You are on page 1of 8

DEPARTEMEN TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN


LAPORAN GEOTEKNIK TAMBANG

DATA DAN HASIL ANALISIS LERENG MENGGUNAKAN APLIKASI DIPS

A. Penggunaan strike, dip, dip direction, trend, dan plunge


Penggunaan strike, dip, dip direction, trend, dan plunge tergantung kepada
parameter yang didapatkan di lapangan, yaitu:
 Strike/dip biasanya digunakan untuk analisis data kekar yang memakai
quadran NE atau full 360o
 Dip/dip direction biasanya digunakan pada data slickenside untuk
penentuan arah dip
 Trend/plunge biasanya digunakan pada analisis data lipatan untuk
menentukan arah sudut penunjaman
B. Data
Diketahui data yang diberikan pada praktikum acara tiga mengenai software
dips yaitu:
Tabel 3.1 Data Praktikum Acara Tiga
No Dip Dip Direction No Dip Dip Direction No Dip Dip Direction
1 60 70 29 80 74 57 43 10
2 80 50 30 45 345 58 76 101
3 54 325 31 78 87 59 62 335
4 56 74 32 41 351 60 70 92
5 65 298 33 77 288 61 34 79
6 32 74 34 54 325 62 79 62
7 73 52 35 42 67 63 40 331
8 50 315 36 75 67 64 82 337
9 30 74 37 43 66 65 70 235
10 35 330 38 71 113 66 69 285
11 70 46 39 70 97 67 47 7
12 68 276 40 76 99 68 34 35
13 60 294 41 45 68 69 64 83
14 30 193 42 85 74 70 46 334
15 77 253 43 32 65 71 76 81
16 40 50 44 74 261 72 36 336
17 32 41 45 80 54 73 30 86
18 76 268 46 76 116 74 75 271
19 76 271 47 80 78 75 69 281

1
DEPARTEMEN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
LAPORAN GEOTEKNIK TAMBANG
20 73 240 48 35 66 76 80 88
21 42 316 49 70 303 77 40 40
22 84 56 50 78 76 78 25 267
23 34 27 51 31 50 79 75 86
24 80 73 52 80 95 80 25 60
25 80 67 53 50 350 81 70 294
26 22 300 54 85 65 82 30 88
27 82 96 55 41 20 83 60 307
28 80 64 56 72 109 84 65 311
Tabel 3.2 Lanjutan Data Praktikum Acara Tiga
No Dip Dip Direction No Dip Dip Direction No Dip Dip Direction
85 82 104 110 35 70 135 35 332
86 39 63 111 24 330 136 50 65
87 49 35 112 70 245 137 75 240
88 79 50 113 30 335 138 35 30
89 48 20 114 75 277 139 50 30
90 69 271 115 75 70 140 75 240
91 40 8 116 55 80 141 40 25
92 35 79 117 15 90 142 72 276
93 35 26 118 75 285 143 50 327
94 30 115 119 70 290 144 48 290
95 80 78 120 80 290 145 75 282
96 49 32 121 25 50 146 55 50
97 90 75 122 64 2953 147 55 60
98 51 23 123 26 84 148 75 221
99 89 75 124 73 292 149 70 233
100 35 19 125 60 174 150 70 274
101 82 80 126 37 55 151 42 4
102 31 5 127 35 5 152 34 342
103 80 251 128 30 20 153 35 46
104 84 70 129 40 110 154 77 282
105 72 270 130 80 110 155 75 268
106 36 14 131 40 335 156 23 50
107 77 80 132 30 125 157 80 280
108 85 65 133 74 320 158 24 65
109 81 59 134 43 55 159 77 272

