You are on page 1of 12

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

ANALISIS KOMITMEN PIMPINAN TERHADAP PENERAPAN


SISTEM MANAJEMEN K3 (SMK3) DI PT KRAKATAU STEEL
(PERSERO)TBK.

Shabira Noviandini, Ekawati, Bina Kurniawan


Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro
Email: noviandini.shabira@gmail.com

Abstract : RI Employment and Transmigration Minister in 2013 mentioned that at


this time many managements of the company that undertook SMK3 was limited
by the formality with the signing of the policy K3 so as the accident figure in the
workplace was still high. The management commitment had the influence was
biggest towards the application SMK3. The commitment was the strong
determination that pushed someone to carry him out. PT Krakatau Steel
(Persero) Tbk. was the iron industry and the biggest steel in South-East Asia that
had the potential for the high danger from the hot explanation, the explanation of
dust, radiation to the explanation of metal vapour. This research aimed at
analysing the management commitment towards the application SMK3 in PT
Krakatau Steel (Persero) Tbk. This research was the qualitative research
descriptive with the deep interview. The subject of this research numbering 1
person as the main informant and 2 people as the triangulation informant. Results
of the research showed the form of the management commitment in the matter of
resources from the availability of the Expert K3 as well as the team of the
evacuation, communication in the form of safety induction and safety briefing, the
involvement in the training that regarding K3, and the appointment of the
personnel that had responsibility as well as the expertise in accordance with his
field. PT Krakatau Steel (Persero) Tbk must carry out the repeated survey
towards the policy in accordance with the change that happened in the work
field.

Keywords : Commitment, SMK3

639
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

PENDAHULUAN kecelakaan dengan 70% di


Latar Belakang antaranya menyebabkan kematian
Kemajuan ilmu teknologi dan dan cacat seumur hidup.
komunikasi dewasa ini memudahkan Kecelakaan kerja Indonesia telah
manusia untuk melakukan membuat Negara Indonesia merugi
aktivitasnya. Perkembangan hingga Rp. 280 Triliun.1
teknologi seakan menjadi dunia baru Dalam bidang kesehatan dan
pada sektor perindustrian dunia, hal keselamatan kerja, potensi bahaya
ini dapat dilihat dari semakin dapat dikendalikan dengan adanya
maraknya penggunaan alat - alat hirarki pengendalian bahaya
produksi yang digunakan. (hierarcy of control). Hirarki
Perkembangan ini juga sejalan pengendalian memberikan manfaat
dengan bahaya dari penggunaan secara efektifitas dan efisiensi
alat produksi yang muncul karena sehingga resiko kecelakaan
adanya interaksi antara alat dengan menurun dan menjadi suatu resiko
manusia. Interaksi antara alat yang dapat diterima oleh organisasi
dengan manusia ini dapat disebut (acceptable risk). Hirarki
sebagai potensi bahaya dimana pengendalian ini terdiri dari lima
setiap tempat kerja memiliki potensi tahapan yaitu eliminasi, substitusi,
bahaya yang berbeda tergantung rekayasa teknik, administratif serta
dari karakteristik tempat kerja yaitu penggunaan alat pelindung diri.
jenis dan skala industrinya. Pada tahapan pengendalian secara
Dunia internasional administratif dapat dilakukan dengan
memberikan perhatian khusus bagi dibentuknya peraturan atau
kecelakaan kerja di Indonesia. kebijakan perusahaan mengenai
International Labour Organization kesehatan dan keselamatan kerja
(ILO) pada tahun 2012 memberikan yang terintegrasi dengan sistem
angka 29 kecelakaan kerja yang manajemen perusahaan.1 Adanya
mengakibatkan kematian kebijakan perusahaan mengenai
(kecelakaan fatal) dalam 100.000 kesehatan dan keselamatan kerja
pekerja Indonesia. ILO juga yang terintegrasi dengan sistem
mencatat bahwa setiap tahunnya manajemen perusahaan menjadi
Indonesia mendapatkan 99.000 tolak ukur suatu perusahaan telah

