatih 2) Kegiatan Belajar Ayo.....ikuti kegiatan belajar berikut dengan penuh kesabaran dan konsentrasi ! Bacalah uraian singkat materi dan contoh berikut dengan penuh Kebakaran merupakan suatu bentana yang disebabkan oleh api atau pembakaran tidak terkawal yang membahayakan harta benda -dan keselamatan jiwa manusia. ‘Apakah kalian pernah melihat kapal terbakar atau pernah merasakan langsung keadaan di kapal ketika terjadi kebakaran di kapal. 23 Menurut NFPA (National Fire Protection Association), ada 4 (empat) jenis kebakaran, yaitu: 1, Kebakaran Kelas A Kebakaran kelas A adalah jenis kebakaran yang mudah terbakar yang berasal dari bahan material seperti kayu, kertas, pakaian dan sejenisnya. Kebakaran Jenis Ini biasa banyak terjadi dikarenakan bahannya yang mudah. terbakar dan penyebaran apinya yang cepat meluas. Kebakaran kelas A ini biasanya ~ terjadi di kamar crew kapal ataupun di ruangan-ruangan yang terdapat banyak bahan-bahan yang terbuat dari kayu ataupun gabus serta pakaian- pakaian. 2. Kebakaran Kelas B Kebakaran Kelas B adalah jenis kebakaran yang berasal dari bahan cairan yang mudah terbakar seperti minyak bumi, solar, gas dan sejenisnya. 3. Kebakaran Kelas C Kebakaran kelas C adalah jenis kebakaran yang terjadi pada aliran listrik seperti kebocoran listrik, korsleting dan kebakaran pada alat-alat listrik 4. Kebakaran Kelas D Kebakaran kelas D adalah jenis kebakaran yang berasal dari bahan-bahan logam seperti zeng, magnesium, serbuk aluminium, sodium, dan titanium. Indonesia mengikuti klasifikasi menurut NFPA yang tertuang dalam : Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi tanggal 14 April 1980 No.PE-04/MEN/1980 tentang “syarat-syarat pemasangan dan pemeliharaan alat pemadam api ringan”. Dalam memadamkan kebakaran, petugas pemadam kebakaran dituntut untuk selalu bergerak cepat agar api tidak menjarah banyak tempat. Bersamaan dengan itu, bahaya selalu mengancam para petugas pemadam kebakaran 24 sehingga wajib bagi petugas pemadam kebakaran menggunakan bermacam alat pelindung diri (APD) sebagai berikut : a. Helm b. Sarung tangan c. Breathing Apparatus d. Safety Shoes . Pakaian tahan panas f. Masker Ayoo Berlatih Dari gambar-gambar berikut , tentukan yang termasuk alat-alat pelindung diri yang dipakai petugas pemadam kebakaran 25 g cae ‘gambar alat - alat pemadam kebakaran Gambar 1 : Gambar 2 Gambar 4 Gambar 5 26 ‘Ayo jawablah pertanyaan - pertanyaan berikut! 1. Apakah nama alat ~ alat tersebut? aa he 2. Apa fungsi alat - alat tersebut ? Setelah kalian belajar tentang fenomena api/kebakaran pada kegiatan belajar 1, sekarang literasi tentang media pemadam kebakaran dan kesiapsiagaan menghadapi bencana : 1, Jelaskan defenisi kesiapsiagaan bencana 27 2. Jelaskan enam upaya penting untuk kesiapsiagaan bencana 3. Jelaskan media yang digunakan untuk pemadaman kebakaran Sukses untuk kalidn!!! 28 Lampiran 3. Biodata Guru Biodata Guru Judul Karya : Penerapan Pembelajaran Fire Drill Dalam Meningkatkan Kesiapsiagaan Bencana Kebakaran i Kapal pada Siswa Kelas X NKPI Tahun Ajaran 2018/2019 Nama : WINARTI, S.Pd. NIK : 1271135607830002 ‘Tempat, Tanggal Lahir : Martubung, 16 Juli 1983, ‘Alamat Rumah : JL.Pancing 3 No.5 Lingk.V Besar Martubung Kec.Medan Labuhan Alamat Surel : wienky83@yahoo.com Nomor Hp + 085261463663 Progran Studi S-1 : Pendidikan Kimia UNIMED Sekolah Tugas : SMK Negeri 1 Tanjungbalai Provinsi Tugas : Sumatera Utara Daftar Karya : PTK dengan judul “Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Kelas X TPHP Dengan Menerapkan Mode! Pembelajaran Kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) di SMK Negeri 1 ‘Tanjungbalai Tahun Pelajaran 2014/2015 Tanjungbalai, 11 Maret 2019 Hormat Saya da Winarti, S.Pd 29 Lampiran 4, Surat Pernyataan Aktif Mengajar PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA. DINAS PENDIDIKAN SMK NEGERI I TANJUNGBALAI NSS : 591076405008. NIS : 400060 NPSN : 10211996 JLN.SELAGUL KELURAHAN SEL. RAIA KECSEL. TUALANG RASO BALAI E-mail: smkn tanjungbalai01@email.com-website:hup/www.smkn Itghalai.sch.id/ Kode Pos.21345 SURAT PERNYATAAN AKTIF MENGAJAR Nomor : 800/083 /saw'/2019 Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama :IVO KEMALAYANI SINAGA, A.Pi NIPINo. Pegawai _: 19730823 200604 2.005 Jabatan : Kepala Sekolah Dengan ini menyatakan bahwa : Nama : WINARTI, S.Pd NIP/No. Pegawai _: 19830716 200904 2 007 Jabatan : Guru Kimia Adalah guru Kimia yang masih aktif mengajar pada Tahun Ajaran 2018/2019 di satuan pendidikan SMK Negeri 1 Tanjungbalai. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Tanjungbalai, 11 Maret 2019 0. KEMALY YANI SINAGA, A.Pi “NIP. 19730823\200604 2 005 30 Lampiran 5, Surat Pernyataan Hasil Karya Sendiri SURAT PERNYATAAN HASIL KARYA SENDIRI Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Winarti, S.Pd Tempat, Tanggal Lahir : Martubung, 16 Juli 1983 Alamat sure! + wienky83@yahoo.com Judul Karya : Pembelajaran Penerapan Pembelajaran Fire Drill Dalam Meningkatkan Kesiapsiagaan Bencana Kebakaran di Kapal pada Siswa Kelas X NKPI Tahun Ajaran 2018/2019 ‘Alamat Sekolah + J1.Sei Agul Kel.Sei Raja Kec. Sei Tualang Raso menyatakan bahwa naskah ini adalah benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan karya orang lain, belum perah diikutkan dalam segala bentuk perlombaan, dan belum pernah dipublikasikan.-Apabila dikemudian hari ternyata karya saya tidak sesuai dengan pernyataan ini, secara otomatis karya saya ~ dianggap gugur dan saya bersedia menerima semua konsekuensinya. Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya. Tanjungbalai ,11 Maret 2019 ‘Yang menyatakan FSAzFS2055 JRUP.AK OT Winarti, $.Pd 31

You might also like