Professional Documents
Culture Documents
id
ABSTRACT
Introduction: Tuberculosis is still a major problem in the health world. Proper diagnosis to find
Mycobacterium tuberculosis (M.tb) early is indispensable in breaking the chain of transmission. The
diagnosis of pulmonary tuberculosis in Indonesia is still based on microscopic examination of acid
fast bacilli (AFB) in sputum and culture in the M.tb media Lowenstein Jensen (LJ). Microscopic
smear has limitations, sensitivity and microscopic smear varies greatly depending on the workload,
personnel skills in reading preparation. Culture takes a long time is 2-8 weeks. Mycobacterium
tuberculosis antigen (TBAg) rapid test kit is a test that is fast, easy, practical, and does not require
special skills. This test detects antigens secreted M.tb genes that code RD-1 (Region of Difference 1),
RD2 and RD3, where this region is eliminated in all strains of Mycobacterium bovis BCG. This study
aims to determine the diagnostic value of a rapid test kit TBAg on sputum and serum samples for the
diagnosis of tuberculosis (TB) lung.
Method: This study used a diagnostic test design. The samples were sputum and serum from 50
patients suspected of TB. This study uses the gold standard culture in the M.tb LJ media. Each suspect
TB sputum samples taken 3 specimens at the time- morning-at the time, while serum samples taken 1
specimens and each specimen examination TBAg rapid test kits.
Results: Sensitivity, specificity, positive predictive value (PPV), negative predictive value (NPV),
positive likelihood ratio (PLR), negative likelihood ratio (NLR) and the accuracy of sputum samples,
respectively for 72.2%, 85.71%, 92 , 86%, 54.55%, 5.06%, 0.32% and 76%. As for the serum samples
respectively by 19.11%, 92.86%, 87.50%, 30.95%, 2.72%, 0.87% and accuracy of 40%.
Conclusion: In general, antigen detection by rapid test kit TBAg using sputum samples have better
diagnostic value than serum samples. So it can be considered in healthcare facilities that do not have
trained personnel to mikrokopis smear examination in order to use TBAg rapid test kit to aid in the
diagnosis of pulmonary tuberculosis due to a fairly good specificity.
Keywords: Microscopic smear, TBAg rapid test kits, culture for M. tuberculosis.
Membuat diagnosis TB paru 2011). Saat ini telah diketahui protein antigen
merupakan masalah terutama pada kasus yang yang dikode oleh genomic region M.tb dan
mempunyai jumlah kuman sedikit ditunjukkan sebagai region of difference (RD)
(paucybacillary) atau pada TB ekstra paru. (Kalra et al., 2010).
Beberapa cara yang digunakan untuk
Gen-gen yang bepotensi antigen
mendiagnosis TB paru adalah gejala klinis,
seperti early secreted antigenic target-6
ditemukannya basil tahan asam (BTA) di
(ESAT-6), culture filtrate protein-10 (CFP-
sputum dengan pengecatan Ziehl-Neelsen
10), dan Mycobacterium protein tuberculosis-
(ZN), kultur M.tb di media Lowenstein Jensen
64 (MPT-64) hilang pada BCG. Regio of
(LJ), uji tuberkulin, pemeriksaan radiologis
differences-1 yang mengkode ESAT-6 dan
(foto thorak), histopatologis, yang seluruhnya
CFP-10 diidentifikasi sebagai antigen yang
memiliki keterbatasan (Kumar et al., 2011).
immunogenik yang disekresikan oleh pada
Kultur M.tb merupakan baku emas mycobacterium patogen dan dikode Regio of
diagnosis TB aktif karena sensitivitasnya differences (RD) 1, 2 dan 3 (Prakash, 2009).
diantara 75 - 100% dan spesifisitasnya 100%,
Shende et al. (2007) menyatakan enzyme
namun memerlukan waktu lama (3 – 8
linked immunosorbent assay (ELISA) dan
minggu) dan sering memberikan hasil negatif
immunoblotting dapat mendeteksi antigen
pada kasus paucibacillary (Trollip et al.,
M.tb untuk mendiagnosa TB paru. Pada
2001).