640
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

mengimplementasikan pelaksanaan sekitar 45% dari total perusahaan di


kesehatan dan keselamatan kerja Indonesia (perusahaan di bawah
sesuai dengan peraturan perundang pengawasannya sebanyak 176.713)
- undangan No.1 tahun 1970 yang memuat komitmen K3 dalam
mengenai keselamatan kerja. perjanjian kerja bersamanya,
Selain perusahaan, padahal komitmen K3 merupakan
pemerintah pun turut bertanggung salah satu elemen penting dalam
jawab untuk melindungi kesehatan SMK3 yang termasuk ke dalam
dan keselamatan kerja. Upaya yang komitmen manajemen.5
dilakukan oleh pemerintah dengan Komitmen adalah tekad yang
mengeluarkan Peraturan Menteri kuat, yang mendorong seseorang
Tenaga Kerja (Permenaker) untuk mewujudkannya. Dalam hal ini
No.05.Men/1996 tentang SMK3 komitmen organisasi menjelaskan
yang telah dituangkan dalam bentuk kekuatan relatif dari sebuah
Peraturan Pemerintah No.50 Tahun identifikasi individu dengan
2012 tentang penerapan SMK3. keterlibatan dalam sebuah
.
Tujuan dan sasaran yang termuat organisasi Komitmen dapat
dalam SMK3 ini adalah menciptakan dikatakan sebagai ujung tombak
suatu sistem kesehatan dan terlaksananya suatu sistem
keselamatan kerja dengan manajemen K3 di perusahaan
melibatkan unsur manajemen, karena inti dari pelaksanaan
tenaga kerja, kondisi dan lingkungan program K3 adalah komitmen, baik
kerja dalam rangka mencegah dan dari manajemen maupun dari
mengurangi kecelakaan dan individu atau masing-masing pekerja
penyakit akbat kerja serta di dalamnya. Jika pihak manajemen
terciptanya lingkungan kerja yang mempunyai komitmen yang kuat,
3
aman, efisien dan produktif. maka akan ada banyak cara yang
Penerapan SMK3 di dilakukan agar sistem manajemen
Indonesia masih jauh dibandingkan K3 berjalan sesuai dengan kebijakan
dengan sistem manajemen lainnya, yang telah dibuat. Komitmen
seperti sistem manajemen mutu dan manajemen dapat dilihat dari
4
sistem manajemen lingkungan. beberapa aspek antara lain
Menurut Depnaker tahun 2002 baru keterlibatan pimpinan, adanya

641
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

kebijakan K3 secara tertulis, serta berpengaruh terhadap kemajuan


kebijakan yang disosialisasikan perusahaan pada masa akan
kepada seluruh pegawai.6 datang. Namun sayangnya hingga
Bentuk nyata dari kini masih banyak pimpinan yang
keterlibatan pimpinan adalah dengan berfikir bahwa K3 hanya sebatas
mengalokasikan sumber daya yang formalitas dalam perusahaan
cukup untuk menjamin dengan adanya kebijakan tertulis
perkembangan dan kemajuan yang ditandatangani. Padahal,
perusahaan, adanya kebijakan kebijakan ini seharusnya diketahui
tertulis yang ditandatangani oleh oleh semua pihak dengan
pimpinan tertinggi serta mengkomunikasikan serta
dikomunikasikan kepada setiap mendistribusikan di setiap divisi
pekerja, dan melaksanakan perusahaan. Akan menjadi hal yang
pelatihan K3 maupun tanggap sia-sia jika kebijakan dibuat tanpa
darurat. Dengan demikian pimpinan dikomunikasikan kepada para
akan memberikan motivasi kepada pegawai maupun para visitor hingga
para pekerjanya untuk kontraktor.
melaksanakan programnya dengan Menurut Pidato Menteri
memperhatikan aspek K3. Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI
Berdasarkan penelitian dalam peringatan bulan K3 tahun
sebelumnya yang meneliti mengenai 2013 di Jakarta disebutkan bahwa
komitmen manajemen, pengetahuan komitmen dan kebijakan penerapan
K3, dan sikap K3 dengan penerapan SMK3 tidak hanya sebatas
SMK3 pada tenaga kerja di penandatanganan namun perlu di
perusahaan galangan kapal di PT. X implementasikan dalam bentuk
Kota Batam menunjukan bahwa kegiatan yang nyata. Saat ini,
komitmen manajemen memiliki banyak pimpinan perusahaan yang
pengaruh paling besar terhadap menjalankan SMK3 hanya sebatas
penerapan SMK3.7 Komitmen formalitas sehingga masih
pimpinan merupakan aspek penting banyaknya angka kecelakaan di
dalam keberlangsungan sistem tempat kerja.8
manajemen suatu perusahaan, Industri besi dan baja
dimana komitmen pimpinan dapat merupakan salah satu sektor industri

