You are on page 1of 9

tarikh tasyri¶.

Para ulama Islam memikirkan sesuatu dengan jalan filsafat ada yang lebih berani dan lebih bebas

daripada pemikiran- pemikiran mereka yang biasa dikenal dengan nama filosuf-filosuf Islam. Di mana perlu diketahui

bahwa pembahasan ilmu kalam dan tasawuf banyak terdapat pemikiran dan teori-teori yang tidak kalah teliti daripada

filosuf-filosuf Islam.

Pemikiran Islam mempunyai ciri khas tersendiri dibanding dengan filsafat Aristoteles, seperti halnya

pemikiran Islam

pada ilmu kalam dan tasawuf. Demikian pula pada pokok-pokok hukum Islam (tasyri¶) dan Ushul Fiqh juga terdapat

beberapa

uraian yang logis dan sistematis dan mengandung segi-segi kefilsafatan. Syekh Mustafa Abdur Raziq adalah orang yang

pertama

mengusulkan ilmu Fiqh menjadi bagian dari filsafat. Berikut ini ada beberapa hubungan filsafat Islam dengan Ilmu

Tasawuf, Ilmu

Fiqh, dan Ilmu Pengetahuan.

1.
Filsafat Islam dengan Ilmu Tasawuf

Tasawuf sebagai suatu ilmu yang mempelajari cara dan bagaimana seorang muslim berada dekat, sedekat mungkin dengan

Allah.

Tasawuf terbagi dua, yaitu Tasawuf Amali dan Tasawuf Falsafi. Dari pengelompokan tersebut tergambar adanya unsur-

unsur

kefilsafatan dalam ajaran tasawuf, seperti penggunaan logika dalam menjelaskan maqamat (al-fana, al-baqa, ittihad, hulul,

wahdat

al- wujud).

2.
Filsafat Islam dengan Ilmu Kalam (Teologi)

Setelah abad ke-6 Hijriah terjadi percampuran anatara filsafat dengan ilmu kalam, sehingga ilmu kalam menelan

filsafat secara

mentah-mentah dan dituangkan dalam berbagai bukti dengan mana Ilmu Tauhid. Yaitu pembmahasan problema ilmu

kalam dengan

menekankan penggunanaan semantic (logika) Aristoteles sebagai metode, sama dengan metode yang ditempuh para

filosof.

Kendatipun Ilmu Kalam tetap menjadikan nash-nash agama sebagai sumber pokok, tetapi dalam kenyataannya
penggunaan dalil

naqli yang tampak pada perbincangan mutakalimin. Atas dasar itulah sejumlah pakar memasukkan Ilmu Kalam dalam

lingkup

Filsafat Islam.

3.
Filsafat Islam dengan Ilmu Fiqh

Dalam menafsirkan ayat-ayat al-Qur¡¦an yang berkenaan dengan hokum diperlukan ijtihad, yaitu suatu usaha dengan

mempergunakan akal dan prinsip kelogisan untuk mengeluarkan ketentuan-ketentuan hukum dari sumbernya. Syaikh

Mustafa

Abdurrazaq dalam bukunya yang berjudul Tauhid Li Tarikhul Falsafatil Islamiyah (pengantar sejarah Islam)

menyatakan, bahwa

Ilmu Ushul Fiqh sepenuhnya diciptakan dan diletakkan dasar-dasar oleh Asy-Syafi¡¦ie, tentu akan melihat dengan jelas

adanya

berbagai gejala pemikiran filsafat.