penelitian ini antigen protein 170 kDa, 140
Perkembangan pengetahuan dibidang kDa, 85 kDa, 55kDa, 43 kDa, 20 kDa and 16
biologi molekuler terhadap kuman TB terus kDa ditemukan pada sputum positif M.tb
berkembang pesat, berbagai penelitian di
Mycobacterium Tuberculosis antigen
bidang biologi molekular untuk meneliti
rapid test kit mendeteksi specific secreted
genetika kuman TB semakin berkembang.
antigen dari RD1, RD2, dan RD3. Penelitian
Diagnostik baru dalam bidang tersebut mulai
ini menganalisis nilai diagnostik yaitu
ditemukan dan dikembangkan sehingga
sensitivitas dan spesifisitas TBAg rapid test
diagnosa yang cepat dengan akurasi yang
kit untuk diagnosis TB paru dengan
tinggi dapat diharapkan (Lodha, 2004;
pemeriksaan sputum pagi-sewaktu-pagi
Palomino, 2005). Protein yang disekresi oleh
dengan serum dari pasien tersangka TB paru,
M.tb complex secara in vivo maupun in vitro
baku emas pada penelitian ini menggunakan
dapat menstimulasi respon imun
yang
commit tokultur
user sputum di media LJ. Hasil penelitian
mempunyai nilai diagnostik (Shen et al.,
ini diharapkan dapat memberikan informasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Desain penelitian ini adalah uji Pemeriksaan sputum dan serum tersangka
diagnostik terhadap pemeriksaan TBAg rapid TB paru dikerjakan bersamaan dengan kultur
test kit menggunakan sampel sputum commit
dan todiuser
media LJ setelah dilakukan pengambilan
serum pada pasien tersangka TB paru. sampel dan preparasi sampel. Sampel sputum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dan serum didapat dari tersangka TB paru Hasil pemeriksaan sampel sputum dengan
yang berobat di BBKPM Surakarta yang TBAg rapid test kit
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil pemeriksaan TBAg rapid test kit
Tabel1. Karakteristik Dasar Subyek Penelitian dari 50 spesimen sputum BTA pasien
Karakteristik Tersangka TB tersangka TB paru didapatkan hasil
Jenis kelamin laki-laki 25(50%) sebagaiberikut
Jeniskelamin perempuan 25(50%) Tabel 2. Hasil pemeriksaan sampel sputum TBAg rapid
Mean umur 46,40 tahun test kit dengan kultur TB pada pasien tersangka TB
SD umur 15,13 paru
Rentang umur 17-88 tahun Pemeriksaan Kultur TB
Kultur BTA positif 36 pasien (72%) Sputum Total
TBAg Positif Negatif
Kultur BTA negatif 14 pasien (28%)
Positif 26 (72,2%) 2 (14,3%) 28 (56%)
Negatif 10 (27,8%) 12(85,7%) 22 (44%)
Karakteristik dasar subyek penelitian Total 36 (72%) 14 (28%) 50 (100%)
pada tabel 1didapatkan bahwa jumlah
Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa dari
penderita tersangka TB paru pada penelitian
50 pasien tersangka TB paru terdapat 36
ini sebanyak 50 orang, yaitu terdiri dari 36
pasien kultur positif dan diantarnya terdapat
(72%) penderita tersangka TB paru dengan
26 (72,2%) pasien mendapat hasil TBAg rapid
kultur M.tb positif dan 14 (20%) penderita
test kit positif serta 10 (27,8%) pasien
tersangka TB paru dengan kultur M.tb
mendapat hasil TBAg rapid test kit negatif.