642
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

yang memiliki potensi bahaya cukup dibutuhkan komitmen pimpinan


besar dan beragam berupa dalam hal K3. Oleh sebab itu peneliti
kebisingan, tekanan panas, radiasi, tertarik untuk meneliti bagaimana
debu serta uap logam. Oleh karena komitmen pimpinan terhadap
itu, sektor industri ini wajib penerapan SMK3 di PT Krakatau
menerapkan sistem kesehatan dan Steel (Persero) Tbk.
keselamatan kerja dalam kegiatan
operasionalnya. METODE PENELITIAN
PT Krakatau Steel (Persero) Jenis penelitian yang
Tbk merupakan satu – satunya digunakan dalam penelitian ini
industri baja terpadu di Indonesia adalah penelitian yang bersifat
sekaligus terbesar di Asia Tenggara. deskriptif-kualitatif dengan
PT Krakatau Steel (Persero) Tbk pendekatan observasional
termasuk dalam sektor Industri besi (pengamatan). Informan utama
dan baja yang berdiri pada tahun dalam penelitian ini adalah Direktur
1970 dengan produksi baja kasar Produksi dan Teknologi PT Krakatau
setiap tahunnya sebanyak 2,45 juta Steel (Persero) Tbk. Informan
ton. Saat ini, PT Krakatau Steel triangulasi dalam penelitian ini
(Persero) Tbk memiliki sepuluh anak adalah Manajer HSE dan
perusahaan yang masing – masing Superintendent Keselamatan Kerja.
memiliki potensi bahaya yang dapat Keabsahan data dalam
menyebabkan kecelakaan. penelitian ini dilakukan dengan
Berdasarkan hasil survei awal, yaitu teknik triangulasi. Teknik triangulasi
wawancara dengan staff divisi HSE, dengan sumber ini dilakukan dengan
didapatkan informasi bahwa SMK3 cara membandingkan data yang
belum diterapkan sepenuhnya yang diperoleh dari hasil wawancara
berakibat pada hasil pencapaian dengan informan dan key informan.
audit SMK3 belum terpenuhi Reliabilitas penelitian ini
sebanyak 166 kriteria sehingga PT dapat dicapai dengan auditing data.
Krakatau Steel ini dapat dijadikan Auditing data adalah proses
sebagai objek penelitian mengingat pemeriksaan terhadap alur analisis
potensi bahaya yang tinggi dalam data untuk mengetahui dan
setiap proses kerjanya dan membandingkan rekaman recorder,

643
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

catatan wawancara dan kesimpulan keseluruhan di PT Krakatau Steel


yang dihasilkan (Persero) Tbk.

