You are on page 1of 10

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Konseling merupakan bagian dari aspek pelayanan kefarmasian di apotek.

Peran penting konseling pasien adalah memperbaiki kualitas hidup pasien dan

menyediakan pelayanan yang bermutu untuk pasien (Rantucci, 2009). Banyak

penelitian yang membuktikan keefektifan penyediaan informasi dan pemberian

konseling oleh apoteker. Pemberian konseling dan informasi kepada pasien sangat

bermanfaat untuk meningkatkan kepatuhan dan mencegah kegagalan terapi obat

pasien (Monita, 2009). Penelitian lain menunjukkan bahwa 5,5 % (n=162) pasien

masuk rumah sakit akibat ketidakpatuhan terhadap terapi obat 2 (Sullivan dkk.,

1990). Penelitian yang dilakukan terhadap komunitas apoteker di Nepal

menunjukkan 56,67 % (n=34) percaya bahwa konseling sangat diperlukan karena

tugas sebagai apoteker dan 48,33 % (n=29) menyatakan bahwa konseling dapat

meningkatkan keputuhan pasien terhadap pengobatan (Poudel dkk., 2009).

Apoteker harus mengetahui secara rinci obat yang sering dipakai dalam

pengobatan dan mampu menginformasikannya kepada konsumen, karena tidak

semua konsumen tahu dan sadar yang harus dilakukan tentang obat-obatan

(Depkes RI, 2006).

B. Tujuan Praktikum

Mahasiswa mampu melaksanakan pemberian informasi obat pada pasien

menggunakan sediaan obat tertentu.


BAB II

TINJUAUAN PUSTAKA

Hipertensi dikenal secara luas sebagai penyakit kardiovaskular. Diperkirakan telah

menyebabkan 4.5% dari beban penyakit secara global, dan prevalensinya hampir sama

besar di negara berkembang maupun di negara maju. Hipertensi merupakan salah satu

faktor risiko utama gangguan jantung. Selain mengakibatkan gagal jantung, hipertensi

dapat berakibat terjadinya gagal ginjal maupun penyakit serebrovaskular. Penyakit ini

bertanggung jawab terhadap tingginya biaya pengobatan dikarenakan alasan tingginya

angka kunjungan ke dokter, perawatan di rumah sakit dan / atau penggunaan obat

jangka panjang.

Pada kebanyakan kasus, hipertensi terdeteksi saat pemeriksaan fisik karena alasan

penyakit tertentu, sehingga sering disebut sebagai “silent killer”. Tanpa disadari

penderita mengalami komplikasi pada organ-organ vital seperti jantung, otak ataupun

ginjal. Gejala-gejala akibat hipertensi, seperti pusing, gangguan penglihatan, dan sakit

kepala, seringkali terjadi pada saat hipertensi sudah lanjut disaat tekanan darah sudah

mencapai angka tertentu yang bermakna. Di Amerika, menurut National Health and

Nutrition Examination Survey (NHNES III); paling sedikit 30% pasien hipertensi

tidak menyadari kondisi mereka, dan hanya 31% pasien yang diobati mencapai target

tekanan darah yang diinginkan dibawah 140/90 mmHg.3 Di Indonesia, dengan tingkat

kesadaran akan kesehatan yang lebih rendah, jumlah pasien yang tidak menyadari

bahwa dirinya menderita hipertensi dan yang tidak mematuhi minum obat

kemungkinan lebih besar.


Tujuan umum pengobatan hipertensi adalah

Penurunan mortalitas dan morbiditas yang berhubungan dengan hipertensi.

Mortalitas dan morbiditas ini berhubungan dengan kerusakan organ target (misal:

kejadian kardiovaskular atau serebrovaskular, gagal jantung, dan penyakit ginjal)

Mengurangi resiko merupakan tujuan utama terapi hipertensi, dan pilihan terapi obat

dipengaruhi secara bermakna oleh bukti yang menunjukkan pengurangan resiko.

Target nilai tekanan darah yang di rekomendasikan dalam JNC VII.

• Kebanyakan pasien < 140/90 mm Hg

• Pasien dengan diabetes < 130/80 mm Hg

• Pasien dengan penyakit ginjal kronis < 130/80 mm Hg.