‡Filsafat Al Kindi

Al Kindi berusaha memadukan anatara filsafat dan agama. Filsafat berdasarkan akal pikiran adalah

pengetahuan yang benar (knowledge of truth), al Qur¡¦an yang membawa argument-argumen yang lebih meyakinkan

dan benar tidak mungkin bertentangan dengan kebenaran yang dihasilkan filsafat. Karena itu mempelajari filsafat dan

berfilsafat tidak dilarang, bahkan berteologi adalah bagian dari filsafat, sedangkan Islam mewajibkan mempelajari

Teologi

Bertemunya filsafat dan agama dalam kebenaran deamn kebaikan sekaligus menjadi

tujuan dari keduanya. Agama disamping wahyu mempergunakan akal dan filsafat juga

mempergunakan akal. Yang benar pertama (the first Truth) bagi Al kindi ialah Tuhan.

Keselarasan antara filsafat dan agama didasarkan pada tiga hal yaitu :

1. Ilmu agama merupakan bagaian dari filsafat

2. Wahyu yang diturunkan kepada Nabi dan filsafat, saling berkesuaian

3. Menuntut ilmu, secara logika diperintahkan dalam agama

Filsafat Metafisika

Tuhan dalam filsafat al kindi tidak mempunyai hakiakat dalam arti aniah atau mahaniah. Tidak aniah karena

kerena Tuhan

tidak termasuk dealam benda-benda yang ada dalam alam, bahkan Ia adalah pencipta alam. Ia tidak tersususn dari
materi dan

bentuk, juga tidak mempunya hakiakat dalam bentuk mahaniah, karena Tuhan bukan merupakan gensus dan species.

Tuhan

hanya satu, tidak ada yang serupa dengan-Nya. Tuhan adalah unik, Ia semata-mata satu. Hanya
Ia lah yang satu dari pada-Nya mengandung arti banyak
Filsafat Jiwa

Menurut Al Kindi, roh itu tidak tersususn, mempunyai arti penting, sempurna dan mulia. Substansi roh berasal dari
substansi
Tuhan. Hubungan roh dengan Tuhan sama dengan hubungan cahaya dengan matahari. Selain itu jiwa bersifat spiritual,
Ilahiah,
terpisah sdan berbeda dari tubuh. Roh adalah lain dari badan dan mempunyai wujud sendiri. Keadaan badan
(jasmanni) mempunyai
hawa nafsu dan sifat pemarah (passion). Roh menentang keinginan hawa nafsu dan passion.
‡Filsafat Al-Ghazali
Epistimologi

Pada mulanya ia berangggapan bahwa pengetahuan itu adalah hal-hal yang dapat ditangkap oleh panca indra.

Tetapi

kemudian ternyata bahwa baginya panca indra juga berdusta. Karena tidak percaya pada panca indra, al Ghazali kemudian

meletakan kepercayaannya kepada akal. Alasan lain yang membuat al Ghazali terhadap akal goncang, karena ia melihat

bahwa

aliran-aliran yang mengunakan akal sebagai sumber pengetahuan, ternyata menghasilkan pandangan-pandangan yang

bertentangan,

yang sulit diselesaikan dengan akal.

Lalu al Ghazali mancari ilm al yaqini yang tidak mengandung pertentangan pada dirinya. Tiga bulan

kemudian Allah

memberikan nur yang disebut juga oleh Al Ghazali sebagai kunci ma¡¦rifat ke dalam hatinya. Dengan demikian bagi Al

Ghazali

intuisi lebih tinggi dan lebih dipercaya daripada akal untuk menangkap pengetahuan yang betul-betul diyakini.

Metafisika

Lain halnya dengan lapangan metafisika (ketuhanan) al Ghazali memberikan reaksi keras terhadap neo

platonisme Islam,

menurutnya banyak sekali terdapat kesalahan filsuf, karena mereka tidak teliti seperti halnya dalam lapangan logika

dan

matematika. Menurut al Ghazali, para pemikir bebas tersebut ingin menanggalkan keyakinan-keyakinan Islam dan
mengabaikan

dasar-dasar pemuajan ritual dengan menganggapnya sebagai tidak berguna bagi pencapaian intelektual mereka.