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kebijakan dan Komitmen

Karakteristik Informan K3
Berdasarkan hasil
Wawancara mendalam wawancara mendalam yang
dalam penelitian ini dilakukan pada dilakukan oleh informan utama dan
satu informan utama. Karakteristik informan triangulasi terkait dengan
informan utama adalah laki – laki kebijakan dan komitmen K3 dapat
berusia 58 tahun. Pendidikan disimpulkan bahwa PT Krakatau
terakhir informan utama adalah S3. Steel (Persero) Tbk. telah memiliki
Informan utama ini merupakan kebijakan K3 tertulis yang
direktur produksi dan teknologi PT ditandatangani oleh pimpinan
Krakatau Steel (Persero) Tbk. tertinggi serta disebarluaskan
Informan utama dipilih berdasarkan kepada setiap pekerja, kebijakan
posisi informan yang membawahi juga dikomunikasikan kepada setiap
Manager HSE di PT Krakatau Steel karyawan dan pengunjung baru
(Persero) Tbk. melalui safety induction yang di
Pada penelitian ini dalamnya terdapat kebijakan.
terdapat dua informan triangulasi. Berdasarkan hasil
Karakteristik informan triangulasi wawancara mendalam dan hasil
adalah laki-laki berusia 49 tahun dan observasi yang dilakukan, PT
berusia 52 tahun. Pendidikan Krakatau Steel (Persero) Tbk telah
terakhir informan adalah S2 dan S1. menjalankan penerapan SMK3 di
Informan triangulasi pertama adalah Perusahaan sesuai dengan
seorang Manager HSE sedangkan Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun
informan triangulasi kedua 2012. PT Krakatau Steel (Persero)
merupakan Superintendent Tbk mempunyai serikat pekerja yang
Keselamatan Kerja. Pemilihan disebut dengan Serikat Karyawan
informan tersebut didasarkan pada Krakatau Steel (SKKS) yang dalam
pengetahuan akan pelaksanaan K3 kegiatan K3 turut berperan serta
di lapangan dan mengetahui memberikan masukan dalam
mengenai penerapan SMK3 secara
644
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

kegiatan K3. Hal ini sudah sesuai yang memadai dan menunjang
dengan PP No. 50 Tahun 2012. berjalannya K3, tersedianya dana
atau anggaran untuk mendukung
Analisis Sumberdaya K3 program K3 karena tanpa adanya
Berdasarkan hasil dana maka program K3 akan sulit
wawancara dengan informan utama dijalankan sebagai contoh dalam
dan informan triangulasi dapat menyediakan Alat Pelindung Diri dari
disimpulkan bahwa sumberdaya atas hingga bawah dibutuhkan dana
terkait K3 yang dimiliki oleh PT yang tidak sedikit, namun mengingat
Krakatau Steel (Persero) Tbk. pentingnya penyediaan APD
Berupa sumberdaya manusia yaitu sebagai salah satu upaya
Ahli K3 umum dan Ahli K3 Khusus, mengurangi dampak bahaya maka
Sarana dan Prasarana, sumberdaya penyediaan APD sangat dibutuhkan
finansial berupa anggaran khusus dan menjadi hal yang wajib bagi
yang disediakan untuk menunjang perusahaan untuk menyediakan
program – program K3, organisasi APD secara cuma – Cuma bagi para
P2K3 yang dibentuk untuk karyawan. Selain itu, perusahaan
memberikan advice dalam hal K3, telah membentuk P2K3 yang
dan sudah terdapat tim evakuasi bertanggung jawab di bidang K3
yang disebut dengan Tim Tanggap sebagai wadah kerjasama antara
Darurat (TTD). pengusaha dan tenaga kerja untuk
Hal ini sudah sesuai dengan mengembangkan kerjasama dalam
Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun penerapan Kesehatan dan
2012 yang berisikan bahwa dalam Keselamatan Kerja.
melaksanakan penerapan SMK3 di
Perusahaan dibutuhkan berbagai Analisis Komunikasi K3
macam sumberdaya yang dapat Menurut hasil wawancara
menunjang berjalannya Kesehatan dengan informan utama dan
dan Keselamatan Kerja (K3). informan triangulasi dapat
Dimulai dari tersedianya disimpulkan bahwa komunikasi yang
Sumberdaya manusia yang memiliki dilakukan oleh PT Krakatau Steel
keahlian khusus pada bidangnya, (Persero) Tbk terkait K3 berupa
tersedianya sarana dan prasarana Safety induction yang dilakukan

