Professional Documents
Culture Documents
Special Thanks To :
Tim OSCE (Dipa, Rama, Fridha, Anggi, Fitri, Mumtaz, Uswa, Hanna, Lala, Gisma)
DOCTAVUS 2016
1. Anamnesis
Selalu ingat sacred 7 fundamental four
2. Pemeriksaan Fisik
Selalu inget Cuci Tangan WHO, jaga privasi, ttv, head to toe
3. Pemeriksaan Penunjang
Hafalin batas normal lab & baca2 gambar juga
4. Diagnosis dan Diagnosis Banding
Banyakin DD aja, minimal 3
5. Terapi dan Tata Laksana
Farmakologi bikin resep! Nonfarmakologi ada edukasi sama intervensi medis (bedah
dkk)
6. Komunikasi konseling
Urutin dari penyakitnya kaya gimana, proses perjalanan, obat/terapi, edukasiin gimana
gaya hidupnya sama pas lagi proses pengobatan harus gimana, kasih tau juga tekenin
yang sekiranya penting
7. Profesionalisme
Keep calm, berikan perhatian pada pasien, jangan jijikan, runtut, dan semangat
Jumlah
1. IKTERIK (PJ : HANNA & FITRI)
1. Hepatitis A
Anamnesis (Subjective)
a. Keluhan utama : Ikterik/ kuning bisa pada mata, telapak tangan, tubuh dll
Onset :Ikterik muncul pada minggu ke 1-2
b. Keluhan lain :
− Demam
− Penurunan nafsu makan
− Nyeri otot dan sendi
− Lemah, letih, dan lesu.
− Mual dan muntah
− Warna urine seperti teh
− Tinja seperti dempul
c. Faktor Risiko :
1. Sering mengkonsumsi makanan atau minuman yang tidak terjaga sanitasinya.
1. Febris
2. Sklera ikterik
3. Hepatomegali
Pemeriksaan Penunjang :
1. Tes laboratorium urin (bilirubin di dalam urin)
2. Pemeriksaan darah : peningkatan kadar bilirubin dalam darah, kadar SGOT dan SGPT ≥ 2x nilai normal
tertinggi, dilakukan pada fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama yang lebih lengkap.
Diagnosis Klinis :
Ikterus obstruktif
Hepatitis B dan C akut
Sirosis hepatis
Komplikasi :
Hepatitis A fulminan
Ensefalopati hepatikum
Koagulopati
Peralatan
Prognosis
PERBEDAAN
Hepatitis B transfusi darah, transplantasi, seks bebas, penularan ibu ke anak, HbsAg (+)
Siroris hepatis bilirubin, SGOT/SGPT naik, tes virus negatif semua, hipertensi porta, edem perifer
Anamnesis
1. Anamnesis mirip dengan hepatitis A
2. Kaji riwayat transfusi darah, hubungan seks, penggunaan jarum suntik
Pemeriksaan Penunjang
1. Tes laboratorium urin (bilirubin di dalam urin)
2. Pemeriksaan darah : peningkatan kadar bilirubin dalam darah, kadar SGOT dan SGPT ≥ 2x nilai
normal tertinggi, dilakukan pada fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama yang lebih lengkap.
3. HBsAg (di pelayanan kesehatan sekunder)
Penegakan Diagnostik (Assessment)
Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
Diagnosis Banding
Perlemakan hati, penyakit hati oleh karena obat atau toksin, hepatitis autoimun, hepatitis alkoholik,
obstruksi akut traktus biliaris
Komplikasi
Sirosis hepar, Hepatoma
Peralatan
Laboratorium darah rutin, urin rutin dan pemeriksaan fungsi hati
Prognosis
Prognosis sangat tergantung pada kondisi pasien saat datang, ada/tidaknya komplikasi, dan pengobatannya.
Pada umumnya, prognosis pada hepatitis B adalah dubia, untuk fungtionam dan sanationam dubia ad malam
3. Malaria
(sebenernya ikterik bukan jadi keluhan utama, tapi di malaria bisa ditemukan ikterik walau gak selalu)
Anamnesis
Keluhan
Demam hilang timbul, pada saat demam hilang disertai dengan
menggigil, berkeringat, dapat disertai dengan sakit kepala, nyeri otot dan persendian, nafsu makan
menurun, sakit perut, mual muntah, dan diare.
Faktor Risiko
1. Riwayat menderita malaria sebelumnya.
2. Tinggal di daerah yang endemis malaria
3. Pernah berkunjung 1-4 minggu di daerah endemik malaria.
4. Riwayat mendapat transfusi darah.
Pemeriksaan Fisik
1. Tanda Patognomonis
a. Pada periode demam:
Kulit terlihat memerah, teraba panas, suhu tubuh meningkat dapat sampai di atas 400C dan kulit kering.
Pasien dapat juga terlihat pucat.
Nadi teraba cepat
Pernapasan cepat (takipneu)
b. Pada periode dingin dan berkeringat:
Kulit teraba dingin dan berkeringat.
Nadi teraba cepat dan lemah
Pada kondisi tertentu bisa ditemukan penurunan kesadaran.
2. Kepala : Konjungtiva anemis, sklera ikterik, bibir sianosis, dan pada malaria serebral dapat ditemukan kaku
kuduk.
3. Toraks : Terlihat pernapasan cepat.
4. Abdomen : Teraba pembesaran hepar dan limpa, dapat juga ditemukan asites.
5. Ginjal : bisa ditemukan urin berwarna coklat kehitaman, oligouri atau anuria.
6. Ekstermitas: akral teraba dingin merupakan tanda-tanda menuju syok.
Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis Klinis:
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis (Trias Malaria: panas – menggigil – berkeringat), pemeriksaan fisik,
dan ditemukannya parasit plasmodium pada pemeriksaan mikroskopis hapusan darah tebal/tipis.
Klasifikasi:
1. Malaria falsiparum, ditemukan Plasmodium falsiparum.
2. Malaria vivaks ditemukan Plasmodium vivax.
3. Malaria ovale, ditemukan Plasmodium ovale.
4. Malaria malariae, ditemukan Plasmodium malariae.
5. Malaria knowlesi, ditemukan Plasmodium knowlesi.
Diagnosis Banding:
1. Demam Dengue
2. Demam Tifoid
3. Leptospirosis
4. Infeksi virus akut lainnya
Penatalaksanaan komprehensif (Plan)
Penatalaksanaan:
4) Pengobatan infeksi campuran antara Malaria falsiparum denganMalaria vivax/ Malaria ovale dengan DHP
Pada penderita dengan infeksi campuran diberikan DHP 1 kali perhari selama 3 hari, serta DHP 1 kali
per hari selama 3 hari serta Primakuin dosis 0,25 mg/kgBB selama 14 hari.
Komplikasi:
1. Malaria serebral.
2. Anemia berat.
3. Gagal ginjal akut.
4. Edema paru atau ARDS (Acute Respiratory Distress Syndrome).
5. Hipoglikemia.
6. Gagal sirkulasi atau syok.
7. Perdarahan spontan dari hidung, gusi, alat pencernaan dan atau disertai kelainan laboratorik adanya
gangguan koagulasi intravaskular.
8. Kejang berulang > 2 kali per 24 jam pendidngan pada hipertermia.
9. Asidemia (pH darah <7.25)atau asidosis (biknat plasma < 15 mmol/L).
10. Makroskopik hemoglobinuria karena infeksi malaria akut.
Konseling dan Edukasi:
1. Pada kasus malaria berat disampaikan kepada keluarga mengenai prognosis penyakitnya.
2. Pencegahan malaria dapat dilakukan dengan :
a. Menghindari gigitan nyamuk dengan kelambu atau repellen
b. Menghindari aktivitas di luar rumah pada malam hari
c. Mengobati pasien hingga sembuh misalnya dengan pengawasan minum obat
Kriteria Rujukan
RPS
Keluhan utama: tampak gendut
Sejak kapan?
Awalnya seperti apa?
Drastis atau berangsur-angsur?
Bagaimana dibanding teman sebayanya?
Kebiasaan makan seperti apa?
Makan seberapa banyak? Yang sering dimakan apa?
Apa ada menu khusus?
Makan akhir-akhir ini seperti apa?
Apakah ada keluhan lain? (nyeri kepala berulang, sesak terutama saat olah raga, mengorok,
terbangun malam akibat sulit nafasm mengantuk di siang hari, nyeri perut, nyeri pinggang,
nyeri saat berjalan konstipasi?)
RPD
Dulu sudah pernah sakit seperti ini?
Sudah pernah berobat?
Riwayat konsumsi obat?
Obat-obatan yang menyebabkan obesitas sekunder adalah glukokortikoid, phenotiazines,
lithium, amitriptiline, estrogen/progesteron
Ada riwayat alergi obat?
Ada riwayat penyakit Hipertensi, PJK, Obesitas?
RPK
Apakah ada riwayat obesitas dalam keluarga?
Apakah ada riwayat penyakit gula, jantung, darah tinggi?
Apakah ada saudara kandung yang mendadak meninggal saat usia muda?
RPSosSek:
Apa saja kesibukan sehari2?
Jika anak, apakah sering bermain dengan teman sebaya di luar rumah?
Apa aktivitas yang dilakukan di rumah?
Apakah ada hobi/ olah raga yang digemari?
Bagaimana ketika ke sekolah/ tempat kerja? (berjalan kaki, bersepeda, mobil, motor)
PF Status Generalis: Keadaan umum, kesadaran, TTV
Antropometri (TB, BB, Lingkar pinggang) IMT hitung
Head to toe
Kulit: kering, hiperpigmentasi, jerawat?
Mata: anemis, edem palpebre, pergerakan bola mata (utk melihat paralisis N. VI
pseudomotor cerebri)?
Hidung: sekret?
