Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peran penting konseling pasien adalah memperbaiki kualitas hidup pasien dan
konseling oleh apoteker. Pemberian konseling dan informasi kepada pasien sangat
pasien (Monita, 2009). Penelitian lain menunjukkan bahwa 5,5 % (n=162) pasien
masuk rumah sakit akibat ketidakpatuhan terhadap terapi obat 2 (Sullivan dkk.,
tugas sebagai apoteker dan 48,33 % (n=29) menyatakan bahwa konseling dapat
Apoteker harus mengetahui secara rinci obat yang sering dipakai dalam
semua konsumen tahu dan sadar yang harus dilakukan tentang obat-obatan
B. Tujuan Praktikum
TINJUAUAN PUSTAKA
menyebabkan 4.5% dari beban penyakit secara global, dan prevalensinya hampir sama
besar di negara berkembang maupun di negara maju. Hipertensi merupakan salah satu
faktor risiko utama gangguan jantung. Selain mengakibatkan gagal jantung, hipertensi
dapat berakibat terjadinya gagal ginjal maupun penyakit serebrovaskular. Penyakit ini
angka kunjungan ke dokter, perawatan di rumah sakit dan / atau penggunaan obat
jangka panjang.
Pada kebanyakan kasus, hipertensi terdeteksi saat pemeriksaan fisik karena alasan
penyakit tertentu, sehingga sering disebut sebagai “silent killer”. Tanpa disadari
penderita mengalami komplikasi pada organ-organ vital seperti jantung, otak ataupun
ginjal. Gejala-gejala akibat hipertensi, seperti pusing, gangguan penglihatan, dan sakit
kepala, seringkali terjadi pada saat hipertensi sudah lanjut disaat tekanan darah sudah
mencapai angka tertentu yang bermakna. Di Amerika, menurut National Health and
Nutrition Examination Survey (NHNES III); paling sedikit 30% pasien hipertensi
tidak menyadari kondisi mereka, dan hanya 31% pasien yang diobati mencapai target
tekanan darah yang diinginkan dibawah 140/90 mmHg.3 Di Indonesia, dengan tingkat
kesadaran akan kesehatan yang lebih rendah, jumlah pasien yang tidak menyadari
bahwa dirinya menderita hipertensi dan yang tidak mematuhi minum obat
Mortalitas dan morbiditas ini berhubungan dengan kerusakan organ target (misal:
Mengurangi resiko merupakan tujuan utama terapi hipertensi, dan pilihan terapi obat
1. Terapi nonfarmakologi
2. Terapi farmakologi
Terapi nonfarmakologi
Menerapkan gaya hidup sehat bagi setiap orang sangat penting untuk mencegah
tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang penting dalam penanganan
perubahan gaya hidup. Perubahan yang sudah terlihat menurunkan tekanan darah
modifikasi gaya hidup juga dapat mengurangi berlanjutnya tekanan darah ke hipertensi
pada pasien-pasien dengan tekanan darah prehipertensi. Modifikasi gaya hidup yang
penting yang terlihat menurunkan tekanan darah adalah mengurangi berat badan untuk
individu yang obes atau gemuk; mengadopsi pola makan DASH (Dietary Approach to
Stop Hypertension) yang kaya akan kalium dan kalsium; diet rendah natrium; aktifitas
Pada sejumlah pasien dengan pengontrolan tekanan darah cukup baik dengan
terapi satu obat antihipertensi; mengurangi garam dan berat badan dapat membebaskan
pasien dari menggunakan obat.10 Program diet yang mudah diterima adalah yang
didisain untuk menurunkan berat badan secara perlahan-lahan pada pasien yang
gemuk dan obes disertai pembatasan pemasukan natrium dan alkohol. Untuk ini
Fakta-fakta berikut dapat diberitahu kepada pasien supaya pasien mengerti rasionalitas
intervensi diet:
a. Hipertensi 2 – 3 kali lebih sering pada orang gemuk dibanding orang dengan berat
badan ideal
c. Penurunan berat badan, hanya dengan 10 pound (4.5 kg) dapat menurunkan tekanan
d. Obesitas abdomen dikaitkan dengan sindroma metabolik, yang juga prekursor dari
e. Diet kaya dengan buah dan sayuran dan rendah lemak jenuh dapat menurunkan
METODELOGI PRAKTIKUM
B. Prosedur praktikum
BB : 60 kg
Alamat:
KEGIATAN KONSELING ANTARA PASIEN DENGAN APOTEKER
Apoteker: selamat siang, betul dengan ibu amira, umur 52tahun?