645
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

kepada setiap karyawan baru, dilihat dari tersedianya Pusat


mahasiswa PKL serta semua visitor pendidikan dan Pelatihan yang
di Perusahaan, safety briefing yang dimiliki yang biasa disebut dengan
dilakukan 1 minggu sekali setiap Pusdiklat. Untuk pelatihan Ahli K3,
inspeksi disetiap unit kerja, dan setingkat manager harus sudah
simbol keselamatan berupa safety memiliki Sertifikat sebagai Ahli K3
sign dan poster yang ditempel pada hal ini dimaksudkan agar para
hampir seluruh area unit produksi. pimpinan mengerti potensi bahaya
Hal ini sudah belum sepenuhnya dan memahami pentingnya K3 yang
sesuai dengan Peraturan nantinya diharapkan dapat
Pemerintah No. 50 Tahun 2012 yang mengarahkan bawahannya untuk
mengatakan bahwa informasi K3 bertindak secara aman sesuai
harus disebarluaskan kepada semua dengan peraturan yang berlaku.
pihak termasuk kontraktor.
Analisis Tugas dan Wewenang
Analisis Pelatihan K3 Berdasarkan hasil
Menurut hasil wawancara wawancara dengan informan utama
dengan informan utama dan dan informan triangulasi didapatkan
informan triangulasi dapat hasil bahwa PT Krakatau Steel
disimpulkan bahwa pelatihan yang (Persero) Tbk. dalam hal tanggung
dilakukan berupa pelatihan Ahli K3 jawab dan wewenang telah
umum dan Ahli K3 spesialis dan membentuk organisasi khusus yang
pelatihan tanggap darurat kebakaran menangani masalah kesehatan dan
tingkat manajemen dan tingkat keselamatan kerja. Hal ini sudah
corporate sesuai dengan Peraturan
Pelatihan yang dilakukan di Pemerintah No. 50 Tahun 2012
PT Krakatau Steel (Persero) Tbk bahwa pimpinan unit kerja
sudah berjalan dengan rutin yaitu bertanggung jawab atas kinerja K3
satu tahun sekali untuk setiap unit. pada unit kerjanya. Di PT Krakatau
Perusahaan bekerjasama dengan Steel (Persero) Tbk. Wewenang
badan yang berkompeten. Untuk mengenai hal K3 sudah dilimpahkan
sarana dan prasarana pelatihan pada plan inspector setiap unitnya
sudah cukup mendukung hal ini namun tetap pimpinan setingkat

646
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

manager turut bertanggung jawab sumberdaya yang dimiliki berupa


terhadap keberlangsungan K3 di unit sumberdaya manusia, finansial,
kerjanya. sarana dan prasarana, adanya
organisasi P2K3 serta terdapat tim
Analisis Komitmen Pimpinan evakuasi.
terhadap Penerapan SMK3 Komunikasi yang dilakukan
Berdasarkan hasil guna memberikan pengetahuan
wawancara dan hasil observasi yang mengenai K3 kepada seluruh
dilakukan peneliti dapat diketahui karyawan, komunikasi yang
bahwa pimpinan telah berkomitmen dilakukan berupa komunikasi verbal
terhadap penerapan SMK3 di dan non- verbal. Komunikasi verbal
Perusahaan hal ini ditunjukan dilakukan melalui safety induction
dengan beberapa ketersediaan pada dan safety briefing. Sedangkan
setiap poin yang dilakukan komunikasi non-verbal dilakukan
penelitian. dengan pemasangan rambu
Kebijakan dan komitmen K3 keselamatan serta poster terkait K3.
tertulis, bertanggal dan ditanda Pelatihan yang dilakukan di
tangani oleh pimpinan tertinggi, Perusahaan yang membantu dalam
kebijakan dikomunikasikan kepada hal meningkatkan kualitas
setiap visitor sampai pihak sumberdaya. Pelatihan yang
kontraktor. Kebijakan dilakukan dilakukan berupa pelatihan ahli K3
peninjauan ulang secara berkala dan pelatihan tanggap darurat.
setiap manajemen review yang Sarana dan prasarana untuk
dilakukan 1 tahun sekali. mendukung pelatihan sudah
Penyusunan kebijakan K3 memadai sehingga pelatihan dapat
didasarkan pada hasil identifikasi bejalan efektif. Pelatihan yang
bahaya yang dilakukan sebelumnya. dilakukan bekerjasama dengan
Sumberdaya yang badan yang berkompeten untuk
mendukung program K3. PT pelatihan eksternal, dan untuk
Krakatau Steel (Persero) Tbk pelatihan yang sifatnya internal PT
memiliki berbagai macam Krakatau Steel (Persero) Tbk sudah
sumberdaya untuk menunjang memiliki ahli yang bersertifikat yang
berjalannya K3 di Perusahaan,