Tenggorokan: ukuran tonsil? Hiperemis?
Leher: perbedaran tiroid?
Abdomen: datar/ cembung, hepar, lien, bising usus?
Ekstremitas : akral hangat, capilary refill, KGB axila dan inguinal?
Abnormal gait?
Cara diagnosis:
Jika pasien >5 th pake IMT, jika < 5 th pake tabel Z score.
b. Konjungtivitis
Keterangan K. Viral K. Bakterial K. Alergi
Anamnesis
RPS Keluhan Utama : a) Keluhan Utama : a) Keluhan Utama : a)
Hiperemis Injeksi Hiperemis Injeksi Hiperemis Injeksi
konjungtiva konjungtiva konjungtiva
b) Epifora (mata berair) b) Epifora (mata berair) b) Epifora (mata berair)
K. Viral K. Viral K. Viral
c) Limfadenopati c) Limfadenopati c) Limfadenopati
preaurikular K.Viral preaurikular K.Viral preaurikular K.Viral
d) Eksudasi d) Eksudasi d) Eksudasi
K. Bakteri Purulen K. Bakteri Purulen K. Bakteri Purulen
K. Viral Seromukus K. Viral Seromukus K. Viral Seromukus
K. Alergi Mukus K. Alergi Mukus K. Alergi Mukus
e) Pseudoptosis (sulit e) Pseudoptosis (sulit e) Pseudoptosis (sulit
membuka mata) membuka mata) membuka mata)
Khas : Mata merah & Khas : Mata merah & Khas : Mata gatal &
berair kotor, sekret purulen bengkak
Durasi : Onset 3-7 hari Durasi : Onset 3-7 hari Durasi : Onset 3-7 hari
setelah gejala setelah gejala setelah gejala
Lokasi : uni-bilateral Lokasi : unilateral Lokasi : uni-bilateral
Faktor Berat : memberat di Faktor Berat : memberat di Faktor Berat : Semakin
pagi hari/bangun tidur à pagi hari/bangun tidur à dikucek semakin gatal
muncul keropeng akibat muncul keropeng akibat Faktor Ringan :
sekret purulen yang sekret purulen yang Kualitas : Mucous
mengering selama tidur mengering selama tidur Kuantitas : menetap
Faktor Ringan : Faktor Ringan : Keluhan Penyerta :
Kualitas : Serous, Mucous, Kualitas : sekret purulent
Seromucoid (e.c. gonore purulent
Kuantitas : menetap banyak)
Keluhan Penyerta : Kuantitas : menetap
(gonore banyak)
Keluhan Penyerta :
RPD Penyakit imunologik bikin Ascending infection (bisa Riwayat Alergi +
imunokompromise dari rhinitis bacterial,
penyakit sexual/gonore
terus kontak ke mata, dsb.)
RPK Kontak langsung (e.c. Kontak langsung (e.c. Riwayat Alergi +
penyakit virus) penyakit bakteri)
RSE 1) Mengucek mata 1) Mengucek mata 1) Mengucek mata
2) Mengendarai motor 2) Mengendarai motor 2) Mengendarai motor
tanpa kaca helm tanpa kaca helm tanpa kaca helm
3) Pekerjaan à di ruang 3) Pekerjaan à di ruang 3) Pekerjaan à di ruang
AC à dry eyes à K.sika AC à dry eyes à K.sika AC à dry eyes à K.sika
4) Penggunaan lensa 4) Penggunaan lensa 4) Penggunaan lensa
kontak kontak kontak
PF
KU/Kesadaran dbn dbn dbn
IMT dbn dbn dbn
TTV dbn dbn dbn
Head-to-toe dbn dbn dbn
Lokalisata konjungtiva merah, konjungtiva merah, konjungtiva merah,
terdapat sekeret berair terdapat sekeret berair terdapat sekeret berair
PP Pewarnaan methilen blue à
Konjungtivitis gonorrhae
Tatalaksana
Farmakologi R/Zovirax 3% eye R/Kloramfenikol 0,5% eye R/Flarex 0,1% eye drop fls
ointment 4,5g No.I drop fls No.I No.I
S 0,5.h dd gtt 1 O.D.S. S 3 dd gtt 2 O.D.S S 3 dd gtt 1 O.D.S.
R/ Acyclovir 3% eye R/Ciprofloxacin 0,3% eye R/ Sodium Kromoglikat
oinment 4,5 g No. I drop fls No.I 4% eye drop fls No. I
S 5 dd ung OD/OS S omnihora (tiap jam) dd
gtt 1 O.D.S
(Gonore)
R/ Kloramfenikol 0,5-1%
eye drop fls No. I
S omnihora gtt 2 OD/OS
NonMedikamentosa kompres air hangat saat kompres air hangat saat kompres air dingin
pagi pagi
KIE
Prognosis ad vitam:bonam ad vitam:bonam ad vitam:bonam
ad functionam:bonam ad functionam:bonam ad functionam:bonam
ad sanationam:bonam ad sanationam:bonam ad sanationam:bonam
Edukasi a. edukasi tentang penyakit a. edukasi tentang penyakit a. edukasi tentang penyakit
b. edukasi tentang b. edukasi tentang b. edukasi tentang
pencegahan pencegahan pencegahan
c. tidak menggunakan c. tidak menggunakan c. tidak menggunakan
handuk untuk handuk untuk handuk untuk
mngeringkan muka secara mngeringkan muka secara mngeringkan muka secara
bersama-sama bersama-sama bersama-sama
d. jangan mengucek mata d. jangan mengucek mata d. jangan mengucek mata
e. pakai kacamata saat e. pakai kacamata saat e. pakai kacamata saat
keluar rumah keluar rumah keluar rumah
Komplikasi
c. Perdarahan Subkonjungtiva
Anamnesis
RPS Keluhan Utama : adanya darah pada sklera atau mata
berwarna merah terang (tipis) atau merah tua (tebal)
Durasi : meluas dalam 24 jam pertama, setelahya
berkurang karena diabsorpsi
Lokasi :
Faktor Berat :
Faktor Ringan :
Kualitas :
Kuantitas :
Keluhan Penyerta : (biasanya visus normal), injeksi
konjuntiva tarsal dan/atau bulbi
RPD a. hipertensi atau arterosklerosis
b. trauma tumpul atau tajam
c. penggunaan obat
d. manuver valsava
e. anemia
f. bend asing
g. konjungtivitis
RPK
RSE
PF
KU/Kesadaran Komposmentis, tampak sakit sedang
IMT Dbn
TTV Dbn
Head-to-toe Dbn
Lokalisata 1) tampak perdarahan di sklera
2) pemeriksaan visus, jika visus <6/6 dicurigai ada
erusakan selain di konjungtiva
3) funduskopi --> perlu jika ada riwayat akibat
trauma
PP Tidak diperlukan
Tatalaksana
Farmakologi R/ Hydroxiprophyl methylselulosa eye drop fls No. I
S 3 dd gtt 2 OD/OS
NonMedikamentosa a. perdarahan subkonjungtiva akan hilang dalam 1-2
minggu tanpa diobati
b. pengobatan penyakit yang mendasari (misal kalo
ada hipertensi, anemia, dll)
c. rujuk jika ada penurunan visus
KIE
Prognosis ad vitam:bonam
ad functionam:bonam
ad sanationam:bonam
Edukasi Memberitahu keluarga bahwa:
a. Tidak perlu khawatir karena perdarahan akan
terlihat meluas dalam 24 jam pertama, namun setelah
itu ukuran akan berkurang perlahan karena
diabsorpsi.
B. Kondisi hipertensi memiliki hubungan yang
cukup tinggi dengan angka terjadinya perdarahan
subkonjungtiva sehingga diperlukan pengontrolan
tekanan darah pada pasien dengan hipertensi.
Komplikasi
1. Gastritis
2. GERD
3. Intoleransi makanan (Malabsorbsi)
4. Keracunan makanan
5. Hepatitis virus
Note:
1. Edukasi sesuaikan dengan faktor resiko pasien (dari anamnesis) ( jangan stress, menjaga pola
makan, jangan makan pedes dan asem)
2. Tulisan yg dikasih warna hijau terapi non farmakologi
3. Dosis:
a. Ibuprofen tab 200, 400 mg (3x1)
b. paracetamol tab 500 mg (3x1);
c. Domperidone tab 10mg (1x1)
d. Ondansetron tab 8mg (1x1)
e. Simetidin tab 400mg (2x1)
f. Ranitidin tab 150mg (2x1)
g. Omeprazole tab 20mg (1x1)
h. Amoksisilin tab 750mg (2x1)
i. Metronidazole tab 500mg (2x1)
KIE
Prognosis bonam
Edukasi penyakit yg diderita, cara penggunaan obat, jangan terkena air dulu, jangan
korek2 telinga
Komplikasi kalo udah 3 minggu diobatin tapi masih bersekret mastoiditis
kalo selama lebih dari 3 minggu OMA masih lanjut bersekretnya OMS
subakut
kalo perforasi menetap dan sekret keluar lebih dari 1,5 / 2 bulan OMSK
c. Lain-Lain
Keterangan Serumen Prop Motion Sickness
Anamnesis DD : (Gangguan vestibuler
meniere, BPP)
RPS Keluhan Utama : gangguan Keluhan Utama : pusing, tidak
pendengaran(tuli konduktif) nyaman
Onset : Onset :
Lokasi : kanan/ kiri? Lokasi : kanan/ kiri?