Menurut Al Ghazali ilmu Tuhan adalah suatu tambahan atau pertalian dengan zat, artinya lain dari zat, kalau terjadi
tambahan atau pertalian dengan zat, zat Tuhan tetap dalam keadaannya.

Al Ghazali membagi manusia kepada tiga golongan, yaitu :

a. kaum awam, yang cara berfikirnya sederhana sekali.

b. kaum pilihan, yang akalnya tajam dan berfikirnya secara mendalam.

c. kaum penengkar.
MoralAda tiga teori penting mengenai tujuan mempelajari ahklak, yaitu
a. Mempelajari akhlak sebagai studi murni teoritis.
b. Mempelajari akhlak sehingga akan meningkatkan sikap dan prilaku sehari-hari.
c. Karena akhlak merupakan subjek teoritis yang berkenaan dengan usaha menemukan
kebenaran tentang hal-hal moral.

Kebahagiaan di surga ada dua tingkat, yang rendah dan yang tinggi. Yang rendah terdiri dari kesengan indrawi seperti
makan dan minum, sedangkan yang tertingi ialah berada dekat dengan Allah dan menatap wajah-Nya yang Agung
senantiasa.
Jiwa

Jiwa berada di alam spiritual, sedangkan jasad di alam materi. Setelah kematian jasad musnah tapi jiwa tetap

hidup dan tidak

terpengaruh dengan kematian tersebut, kecuali kehilangan wadahnya. Adapun hubungan jiwa dan jasad dari segi

pandangan moral

adala setiap jiwa diberi jasad, sehingga dengan bentuannya jiwa bisa mendapatkan bekal hidup kekalnya. Jiwa

merupakan inti

hakiki manusia dan jasad hanyalah alat baginya untuk utnuk mencari bekal dan kesempurnaan, karena jasad sangat

diperlukan oleh

jiwa maka ia haus dirawat baik-baik. Menurut al Ghazali setiap perbuatan akal menimbulkan pengaruh pada jiwa, yakni

membentuk

kualiatas jiwa, asalkan perbuatan itu dilakukan dengan sadar.


‡Filsafat Ibn Rusyd

Aliran filsafat Ibn Rusyd adalah rasional. Ia menjunjung tinggi akal fikiran dan menghargai peranan akal,

karena dengan akal fikiran itulah manusia dapat menafsirkan alam maujud. Akal fikiran bekerja atas dasar pengertian

umum (ma¡¦ani kulliyah) yang didalamnya tercakup semua hal ihwal yang bersifat partial (juz¡¦iyah). Ia menjelaskan

bahwa kuliyyat adalah gambaran akal, tidak berwujud kenyataan diluar akal.
Metode-metode pembuktian kebenaran
Metode-metode yang dapat dilakukan manusia untuk membuktikan kebenaran ada tiga
macam :

a. Metode Demonstrasi (al burhaniah)

b. Metode Dialektik (al Jadaliyyah)

c. Metode Retorika (al khatabiyyah)

Metafisika

Dalam masalah ketuhanan ia berpendapat bahwa Allah adalah penggerak pertama (muharik al awal). Sifat

positif kepada

Allah adalad akal dan ma¡¦qul. Wujud Allah aialah esa- Nya. Wujud dan keesaannya tidak berbeda dari zat-Nya. Sebagai

orang

berfikir rasional, ibn Rusyd menafsirkan agama pun dengan penafsiran rasional. Namun ia tetap berpegang kepada sumber

agama,

yakni al Qur¡¦an. Dalam mengenal sang pencipta tidak mungkin berhasil kecuali dengan melakukan pengamatan terhadap

wujud

yang diciptakan Allah.

Kenabian

Ibn Rusyd tdak mengatakan bahwa nabi Muhammad saw tidak mengaku dirinya adalah nabi dengan

mengemukakan hal-hal

yang menyimpang dari hukum alam (mukjizt) sebagai tantang terhadap lawan-lawannya. Maka Al Qur¶an merupakan

mukjizat

terbesar, karena syari¡¦at yang dimuatnya berupa kepercayaan dan amalan yang tidak mungkin bisa dicari dan pelajari

kecuali

dengan wahyu.

