You are on page 1of 5
[KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENYBLENGGARAAN HAJ DAN UMRAH NOMOR D/ 222 /2015 ‘TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN BIMBINGAN MANASIK HAJI (OLBH KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN/KOTA DAN KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL PENYELENGGARAAN HASI DAN UMRAH, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan Ketentuan Pasal 15 Peraturan Mengingat Menteri Agama Nomer 14 Tahun 2012 tentang Penyelengzaraan hada Haji Reguler dan Pasal 5 Peraturan Menteri Agama Nomor 9 Tahun 2014 tentang Bimbingan Manasile Bagi Jemaah Haji Reguler Oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan, perl menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah tentang Pedaman Peiakeanaan Bimbingan Manasic Oleh Kantor Kementerian Agama kabupaten/kota dan Kantor Urusan Agama keeamatan, 1.Undang Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Tbadah Haji (Lerabaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008, Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4845}, sebagaimana telah diubah dengan Undang Undang Nomor 34 Tabun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang Nomor 2 Tahun 2009. tentang Perubahan atas Undang Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Menjadi Undang Undang (Lembaran Negara Republi Indonesia Tahun 2009 Nomor 142, Tambshan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5061); 2.Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Toadah Haji (Lembaran Negara Republi Indonesia Tahtin 2012 Nomor 186, Tambahan Lemberan Negara Republik Indonesia Nomor 5345); 8.Peraturan Presiden Nomor 24 Tabun 2010 tentang Kedudukan, ‘Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fngsi Eselon I Kementerian Negara ‘sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 135 ‘Tahun 2014 tentang Perubahan Ketujuh Atas Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungst Kementerian Negara eft Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Pselon I Kementerian (Lembaga Negara Republik Indonesia ‘Tahtin 2014 Nomor 273}; 4.Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi ‘Kementerian Agama (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomer 8 5, Peraturan, S.Peraturan Menteri Agama Nomor 10 Tahun 2010 tentang COrganisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama sebagaimana tela dlubah terakhir dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 16 ‘Tahun 2018 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Mentert ‘Agama Nomor 10 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja ‘Kementerian Agama (Berita Acara Republik Indonesia Tahun 2014 ‘Nomar 348); 6.Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 14 Tabun 2012 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Reguler (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 898), 7.Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014 tentang Bimbingan Manasile Bagi Jemaah Haji Reguler Oleh Kantor Unisan Agama Kecamatan (Berita Negara Republi Indonesia Tahun 2014 Nomar 625); -MEMUTUSKAN: Menetapkan: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMRAH TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN BIMBINGAN MANASIK HAJI OLEH KANTOR _KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN/KOTA DAN KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN. BABI KBTENTUAN UMUM, Pasal 1 Dalam eputusan ini yang dimalioud dengan: & Bimbingan adalah bimbingan manasike haji yang dilaksanakan oleh Kantor Kementerian Agama kabupaten/kota dan Kantor Urusan Agama kecamatan. », Jemash Haji adalah Warga Negara Indonesia yang beragama Islam dan telah nendaftarkan diri untule menunaikan ibadah haji sesuai dengan persyaratan ‘yang ditetapkan, cc. Pembimbing adalah orang yang memiliki kompetenst memberikan bimbingan ‘manasik yang dilaksanakan oleh Kantor Kementerian Agama kabupaten/ kota ddan KUA Kecamatan, 4, Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah, BAB -MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 Keputusan ini dimalcudkan sebagai sarana penjaminan pelaksanaan Bimbingan sequal standar yang ditetapkan guna mewujudkan kemandirian jemaab halt baik Galam pelaksanaan ibadah maupun perjalanan haji sesual Ketentuan syariat ‘agama Islam, Pasal 3 Keputusan ini bertujuan untuk menjadi pedoman dalam menyelenggarakcan Bimibingan sesta! ketentuan yang ditetapkan Direktur Jenderal BAB IIL