You are on page 1of 19

MODUL

METODE PENELITIAN, CROSSTAB, UJI


HUBUNGAN, DAN UJI T

PELATIHAN SPSS
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS DIPONEGORO

disusun oleh
STATISTIC CENTER
UNIVERSITAS DIPONEGORO

d.a Kampus Undip Tembalang


Jl. Prof. Soedarto S.H Tembalang, Semarang 50275
Telp. (024) 7474754
BAHAN AJAR SPSS

METODE PENELITIAN

Pada dasarnya metode penelitian adalah sebuah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu. Data yang diperoleh melalui penelitian adalah data empiris (teramati)
yang mempunyai kriteria tertentu yaitu valid. Valid menunjukkan derajat ketepatan antara data yang
sesungguhnya terjadi pada obyek dengan data yang dikumpulkan oleh peneliti. Penelitian menurut
jenis data dan analisis

1) Penelitian kualitatif adalah peneltian yang menggunakan data kualitatif (data yang berbentuk
data, kalimat, skema, dan gambar). metode penelitian kualitatif adalah metode yang lebih
menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah daripada
melihat permasalahan untuk penelitian generalisasi.

2) Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan data kuantitatif (data yang
berbentuk angka atau data yang diangkakan). Metode kuantitatif adalah metode yang lebih
menekankan pada aspek pengukuran secara obyektif terhadap fenomena sosial. Untuk dapat
melakukan pengukuran, setiap fenomena sosial dijabarkan kedalam beberapa komponen
masalah, variabel dan indikator.

No Karakteristik Metode Kuantitatif Metode Kualitatif


1 Desain  Spesifik, jelas, rinci  Umum
 Ditentukan secara
 Fleksibel
mantap sejak awal
 Berkembang dan
 Menjadi pegangan
muncul dalam
langkah demi langkah
proses penelitian
 Menunjukkan  Menemukan pola
2 Tujuan hubungan antar hubungan yang
variabel bersifat interaktif
 Menguji teori  Menemukan teori
 Mencari generalisasi  Menggambarkan
yang mempunyai nilai realitas yang
prediktif kompleks
 Memperoleh
pemahaman makna
Teknik
 Participant
3 Pengumpulan  Kuesioner
observation
Data
 Obeservasi dan
 In depth interview
wawancara terstruktur

d.a Kampus Undip Tembalang


Jl. Prof. Soedarto S.H Tembalang, Semarang 50275
Telp. (024) 7474754
 Dokumentasi
 Tringulasi
 Peneliti sebagai
Instrumen  Test, angket,
4 instrumen (human
Penelitian wawancara terstruktur
instrument)
 Buku catatan, tape
 Instrumen yang telah recorder,
terstandar handycam, camera,
dan lain-lain
5 Data  Kuantitatif  Deskripsi kualitatif
 Dokumen pribadi,
 Hasil pengukuran catatan lapangan,
variabel yang ucapan dan
dioperasionalkan tindakan
dengan menggunakan responden,
instrumen dokumen, dan lain-
lain.
Sampel / sumber
6  Besar  Kecil
data
 Representatif  Tidak representatif
 Sedapat mungkin  Purposive,
random snowball
 Berkembang
 Ditentukan sejak awal selama proses
penelitian
 Terus menerus
 Setelah selesai
7 Analisis sejak awal sampai
pengumpulan data
akhir penelitian
 Deduktif  Induktif
 Menggunakan
 Mencari model,
statistik untuk
pola, tema, teori
menguji hipotesis
 Empati, akrab
 Dibuat berjarak,
supaya
hubungan dengan bahkan sering tanpa
8 memperoleh
Responden kontak supaya
pemahaman yang
obyektif
mendalam
 Kedudukan sama,
 Kedudukan peneliti
bahkan menjadi
lebih tinggi daripada
guru atau
responden
konsultan
 Jangka lama,
 Jangka pendek sampai sampai datanya
hipotesis dapat jenuh, dapat
dibuktikan ditemukan
hipotesis atau teori