negatif. Usia rerata tersangka TB paru dengan
Sedangkan 14 pasien dengan kultur negatif
kultur M.tb positif 46,72 tahun dan rerata usia
yaitu 2 (14,3%) pasien diantaranyna dengan
tersangka TB paru dengan kultur M.tb negatif
hasil TBAg rapid test kit positif serta 12
46,85 tahun. Persentase jenis kelamin pada
(85,7%) pasien dengan hasil negatif.
suspek TB, laki-laki 50% (25), perempuan
50% (25). Hasil Pemeriksaan Sampel Serum dengan
TBAg Rapid Test Kit
Hasil Pemeriksaan TBAg Rapid Test Kit
Hasil pemeriksaan TBAg rapid test kit
Pemeriksaan sputum dengan TBAg rapid
dari 50 spesimen serum pasien tersangka TB
test kit menggunakan sputum SPS, hasil
paru didapatkan hasil sebagai berikut.
positif bila ≥ 2 dari sputum SPS hasilnya
Tabel 3. Hasil pemeriksaan sampel serum TBAg rapid
positif. Depkes, (2006) tentang salah satu test kit dengan kultur TB di media LJ pada pasien
tersangka TB paru.
kriteria diagnosis utama TB paru adalah hasil
Pemeriksaan Kultur TB
pemeriksaan dinyatakan positif apabila Serum Total
TBAg Positif Negatif
sedikitnya dua dari tiga pemeriksaan SPS
Positif 7 (19,4%) 1 (7,1%) 8 (16%)
BTA hasilnya positif. commit to user
Negatif 29 (80,6%) 13 (92,9%) 42 (84%)
Total 36 (72%) 14 (28%) 50(100)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ratio (PLR), negative likelihood ratio (NLR) efisiensi penelitian ini jika menggunakan
TBAg rapid test kit dengan standar baku emas sampel sputum adalah 76% yang artinya bila
yang dihitung berdasarkan hasil pemeriksaan pemeriksaan dengan TBAg rapid test kit ini
pada sampel sputum dan serum pasien TB digunakan pada pasien dengan sampel sputum
Tabel 4. Hasil pemeriksaan uji diagnostik TBAg rapid memberikan kesimpulan yang benar dalam
test kit dengan kultur TB
menentukan ada atau tidaknya penyakit TB
Uji Diagnostik
Pemeriksa
an Sensitivitas Spesifisitas PPV NPV paru pada pasien tersangka TB paru.
(%) (%) (%) (%)
Sputum 72,22 85,71 92,86 54,55
Serum 19,44 92,86 87,50 30,95 Pada pemeriksaan serum diketahui nilai
sensitivitas TBAg rapid test kit pasien TB
Pada tabel 7 diketahui pemeriksaan TBAg
paru sebesar 19,4% yang artinya hanya 19,4%
rapid test kit pada sampel sputum
pasien tersangka TB paru yang dapat
mendapatkan sensitivitas sebesar 72,22%,
dideteksi dengan sampel serum dan nilai
yang artinya 72,22% pasien TB paru dapat
spesifisitas sampel serum yang diperoleh pada
dideteksi dengan alat ini dan nilai spesifisitas
penelitian ini sebesar 92,86% artinya besar
sampel sputum yang diperoleh pada
kemungkinan penyakit TB paru yang dapat
penelitian ini sebesar 85,7% artinya besar
commit todisingkirkan
user pada tersangka pasien TB paru
kemungkinan penyakit TB paru yang dapat
yang memiliki TBAg rapid test kit negatif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
sebesar 92,86%. Nilai PPV sebesar 87,50% sputum dan sampel serum (p= 0,000). Hasil
yang artinya bahwa TBAg rapid test kit pemeriksaan TBAg rapid test kit pada sampel
dengan sampel menggunakan serum apabila sputum lebih baik dibandingkan dengan
hasilnya positif maka kemungkinan 87,50% sampel serum dimana pada sampel sputum
pasien tersangka TB paru kemungkinan diantara 36 pasien kultur positif terdapat 26