BAB I PELAKSANAAN BIMBINGAN Pasal 4 (1) Pelakssnsan Bimbingan seoara massal di tinglkat kabupaten oleh Kantor Kementerian Agama kabupaten / ota; (2) Pelaksanaan Bimbingan secara kelompok di tingkat Kecamatan oleh Kantor ‘Urusan Agama kecamatan, BABIV PEMBIMBING Pasal 5 Pembimbing harus memenui standar kualifikas! meliput Pendidikan minimal S-1 atau sederajat /pesantren; Pemahaman mengenai lh haji; Pengalaman melakukan ibadah haji; Memilki kemampuan leadership (eepemimpinan); Memilki akblalea! karimah; Divtamakan mampu berkomunikasi dengan bahasa Arab; dan Diutamakan Iulus sertfkast Pasal 6 Pembimbing sebagaimana dimakeud dalam Pasal 5 ditetapkan dengan keputusan kepala Kantor Kementerian Agama kabupaten /kota, BABY PESERTA Pasal 7 Peserta Bimbingan adalah Jemaah Haji yang berhake melunasi Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) dalam eloknsi kuota berangkat haji tahun berjalan Pasal 8 (0) Jumlah peserta Bimbingan di KUA kecamatan ditetapkan paling sedikit 45 (empar put lima) orang (2) Dalam hal jumlah Peserta Bimbingon di KUA kecamatan kurang dari 45 {empat puluh lima) orang, Kantor Kementerian Agama kabupaten/kota dapat felatcukean pengenbungan kegiatan Bimbingan lebih dari satu kecamatan dan dilaesanakan oleh KUA kecamatan yang jursiah jemaahnya paling banyak Pasal 9 Dalam hal penggabungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 tidak memenuhi jumlah minimal peseria, Bimbingan dapat dilaksanakan oleh Kantor Kementerian ‘Agama Kabupaten kota BAB VL BABVI SARANA Pagal 10 Kementerian Agama kabupaten/kota menyediakan sarana pembelajaran dalam bentuk alat peraga dan perlengkapan lainnya. Pasal 11 (0) Alat peraga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10. sekurang-kurangnya bberupa Kavbah Mini (2) Perlengkapan peserta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 sekurang- Iurangnya beruipa buleu manasile BAB VIE BIMBINGAN Pasal 12 (0) Bimbingan dilaksanakan sebanyale 6 (enam) kali pertemuan yaita 4 (empat) Jaali oleh Kantor Urusan Agama kecamatan, dan 2 (dua) kali oleh Kastor Kementerian Agama kabupaten kota, (@) Satu kali perteman adalah 4 jam pelajaran (JP), dengan alokasi waktu 1 JP ‘sama dengan 60 menit. Pasal 13 Materi Bimbingan meliput fa Kebijakan penyelenggaraan ibadah haji di Tanah Air; 1. Takdimatal Hai ¢, Tata cara ibadah haji (manasik ibadak) praktiklapangan; @. Fil Heli, f Manasile perjalanan dan keselamatan penerbangan; £ Hikamad ibadal haji g Arbain, ziarah;, 1, Kesehatan; 1 Akchiag, adat istiadat, dan budaya Arab Saudi; |, Hak dan kewajiban jemaah haii; %, Pembentukan Kepaia Regu, Kepala Rombongan, dan Kloter; dan 1 Melestarikan haji mabrur. Pasal 14 Metode Bimbingan meliput: a. Ceramah; Tanya jawab; Pratik manasik; dan 4. Simulasi BAB VII BIAYA Pasal 15 Baya penyelenggaraan Bimbingan terdri dari biaya pelaksanaan Bimbingan dan biaya operasional pada Kantor Kementerian Agama kabupaten/kota dan KUA iecamatan yang besarnya ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pasal 16 Pasa 16 Penggunaan biaya manasile haji dan operasional haji di kabupaten/ cota dan KUA kecamatan diatur sebagai berilast ‘2. Biaya manasik haji digunakan untuk + Konstimal fmalzan dan snack); dan «+ Belanja bahan, >, Biaya operasional haji digunakan wntak: + Sarana dan prasarana bimbingan + Penyediaan tempat; ‘honorarium dan transport panitia + honorarium dan wansport narasumber; dan + Sosialisasi kebijakan ibadah haji BAB IX PELAPORAN DAN EVALUASL Pasal 17 (a) Setiap alehir _kegiatan Bimbingan, Kantor Kementerian Agama kabupaten/kota dan KUA kecamatan wajfb membuat laporan; Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari laporan polaksanaan Kegiatan dan laporan pertanggungjawaban keuangan sesuai Gengan ketentuan yang berlaeu; aporan pelakeanaan Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan secara berjenjang dan tepat walt; Laporan Perlanggungjawaban (LPJ) melampirkan: a. Daftar hadir peserta dan narasumber, ». Bahan /maten bmbmgan; «. Buti kwitansi pengeluaran; 4. Dokumentasi 2 o 6 Pasal 18 (0) Penggunaan biaya penyelenggaraan Bimbingan cfelet,elisien dan ekonomis. 2 laksanakan sesuai prinsip Direktorat Jenderal Penyelengearaan Haji dan Umrah melakukan monitoring dan evalusei ates pelaksanaan Bimbingan dan pemanfaatan biaya penyelenggaraan Bimbingan yang telah dilaksanakan, BABX PENUTUP Pasal 19 eputusan ini mula berlaku pada tanga ditetapkan, Ditetapkan di Jakarta

You might also like