2
DEPARTEMEN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
LAPORAN GEOTEKNIK TAMBANG

C. Pengolahan Data
Proses pengolahan data dilakukan agar data-data tersebut dapat dianalisis jenis
longsoran yang diperkirakan dapat terjadi dan sebagainya, proses pengolahan data
menggunakan software Dips 6.0.
1. Input Data
Data-data yang telah disediakan oleh pembawa acara dimasukkan ke dalam
software Dips 6.0 sesuai dengan format data yang ada, dalam hal ini data yang
disediakan terdiri dari data dip dan dip direction seperti yang terdapat pada table 3.1
dan table 3.2, diberikan juga data lainnya yaitu slope 45o, slope direction 14o, friction
angel 30o, dan lateral limit 20. Data tersebut dimasukkan ke dalam software Dips 6.0

Gambar 3.1 Input data dip dan dip direction

Gambar 3.2 Input data lainnya

2. Analisis Kinematik dalam software Dips 6.0

3
DEPARTEMEN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
LAPORAN GEOTEKNIK TAMBANG

Analisis kinematika dilakukan untuk mengetahui tipe longsor yang berpotensi


terjadi pada lereng batuan yang terkekaran dan terlapukkan, agar lebih mempermudah
maka digunakan software Dips 6.0.
a. Membuat kontur joint set

Gambar 3.3 Kontur joint set


Kontur joint set yang dibuat akan digunakan untuk menentukan joint set dan
arah longsoran yang mungkin dapat terjadi. Pada gambar tersebut, terlihat empat titik
kontur yang memiliki nilai yang berada di atas rata-rata (berwarna kuning – merah).
b. Membuat joint set

Gambar 3.4 joint set

4
DEPARTEMEN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
LAPORAN GEOTEKNIK TAMBANG

Joint set dapat ditentukan berdasarkan nilai kontur yang terbaca, berdasarkan
gambar 3.4 terdapat empat joint set. Gambar 3.4 juga memuat arah longsoran yang
terjadi apabila dianalisis dua garis lengkung yaitu.
c. Analisis longsoran bidang

Gambar 3.5 Analisis longsoran bidang

Gambar 3.6 Hasil analisis longsoran bidang

Berdasarkan pada gambar 3.5, longsoran bidang dapat terjadi pada lereng
tersebut karena disebabkan oleh arah kemiringan lereng memiliki selisih kurang dari 20o

5
DEPARTEMEN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
LAPORAN GEOTEKNIK TAMBANG

dengan arah joint set 3. Hasil analisis pada gambar 3.6 menunjukkan kemungkinan
terjadi longsoran pada lereng tersebut sebesar 8,18% dengan arah trend longsoran
N259oE.

d. Analisis longsoran baji

Gambar 3.7 Analisis longsoran baji

Gambar 3.8 Hasil analisis longsoran baji

6
DEPARTEMEN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
LAPORAN GEOTEKNIK TAMBANG

Berdasarkan gambar 3.7, sudut yang terbentuk antara dua garis bidang lemah
dari joint set 1 dan joint set adalah 7o sehingga telah terpenuhi syarat terjadinya
longsoran baji yaitu:
 Ada dua bidang lemah atau lebih yang saling berpotongan sedemikian rupa
sehingga membentuk baji terhadap lereng
 Bila sudut yang dibentuk garis potong kedua bidang lemah tersebut dengan
bidang horizontal lebih kecil dari sudut lerengnya (𝜑𝑖<𝜑𝑓);
 Sudut garis potong kedua bidang lemah tersebut lebih besar dari pada sudut
gesek dalamnya (𝜑𝑖>∅)
Hasil analisis longsoran baji menggunakan software Dips 6.0 menunjukkan bahwa pada
lereng tersebut berpotensi terjadi longsoran baji dengan persentase 26,81%.
e. Analisis longsoran guling

Gambar 3.9 Analisis longsoran baji

7
DEPARTEMEN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
LAPORAN GEOTEKNIK TAMBANG

Gambar 3.10 Hasil analisis longsoran guling


Kondisi umum terjadinya longsoran guling yaitu terdapat arah bidang lemah yang
berlawanan dengan arah kemiringan lereng. Berdasarkan gambar 3.10, tidak terdapat
kondisi yang memenuhi persyaratan terjadinya longsoran guling sehingga kemungkinan
terjadinya 0%.

You might also like