d.a Kampus Undip Tembalang


Jl. Prof. Soedarto S.H Tembalang, Semarang 50275
Telp. (024) 7474754
 Singkat, umum,
9 usulan desain  Luas dan rinci
bersifat sementara
 Literatur yang
 Literatur yang
digunakan bersifat
berhubungan dengan
sementara, tidak
masalah dan variabel
menjadi pegangan
yang diteliti
utama
 Prosedur bersifat
 Prosedur yang umum, seperti
spesifik dan rinci akan
langkah-langkahnya merencanakan
tour/piknik
 Masalah bersifat
 Masalah dirumuskan sementara dan
dengan spesifik dan akan ditemukan
jelas setelah studi
pendahuluan
 Tidak dirumuskan
hippotesis, karena
 Hipotesis dirumuskan
justru akan
dnegan jelas
menemukan
hipotesis
 Fokus penelitian
 Ditulis secara rici dan
ditetapkan setelah
jelas sebelum terjun
diperoleh data
ke lapangan
awal dari lapangan
 Setelah semua
 Setelah tidak ada
Kapan penelitian kegiatan yang
10 data yang dianggap
dianggap selesai? direncanakan dapat
baru/jenuh
diselesaikan
 Pengujian
Kepercayaan  Pengujian validitas kredibilitas,
11 terhadap hasil dan realiabilitas depenabilitas,
penelitian instrumen proses dan hasil
penelitian

1. Kapan Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Digunakan

a. Penggunaan Metode Kuantitatif

Metode kuantitatif dapat digunakan apabila:

- Bila masalah yang merupakan titik tolak penelitian sudah jelas

- Peneliti ingin mendapatkan informasi yang luas dari suatu populasi

d.a Kampus Undip Tembalang


Jl. Prof. Soedarto S.H Tembalang, Semarang 50275
Telp. (024) 7474754
- Ingin diketahui pengaruh perlakuan/treatment tertentu terhadap yang lain

- Peneliti bermaksud menguji hipotesis penelitian

- Peneliti ingin mendapatkan data yang akurat berdasarkan fenomena empiris dan dapat
diukur

- Ingin menguji terhadap adanya keragu-raguan tentang validitas pengetahuan, teori, dan
produk tertentu

b. Penggunaan Metode Kualitatif

Metode Kualitatif dapat digunakan apabila:

- Masalah penelitian belum jelas, masih remang-remang, atau mungkin malah masih
gelap.

- Untuk memahami makna di balik data yang tampak

- Untuk memahami interaksi sosial

- Memahami perasaan orang

- Untuk mengembangkan teori

- Untuk memastikan kebenaran data

- Meneliti sejarah perkembangan

Kuasi Experiment

Eksperimen kuasi adalah eksperimen yang memiliki perlakuan (treatments), pengukuran-pengukuran


dampak (outcome measures), dan unit-unit eksperiment (experimental units) namun tidak menggunakan
penempatan secara acak. Penelitian eksperimental semu bertujuan untuk menjelaskan hubungan-
hubungan,mengklarifikasi penyebab terjadinya suatu peristiwa, atau keduanya.

Langkah-langkah penelitian eksperimen semu

Berikut adalah langkah-langkah eksperimen semu :

a. Melakukan tinjauan literature, terutama yang berhubungan dengan masalah yang akan di teliti.

b. Mengidentifikasi dan membatasi masalah penelitian

d.a Kampus Undip Tembalang


Jl. Prof. Soedarto S.H Tembalang, Semarang 50275
Telp. (024) 7474754
c. Merumuskan hipotesis-hipotesis penelitian

d. Menyusun rencana eksperimen, yang biasanya mencakup

e. Melakukan pengumpalan data tahap pertama

f. Melakukan pengumpalan data tahap pertama (pretest)

g. Melakukan eksperimen

h. Mengumpulkan data tahap kedua (posttest)

i. Mengolah dan menganalisis data.

j. Menyusun laporan

Rancangan – rancangan yang ada dalam metode kuasi experimen

a. non-equivalen grup desain

Non-Equivalent Grup Desain adalah desain yang paling sering digunakan dalam penelitian sosial. Hal ini
terstruktur seperti sebuah eksperimen pretest posttest-acak. Dalam NEGD, kita paling sering menggunakan
grup utuh yang kita anggap sama seperti perlakuan dan kelompok kontrol.