menderita TB paru. Sedangkan nilai NPV (72,2%) pasien dengan hasil TBAg rapid test
sampel serum adalah 30,95%, yang artinya kit positif serta10 (27,8%) pasien didapatkan
bahwa alat TBAg rapid test kit dengan hasil TBAg rapid test kit negatif. Sedangkan
menggunakan sampel serum apabila hasilnya 14 pasien dengan kultur negatif terdapat 2
negatif maka ada kemungkinan 30,95% (14,3%) pasien dengan hasil TBAg rapid test
pasien tersangka TB paru benar-benar tidak kit positif dan 12 (85,7%) pasien dengan hasil
menderita TB paru. Nilai akurasi penelitian negatif. Pada kultur positif terdapat 27,8%
menggunakan sampel serum adalah 40%, pasien dengan hasil pemeriksaan TBAg rapid
yang artinya bila pemeriksaan dengan TBAg test kit negatif, kemungkinan ini dapat
rapid test kit ini digunakan pada pasien disebabkan karena kualitas sputum kurang
menggunakan sampel serum maka 40% baik. Depkes, (2002) tentang kualitas sputum
pemeriksaan tersebut akan memberikan sangat mempengaruhi hasil pemeriksaan
kesimpulan yang benar dalam menentukan mikroskopik BTA, sputum yang baik adalah
ada atau tidaknya penyakit TB paru pada berwarna kuning kehijau-hijauan
pasien tersangka TB paru. (mukopurulen), kental, dan volume sputum
yang cukup. Pada penelitian ini terdapat 3
DISKUSI
spesimen menunjukan hasil tidak valid karena
Mengembangkan suatu tes yang mudah, sputum sangat kental sehingga tidak mengalir
cepat dan praktis, tidak mahal, dan memiliki dengan baik pada membran, hasil menjadi
batas deteksi yang sama baik dengan standar valid setelah dilakukan pengulangan dengan
dini sehingga pengobatan yang tepat dan Hasil TBAg rapid test kit positif pada kultur
cepat dapat dilakukan serta dapat mengurangi negatif sebanyak 14,3% dapat disebabkan
beban kerja petugas laboratorium (Arias- karena adanya reaksi silang terhadap bahan-
terdapat 27% hasil pemeriksaan TBAg rapid 19,44% pasien TB paru yang dapat dideteksi
test kit negatif, ini kemungkinan diakibatkan dengan sampel serum. Penelitian metaanalisis
oleh fenomena hook effect yaitu adanya oleh Flores et al. (2011) menemukan
antigen excess yang dapat menjenuhkan sensitivitas dan spesifisitas pemeriksaan
antibodi sehingga konfigurasi sandwich tidak antigen pasien TB paru dengan sampel serum
dapat terbentuk dan menyebabkan hasil yang bervariasi diantaranya pada penelitian
negatif (Handoyo, 2003). oleh Chanteau et al. (2000), sensitivitas dan
spesifisitas antigen M.tb pada sampel serum
Pemeriksaan TBAg rapid test kit pada
masing-masing 28% dan 96%, yang tidak
sampel sputum mendapatkan sensitivitas
jauh berbeda dengan penelitian kami yaitu
sebesar 72,22%, yang artinya 72,22% pasien
sensitivitas dan spesifisitas masing-masing
TB paru dapat dideteksi dengan alat ini. Hasil
19,4% dan 92,9%. Nilai PPV dan NPV
ini hampir sama dengan sensitivitas penelitian
sampel serum penelitian ini 87,50% dan
Sari & Aryati yaitu 72,6%, sedangkan
30,95% sedangkan nilai PLR dan NLR untuk
sensitivitas penelitian Alavi-Naini yaitu 93%,
sampel serum adalah 2,72 dan 0,87 sehingga
maka sensitivitas pada penelitian ini bernilai
penggunaan sampel serum belum mempunyai
rendah. Berdasarkan nilai spesifisitas sampel
nilai diagnostik yang baik.