Ibn Rusyd mengadakan pemisahan anatara dua macam mukjizat. Pertama, mukjizat Iuaran (al barrani), yaitu

yang tidak

sesuai dengan sifat yang karenannya seorang nabi . kedua, mukjizat yang sesuai dengan (al-munasib) sifat kenabian

tersebut, yaitu

syari¡¦at yang yang dibawanya untuk kebahagiaan umat.

Tingkat Kemampuan Manusia


Pembenaran atau pembuktian sesuatu memang dipengaruhi oleh kapasitas individual. Diantaranya ada yang

melakukan

pembuktian (kebenaran) dengan cara burhan (demontrasi), ada juga lewat dialektik (jadali) seteguh ahli burhan

melakukan

demontrasi karena memang kemampuannya memang hanya sampai disitu, dam ada lagi melalui dalil retorik (khatabi)

seteguh ahli

burhan melakukan pembuktian dengan dalil-dalil demonstratif.

Alam semesta antara qadim dan hadits

Kondisi benda-benda wujud yang tertangkap indra, seperti air, udara, hewan, bumi, dan tumbuh-tumbuhan

terbagi beberapa

kondisi yaitu : wujud yang tercipta dari sesuatu di luar dirinya sendiri, tetapi berasal dari sesuatu yang berbeda, yaitu

penyebab

gerak (sebab fa¡¦il, Officent cause), tercipta dari bahan (materi) tertentu, dan bahwa wujud ini keberadaannya didahului

oleh zaman.

Tingkat wujud semacam ini telah disepakati oleh semua pihak, baik pengikut Asy¡¦ari maupun para filsuf klasik, untuk

menyebutnya sebagai (muhdatsah) tercipta setelah tidak ada.

‡Filsafat Suhrowardi Al Maktul


Pandangan Suhrowardi terhadap metafisika dan cahaya pada dasarnya tetap bersifat immaterial.
Entitas yang pertama yang diciptakan Tuhan adalah akal pertama, kemudian melalui proses

emanasi timbul akal kedua dan seterusnya.

Epistimologi

- Ia mengembangkan teori iluminasi dengan cara menggabungkan akal dan intuisi.

- Tujuan akhir pengetahuan iluminasi dan ma¡¦rifat yang merupakan puncak pengetahuan

Derajat tauhid

a. Tak ada Tuhan kecuali Allah (tauhid orang awam).

b. Tak ada Dia kecuali Dia.

c. Tak ada Engkau kecuali Engkau.

d. Tak Aku kecuali Aku.

e. Tak wujud kecuali wujud ¡VNya.

Kosmologi

- Alam semesta adalah manisfestasi cahaya pertama (Tuhan).


- 4 tingkatan alam :

a. Alam akal (alam al uqlu)

b. Alam jiwa (alam an nufus)

c. Alam materi (alam al ajsam)

d. Alam mitsal (alam al mitsal)

Psikologi

- Disamping ada jiwa dan akal ada sumber lain pengetahuan yairtu persepsi batin.

- 5 tahap perkembangan spiritual :

1. aku. 2. engkau tak ada 3. aku tidak ada. 4. hanya engkau yang ada.