b. pretest dan posttest desain

Dari banyak desain eksperimental sebenarnya , pretest posttest desain-metode yang disukai untuk
membandingkan kelompok peserta dan mengukur tingkat perubahan yang terjadi sebagai hasil dari
perlakuan.

c. Desain Regresi-Diskontinuitas

Desain regresi-diskontinuitas.Untuk kebanyakan orang “regresi” menyiratkan reversi mundur atau kembali,
sebelumnya yang lebih primitif sementara “diskontinuitas” menunjukkan lonjakan yang tidak wajar atau
pergeseran dalam apa yang dinyatakan mungkin menjadi proses yang halus, lebih terus menerus. Untuk
sebuah metodologi penelitian, bagaimanapun, diskontinuitas regresi (selanjutnya diberi label “RD”) tidak
membawa arti negatif seperti itu. Sebaliknya, desain RD dipandang sebagai metode yang berguna untuk
menentukan apakah suatu program atau perlakuan itu efektif.

d.a Kampus Undip Tembalang


Jl. Prof. Soedarto S.H Tembalang, Semarang 50275
Telp. (024) 7474754
TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

Pemilihan teknik pengarnbilan sampel merupakan upaya penelitian untuk mendapat sampel yang
representatif (mewakili), yang dapat menggambarkan populasinya. Teknik pengambilan sampel
tersebut dibagi atas 2 kelompok besar, yaitu :

1. Probability Sampling
Pada pengambilan sampel secara random, setiap unit populasi, mempunyai kesempatan yang
sama untuk diambil sebagai sampel.
a. Sampel Random Sederhana (Simple Random Sampling).
Proses pengambilan sampel dilakukan dengan memberi kesempatan yang sama pada setiap
anggota populasi untuk menjadi anggota sampel. Jadi disini proses memilih sejumlah sampel
n dari populasi N yang dilakukan secara random.
b. Sampel Random Sistematik (Systematic Random Sampling)
Proses pengambilan sampel, setiap urutan ke .K" dari titik awal yang dipilih secara random,
dimana:

Misalnya, setiap pasien yang ke tiga yang berobat ke suatu Rumah Sakit, diambil sebagai
sampel (pasien No. 3,6,9,15) dan seterusnya.
Cara ini dipergunakan bila ada sedikit Stratifikasi Pada populasi.
c. Sampel Random Berstrata (Stratified Random Sampling)
Populasi dibagi strata-strata, (sub populasi), kemudian pengambilan sampel dilakukan dalam
setiap strata baik secara simple random sampling, maupun secara systematic random
sampling.
d. Sampel Random Berkelompok (Cluster Sampling)
Pengambilan sampel dilakukan terhadap sampling unit, dimana sampling unitnya terdiri dari
satu kelompok (cluster). Tiap item (individu) di dalam kelompok yang terpilih akan diambil
sebagai sampel. Cara ini dipakai : bila populasi dapat dibagi dalam kelompok-kelompok dan
setiap karakteristik yang dipelajari ada dalam setiap kelompok.
e. Sampel Bertingkat (Multi Stage Sampling)
Proses pengambilan sampel dilakukan bertingkat, baik bertingkat dua maupun lebih.
Misalnya: provinsi kabupaten Kecamatan desa Lingkungan KK.

2. Non Probability Sample (Selected Sample)


Pemilihan sampel dengan cara ini tidak menghiraukan prinsip-prinsip probability. Pemilihan
sampel tidak secara random. Hasil yang diharapkan hanya merupakan gambaran kasar tentana
suatu keadaan. Cara ini dipergunakan : Bila biaya sangat sedikit , hasilnya diminta segera, tidak
memerlukan ketepatan yanq tingqi, karena hanya sekedar gambaran umum saja.
Cara-cara yang dikenal adalah sebagai berikut :
a. Sampel Dengan Maksud (Purposive Samping).
Pengambilan sampel dilakukan hanya atas dasar pertimbangan penelitinya saja yang
menganggap unsur-unsur yang dikehendaki telah ada dalam anggota sampel yang diambil.
b. Sampel Tanpa Sengaja (Accidental Sampling).
Sampel diambil atas dasar seandainya saja, tanpa direncanakan lebih dahulu. Juga jumlah
sampel yang dikehenadaki tidak berdasrkan pertimbangan yang dapat dipertanggung
jawabkan, asal memenuhi keperluan saja. Kesimpulan yang diperoleh bersifat kasar dan
sementara saja.
c. Sampel Berjatah (Quota Sampling).