sputum yang diperoleh pada penelitian ini
sebesar 85,7% artinya besar kemungkinan Nilai akurasi atau efisiensi penelitian
penyakit TB paru yang dapat disingkirkan ini jika menggunakan sampel sputum adalah
pada tersangka pasien TB paru yang memiliki 76% yang artinya bila pemeriksaan dengan
TBAg rapid test kit negatif sebesar 85,7%. TBAg rapid test kit ini digunakan pada pasien
Nilai PPV sampel sputum 92,86% yang menggunakan sampel sputum maka 76%
artinya kemungkinan 92,86% pasien pemeriksaan tersebut akan memberikan
tersangka TB paru yang diperiksa dengan kesimpulan yang benar dalam menentukan
TBAg rapid test kit benar-benar menderita TB ada atau tidaknya penyakit TB paru pada
paru. Nilai NPV sampel sputum 54,55% yang pasien tersangka TB paru. Nilai akurasi
artinya kemungkinan dari tersangka TB paru penelitian ini jika menggunakan sampel
54,55% benar-benar tidak menderita TB paru. serum 40%, maka penggunaan sampel sputum
Nilai PLR sampel sputum adalah 5,06 dan lebih baik jika dibandingkan dengan sampel
NLR 0,32 dianggap tidak mempunyai nilai serum untuk diagnosis TB paru.
diagnostik yang baik. Sensitivitas TBAg rapid
Menurut Teixeira et al. (2006) orang
commit to user
test kit menggunakan sampel serum pasien
yang terpapar kuman M.tb 10 - 30% menjadi
TB paru sebesar 19,44% yang artinya hanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
infeksi dan hanya 5 – 10% dari yang sputum maka 76% pemeriksaan tersebut akan
terinfeksi menjadi aktif, sedangkan 90-95% memberikan kesimpulan yang benar dalam
individu menjadi latent tubeculosis infection menentukan ada atau tidaknya penyakit TB
(LTBI) yang bersifat dormant dalam paru pada pasien tersangka TB paru. Nilai
makrofag di paru. Pada penelitian ini pasien akurasi penelitian ini jika menggunakan
dengan spesimen serum TBAg rapid test kit sampel serum 40%, maka penggunaan sampel
negatif namun hasil kultur positif dapat sputum lebih baik jika dibandingkan dengan
disebabkan karena lokasi kuman M.tb sampel serum untuk diagnosis TB paru.
sebagian besar berada di paru dan tidak
Secara umum, deteksi antigen
menyebar secara hematogen.
menggunakan TBAg rapid test kit dapat
SIMPULAN digunakan sebagai alternatif pemeriksaan
untuk diagnosis TB paru secara cepat,
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
disamping pemeriksaan lain (kultur dan
dilakukan pada 50 sampel pasien tersangka
mikroskopik BTA), dan sampel paling baik
TB paru disimpulkan ada perbedaan yang
adalah menggunakan sputum.
signifikan antara hasil pemeriksaan TBAg
rapid test kit pada sampel sputum dan serum
dengan nilai p = 0,000, dimana hasil
pemeriksaan TBAg rapid test kit pada sampel
sputum lebih baik dibandingkan dengan
sampel serum. Nilai diagnostik sensitivitas
dan spesifisitas pada sampel sputum sebesar
72,22% dan 85,71%, hasil ini lebih baik dari
pada sensitivitas dan spesifisitas pada sampel
serum, yaitu sebesar 19,44% dan 92,86%.
Nilai diagnostik PPV dan NPV pada sampel
sputum sebesar 92,86% dan 54,55% dan pada
sampel serum 87,50% dan 30,95%,
sedangkan nilai akurasi atau efisiensi
penelitian ini jika menggunakan sampel
sputum adalah 76% yang artinya bila
pemeriksaan dengan TBAg rapid test kit ini
commit to user
digunakan pada pasien menggunakan sampel