Faktor Berat : Faktor Berat : perjalanan atau
Faktor Ringan : melakukan aktivitas saat
Kualitas : perjalanan
Kuantitas : Faktor Ringan : berdiam ditempat
Keluhan Penyerta : rasa yg tidak banyak pergerakan,
tertekan/penuh dalam telinga istirahat
Kualitas :
Kuantitas :
Keluhan Penyerta : pucat,
hipersalivasi, keringat dingin, rasa
penuh pada perut bag atas,
mual/muntah
RPD
RPK
RSE Riwayat menggunakan Pasca melakukan perjalanan
earphone/headset dalam jangka
waktu berlebih
PF
KU/Kesadaran Dbn Dbn
IMT Dbn Dbn
TTV Dbn Dbn
Head-to-toe Dbn Dbn
Lokalisata jika ada gangguan pendengaran --
> tes garpu tala (conductive
hearing loss)
PP jika ada gangguan pendengaran -- jika ada gangguan pendengaran --
> tes garpu tala > tes garpu tala
Tatalaksana
Farmakologi dimenhidrinate 50mg setiap 4-
6jam, scopolamin transdermal
0,5mg
NonMedikamentosa Pengeluaran serumen bila cair Bed rest
dengan kapas lilit, bila lunak atau
liat dapat dengan pinset, bila keras
dicairkan dulu dengan
minyak/karbogiserin
KIE
Prognosis Bonam
Edukasi penyakit yg diderita, cara penyakit yg diderita, cara
penggunaan obat, jangan terkena penggunaan obat, tutup mata
air dulu, jangan korek2 telinga selama perjalanan, pilih kursi
depan, jangan melakukan aktivitas
seprti membaca
Komplikasi
ANAMNESIS DAN
PEMERIKSAAN PSIKIATRI
Anamnesis
1. Alloanamnesis : dilakukan kepada keluarga
- Identitas penderita
- Identitas sumber informasi
- Keluhan utama : Apa alasan pasien datang ke psikiater?
- Riwayat Penyakit/Gangguan Jiwa Sekarang :
o Mengapa pasien datang ke dokter saat ini?
o Bagaimana keadaan hidup pasien saat onset gejala atau perubahan perilaku dan
bagaimana mereka memperlakukan pasien?
o Apa peristiwa pencetus di masa lalu yang menyebabkan peristiwa sekarang ?
o Dengan cara apa penyakit pasien mempengaruhi aktivitas kehidupannya ?
o Apakah terdapat gejala psikofisiologi ?
- Riwayat Penyakit/Gangguan Jiwa Sebelumnya
. a. riwayat psikiatrik
- keluhan yang pernah dialami oleh penderita? Gejalanya seperti apa? Beratnya penyakit?
- Pengobatan yang pernah diterima? pernah/tidak sembuh sempurna? Efek samping pengobatan tsb?
Kepatuhan minum obat?
b. Riwayat Medis (trauma kepala, peyakit neurologis, tumor, kejang, kehilangan kesadaran )
c. Riwayat konsumsi alcohol dan zat psikoaktif lain, atau keadaan yang beresiko HIV/AIDS
- Riwayat Perkembangan
a. Riwayat Prenatal, Perinatal dan masa kanak kanak (0-3 th)
b. Masa kanak-kanak pertengahan (3-11 tahun) : pengalaman sekolah pertama, penyesuaian diri,
hukuman yang diberikan di rumah, sikap terhadap saudara kandung dan teman sepermainan,
kemampuan bekerjasama dengan teman lain, dll
c. Masa kanak kanak akhir (pubertas sampai remaja) : hubungan sosial dengan teman sebaya, riwayat
sekolah, masalah emosional dan fisik, perkembangan psikoseksual, dll
d. Masa dewasa : riwayat pekerjaan, aktifitas sosial, riwayat perkawinan, keagamaan, dll
e. Riwayat keluarga
- Silsilah keluarga
- Riwayat pribadi penderita
- Stressor psikososial
2. Autoanamesis
- Menggali gejala yang ada, karena penderita psikotik memiliki insight yang buruk
- Menggali stressor yang dialami bagi penderita non psikotik
- Menggali riwayat kehidupan, pekerjaan dan informasi lainnya bagi penderita non psikotik.
Pemeriksaan Psikiatri
Kesan Umum
Pengertian :
Kesan secara umum yang dapat dilihat orang umum di tempat umum terhadap pasien meliputi penampilan,
sikap, dan tingkah laku, tanpa ada intervensi dari pemeriksa.
Kesadaran
Sikap
Tingkah Laku
Orientasi
Orientasi dapat dinilai “baik” apabila pasien dapat menjawab pertanyaan mengenai orientasi dengan tepat,
dan “buruk” bila tidak tepat. Orientasi menjadi “sulit dinilai” pada pasien yang tidak memberikan jawaban.
Umumnya, pada pasien dengan gangguan jiwa psikotik orientasinya sulit dinilai.
Proses Pikir
a. Bentuk Pikir
b. Isi Pikir
Waham : Isi pikir yang salah, dipercaya, diyakini, dan dihayati oleh yang bersangkutan dan tidak bisa
dikoreksi oleh orang lain.
Ide : Isi pikir yang salah, tetapi masih dapat dikoreksi oleh orang lain bila dibenturkan dengan kenyataan
yang ada.
Ide dapat terjadi pada pasien non psikotik, contohnya ide bersalah dan/atau ide berdosa pada pasien dengan
depresi sedang. Waham terjadi pada pasien psikotik. Secara umum, terdapat dua bagian besar waham yaitu
waham logis dan waham bizarre (aneh). Waham logis dapat ditemukan pada berbagai pasien psikotik.
Namun, waham bizarre hanya ditemukan pada pasien skizofrenia dan yang sejenis. Waham bizarre sekaligus
menjadi ciri penyakit tersebut.
Waham Bizarre : Kepercayaan yang salah, aneh, dan sangat tidak masuk akal.
c. Progresi Pikir
1. Neologisme :
Kata-kata baru yang diciptakan oleh pasien.
2. Inkoherensi :
Gabungan kata-kata dalam satu kalimat tanpa tata bahasa sehingga tidak dimengerti maknanya.
3. Verbigerasi :
Pengulangan kata-kata yang tidak berarti.
4. Ekolali :
Pengulangan kata-kata seseorang tanpa tujuan.
5. Irrelevansi :
Jawaban tidak relevan/ tidak harmonis dengan pertanyaan yang diajukan.
6. Flight Of Ideas :
Bicara melompat-lompat dalam penyampaian isi pikiran.
7. Blocking :
Penyampaian alur pikir yang terputus mendadak sebelum selesai.
8. Remming :
Alur pikir yang diucapkan dengan intonasi pelan, frekuensi lambat, dan kadang tidak sampai tujuan.
9. Sirkumstansial :
Alur pikir yang melingkar-lingkar sehingga lambat mencapai tujuan.
10. Tangensial :
Alur pikir yang menyebar sehingga tidak pernah mencapai tujuan.
11. Logore :
Bicara banyak sekali, dengan intonasi tinggi, dan sulit diinterupsi.
Pada pasien non psikotik kita dapat menemukan progresi pikir dalam batas normal. Progresi pikir yang
normal tersebut dapat kita nilai dengan istilah “koheren” dan “relevan”.
Roman Muka
Macam-macam Penilaian Roman Muka :
1. Normo Mimik 3. Sedikit Mimik (Hipomimik)
2. Banyak Mimik (Hipermimik) 4. Tegang
Afek
Pengertian :
Ekspresi emosi yang terlihat, mungkin tidak konsisten dengan emosi yang dikatakan pasien.
1. Afek Appropriate
2. Afek Inappropriate
3. Afek Terbatas
4. Afek Tumpul
5. Afek Disforik
6. Afek Datar
7. Afek Elasi
8. Afek Euforia
9. Afek Irritable
10. Afek Labil
Persepsi
Halusinasi : Penerimaan impuls (persepsi) tanpa ada rangsangan (stimulus eksternal) yang nyata.
Macam-macam Halusinasi :
1. Halusinasi Auditorik
Seringkali terjadi pada kasus psikotik. Dapat berupa halusinasi auditorik perintah, ancaman,
ejekan, pembicaraan, dan lain-lain.
2. Halusinasi Visual terjadi pada pasien dengan Gangguan Mental Organik
3. Halusinasi Olfaktori : Halusinasi yang berkaitan dengan indra penghidu
4. Halusinasi Gustatorik : Halusinasi yang berkaitan dengan pengecapan
5. Halusinasi Taktil : Halusinasi sentuhan
6. Halusinasi Hipnagogik : Halusinasi sensorik palsu yang terjadi saat akan tertidur
7. Halusinasi Hipnopompik : Halusinasi sensorik palsu yang terjadi saat bangun dari tidur
Perhatian (Atensi)
Pengertian :
Memori
Fungsi penyimpanan informasi di otak dan selanjutnya diingat kembali ke kesadaran.
Contoh pertenyaan :
a. Bapak udah makan belom ?
b. Makanya lauk apa ?
Intelegensia
Kemampuan untuk mengerti, mengingat, mengolah, dan menyatukan secara konstruktif pelajaran
sebelumnya dalam menghadapi situasi baru.
Memori dan intelegensia dapat dinilai dengan baik atau buruk sesuai dengan kondisi pasien.
Ex :
Definisi :
Kemampuan pasien untuk mengerti penyebab sebenarnya dan arti dari suatu situasi.
Insight cukup dinilai dengan baik atau buruk sesuai kondisi pasien. Dalam literatur lain, insight
juga dapat dinilai dengan menggunakan derajat sebagai berikut :
Derajat II : Ambivalensi
Contoh pertanyaan :
D : Bapak di sini mau ngapain ?