647
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

dapat membantu berjalannya 3. Komitmen pimpinan dalam


pelatihan. hal pelatihan K3 dapat dilihat
Terbentuknya organisasi dari adanya pelatihan –
khusus yang mengawasi berjalannya pelatihan terkait K3 di
kesehatan dan keselamatan kerja perusahaan serta
dan membagi tugas sesuai dengan keterlibatan pimpinan dalam
keahlian yang dimilikinya yang telah pelatihan tersebut. Pelatihan
tercantum pada struktur dengan yang dilakukan berupa
tupoksinya masin – masing. pelatihan tanggap darurat
serta pelatihan sertifikasi
KESIMPULAN seperti Ahli K3 umum dan
1. Komitmen pimpinan dalam Ahli K3 spesialis.
hal sumberdaya K3 dapat 4. Komitmen pimpinan dalam
dilihat melalui beberapa hal tugas dan wewenang
sumberdaya yang dimiliki PT. dapat dilihat dari
Krakatau Steel (Perseso) Tbk penempatan ahli ahli yang
berupa adanya Ahli K3 sesuai bidangnya dan
Umum dan Ahli K3 Spesialis, memiliki aturan yang jelas
adanya Panitia Pembina dalam struktur yang diatur
Kesehatan dan Keselamatan dalam tupoksi.
Kerja (P2K3) dan 5. Pimpinan di PT Krakatau
terdapatnya tim evakuasi. Steel (Persero) Tbk. Telah
2. Komitmen pimpinan dalam berkomitmen terhadap
hal komunikasi K3 dapat penerapan SMK3 yang
dilihat dari komunikasi yang ditunjukan dengan adanya
dilakukan berupa komunikasi kebijakan dan komitmen K3,
verbal dan non – verbal, Sumberdaya yang dimiliki
komunikasi verbal yang perusahaan untuk
dilakukan berupa safety mendukung berjalannya
briefing, safety induction kegiatan K3, pelatihan yang
serta komunikasi non – memadai guna meningkatkan
verbal berupa adanya poster kualitas sumberdaya
terkait K3 dan tersedianya manusia, penyebaran
rambu – rambu keselamatan.
648
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

informasi mengenai K3, dan tidak diterbitkan. Semarang :


Fakultas Kesehatan
yang terakhir penempatan
Masyarakat Universitas
personil yang mempunyai Diponegoro, 2009.
tugas dan kewajiban sesuai
6. Siagian, H. Kepemimpinan,
dengan tugas dan motivasi K3, Komitmen
manajemen serta
wewenangnya. Hal ini sudah
keterlibatan dengan
sesuai dengan Peraturan pelaksanaan SMK3 di RSU
Nurdin Hamzah Kab.
Pemerintah No. 50 Tahun
Tanjung Jabung Timur. Tesis
2012. tidak diterbitkan. Yogyakarta:
Sekolah Pascarsarjana
Program Studi Ilmu
DAFTAR PUSTAKA Kesehatan Kerja Universitas
Gadjah Mada, 2009.
1. Agung Supriyadi. Infografik:
Data dan Fakta Kesehatan 7. Silviana. Komitmen
dan keselamatan kerja Manajemen, Pengetahuan
di Indonesia (online), K3, Dan Sikap K3 dengan
(http://katigaku.com/2014/08/ Penerapan SMK3 pada
24/infografik-data-dan-fakta- Tenaga Kerja di Perusahaan
keselamatan-dan-kesehatan- Galangan Kapal Di PT. X
kerja-di-indonesia.html , Kota Batam. Tesis tidak
diakses 5 maret 2015) diterbitkan. Yogyakarta:
Sekolah Pascarsarjana
2. Suardi, Rudi. Sistem
Program Studi Ilmu
Manajemen Kesehatan dan
Kesehatan Kerja Universitas
keselamatan kerja. Edisi I.
Gadjah Mada, 2013.
Jakarta: PPM. 2005.