BAB III
PENUTUP
A.
Komentar

Sebenarnya perbedaan istilah filasafat dan filsafat islam tersebut hanya perbedaan nama saja, sebab

bagaimanapun juga

hidup dan suburnya pemikiran filsafat tersebut adalah di bawah naungan Islam dan kebanyakan ditulis dalam bahasa

Arab. Kalau

yang dimaksud dengan Filsafat Arab ialah bahwa filsafat tersebut adalah hasil orang Arab semata-mata, maka tidak

benar. Sebab

kenyataan menunjukkan bahwa Islah telah mempersatukan berbagai-bagai umat, dan kesemuanya telah ikut serta dalam

memberikan sumbangannya dalam filsafat tersebut. Sebaliknya kalau yang dimaksud dengan filsafat Islam adalah hasil

pemikiran

kaum muslimin semata-mata, juga berlawanan dengan sejarah, karena mereka pertama-tama berguru pada aliran

Nestorius dan

Yacobias dari golongan Masehi, Yahudi dan penganut agama Shabi¶ah, dan kegiatan mereka dalam berilmu dan

filsafat selalu

berhubungan dengan orang-orang Masehi dan Yahudi yang ada pada masanya.

Namun pemikiran-pemikiran filsafat pada kaum muslimin lebih tepat disebut filsafat Islam, mengingat

bahwa Islam

bukan saja sekedar agama, tetapi juga peradaban. Pemikiran filsafat ini sudah barang tentu berpengaruh oleh peradaban

Islam

tersebut, meskipun pemkiran itu banyak sumbernya dan berbeda-beda jenis orangnya. Corak pemikiran tersebut adalah

Islam, baik

tentang problem-problemnya, motif pembinaannya maupun tujuannya, karena Islam telah memadu dan menampung
aneka

peradaban serta pemikiran dalam satu kesatuan. Apabila hal ini ditunjang dengan pemakaian buku-buku yang berasal

dari filosuf

Islam seperti Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, ataupun Al-Farabi.

B.
Cara Mempelajari Filsafat

Ilmuan yang bernama Garder memberikan contoh untuk mempelajari filsafat dengan enak dan ilmuan

lain juga memberi

pengarahan untuk tidak selalu berpaku pada teori filasafat yang njlimet namun tidak ada yang mengajarkan suatu cara

untuk belajar

filsafat dengan mudah, meskipun begitu kita tidak boleh merasa segan untuk mencari cara belajar filsafat dengan

mudah. Ini

diperuntukan bukan hanya bagi penulis pribadi tapi juga bagi seluruh mahasiswa yang ingin belajar filsafat. Untuk

mendapatkan

solusinya maka kita harus menganalisis terlebih dahulu cara belajar kita yang telah lalu.

Pemula biasanya dengan cara coba-coba atau learn by try. Ini adalah cara belajar yang umum dipakai setiap orang
ketika ia di
hadapkan pada suatu masalah atau persoalan yang belum ia kenal sepenuhnya, bahkan pada riset yang paling canggih
sekalipun.
Oleh karena itu kita sebaiknya memilih cara belajar yang lebih baik. Yang mungkin
dapat dilakukan ada dua cara yaitu:
‡Learn by expeperience

Cara belajar ini adalah cara belajar berdasarkan pengalaman yang kita miliki. Belajar filsafat akan lebih mudah di
pahami bila kita
kaitkan masalah filsafatnya dengan kehidupan kita sehari-hari
‡Learn by guidance.

Cara belajar ini adalah cara belajar yang terfokus pada petunjuk yang akan mengarahkan kita pada tujuan pembelajaran.

Learn by

guidance akan efektif bila di hubungkan dengan hubungan guru dan murid. Artinya murid ini dibimbing khusus secara

pribadi oleh

seorang guru, ini mirip ketika seorang mahasiswa mengjukan skripsi sebagai sarat untuk ujian akhir yang dibant oleh

dosen

pembimbing (kalo dosennya bukan ahli dibidang yang dipilih, gimana ya«).

Dengan memperhatikan model yang telah disebutkan, memang masing-masing cara belajar memiliki

kelebihan dan kekurangan. Namun yang terpenting sekarang ini, bagaimana menggunakan tiga model belajar tersebut

secara komplementer ( saling melengkapi).


Ketika kita belajar filsafat oleh karena kita menginginkan kita belajar filsafat yang mudah da

You might also like