d.a Kampus Undip Tembalang


Jl. Prof. Soedarto S.H Tembalang, Semarang 50275
Telp. (024) 7474754
Pengambilan sampel hanya berdasarkan pertimbangan peneliti saja, hanya disini besar dan
kriteria sampel telah ditentukan lebih dahulu. Misalnya Sampel yang akan di ambil berjumlah
100 orang dengan perincian 50 laki dan 50 perempuan yang berumur 15-40 tahun. Cara ini
dipergunakan kalau peneliti mengenal betul daerah dan situasi daerah dimana penelitian akan
dilakukan.

Menghitung besarnya sampel

Metode Slovin

rumus slovin adalah sebuah rumus untuk menghitung jumlah sampelminimal apabila perilaku dari
sebuah populasi tidak diketahui secara pasti,

d.a Kampus Undip Tembalang


Jl. Prof. Soedarto S.H Tembalang, Semarang 50275
Telp. (024) 7474754
CROSSTAB

Analisis crosstab adalah suatu metode analisis berbentuk tabel, dimana menampilkan tabulasi
silang atau tabel kontingensi yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mengetahui apakah ada
korelasi atau hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain. Singkatnya, analisis crosstab
merupakan metode untuk mentabulasikan beberapa variabel yang berbeda ke dalam suatu matriks.
Tabel yang dianalisis di sini adalah hubungan antara variabel dalam baris dengan variabel dalam
kolom.

Secara umum, dalam analisis crosstab variabel‐variabel dipaparkan dalam satu tabel dan berguna
untuk :

a. Menganalisis hubungan‐hubungan antar variabel yang terjadi.


b. Melihat bagaimana kedua atau beberapa variabel berhubungan.
c. Mengatur data untuk keperluan analisis tatistic.
d. Untuk mengadakan kontrol terhadap variabel tertentu sehingga dapat dianalisis ada tidaknya hubungan.

kecamatan kepadatan Jumlah puskesmas Jumlah apotek

Susukan Tidak padat 2 1

Klampok Padat 2 5

Mandiraja Cukup padat 2 4

Purwonegoro Cukup padat 2 3

Bawang Cukup padat 2 3

Banjarnegara Padat 2 11

Pagedongan Tidak padat 1 0

Sigaluh Cukup padat 2 1

Madukara Cukup padat 2 1

Banjarmang Cukup padat 2 1

Wanadadi Cukup padat 2 2

Rakit Padat 2 1

Punggelan Padat 2 1

Karangkobar Padat 1 1

Pageritan Cukup padat 2 0

Pejawaran Tidak padat 1 0

Batur Cukup padat 2 1

d.a Kampus Undip Tembalang


Jl. Prof. Soedarto S.H Tembalang, Semarang 50275
Telp. (024) 7474754
Wanayasa Tidak padat 2 0

kalibening Tidak padat 1 1

pandanarum Tidak padat 1 0

Tahapan Analisis

Membuka program SPSS

1. Klik start - SPSS for windows


2. Isi variabel pada lembar kerja variable view
3. Masukkan data ke dalam data view sesuai dengan data yang telah tersedia yang akan dianalisis.
4. Klik analyze, lalu descriptive statistic, selanjutnya pilih crosstabs.
5. Pilih variabel yang akan dianalisis. Kelompokkan dalam kotak row dan kotak column.
Perbedaan antara kotak row dan kotak column adalah isi dari data tersebut. Data yang
dimasukkan dalam row adalah data yang varibelnya sebagai penyebab, dan column yang
variabelnya sebagai akibat.
6. Setelah itu klik statistic, lalu beri tanda cek untuk opsion yang akan keluar pada output. Pilih
chi‐square, alu pada nominal, pilih semua (Contingensy coefficient, Phi and Cramer’s V,
Lambda, an Uncertainty coefficient) klik continue, lalu OK.
7. Klik OK, sehingga muncul output hasil analisis

Uji Hipotesis

H0 = 0 : Tidak ada hubungan antara variabel 1 dan variabel 2

H1 ≠ 0 : Ada hubungan antara variabel 1 dan variabel 2

Kriteria keputusan

Dengan nilai α = 5% dan Derajat Bebas , dk = (k-1) (n-1), maka

Chi square tabel = (0.05, (k-1)(n-1))

Dimana : k = jumlah baris dalam tabulasi.

n = jumlah kolom dalam tabulasi.