P : sakit nanana
Bentuk Syndrome
1. Sindrom Skizofrenia
- Inkoherensi/Irelevansi/Neologisme, dll
2. Sindrom Psikotik
- Waham Logis
- Halusinasi Auditorik
3. Sindrom Manik
- Euforia/Elasi
- Hiperaktif
- Logore
4. Sindrom Depresi
- Remming
- Blocking
- Disforik
- Anhedonia
- Sulit tidur
- Mudah kelelahan
- Halusinasi Auditori
- Waham Curiga
- Waham Cemburu
- Waham Dikejar
- Waham Dianiaya
6. Sindrom Katatonik
- Command Automatism
- Agitatif
- Stupor, dll
Diagnosis Multiaksial
AXIS I GANGGUAN KLINIS /SINDROM KLINIS (Skizo….., bipolar manic/depresi,
demensia, GAD, ..)
macamnya :
Gangguan Psikotik
Gangguan psikotik adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan adanya halusinasi, waham,
perilaku kataton, perilaku kacau, pembicaraan kacau.
Contoh: skizofrenia, gangguan bipolar, gangguan delusi (bisa merupakan bagian dari skizofren
atau berdiri sendiri), gangguan skizofreniform (gangguan mirip skizofrenia tapi belum 6 bulan)
*Halusinasi: panca indra merasakan sesuatu yang sebenarnya tidak ada (contoh: mendengar
suara2 aneh, padahal lagi hening)
*Waham atau delusi: kepercayaan yang salah, berdasarkan simpulan yang salah tentang
kenyataan eksternal, yang dipegang teguh meskipun apa yang diyakini semua orang merupakan
bukti-bukti yang jelas dan tak terbantahkan
*perilaku kataton: gangguan perilaku yang melibatkan gerakan ekstrim. Bentuk yang paling
terkenal melibatkan posisi kaku tak bergerak untuk jangka waktu yang lama (berhari2,
berminggu2, atau lebih).
- Skizofrenia
Biasanya dikaitkan dengan gangguan personalitas multiple
-Depresi Manik
Mirip dengan depresi bipolar, tapi lebih serius. Perasaannya naik turun naik turun. Mereka sering
berpikir bunuh diri, tapi saat manik, mereka tidak sadar dengan realita. Contoh, orang manik akan
berpikir kalau mereka sangat kaya atau tidak ada yang sebaik mereka. Sehingga, mereka
menghabiskan banyak uang yang tidak mereka miliki.
- Gangguan Personalitas
Bisa meliputi skizofrenia paranoid
- Gangguan depresif
a. depresi unipolar/depresi/gangguan depresif major (sedih/kecewa lebih dari 2 minggu)
b. depresi bipolar (kadang senang, tapi segera setelahnya, mereka akan benar2 depresi)
c. depresi postnatal (perempuan merasa depresi setelah memiliki bayi, biasanya dipicu
oleh hormon)
d. seasonal affective disorder (SAD; depresi di musim salju--di negara yang tidak
ada/minim cahaya di musim salju)
- Gangguan anxietas
a. fobia, serangan panik
b. gangguan obsesif kompulsif
c. PTSD (post traumatic stress disorder)
- Gangguan makan
a. Anoreksia (tidak mau makan)
b. Bulimia (muntahin makanan)
Gangguan jiwa non psikotik: kondisi dimana pikiran mempengaruhi perasaan, pikiran, atau
perilaku individu tanpa menyebabkan psikosis (kehilangan kontak dengan realita).
TERAPI
A.Panik
A.P Trisiklik Imipramin
e
Clomipra
mine
A.P Benzodiazepine Alprazola
m
A.P RIMA Moclobe
mide
A.P SSRI Sertraline
Paroxetin
e
Fluoxetine
Citalopra
m
ANTIPSIKOSIS
Cara Pemberian
Rapid Neuroleptization ( Pemberian obat neuroleptik berulang dalam kontrol ketat untuk
menghentikan gejala psikosis fungsional akut )
Haloperidol 5 – 10 mg ( I.M ) dapat diulangi setiap 2 jam, dosis maksimum 100 mg
dalam 24 jam
Kontra indikasi : penyakit hati, darah, epilepsi, ketergantungan alkohol, penyakit
SSP.
Perhatikan : - Onset efek primer ( efek klinis ) : sekitar 2 – 4 minggu
- Onset efek sekunder ( efek samping) : sekitar 2 – 6 jam
- Waktu paruh : 12 – 14 jam ( pemberian obat 1 – 2
x/hari) Dosis boleh berbeda ( malam lebih besar)
Mulai dengan “ dosis awal “ sesuai dosis anjuran, dinaikkan setiap 2 -3 hari sampai “dosis
efektif” evaluasi setiap 2 minggu, bila perlu naikkan ke dosis optimal Pertahankan 8 – 12
minggu ( stabilisasi) Turunkan setiap 2 minggu , “dosis maintenance” dipertahankan 6
bulan sampai 2 tahun, diselingi “drug holiday” 1 – 2 hari/ minggu teppering off (dosis
diturunkan tiap 2 – 4 minggu ) stop
INTERAKSI OBAT
1. Anti psikosis + anti psikosis lain : Potensiasi efek
Contoh : CPZ + Reserpine = Potensiasi efek hipotensif
2. Anti psikosis + Anti depresan trisiklik : Efek samping kolinergik meningkat (Hati – hati
pasien BPH, glaukoma, ileus, peny. Jantung)
3. Anti psikosis + Anti anxietas : Efek sedasi meningkat, bermanfaat untuk
gaduh gelisah hebat (acute adjunctive therapy)
4. Antipsikosis + ECT : Dianjurkan tidak memberi
antipsikosis pada pagi hari sebelum ECT karena mortalitas tinggi
5. Anti psikosis + Anti konvulsan : Ambang konvulsi menurun, kemungkinan
kejang meningkat ( anti konvulsan dosisnya lebih besar)
Hipotesis : Defisiensi “Aminergic Receptor” ( nor adrenaline, serotonin, dopamin) pada celah
sinaps neuron sehingga aktivitas serotonin menurun
Kriteria Diagnosis
Paling sedikit berlangsung selama 2 minggu dan hampir setiap hari mengalami :
1. Rasa hati yang murung
2. Hilang minat dan rasa senang
3. Kurang tenaga hingga mudah lelah dan kendur kegiatan
Keadaan di atas disertai gejala – gejala
1. Penurunan konsentrasi pikiran dan perhatian
2. Pengurangan rasa harga diri dan percaya diri
3. Pikiran perihal dosa dan tidak berguna lagi
4. Pandangan suram dan pesimistik terhadap masa depan
5. Gagasan atau tindakan mencenderai diri / bunuh diri
6. Gangguan tidur
7. Pengurangan / Penambahan nafsu makan
Hendaya dalam fungsi kehidupan sehari – hari bermanifestasi dalam gejala : Penurunan
kemampuan bekerja, hubungan sosial, dan melakukan kegiatan rutin
Efek Samping
Sedasi
Efek anti kolinergik (mulut kering, retensi urin, penglihatan kabur, konstipasi, sinus
takikardia, dll)
Efek Anti – adrenergik – Alfa ( perubahan EKG, Hipotensi)
Efek neurotoksis ( tremor halus, gelisah, agitasi, insomnia )
Intoksikasi Overdosis / Trisiklik ATROPIN TOXIC SYNDROME ( Eksitasi SSP, hipertensi,
hiperpireksia, konvulsi, gangguan kesadaran)
Lakukan tindakan dengan cepat :
- Gastric lavage Hemodialisis dan diuresis tidak bermanfaat)
- Diazepam 10 mg I.M untuk mengatasi konvulsi
- Prostigmine 0.5 – 1 mg I.M untuk mengatasi efek anti –
kolinergik ( ulangi 30 – 45 menit sampai reda)
- Monitoring EKG
Kematian karena Cardiac Arrest
Lethal Dose Trisiklik = 10 kali Therapeutic dose, Karena itu jangan berikan obat
dalam jumlah besar ( lebih dari seminggu)
Interaksi Obat
1. Trisiklik + Haloperidol / Phenothiazine : Mengurangi kecepatan ekskresi dari
Trisiklik
Potensiasi efek antikolinergik ( ileus
paralitik, disuria, gangguan absorpsi)
Pemilihan Obat
Hipotesis : “Dopamine receptor supersensitivity” (Karena tingginya kadar serotonin pada celah
sinaps neuron )
Lithium Carbonate mengurangi Dopamine receptor supersensitivity dengan meningkatkan
cholinergic muscarinic activoty dan menghambat cyclic AMP dan phosphoinositides
Kriteria Diagnosis
Paling sedikit berlangsung selama 1 minggu dan hampir setiap hari mengalami :
Afek ( mood, suasana perasaan ) yang meningkat, ekspresif dan iritabel
Keadaan di atas disertai minimal 4 dari gejala – gejala :
1. Peningkatan aktivitas dalam kehidupan sehari – hari
2. Lebih banyak bicara dari lazimnya atau dorongan bicara terus menerus
3. Flight of ideas atau penghayalan subjektif bahwa dirinya sedang berlomba
4. Rasa harga diri yang melambung (grandiositas sampai waham / delusi)
5. Berkurangnya kebutuhan tidur
6. Mudah teralih perhatian
7. Keterlibatan lebih pada aktivitas berisiko tinggi dan memiliki efek merugikan (belanja
berlebihan, mengebut tidak bertanggung jawab dan tanpa perhitungan)
Hendaya dalam fungsi kehidupan sehari – hari bermanifestasi dalam gejala : Penurunan
kemampuan bekerja, hubungan sosial, dan melakukan kegiatan rutin
Efek Samping
1. Gejala efek samping Dini ( Kadar serum Lithium 0.8 – 1.2 mEg/L)
- Mulut kering, haus, gastrointestinal distress, kelemahan otot, poliuria, tremor halus
sering pada pasien usia lanjut dan penggunaan bersama neuroleptika dan anti
depresan
- Hipothyroid
- Peningkatan berat badan
- Kelainan hasil Lab : Penurunan thyroxine dan peningkatan LDH, leukositosis
- Oedem tungkai
- Metalic Taste
- Gangguan daya ingat dan konsentrasi
2. Gejala Intoksikasi ( Kadar serum Lithium > 1.5 mEg/L)
- Gejala dini diikuti kesadaran menurun
Pemilihan Obat
Pada mania akut diberikan Haloperidol I.M (untuk atasi hiperaktivitas, impulsivitas,
iritabilitas ) dengan teknik rapid neuroleptization
dan Lithium Carbonate (Efek anti mania dari Lithium muncul setelah 7 – 10 hari)
Pda gangguan afektif bipolar dengan serangan episodik mania - depresi berat : Lithium
Carbonate merupakan profilaksis yang dapat mengurangi frekuensi, berat, dan lamanya
kekambuhan
Alternatif dari pemberian Lithium Carbonate adalah Carbamazepine, Valproic Acid
Divalproex Na
Pada Unipolar Recurent Depression dapat juga digunakan obat golongan SSRI
Lithium Carbonate tidak boleh digunakan pada Pasien Hamil
Khusus
13 Kesan Umum
a. Penampilan (tampak sehat, agak sakit, kelihatan tua/muda,
tampak kusut, kacau, gelisah )
b. Tatapan mata : berbinar/ hidup/ kosong/ terarah pada suara
14 Kesadaran : compos mentis/ kesadaran menurun
15 Sikap ( datar, bekerjasama, menggoda, menantang, agresif, gaduh)
16 Tingkah Laku (mengiringi sikapnya jika merunduk: hipoaktif, jika
menantang : hiperaktif, jika aneh : disaktif
17 Orientasi (waktu, tempat, orang, situasi )
18 Proses Pikiran
a. Bentuk fikir (realistic/non realistic)
b. Isi fikir (waham curiga, idea of reference)
c. Progresi fikir (remming, blocking
19 Roman Muka : normo/hipo/hipermimik/tegang
20 Afek : normal, tumpul, datar, appropriate/inappropriate, disforik,
euforik
21 Perhubungan jiwa : baik, mudah, sukar
22 Perhatian
23 Gangguan persepsi : ilusi, halusinasi
24 Gangguan memori : amnesia, amnesia anterograd, amnesia retrograd
25 Gangguan intelegensia : baik, kurang, buruk
26 Insight/Tilikan : baik, kurang, buruk
27 Meringkas hasil dan mengemukakan sindrom yang didapatkan dari
hasil anamnesis
28 Memberi kesempatan untuk bertanya dan menutup pembicaraan
29 Mengucapkan salam
TOTAL
1. Seorang ibu membawa anaknya ke Dokter dengan keluhan lambat belajar, usia 12 tahun, anaknya sudah 2
kali tidak naik kelas dan susah mengikuti pelajaran, perilakunya sama dengan adiknya yang berusia 4 tahun.