Pasien : ya, benar.
Apoteker : sebelumnya perkenalkan saya Tia, apoteker di puskesmas ini. Apakah ibu
punya waktu sebentar pak saya ingin menjelaskan sedikit informasi tentang obat yang
akan bapak terima.
Pasien: ya, silahkan.
Apoteker : bu sebelumnya saya ingin bertanya apakah keluha bapak akhir-akhir ini?
Pasien: begini bu, saya sakit kepaladan nyeri pada lutut.
Apoteker : apakah ibu punya riwayat penyakit sebelumnya?
Pasien; ya, saya hipertensi.
Apoteker: baiklah pak, saya ingin bertanya apakah dokter sudah menjelaskan
kegunaan dari obat ini?
Pasien: ya dokter menjelaskan bahwa obat ini untuk menurunkan tekanan darah saya
dan untuk mengurangi rasa nyeri.
Apoteker: ya betul pak, jadi obat yang diserepkan untuk bapak ini ada obat hipertensi
dimana berfungsi untuk menekan pembuluh darah sehingga darah dapat mengalir
dengan bebas, captopril namanya obat ini biasa dikonsumsi sehari 2x selama 12 jam.
Saya contohkan jika ibu minum obat ini pukul 7 pagi makan untuk konsumsi
selanjutnya pada pukul 7malam. Untuk obat captopril ini harus rutin digunakan bu
jangan sampai terlewat karena kalo ibu tidak minum obat ini secara rutin makan
tekanan ibu tidak akan terkontrol dan bisa saja menyebabkan ibu terkena stroke atau
kelumpuhan.
Pasien : oh, begitu ya bu.
Apoteker: kemudian ibu juga diberi obat HCT dimana kerja obat ini untuk sekresi urin
jadi apabila setelah minum obat ini ibu sering buang air kecil, ibu jangan khawatir itu
dikarenakan obatnya sedang bekerja. Obat ini biasanya dikonsumsi berbarengan
dengan obat antihipertensi tadi. Untuk obat ini biasa dikonsusmsi 1 x sehari saja untuk
waktu minumnya dapat ibu sesuaikan lebih baik diminum pada pagi hari bu.
Pasien; iya, buuu.
Apoteker : mungkin setelah konsumsi obat ini bapak akan mengalami batuk, diare,
mual, muntah, atau sakit kepala itu merupakan efek samping dari penggunaan obat
tersebut. Jika hal ini terus berlanjut segera hentikan pemakaian obat dan konsultasikan
kepada dokter. Apakah bapak sudah mengerti?
Pasien : baiklah bu saya mengerti.
Apoteker ; untuk obat satunya lagi ibu mendapatkan obat natrium diklofenak dimana
Obat ini biasanya digunakan untuk pereda rasa nyeri. Apabila setelah menggunakan
ibu mengalami muntah, mual,diare, konstipasi itu merupakan efek samping dari
obatnya bu, jika hal ini terus berkelanjutan makan segera hentikan penggunaan obat
dan konsultasikan ke dokter. Apakah ibu sudah mengerti bu?
Pasien : oh begitu bu, saya mengerti.
Apoteker: untuk penyimpanan ibu bisa meletakan obat di suhu ruangan carilah tempat
yang terlindung dari cahaya matahari, aman dari jangkauan anak-anak. Dan jauhkan
dari tempat lembab.
Pasien; iya bu.
Apoteker: baiklah jika bapak sudah mengerti, apakah ada yang ingin ditanyakan lagi
bu?
Pasien: saya rasa sudah cukup bu.
Apoteker; baik bu terima kasih atas waktu konselingnya, semoga ibu lekas sembuh
Pasien : terimakasih bu.
Apoteker: sama-sama
BAB V
KESIMPULAN
2. Konseling obat merupakan hal yang sangat penting dilakukan oleh tenaga
pengobatan.
LAPORAN
NIM : 16 01 01 095
2019