Maka

Tolak H0, jika nilai chi square hitung > chi square tabel

Terima H0, jika nilai chi square hitung < chi square tabel

Penafsiran koefisien korelasi

Setelah melalui pengujian hipotesis dan hasilnya signifikan, (Ho

d.a Kampus Undip Tembalang


Jl. Prof. Soedarto S.H Tembalang, Semarang 50275
Telp. (024) 7474754
ditolak), maka untuk menentukan keeratan hubungan bisa digunakan

kriteria berikut ini (Guilford, 1956).

Interval korelasi Tingkat hubungan

Kurang dari 0,20 Hubungan yang sangat kecil dan bisa diabaikan

0,20 – 0,40 Hubungan yang kecil (tidak erat)

>0,40 Hubungan yang cukup erat

d.a Kampus Undip Tembalang


Jl. Prof. Soedarto S.H Tembalang, Semarang 50275
Telp. (024) 7474754
UJI MEAN DUA SAMPEL INDEPENDENT (Independent Sample T Test)

Diberikan dua buah populasi yang saling independen dan berdistribusi normal, yaitu

Populasi 1 dengan rata-rata μ1 dan varian σ12 tidak diketahui

Populasi 2 dengan rata-rata μ2 dan varian σ22 tidak diketahui

Akan dilakukan uji hipotesis untuk menjawab apakah ada perbedaan rata-rata μ1 dan rata-rata μ2.

Hipotesis:

H0: μ1 = μ2

H1: μ1 ≠ μ2

Test statistika

*jika kedua varian tidak sama σ12 ≠ σ22

derajat bebas: k =

Yang mengikuti distribusi t dengan derajat kebebasan k.

*jika kedua varian sama σ12 = σ22

dengan Sp2 =

Yang mengikuti distribusi t dengan derajat kebebasan k = n1 + n2 – 2.

Daerah kritis

H0 ditolak jika t0 > tα/2,k atau t0 < - tα/2,k

CONTOH:

Terdapat dua buah kelas mahasiswa jurusan statistika tahun 2015 yang mengikuti mata kuliah
kalkulus 1, yaitu kelas A dan kelas B digunakan. Hasil ujian mata kuliah tersebut independen dan
diasumsikan berdistribusi normal. Data yang diperoleh sebagai berikut:

Nilai Hasil Nilai

Kelas A 61 58 70 61 58 64 61 60 59 58

Kelas B 59 57 61 58 59 56 56 59 57 56

d.a Kampus Undip Tembalang


Jl. Prof. Soedarto S.H Tembalang, Semarang 50275
Telp. (024) 7474754
Tentukan selisih dua mean ( μ1 - μ2) dan lakukan uji hipotesis dengan tingkat signifikansi 5%.
Apakah rata-rata hasil ujian kedua kelas di atas sama?

Membuat file data

- Masukkan data hasil nilai kelas A dan kelas B pada kolom 1


- Pada kolom 2, isikan A atau B sesuai dengan hasil tersebut pada kolom 1 berasal dari kelas A
atau kelas B
- Definisikan variabel-variabel dari data yang telah diisi sebelumnya
Untuk melakukan uji tersebut dilakukan langkah-langkah berikut:

1. Pilih menu utama Analyze


2. Pilih compare means
3. Pilih independent sample t-test
4. Pilih variabel nilai sebagai test variabel (s) dan variabel kelas sebagai grouping variable
5. Klik define group dan isikan kotak group 1 dengan 1 dan group 2 dengan 2
6. Klik continue
7. Klik ok

d.a Kampus Undip Tembalang


Jl. Prof. Soedarto S.H Tembalang, Semarang 50275
Telp. (024) 7474754
UJI MEAN DUA SAMPEL BERPASANGAN (Paired Sample T test)

Dua sampel berpasangan adalah sampel dengan subyek sama tetapi menjalani dua perlakuan atau
pengukuran berbeda.