Dx Retardasi Mental Berat (F72)
IQ 4/12 x 100 = 33,3
DD (F81) Gangguan Perkembangan Belajar Khas, (F90) Gangguan hiperkinetik
Kriteria Dx F72 Retardasi Mental Berat
IQ biasanya berasa dalam rentang 20-34
Pada umumnya mirip dengan retardasi mental sedang dalam hal (Gambaran klinis,
terdapatnya etiologi organic, kondisi yang menyertai, tingkat prestasi yang
rendah).
Kebanyakan menyandang retardasi mental berat menderita gangguan motoric
yang mencolok atau deficit lain yang menyertainya, menunjukan adanya kerusakan
atau penyimpangan yang bermakna secara klinis dari susunan saraf pusat.
Penatalaksanaan Pendekatan etiologis
Tatalaksana medis untuk gangguan fisik dan mental yang menyertai RM
Pendidikan yang sesuai dengan Rehabilitasi
Psikoterapi
2. Seorang ibu membawa anaknya ke dokter dengan keluhan tidak pernah berhenti. Usia 8 tahun dikeluhkan
tidak bisa diam, selalu mengganggu teman-temannya, pensil selalu hilang, tidak pernah diam.
Dx Gangguan Hiperkinetik (F90)
Kriteria Dx Berkurangnya perhatian dan aktivitas berlebihan. Kedua ciri ini menjadi syarat
mutlak untuk diagnosis dan haruslah nyata ada pada lebih dari satu situasi
(misalnya dirumah, dikelas, diklinik).
Berkurangnya perhatian tampak jelas dari terlalu dini dihentikannya tugas dan
ditinggalkannya suatu kegiatan sebelum tuntas selesai. Anak anak ini seringkali
beralih dari satu kegiatan ke kegiatan lain, rupanya kehilangan minatnya terhadap
tugas yang satu, karena perhatiannya tertarik kepada kegiatan lainnya (sekalipun
kajian laboratorium pada umumnya tidak menunjukan adanya derajat gangguan
sensorik atau perseptual yang tidak biasa). Berkurangnya dalam ketekunan dan
perhatian ini seharusnya hanya didiagnosis bila sifatnya berlebihan bagi anak
dengan usia atau IQ yang sama.
Hiperaktivitas dinyatakan dalam kegelisahan yang berlebihan, khususnya dalam
situasi yang menunutut keadaan relative tenang. Hal ini, tergantung dari
situasinya, mencakup anak itu berlari-lari atau berlompat-lompat sekeliling
ruangan, ataupun bangun dari duduk/kursi dalam situasi yang menghendaki anak
itu tetap duduk, terlalu banyak berbicara dan rebut, atau kegugupan.kegelisahan
dan berputar-putar (berbelit-belit). Tolak ukut untuk penilaiannya ialah bahwa
suatu aktivitas disebut berlebihan dalam konteks apa yang diharapkan pada suatu
situasi dan dibandingkannya dengan anak anak lain yang sama umur dan nilai
IQnya. Ciri khas perilaku ini paling nyata di dalam suatu situasi yang berstruktur
dan diatur yang menuntut suatu pengendalian diri yang tinggi.
Gambaran penyerta tidaklah cukup bahkan tidak diperlukan bagi suatu diagnosis,
namun demikian ia dapat diperlukan. Kecerobohan dalam hubungan-hubungan
social, kesembronoan dalam situasi yang berbahaya dan sikap yang secara
impulsive melanggar tata tertib social (yang diperlihatkan dengan mencampuri
urusan atau mengganggu kegiatan orang lain, terlampau cepat menjawab
pertanyaan yang belum lengkap diucapkan orang, atau tidak sabar menunggu
gilirannya), kesemuanya merupakan ciri khas dari anak anak dengan gangguan ini.
Gangguan belajar serta kekakuan motoric sangat sering terjadi dan haruslah
dicatat secara terpisah (dibawah F80-89)bila ada. Namun demikian tidak boleh
dijadikan bagian dari diagnosis actual mengenai gangguan hiperkinetik yang
sesungguhnya.
Gejala-gejala dari gangguan tingkah laku bukan merupakan kriteria ekslusi
ataupun kriteria inklusi untuk diagnosis utamanya, tetapi ada tidaknya gejala
gejala itu dijadikan dasar untuk sibdivisi utama dari gangguan tersebut
DD Gangguan aktivitas dan perhatian (F90.0), Gangguan tingkah laku hiperkinetik
(F90.1), Autisme masa kanak-kanak (F84)
Penatalaksanaan Farmakoterapi
Methylphenidate tab 10 mg (Psikotropika)
Aripiprazole 15 mg (Antipsikotik)
Depakoter ER tab 1 x 250 mg (Mood Stabilizer)
Non-Farmakologi
Neurofeedback
Cognitive Behavioural Therapy
Psikoterapi berorientasi keluarga
Hipnoterapi
Rujuk Sp. KJ
3. Seorang laki laki usia 25 tahun datang ke dokter diantar istrinya dengan keluhan demam terus menerus sejak
3 hari yang lalu. Keluhan diserati rasa pegal dan lemas, tidak ada batuk pilek, takut mandi, pemakai putau
sejak lima tahun yang lalu, lima jam yang lalu pasien gelisah, keluar ingus, pada pemeriksaan fisik TD
120/80mmHg, RR 24 x/menit, S 36,8
Dx Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan opioida, Keadaan putus obat
(F11.3)
Kriteria Dx Informasi penggunaan putar/heroine atau golongan opioid
Keadaan putus zat merupakan salah satu indicator dari sindrom ketergantungan
dan diagnosis sindrom ketergantungan zat harus turut dipertimbangkan.
Keadaan putus zat hendaknya dicatat sebagai diagnosis utama, bila hal ini
merupakan alas an rujukan dan cukup parah sampai memerlukan perhatian medis
secara khusus.
Gejala fisik bervariasi sesuai dengan zat yang digunakan. Gangguan psikologis
(misalnya anxietas, depresi dan gangguan tidur) merupakan gambaran umum dari
keadaan putus zat ini.
Yang khas ialah pasien akan melaporkan bahwa gejala putus zat akan mereda
dengan meneruskan penggunaan zat.
DD Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan opioida, keadaan putus obat
tanpa komplikasi (F11.30), Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan
opioda, keadaan putus obat dengan komplikai (F11.31),
Penatalaksaanaan ?
4. Seorang perempuan usia 20 tahun datang ke dokter diantar keluarganya dengan keluhan berdebar-debar
bila memakai mobil, hal tersebut terjadi sejak 2 bulan yang lalu. Tidak mau melewati jalan yang sama dan
sering bermimpi buruk. Hal tersebut terjadi setelah satu bulan mengalami kecelakaan dan kaki kanan
mengalami patah tulang. Pemeriksaan fisik TD 100/80mmhg, RR 20x/menit, S 36,5.