3. Peraturan Menteri Tenaga


Kerja Nomer: 8. Undang – Undang No.1
PER.05/MEN/1996 Tentang Tahun 1970 Tentang
Sistem Manajemen Keselamatan Kerja.
Kesehatan Dan Keselamatan
9. Tarwaka, Dasar – Dasar
Kerja.
Keselamatan Kerja serta
4. Agug Marhaento. Budaya K3 Pencegahan Kecelakaan di
untuk Kelangsungan Usaha. Tempat Kerja. Surakarta:
(Online), Harapan Press, 2012.
(http://www.disnakertrans-
10. Suma’mur P, K. Keselamatan
jateng.go.id/index.php ,
Kerja dan Pencegahan
diakses 4 maret 2015)
Kecelakaan. Jakarta: CV.
5. Marwanto, andriana. Haji masagung, 2006.
Beberapa Faktor yang
11. Tarwaka. Kesehatan dan
Berhubungan Dengan
keselamatan kerja. Surakarta
Penerapan SMK3 di Industri
: Harapan Press, 2008.
Garmen Semarang Skripsi
649
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

12. Dinas Sosial Tenaga Kerja 20. Winarno, Budi. Teori dan
dan Tansmigrasi, Sosialisasi Proses Kebijakan Publik.
SMK3, 2012. Yogyakarta: Media
Pressindo, 2002.
13. Ramli, Soehatman. Sistem
Manajemen Kesehatan dan 21. Moloeng and J,Lexy.
keselamatan kerja OHSAS Metodologi Penelitian
18001, Jakarta: Dian Rakyat, Kualitatif. Bandung : PT.
2010. Remaja Rosdakarya, 2006

14. Peraturan Pemerintah 22. Pasaribu, hiras. 2009.


Republik Indonesia Nomor Pengaruh Komitmen,
50 Tahun 2012 Tentang Persepsi dan Penerapan
Penerapan Sistem Pilar Dasar Total Quality
Manajemen Keselamatan Management terhadap
dan Kesehatan Kerja. Kinerja Manajerial (Survei
pada BUMN Manufaktur di
15. Douglas, Powell. Indonesia). JURNAL
Understanding Humas AKUNTANSI DAN
Adjustment: Normal Adaption KEUANGAN, VOL. 11, NO.
Through the Life Cycle. 2, NOVEMEBR 2009: 65-75
Boston. Little, Bworn, and
Company, 1983 23. Syukur Kholil. Metodologi
Penelitian Komunikasi.
16. Noe, Raymon A., John R. Bandung: Citapustaka Media,
Hollenback. Barry Gerhart, 2006.
dan Patrick M. Wright.
Human Resources 24. Denim, sudarwan. Menjadi
Management. Boston: Peneliti Kualitatif. Bandng:
McGraw Hill, 2000. Pustaka Setia, 2002.

25. Istiarti, V.G Tinuk. Modul


17. Koontz, Harold and Weihrich,
Peneltian Kualitatif di Bidang
Heinz. Intisari Manajemen.
Kesehatan. Semarang :
Alih bahasa A.mHasyini Ali.
Universitas Diponegoro,
Jakarta: Bina aksara, 1988.
2012.
18. Pangabean,S. Manajemen
Sumber Daya Manusia.
Bogor: Ghalia Indonesia,
2004.

19. Steers, M Richard. Efektivitas


Organisasi Perusahaan.
Jakarta: Erlangga, 1985.

650

You might also like