Hipotesis:

H0: μ1 - μ2 = μd = 0

H1: μ1 – μ2 ≠ μd ≠ 0

Test statistika

dengan Sd2 = dan di = X1i – X2i

Yang mengikuti distribusi t dengan derajat kebebasan (n-1)

Daerah kritis

H0 ditolak jika t0 > tα/2,n-1 atau t0 < - tα/2,n-1

Contoh:

Seorang mahasiswa magister jurusan olahraga ingin melihat apakah siswa yangs esudah diberikan
hipnotis dan sebelum diberikan mempunyai rata-rata nilai yang sama mata ujian basket. Dengan
menggunakan 10 orang siswa, hasilnya sebagai berikut:

Sebelum 51 48 58 44 61 55 59 50 48 52

Sesudah 47 46 60 45 54 49 52 47 50 50

Langkah-langkah

1. Buat file data di atas


2. Pilih menu utama analyze
3. Pilih compare means
4. Pilih paired sample t test
5. Pilih variabel yang akan diuji
6. Klik ok

d.a Kampus Undip Tembalang


Jl. Prof. Soedarto S.H Tembalang, Semarang 50275
Telp. (024) 7474754
KORELASI

Analisa hubungan adalah bentuk analisis variabel (data) penelitian untuk mengetahui
derajat atau kekuatan hubungan, bentuk atau arah hubungan diantara variabel-variabel, dan
besarnya pengaruh variabel yang satu (variabel bebas) terhadap variabel lainnya (variabel
terikat).
Analisis korelasi digunakan untuk membandingkan hasil pengukuran dua variabel yang
berbeda agar dapat mengetahui ada tidaknya hubungan dan seberapa erat hubungan yang
terjadi antara dua variabel tersebut. Alat statistik yang digunakan adalah koefisien korelasi yang
dinyatakan dengan r.

KOEFISIEN KORELASI

Untuk kekuatan hubungann nilai koefisien korelasi berada diantara -1 dan +1, sedangkan
untuk bentuk / arah hubungan nilai koefisien korelasi dinyatakan dalam (+) dan negatif (-) atau (-
1 ≤ r ≤ +1). Koefisien korelasi r dapat diinterpretasikan sebagai berikut :
 Jika koefisien korelasi bernilai positif maka variabel-variabel berkorelasi positif, artinya jika
variabel yang satu naik/turun maka variabel yang lainnya juga naik/turun. Semakin dekat
nilai koefisien korelasi ke +1, maka semakin kuat korelasi positifnya.
 Jika koefisien korelasi bernilai negatif maka variabel-variabel berkorelasi negatif, artinya jika
variabel yang satu naik maka variabel yang lainnya akan turun, dan juga sebaliknya.
Semakin dekat nilai koefisien korelasi ke -1, maka semakin kuat korelasi negatifnya.
 Jika koefisien korelasi bernilai 0 (nol), maka variabel tidak menunjukkan korelasi.
 Jika koefisien korelasi bernilai +1 atau -1, maka variabel-variabel menunjukkan korelasi
positif atau negatif sempurna.
Untuk menentukan keeratan hubungan/korelasi antar variabel tersebut, berikut diberikan
nilai-nilai r sebagai patokan.
Tabel 1
Interval Nilai Koefisien Korelasi dan Kekuatan Hubungan

No. Interval Nilai Kekuatan Hubungan

1. r=0 Tidak ada

2. 0 < r ≤ 0.2 Sangant rendah atau lemah sekali

3. 0.2 < r ≤ 0.4 Rendah atau lemah tapi pasti

4. 0.4 < r ≤ 0.6 Cukup berarti atau sedang

d.a Kampus Undip Tembalang


Jl. Prof. Soedarto S.H Tembalang, Semarang 50275
Telp. (024) 7474754
5. 0.6 < r ≤ 0.8 Tinggi atau kuat

Sangat kuat atau dapat


6.
0.8 < r < 1 diandalkan

7. r=1 Sempurna

Ada banyak jenis korelasi yang dapat digunakan, dalam kesempatan ini akan dibahas
beberapa korelasi, diantaranya :