Dx Gangguan Stress Paska Trauma (F43.1)
Kriteria Dx Diagnosis baru ditegakkan bilamana gangguan ini timbul dalam kurun waktu 6
bulan setelah kejadian traumatic berat (masa laten yang berkisar antara beberapa
minggu sampai beberapa bulan, jarang sampai melampaui 6 bulan)
Kemungkinan diagnosis masih dapat ditegakkan apabila tertundanya waktu mulai
saat kejadian dan onset gangguan melebihi waktu 6 bulan, asal saja manifestasi
klinisnya adalah khas dan tidak didapat alternative kategori gangguan lainnya.
Sebagai bukti tambahan selain trauma, harus didapatkan baying-bayang atau
mimpi-mimpi dari kejadian traumatic tersebut secara berulang-ulang kembali
(flashback)
Gangguan otonomik, gangguan afek dan kelainan tingkah laku semuanya dapat
mewarnai diagnosis tetapi tidak khas.
Seuatu sequel menahun yang terjadi lambat setelah stress yang luar biasa,
misalnya saja beberapa puluh tahun setelah trauma, diklasifikasi dalam kategori
F62.0 (Perubahan kepribadian yang berlangsung lama setelah mengalami
katastrofia)
DD Gangguan anxietas fobik (F40)
Penatalaksanaan Psikofarmaka (Amitriptilin 50-300 mg/hari atau imipramine 50-300 mg/hari
“Golongan trisiklik”)
Psikoterapi
Edukasi
Dukungan psikososial dari dokter, keluarga, lingkungan.
Edukasi teknik meredakan kecemasan: relaksasi, mengatur napas dan mengontrol
pikiran
Modifikasi pola hidup: diet sehat, kurangi konsumsi kafein, rokok dan obat lainnya,
olahraga teratur
5. Seorang wanita berusia 29 tahun datang ke dokter keluarga diantar oleh suaminya. Mengeluhkan dirinya
merasa gelisah. Keluhan ini dirasakan sejak 2 bulan yang lalu. Pasien mengaku sering gelisah dan mondar-
mandir tanpa tujuan. Pasien mengaku bahwa merasa dirinya adalah polisi yang dikawal oleh intelijen. Pasien
juga mengatakan bahwa dirinya sulit tidur. Hari ini pasien merasa sangat gembira. Saat ditanya pasien
menggunakan nada yang tinggi dan bicaranya sulit diinterupsi. Pasien menggunakan baju dan kerudung
warna merah dan lipstick yang menyala. Pasien adalah seorang ibu rumah tangga yang tidak bekerjam
memiliki satu orang anak. Suami pasien bekerja menjual papeda di kebumen. Pasien mengaku ingin suaminya
pulang setiap hari namun membawa uang yang banyak, karena selama ini suami pasien pulang seminggu
sekali. Pasien mengaku enam bulan yang lalu pernah sering diam, tidak bersemangat, kehilangan rasa
percaya diri, dan sedih sekali sampai pernah ingin bunuh diri.
Dx GAB episode kini manik dengan gejala psikotik (F31.2)
Kriteria Dx Episode harus berlangsung sekurang-kurangnya 1 minggu dan cukup beras sampai
mengacaukan seluruh atau hampir seluruh pekerjaan dan aktivitas social yang
biasa dilakukan.
Perubahan afek harus disertai dengan energy yang bertambah sehingga terjadi
aktivitas berlebihan, percepatan dan banyak bicaram kebutuhan tidur yang
berkurang, ide-ide perihal kebesaran/ grandious idea dan terlalu optimistic.
Harga diri yang membumbung dan dadasan kebesaran berkembang menjadi
waham kebesaran, iritabilitas dan kecurigaan menjadi waham kejar. Waham dan
halusinasi bisa sesuai (mood congruent) dengan keadaan afek.
Harus ada sekurang kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik, manik, depresif
atau campuran) di masa lampau
DD GAB kini dalam remisi (F31.7), Skizoafektif tipe manik (F25.0)
Penatalaksanaan Psikofarmaka (Lithium 1x800 mg, valproate 250-500mg/hr, karbamazepin 200-
1600 mg/hr, Lamotrigine 25 mg/hr)
Psikoterapi
Edukasi
Dukungan psikososial dari dokter, keluarga, lingkungan.
Modifikasi pola hidup: diet sehat, olahraga teratur
6. Seorang perempuan usia 41 tahun berkunjung ke puskesmas diantar oleh suaminya dengan keluhan nyeri
ulu hati yang dialami sejak beberapa tahun yang lalu. Keluhan ini disertai sakit kepala, kembung, BAB tidak
lancar, kesemutan. Pasien sudah berobat ke beberapa dokter namun pasien tidak puas dengan hasil
pemeriksaan dokter. Sebelumnya pasien mengeluh keluhan ini sejak 2 tahun yang lalu. Hasil pemeriksaan
fisik dan laboratorium dalam batas normal.
Dx Gangguan somatisasi (F45.0)
Kriteria Dx Harus memenuhi semua hal berikut:
Adanya banyak keluhan fisik yang bermacam-macam yang tidak dapat dijelaksan
atas dasar adanya kelainan fisik, yang sudah berlangsung sedikitnya selama 2
tahun
Tidak mau menerima nasehat atau penjelasan dari beberapa dokter bahwa tidak
ada kelainan fisik yang dapat menjelaskan keluhan-keluhannya
Terdapat disabilitas dalam fungsinya di masyarakat dan keluarga yang berkaitan
dengan sifat keluhan-keluhannya dan dampak dari perilakunya
DD Gangguan Somatoform tak terinci (F45.1), Gangguan nyeri somatoform menetap
(F45.4)
Penatalaksanaan Psikoterapi
7. SESAK NAFAS & NAFAS BERBUNYI (PJ : RAMA & GISMA)
Penyakit Gagal Jantung Kongestif Penyakit Paru Obstrukstif Effusi Pleura Pneumonia
(CHF) Kronis (PPOK)
Anamnesi RPS RPS RPS (RPS)
s KU : sesak napas KU: sesak napas KU: sesak napas Onset
Lokasi : sekitar dada Kronik dan progresif (semakin Lokasi : sekitar Kapan sesak nafas?
Onset : parah dan memberat) dada Kenapa bisa
Gagal jantung akut : Lokasi : sekitar dada Onset : tergantung sesak/kronologis?
timbul sesak <24 jam Onset : Sejak kapan? keluhan
Kuantitas
Kenapa baru dibawa
Kuantitas : hilang timbul, Kuantitas : Tiba-tiba / :
sesak saat malam hari berangsur-angsur? menetap sekarang?
(paroxysmal nocturnal Terus-menerus / hilang- Kualitas : Progresivitas
dyspneu), Ortopneu timbul? mengganggu (Kuantitas)
(Kalau berbaring atau Kualitas : mengganggu aktivitas Apakah sesak nafas
perpindahan posisi makin aktivitas? Memperberat : bertambah sesak
sesak) Memperberat : Bertambah jika beraktivitas atau hilang timbul?
Kualitas : mengganggu parah ketika sedang apa? fisik
(sesak nafas
aktivitas Olahraga, aktivitas Memperingan :
bertambah hebat
Memperberat : jika Memperingan : Lebih baik jika beristirahat
beraktivitas fisik jika sedang apa ? Gejala penyerta : dalam waktu hebat)
Memperingan : jika Gejala penyerta : tergantung etiologi Kualitas
beristirahat Disertai batuk berdahak? Apakah sesak nafas
Gejala penyerta : edem Dahak seperti apa? Gejala klinis efusi ini mengganggu
tungkai, batuk saat Batuk berdahak sudah pleura : aktivitas sehari-hari
malam, mual, muntah, berapa lama? Rasa berat atau tidak?
pusing, hepatomegali, pada dada
Faktor yang
edem pulmo Gejala klinis PPOK Nyeri dada
Ekspiratory wheezing karena ada
memperingan dan
RPD : Batuk >3 bulan pleuritis memperberat
- Hipertensi setahun/ minimal 2 Batuk pada Biasanya sesak
- Anemia kronis tahun (setiap hari + umumnya non nafas muncul
- Penyakit katup jantung dahak) produktif dan kapan?
- Infeksi virus Dyspnue stlh aktivitas ringan Muncul biasanya
- Dislipidemia Barrel Chest Batuk berdarah pada
- -Obesitas (Enfisema) ( kalau pagi/siang/sore/mala
Mudah lelah karsinoma
m?
RPK : - bronkus atau
RPD : metastasis) Kalau habis
Rpsosek : Riwayat infeksi paru? Demam membersihkan
Konsumsi makanan tinggi Apakah ada batuk pilek subfebris (pada pakaian/terkena
garam, kopi, penggunaan demam sebelumnya? TBC), demam debu, habis
obat-obatan, merokok Apakah sudah minum obat menggigil mengelus binatang?
sebelumnya? (nama, dosis, (pada Biasanya menjadi
cara pemberian, frekuensi) empiema)
lebih enak ketika
Riwayat penyakit yang Edema
ekstremitas
bagaimana?
sama dengan sekarang dan
bawah, Biasanya tidur
kapan dideritanya?
Riwayat penyakit ortopnea & menggunakan
ginjal/jantung? dispnea berapa bantal?