Penatalaksanaan Hipertensi Penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan dengan:

1. Terapi nonfarmakologi

2. Terapi farmakologi

Terapi nonfarmakologi

Menerapkan gaya hidup sehat bagi setiap orang sangat penting untuk mencegah

tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang penting dalam penanganan

hipertensi. Semua pasien dengan prehipertensi dan hipertensi harus melakukan

perubahan gaya hidup. Perubahan yang sudah terlihat menurunkan tekanan darah

Disamping menurunkan tekanan darah pada pasien-pasien dengan hipertensi,

modifikasi gaya hidup juga dapat mengurangi berlanjutnya tekanan darah ke hipertensi

pada pasien-pasien dengan tekanan darah prehipertensi. Modifikasi gaya hidup yang

penting yang terlihat menurunkan tekanan darah adalah mengurangi berat badan untuk

individu yang obes atau gemuk; mengadopsi pola makan DASH (Dietary Approach to
Stop Hypertension) yang kaya akan kalium dan kalsium; diet rendah natrium; aktifitas

fisik; dan mengkonsumsi alkohol sedikit saja.

Pada sejumlah pasien dengan pengontrolan tekanan darah cukup baik dengan

terapi satu obat antihipertensi; mengurangi garam dan berat badan dapat membebaskan

pasien dari menggunakan obat.10 Program diet yang mudah diterima adalah yang

didisain untuk menurunkan berat badan secara perlahan-lahan pada pasien yang

gemuk dan obes disertai pembatasan pemasukan natrium dan alkohol. Untuk ini

diperlukan pendidikan ke pasien, dan dorongan moril.

Fakta-fakta berikut dapat diberitahu kepada pasien supaya pasien mengerti rasionalitas

intervensi diet:

a. Hipertensi 2 – 3 kali lebih sering pada orang gemuk dibanding orang dengan berat

badan ideal

b. Lebih dari 60 % pasien dengan hipertensi adalah gemuk (overweight)

c. Penurunan berat badan, hanya dengan 10 pound (4.5 kg) dapat menurunkan tekanan

darah secara bermakna pada orang gemuk

d. Obesitas abdomen dikaitkan dengan sindroma metabolik, yang juga prekursor dari

hipertensi dan sindroma resisten insulin yang dapat berlanjut ke DM tipe 2,

dislipidemia, dan selanjutnya ke penyakit kardiovaskular.

e. Diet kaya dengan buah dan sayuran dan rendah lemak jenuh dapat menurunkan

tekanan darah pada individu dengan hipertensi.


BAB III

METODELOGI PRAKTIKUM

A. Alat dan bahan:

Berbagai macam bentuk sediaan obat.

B. Prosedur praktikum

Mahasiswa melakukan kegiatan konseling mengenai resep obat yang

telah didapatkan oleh tiap-tiap mahaiswa kepada teman-teman

sejawatnya atau melakukan konseling bersama Dosen Pengawas.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keluhan ; Puskesmas Ariodillah