1. Korelasi sederhana pearson

2. Korelasi spearman

3. Korelasi Chi Square

1. PEARSON CORRELATION

 Digunakan untuk data interval & rasio


 Berdistribusi data normal
Terdiri dari dua variabel yaitu 1 Variabel X (Independen) dan 1 Variabel Y (dependen)

Contoh :

Sebuah penelitian akan meneliti mengenai ada tiaknya hubungan antara lama keja dengan kelelahan
kerja pada supir bis trayek di suatu terminal. Berikut data yang diperoleh :

Tingkat kelelahan

29,1 27,1 26,7 24,4 26,1 23,5 20,7 19,9 18,9 17,2

Masa kerja

11 10 8 12 12 4 6 3 4 7

Langkah Analisis SPSS

Membuat file data:

- Ketik data yang akan diolah pada data editor / data view

d.a Kampus Undip Tembalang


Jl. Prof. Soedarto S.H Tembalang, Semarang 50275
Telp. (024) 7474754
- Definisikan nama variabel pada variable view sesuai dengan yang dikehendaki atau ikuti
prosedur pendefinisian variabel dari data seperti yang sudah dilakukan sebelumnya
- Simpan data pada menu file- save as dan beri nama
Sebelum melakukan analisis korelasi, cek normalitas pada data terlebih dahulu dengan langkah
sbb:

- Klik Analyze
- Pilih Nonparametrics Test
- Klik Legacy Dialogs
- Klik 1-Sample K-S
- Pindahkan variabel yang akan diolah dari kolom kiri ke kolom kanan dengan cara mengeblok
kemudian klik tanda panah
- Klik Normal pada Test Distribution
- Klik OK
INTERPRETASI :

Hipotesis

H0 : Data berdistribusi normal

H1 : Data tidak berdisribusi normal

Taraf Signifikansi

α = 5% = 0,05

Daerah kritis

H0 ditolak jika sig < α

Langkah-langkah pengujian Korelasi Perason sbb:

- Klik Analyze
- Pilih Correlate
- Klik Bivariate
- Pindahkan variabel yang akan diolah dari kolom kiri ke kolom kanan dengan cara mengeblok
kemudian klik tanda panah
- Klik Pearson pada Correlation Coefficients
- Klik OK

d.a Kampus Undip Tembalang


Jl. Prof. Soedarto S.H Tembalang, Semarang 50275
Telp. (024) 7474754
Hipotesis

H0 : Tidak ada hubungan antar data atau variabel

H1 : Ada hubungan antar data atau variabel

Taraf Signifikansi

α = 5% = 0,05

Daerah kritis

H0 ditolak jika sig < α

2. KORELASI SPEARMAN

a. Digunakan untuk jenis data ordinal


b. Cara analisis dan interpretasi sama dengan Pearson.
c. Perbedaan hanya pada waktu memilih box yang diaktifkan adalah box spearman.

Contoh

Akan dicai tahu hubungan beban kerja fisik dengan kelelahan kerja pada tenaga kerja di bagian
produksi. Beban kerja dikategorikan menjadi 4 yaitu ringan (1), sedang (2), agak berat (3) fan berat
(4). Berikut data yang diperoleh :

Beban Kerja Kelalahan Beban Kerja Kelalahan

3 36 4 41

4 37 3 33

4 34 4 43

4 36 4 38

4 30 4 38

3 37 4 40

3 35 4 39

4 40 4 38

d.a Kampus Undip Tembalang


Jl. Prof. Soedarto S.H Tembalang, Semarang 50275
Telp. (024) 7474754
4 35 4 30

4 36 2 30

3 38 4 40

4 38 4 44

3 32 4 34

3 34 4 41

4 36 2 35

3 33 3 37

4 32 3 36

4 38 4 39

3 35 4 40

4 38 4 38

4 37 4 39

3 31 4 36

3 34 3 33

3 32 3 35

4 39 3 33

4 35 3 33

4 39 3 38

3 31 3 39

4 40 4 36

d.a Kampus Undip Tembalang


Jl. Prof. Soedarto S.H Tembalang, Semarang 50275
Telp. (024) 7474754

You might also like