Riwayat alergi obat, asma, paroksismal (sangat sesak ketika
debu? nokturnal berbaring/ortopnea,
(kalau gagal
RPK: jantung jadi perlu bantal
Riwayat keluhan yang sama kongestif ) banyak untuk tidur)
pada keluarga Episode akut
Keluhan penyerta
yang disertai
demam,
Apakah disetai
Rpsosek : produksi dahak batuk? (kadang
Riwayat merokok? Sejak purulen, dan disertai batuk
kapan? nyeri dada dengan sputum
Riwayat terpapar asap / pleuritik (kalau berbusa kemerahan)
polusi / debu / bahan kimia? pneumonia ) Disertai susah
Keringat menelan suara
Faktor risiko PPOK malam,
berubah
Perokok aktif/pasif demam,
Kerjaan (sering kena hemoptisis, dan
penurunan (RPD)
debu)
berat badan - Apakah pernah
Riwayat asthma
Infeksi Pernapasan (kalau TB) mengalami
keluhan yang
Keluhan utama sama dengan
penderita sekarang dan
adalah nyeri
dada sehingga
kapan
penderita dideritanya?
membatasi - Apakah ada
pergerakan riwayat alergi
rongga dada obat?
dengan
bernapas
pendek atau
tidur miring ke RPK:
sisi yang sakit. Riwayat keluhan yang
Selain itu sesak sama pada keluarga ?
napas terutama
bila berbaring Rpsosek :
ke sisi yang Daerah tempat tinggal
sehat disertai ada yg mengalami
batukbatuk serupa ? Ya
dengan atau
tanpa dahak. Dirumah ada yg minum
Berat obat TB/ obat paket 6
ringannya bulan ?
sesak napas ini
ditentukan oleh
jumlah cairan
efusi.
Keluhan yang lain
adalah sesuai dengan
penyakit yang
mendasarinya.
PF Status generalis : Status generalis : Status generalis : Status Generalis
Kesadaran : CM Keadaan umum : : sesak Keadaan umum : : - Keadaan Umum
Keadaan umum : sesak napas sesak napas :
napas Kesadaran : CM Kesadaran : CM - Kesadaran :
Cek Antropometri ( utk Tanda vital Tanda vital - Antropometri :
faktor risiko) Status gizi / antropometri Status gizi / BB. TB
Cek tanda vtal wajib! antropometri
HR > 100x/menit Head to toe : - Tanda Vital :
(pokoknya HR, nadi dan Kepala Head to toe : TD (hipertensi),
tensi meningkat) Mata: konjungtiva Kepala Nadi, RR
Hidung Mata: konjungtiva (meningkat),
Head to toe : Mulut Hidung
Suhu
Kepala : dbn Leher: KGB Mulut
Mata konjungtiva dan
- Status gizi
Leher: KGB
sklera dbn Thorax (Pulmo):
Hidung : napas cuping Head to toe
inspeksi barrel chest , Thorax :
Kepala
hidung ? retraksi intercostal Inspeksi pergerakan
Bibir : sianosis ? dada tidak simetris , - Mata : sklera
Leher : KGB ? palpasi vocal fremitus paru yg terkena tidak ikterik,
Thorak : meemah cembung kurang konjungtiva
(Lakukan pemeriksaan bergerak tidak hiperemis
jantung dan paru bersamaan perkusi hipersonor - Hidung :
dan bagian anterior saja ) Palpasi vocal pernafasan
Inspeksi = auskultasi vesikuler / fremitus menurun, cuping hidung
- Distensi vena leher melemah , ekspiratori (+), sekret (-)
CHF kanan wheezing , Perkusi redup di
- Peningkatan JVP
- Mulut : sianosis
basal, bisa sampai (+)
Normalnya 5 +- 2 Jantung: batas? Suara pekak , Jantung dan
- Pucat Leher
jantung? mediastinum terdorong
- Keringat dingin - Inspeksi :
Abdomen: ke sisi yang sehat (batas
- Ictus cordis tdk deformitas (-),
inspeksi, jantung bergeser)
tampak, teraba SIC retraksi
5 LMC sin suprasternal (+/-
auskultasi, Auskultasi : suara nafas
- Ketertinggalan )
gerak paru kanan melemah/menghilang,
dan kiri perkusi, - Palpasi : deviasi
- Retraksi dinding trachea (-),
dada palpasi pembesaran
Palpasi : limfonodi (-),
- Ictus cordis bergeser Ekstremitas JVP (meningkat)
ke lateral (kalau Thoraks
kardiomegali) a. Jantung
Normalnya : SIC 5 - Inspeksi : ictus
line midclavicula
cordis
sinistra
- Fremitus vocal - Palpasi : ictus
menurun ( kalau cordis (letak,
edem/efusi pleura) kuat
angkat/tidak),
Perkusi : diameter, thrill
Langsung ke batas jantung - Perkusi : batas
saja jantung-paru
- Batas kanan : N : (pembesaran
SIC II LPS D
Perkusi dari SIC II
ruang jantung)
LMC D sampai - Auskultasi :
ketemu pekak
naek dua jari ke b. Paru (Status
medial lokalis)
N : dextra - Inspeksi :
- Batas kiri : retraksi
N: SIC V LMC S
intercostal
Perkusi dari SIC II - Palpasi :
linea axilaris - Perkusi
anterior sinistra
- Auskultasi :
turun sampai ketemu
timpani naik 2 ronkhi
jari ke medial basah halus
- Batas atas
N : SIC II-III LPS S
Dari supraclavicla
ke inferior Abdomen
- Kalau kardiomegali - Inspeksi :
batas jantung bentuk perut,
melebar permukaan
- Cek batas paru perut,
hepar jadi 1 jari ( deformitas (-)
kalau hepatomegali)
- Auskultasi :
- Perkusi paru redup
(kalau ada edem ) bising usus
- Palpasi : 9 regio
Auskultasi : abdomen (ada
- Ronkhi basah pembesaran
halus kedua sisi organ/tidak,
paru nyeri tekan)
- Edem -> suara paru tidak teraba
melemah
Katup jantung
hepar dan lien
- Aorta: SIC 2 LPS D - Perkusi : 9 regio
- Pulmonal: SIC 2 abdomen (ada
LPS S pembesaran
- Trikuspidalis: SIC 4 organ/tidak,
LPS S nyeri tekan)
- Bikuspidalis: SIC 5
LMC S Ekstremitas
- Murmur sistolik
- Capillary Refill
- Gallop S3 positif
suara ketika Time (CRT) < 2
atrium sedang detik
berkontraksi (saat
diastole)
Abdomen : Asites ?
Ekstremitas :
Edem tungkai pitting edem /
lama kembali ketika ditekan
CHF kanan
NIHA
1. Tidak ada sesak
masih bisa akt
2. Akt berat
3. Akt ringan
Istirahat
DD Asma Asma eksaserbasi akut Tumor paru Dsypneu ec CAP
PPOK TB Pneumonia Dsypneu ec TB
Emfisema pulmo CHF Pneumothoraks Bronkiektasis
Cor pulmonal Bronkiektasis Fibrosis paru
Talak Terapi causativ : Tindakan awal : Penatalaksanaan Antipiretik dan Antibiotik
Gagal jantung akut : Tirah baring berdasarkan penyakit
a. Terapi oksigen 2-4 liter Oksigen 3L/menit dasarnya
per menit (>> gagal jantung, TB
b. Pemasangan iv line (RL) Talak Khusus PPOK terapi OAT )
untuk akses pemberian eksaserbasi akut
furosemid injeksi 20 s/d 40 Inhalasi short acting Tindakan selain terapi
mg bolus, diulang tiap jam B2 agonist penyakit dasar :
sampai dosis maks 600 (Salbutamol) + short
mg/hari. acting anticholinergic Pasang WSD
c. Segera rujuk ke Sp.JP (ipratropium bromide) (jika efusi
sediaan vial masif)
Gagal jantung kronik: Prednisolone 30-40 Sitostatika
a. Digoksin 0,25 mg oral mg IV (vial) / peroral intrapleura
(jika ada takikardi) 2x1 selama 10 hari (bila sel ganas
Sediaan 0,125 mg Antibiotik (bila ada positif)
b. Diuretik : Furosemid infeksi) : oral
(40-240 mg/hari) dapat Levofloxacin 500 mg
dikombinasikan Thiazid, 1x/hr selama 7-14 hari
bila dalam 24 jam tidak
ada respon rujuk Talak PPOK stabil
Furosemid 40 mg/hari SABA oral
(jika ada edema), 2x (Salbutamol 4 mg
sehari jika 60, 3x tablet, 3x/hr)
sehari 40 mg Methylxantin
c. ACE-I atau ARB : (Theophylline tablet
Captopril 50 mgx3 / 100 mg, 2x/hr)
hari (sediaan 12,5 , 25, Inhaled glucocorticoid
50) (Budesonide 2x/hr) +
Methylxantin
Terapi simtomatik : Inhaled glucocorticoid +
Batuk ambroxol 30 mg Inhaled LABA (Salmeterol
3x1 2x/hr)
PP Pneumonia
RPK
riwayat atopi pada penderita
atau keluarganya,
hipersensitif saluran napas
Rpsosek :
Faktor resiko alergi/ atopi
- Apa pasien sering
bersin? Hidung
berair? Apa
pencetusnya? (rinitis
alergi)
- Ada riwayat bentol
gatal2 kemerahan
pada kulit? Atau kulit
gatal kering bersisik?
Pencetus? (urtikaria
atau dermatitis atopi)
- Apa ada riwayat mata
gatal kemerahan yang
sering berulang?
Pencetus?
(konjungtivitis alergi)
- Ada riwayat asma
atau alergi pada
keluarga?
- Lingkungan rumah:
sanitasi, ventilasi,
kepadatan rumah,
hewan peliharaan?
PF Status generalis : Status generalis :
Kesadaran : CM Kesadaran : CM
Keadaan umum : sesak napas Keadaan umum : sesak napas
Cek Antropometri ( utk faktor Cek Antropometri ( utk faktor risiko)
risiko) Cek tanda vtal wajib!
Cek tanda vtal wajib!