Ny Amira usia 52 tahun, BB 60kg, Dr sakura Sp. Pd

TB 155cm datang ke puskesmas Jl Ariodillah 77 telp 746544

dengan keluhan sakit kepala dan SIP: 1456/PTSP/2016

nyeri pada sendi lutut. Pasien Palembang,

mengaku + 6 bulan mengidap R/ captopril 25 mg NO LX

hipertensi minum amlodipine 1 x S b d d tab 1

5mg, namun sering terlewat. R/ HTC 25 mg No XXX

Beberapa hari ini pasien merasa sakit S b d d tab 1

kepala bertambah hebat dan R/ Natrium diklofenak 50 mg No X

pandangan kabur. Hasil S t d d tab 1

pemeriksaantekanan darah 170/100 Pro: Ny Amira

Umur :52 tahun

BB : 60 kg

Jenis kelamin: perempuan

Alamat:
KEGIATAN KONSELING ANTARA PASIEN DENGAN APOTEKER
Apoteker: selamat siang, betul dengan ibu amira, umur 52tahun?
Pasien : ya, benar.
Apoteker : sebelumnya perkenalkan saya Tia, apoteker di puskesmas ini. Apakah ibu
punya waktu sebentar pak saya ingin menjelaskan sedikit informasi tentang obat yang
akan bapak terima.
Pasien: ya, silahkan.
Apoteker : bu sebelumnya saya ingin bertanya apakah keluha bapak akhir-akhir ini?
Pasien: begini bu, saya sakit kepaladan nyeri pada lutut.
Apoteker : apakah ibu punya riwayat penyakit sebelumnya?
Pasien; ya, saya hipertensi.
Apoteker: baiklah pak, saya ingin bertanya apakah dokter sudah menjelaskan
kegunaan dari obat ini?
Pasien: ya dokter menjelaskan bahwa obat ini untuk menurunkan tekanan darah saya
dan untuk mengurangi rasa nyeri.
Apoteker: ya betul pak, jadi obat yang diserepkan untuk bapak ini ada obat hipertensi
dimana berfungsi untuk menekan pembuluh darah sehingga darah dapat mengalir
dengan bebas, captopril namanya obat ini biasa dikonsumsi sehari 2x selama 12 jam.
Saya contohkan jika ibu minum obat ini pukul 7 pagi makan untuk konsumsi
selanjutnya pada pukul 7malam. Untuk obat captopril ini harus rutin digunakan bu
jangan sampai terlewat karena kalo ibu tidak minum obat ini secara rutin makan
tekanan ibu tidak akan terkontrol dan bisa saja menyebabkan ibu terkena stroke atau
kelumpuhan.
Pasien : oh, begitu ya bu.
Apoteker: kemudian ibu juga diberi obat HCT dimana kerja obat ini untuk sekresi urin
jadi apabila setelah minum obat ini ibu sering buang air kecil, ibu jangan khawatir itu
dikarenakan obatnya sedang bekerja. Obat ini biasanya dikonsumsi berbarengan
dengan obat antihipertensi tadi. Untuk obat ini biasa dikonsusmsi 1 x sehari saja untuk
waktu minumnya dapat ibu sesuaikan lebih baik diminum pada pagi hari bu.
Pasien; iya, buuu.
Apoteker : mungkin setelah konsumsi obat ini bapak akan mengalami batuk, diare,
mual, muntah, atau sakit kepala itu merupakan efek samping dari penggunaan obat
tersebut. Jika hal ini terus berlanjut segera hentikan pemakaian obat dan konsultasikan
kepada dokter. Apakah bapak sudah mengerti?
Pasien : baiklah bu saya mengerti.
Apoteker ; untuk obat satunya lagi ibu mendapatkan obat natrium diklofenak dimana
Obat ini biasanya digunakan untuk pereda rasa nyeri. Apabila setelah menggunakan
ibu mengalami muntah, mual,diare, konstipasi itu merupakan efek samping dari
obatnya bu, jika hal ini terus berkelanjutan makan segera hentikan penggunaan obat
dan konsultasikan ke dokter. Apakah ibu sudah mengerti bu?
Pasien : oh begitu bu, saya mengerti.
Apoteker: untuk penyimpanan ibu bisa meletakan obat di suhu ruangan carilah tempat
yang terlindung dari cahaya matahari, aman dari jangkauan anak-anak. Dan jauhkan
dari tempat lembab.
Pasien; iya bu.
Apoteker: baiklah jika bapak sudah mengerti, apakah ada yang ingin ditanyakan lagi
bu?
Pasien: saya rasa sudah cukup bu.
Apoteker; baik bu terima kasih atas waktu konselingnya, semoga ibu lekas sembuh
Pasien : terimakasih bu.
Apoteker: sama-sama
BAB V

KESIMPULAN

1. Pasien terdiagnosa mengalami hipertensi dan nyeri pada sendi obatan-obatan

yang digunakan adalah captopril, HCT, Natrium diklofenak.

2. Konseling obat merupakan hal yang sangat penting dilakukan oleh tenaga

kefarmasiaan agak pengobatan pasien lebih efektif serta menghindari kegagalan

pengobatan.
LAPORAN

PRAKTIKUM FARMASI RUMAH SAKIT

KONSELING UNTUK PASIEN DENGAN PENGGUNAAN

SEDIAAN OBAT KHUSUS

Nama : Tia Nurnisa Putri

NIM : 16 01 01 095

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI BHAKTI PERTIWI PALEMBANG

2019

You might also like