Head to toe
Head to toe
Kepala Pasien tampak kurus dengan barrel shape
- Nafas cuping hidung chest (diameter anteroposterior dada
(jika berat) meningkat)
- Sianosis perioral (jika Fremitus taktil dada tidak ada atau
berat) berkurang
Leher Perkusi dada hipersonor, peranjakan hepar
- Retraksi suprasternal mengecil, batas paru hepar lebih rendah,
Thorax tukak jantung berkurang
- Inspeksi: retraksi
Suara nafas berkurang dengan ekspirasi
interkostal (jika berat)
panjang
- Palpasi : simetris
- Perkusi : sonor Ronkhu basah kasar tidak tetap
- Auskultasi: wheezing, Terdengar mengi dengan perpanjangan
ekspirasi memanjang ekspirasi hingga “ngik-ngik”
dikedua lapang paru ,
suara dasar vesikuler
Cor: inspeksi, palpasi,
perkusi, auskultasi
Abdomen: inspeksi,
auskultasi, perkusi,
palpasi
Ekstremitas:
- Akral
- Capillary refill
PP Arus Puncak Ekspirasi Px sputum --> leukosit PMN dan bakteri
(APE) menggunakan Tes fungsi paru --> untuk melihat adanya
obstruksi jalan napas
Peak Flowmeter terdapat
kenaikan ≥15 % rasio
APE sebelum dan
sesudah pemberian
inhalasi salbutamol. APE
80 % ada obstruksi
Spirometri
Pemeriksaan darah
(eosinofil total dan IgE )
Analisa gas darah
Skin prick test (utk
alergi)
Foto torak : corakan
bronkovaskular opak
dan padat
DX Tanda Patognomonis :
1) Sesak napas
2) Mengi pada auskultasi
3) Pada serangan berat
digunakan otot bantu
napas (retraksi
supraklavikula, interkostal,
dan epigastrium)
Trias : hipersekresi mucus, edema,
dan bronkokontriksi
1. Diagnosis kerja: Asma
2. Diagnosis klasifikasi
kekerapan:
intermitten/persisten
3. Diagnosis derajat kendali:
terkontrol/ tidak
terkontrol
Evaluasi: 4 minggu
Contoh:
Asma bronchial persisten
ringan terkontrol
Talak Talak dibawah a) Jika batuk tidak berdahak, berikan obat antitusif;
Dosis nya dicari sendiri ya DMP (Dekstromethorfan) 15 mg, diminum 2-3 kali
sehari.
b) Batuk dengan dahak, pemberian ekspektoran; GG
(Glyceryl Guaiacolate), bromheksin, ambroksol
c) Obat symptomatik
Parasetamol 500mg 3x1 prn
Brokodilatoran sesak; salbutamol, (efek
samping : berdebar, lemas, gemetar,
keringat dingin)
Antibiotik bila karena bakteri, ampisilin 3 x
500 mg/hari.
4 Menentukan Peserta ujian mampu menentukan diagnosis dan dua diagnosis banding
diagnosis dan dengan tepat
diagnosis
banding Dibawah juga
5 Tatalaksana Peserta ujian memilih obat dengan tepat sesuai seluruh prinsip berikut:
Farmakoterapi
1. Tepat indikasi
2. Tepat dosis
3. Tepat sediaan
4. Tepat cara pemberian
5. Tepat waktu pemberian
DAN
1. mampu membina hubungan baik dengan pasien secara verbal non verbal
(ramah, terbuka, kontak mata, salam, empati dan hubungan komunikasi
dua arah, respon)
2. mampu memberikan kesempatan pasien untuk bercerita dan mengarahkan
cerita
3. mampu untuk melibatkan pasien dalam membuat keputusan klinik,
pemeriksaan klinik.
4. mampu memberikan penyuluhan yang isinya sesuai dengan masalah
pasien
7 Perilaku Meminta izin secara lisan dan melakukan di bawah ini secara lengkap:
profesional
1. melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak
membahayakan pasien dan diri sendiri
2. memperhatikan kenyamanan pasien
3. melakukan tindakan sesuai prioritas
4. menunjukan rasa hormat kepada pasien
5. mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau melakukan konsultasi
bila diperlukan
CCS Kelas 1: Keluhan angina terjadi saat aktifitas berat yang lama
CCS Kelas 2: Keluhan angina terjadi saat aktifitas yang lebih berat dari aktifitas sehari-hari
CCS Kelas 3: Keluhan angina terjadi saat aktifitas sehari-hari
CCS Kelas 4: Keluhan angina terjadi saat istirahat
EKG
Menentukan Ritme BIASANYA MASIH SINUS RITMIS
Menentukan Rate BIASANYA TAKIKARDI
Itung jarak R-R 1500/jumlah kotak kecil atau 300/jumlah kotak besar
N: 60-100x/menit
>100x/menit : takikardi
<60x/menit : bradikardi
Aritmia: berubah ubah tiap detik
Menentukan gelombang P (N: 1-3 kotak kecil)
Menentukan QRS Aksis
Lihat di lead I dan AvF, bila dua-duanya positif berarti aksis normal. Positif menghadap atas,
negatif menghadap bawah
I AvF Aksis
+ + Normal
+ - Left Axis Deviation (LAD)
- + Right Axis Deviation (RAD)
- - Extreme Right Axis Deviation
Kemungkinan soal yang bakal keluar sih mastalgia siklik dan nonsiklik, ini rangkuman Anam dan PF
dari modul:
ANAMNESIS
Cyclic mastalgia Non-cyclic mastalgia
Lokasi Bilateral, difus (menyebar, di seluruh mammae) Biasanya unilateral, fokal dan dapat
terlokalikasi (seringkali sub alveolar/medial)
Onset Terkait dengan siklus menstruasi, berpola Kontinu dan intermiten, tidak tergantung pada
1-2 minggu sebelum perdarahan, berkurang siklus menstruasi
setelah onset perdarahan
Etiologi Proliferasi glandular berkaitan dengan - Kista
perubahan hormon dalam siklus menstruasi - Mastitis periduktal
- Peregangan ligamentum Cooper
- Mondor’s disease
- Mastopati diabetik
- Neoplasia
RPS
1. Benjolan
a. Lokasi (unilateral/bilateral), apakah ada benjolan pula di ketiak?
b. Ukuran (<2cm, bisa 2-5cm, atau >5cm sesuai klasifikasi tumor)
c. Mobilitas
d. Konsistensi (keras biasanya neoplasma ganas)
e. Kecepatan tumbuh (doubling time)
Biasanya doubling time neoplasma 8-200 hari, bila <8 hari kemungkinan
inflamasi (bukan neoplasma)
f. Nyeri?
2. Rasa nyeri berhubungan dengan menstruasi (dibahas di table mastalgia)
3. Discharge puting
a. Ada atau tidak
b. Bila ada, apa yang keluar? (bisa ASI, pus, darah, dll)
4. Perubahan puting, dapat berupa
a. Retraksi
b. Meninggi
c. Melipat
5. Perubahan kulit di mammae, dapat berupa
a. Peau d’orange (seperti kulit jeruk)
b. Borok
c. ulserasi
6. Tanda metastasis (bila curiga neoplasma), dapat berupa
a. Nyeri tulang
b. Nyeri punggung
c. Batuk
d. Sesak napas
e. Kelelahan, dll.
1. Usia menarche
2. Siklus menstruasi
a. Frekuensi (1 siklus berapa hari, normal 21-35 hari)
b. Lama/durasi setiap menstruasi
c. Jumlah darah yang keluar (banyak/sedikit)
d. Teratur/tidak
3. Kehamilan
a. Jumlah kehamilan
b. Jumlah anak (berapa laki-laki dan perempuan)
c. Abortus
4. Riwayat menyusui
a. Lama menyusui
5. Usia menopause, sudah berapa lama menopause
6. Anamnesis keluarga lengkap (di RPK)
RPD
1. Penyakit yang serupa dulu
2. Penyakit sistemik yang relevan dengan penyakit sekarang
Misal: riwayat DM pada mastopati diabetik
3. Riwayat biopsi, operasi mammae atau operasi lain
4. Riwayat penggunaan obat, hormone, termasuk Kontrasepsi, lama mengonsumsi
RPK
1. Tanyakan hal yang bersifat diturunkan atau ditularkan
a. Riwayat neoplasma pada keluarga sedarah (Ca ovarium, Ca recti, sarkoma
jaringan lunak, dll)
RPSosEk
1. Pendidikan
2. Pekerjaan
3. Pernikahan
4. Kebiasaan (gaya hidup)
5. Aktivitas seksual
6. Sumber keuangan
7. Asuransi kesehatan (berkaitan dengan pengobatan yang mungkin akan dijalani)
8. Kepercayaan
PEMERIKSAAN FISIK
1. Inspeksi mammae
a. 4 posisi (duduk dengan lengan di samping tubuh, di atas kepala, di pinggang,
dan agak menunduk)
b. Perhatikan kesimetrisan, adanya benjolan, perubahan kulit (penarikan
kulit/dimpling, bekas trauma/operasi, peau d’orange dll), bentuk mammae
(apakah terdapat borok, perbedaan bentuk kiri dan kanan), letak papilla
mammae, dan discharge
c. Manuver pectoralis
Kedua tangan di pinggang lalu menggerakkan bejolan untuk mengetahui
fiksasi benjolan pada dinding dada
Bila tidak bergerak, maka massa terfiksasi
2. Palpasi mammae
a. Palpas pada saat berbaring, prosedur yang dianjurkan dimulai dari lateral
mammae dan memutas searah jarum jam, bisa dimulai dari tengah (papilla
mammae) atau dari pinggir.
b. Palpasi pada saat duduk (untuk mendeteksi lesi subareola yang sulit dinilai
pada posisi berbaring)
3. Inspeksi aksila
Inspeksi kulit aksila (ruam/rash, infeksi, benjolan, ulkus)
4. Palpasi aksila
Cari limfonodi aksilaris sentralis, limfonodi aksilaris lateralis, limfonodi pektoralis,
dan limfonodi subscapularis (dari depan pasien)
Cari limfonodi supaklavikularis dan infraklavikularis (dari belakang pasien)
Gambar buat diagnosis massa/benjolan massa?